spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 1456

Q2, Laba Link Net Meningkat 26%

0

Telko.id – PT Link Net Tbk penyedia layanan via kabel yang menyediakan layanan televisi berbayar dengan kualitas tinggi, koneksi broadband berkecepatan tinggi dan komunikasi data mencatatkan laba yang meningkat hingga 26% pada kuartal kedua kali ini.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima oleh tim Telko.id (4/8), Link Net mengalami peningkatan dalam hal pendapatan sekira 13% menjadi Rp. 1.393 miliar. Sementara untuk laba bersih, mereka memperoleh peningkatan sebesar 26% menjadi Rp. 397 miliar.

Selama kuartal kedua kali ini, tercatat sebanyak 1,74 juta rumah telah terkoneksi ke jaringan mereka, dengan 966 ribu pelanggan broadband dan TV berbayar.

Perseroan secara berkelanjutan memperluas jaringannya di tiga area cakupan yaitu Jakarta dan sekitarnya, Surabaya dan sekitarnya, dan Bandung.
Pada kuartal kedua tahun ini, Perseroaan menambah jangkauan layanannya ke kota metropolitan Malang. Pada akhir Juni 2016, Perseroan telah mencapai 1,74 juta rumah terkoneksi (homes passed).

Perseroan secara berkelanjutan melihat peningkatan permintaan atas paket layanan internet dan TV berbayar dan berhasil menambah net 76 ribu unit pelanggan (Revenue Generating Units) baru, sehingga per akhir Juni 2016 total pelanggan Perseroan telah mencapai 966 ribu pelanggan.

Sementara untuk Average Revenue per User (ARPU) tetap dipertahankan pada level premium yaitu sebesar Rp 402 ribu. Link Net terus menambah lini produk yang ada melalui perluasan layanan FTTH, dan peluncuran internet dengan kecepatan 1Gbps, set top box 4K Ultra HD, dan layanan First Media Experience atau FMX TV Anywhere.

Lebih lanjut,Pada bulan Mei 2016, Perseroan melakukan pembayaran dividen untuk tahun buku 2015 sebesar total Rp 127,8 miliar atau Rp 42 per lembar saham. Atas pencapaian ini, Irwan Djaja, Direktur Utama dan CEO, mengatakan, bahwa pencapaian semester ini menunjukan bukti pertumbuhan fundamental perusahaan mereka.

“Hal ini didukung oleh kemampuan tim yang baik di dalam menjabarkan strategi berorientasi pertumbuhan dan laba, ditengah-tengah kondisi pasar yang penuh tantangan,” ujarnya.

Sekadar informasi, Link Net memiliki dan mengoperasikan jaringan kabel Hybrid Fibel Coaxial (HFC) dan Fiber-to-the Home (FTTH) yang menyediakan layanan akses internet berkecepatan tinggi untuk pelanggan-pelanggan ritel dan korporasi. Link Net juga mengoperasikan layanan televisi berbayar dengan berkolaborasi dengan PT First Media Television.

“Tentunya masih banyak hal-hal yang perlu dikerjakan namun kami mempunyai pandangan yang sangat positif untuk kelanjutan peningkatan pencapaian kinerja perusahaan hingga akhir tahun,” tutup Irwan.

Laba Nokia di Raport Kuartalan Turun 38%

0

Telko.id – Medio April 2015 lalu, Nokia membeli Alcatel Lucent senilai Rp214 Triliun. Sayang, sudah lebih dari setahun aksi korporate tersebut belum mampu mengangkat perolehan laba dari perusahaan asal Finlandia ini. Padahal, setelah aksi tersebut, Nokia sudah melakukan pemutusan hubungan kerja hingga ribuan karyawan di seluruh dunia yang tujuannya untuk mampu bersaing dengan Ericsson dan Huawei ditengah kompetisi pasar yang demikian ketat.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh analis Reuters menunjukan bahwa laba non-IFRS kuartalan Nokia sebelum bunga dan pajak (EBIT) turun menjadi 400 juta Euro atau sekitar Rp 5.6 Triliun dari 649 juta Euro atau sekitar Rp 9 Triliun pada tahun sebelumnya. Laba yang diperoleh Nokia ini, 90% berasal dari bisnis jaringannya. Di mana unit bisnis ini hanya memperoleh sekitar 366 juta Euro saja, padahal pada periode yang sama tahun lalu mampu meraih hingga 511 juta Euro.

