spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1509

Pendapatan e-commerce Asia Tenggara Lampaui Rp 32 Triliun di 2020

0

Telko.id – Menurut laporan terbaru dari Frost & Sullivan, pendapatan e-commerce di Asia Tenggara kemungkinkan akan mencapai lebih dari US$ 25 miliar pada 2020, atau setara Rp 32 Triliun.

Ini lebih dari dua kali lipat dari apa yang dihasilkan pada tahun 2015, di pendapatan e-commerce tercatat sebesar US$ 11 miliar atau sekitar Rp 14 Triliun. Menurut Frost and Sullivan, jumlah tersebut berhasil dicapai setelah melalui banyak kejadian seperti akuisisi, keluar pasar dan pengecer berjuang dengan profitabilitas.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa pertumbuhan akan terus berlanjut seiring dengan industri yang berkembang.

Pada 2015, Malaysia dan Thailand tercatat sebagai pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara, dengan menghasilkan pendapatan sebesar US$ 2.3 miliar dan US$ 2.1 miliar, masing-masing.

Namun, penelitian Frost & Sullivan mencatat bahwa kedua pasar ini diharapkan akan dikalahkan oleh negara-negara berkembang di Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Indonesia.

Sementara itu, total pendapatan dari bisnis-ke-konsumen (B2C) e-commerce di enam negara Asia Tenggara terbesar – Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam – diproyeksikan meningkat pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 17,7%.

“Meskipun relatif muda, pasar e-commerce di Asia Tenggara berkembang dengan cepat, berkat tingkat adopsi digital yang mencengangkan di wilayah ini,” kata Cris Duy Tran, konsultan utama dalam e-commerce dan transformasi digital Frost & Sullivan Asia Pacific seperti dilansir TelecomAsia, Kamis (8/9).

Dia menjelaskan, bahwa meskipun dengan pemain yang lebih sedikit di pasar, perusahaan e-commerce mulai bersaing di luar poin harga dan logistik dan pindah ke daerah-daerah baru seperti e-commerce online-to-Offline (o2o) dan program loyalitas.

Sementara itu, layanan seperti Carousell, Tokopedia, dan Shopee secara agresif mengejar strategi ‘mobile first’, dan Frost & Sullivan mengharapkan untuk melihat lebih banyak layanan spesifik lainnya di bidang-bidang seperti perjalanan, pengiriman makanan, dan barang-barang mewah.

Tantangan yang berlaku tetap sama, yakni kepemilikan kartu kredit yang masih rendah (kurang dari 7% di semua pasar Asia Tenggara, kecuali Singapura dan Malaysia).

Di beberapa negara, lebih dari 50% populasi tidak memiliki rekening bank, menjadikan pembayaran sebagai tantangan terbesar bagi perusahaan e-commerce di wilayah tersebut. Menyusul itu, masih ada juga masalah logistik yang menghantui, terutama di daerah dengan geografis yang kompleks seperti Indonesia dan Filipina.

Lewat Permenperin No 65 Tahun 2016, Aturan TKDN Resmi Diberlakukan

0

Telko.id – Setelah melalui sekian banyak polemik, pemerintah melalui Kemenperin akhirnya resmi memberlakukan peraturan terkait Ketentuan Dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk telepon seluler, komputer genggam (Handheld), dan komputer tablet. Prosedur mengenai hal tersebut tertulis pada Peraturan Menteri Perindustiran (Permenperin) Nomor 65 tahun 2016.

Aturan TKDN sendiri, yang merupakan kesepatkan antara Kemenperin, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.pada dasarnya merupakan upaya pemerintah untuk mendorong Indonesia agar tak sekadar menjadi pasar, melainkan pemain dalam momentum 4G saat ini.

Berdasarkan aturan ini, para produsen ponsel yang ingin berjualan perangkat 4G mereka di Indonesia harus memenuhi syarat TKDN 30 persen pada 1 January 2017.

Kini aturan tersebut telah diumumkan dan dapat diunggah di situs resmi Kemenperin. Para vendor cukup memilih jalur yang diinginkan untuk memenuhi TKDN pada perangkat genggam 4G buatan mereka.

Total ada tiga skema yang ditawarkan oleh pemerintah pada para vendor. Pertama, sesuai dengan Pasal 4 yang merinci bahwa vendor harus memenuhi aspek manufaktur, 70 persen; aspek riset dan pengembangan, 20 persen; serta aspek aplikasi, 10 persen.

