spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1703

ITU: Komersialisasi 5G Akan Terjadi Hanya Setelah Tahun 2020

0

Jakarta – Sementara kita di Indonesia masih berjuang untuk menggelar 4G secara merata di seluruh tanah air, sebagian orang di luar sana mulai sibuk membicarakan 5G. Tak terkecuali, mereka yang berada di Juniper Research. Menurut lembaga riset yang berbasis di Inggris ini, akan ada 240 juta koneksi 5G aktif pada tahun 2025, sementara revenue yang didapat akan melampaui angka USD 65 miliar pada tahun yang sama dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 266% antara tahun 2020 dan 2025.

Teknologi ini akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat ARPU saat ini dengan adanya beberapa manfaat dan fitur seperti yang terlihat pada penggelaran awal 4G. Meskipun jumlah koneksi tampaknya tinggi, Juniper memperingatkan bahwa ini hanya akan mewakili 3% dari koneksi mobile global.

International Telecommunication Union (ITU) sendiri kabarnya baru berencana untuk mengkomersialkan 5G pada tahun 2020. Organisasi ini akan merumuskan terlebih dahulu persyaratan kinerja teknis untuk sistem radio untuk memfasilitasi 5G dengan mempertimbangkan persyaratan yang komprehensif untuk berbagai skenario dan kasus penggunaan di masa mendatang. ITU juga akan menetapkan kriteria evaluasi yang akan mengukur teknologi antarmuka para kandidat.

Hingga saat ini, belum dapat dipastikan seperti apa keunggulan dan kekurangan teknologi 5G, karena masih berupa konsep, namun dari beberapa konsep yang diciptakan, ada beberapa hal yang menjadi tujuan utama dari teknologi ini, yakni kecepatan data yang lebih signifakan dari 4G, memiliki transfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan satu mili detik, dan dapat terkoneksi dengan alat seperti telepon, mobil, dan peralatan rumah tangga.

Singkat kata, 5G akan menghadirkan konsep Internet of Everything (IoE). Sensor akan terdapat di dalam banyak perangkat sehari-hari sebagai bagian dari IoE.

Untuk urusan kecepatan, teknologi 5G diprediksi akan memiliki kecepatan sekitar 800Gbps, atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi sebelumnya. Dengan kecepatan seperti itu, teknologi 5G konon memungkinkan untuk mengunduh 33 film High Definition hanya dalam beberapa detik.

Sesuai rencana ITU, komersialisasi 5G akan terjadi hanya setelah tahun 2020, dengan adopsi luas diharapkan terjadi pada tahun 2025. Demikian seperti dilaporkan Telecomstechnews, Jumat (18/9).

Juniper Research juga mengatakan bahwa 5G akan membutuhkan spektrum baru untuk penyebaran layanan.

Manfaatkan Kekuatan IoT, IBM Upayakan Efisiensi Bagi Pembuat Mobil

0

Jakarta – IBM baru-baru ini telah meluncurkan layanan cloud baru, yang bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan Internet of Things (IoT) sehingga memungkinkan pembuat mobil dapat memotong biaya produksi, kepemilikan dan polusi.

Cloud IBM yang baru dapat membantu para vendor seperti BMW dan Mercedes untuk membuat produk yang lebih baik, dengan menggunakan massa data yang dihasilkan oleh semua sensor cerdas dalam mobil ciptaan mereka dan memanfaatkan kecerdasan ini untuk menjadikan pengendara mobil lebih efisien dalam berkendara. Layanan tersebut termasuk agregat data tentang mesin, pengemudi dan penumpang.

Seperti dilaporkan Telecoms, Jumat (18/9), IBM mengklaim bisa mengurangi emisi karbon dengan membantu memotong konsumsi bahan bakar dengan cara mengedukasi pengendara mengenai teknik mengemudi yang lebih baik, pilihan rute cerdas dan pemuatan yang masuk akal.

Bukan hanya itu, di sisi suplier IBM juga menghadirkan efisiensi dalam bentuk pemeliharaan kendaraan prediktif, diagnosa mesin real-time dan analisis stres chassis.