“Sinergi dengan Alcatel-Lucent dan program tabungan lainnya ternyata masih belum dapat mendukung profitabilitas, sehingga kondisi ini menekan kondisi Nokia di pasar saham menjadi lemah,” ujar Mikael Rautanen, analis dari Inderes Equity Research seperti yang dikutip dari Reuters. Rautanen juga menambahkan bahwa kondisi ini mengurangi rating saham Nokia. Namun, Nokia tetap memiliki peluang seperti Ericsson.

Sebagai informasi, Ericsson bulan lalu melaporkan keuntungan lebih kecil dari yang diperkirakan dan mengatakan akan meningkatkan pemotongan biaya. Nokia pun akan melakukan pemotongan biaya hingga mampu saving lebih dari 900 juta Euro untuki menghadapi 2018 mendatang, Namun, Nokia masih belum terbuka tentang rencananya dalam menjaga laba yang diperolehnya agar tidak turun terus pada tahun-tahun mendatang.

Tapi yang pasti, setelah sempat menjual bisnis ponselnya pada Microsoft pada tahun 2014 lalu, Nokia akan memasuki bisnis yang sama, hanya saja ada beberapa pola strategic yang berbeda. Di mana, Nokia belum lama ini mengumumkan kesepakatan lisensi yang diharapkan dapat ‘mengharumkan’ kembali nama Nokia di pasar ponsel. (Icha)

Tarif Interkoneksi Turun, Operator Janji Pangkas Tarif Offnet 25%

0

Telko.id – Keputusan pemerintah, dalam hal ini melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk menurunkan tarif interkoneksi sebesar 25% ditanggapi positif oleh sejumlah operator. Langkah ini dinilai bagus karena selain dapat meningkatkan efisiensi di kubu penyedia layanan, beban masyarakat dalam menggunakan layanan seluler juga akan berkurang.

“Dengan penurunan tarif interkoneksi, artinya operator akan dapat menawarkan tarif offnet (telpon ke operator lain) yang lebih kompetitif,” kata General Manager Corporate Communication PT. XL Axiata Tbk, Tri Wahyuningsih saat dihubungi tim Telko.id di Jakarta, Rabu (3/8).

Dengan turunnya tarif interkoneksi, Ia menambahkan, akan ada lebih banyak operator yang dapat menawarkan layanannya di suatu daerah, dan pelanggan pun akhirnya akan mendapatkan keuntungan dari ini, yakni berupa tarif yang lebih murah. “Dan tidak perlu lagi menggunakan nomor yg berbeda untuk memanggil nomor operator lain,” lanjutnya.

Sambutan yang tidak jauh berbeda diutarakan M.Danny Buldansyah, selaku Wakil Presiden Direktur Hutchison 3 Indonesia. Dihubungi melalui pesan singkat, Danny mengaku cukup puas dengan Permen tarif interkoneksi yang akan diimplementasikan Septenber nanti itu.

“Kami melihatnya juga sudah fair terlebih presentase penurunannya beragam disesuaikan dengan layanannya,” katanya.

Terkait penyesuaian tarif di ritel sendiri, Danny menyebut, perusahaan masih harus mengkaji lebih lanjut sambil mempersiapkan beberapa program serta tarif produk agar daoat memberikan lebih banyak lagi manfaat bagi pelanggan.

Sementara itu, XL memilih untuk menyesuaikan penurunan di ritel dengan aturan yang baru. “Kami akan melakukan penyesuaian tariff off net sampai dengan 25% tersebut,” pungkas Ayu.

Sekedar informasi, biaya interkoneksi sendiri merupakan biaya yang harus dibayar oleh sebuah operator kepada operator lain yang menjadi tujuan panggilan. Tarif interkoneksi adalah salah satu komponen yang vital dalam penghitungan biaya sambungan jika menelpon lintas operator.

Selain interkoneksi, selama ini pelanggan juga dibebankan biaya lain untuk tarif retail semisal untuk biaya aktivitas bisnis operator dan margin keuntungan.

Bezeq Telecom Siap Bantu Israel Bangun Smart City

0

Telko.id – Smart city kini sudah menjadi trend dunia. Kota-kota besar sudah mulai membangun jaringan yang mampu menangani masalah perkotaan dengan menggunakan teknologi digital. Pasalnya, 70% dari populasi dunia hidup di kota. Dengan adanya smart city maka pelayanan terhadap masyrakat pun akan menjadi lebih baik lagi. Tak heran, para operator dunia pun begitu giat membantu pemerintah di kota-kota yang ingin membangun smart city.

