spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1510

Mengintip Tantangan Transformasi Digital di Indonesia

0

Telko.id – Transformasi digital menjadi sebuah keharusan bagi tiap pelaku usaha untuk bisa bertahan hidup di industri yang menaungi usaha mereka. Transformasi digital juga berarti sebuah inovasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menuju revolusi digital.

Munculnya banyak startup di Indonesia tentunya mengharuskan perusahaan konvensional untuk bertransformasi agar mampu mempertahankan bisnis mereka.

Ditemui pada media Interview di Jakarta (6/9), Hubert Yoshida, Vice President, Global Chief Technology Officer Hitachi Data System menyebutkan bahwa transformasi digital menjadi salah satu prioritas bisnis bagi tiap perusahaan dan industri di Indonesia, pasalnya proses digitalisasi telah mengubah berbagai macam aspek seperti perilaku, cara berkomunikasi bahkan dalam menjalankan bisnis.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki peluang untuk bertransformasi, dengan terjadinya peningjatan tren bisnis seperti, cloud, startup, social media hingga big data.

“Transformasi digital di Indonesia harus dimulai dari sektor Pemerintahan, mulai dari regulasi hingga infrastruktur. Indonesia sejatinya telah terhubung, namun yang menjadi permasalahan lain adalah sektor logistik, karena biaya logistik menyamai 28% dari total GDP Indonesia” ujarnya pada jumpa media di Jakarta.

Ia menambahkan, Presiden Joko Widodo sejatinya telah mendukung hadirnya transformasi digital di Indonesia, terlihat dari banyak program pemerintah yang mengatasnamakan e-goverment. Namun sayangnya hal tersebut masih urung terlaksana karena banyak faktor yang mengganjal seperti konektivitas internet yang belum merata di semua wilayah Indonesia.

Hubert Yoshida
Hubert Yoshida

Terlebih, Indonesia yang merupakan negara kepulauan menjadikan kurangnya pemerataan dalam hal infrastruktur yang membuat sulitnya mengimplementasikan digitalisasi disini.

Padahal, hadirnya transformasi digital juga memberikan efisiensi dari sisi biaya perawatan dan pelayanan. Mengambil contoh pada perusahaan ridesharing, sejatinya mereka tidak perlu melakukan perawatan berkala pada mobil yang digunakan untuk transportasi tersebut. Padahal, mereka membutuhkan hal ini sebagai ujung tombak usaha mereka. Mereka hanya perlu melakukan perawatan pada sisi infrastruktur dan server saja.

Berbicara mengenai industri telekomunikasi, transformasi digital dapat membantu para operator seluler di Indonesia untuk lebih memanjakan pelanggan dengan pelayanan yang jauh lebih baik.

“Industri ini membutuhkan banyak inovasi, telko membutuhkan transformasi digital untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen seperti call center. Mereka juga bisa menganalisa data konsumer yang loyal untuk memberikan promo yang lebih tertarget terhadap konsumen tersebut,” tambah Yoshida.

Selain itu, dengan data yang banyak tadi, perusahaan telko dapat menghadirkan bisnis model yang lain dengan memberikan insight tersebut kepada industri lainnya seperti F&B, untuk memberikan promo kepada konsumen yang tertarget.

Faktor efisiensi juga bisa menjadi alasan mengapa industri telekomunikasi di Indonesia harus bertransformasi kearah digital, mereka bisa menggunakan solusi backend seperti NFV untuk mengambil ‘kue’ di era Internet Of Things. NFV memiliki manfaat besar di mana para provider telekomunikasi tidak perlu mendatangkan back-up network dari luar apabila terjadi bencana karena selama jaringan tersedia, maka data dan aplikasinya masih tetap dapat diakses dari data center yang terletak di beberapa lokasi.

Softbank Rampungkan Proses Akuisisi ARM

0

Telko.id – Softbank pada hari Senin kemarin telah merampungkan proses akuisisi ARM, yakni sebuah perusahaan desain chip mobile dengan mahar sebesar £ 24 miliar.

“Seluruh aset dan modal berupa saham ARM kini dimiliki oleh SBG (Softbank Group) dan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya,” kata perusahaan telko yang berbasis di Jepang, seperti dilaporkan TotalTelecom (6/9).