IoT IBM for Automotive ini sudah tersedia pada soft layer dari infrastruktur IBM Cloud. IBM menyebutkan akan menganalisa sumber-sumber baik itu primer ataupun sekunder yang ada pada kendaraan tersebut. Sumber primer seperti data geolocation yang dikumpulkan di dalam mobil, IBM juga akan menggunakan sumber eksternal seperti data pelanggan serta sejarah kendaraan dan juga akan menggunakan data dari penyedia parkir.

Continental, Suplier Otomotif bertaraf Internasional menggunakan IBM MessageSight dan IBM InfoSphere Streaming, yang merupakan komponen dari IBM IoT untuk solusi otomotif untuk membantu mengelola aliran data yang kompleks dan menerapkan analisis untuk sistem eHorizon-nya. Hal ini memungkinkan elektronik kendaraan untuk mengantisipasi kondisi jalan menggunakan pemetaan digital dan sumber data kerumunan. [AK/IF]

Polisi Belanda Tangkap Dua Hacker Penyebar Ransomware

0

Jakarta – Belum lama ini, Polisi Belanda mengungkapkan bahwa mereka telah menangkap dua hacker muda yang menyusupkan malware yang dikenal sebagai “ransomware” untuk menginfeksi ribuan komputer di seluruh dunia. Tujuannya sederhana, untuk kemudian meminta sejumlah  uang kepada para korban yang komputernya terjangkit virus tersebut.

Warga negara Belanda, berusia 18 dan 22 tahun ini diduga mengirimkan virus ke puluhan ribu komputer di seluruh dunia.

Virus yang mereka sebut sebagai “CoinVault” ini pertama kali muncul pada Mei 2014. Virus ini berhasil mengunci sekitar 1.500 komputer, yang semuanya menggunakan sistem operasi Windows.

Sebagian besar korban berdomisili di kawasanBelanda, Inggris, Jerman, Perancis dan Amerika Serikat. Keterangan tersebut di dapat dari perusahaan keamanan cyber Kaspersky yang dibantu polisi Belanda dalam penyelidikannya.

Seperti dilansir dari laman phys.org, Jumat (18/9), puluhan  orang membayar uang tebusan untuk dapat mengkases kembali komputer mereka, namun sebagian lagi menolak permintaan tersebut.

“File foto dan video liburan serta presentasi korban hilang, akibat mereka tidak mau membayar tebusan kepada para hacker,”tambahnya.

Polisi tidak mengatakan berapa banyak uang yang dihasilkan oleh dua hacker ini. Sebagai informasi, mereka di tangkap pada hari senin waktu setempat di pusat kota amersfoort.

Para hacker rupanya menuntut pembayaran Bitcoins, yaitu jenis mata uang digital yang tidak didukung oleh pemerintah atau bank sentral, dan sangat sulit untuk dilacak.

Identitas pria itu tidak terungkap dan mereka diserahkan dalam tahanan ketika mereka muncul di pengadilan Rotterdam, pada Kamis kemarin.

Menurut Kaspersky, versi baru dari CoinVault muncul pada April 2015 yang memiliki frase tulisan “bahasa Belanda Tanpa Cacat.”

“Bahasa Belanda adalah bahasa yang relatif sulit untuk ditulis tanpa kesalahan, sehingga kami menduga dari awal penelitian kami bahwa ada hubungan negara Belanda untuk penyebar malware,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Menurut Symantec, ahli keamanan cyber dari US, kasus “ransomware” terjadi lebih dari dua kali lipat di seluruh dunia pada tahun 2014. [AK/IF]

ViaSat Siap Persenjatai Pesawat Baru Boeing dengan Wi-Fi

0

Jakarta – Menjelajah internet untuk mengisi waktu luang, khususnya ketika Anda harus menempuh perjalanan panjang dengan pesawat, tampaknya benar-benar bukan lagi impian semata. Pasalnya, perusahaan konektivitas satelit ViaSat baru-baru ini mengumumkan kesepakatan dengan Boeing, yang menginginkan terminal satelit udara Ka-band terpasang di pesawat komersial Boeing terbaru.