Hal ini juga dilakukan oleh kelompok telekomunikasi besar di Israel, Bezeq. Operator ini ikut bergabung dengan perusahaan telekomunikasi global lainnya seperti Telefonica, Vodafone, T-Mobile dan AT & T di bertualang ke kota pintar menggunakan infrastruktur teknologi internet mereka sendiri, seperti yang dikutip dari Reuters.

Bezeq Telecom, berencana menginvestasikan jutaan dolar untuk membantu mengembangkan kota dengan teknologi internet yang nantinya akan mengontrol lampu jalan, pengumpulan sampah, parkir maupun monitoring polusi udara. Langkah ini dilakukan oleh Bezeq untuk dapat menjadi sebuah perusahaan yang bukan hanya bermain di telekomunikasi saja.

Rencana besar itu sudah dimulai dengan melakukan program percontohan di Modi’in. Sebuah kota berkembang yang memiliki populasi sekitar 100 ribu orang yang berlokasi antara Tel Aviv dan Yerusalem. Di mana, sudah ratusan sensor terpasang, terutama di sebuah taman besar, lengkap dengan kamera dan internet gratis. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi pemerintah dalam memantau parkir, keramaian, keamanan serta kualitas dan jumlah air pada danau buatan.

Dalam menjalankan program ini, Bezeq bekerjasama dengan sejumlah starup. Bezeq sangat yakin, jika program ini dapat direalisasikan, maka banyak dana yang dapat dihemat dan nanti nya akan disalurkan dalam bidang kesehatan, pendidikan dan bidang lainnya yang dibutuhkan negara.

“Kami melihat, Bezeq akan menjadi perusahaan yang bukan sekedar perusahaan telko yang sederhana lagi nantinya,” ujar Stella Handler, CEO Bezeq menjelaskan seperti yang dikutip dari Reuters. Handler pun menambahkan bahwa Bezeq tidak akan melihat lagi investasi yang sudah ditanamkan tapi akan lebih melihat pada prospek pendapatan 10 tahun mendatang.

Saat ini, Bezeq bersama dengan pemerintah kota Modi’in akan mengevaluasi lebih lanjut dan mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing kota. Apalagi, kebutuhan setiap kota akan berbeda-beda. Program ini nanti nya akan berlanjut ke kota-kota lain di Israel. (Icha)

Aruba : 60 Persen Karyawan Lebih Produktif dengan Teknologi Mobile

Telko.id – Aruba yang juga merupakan anak perusahaan Hewlett Packard Enterprise memaparkan penelitian terbaru mereka terkait kecenderungan pekerja mobile di Dunia.

Aruba sendiri merupakan perusahaan Enterprise Mobility Solution, Aruba sendiri bermain di berbagai sektor di Indonesia. Mereka juga menjual tiga produk unggulan seperti, Router, Switching dan Wirelles ditambah dengan solusi yang mereka punya.

Riset tersebut menjelaskan bahwa kecenderungan pengguna millenial lebih menyukai bekerja mobile ketimbang berada di dalam kantor mereka.

Riset ini mensurvey 1.865 karyawan yang tersebar di 9 negara diantaranya Jepang, Singapura, Australia, New Zealand, Amerika Serikat, Jerman, serta UEA. Lebih lanjut, riset tersebut memaparkan bahwa sekitar 60% karyawan mengatakan teknologi mobile membuat mereka lebih produktif, sedangkan 45% karyawan mempercayai bahwa teknologi mobile dapat meningkatkan kreatifitas mereka.

Justin Chiah, Direktur dan General Manager Aruba Asia Tenggara dan Taiwan mengatakan bahwa genarasi milenial pasti memiliki beberapa devices seperti smartphone, tablet serta Laptop.

“Rata-rata pengguna milienial menghabiskan waktu 21 jamdalam seminggu untuk berinteraksi dengan mobile device mereka, serta 53% lebih menyukai bekerja di rumah dengan peningkatan penghasilan sebesar 10%,” ujar Justin pada Jumpa Media di Jakarta (3/8).

Digital workplaces sendiri merupakan gabungan dari BYOD, Wifi Calling, location, mobile engagement, Guest Access dan IoT.

