spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1511

Mungkinkan Pengguna Mandiri, TIKI Kenalkan ‘Self Service Machine’

0

Telko.id – Inovasi baru kembali dihadirkan TIKI sebagai bagian dari upayanya memberikan layanan terbaik kepada pelanggan. Mengusung tajuk ‘Self Service Machine,’ layanan baru ini memungkinkan pelanggan mengirim barang dengan lebih cepat dan mudah.

“Melalui layanan ini, harapan kami selain memberikan pelayanan yang terbaik, juga semakin mendekatkan kami kepada pelanggan Sobat TIKI yang selama ini sudah setia menggunakan jasa pengiriman kami,” kata Yulina Hastuti, Presiden Direktur TIKI dalam acara peluncuran yang berlangsung di Jakarta, Kamis (1/9).

Penggunaan Self Service Machine sendiri sangat mudah dan praktis. Dimana pelanggan cukup mengisi formulir secara digital yang disediakan pada layar yang terdapat pada mesin berbentuk persegi empat tersebut.

Setelah mengisi lengkap nama, nomor telepon, alamat tujuan, dan jenis barang yang akan dikirim, pelanggan diharuskan untuk menimbang barang di timbangan digital yang disediakan. Setelah ditimbang, akan keluar harga yang sesuai dengan berat dan tujuan pengiriman yang harus dibayar melalui sistem dompet elektronik. Setelah itu pelanggan dapat langsung memasukkan paket ke tempat yang sudah disiapkan.

Untuk memastikan paket yang dikirim bukanlah paket yang berisi bahan-bahan berbahaya maupun narkoba, akan ada petugas TIKI yang siap mendampingi dan mengecek setiap paket yang akan dikirim. Petugas TIKI juga akan memberikan petunjuk bagaimana menggunakan Self Service Machine bagi pelanggan yang belum pernah mencoba.

Selain Self Service Machine, TIKI juga ingin memperkenalkan kembali layanan TIKI Drive Thru yang hadir di kantor cabang Tiki di JL. Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur dan dapat diakses 24 jam penuh setiap hari.

“Self Service Machine dan Drive Thru adalah dua layanan terbaru TIKI yang kami perkenalkan, tepat di HUT kali ini sebagai bentuk komitmen kami untuk selalu berinovasi dan memberikan layanan yang terbaik. Layanan ini memudahkan konsumen untuk proses pengiriman barang yang bisa dilakukan sendiri dan lebih cepat,” tambah Yulina.

Sebelumnya, sebagai bagian dari transformasi digitalnya, TIKI juga telah menghadirkan aplikasi mobile TIKI, yang memuat semua fitur website TIKI mulai dari tracking, nearby, postcode atau rate. Selain itu, Sobat TIKI juga dimanjakan dengan layanan JEMPOL atau Jemputan Online, dimana petugas akan setia datang dan mengambil paketan Sobat TIKI dan mengirimnya langsung ke cabang terdekat untuk segera diproses.

Untuk sementara, layanan JEMPOL hanya dapat digunakan di Jakarta, sementara kota lain menyusul.

Link Net: Pertumbuhan Industri OTT di Indonesia akan Terus Meningkat

0

Telko.id – Jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya, hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian lembaga riset international Emarketer, yang memproyeksi jumlah pengguna internet di Indonesia sekitar 102,8 juta jiwa di tahun 2016 dan akan mengalami peningkatan sekitar 123 juta jiwa di tahun 2018.

Berbicara dalam ajang Indonesia ICT Summit 2016, yang berlangsung di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Desmond Poon, CTO, PT Link Net Tbk. (First Media), mangaku optimis bahwa pasar layanan Over-The Top (OTT) di Indonesia akan terus mengalami peningkatkan untuk memenuhi kebutuhan generasi millenial yang haus dengan konten-konten informatif.

Ia menyebut, ekonomi dan infrastruktur akan menjadi dua faktor utama yang mendukung pertumbuhan layanan itu.

Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 diproyeksikan meningkat 5,2% – 5,6% dan peningkatan ini akan terus berlanjut hingga tahun 2017 – 2019 di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 6,0% sampai 6,5%.