Seperti dilaporkan Telecoms, Kamis (17/9), pihak Boeing meskipun tampak belum sepenuhnya berkomitmen, namun menunjukkan tanda-tanda sepakat untuk merealisasikan kerjasama ini. ViaSat mengklaim, layanannya ini menawarkan kecepatan internet di dalam pesawat (in-flight) hingga sepuluh kali lebih cepat dibanding apa yang tersedia saat ini.

“Kesepakatan kami dengan Boeing merupakan tonggak penting yang memberikan pelanggan maskapai kami kemampuan untuk mendapatkan sistem Wi-Fi onboard terbaik untuk dihadirkan di pesawat baru mereka,” kata Don Buchman, GM of Coomercial Mobility ViaSat.

Lebih lanjut, Don menambahkan, bahwa dengan memilih komunikasi in-flight ViaSat untuk armada Boeing, penerbangan kini dapat membedakan layanan internet dalam pesawatnya dengan model bisnis yang lebih fleksibel dan berkelanjutan yang akan terus mendatangkan nilai tambah seiring dengan semakin banyaknya pelanggan yang menggunakan layanan itu.

“Dalam memulai proses evaluasi dengan partner lama ViaSat, kami kini ingin menambahkan terminal udara ViaSat sebagai pilihan,” kata John Craig, Chief Engineer Cabin and Network System Boeing Commercial Airplanes. “Ini akan memberikan pelanggan maskapai penerbangan komersial Boeing sebuah pilihan biaya baru dan waktu efektif dengan konektivitas pita lebar tinggi baru untuk pesawat terbang mereka.”

Bicara tentang aktivitas di ruang satelit, belakangan ini kita telah melihat ada cukup banyak kegiatan. Spesialis konektivitas IoT (Internet of Things), SIGFOX belum lama ini telah mengumumkan akan menggunakan teknologi satelit yang dikembangkan oleh Eutelsat untuk menambah pengalur jaringan antara BTS-nya. Sementara itu Inmarsat, telah meluncurkan satelit ketiga di konstelasi Global Xpress miliknya pada akhir Agustus dan konferensi VSAT juga sedang berlangsung di London saat ini.

Broadband 1 Gbps dan Uang Rp 160 Miliar Tandai Pergantian Nama Eircom

0

Jakarta – Perusahaan telekomunikasi Irlandia Eircom belum lama ini mengumumkan pergantian nama menjadi ‘eir’. Menurut CEO Richard Moat, identitas baru ‘eir’ nantinya adalah dinamis dan modern serta mencerminkan ambisi perusahaan untuk menjadi organisasi yang dinamis dan progresif dalam menyediakan infrastruktur dan layanan berkualitas tinggi.

Diluncurkannya layanan broadband 1 Gbps baru, yang diklaim perusahaan sebagai yang tercepat di Irlandia, secara tidak langsung menandai pergantian nama ini. Sebelum akhirnya, seperti ditambahkan Moat, perusahaan akan menghadirkan broadband 24/7 dan dukungan teknis bagi pelanggan TV di bulan-bulan berikutnya.

Perubahan nama menjadi eir ini tidak akan berdampak pada Meteor, yang akan tetap menjadi merek mandiri dalam Grup eir. Divisi konsumer dan bisnis akan beroperasi di bawah merek eir baru, sedangkan unit bisnis grosir dan jaringan akan beroperasi secara terpisah di bawah ‘Open eir’ untuk mencerminkan komitmennya atas jaringan akses terbuka.

Sementara produk e-suite, termasuk eMobile, eVision dan eFibre kini telah digantikan oleh masing-masing eir Mobile, eir Vision dan eir Fibre. Perubahan nama ini diperkirakan menelan biaya sebesar EUR 16 juta atau sekitar Rp 260 miliar.

Nokia Networks Pamerkan Small Cell 1 Gbps Pertamanya

0

Jakarta – Sementara Indonesia masih berada dalam tahap inisiasi serta perkenalan kepada publik dan pemangku kepentingan terkait, beberapa negara di Asia Tenggara – Singapura, Malaysia dan Thailand, telah lebih dulu mengaplikasikan teknologi small cell. Dan secara tidak langsung menjadi pasar baru bagi penyedia layanan. Nokia Networks salah satunya, yang belum lama ini berhasil merampungkan small cell berkemampuan 1 Gbps pertamanya dan meluncurkan layanan baru yang dirancang untuk mengoptimalkan penyebaran small cell tersebut.