Berkaca dari hal tersebut, Aruba menyediakan inftastruktur serta produk yang mendukung mobilitas para pekerja. Mereka juga menargetkan berbagai sektor bisnis dan lokasi untuk mendukung setiap pekerja, seperti di Cafe, Restaurant, Hotel, bahkan rumah sakit.

Aruba menyediakan software untuk mengakomodir kebutuhan digital workplaces. Bukan hanya itu, dengan berbagai produk pendukung seperti Router, Switching serta wirelles dari Aruba, menjadikan perusahaan ini menyediakan end-to-end solution untuk mendukung para pekerja mobile yang hendak bekerja dari tempat-tempat tadi.

DSC_0158_1

Berbicara mengenai security, Robert Suryakusuma Selaku Country Manager Aruba Indonesia menjelaskan jika security merupakan faktor penting dalam setiap produk yang mereka hadirkan.

“Security yang paling penting di wirelles, kita punya building block itu dibangun dari security, kita juga punya management software yang bisa memantau networking kita,” papar Robert.

95% Pengguna Internet di Indonesia Baca Berita dari Perangkat Mobile

0

Telko.id – Survei terbaru dari UC Browser menunjukkan bahwa 95.4% pengguna Internet Indonesia membaca berita dari ponsel, diikuti oleh TV dengan 45.9%, koran/majalah 20.9%, PC 15.3% serta radio 6.7%. Media konvensional cenderung ditinggalkan oleh para pengguna.

Hal ini turut didukung oleh data Aseanup.com yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara “mobile first” dengan 61% pengguna Internet mengakses Internet melalui perangkat mobile dan 39% melalui PC. Dalam hal konsumsi media, Indonesia memiliki angka konsumsi media yang tinggi sebesar 540 menit/hari.

“Konsumsi media di perangkat mobile mengambil bagian 291 menit/hari, lebih tinggi dari konsumsi media di TV, PC dan laptop,” demikian bunyi laporan tersebut.

Data yang kurang lebih sama juga ditunjukkan oleh UC Browser, dimana diketahui bahwa 75.6% pengguna Internet mobile di Indonesia membaca berita di ponsel lebih dari tiga kali sehari, 11.8% diantaranya 2-3 kali sehari dan 11.1% nya satu kali sehari. Data ini juga menunjukkan bahwa 56.5% pengguna Internet di Indonesia rata-rata membaca 4-12 artikel berita per hari. Mengindikasikan bahwa konsumsi konten berita di Indonesia telah memasuki era baru, dari media tradisional ke perangkat mobile.

“Meningkatnya konsumsi berita tidak hanya meningkatkan permintaan akan konten, tetapi juga menjadi peluang untuk meningkatkan traffic bagi penyedia konten,” kata survei itu lagi.

Media sosial menghubungkan banyak orang dan menyediakan informasi secara gratis, juga menjadi penyalur berita di Internet. Facebook memainkan peran penting dalam menyalurkan berita online, diikuti YouTube dan Twitter, menurut data dari Reuters Institute for the Study of Journalism.

Konsumsi konten di perangkat mobile menuntut meningkatnya permintaan konten yang dapat diakses melalui suatu channel yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan konten yang diinginkannya tanpa harus berpindah antar situs web atau aplikasi.

Namun sejauh ini, hanya sedikit penyedia konten yang mempunyai satu platform yang dapat mengidentifikasi target pasarnya secara efektif. Padahal masyarakat Indonesia sangat menyukai berbagai macam konten yang beragam. Tentu saja, ini merupakan tantangan bagi penyedia konten untuk menjangkau target konsumennya dan meningkatkan efektifitas iklan.

Selesaikan Demo 5G Pertama, Singtel dan Ericsson Capai 27.5Gbps

0

Telko.id – Singtel dan Ericsson telah menyelesaikan demonstrasi live pertamanya atas teknologi prototipe 5G. Demonstrasi yang menggunakan prototipe radio 5G milik Ericsson untuk menampilkan kemampuan yang ditawarkan oleh teknologi jaringan baru, termasuk menunjukkan latency serendah 2ms ini diklaim mencapai throughput puncak 27.5Gbps.

Pada demonstrasi ini, Singtel dan Ericsson juga memamerkan streaming video end-to-end latency live pertama di dunia dari 5G.