Softbank mengatakan perusahaan yang berbasis di U.K. ini akan dilisting di Bursa Efek London pada Selasa pagi, dan hasil keuangan yang dimiliki oleh ARM akan dikonsolidasikan ke Softbank.

Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, ARM mengatakan bahwa Chairman mereka Stuart Chambers, dan enam anggota dewan eksekutif telah mengajukan pengunduran diri mereka.

Proses pengakuisisian ini sendiri terselesaikan selesai setelah Pengadilan Tinggi Inggris dan Wales pada Jumat(2/9) menyetujui transaksi ini. Softbank sendiri setuju untuk mengakuisisi ARM pada bulan Juli. Kesepakatan itu sebagian tengah didanai berkat ketersediaan pinjaman sebesar ¥ 1 trilyun dari Mizuoh Bank. Sedangkan untuk balancing, didanai oleh sumber existing cash milik Softbank.

Sekadar informasi, lisensi ARM merupakan desain semikonduktor untuk perusahaan lain dalam memproduksi chipset untuk digunakan di berbagai perangkat. Sementara pasar terbesar ARM adalah mobile, di mana prosesor ARM yang dirancang dapat ditemukan di iPhone dan iPad milik Apple, serta berbagai produk yang berjalan pada Android.

Desain ARM juga digunakan dalam produk hiburan yang ada dirumah dan gadget seperti pemutar Blu-ray dan kamera digital, serta dalam perangkat seperti smart meter, connected cars dan bahkan beberapa server.

Solusi Ini Bisa Permudah Komunikasi di Daerah Rural

0

Telko.id – Warga Papua dan Indonesia bagian timur lainnya berharap tak hanya Telkomsel saja yang menyediakan jaringan di wilayah mereka, tapi juga operator lain seperti Indosat dan XL Axiata serta operator lainnya.

Sebagai contoh, warga di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Berbatasan langsung dengan Papua Nugini, bukan berarti Kabupaten Pegunungan Bintang bebas dari keterisolasian. Lokasi yang berada di jajaran pegunungan Jayawijaya, membuat Kabupaten Pegunungan Bintang memiliki keterbatasan dalam pembangunan infrastruktur.

“Kami merindukan Indosat dan XL untuk ikut membangun jaringan telekomunikasi di Kabupaten Pegunungan Bintang. Sebab telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat di Pegunungan Bintang, sesuai dengan Nawa Cita Presiden Jokowi,” harap Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pegunungan Bintang, Untung Eka Priya.

Padahal pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pegunungan Bintang sangat penting mengingat kondisi medan yang berat dan posisi strategisnya di bagian tengah Pulau Papua yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini.

Sekadar informasi, di wilayah tersebut baru Telkomsel yang menggelar layanan telekomunikasi. Pasca kehadiran sarana telekomunikasi di kota Oksibil pada tahun 2004, Kabupaten Pegunungan Bintang sudah mulai terbuka. Hubungan dengan dunia luar sudah dapat terjadi.

Sebelum adanya jaringan telekomunikasi, penduduk yang ingin menyampaikan informasi harus menyampaikan secara estafet dari kampung ke kampung. Setelah itu dilanjutkan penyebaran informasi tersebut ke distrik lainnya dengan menggunakan jaringan radio Single Side Band (SSB) yang dimiliki oleh TNI.

“Namun kini dengan keberadaan telekomunikasi, masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang sudah dapat menikmati layanan telekomunikasi sehingga mempermudah untuk dapat berhubungan dengan dunia luar,”terang Untung.

Namun hingga saat ini, infrastruktur telekomunikasi yang dibangun masih terbatas di beberapa kota seperti Oksibil, Kiwirok, Batom, Iwur, Teraplu dan Tinibil. Padahal masih banyak kota-kota di Kabupaten Pegunungan Bintang yang membutuhkan jaringan telekomunikasi. Jumlah distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang berjumlah 34 distrik.

Selain jumlahnya yang masih sedikit, kapasitas jaringan telekomunikasi yang dibangun pun terbilang sangat terbatas. Untung mengatakan kapasitas jaringan telekomunikasi di Kabupaten Pegunungan Bintang hanya untuk 120 handset saja dan jika melebih dari 120 handset, maka layanan Telkomsel akan terganggu.