Diberi nama Flexi Zone G2, small cell baru perusahaan asal Finlandia itu konon memungkinkan operator untuk menggabungkan sampai tiga gelombang radio sekaligus. Tiga slot modul frekuensi radio (RF) yang ada di sini artinya operator dapat menggabungkan frekuensi LTE berlisensi, LTE tanpa lisensi (LTE-U), dan WiFi. Demikian dilaporkan Total Telecom, Kamis (17/9).

Selain itu, Nokia juga memperkenalkan layanan baru yang diklaim akan membantu perusahaan telekomunikasi untuk menggelar small cell 30% lebih cepat, dengan biaya 20% lebih rendah, dan melayani pelanggan 10% lebih dibandingkan dengan penggelaran small cell ‘standar’.

Disebut HetNet Engine Room, layanan ini menggunakan peta permukaan jalan 3D untuk dijadikan sumber tanda untuk setiap kemungkinan lokasi small cell. Tanda ini, yang disebut Nokia ‘indeks nilai situs’, menunjukkan kemungkinan laba atas investasi (ROI) pada penyebaran small cell di lokasi tertentu.

“Menyebarkan small cell di salah satu sisi jalan menelan biaya sepuluh kali lebih besar dibanding di lokasi yang hanya beberapa meter di sisi jalan lain,” kata Randy Cox, Head of Small cell Product Nokia Networks. “Kami membawa pendekatan baru yang memungkinkan para operator untuk memilih situs terbaik dan kemudian menyebarkan small cell dan backhaul-nya dengan cepat dan dengan biaya yang jauh lebih rendah.”

 

 

Gandeng Indomaret, XL Jual Pulsa dengan Harga ‘Pas’

0

Jakarta – Dalam sebuah kerjasama eksklusif dengan PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT XL Axiata Tbk (XL) kembali hadir dengan tawaran menarik. Kali ini dalam bentuk opsi pembelian pulsa, dimana pelanggan XL dapat membeli pulsa dengan harga sama sesuai nilai pulsa yang dibelinya.

“Jadi kalau pelanggan beli pulsa 15.000, bayarnya ya cukup Rp 15.000 saja,” kata Chief Commercial Officer XL, Danny chew Kar Wei, dalam acara peluncuran yang berlangsung di Indomaret Point Kemang, Jakarta, Rabu (16/9).

Kerjasama dengan Indomaret ini, selain merupakan salah satu bentuk penyesuaian XL terhadap trend yang berkembang, dimana masyarakat Indonesia cenderung bergeser ke toko-toko modern ketimbang toko tradisional, juga ditujukan untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan produk layanan XL.

“Kerjasama dengan Indomaret ini sekaligus untuk memberikan pengalaman kepada pelanggan untuk merasakan bahwa membeli pulsa di Indomaret lebih menguntungkan,” tambah Danny.

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan Wiwiek Yusuf, Marketing Director Indomaret. Menurutnya, selain mudah membeli pulsa XL di Indomaret juga bisa lebih hemat.

“Sesuai dengan motto Indomaret, mudah dan hemat, maka pelanggan bisa dengan mudah membeli pulsa XL hanya dengan datang ke Indomaret. Ditambah harga pulsa yang dibeli juga sesuai dengan denomnya,” ucapnya.

Layanan pembelian pulsa dengan harga pas ini sudah mulai bisa dilakukan sejak 1 September 2015, dan berlaku di seluruh Indomaret di Indonesia. Saat ini, sebagai informasi, telah terdapat lebih dari 11.000 outlet Indomaret di seluruh pelosok tanah air.

Selain di Indomaret, pulsa XL dengan harga pas juga bisa didapatkan di Seven Eleven, namun hanya yang berlokasi di Jabodetabek saja.