Menurut laporan TelecomAsia, Rabu (3/8), Ericsson dan operator asal Singapura itu menandatangani MoU tahun lalu untuk berkolaborasi dalam uji coba kandidat teknologi untuk standar 5G. Sebelumnya, keduanya perusahaan juga telah menyelesaikan uji coba live untuk teknologi pra-standar License Assisted Access (LAA) melalui jaringan 4G Singtel.

Diakui CTO Grup Singtel, Tay Soo Meng, kerjasama ini bertujuan untuk memastikan pelanggan operator memiliki akses ke teknologi mobile terbaru.

“Kami berusaha untuk meng-upgrade jaringan kami dengan teknologi mutakhir, terus-menerus menawarkan pelanggan kami semua kemungkinan yang dibawa teknologi. Singapura ada di garis depan kota yang paling terhubung di dunia dan sekarang kami ingin membawanya ke tingkat berikutnya,” katanya.

Menurutnya, 5G merupakan salah satu teknologi yang sangat penting untuk Grup karena akan mendukung kebutuhan komunikasi yang canggih. “Untuk terus memastikan kepemimpinan teknologi Grup dalam domain komunikasi mobile, kita menjelajahi, belajar dan melakukan uji coba teknologi pra-5G dengan Ericsson,” lanjutnya.

Saat ini, Singtel sedang mempersiapkan untuk standarisasi 5G pada 2020 dengan men-deplop kunci teknologi pra-5G termasuk agregasi operator, 256QAM dan NB-IOT.

Gawat! Para Penjahat Siber Ikut Ramaikan Ajang Olimpiade 2016

0

Telko.id – Tak ubahnya Piala Dunia, Olimpiade pun menjadi ajang olahraga empat tahunan yang kehadirannya selalu dinanti banyak orang. Tak hanya mereka yang mencintai olahraga, tetapi juga penipu online. Tidak percaya?

Para ahli di Kaspersky Lab mengungkapkan temuanya baru-baru ini, terkait e-mail spam mengenai Olimpiade di Rio de Janeiro yang akan digelar Agustus nanti. Menurut mereka, e-mail tersebut pertama kali ditemukan pada awal tahun 2015, atau setahun sebelum acara dilangsungkan. Mayoritas e-mail spam tersebut dalam bahasa Inggris, meskipun ada beberapa juga yang menggunakan bahasa Portugis. Menurut penelitian Kaspersky Lab, kelompok penipu internasional menjadi dalang dari pembuatan layanan tiket palsu untuk pertandingan pada Olimpiade 2016.

Tentu saja, peristiwa akbar seperti Olimpiade memang sudah pasti menarik perhatian spammer, mengingat acara ini merupakan sebuah kesempatan yang baik untuk mendapatkan uang. Namun, baru-baru ini para ahli Kaspersky Lab mendeteksi adanya e-mail spam yang didedikasikan untuk Olimpiade di Rio de Janeiro. Topik yang paling sering digunakan oleh e-mail spam ini adalah korban memenangkan tiket lotere palsu yang diselenggarakan oleh Komite Olimpiade Internasional dan pemerintah Brasil.

Spammer mencoba untuk meyakinkan korban bahwa alamat e-mail mereka telah dipilih secara acak dari daftar peserta undian. Untuk menerima hadiah mereka, korban harus membalas e-mail spam tersebut dan memberikan informasi pribadi mereka.

Selain e-mail spam, ancaman lain yang dihadapi oleh pengguna adalah layanan penjualan tiket untuk Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Tim Kaspersky Lab terus mendeteksi dan mem-blok domain palsu dengan judul e-mail «rio» atau «rio2016».

Halaman web berbahaya yang ditemukan oleh tim Kaspersky Lab ini dibuat dengan sangat baik. Para penipu sering membeli sertifikat SSL murah dan sederhana, yang memungkinkan koneksi aman antara web server dan browser dan memberikan “https” pada awal address bar. Hal ini membuat lebih sulit bagi para pengguna untuk membedakan halaman palsu dari layanan tiket resmi Olimpiade.

Bentuk penipuan yang digunakan oleh penjahat siber ini sebenarnya cukup sederhana. Pada situs phishing, pengguna diminta untuk memberikan informasi pribadi – termasuk rincian rekening bank – untuk membayar tiket Olimpiade palsu. Setelah mendapatkan informasi ini, penjahat siber menggunakannya untuk mencuri uang dari rekening bank milik korban. Agar terdengar lebih meyakinkan lagi, para penipu menginformasikan kepada korban mereka bahwa mereka akan menerima tiket tersebut dua atau tiga minggu sebelum acara yang sebenarnya berlangsung.