Dari segi infrastruktur, pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Saat ini masyarakat Indonesia tidak hanya bisa merasakan jaringan 3G, namun sudah bisa merasakan internet super cepat di jaringan 4G. Selain itu, para operator juga kian memperluas cakupan layanan broadband miliknya.

Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen yang terus meningkat akan konten media dan hiburan terutama saat dalam perjalanan, para operator harus terus melakukan inovasi dalam hal teknologi. Salah satu strateginya adalah dengan berinvestasi dalam teknologi baru OTT dan Internet of Things (IoT) yang akan melengkapi layanan TV saat ini.

First Media, sebagai penyedia layanan internet dan TV berbayar, menawarkan paket bundling TV berbayar, OTT dan layanan broadband untuk memberikan pengalaman generasi berikut yang lengkap bagi para pelanggan, baik saat mereka di rumah atau pun saat dalam perjalanan.

“Kekuatan kami terletak pada kemampuan kami untuk menyediakan layanan yang terintegrasi bagi para pelanggan. Selain memperkaya layanan TV tradisional dengan menawarkan layanan Personal Video Recorder (PVR), Video on Demand (VOD) dan Catch-up TV, kami juga menyediakan layanan OTT seperti aplikasi berbasis Android, termasuk YouTube, aplikasi Google, games dan pencarian melalui suara dengan menggunakan set-top box yang sama,” tambah Desmond Poon.

Ia menjelaskan, First Media dalam hal ini menyediakan layanan First Media X, TV Anywhere OTT yang memungkinkan pelanggan menikmati konten hiburan dan tayangan televisi melalui perangkat mobile.

Aplikasi First Media X sendiri menyediakan lebih dari 100 linear channels dan lebih dari 80 Catch-up TV channels. “Sejak diluncurkan bulan Juni lalu, kami menerima respon yang positif dari pelanggan yang menikmati konten hiburan dan tayangan televisi dengan lebih baik kapan saja dan dimana saja,” imbuh Desmond lagi.

Dengan persaingan di pasar layanan video OTT yang cukup ketat, operator harus lebih cepat dalam mengamati tren baru, memahami dan menganalisis kebiasaan menonton konsumen dan pilihan gadget mereka agar dapat tetap berada dalam barisan terdepan dan meraih kesuksesan dalam layanan multiplatform.

Desmond Poon yakin peningkatan investasi dalan infrastruktur dan konektivitas akan mendukung pertumbuhan layanan video OTT.

Indosat Ooredo Tetap Dukung Regulasi Pro-Rakyat

0

Telko.id – Masalah interkoneksi semakin ‘memanas’. Setiap operator memiliki pendiriannya sendiri. Seperti Indosat Ooredoo punya sikap sendiri berkenaan dengan penundaan pelaksanaan Surat Edaran No. 1153/M.Kominfo/PI.0204/08/2016, tanggal 2 Agustus 2016, tentang Implementasi Biaya Interkoneksi Tahun 2016 (“SE”).

Berdasarkan pernyataan tertulis yang disampaikan oleh Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat Ooredoo bahwa Indosat dapat memahami sikap Kementerian Kominfo yang merupakan wujud dari penghormatan kepada DPR-RI.

Berikut pernyataan lengkap yang disampaikan oleh Alexander Rusli:

Menyikapi pernyataan dari Pemerintah hari ini terkait dengan pelaksanaan Surat Edaran No. 1153/M.Kominfo/PI.0204/08/2016, tanggal 2 Agustus 2016, tentang Implementasi Biaya Interkoneksi Tahun 2016 (“SE”), kami dapat memahami sikap Kementerian Kominfo yang merupakan wujud dari penghormatan kepada DPR-RI.

Namun demikian, semangat dan substansi dari SE yang berisi penurunan biaya interkoneksi rata-rata 26% pada 18 skenario panggilan telepon dan SMS antar operator tidak berubah. Karena penurunan biaya interkoneksi secara alamiah dan ilmiah pasti terjadi sebagai konsekuensi dari kemajuan teknologi yang semakin efisien dan skala ekonomi jaringan yang semakin besar.