Denominasi baru

Selain bermitra dengan Indomaret, XL juga melengkapi strategi perluasan distribusi pulsanya dengan menghadirkan denominasi baru yaitu Rp 15.000 dan Rp 30.0000 yang hanya bisa didapatkan di Indomaret. Dengan dikeluarkan denominasi baru dengan nilai yang lebih terjangkau ini, XL berharap pelanggan akan bisa lebih mudah menyesuaikan kebutuhan atas layanan telekomunikasinya secara lebih fleksibel.

Diakui Danny Che Kar Wai, selama dua minggu program ini berjalan, tanggapan atau respon masyarakat cukup baik. Hal itu ditandai dengan kenaikan revenue penjualan pulsa yang mencapai 42 persen. Sebelumnya, seperti diungkap Danny, rata-rata penjualan pulsa XL di Indomaret secara nasional adalah sebesar Rp 12 miliar per minggu, dengan jumlah transaksi sebanyak 10 juta.

“Target kita sih sampai akhir tahun tumbuh 30%, saya pikir angka itu sudah sangat bagus,” katanya, seraya menyebut denominasi 15.000 sebagai primadona pada program ini.

Demi Kualitas Layanan Data, StakeHolder Telekomunikasi Bentuk Aliansi Small Cell

0

Jakarta – Sebuah perkumpulan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi di Indonesia resmi didirikan. Perkumpulan yang dinamakan Small Cell Alliance ini adalah perkumpulan para penggerak dari sebuah teknologi yang dinamakan Small Cell. Perkumpulan ini terdiri dari beberapa pemangku kepentingan yang terkait seperti, Industri Telekomunikasi, Buliding Owner, Operator Seluler, serta beberapa stakeholder lainnya.

“Kami ingin membuat dan membangun standar smallcell Indonesia kedepan dan kami ingin mengajak para pemangku kepentingan untuk memperkuat jaringan internet di Indonesia,” kata Ir. Gunawan wibisono, Chairman SmallCell Alliance Indonesia.

Sejatinya, hampir semua negara di kawasan Asia Tenggara sudah mengimplementasikan hal ini. Hanya tinggal di Indonesia baru tahap inisiasi. Namun, pihak regulasi telah menyetujui gagasan ini.

Small Cell sendiri merupakan sebuah perangkat yang tertanam di setiap BTS ataupun antenna pada gedung-gedung perkantoran, dan tempat ramai lainnya. Sejatinya Small Cell memiliki coverage yang kecil, namun saat ini Coverage bukan lagi menjadi masalah, yang menjadi sebuah permasalahan atas lambatnya internet di Indonesia adalah karena kapasitas dari frekuensi jaringan yang cenderung sempit, dan disanalah perangkat Small Cell berfungsi. Perangkat ini akan membagi-bagi kapasitas dari jaringan internet di suatu lokasi yang tentunya akan menghasilkan kapasitas yang lebih besar di setiap lokasinya.

Sebagai contoh di gedung perkantoran atau di tempat ramai lainnya, akses data tentunya akan sangat sulit di dapatkan walaupun coverage jaringan memadai. Hal ini dikarenakan kapasitas dari pita frekuensi yang penuh sesak oleh para pengguna lainnya. Dengan hadirnya small cell pada lokasi tersebut, tentunya akan memberikan kapasitas yang lebih besar dan tentunya akan berdampak pada baiknya kualitas internet di wilayah tersebut.

Namun, perangkat ini tidak sama dengan repeater atau penguat sinyal. Mengenai penyatuan jaringan FDD dan TDD pada 4G LTE, perangkat ini dimungkinkan untuk menyatukan keduanya, namun masih harus ada kajian lagi tentunya.

Dari segi efisiensi, Small Cell juga menawarkan efisiensi karena perangkat ini terintegrasi dengan perangkat lain seperti BTS Indoor ataupun perangkat wifi, ketimbang para operator membangun jaringan konvensional yang baru, yang notabene lebih membutuhkan biaya serta waktu pengerjaan yang jauh lebih lama.