Aspek aplikasi tersebut, kemudian dirinci lagi dengan syarat pemenuhan sebagai berikut:

  • Nilai TKDN untuk riset dan pengembangan minimal 8 persen
  • Aplikasi pre load ke ponsel, komputer genggam, atau komputer tablet
  • Minimal pre load 2 aplikasi atau 4 games lokal
  • Minimal jumlah pengguna aktif aplikasi lokal 250.000 orang
  • Injeksi software di dalam negeri
  • Server di dalam negeri
  • Memiliki toko aplikasi online lokal

Kedua, pemenuhan TKDN dapat disesuaikan dengan cara yang terdapat dalam Pasal 23 ayat (1), yaitu aspek manufaktur, 10 persen; aspek riset dan pengembangan, 20 persen; dan aspek aplikasi, 70 persen.

Aspek aplikasi pada Pasal 23 ayat (1) ini dirinci lagi dengan syarat pemenuhan meliputi:

  • Nilai TKDN untuk aspek riset dan pengembangan minimal 8 persen
  • Aplikasi pre load ke ponsel, komputer genggam, dan komputer tablet
  • Minimal pre load 7 aplikasi atau 14 game lokal
  • Minimal aplikasi lokal memiliki pengguna aktif 1.000.000 orang
  • Injeksi software dilakukan di dalam negeri
  • Server di dalam negeri
  • Memiliki toko aplikasi online lokal
  • Harga Cost, Insurance, and Freight (ClF) minimal senilai Rp 6 juta

Ketiga, dalam Pasal 25, dimuat penjelasan mengenai pemenuhan TKDN melalui komitmen dan realisasi investasi.

Perhitungan TKDN berbasis nilai investasi ini hanya berlaku untuk investasi baru, dilaksanakan berdasarkan proposal investasi yang diajukan pemohon dan mendapatkan nilai TKDN sesuai total nilai investasi.

Investasi itu juga harus dilakukan dalam jangka waktu paling lama tiga tahun. Tata caranya, pada tahun pertama vendor mesti merealisasikan 40 persen dari total investasi yang disepakati, sementara sisanya dipenuhi pada tahun-tahun berikutnya.

Vendor juga harus menyertakan detail mengenai investasi yang dilakukan tiap tahun, serta mencantumkan tipe produk yang akan menggunakan skema penghitungan TKDN berdasarkan nilai investasi.

Adapun rincian nilai investasi tersebut adalah 20 persen untk total mulai dari Rp 250 miliar sampai Rp 400 miliar; 25 persen untuk total di atas Rp 400 miliar sampai Rp 550 miliar; 30 persen untuk total di atas Rp 550 miliar sampai Rp 700 miliar; dan 40 persen untuk investasi total lebih dari Rp 1 triliun.

Telkom ‘Tunjuk’ NEC Untuk Garap Kabel Laut Senilai US$195 Juta

0

Telko.id – Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau membuat jaringan kabel laut sebagi backbone sebuah keharusan. Telkom sebagai provider besar di Indonesia pun telah menunjuk NEC untuk mengerjakan proyek terbarunya.

Hal ini dilansir dari Asia Nikkei yang menyebutkan bahwa perusahaan asal Jepang, NEC telah menerima pesanan senilai sekitar 20 miliar yen atau sekitar US $ 196 juta dari Telekomunikasi Indonesia, atau Telkom. Tujuan dari pemasangan kabel komunikasi bawah laut ini adalah membantu Telkom untuk memperluas kapasitas sehingga nanti mampu mengakomodir kebutuhan komunikasi karena pengguna mobile phone dan internet yang terus tumbuh.

NEC akan menginstal 5,300km kabel dengan kapasitas 32 terabit per detik. Proyek Telkom ini juga akan menghubungkan sembilan kota besar yang tersebar di seluruh nusantara serta Singapura. Rencananya, instalasi kabel laut ini akan selesai di paruh pertama 2018.

Jaringan yang dibangun Telkom tersebut juga akan menghubungkan dua kabel yang sudah ada sebelumnya yang menghubungkan Indonesia dengan AS dan dengan Eropa. Seperti yang dilansir dari Nikkei, penunjukan ini, salah satunya karena keberhasilan NEC dengan proyek kabel-instalasi Telkom lainnya di Indonesia.