Berkaca dari hal tersebut, Untung meminta agar Menkominfo mau mendorong operator telekomunikasi yang lainnya untuk dapat menggembangkan infrastruktur telekomunikasi di Kabupaten Pegunungan Bintang. Sehingga keterisolasian di Kabupaten Pegunungan Bintang dapat dikurangi sehingga perekonomian masyarakat yang berjumlah 133 ribu jiwa itu juga bisa meningkat.

Seperti diketahui, operator seluler memiliki kewajiban untuk membangun jaringan di semua wilayah di Indonesia. Namun jika melihat dari sisi bisnis, hal ini masih sulit untuk dilakukan mengingat terdapat pertimbangan-pertimbangan pengeluaran serta pemasukan yang akan didapat oleh operator tersebut.

Sejatinya, terdapat beberapa solusi untuk mengatasi kurangnya akses telekomunikasi di wilayah rural. Seperti, menggunakan OpenBTS, Active Network Sharing dengan keseimbangan pembangunan infrastruktur antar operator, serta proyek Palapa Ring.

Nama terakhir nampaknya menjadi sebuah solusi yang tengah digagas oleh pemerintah. Seperti diketahui, proyek Palapa Ring diharapkan rampung pada 2018 mendatang dengan satu tahun setelahnya bisa digunakan oleh masyarakat di wilayah rural tersebut. Proyek Palapa Ring akan memberikan akaes internet kepada masyarakat dan diharapkan akan menjadi tumpuan semua penyelenggara telekomunikasi dan pengguna jasa telekomunikasi di Indonesia dan terintegrasi dengan jaringan yang telah ada milik penyelenggara telekomunikasi.

Jika Palapa Ring masih memakan waktu pengerjaan yang cukup lama, solusi lain seperti OpenBTS mungkin bisa dipertimbangkan. Walaupun Openbts saat ini hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi telepon dan sms saja serta GPRS. Namun Openbts pun bisa memberikan jaringan internet 3G bahkan 4G, meskipun masih memerlukan beberapa riset dan pengembangan.

Sementara untuk Network Sharing, tentunya dibutuhkan ‘keberanian’ dari pihak Regulator untuk merealisasikan hal ini. Well, kita tunggu saja.

Riset: Produktivitas Pekerja Meningkat 26% Tanpa Smartphone di Meja

0

Telko.id – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Würzburg and Nottingham Trent, yang dilakukan atas permintaan Kaspersky Lab, menunjukkan bahwa meskipun smartphone dapat membantu produktivitas – untuk berkomunikasi, mengelola e-mail, serta menyelesaikan pekerjaan saat mobile, namun smartphone justru dinilai mampu menurunkan produktivitas ketika bekerja.

Penelitian ini menggali korelasi antara tingkat produktivitas dan jarak antara peserta dengan smartphone-nya. Dimana ketika smartphone mereka dibawa pergi, kinerja peserta meningkat sebesar 26 persen.

Penelitian dilakukan dengan menguji perilaku 95 orang yang berusia antara 19 hingga 56 tahun di laboratorium Universitas Würzburg dan Nottingham-Trent. Rentang usia ini dipilih guna menyeimbangkan kondisi serta jenis kelamin dalam penelitian di setiap lokasi laboratorium.

Peneliti meminta partisipan untuk menguji konsentrasi mereka di empat situasi yang berbeda, yaitu dengan smartphone di dalam saku, di atas meja, terkunci di laci dan dipindahkan dari ruangan tersebut.

Hasilnya, tes menunjukkan bahwa konsentrasi terendah terjadi pada saat smartphone berada di atas meja. Namun dengan bertambahnya jarak antara partisipan dengan ponsel pintar, kinerja mereka meningkat. Secara keseluruhan, hasil tes 26% lebih tinggi ketika ponsel mereka dipindahkan dari ruangan tersebut.

Berbanding terbalik dengan ekspektasi, ketiadaan smartphone tidak membuat partisipan merasa gelisah. Tingkat kegelisahan ditemukan tetap stabil selama penelitian berlangsung. Pada umumnya, wanita lebih gelisah dibanding rekan pria mereka.

Para peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kegelisahan tidak dipengaruhi oleh smartphone (atau ketidakhadiran smartphone), tetapi lebih kepada permasalahan gender.

