spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...
Beranda blog Halaman 1456

Reliance Jio Juga Ikut Gunakan Layanan Ericsson

0

Telko.id – Reliance Communications telah menjadi operator seluler pertama di India yang akan menggunakan Smallcell sebagai Layanan carrier-grade jaringan Wi-Fi yang dioperasikan oleh Ericsson dengan menggunakan skema ozone Network.

Reliance akan menggunakan Ozon infrastruktur Wi-Fi dari Ericsson untuk meluncurkan layanan bagi pelanggan dengan tujuan memberikan pengalaman end user yang mulus dan lancar, seperti dilaporkan oleh TelecomAsia (22/3).

Presiden Reliance Communications sekaligus kepala komersial Suresh Rangachar mengatakan perusahaan akan memanfaatkan perjanjian dengan Ericsson ini untuk membantu memenuhi permintaan data yang terus tumbuh dalam lingkungan ultra-padat dengan offloading data ke jaringan Wi-Fi.

“Dengan Smallcell dari Ericsson sebagai platform Layanan, kami memiliki kemampuan unik untuk menggabungkan 3G / 4G secara mulus dengan Wi-Fi carrier-grade, sehingga memastikan bahwa kapasitas jaringan Reliance Communications selalu tersedia secara luas dan pada akhirnya akan membantu perusahaan memenuhi harapan pelanggan, “ucap Ozone CEO Sanjeev Sarin.

Reliance percaya, bahwa kenyamanan pelanggan akan sangat terjaga dengan menggunakan Smallcell sebagai pilihan layanan, desain Ericsson, serta rencana mereka untuk membangun dan mengoptimalkan jaringan yang dimiliki oleh Reliance Communication.

Di Indonesia sendiri vendor asal Swedia ini mengungkapkan kepercayaan nya akan penginplementasian 5G di Indonesia pada kurun waktu lima tahun kedepan.

Ericsson sendiri telah mulai melakukan banyak hal guna menyambut 5G, mulai dari menjalin kerjasama dengan 20 operator utama di seluruh dunia dalam mengembangkan teknologi ini, memimpin inisiatif-inisiatif riset terdepan untuk pra-standarisasi 5G  seperti 5GEx, METIS II dan lain-lain, serta mereka juga aktif menyelaraskan time plans industri dan masyarakat. Bukan hanya itu, mereka juga menyediakan konsep-konsep 5G guna meningkatkan jaringan 4G yang ada saat ini.

Telkomsel Sasar Anak Muda Agar Cermat Berinternet via LOOPkita

0

Telko.id – Anak muda adalah segmen pasar yang jadi rebutan para operator. Bukan apa-apa, anak muda ini dari sisi penggunaan data tergolong yang freak atau gila data. DI tambah dengan umur nya yang masih muda, sehingga operator pun beranggapan bahwa kelak, jika muda saja sudah menggunakan operator tertentu, maka akan digunakan seterusnya hingga nanti dewasa dan mapan. Harapannya, tentu pemakaiannya pun akan terus bertambah.

Telkomsel pun melihat peluang itu. Tak heran, operator ini cukup rajin menggelar program untuk menarik perhatian segmen anak muda ini. Kali ini, cara Telkomsel ‘menggaet’ kaum muda ini dengan meluncurkan aplikasi LOOPkita. “Brand LOOP yang diposisikan untuk segmen youth dengan profile yang sangat aktif dalam penggunakan Internet, seperti untuk browsing, streaming dan berbagai aplikasi digital yang mengkonsumsi data. Untuk itu aplikasi LOOPkita dihadirkan untuk membantu Loopers mengatur pemakaian data di smartphone, sehingga akan mendapatkan pengalaman mobile digital lifestyle terbaik.” ujar Ririn Widaryani, Vice President Prepaid and Broadband Marketing Telkomsel menjelaskan.