Evaluasi berkala atas biaya interkoneksi merupakan satu di antara tugas penting Pemerintah untuk menjaga persaingan usaha yang sehat. Setiap kali masa evaluasi, Operator dominan sudah lazim berusaha mempertahankan dominasinya dan Regulator sudah lazim pula persuasif menjelaskan pentingnya persaingan yang sehat bagi masyarakat dan memberi toleransi ulur-tarik.

Namun pada waktunya, Regulator harus menegakkan regulasi/aturan main. Penguasaan pasar luar Jawa yang lebih dari 80% oleh satu operator akan cenderung kurang peduli dengan kepentingan pelanggan dan berpotensi menaikkan tarif yang memberatkan masyarakat karena mereka tidak punya pilihan. Biaya interkoneksi yang tinggi menghambat operator lain untuk dapat memasuki pasar secara sehat dan memberikan pilihan layanan yang lebih bervariasi kepada pelanggan.

Masyarakat perlu mengetahui bahwa interkoneksi adalah kewajiban bagi operator dan tidak sepatutnya diandalkan sebagai sumber pendapatan untuk memperoleh keuntungan. Interkoneksi adalah hak masyarakat untuk bisa menelpon dari operator manapun tanpa hambatan biaya ketersambungan antar operator. Di sini peran regulator melindungi masyarakat melalui evaluasi berkala.

Kami menegaskan kembali bahwa untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat, maka Indosat Ooredoo akan tetap menerapkan kebijakan penurunan interkoneksi yang baru sesuai dengan SE tersebut di atas.

Kami menilai kebijakan yang dituangkan dalam SE tersebut sangat pro rakyat dan akan membawa manfaat yang lebih besar kepada masyarakat.

Indosat Ooredoo dan beberapa operator lain telah mematuhi permintaan Pemerintah dalam SE dengan menyampaikan penyesuaian DPI selambat-lambatnya 15 Agustus 2016. Dengan DPI yang sudah disesuaikan, maka kami dapat membuat kesepakatan dengan menggunakan tarif rujukan terbaru dari Kementerian Kominfo.

Adapun untuk interkoneksi dengan operator yang belum mematuhi ketentuan SE, maka kami akan menyerahkan kepada BRTI sebagai badan yang berwenang menangani persoalan terkait dengan interkoneksi.
Dengan penurunan tarif interkoneksi ini, masyarakat akan dapat menikmati layanan telekomunikasi dengan harga yang lebih terjangkau, layanan yang lebih baik, mendorong industri telekomunikasi menjadi lebih efisien, serta menciptakan iklim kompetisi yang lebih sehat. Jika semua itu tercapai, maka pada akhirnya masyarakat akan menikmati jaringan telekomunikasi yang lebih merata sebagai penggerak ekonomi nasional. (Icha)

Solusi Akamai Bantu Percepat ‘Internet’ Anda

0

Telko.id – Akamai Technologies menghadirkan solusi untuk mempercepat konektivitas internet pengguna.

Sejatinya, solusi back end ini telah lama hadir di Indonesia, namun masyarakat awam jarang ada yang mengetahui sistem kerja solusi mereka.

Bertempat di ajang Indonesia ICT Summit 2016, Akamai Technologies menjelaskan bahwa mereka telah meletakan server di Indonesia untuk mengatasi arus lalu lintas internet yang ada di Indonesia.

“Kita pasang banyak server di berbagai ISP, yang membuat akses internet user lebih cepat, lebih baik dan lebih aman. Kenapa lebih fokus di Indonesia? Akamai menilai banyaknya perusahaan di indonesia yang sudah mulai mengadopsi teknologi, selain itu kecepatan broadband di Indonesia juga sudah semakin baik,” ujar Ali Hakim, Country Head Indonesia, Akamai.

Akamai menilai, dari segi e-commerce, sudah terdapat banyak pemain e-commerce yang hadir di Indonesia, baik itu lokal ataupun internasional. Sekadar informasi, Akamai juga hadir untuk membantu para e-commerce untuk menyediakan page load yang lebih cepat.

Sekadar informasi, sampai dengan tahun 2015, terdapat 4,9 miliar smartphone terkoneksi di internet dan indonesia berada di peringkat  tiga dalam hal pasar smartphone di asia pasific.

Berikut tiga faktor yang menjadi pembeda solusi Akamai dibandingkan solusi serupa.