“Studi sebelumnya menunjukkan bahwa di satu sisi, seseorang yang terpisah dengan smartphonenya menghasilkan efek emosional negatif, seperti peningkatan rasa gelisah. Namun di sisi lain, studi mendemonstrasikan bahwa kehadiran smartphone dapat menjadi gangguan. Dengan kata lain, kehadiran dan ketidakhadiran smartphone dapat merusak konsentrasi,” kata Jens Binder dari Universitas Nottingham Trent.

Perwakilan dari Universitas Würzburg, Astrid Carolus menambahkan bahwa pada intinya penemuan ini mengindikasikan bahwa dibanding kehadiran ponsel pintar, ketidakhadiranlah yang dapat meningkatkan konsentrasi.

 

Hari Pelanggan Nasional, MNC Play ‘Komit’ untuk Tingkatkan Layanan

0

Telko.id – Persaingan yang semakin ketat di industri multimedia memacu perusahaan untuk lebih meningkatkan layanan kepada pelanggan. MNC Play, misalnya, berkomitmen untuk memberikan layanan prima kepada pelanggan seiring dengan peringatan Hari Pelanggan Nasional.

“Melalui perayaan Hari Pelanggan Nasional, seolah-olah kami kembali diingatkan untuk terus memberikan yang terbaik kepada pelanggan kami. Hal ini sejalan dengan inovasi yang terus kami lakukan dalam pengadaan internet berkecepatan tinggi dan TV kabel interaktif,” kata Ade Tjendra, Direktur Komersial MNC Play melalui keterangan resmi, Senin (5/9).

Ke depan, ia menjelaskan, perusahaan juga akan lebih giat lagi untuk menghadirkan terobosan baru di bidang multimedia. Ini sejalan dengan kian besarnya potensi pasar di Indonesia. Dimana menurut APJII, laju perkembangan internet sudah mencapai lebih dari 100 juta penduduk.

“Dengan semangat Hari Pelanggan Nasional, MNC Play berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan yang prima dan berstandar global serta mendukung Indonesia dalam menyediakan data communication dan Broadband Interactive Multimedia Entertainment yang terbaik,” tambah Ade.

Saat ini, atau terhitung hanya dua tahun sejak diluncurkan, jaringan MNC Play telah menjangkau 6 kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang dan Medan.

 

 

 

Bos XL: Pelanggan Aset Penting Bagi Kelangsungan Bisnis XL

0

Telko.id – Presiden Direktur XL, Dian Siswarini, turun langsung untuk memberikan layanan kepada pelanggan dan melakukan kunjungan ke gerai penjualan (retail outlet). Hal ini dilakukan bersamaan dengan peringatan Hari Pelanggan Nasional, yang jatuh pada 4 September 2016 kemarin.

Menurut Dian, pelanggan merupakan aset yang penting bagi kelangsungan bisnis XL, oleh karena itu kepuasan pelanggan menjadi hal yang utama.

“Untuk menghadirkan kenyamanan dan kepuasan kepada 44 juta pelanggan XL, kami terus mengupayakan agar layanan kami bisa semakin mudah dan terjangkau bagi pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia,” katanya.

XL sendiri secara bertahap akan mengubah konsep layanan pelanggan konvensional menjadi layanan one stop digital solution di seluruh XL Center. Di tahun 2016, sejumlah XL Center direncanakan akan bertransformasi, di antaranya XL Center Mal Puri Indah, Kelapa Gading, Supermal Karawaci, dan lain-lain.

Saat ini XL memiliki total 84 XL Center yang tersebar di hampir semua kota di seluruh Indonesia, dengan jumlah lebih dari 500 orang petugas. Sementara itu, 600 orang petugas dikerahkan guna selalu siap melayani pelanggan selama 24 jam setiap hari melalui contact center 817.

Untuk pelanggan XL, XL melalui sosial media membuka layanan pengaduan pelanggan melalui akun @XLCare, Xplor Forum, dan XL Care Customer Service (Facebook). Sementara bagi pelanggan Axis bisa mendapatkan pelayanan melalui @ask_axis dan Pojok Axis.