Ririn juga menambahkan bahwa saat ini minat pelanggan terhadap layanan data atau Internet pada smartphone terus meningkat, termasuk di segmen youth. Trafik penggunaan layanan data di Telkomsel sendiri naik sekitar 110% sepanjang tahun 2015. Hal ini pun mendorong Telkomsel untuk terus melakukan edukasi sehingga pelanggan dapat lebih cermat lagi dalam menggunakan smartphone dan layanan datanya.

Aplikasi LOOPkita ini dapat digunakan untuk mengatur aplikasi-aplikasi mana saja di smartphone pelanggan yang boleh mengakses data Internet, menyediakan pilihan paket data yang sangat kompetitif, menghemat penggunaan baterai pada ponsel, mengatur koneksi data roaming pada saat berpergian ke luar negeri serta memantau dan melaporkan penggunaan data untuk setiap aplikasi di smartphone pelanggan.

Aplikasi LOOPkita ini juga memiliki fitur Data Saving Mode yang dapat mengontrol penggunaan data di smartphone pelanggan. Selain itu pelanggan juga dapat mengetahui total penggunaan data mobile dan Wi-Fi serta mengetahui aplikasi mana saja yang banyak mengkonsumsi data Internet.

Selain bisa memantau penggunaan kuota Internet tiap aplikasi di Handphone, di aplikasi LOOPkita, khusus pelangan LOOP juga bisa membeli paket data LOOPkita yang memberikan free access untuk tiga aplikasi favorite sesuai keinginan user, seperti Facebook, WhatsApp, LINE, Clash of Clan, JOOX, BBM, Instagram, Twitter, Path, Snapchat, Candy Crush, Subway Surfer, Line Get Rich, Duel Otak dan Langitmusik. Selain melalui aplikasi LOOPkita, pelanggan LOOP juga bisa membeli paket ini melalui *567# dari handphone lalu pilih menu LOOPkita. (Icha)

Presdir Ericsson Indonesia: Indonesia Siap 5G Dalam 5 Tahun Ke Depan

0

Telko.id – Janji 5G yang konon mampu ‘berjalan’ jauh lebih kencang dibanding 4G, bahkan hingga 100 kali lebih cepat dari teknologi nirkabel saat ini, mau tak mau telah membuat sejumlah negara terpesona. Beberapa diantaranya, sebut saja Korea Selatan, China dan Rusia, bahkan telah mempersiapkan diri sejak jauh-jauh untuk menyambutnya, berharap untuk menjadi negara pertama yang menggelarnya. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Ditemui dalam sebuah acara media update di Marche, Plaza Senayan, Jakarta, (21/3), Presiden Direktur Ericsson Indonesia, Thomas Jul menyebut bahwa butuh waktu setidaknya lima tahun bagi Indonesia sebelum benar-benar siap untuk mengimplementasikan 5G. Dalam hal ini, ia menjadikan telemedicine atau pengobatan jarak jauh sebagai contohnya.

Saat ini sebenarnya mungkin saja bagi kita untuk dioperasi di rumah sakit yang ada di Indonesia, dengan dokter yang berada di Amerika. Tapi apakah kita menginginkan itu terjadi sekarang? Tentu saja tidak. Karena teknologinya belum benar-benar sampai di sana, meski memungkinkan. Lalu apakah itu memungkinkan dalam lima tahun ke depan? Ya, itu akan memungkinkan terjadi di Jakarta,” ungkapnya.

Saat ini, Ericsson sendiri telah mulai melakukan banyak hal guna menyambut 5G, mulai dari menjalin kerjasama dengan 20 operator utama di seluruh dunia dalam mengembangkan teknologi ini, memimpun inisiatif-inisiatif riset terdepan untuk pra-standarisasi 5G (5GEx, METIS II dan lain-lain), aktif menyelaraskan time plans industri dan masyarakat, hingga menyediakan konsep-konsep 5G guna meningkatkan jaringan 4G yang ada saat ini.