Media

Akamai memprediksi konsumsi konten video akan terus berkembang. Akamai memiliki solusi untuk mengatasi akses video dengan kualitas HD ditengah sibuknya jaringan yang dihasilkan.

Performance

Saat ini, pertumbuhan kecepatan rata2 -rata web page sebesar 2344 kbps. Performance dari Akamai memberikan akses yang lebih cepat bagi konsumen.
Akamai juga mampu menyesuaikan image format di berbagai browser yang berbeda, begitupun dengan video yang mampu menyesuaikan dengan kecepatan dan kualitas internet.

Security

Security merupakan hal yang sangat penting dan menjadi fokus utama dari Akamai. Sebagai cobtoh, kasus serangan DDOS attack yang menyerang berbagai situs web dari pemerintahan. DDOS attack menyebabkan lalu lintas sibuk dan situs sulit diakses.

“Solusi kami merupakan bagian dari solusi security secara keseluruhan. Akamai mampu mengatasi serangan DDOS dengan cara membersihkan traffik yang ada, server Akamai langsung memblok paket yang berisi serangan DDOS sebelum sampai di data center website tersebut,” ujar Mike Afergan, Senior VP Akamai Product.

DSC_0364

Berbicara mengenai pelanggan, pelanggan Akamai banyak juga yang berasal dari kalangan UKM dan perusahaan startup. Sementara untuk segi harga, Akamai mencharge Penggunaan menurut jumlah traffik, jumlah visitor serta menggunakan sistem pay per use.

Untuk paket basic, Akamai menyediakan fitur network optimisasi, skalabilitas website serta performance dari website tersebut. Biasanya, para startup membayar biaya jasa ini sekitar puluhan dollar untuk satu bulannya.

TKDN Terpenuhi, Smartphone 4G HiCore Mobile Meluncur Oktober

0

Telko.id – Selalu ada alasan dibalik sebuah keputusan. Pun demikian ketika HiCore Mobile memilih untuk lebih dulu memasarkan smartphone 3G, ketimbang 4G-nya di tanah air. Menurut sang Presiden Direktur, Herman Zhao, hal ini salah satunya dikarenakan oleh belum siapnya perizinan HiCore Mobile atas 4G.

“Saat ini kita masih urus perizinannya. Setelah dua smartphone ini (Play Z5 dan Lens DC1) keluar, kita akan mulai memproduksi smartphone 4G,” katanya.

Terkait hal ini, HiCore Mobile mengaku telah memenuhi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang memang diwajibkan bagi vendor smartphone yang ingin menghadirkan smartphone 4G di tanah air.

Dijelaskan Herman, tahun ini TKDN HiCore Mobile baru 20 persen. Tahun depan, angka tersebut diharapkan akan berubah menjadi 30 persen. “Itu nantinya akan terdiri dari hardware dan software,” imbuhnya.

Saat ini, Herman menyebut HiCore Mobile telah memiliki pabrik di wilayah Kapuk Elang Laut, Jakarta Utara, untuk perakitan smartphone 4G.

“Ke depan semua produk kami akan 4G,” pungkasnya, seraya menambahkan bahwa smartphone 4G yang akan diproduksi HiCore Mobile pada Oktober nanti akan berada dalam jumlah yang besar.

Sekedar informasi, saat ini hanya ada dua skema investasi yang ditawarkan terkait TKDN. Kedua skema yang dimaksud adalah investasi 100 persen software dan investasi 100 persen hardware. Masing-masing, dengan syarat turunan yang berbeda dan masih dalam proses pembahasan lebih lengkap.

Sebagai gambaran, dalam skema baru ini vendor yang memilih 100 persen investasi software, diizinkan mengimpor ponsel dalam bentuk complete build unit (CBU) dari luar negeri. Namun ponsel yang diperbolehkan impor itu hanya yang memiliki banderol harga mahal.

Selain software, vendor juga punya pilihan lain berupa berinvestasi di bidang hardware. Caranya dengan membangun fasilitas produksi ponsel 4G atau mencari rekan produksi lokal.

Masuk Pasar, Dua Smartphone HiCore Mobile Melenggang dengan 3G

0

Telko.id – Satu lagi pemain baru yang siap mengadu peruntungannya di pasar ponsel tanah air. Dia adalah HiCore Mobile, yang dalam kemunculan perdananya merilis smartphone sekaligus, yakni HiCore Play Z5 dan HiCore Lens DC1.