Dukung Perfilman Indonesia, Tri Sponsori Warkop DKI Reborn

0

Telko.id – Operator seluler yang bermarkas di Hong Kong yakni Hutchisin Tri Indonesia ternyata juga ikut mendukung industri film nasional. Hal ini terlihat dari upaya operator 4G tersebut dalam mendukung film Warkop DKI Reborn.

Semakin berkembangnya industri broadcasting digital juga menjadi alasan keterlibatan Tri dalam pembuatan film ini. Seperti diketahui, saat ini banyak OTT yang menyajikan konten digital, baik itu film ataupun serial drama. Hal ini tentu saja akan menggerus kuota para pelanggan operator seluler dan pada akhirnya meningkatkan arpu data dari operator tersebut.

“Dalam waktu dekat kita akan berikan kuota gratis sebesar 3GB, untuk menyaksikan film Warkop DKI yang klasik di klikfilm.com selama 7 hari free, syaratnya pelanggan harus membeli pulsa minimal Rp. 50.000,-,” ujar Arum K. Prasodjo, Corporate and Marketing Communication Tri Indonesia (2/9).

Sementara untuk kualitas film sendiri, Arum menambahkan bahwasanya hal ini  akan menyesuaikan dengan kualitas jaringan yang ada, jika jaringan buruk, maka kualitas akan menurun atau sama halnya dengan youtube. Namun, Arum memastikan bahwa jaringan internet Tri telah mendukung layanan streaming video.

Lebih lanjut, ketika ditanya alasan memilih Warkop DKI, Arum menegaskan bahwa mereka adalah legenda film komedi di Indonesia dan hadirnya film Warkop DKI Reborn adalah untuk melestarikan film Warkop untuk generasi muda.

Sekadar informasi, saat ini Tri memiliki  total pelanggan sebesar 56,5 juta dan 80 persen dari mereka adalah pengguna data. Sementara itu, animo pelanggan 4G  di 6 kota yang telah tersedia jaringan Tri juga ikut meningkat. Bahkan, sudah terjadi peningkatan pengguna smartphone 4G sebesar 35 persen di jaringan mereka.

Tri juga berhasil mengalirkan data sebesar 1500 terabyte per hari sampai dengan semester 1 dengan kecenderungan pengguna mereka menggunakan sosial media berupa Youtube dan Instagram yang masih dominan. Sementara penetrasi pengguna smartphone di jaringan mereka juga diatas rata-rata industri telko.

Berbicara mengenai pelanggan 4G, Tri sendiri menargetkan jumlah pelanggan 4G mereka mencapai 250 hingga 500 ribu pada akhir tahun ini. Hal tersebut diperkuat dengan kesiapan BTS 4G mereka yang diklaim hanya tinggal di ‘switch on’ saja jika memang dibutuhkan.

Namun, ketika disinggung mengenai kota lain yang akan dialiri 4G, Tri masih menunggu ketersediaan spektrum dan berharap mampu memenangi lelang spektrum untuk mengalokasikan jaringan 4G di kota lainnya.

Indosat dan Lintasarta Siapkan Platform ‘City-Care’ Untuk Dukung Smart City Indonesia

0

Telko.id – Pemerintah Indonesia sudah memiliki rencana pembangunan perkotaan yang disebut dengan Sistem Perkotaan Nasional. Di mana, salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, daya saing kota dan kontribusi ekonomi. Indosat Ooredo dan Lintasarta sebagai anak perusahaan Indosat memiliki solusi end to end untuk mendukung rencana pemerintah tersebut.

Caranya adalah dengan memenuhi kebutuhan perwujudan Smart City diseluruh kota di Indonesia melalui solusi Internet of Things (IoT) serta IT Services yang sesuai dengan komponen–komponen dalam pembangunan Smart City. Melalui solusi ini diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan pembangunan kota akan teknologi digital yang membawa manfaat bagi pemerintah kota, warga kota dan komunitas bisnis.

Salah satu implementasi nyata dari komitmen dari Indosat Ooredoo untuk Smart City adalah menghadirkan aplikasi e-Government untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan kota dalam mengelola data dan informasi serta kebutuhan warga kota untuk transparansi proses layanan masyarakat (contoh status proses perijinan), dan aplikasi-aplikasi lainnya seperti Qlue, i-library, e-Tax, Bank Sampah dan e-budgeting. Aplikasi tersebut dipamerkan dalam ajang Indonesia Smart City Forum yang digelar pada tanggal 2 – 3 September 2016 di Bandung.