Kalau bicara tentang 5G, dari sekarang juga sebenarnya sebagian sudah dirollout. Cuma pertanyaan sesungguhnya adalah kapan 5G akan membuat perbedaan? Dan saya rasa itu baru pada 2020, saat standarisasinya selesai,” pungkas Jul.

Tiket.com Siap Hadapi Lonjakan Traffik

0

Telko.id – Dengan penetrasi pengguna mobile yang telah mencapai 40 persen dari total transaksi perhari dari Tiket.com, mereka sedang terfokus untuk mengembangkan aplikasi mobile mereka dan mobile desktop.

Berbicara mengenai tren lonjakan traffik yang akan terjadi menjelang musim mudik, perusahaan E-commerce ini memastikan bahwa server dan infrastruktur mereka akan aman, meskipun terjadi lonjakan traffik dalam pemesanan tiket kereta dan pesawat.

Adalah Gaery Undarsa, Chief Communication Officer dan Co-Founder Tiket.com yang menyebutkan bahwa tahin lalu saja, server mereka tetap berjalan normal ketika terjadi lonjakan traffik pemesanan tiket kereta.

“Tahun lalu saja, hanya tiket.com yang masih hidup ketika server penyedia yang lain sedang down,” ujarnya kepada tim Telko.id di Jakarta (21/3).

Tiket.com juga telah mengumpulkan berbagai macam data dan kecenderungan pengguna dari tahun lalu, mereka juga telah memprediksi bahwa tahun ini akan terjadi kenaikan traffik yang signifikan pada musim mudik.

“Tim IT kami sudah menyiapkan data-data dari tahun lalu dan tahun ini ada asumsi kenaikan traffik hingga 100 persen, dari segi tim IT dan infrastruktur kami sudah sangat siap, terlebih dari sisi customer service kami yang ready 24 jam nonstop,” tambah Gaery. Untuk pembayaran tiket kereta pun, Gaery menyebutkan, pembayaran bisa dilakukan menggunakan transfer bank sehingga mempermudah pengguna yang tidak memiliki kartu kredit.

Berbicara mengenai pengembangan di sisi aplikasi, mereka menawarkan aplikasi yang sangat memudahkan pengguna untuk mengaksesnya dengan menghadirkan tampilan yang cukup menarik dan juga ‘enteng’ ketika diakses menggunakan ponsel pintar untuk segmen low-end sekalipun.

Seperti diketahui, pengembangan dari sisi aplikasi dan juga mobile version menjadi salah satu fokus mereka di tahun ini. Meski tidak menyebutkan angka pasti,tiket.com nyatanya telah mengalokasikan dana besar untuk perbaikan dan perkembangan aplikasi mereka.

Manfaatkan Pertumbuhan E-commerce, Tiket.com Kembangkan Aplikasi Mobile

0

Telko.id – kecenderungan manusia yang lebih sering menggunakan smartphone untuk aktifitas sehari-hari, menjadi salah satu alasan Tiket.com untuk mulai mengembangkan bisnis mereka pada transaksi online.

“Travel itu sudah menjadi lifestyle dan sudah menjadi kebutuhan dari setiap masyarakat, sementara bisnis online juga sedang berkembang di Indonesia, sehingga kami melihat peluang ini untuk mengembangkan bisnis kami, ” ujar Gaery Undarsa, Chief Communication Officer dan Co-Founder Tiket.com.

Ia menyebutkan, jika pertumbuhan ‘travel search’ sangat dominan dari smartphone. Berkaca dari kecenderungan tersebut, Tiket.com juga lebih mengembangkan aplikasi mobile mereka yang juga sangat user friendly.

Tiket.com juga telah bekerjasama dengan lebih dari 3500 hotel di Indonesia dan 180.000 lebih hotel di seluruh dunia. Untuk Indonesia sendiri, sampai dengan saat ini,  Tiket.com telah menyediakan layanan pemesanan hotel mereka di lima kota besar di Indonesia. Kelima kota tersebut seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Kedepannya, kota-kota tersebut akan di tambah berdasarkan kecenderungan pengguna.