Sebagai informasi, untuk pasar kabel bawah laut secara global sendiri ada dikuasai oleh tiga pemain besar yakni NEC, perusahaan Amerika TE SubCom dan Alcatel-Lucent asal Perancis.

Persaingan di pasar kabel bawah laut kini semakin sengit karena adanya permintaan yang meningkat di kawasan Asia-Pasifik dalam beberapa tahun terakhir ini. (Icha)

Nokia Hadirkan Solusi Baru Untuk Transformasi 5G

0

Telko.id – Nokia telah meluncurkan layanan baru yang dirancang untuk membantu operator dalam mengembangkan rencana untuk transformasi mereka menuju 5G.

Dilaporkan TelecomAsia (8/9), solusi terbaru dari Nokia ini akan membantu operator melaksanakan bisnis yang diperlukan, jaringan dan transformasi operasional untuk mempersiapkan program 5G di dunia.

Nantinya, setiap operator akan dapat mengembangkan penyesuaian rencana transformasi, mempersiapkan dan merancang multi-vendor jaringan 5G dan menentukan laju investasi dan adopsi teknologi baru.

Layanan yang diberinama Nokia 5G Accelertion Service ini akan mencakup lokakarya kolaboratif pelanggan, analisis teknis dan ekonomi, penilaian spektrum 5G, workshop teknologi dan dukungan desain radio Access Network.

Sementara itu, direktur riset IDC untuk EMEA Telekomunikasi berkomentar bahwa adopsi industri 5G akan mengambil jalan yang berbeda dibandingkan dengan 4G.

“Untuk satu hal, saat ini kasus penggunaan berkembang menjelang standar teknis. Itu sehat untuk industri, tetapi juga akan membutuhkan jaringan untuk mendukung akses internet yang sangat cepat, “katanya.

Ia menambahkan, setip operator harus memastikan bahwa rencana evolusi 5G mereka telah menggabungkan dua hal penting yakni upgrade jaringan dan kemajuan mereka dalam kemampuan operasional. Jika mereka dapat mulai untuk menguangkan kasus penggunaan yang baru sembari bermigrasi ke arah 5G, itu menjadi hal yang baik.

Rayakan Hari Pelanggan Nasional, Mataharimall.com Hadirkan Fitur Baru

0

Telko.id – Dalam rangka merayakan Hari Pelanggan Nasional, CEO MatahariMall.com Hadi Wenas membagikan balon serta hadiah kejutan kepada para pengunjung. Selain sebagai bentuk apresiasi kepada para pelanggan setia mereka, pada kesempatan ini juga Mataharimall.com memperkenalkan sebuah fitur baru.

Di kesempatan ini, Hadi Wenas memperkenalkan fitur eKiosk, salah satu perwujuduan sistem belanja Online-to-Offline (O2O) yang memang dimiliki oleh MatahariMall.com, dimana pelanggan dapat membayar, mengambil, dan mengembalikan barang pesanannya.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima oleh tim Telko.id, Melalui layanan eKiosk, pelanggan akan diberikan kemudahan, kenyamanan, dan rasa aman dalam berbelanja online karena mereka dapat mengatur sendiri lokasi dan waktu pengambilan barang.

Sekadar informasi, saat ini eKiosk sudah tersebar di lebih dari 44 titik di seluruh Indonesia dan terus bertambah jumlahnya.

“eKiosk merupakan salah satu solusi tambahan yang kami berikan kepada para pelanggan untuk memperkuat strategi online-to-offline MatahariMall.com. Dengan kehadiran eKiosk kami harap bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada para pelanggan, terutama yang berasal dari luar Jabodetabek,” ujar Hadi Wenas, CEO MatahariMall.com.

Ia juga menambahkan bahwa kehadiran eKiosk ditujukan untuk menjadi sarana edukasi cara berbelanja online di MatahariMall.com karena selalu ada staff MatahariMall.com yang siap sedia memandu para pelanggan.

Selain itu, penggunaan eKiosk juga sangat mudah. Pada saat berbelanja di MatahariMall, para pelanggan dapat memilih opsi membayar atau mengambil barang di eKiosk. Ketika barang sudah siap diambil, pihak MatahariMall akan mengirimkan SMS berisi kode yang diperlukan untuk ditukarkan di eKiosk terdekat. eKiosk diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang tertarik mencoba berbelanja online.