Sama-sama membidik segmen menengah ke atas, dua perangkat HiCore ini datang dengan konektivitas 3G, dan bukannya 4G, seperti yang akhir-akhir ini marak di pasaran.

“Sekarang kita keluarkan yang 3G dulu. Setelah kedua produk ini keluar, kita akan mulai memproduksi yang 4G,” kata Herman dalam acara peluncuran yang berlangsung di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (1/9).

Kedua produk yang diluncurkan, Play Z5 dan Lens DC1 disebut HiCore merefleksikan kebutuhan masyarakat Indonesia yang sudah menggunakan smartphone untuk beragam aktifitas. Mulai dari mulai dari bekerja, berinteraksi sosial, mengekpresikan dirinya dengan hiburan baik musik ataupun video.

“Dengan kelengkapan fitur dan teknologi yang ada dalam kedua produk perdana tersebut, konsumen mendapatkan produk berkualitas tinggi,” tambah Herman, seraya menambahkan bahwa perusahaan mendesain sendiri serta memilih material terbaik untuk produk-produk HiCore, baik untuk body maupun layar, sertafitur-fitur lainnya yang tertanam di produk.

 

 

Ada beberapa kelebihan yang bisa didapatkan pengguna dari HiCore Play Z5, diantaranya teknologi layar Corning Gorilla Glass 3; fitur Mobile Anti Theft; Mira Vison, yang memungkinkan pengguna mengatur tampilan sesuai kenyamanan mata, dan prosesor quad-core 1.3GHz dengan RAM 2GB serta memori internal 16GB. Sementara untuk sang adik, Lens DC1, selain layar IPS qHD, pengguna juga akan disuguhi oleh sentuhan prosesor quad-core 1.3GHz, lengkap dengan RAM 1GB dan memori internal 16GB.
HiCore Play Z5 dan Lens DC1 saat ini sudah bisa didapatkan di pasaran, dengan harga masing-masing Rp 2.299.000 dan Rp 1.649.000.

Lewat LTE-A, Airtel Tawarkan Kecepatan 100 Mbps di Mumbai

0

Telko.id – Operator terbesar di India, Bharti Airtel, baru-baru ini telah menerapkan teknologi canggih untuk carrier agregasi di seluruh spektrum band 2.300 MHz (TD LTE) dan 1800 MHz (FD LTE) di Mumbai.

Carrier Agregasi sendiri merupakan teknologi untuk menggabungkan dua atau lebih operator ke dalam satu saluran data untuk meningkatkan kapasitas data.

Dengan teknologi ini, Airtel telah menggabungkan kapasitas spektrum band 2.300 MHz dan 1800 MHz untuk mengaktifkan pemanfaatan spektrum yang lebih baik dan efisien, kata perusahaan seperti dilansir dari businessstandar, Kamis (1/9).

Sebelumnya, lebih tepatnya pada bulan Februari, perusahaan juga telah lebih dulu menerapkan teknologi ini di Kerala, yang merupakan kali pertama di India. Ini memungkinkan pelanggan mencapai kecepatan data 4G hingga 135 Mbps pada perangkat mobile yang tersedia secara komersial.

Kini, perusahaan mencoba menerapkan langkah serupa di Mumbai, berharap dapat memberikan kecepatan data 4G di atas 100Mbps dan cakupan yang lebih baik, baik di luar maupun dalam ruangan untuk pengguna di kota itu.

Tahun lalu pada bulan Mei, Airtel telah meluncurkan layanan 4G di Mumbai pada band 2300 Mhz menggunakan standar TD LTE. Baru-baru ini, operator menambahkan kapasitas pada band 1800 Mhz menggunakan FD LTE.

“Dengan peluncuran ini, Mumbai menjadi salah satu kota di dunia yang memiliki layanan data berkecepatan tinggi melalui 4G Advanced,” kata perusahaan.

Penyebaran ini merupakan bagian dari program transformasi jaringan Airtel, Project Leap, di mana operator telah berkomitmen untuk berinvestasi sebesar Rs 60.000 crore selama tiga tahun ke depan.