“Menurut penelitian kami, pembuatan situs palsu biasanya melibatkan kelompok penipuan internasional yang terorganisasi dengan baik. Mereka berbagi tugas, sehingga masing-masing kelompok kecil bertanggung jawab untuk bagian tertentu dari pekerjaan. Misalnya, satu kelompok menciptakan situs web, kelompok lainnya bertanggung jawab untuk register domain, kelompok yang lain lagi mengumpulkan dan menjual informasi pribadi dari korban, dll,” kata Andrey Kostin, Senior Web-Content Analyst di Kaspersky Lab.

Ia menjelaskan, para penggemar olahraga harus cerdas ketika membeli tiket agar tidak menjadi korban dari aksi penipuan ini. Mereka juga seharusnya hanya percaya kepada reseller resmi, tidak peduli seberapa menarik harga rendah yang ditawarkan oleh sumber lain.

Oleh karenanya, agar transaksi pembelian tiket melalui Internet tetap aman, Kaspersky Lab menganjurkan untuk tidak membeli apa-apa – baik itu tiket ataupun souvenir Olimpiade – di toko online yang diiklankan melalui spam atau iklan banner yang mencurigakan. Perusahaan juga merekomendasikan memiliki rekening bank yang terpisah, dan kartu dengan jumlah uang yang tidak terlalu banyak di dalamnya, untuk pembayaran online.

“Untuk melindungi e-mail Anda dari spam, pastikan perangkat lunak keamanan Anda selalu up to date dan memiliki fitur anti-phishing dan anti-spam untuk membantu menjaga informasi pribadi beserta uang Anda tetap aman,” pungkas Andrey.

Gandeng Electronic City, JD.ID Targetkan Kenaikan Penjualan 15%

0

Telko.id – Setelah beberapa waktu lalu mengukuhkan kerjasamanya dengan merek produk kecantikan asal Perancis, L’Occitane, JD.ID kini kembali menambah panjang daftar mitranya. Perusahaan yang berafiliasi dengan JD.com ini menggandeng Electronic City untuk memperkuat basis layanan penjualan barang-barang elektronik kepada para pelanggan dan calon pembeli.

Nota kesepahaman ditandatangani kedua pihak pada bulan Juni 2016 lalu dan mulai diimplementasikan kemarin, (2/8).

“Berkolaborasi dengan Electronic City yang telah memiliki jaringan, pengalaman dan basis pelanggan yang luas tentunya akan membuat para pelanggan kedua pihak memiliki pilihan yang lebih luas lagi dalam berbelanja kebutuhan elektronik dengan pilihan katalog yang lebih mumpuni dengan harga dan layanan yang prima. Prioritas utama kami tentunya untuk menghadirkan kebahagian kepada para pelanggan kami dan memberikan pengalaman belanja online terbaik,” kata Teddy Arifianto, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID melalui keterangan resmi, Selasa (2/8).

Melalui kerjasama ini, dijelaskan Teddy, perusahaan percaya akan dapat menaikkan volume penjualan antara 12 hingga 15 persen di kategori perangkat rumah tangga, hingga akhir tahun.

Saat ini, sektor elektronik bisa dibilang merupakan salah satu kategori yang paling diminati oleh pengguna dan pelanggan JD.ID. Sebab itu, untuk memperkuat kategori elektronik, perusahaan menggandeng pioneer toko ritel elektronik terkemuka Electronic City sebagai mitra.

“Kerjasama ini bersifat mutual dimana konsumen yang sudah terbiasa membeli produk di store offline Electronic City akan mendapat layanan prima yang sama dalam hal pengiriman barang dan jaminan keaslian produk ketika berbelanja elektronik di JD.ID. Begitu pula sebaliknya, pelanggan JD.ID juga dapat menikmati nilai tambah dari Electronic City dengan membeli produk elektronik di website online terkemuka ini,” lanjut Teddy.

Banner EC &JD

Kerja sama strategis yang dimulai pada awal bulan ini memiliki arti yang besar bagi kedua pihak dimana JD.ID memiliki pengalaman dan keandalan di industri ritel online sementara Electronic City adalah sebuah perusahaan ritel elektronik dengan kualitas produk terbaik yang dilengkapi berbagai kemudahan dan nilai tambah bagi konsumennya.