“Memang, setiap daerah memiliki prioritas sendiri-sendiri. Disesuaikan dengan kebutuhan wilayahnya. Itu sebabnya, kami hadir dengan total solusi. Kami akan pilah dan jahit, aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan setiap daerah,” ujar Herfini Haryono, Director & Chief Wholesale & Enterprise Officer menjelaskan.

Namun, untuk percepatan implementasi Smart City, pada ajang ini juga, Indosat Ooredoo dan Lintasarta memperkenalkan ‘City Care’. Sebuah, platform Smart Cityyang memberikan kemudahan bagi pemerintah kota untuk mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai aplikasi layanan kota dengan konsep ‘open platform’ dan ‘open data model’.

Selain itu dengan adanya ‘open community’ ini, pemerintah kota dapat mendorong partisipasi aktif para pengembang lokal atau putera daerah untuk membangun aplikasi kota dan mengintegrasikannya kedalam ‘City Care’ dari Indosat Ooredoo dan Lintasarta.

‘City-Care’ ini dibuat oleh Indosat Ooredo bersama dengan Lintasarta karena untuk memenuhi kebutuhan Smart Citu, tidak dapat dipenuhi oleh satu pengembang saja. “Itu sebabnya, kami hadir dengan sebuah paltform yang bersifat open yang dapat diaplikasikan dan dikembangkan secara bersama-sama dengan pengembang solusi yang lain. Dengan solusi ini, kami berharap percepatan implementasi dan pengembangan solusi Smart City yang berkesinambungan dapat terjadi,” ujar Herfini menjelaskan.

“Jadi, setiap ada aplikasi daerah yang sudah jadi, akan disimpan dari Cloud dan setiap daerah boleh menggunakannya. Memang, nanti akan ada hitungan bisnisnya dengan yang membuat aplikasi tersebut. Namun, dengan adanya aplikasi yang sudah jadi, maka biaya untuk membuat Smart City tidak akan terlalu besar karena tidak perlu membuat dari awal. Dengan demikian, investasi daerah pun akan menjadi lebih efisien. Sehingga dari Smart City akan menjadi Smart Nation,” ujar Arya Damar, President Director Lintasarta menambahkan.

Lintasarta juga memiliki solusi ICT terbaik lainnya dalam mendukung penerapan smart city diantaranya Intelligence Command Center (ICC) dan Intelligence Video Analytics (IVA). ICC merupakan ruang kendali terpadu yang menampilkan informasi dari berbagai aplikasi di internal SKPD. serta masukan langsung dari masyarakat (melalui sosial media, call center, dan aplikasi tanggap darurat).

Sementara, solusi Intelligence Video Analytics (IVA) memaksimalkan infrastruktur IT daerah seperti CCTV untuk fungsi pengawasan serta penegakan hukum di lingkungan masyarakat melalui komponen intelligence computing. Solusi-solusi diatas dapat mendukung pemimpin daerah cepat dalam mengambil sebuah keputusan dalam rangka percepatan pembangunan daerah.

“Komitmen Indosat Ooredoo dan Lintasarta adalah untuk menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi ICT bagi masyarakat Indonesia dalam mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Dengan implementasi Smart City yang kami tawarkan dapat mendukung terciptanya kota pintar yang memberikan layanan publik yang lebih cepat, transparan, berintegrasi, dan mendukung gaya hidup yang ‘Go Digital’,” tutup Herfini. (Icha)

Ranah Digital Berpotensi Jadi Alat ‘Kampanye’ Partai

0

Telko.id – Dunia digital saat ini sangat mempengaruhi kehidupan banyak orang di dunia. Bukan hanya untuk industri broadband ataupun smartphone saja, digitalisasi juga bisa dimanfaatkan oleh para politisi untuk memenangkan pemilihan umum.

Berkaca dari tren sosial media yang sangat berkembang di Indonesia, ranah ini berpotensi menjadi media pemilu dari berbagai partai politik untuk dapat menjaring banyak dukungan dari masyarakat Indonesia.