APJATEL Sayangkan Penundaan Implementasi Tarif Interkoneksi Baru

0

Telko.id – Keputusan Pemerintah untuk menunda pemberlakuan tarif baru interkoneksi disayangkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL).

APJATEL melihat tarif interkoneksi baru akan memberikan lebih banyak keleluasaan bagi operator untuk memberikan harga yang lebih terjangkau sehingga dapat menyediakan pelayanan yang lebih baik bagi konsumen.

Hal ini, diakui APJATEL, sejalan dengan hak konsumen akan kenyamanan, seperti  yang terdapat pada UU Perlindungan Konsumen No. 8 tahun 1999, pasal 4, huruf a yang menyatakan, hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

Penurunan tarif interkoneksi diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi konsumen untuk menggunakan layanan telekomunikasi.

“Interkoneksi adalah keniscayaan dalam era multi operator sesuai dengan perundangan yang berlaku. Dengan menurunkan biaya interkoneksi, pemerintah dapat membantu operator telekomunikasi dalam menyediakan layanan yang lebih terjangkau. Keterjangkauan biaya membuat layanan komunikasi akan lebih banyak diakses oleh konsumen sehingga layanan telekomunikasi akan lebih menjangkau masyarakat secara keseluruhan”, kata Lukman Adjam, Ketua APJATEL melalui keterangan resmi.

Biaya interkoneksi sendiri, seperti diketahui, merupakan biaya yang mengalir dari operator untuk melakukan koneksi antar jaringan. Operator memasukkan biaya ini ke dalam komponen biaya produksi untuk menentukan tarif ke konsumen.

Saat ini, pemerintah memiliki rumusan baru untuk menghitung biaya interkoneksi yang memperhitungkan efisiensi serta keberlangsungan penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Penurunan tarif interkoneksi yang direncanakan pemerintah adalah sebesar 26 % sehingga menurunkan biaya interkoneksi mobile dari Rp 250 menjadi Rp 204.

APJATEL mengusulkan prinsip berbasis biaya (cost based) yang dianggap wajar bagi para operator telekomunikasi untuk tarif baru. Metode yang diusulkan adalah half-circuit, sehingga kisaran harganya bisa ditekan hingga Rp 60-70 per menit.

“Pemerintah tidak perlu ragu-ragu dalam menetapkan tarif interkoneksi yang terjangkau. APJATEL menghimbau semua pihak untuk bekerja lebih keras lagi dalam rangka pemerataan layanan telekomunikasi ke seluruh pelosok Indonesia sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa,” tambah Ade Tjendra Ketua Bidang Kerja Sama Antar Lembaga (Eksternal) APJATEL.

APJATEL percaya penurunan tarif diharapkan akan memberi sinyal positif bagi pembangunan merata infrastruktur komunikasi di seluruh Indonesia.

Link Net Optimis Pasar OTT Bakal Meningkat Setiap Tahun

0

Telko.id – Jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya, hal ini dikuatkan oleh hasil riset lembaga riset international eMarketer memproyeksi jumlah pengguna internet di Indonesia sekitar 102,8 juta jiwa di tahun 2016 dan akan mengalami peningkatan sekitar 123 juta jiwa di tahun 2018.

Kami sangat optimis bahwa pasar layanan Over-The Top (OTT) di Indonesia akan terus mengalami peningkatkan untuk memenuhi kebutuhan generasi millenial yang haus dengan konten-konten informatif. Ekonomi dan infrastruktur menjadi dua faktor utama pendukung pertumbuhan layanan OTT,” sahut Desmond Poon, CTO, PT Link Net Tbk. (First Media) dalam Indonesia ICT Summit 2016 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran beberapa waktu lalu.

Desmond juga menambahkan bahwa menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 diproyeksikan meningkat 5,2% – 5,6% dan peningkatan ini akan terus berlanjut hingga tahun 2017 – 2019 di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 6,0% sampai 6,5%.

Dari segi infrastruktur, pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Saat ini masyarakat Indonesia tidak hanya bisa merasakan jaringan 3G, namun sudah bisa merasakan internet super cepat di jaringan 4G. Selain itu, para operator memperluas cakupan layanan broadband, dan hadirnya layanan internet Unlimited seperti BOLT! memberikan pelanggan pengalaman lebih baik dalam menikmati layanan OTT.

Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen yang terus meningkat akan konten media dan hiburan terutama saat dalam perjalanan, para operator harus terus melakukan inovasi dalam hal teknologi. Salah satu strateginya adalah dengan berinvestasi dalam teknologi baru OTT dan Internet of Things (IoT) yang akan melengkapi layanan TV saat ini.

First Media, sebagai penyedia layanan internet dan TV berbayar, menawarkan paket bundling TV berbayar, OTT dan layanan broadband untuk memberikan pengalaman generasi berikut yang lengkap bagi para pelanggan, baik saat mereka di rumah atau pun saat dalam perjalanan.“Kekuatan kami terletak pada kemampuan kami untuk menyediakan layanan yang terintegrasi bagi para pelanggan,” ujar Desmond menambahkan.

Selain memperkaya layanan TV tradisional dengan menawarkan layanan Personal Video Recorder (PVR), Video on Demand (VOD) dan Catch-up TV, First Media juga menyediakan layanan OTT seperti aplikasi berbasis Android, termasuk YouTube, aplikasi Google, games dan pencarian melalui suara dengan menggunakan set-top box yang sama. Ada juga layanan First Media X, TV Anywhere OTT yang memungkinkan pelanggannya untuk menikmati konten hiburan dan tayangan televisi melalui perangkat mobile.

Aplikasi First Media X menyediakan lebih dari 100 linear channels dan lebih dari 80 Catch-up TV channels. Sejak diluncurkan bulan Juni lalu, kami menerima respon yang positif dari pelanggan yang menikmati konten hiburan dan tayangan televisi dengan lebih baik kapan saja dan dimana saja,” ujar Desmond Poon.

Dengan persaingan di pasar layanan video OTT yang cukup ketat, operator harus lebih cepat dalam mengamati tren baru, memahami dan menganalisis kebiasaan menonton konsumen dan pilihan gadget mereka agar dapat tetap berada dalam barisan terdepan dan meraih kesuksesan dalam layanan multiplatform. Desmond Poon yakin peningkatan investasi dalan infrastruktur dan konektivitas akan mendukung pertumbuhan layanan video OTT. (Icha)

Presiden RI Berharap Huawei Ikut Dukung Proses Digitalisasi di Indonesia

0

Telko.id – Pada kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Hangzhou, Tiongkok, untuk menghadiri acara G20 Summit, sempat bertemu dengan Chairwoman Huawei, Sun Yafang.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo dan Sun Yafang mendiskusikan strategi-strategi untuk mengembangkan ekonomi digital dan sektor maritim tanah air, serta mengoptimalkan pemanfaatan TIK untuk meningkatkan efisiensi dalam upaya pemerintah di Indonesia.

Sun Yafang juga menegaskan kembali komitmen Huawei untuk terus mendukung pengembangan industri TIK di Indonesia dan menekankan kesiapan Huawei untuk membantu pemerintah dalam merealisasikan digitalisasi Indonesia melalui pengalaman global dan teknologi mutakhir milik Huawei.

President Joko Widodo menyatakan “Indonesia sangat mengapresiasi tinggi kontribusi industri TIK dalam meningkatkan pembangunan social dan ekonomi. Kami berharap Huawei dapat bergabung dalam proses digitalisasi di Indonesia dengan menyediakan teknologi komunikasi terbaru. Kami juga berharap agar Huawei dapat membina lebih banyak talenta Indonesia di bidang TIK.”

Sebagai penyedia solusi TIK global terkemuka yang telah berada di Indonesia selama 16 tahun, Huawei percaya akan pentingnya pemahaman dan adopsi TIK untuk mendorong perekonomian negara.

“TIK merupakan bagian penting untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Indonesia. Sejalan dengan komitmen Huawei untuk Indonesia, Huawei akan menggunakan pengalaman global untuk kemudian disesuaikan dengan permintaan di Indonesia dan akan bekerja sama dengan mitra lokal untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim, pusat global, dan membantu pemerintah dalam mengimplementasikan strategi ekonomi digital,” ujar Sun Yafang.

Selain itu, Sun Yafang mengatakan bahwa sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam pengembangan dan pertumbuhan setiap bisnis. Maka dari itu, Huawei berkomitmen untuk membantu pertumbuhan industri TIK melalui kerja sama dengan universitas-universitas di Indonesia dan lembaga-lembaga riset di Indonesia untuk melatih talenta –talenta muda di bidang TIK.