“JD.ID hadir di Indonesia berbekal nama besar JD.com yang telah berpengalaman dalam mengelola bisnis e-dagang yang menjadi kiblat industri online di dunia. Keunikan yang dimiliki oleh JD.ID inilah yang membuat kami optimis dengan kemitraan strategis ini,” ungkap Richard Santoso, Head of Marketing and E-Commerce PT Electronic City Indonesia Tbk.

Ia berharap, kemitraan dengan JD.ID akan dapat memperluas target market Electronic City di dunia online sehingga dapat meningkatkan volume traffic dan penjualan hingga 15-20% di tahun ini.

Pemerintah Putuskan Penurunan Tarif Interkoneksi

0

Telko.id – Setelah melewati perhitungan yang cukup alot, akhirnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menyelesaikan perhitungan biaya interkoneksi tahun 2016.

Sekadar informasi, perhitungan biaya interkoneksi sejak 2006 dilakukan dengan mengutamakan prinsip berbasis biaya (cost based), yang dinilai adil bagi para penyelenggara telekomunikasi untuk menjamin pelaksanaannya secara transparan, non-diskriminatif dan mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuatan pasar dari penyelenggara dominan.

Berdasarkan keterangan tertulis pada laman resmi Kominfo (2/8), Perhitungan tarif interkoneksi ini sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2006 tentang Interkoneksi, yang memperhatikan masukan dari para stakeholder atas konsultasi publik penyempurnaan regulasi tarif dan interkoneksi.

Lebih lanjut, berbicara mengenai metode perhitungan sendiri, perhitungan biaya interkoneksi tersebut menggunakan metode Bottom Up Forward Looking Long Run Incremental Cost (BU FL LRIC), yang dilakukan dengan mengembangkan model konfigurasi jaringan yang efisien.

Pada akhirnya, hasil perhitungan biaya interkoneksi ini menjadi referensi bagi Kominfo dalam mengevaluasi Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) milik penyelenggara jaringan telekomunikasi dengan pendapatan usaha (operating revenue) 25% atau lebih dari total pendapatan usaha seluruh penyelenggara jaringan telekomunikasi dalam segmentasi layanannya, dan dapat menjadi referensi jika terjadi perselisihan yang terkait dengan biaya interkoneksi.

Nantinya, tarif interkoneksi untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler untuk biaya interkoneksi originasi maupun terminasi layanan suara lokal ke fixed sebesar Rp204 per menit. Begitupula ke mobile (selular) dan satelit Rp204 per menit. Hal ini turun dari sebelumnya yang sebesar Rp250 per menit.

Sedangkan untuk biaya interkoneksi originasi dan terminasi SMS (to OLO) menjadi Rp11 per SMS, turun dari sebelumnya Rp 24 per SMS. Sedangkan untuk biaya interkoneksi originasi dan terminasi MMS (to OLO) ditetapkan Rp185 per MMS.

Hasil perhitungan biaya interkoneksi ini tercatat mulai berlaku pada 1 September 2016 hingga Desember 2018. Meski demikian,  hasil tersebut dapat dievaluasi oleh BRTI setiap tahunnya.

Tidak lain, perhitungan biaya interkoneksi ini memiliki tujuan untuk efisiensi dan keberlangsungan industri telekomunikasi.

“Pemerintah mendorong penurunan biaya interkoneksi untuk menuju efisiensi dan keberlanjutan industri penyelenggaraan telekomunikasi termasuk pengembangan wilayah layanan secara optimal dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur,” tulis keterangan tersebut.

Bukan hanya itu, dari sisi pelanggan jasa telekomunikasi, penurunan biaya interkoneksi diharapkan dapat menurunkan tarif pungut (retail) untuk layanan antar penyelenggara (off-net) dengan tidak mengesampingkan kualitas layanan.

Sementara itu, ditemui pada kegiatan Halal Bi Halal komunitas Telko, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menegaskan jikalau Pemerintah memiliki perhitungan sendiri untuk tarif interkoneksi kali ini.

“Orang mau minta turunnya 50%, 40%, 30% terserah tapi Pemerintah punya perhitungan sendiri, udah gitu aja,” ujarnya pada saat kegiatan Halal Bi Halal Komunitas Telko di Jakarta (2/7).

Pria yang kerap disapa Chief RA ini juga menegaskan bahwa tarif retail nantinya juga akan bervariasi dan tidak sama dengan penurunan tarif interkoneksi yang diberlakukan oleh Pemerintah.