Sementara itu, semakin cepat dan baiknya perkembangan fixed broadband dan mobile broadband di Indonesia menyebabkan pertukaran arus informasi akan semakin cepat. Saat ini, berbagai macam isu yang biasa dapat berubah menjadi sebuah viral di dunia maya dan pada akhirnya menjadikan sebuah polemik di dunia nyata.

“Sosial media tidak hanya dijadikan sebagai jalur informasi, melainkan juga bisa digunakan sebagai kanal interaksi, seperti simpatisan, warga yang belum memilih hingga haters,” ujar Enda Nasution pada diskusi politik di Jakarta (2/9).

Sementara itu, Naufiq Ponton menilai letak geografi Indonesia sangat mempengaruhi behavior pengguna sosial media di Indonesia. Pasalnya, dengan wilayah Indonesia yang kepulauan menjadikan banyak masyarakat memanfaatkan sosial media untuk berinteraksi dengan keluarga dan kerabat mereka.

“Realitanya yang paling powerfull dari sosial media itu adalah mendengarkan, mendengarkan keluhan publik serta melihat perilaku dari individu masing-masing,” ungkap Naufiq.

DSC_0375_1

Lebih lanjut, kemudahan yang ditawarkan oleh internet akan menciptakan digitalisasi dalam demokrasi. Dalam hal ini, ‘Jokowi’ dan ‘Jasmev’ adalah dua nama yang berhasil manfaatkan jejaring sosial dan internet dalam proses kampanye dan pemenangan pada Pilgub DKI 2012 dan Pilpres 2014.

Sementara di dunia sendiri, Obama menjadi politisi pertama yang sukses menggunakan aplikasi seperti email, youtube, twitter, serta facebook untuk mendapatkan dukungan dari kampanye hingga mendapatkan donasi.

Nyatanya, sosial media dapat menarik nilai simpatik dari para generasi milenial di Indonesia, namun sosial media juga dapat meruntuhkan citra seorang figur melalui para buzzer. Terlepas dari hal tersebut, masyarakat dunia maya atau kerap disapa Netizen, harus lebih jeli dalam memilih setiap informasi yang ada di dunia maya tersebut.

E-commerce ini Dapatkan Pendanaan Seri A

0

Telko.id –  e-commerce perhiasan dan berlian pertama di IndonesiaORORI mengumumkan bahwa mereka mendapatkan investasi series A dari Indonusa Dwitama (salah satu pendiri marketplace C2C terbesar di Indonesia), East Ventures, 500 Startups, IMJ Investment Partners, dan investor lain yang dirahasiakan, turut mendukung dalam investasi ini dan perjalanan ORORI ke depan

CEO ORORI, George Budi Sumantri mengatakan bahwa dana investasi yang didapatkan akan digunakan untuk marketing dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan selanjutnya. Sekadar informasi, ORORI sendiri merupakan pelopor penjualan perhiasan secara online semenjak tahun 2004. Hingga 3 tahun ke depan, George memiliki visi untuk membangun ORORI menjadi marketplace yang menjual perhiasan retail dengan reputasi terbaik di Indonesia.

George pun sudah mencanangkan langkah-langkah yang akan diambil, seperti membuat situs multi negara dan multi bahasa, meningkatkan target sebesar 80.000 transaksi per tahun dengan Gross Merchandise hingga volume tahunan sekitar USD25 juta.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima oleh tim Telko.id, ORORI telah menggabungkan brand ORORI sendiri dengan brand partner yang dijual di marketplace untuk menyediakan pilihan jenis produk untuk konsumen yang lebih variatif.

Soal kompetitor, George mengungkapkan bahwa saat ini ORORI belum memiliki kompetitor yang dapat disandingkan di Asia Tenggara.

“Namun, jika diperhatikan lebih lanjut,  kami melihat model bisnis serupa di India, yaitu Bluestone dan Caratlane. Dengan sejarah kuat ORORI sebagai pionir dan penguasaan lokal, kami yakin bahwa marketplace ini tidak hanya akan mengubah perilaku pembelian dari konsumen dalam hal perhiasan,” ujar George.

Well, kita tunggu saja sepsk terjang dari platform e-commerce untuk perhiasan ini ditengah himpitan para pemain raksasa yang sama-sama mendapatkan investasi dari venture capital.