Saat ini, Huawei di Indonesia melakukan berbagai macam investasi untuk memperkuat pertumbuhan serta perbaikan industri TIK agar terwujudnya Indonesia yang lebih terhubung. Selama 16 tahun terakhir, Huawei telah berkomitmen untuk membantu pertumbuhan industri TIK di Indonesia melalui investasi berkelanjutan. Huawei telah melayani 100 juta masyarakat Indonesia, memiliki 14 cabang di Indonesia, dan telah berkolaborasi dengan lebih dari 400 mitra lokal serta konsumen. (Icha)

Menkominfo Usul Bos Alibaba Jadi Advisor e-Commerce Indonesia

0

Telko.id – Jack Ma, founder dan CEO e-commerce terbesar di China mendapatkan undangan dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara guna turut andil dalam pembangunan industri e-commerce di tanah air sebagai penasihat. Seperti dilansir dari Kompas Tekno.

“Saya mengusulkan kepada Jack Ma untuk menjadi advisor dari Steering Committee implementasi petajalan (roadmap) e-commerce Indonesia,” jelas Menkominfo seperti di kutip dari KompasTekno.

“Saya juga sedang mengusahakan tokoh internasional lain yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas untuk juga menjadi advisor Steering Committee. Yang lainnya, yang relevan dengan Digital Economy,” tambahnya.

Ajakan tersebut ditanggapi oleh Jack Ma secara positif. Ini terlihat dari status resmi Alibaba Group di Twitter yang mengumumkan mengenai kesanggupan CEO Alibaba itu menjadi salah seorang penasihat dalam pembangunan roadmap e-commerce di Indonesia.

“Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke markas Alibaba hari ini (2 September 2016), Ma menerima tawaran untuk menjadi penasihat ekonomi pemerintah Indonesia,” seperti tertulis di status Twitter Alibaba Group.

Rombongan Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama sejumlah menteri meluangkan waktu mereka untuk menyambangi kantor pusat Alibaba Group tersebut. Keberadaan rombongan tersebut di negeri Tirai Bambu tersebut dalam rangka kunjungan kerja.

Sejumlah menteri yang ikut dalam rombongan kunjunga kerja itu diantaranya adalah Menteri Keuangan, Sri Mulyani; Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan; Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi; Menkominfo Rudiantara; Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita; Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto; Dubes RI untuk China, Sugeng Rahardjo; Sekretaris Kabinet, Pramono Anung dan Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong.

Ada tujuh poin didalam roadmap e-commerce yang merupakan bagian dari usaha untuk membantu pertumbuhan ekonomi digital di tanah air, yakni keamanan cyber, pendidikan, pajak, infrastruktur komunikasi, perlindungan konsumen, pendanaan dan persoalan logistik. Roadmap e-commerce sendiri telah dicanangkan pada permulaan tahun 2016.

Kemudian agar pembangunan roadmap e-commerce dapat berjalan sesuai ketika di implementasikan, pemerintah melakukan kolaborasi bersama pihak-pihak yang memiliki kopetensi yang sesuai dengan membuat Steering Committee. Dimana Steering Committee nantinya yang bakal membuat roadmap dari e-commerce. (Icha)

Telkomsel Optimalisasi Jaringan Dukung PON XIX 2016 Jawa Barat

0

Telko.id – Perhelatan olahraga terbesar di Indonesia, Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016, akan segera digelar secara serentak di sejumah kota di Propinsi Jawa Barat mulai tanggal 17 – 29 September 2016. Berbagai persiapan guna menyambut event empat tahunan tersebut telah dilakukan pemerintah daerah setempat, baik dari sisi fasilitas serta sarana penunjang hingga infrastruktur penunjang seperti kepastian kenyamanan bagi penonton dan para atlet dalam mengakses komunikasi.