Beberapa nama besar di Industri telekomunikasi Indonesia sudah berniat bergabung dan menjadi partner dari perkumpulan ini, sebut saja Telkom Tbk, XL axiata, Indosat, Ericsson, Huawei, Samsung dan beberapa pelaku bisnis Telekomunikasi lainnya.

Tahun 2020, Telkom Group “Akan” Jadi Raja Digital di Indonesia

0

Jakarta – PT. Telkom Tbk, selaku salah satu perusahaan penyedia layanan broadband terbesar di Indonesia, mencanangkan target baru mereka yang dimulai dari tahun 2016-2020. Target ini adalah target yang cukup besar mengingat kualitas dan infrastruktur internet di Indonesia masih kurang terlalu mendukung.

Telkom menargetkan setidaknya pada tahun 2020, mereka ingin menjadi King Of Digital In The Region, hal tersebut didasari dari total pertumbuhan pengguna internet di Indonesia serta penggunaan mobile broadband yang meningkat drastis pada tahun ini.

“Kami akan memperkuat layanan serta perkembangan dari digital ekosistem atau virtual network serta people network dan Aplication,” ungkap Pramasaleh Hario Utomo, vice president Of Infrastructure Strategi & Governance PT. Telkom Tbk.

Sebagai Informasi, penetrasi ekosistem digital dari Telkom meliputi, smart business, smart digital life, smart machine dan beberapa penetrasi lainnya. Sementara untuk sektor network, implementasi mereka, Telkom sedang berusaha mengembangkan program Internet Of Things yang saat ini memang sedang menjadi topik hangat di beberapa pemangku kepentingan terkait.

Sementara People Network mereka dibalut dengan program Smart Digital Planet. Program tersebut terlihat dari keseriusan PT. Telkom membangun dan mengembangkan para startup yang berpotensi di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari program Indigo Incubator yang sudah di gelar selama beberapa tahun.

Untuk tahun ini saja, para starup sudah memasuki masa inkubasi yang tersebar di tiga wilayah di Indonesia. Tiga wilayah tersebut diantaranya adalah Bandung Digital Valley, Jogja Digital Valley serta Jakarta Digital Valley. Dan Bandung Digital Valley adalah lokasi inkubasi yang paling besar diantara ketiga lokasi tersebut.

Mereka juga membuka channel networking dengan para anak perusahaan mereka dalam bentuk Loop Station, Telkomsel Digital Lounge dan lain-lain. Pada beberapa tempat tersebut, sejatinya disediakan co-working space bagi para mahasiswa, pekerja ataupun startup untuk lebih mengembangkan ide mereka dan merealisasi ide tersebut.

Program lain yang dibangun oleh Telkom guna memuluskan target mereka tersebut adalah membangun Indonesia Digital Society. Dalam pengimplementasiannya, Telkom juga berencana membangun Smart City. Dalam pembangunan Smart city ini, Telkom bekerja sama dengan Smart Cell untuk dapat membantu menyebarkan jaringan internet dan juga memberikan coverage yang lebih banyak serta memberikan kecepatan 4G bahkan 5G nantinya.

Hal tersebut disambut baik oleh perkumpulan Smart Cell Indonesia yang notabene baru terbentuk pada pertengahan September ini.

“Kami ingin membuat dan membangun standar smallcell Indonesia kedepan dan kami ingin mengajak para pemangku kepentingan untuk memperkuat jaringan internet di Indonesia,” kata Ir. Gunawan wibisono, Chairman SmallCell Alliance Indonesia.

SmallCell sendiri adalah penyelenggaraan LTE Ultra Broadband yang memungkinkan operator meningkatkan kapasitas dan penyebaran diberbagai area sibuk seperti mall, stadion olahraga, serta area dengan lalulintas tinggi lainnya, dengan lebih meningkatkan koneksi kepada pengguna.