Sekedar informasi, berdasarkan riset google pada tahun 2015 silam, sejatinya para pengguna lebih cenderung melakukan riset terlebih dahulu sebelum pergi ke kota tujuan dengan menggunakan mobile.

Sebagian besar promo yang ada di Tiket.com, hanya tersedia untuk versi mobile, baik mobile web ataupun mobile apps. Hal ini dikarenakan kami ingin mendrive pengguna kami kearah mobile,” tambah Gaery.

Salah satu keseriusan Tiket.com untuk mengembangkan fitur mobile mereka terlihat dari segi tampilan yang sangat memanjakan mata pengguna. Sementara untuk fitur mobile apps, aplikasi yang tersedia pada iOs dan Android ini juga menghadirkan fitur terbaru yang diberi nama ‘Last Minute Hotel Deal’ yang tentunya dapat memberikan kemudahan kepada para pengguna dengan hanya membutuhkan waktu 5 menit saja. Sementara untuk pembayaran, fitur ini baru tersedia dalam skema kartu kredit. Namun, kedepannya akan didukung untuk pembayaran secara transfer banking.

Gaery menambahkan bahwa revenue Tiket.com dari versi mobile, meningkat sebesar 3 kali lipat dari tahun lalu.

Selain memesan hotel, Tiket.com juga menyediakan beberapa pemesanan seperti tiket pesawat, kereta api, konser musik bahkan memesan mobil. Untuk fitur pemesanan terakhir, Tiket.com menyediakan pemesanan mobile dari rental mobil yang dipercaya.

Pemerintah India Minta Google Untuk Mengubah Proposal Loon

0

Telko.id – Beberapa waktu yang lalu, Google mendapat lampu hijau dari pemerintah India untuk memulai pengujian luas Project Loon. Rencana, project Loon ini akan menggunakan spektrum lokal yang tidak terpakai. Baik spektrum untuk broadcast maupun nirkabel untuk menyediakan jaringan 4G LTE yang luas dan kuat menggunakan balon. Harapannya adalah mampu memberikan koneksi internet yang jarang dan sulit diperoleh oleh masyarakat India.

Meskipun Project Loon bertujuan mulia karena akan menghubungkan banyak orang untuk saling terhubung, bukan berarti proyek ini mendapatkan privilage begitu saja dari pemerintah India. Salah satu hambatan yang muncul adalah masalah spektrum. Pemerintah India mengusulkan agar Google tidak menggunakan spektrum yang akan mengganggu bisnis yang sudah berjalan. Itu sebabnya, pemerintah India minta Google untuk mengubah proposal Loon nya dan minta agar secepat mungkin mengembalikan ke pemerintah.

Menurut Menteri Telecom Ravi Shankar Prasad, proposal saat ini untuk Proyek Loon melibatkan band-band spektrum di kisaran 500-700 MHz. Hal ini akan menyebabkan gangguan pada penyedia seluler lokal. Demikian pernyataan dari Ravi Shankar Prasad yang dilansir dari IBN Live. Lebih lanjut, Ravi menjelaskan bahwa proyek lain, seperti yang dijalankan oleh ernet India, mengusulkan penggunaan spektrum siaran TV yang tidak digunakan dan dapat terganggu atau mengalami masalah berkat uji coba yang direncanakan dari Proyek Loon.