Telkomsel bersama Telkom Group sebagai salah satu pendukung utama PON XIX 2016 juga telah melakukan sejumlah optimalisasi kapasitas dan kualitas jaringan guna mengantisipasi lonjakan trafik serta menjamin kenyamanan berkomunikasi di seluruh venue pertandingan dan fasilitas pendukung yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

PON XIX 2016 Jawa Barat kali ini diperkirakan akan melibatkan 16.143 Orang yang terdiri dari 8403 Atlet selain tuan rumah, 2195 Wasit/Pengawas Pertandingan/Juri, 4608 personil Panitia Pelaksana, dan 805 Petugas Keamanan., dengan menggunakan 61 venue pertandingan yang tersebar di 16 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

Dalam kunjungannya ke sejumlah titik venue pelaksanaan pertandingan PON XIX jawa Barat, Direktur Network Telkomsel Sukardi Silalahi mengatakan “PON XIX 2016 di Jawa Barat merupakan event olahraga nasional yang menjadikan kebanggaan bangsa Indonesia. Telkomsel sebagai operator penyedia jaringan komunikasi seluler terluas di Indonesia telah melakukan sejumlah persiapan infrastruktur jaringan dengan melakukan optimalisasi kapasitas serta kualitas jaringan guna menyambut lonjakan trafik dan menjamin kenyamanan komunikasi semua pihak yang terlibat dalam event PON XIX 2016 ini mulai dari Atlet, Panitia Pelaksana hingga penonton.”

Sebanyak 804 BTS siap melayani lonjakan trafik selama event PON XIX 2016 berlangsung, dengan tambahan 13 Compact Mobile BTS (Combat) yang tersebar di sejumlah venue pertandingan serta fasilitas pendukung seperti Media Center, Penginapan Atlet, Bandara dan Stasiun Kereta hingga Ruma Sakit yang ada di Bandung, Tasikmalaya, Subang, Karawang, Cirebon, Cimahi, Bekasi, Bogor serta beberapa kota lainnya yang di Jawa Barat.

Telkomsel juga telah mengindentifikasi 88 Hot Spot atau POI (Poin of Interest) yang menjadi titik utama optimalisasi jaringan di area MASIV yaitu Media Center (2 spot), Accomodation atau Hotel dan Penginapan Atlet (45 spot), Security atau Posko Utama Keamanan (6 spot), Inbound Entry seperti Bandara, Stasiun dan Terminal, serta Venue atau lokasi pertandingan (35 spot), seperti Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang akan menjadi venue acara pembukaan dan penutupan PON XIX, Stadion Jalak Harupat dan Stadion Siliwangi yang akan menjadi venue pertandingan utama, Bandara Husein Sastranegara yang akan menjadi titik kedatangan kontingen dari luar Pulau Jawa, serta Trans Luxury Hotel di Bandung yang menjadi lokasi Media Center Utama.

Sukardi lebih lanjut menambahkan, guna memastikan kualitas layanan TrueBEx (True Broadband Experience) , sekitar 448 BTS 3G dan 102 BTS 4G LTE Telkomsel telah tersebar di sejumlah venue yang diperkirakan akan dihadiri penonton dalam jumlah yang cukup banyak. Ketersediaan jaringan internet cepat, khususnya dengan 4G LTE Telkomsel diyakini akan mendorong peningkatan penggunaan jaringan broadband baik oleh panitia, atlet, media, maupun oleh masyarakat untuk mengakses informasi terkini mengenai PON XIX seperti melalui situs berita online, atau sekedar untuk memposting video atau foto pengalaman menonton langsung di venue pertandingan melalui social media.

Serangkaian upaya optimalisasi jaringan, seperti menjaga ketersediaan VLR (Visitor Location Register) atau kecukupan kapasitas daya tampung pelanggan telah dilakukan oleh Telkomsel guna mengantisipasi lonjakan trafik selama PON XIX 2016 berlangsung di Jawa Barat, yang diprediksi akan meningkat sekitar 3% untuk layanan SMS, 5% untuk layanan voice, dan 7% untuk layanan Data yang akan menembus 171 TB dibandingkan hari biasa.

“Kerja sama Telkomsel bersama Telkom Group dengan Pemprov Jawa Barat untuk pengamanan kualitas akses komunikasi selama PON XIX 2016 diharapkan akan memberi jaminan kenyamanan bagi masyarakat untuk menikmati seluruh rangkaian kegiatan PON XIX sejak pembukaan hingga penutupan nanti. Optimalisasi kapasitas dan kualitas yang dilakukan Telkomsel sudah dipersiapkan sejak tahun lalu dan selalu dilakukan pengecekan secara berkala guna menjamin True Broadband Experience yang berbeda bagi masyarakat saat menikmati seluruh momen PON XIX 2016” pungkas Sukardi. (Icha)