SmallCell memberikan sinyal selular di are-area yang mengalami kekurangan jangkauan selular atau hambatan akibat interferensi dari gedung-gedung, hambatan geografis, atau jauhnya jarak menara selular. SmallCell juga menambah kapasitas di area-area yang memiliki pengguna yang terkonsentrasi di area tertentu. Sebagai contoh ketika kita sedang menyaksikan konser “Bon Jovi” beberapa waktu lalu, walaupun sinyal pada ponsel terlihat penuh, namun tetap saja para pengguna sulit untuk mengakses internet, mengupload foto ke social media atau berinteraksi melalui aplikasi chatting. Hal tersebut di karenakan jaringan data pada sim card ponsel mereka penuh sesak, dan disinilah SmallCell sejatinya berperan.

Teknologi ini juga dapat membantu para penyelenggara layanan telekomunikasi untuk memperluas layanan data mereka secara lebih cepat dan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan jaringan selular konvensional yang tentunya lebih mahal dan membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama.

Kerjasama Telkom dengan SmallCell dapat dilihat dari Wifi Id. Wifi id Carried dan integrated smartcell akan menghadirkan coverage sebesar 183.000 hotspot sampai dengan tahun ini. Dan pada tahun depan diharapkan jumlah coverage tersebut akan naik 2 hingga 3 kali lipatnya.

Lewat Kolaborasi Alcatel-Lucent dan Chunghwa Telecom, G.fast Sambangi Taiwan

0

Jakarta – Penyedia infrastruktur telekomunikasi raksasa asal Perancis, Alcatel-Lucent, baru-baru ini mengumumkan penyebaran teknologi broadband G.fast komersial pertama di dunia di Taiwan.

Peluncuran tersebut dilakukan dalam kemitraannya dengan perusahaan telekomunikasi terbesar di negara tersebut, yakni Chunghwa Telecom, selain juga merupakan bagian dari perkenalan FTTP nasional, yang neliputi teknologi tembaga canggih seperti G.fast.

“Sebagai inovator dalam akses fixed ultra-broadband, Alcatel-Lucent adalah perusahaan pertama yang membawa G.fast ke pasar,” demikian diungkapkan Ken Wu, Presiden Alcatel-Lucent Taiwan sebagaimana dilaporkan Telecom.com, Rabu (16/9/2015).

Wu juga menambahkan bahwa perusahaan untuk tahun lalu juga telah bekerjasama dengan operator terkemuka di seluruh dunia untuk menguji teknologi ini.

“Tahun ini, pasar Taiwan telah dengan cepat memperkenalkan teknologi terbaru dan meluncurkan layanan komersial lebih dulu dibanding pasar lain untuk memungkinkan konsumen di Taiwan merasakan layanan broadband super cepat G.fast CHT. Hari ini kami senang melihat Chunghwa Telecom menjadi pionir dan menjadi operator pertama di dunia yang menyebarkan ini secara komersial,” tambahnya.

Hal yang tak jauh berbeda diuntai Mu-Piao Shih, President Chunghwa Telecom. Menurutnya, Alcatel-Lucent telah membuat langkah besar untuk secara proaktif meningkatkan layanan jaringan broadband ini selama beberapa tahun terakhir. Dan Chunghwa Telecom merasa bangga karena menjadi operator pertama di dunia yang menyediakan layanan tersebut secara komersial.

“Dengan teknologi G.fast Alcatel-Lucent, kami akan dilengkapi dengan baik untuk meluncurkan layanan jaringan berkecepatan ultra tinggi ini menjelang akhir tahun dan menawarkan pelanggan kami pengalaman layanan broadband tertinggi, sehingga memperkuat kepemimpinan kami dalam pasar layanan broadband serat optik mulai dari 100Mbps hingga 1Gbps,” pungkas Mu-Piao Shih.

G.fast telah berada di sekitar kita selama beberapa waktu, sehingga penting bagi kita untuk akhirnya mulai melihat penyebarannya secara komersial. Apalagi masalah logistik dan ekonomi juga masih menjadi kendala dalam pembuatan serat di mana-mana dan G.fast merupakan alternatif yang semakin layak.

Teknologi ini memungkinkan para penyelenggara layanan menyediakan akses ultra-broadband ke lokasi-lokasi di mana penyebaran erat sulit dilaksanakan, dengan cara menggunakan bagian akhir infrastruktur tembaga yang disambungkan ke lokasi-lokasi untuk menghantarkan kecepatan ultra-tinggi.