Secara khusus, proyek ini berencana untuk menggunakan spektrum TV dalam kisaran 470-582 MHz untuk meringankan masalah selular umum. Diharapkan dengan adanya project ini dapat menjangkau ke bangunan dan ruang bawah tanah jauh lebih baik daripada spektrum seluler. Dengan spesifikasi Project Loon ini menunjuk kemampuannya untuk menjangkauan sekitar 40 kilometer diameter di tanah dari pusat balon. Tentu dengan spektrum yang diusulkan oleh Google itu akan mengganggu proyek Ernet India. Untuk saat ini, pemerintah India telah menyerahkan 60 MHz spektrum untuk Ernet guna membangun jaringan dan mulai menguji relevan. Menurut Prasad, belum ada kabar dari Google apakah akan memperbaharui proposalnya. Hingga saat ini, masih belum jelas rencana pemerintah India, jika Google tidak memberikan proposal barunya. (Icha)

 

Hore… Tarif Panggilan Antar Operator Akan Turun!

0

Telko.id – Saat ini, biaya interkoneksi atau panggilan lintas operator ada wacana akan diturunkan. Menkoinfo sempat menyebutkan bahwa harapannya kalau biaya interkoneksi ini turun signifikan. Minimal, bisa turun hingga 10 persen. Namun, para operator berharap lebih besar lagi.

Yang paling tegas adalah XL yang berharap biaya interkoneksi ini bisa turun lebih signifikan lagi. “Kami berharap penurunannya bisa mencapai 40%,” ujar Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata menjelaskan. Walaupun nantinya tidak serta merta menurunkan biaya panggilan retail, tetapi paling tidak, operator agak lebih leluasa membuat paket untuk para pelanggannya.

Walau begitu, apa yang dinyatakan oleh Dian juga diaminin oleh operator lain. Seperti yang dinyatakan oleh Muhammad Danny Buldansyah, Wakil Direktur Utama Tri Indonesia. Danny mengaku bahwa memiliki perhitungan dengan menggunakan skema LRIC Long Run Incremental Cost yang menggunakan data dari operator dominan. Berdasarkan hitungannya, biaya interkoneksi ini bisa turun hingga 50%. “Itu kalau hitungan kami bisa turun 50%. Logikanya, jika pemain kecil seperti kami yang belanja infrastruktur saja turun 50%, pemain dominan yang belanja lebih banyak tentu lebih murah dong,” ujar Danny menambahkan.

Lebih lanjut, Danny juga menambahkan bahwa, jika pemerintah memutuskan penurunan hanya sebesar 10%, ada jalan keluar yang bisa dilakukan operator untuk menurunkan tarif ritel yakni negosiasi Business to business (B2B).

“Tarif interkoneksi itu kan rujukan, kalau B2B sepakat di bawah atau di atas Daftar Penawaran Interkoneksi (DPI) boleh dong. Nanti mainnya di volume. Asalkan nanti di tarif ritel tak seragam,” tukasnya.

Harapan yang sama juga terucap oleh Alexander Rusli, Presiden Direktur & CEO Indosat. Hanya saja, Alex tidak menyebutkan angka nya. “Pembicaraan tiga tahun lalu hanya terjadi penurunan Rp1. Kita harapkan turun lebih jauh sekarang. Angka itu sudah tak rasional lagi,” ujar Alex menjelaskan.

Biaya interkoneksi ini memang akan mempengaruhi harga retail panggilan lintas operator. Tentu, jika ada penurunan biaya maka harga retail pun diharapkan dapat turun. Maklum saja, operator membebankan biaya itu pada pelanggannya. Di mana, saat ini biaya interkoneksi ini berada di bawah 20% dari harga retail lintas operator atau Rp.250 terhadap biaya retail lintas operator yang berada diangka Rp.1500.

“Mudah mudahan April ini akan dikeluarkan kebijakan soal biaya interkoneksi ini turun,” ujar Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika menjelaskan.

Lebih lanjut, Rudiantara menyatakan bahwa pengguna layanan telekomunikasi bisa membayar murah hanya saat menelepon ke nomor milik operator yang sama. Sedangkan biaya telepon beda operator cenderung sangat mahal, bisa delapan kali lipatnya.

Karena alasan itu, pihaknya meminta para operator telekomunikasi menurunkan biaya interkoneksi dan akan mengeluarkan aturan yang bisa memaksa mereka menurunkannya.

Menteri yang akrab disapa Chief RA ini yakin penurunan biaya interkoneksi justru akan membantu mendongkrak keuntungan operator. Salah satunya dengan cara mendorong pengguna untuk lebih sering telepon ke operator lain.

Sedangkan dari sisi pengguna, penurunan biaya interkoneksi juga memberikan keuntungan. Misalnya membuat biaya telekomunikasi turun seiring dengan harga telepon antar-operator yang makin murah. (Icha)

Ericsson Ditunjuk Hadirkan 4G di Thailand

0

Telko.id – Ericsson telah ditunjuk untuk mendukung peluncuran LTE-Advanced milik operator Thailand TrueMove H. Sekedar informasi, Ericsson diminta untuk mendeploy LTE-A di utara, barat tengah dan selatan Thailand.

Sesuai dengan kontrak, Ericsson akan membantu menyebarkan carrier aggregation untuk LTE-A dan memperluas jaringan 2G dan 3G TrueMove H pada frekuensi 900-MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz.

Kontrak tiga tahun ini akan mewajibkan Ericsson untuk menyediakan peralatan radio multi-standar menggunakan Ericsson Radio System yang baru, ini termasuk dari sel-sel kecil dalam ruangan sel makro.

“Kami berkomitmen untuk menawarkan pelanggan kami pengalaman mobile broadband terbaik,” kata Corp COO True, Vichaow Rakphongphairoj, seperti dilaporkan oleh TelecomAsia (21/3).

“Kemitraan kami dengan Ericsson akan memperkuat layanan 3G/ WCDMA kami dan menjadikan kami pemimpin untuk layanan 4G LTEdi Thailand dan memungkinkan kami untuk menawarkan optimalisasi layanan mobile data dengan kinerja smartphone terbaik kepada pelanggan kami.” Tambahnya.

TrueMove H adalah salah satu dari dua pemenang spektrum 900-MHz 4G selama lelang mahal tahun lalu, setelah menebus spektrum tersebut dengan 76 miliar baht ($ 2,1 miliar ). Tapi pemenang sesama lisensi, yakni Jasmine tampaknya akan melewatkan batas waktu untuk membayar angsuran pertama dari tawaran sendiri.

Berbicara mengenai Jasmine, hari ini merupakan batas terakhir untuk pembayaran lelang 4G 900-MHz yang telah mereka menangkan. Jasmine pertama kali harus membayar angsuran sebesar $ 220 juta (8 miliar baht) angsuran izin dan memberikan jaminan bank dan sisa nya biaya lisensi sebesar $ 2,17 miliar (75 miliar baht).

Perusahaan ini memiliki batas akhir hingga 16:30 waktu setempat untuk membayar lisensi atau risiko terkena sanksi. Paling tidak mereka akan kehilangan deposit mereka sebesar $ 17.700.000 (644 juta baht) hangus dan menghadapi daftar hitam dari setiap bisnis masa depan dengan telekomunikasi dan regulator penyiaran.

ADRATAN dan Nokia Ramaikan Pasar Fiber Optik

0

Telko.id – Vendor fixed line ADTRAN telah mengumumkan beberapa percobaan kepada pelanggan terhadap layanan 10Gbps serat optik. ADTRAN mengklaim, layanan fiber optik ini ditujukan untuk perumahan dan pelanggan enterprise broadband.

ADTRAN telah menyatakan bahwa kota penyedia utilitas regional dan internasional Tier 1 sedang silakukan uji coba untuk FTTP (Fiber To The Home). Sekedar informasi, dalam teori XGS-PON yang disetujui oleh ITU, penyedia harus mampu mengelola beberapa panjang gelombang 10Gbps simetris lebih, pada infrastruktur serat yang sama, pada dasarnya mengalikan kemampuan jaringan dan masa hidup dari serat tersebut.

ADTRAN mengklaim, percobaan yang terus berlangsung tentunya mulai menyadari potensi dari skema XGS-PON dan mengatakan bahwa operator akan segera diuntungkan dalam potensi pendapatan dari skema ini yang menjanjikan sebuah kehandalan, kelincahan dan kecepatan yang dibutuhkan untuk bisnis dan layanan mobile backhaul dari infrastruktur yang ada.

“Uji coba ini menunjukkan peluang baru untuk memusatkan broadband Gigabit perumahan dan layanan bisnis optik premium dengan akses umum 10Gbps,” ucap Ryan McCowan, ADTRAN Fibre Access Product Manager . “XGS-PON memungkinkan penyedia layanan untuk menggandakan investasi jaringan optik mereka saat ini,” tambahnya.

Sementara itu, dalam berita fixed line lainnya, Nokia telah membuat pengumuman fiber optik pertama sejak menyelesaikan akuisisi Alcatel-Lucent. Secara khusus, mereka meluncurkan catchily berjudul Photonic Service Engine versi 2, dengan Nokia mengklaim kapasitas panjang gelombang ganda dan jumlah panjang gelombang per serat, tentunya solusi ini dapat membantu untuk memberikan kecepatan data hingga 100Gbps.

Menariknya, pengumuman ini keluar dari Nokia Bell Labs yang baru-baru ini berganti nama, seperti dilaporkan Telecoms(21/3).

Kepala Optical Networking Nokia, Sam Bucci, menjelaskan lebih lanjut tentang pengumuman dan signifikansinya untuk Nokia.

“Ketika kami memperkenalkan solusi single Carrier pertama dengan kecepatan 100 Gbps pada tahun 2010 kami menjadi pemimpin dalam transformasi jaringan optik,”

Ia menambahkan, Dengan peluncuran PSE-2, 500G muxponder dan 1830 PSS-24x, menjadikan mereka sebagai pemimpin jalan untuk layanan 100 Gbps dan menjadi mata uang dari jaringan optik modern. Berkat inovasi optik dari Nokia Bell Labs, mereka juga mampu menjadikan klien mereka berada di garis depan pada kurva permintaan permintaan bandwidth yang agresif.

Lelang Spektrum Di Amerika Diikuti 104 Perusahaan?

0

Telko.id – Verizon, AT & T, Dish Network, T-Mobile AS, Comcast dan Liberty Global, merupakan sebagian di antara 104 perusahaan, yang berlomba untuk membeli spektrum pada kegiatan lelang untuk gelombang udara tahun ini, ucap Komisi Komunikasi Federal (FCC).

Dilaporkan TelecomLead (19/3), putaran berikutnya untuk lelang spektrum ini akan dimulai pada 29 Maret mendatang.

Sekedar informasi, para pejabat FCC telah menyebut lelang ini sebagai kesempatan ‘sekali dalam seumur hidup’ ” bagi perusahaan TV untuk meraup banyak uang dan dalam banyak kasus lain karena proses peralihan ke frekuensi baru.

Namun, Sprint yang juga bagian dari SoftBank Group tidak akan berpartisipasi dalam lelang spektrum kali ini. Raksasa Telekomunikasi lebih setuju untuk menghabiskan miliaran dollar guna merapikan jaringan internet mobile mereka di Amerika Serikat.

Sekedar informasi, selama lelang spektrum pada tahun 2015, perusahaan telekomunikasi dan perusahaan kabel menghabiskan total $ 44, 9 miliar dalam tawaran dan FCC menarik aplikasi dari 80 perusahaan.

Bloomberg melaporkan bahwa Kantor Anggaran Kongres memperkirakan bahwa lelang tahun ini akan mendatangkan antara $ 10 miliar hingga  $ 40 miliar, dengan nilai yang diharapkan sekitar $ 25 miliar, setelah pembayaran kepada pemilik stasiun TV.