Gandeng Pivotal, Bank DBS Siap Bertransformasi Secara Digital

0

Telko.id – Bank DBS baru-baru ini mengumumkan peningkatan perjalanan transformasi digital dan percepatan inovasi bagi pelanggan melalui kerja samanya dengan Pivotal, sebuah perusahaan percepatan transformasi digital untuk korporasi. DBS sendiri merupakan bank pertama di Asia Tenggara yang menjalankan aplikasi komputasi awan (cloud native applications) pada Pivotal Cloud Foundry, suatu kemajuan dari sistem tradisional ke arah sistem lingkungan yang sangat terukur dan fleksibel.

Penggunaan komputasi awan Pivotal Cloud Foundry disinyalir akan memberi pijakan bagi Bank DBS untuk berinovasi secepat perusahaan-perusahaan raksasa Internet seperti Google, Facebook dan Netflix.

Lebih spesifik lagi, dengan memanfaatkan komputasi awan Pivotal dalam transformasi arsitektur perbankan, Bank DBS kini dapat beroperasi dan memberikan layanan kepada pelanggan jauh lebih cepat, serta membangun aplikasi generasi berikutnya dan pengalaman pengguna dengan cepat, dan memperbaruinya dengan fitur-fitur terbaru yang akan berkembang seiring dengan kebutuhan pelanggan.

“Seperti banyak industri tradisional, sektor perbankan saat ini sedang terganggu oleh pesatnya perkembangan perusahaan startup dan fintech yang memberikan pengalaman berbeda kepada pelanggan,” kata Head of Group Technology and Operations DBS , David Gledhill dalam keterangan resmi.

Oleh karena iru, untuk bersaing secara efektif melawan pendatang baru tersebut, Bank DBS diakui Gledhill harus memiliki kemampuan untuk menjadi lebih responsif terhadap pelanggan. “Pivotal Cloud Foundry memberikan kami platform perangkat lunak untuk berpikir dan bertindak seperti sebuah perusahaan teknologi dan inovasi pada kecepatan yang dimiliki perusahaan-perusahaan startup,” imbuhnya.

Melalui kerja sama ini, Bank DBS siap untuk menemukan kembali konsep perbankan dan mendefinisikan kembali pengalaman dalam sistem perbankan untuk lebih dari 6 juta pelanggan individual dan korporat di seluruh Asia.

Tak hanya itu, dengan adanya otomatisasi built-in pada komputasi awan Pivotal, Bank DBS kini juga dapat fokus dalam memberikan nilai yang berbeda, tidak sekadar terjebak dengan sistem manajemen dan sumber daya pengadaan teknologi informasi. Sebagai permulaan, Bank DBS memanfaatkan solusi untuk membangun sistem manajemen risiko kredit untuk generasi masa depan dan sistem kalkulasi harga serta transfer dana untuk bank, sepeti halnya dengan sistem lainnya

Langkah untuk mengadopsi komputasi awan untuk pengembangan aplikasi menggarisbawahi komitmen DBS untuk bertransformasi secara digital dalam mengubah sistem operasinya dari proses antar muka (front office) ke proses akhir (back-end), dan melaju untuk menjadi sebuah perusahaan perangkat lunak.

Sebagai bagian dari kolaborasi, Pivotal juga bekerja sama dengan Bank DBS untuk melengkapi tim pengembangan aplikasi bank dengan layanan pengembangan perangkat lunak generasi masa depan dari Pivotal Labs, menerobos budaya inovasi perangkat lunak, yang biasanya dikaitkan dengan perusahaan-perusahaan paling berpengaruh di Silicon Valley, tepat di jantung sebuah bank yang bermarkas di Singapura.

“Industri perbankan telah lama terbebani sistem usang yang dapat menghambat kecepatan inovasi,” kata Lionel Lim, Vice President dan Managing Director, APJ, Pivotal. “DBS merupakan bank progresif yang meletakkan dasar yang tepat untuk mengubah operasi digital dan berinovasi seperti sebuah perusahaan perangkat lunak. Kami sangat senang bekerja sama dengan Bank DBS pada tonggak transformasi penting ini.”

BPK Angkat Bicara Soal Perubahan Tarif Interkoneksi

0

Telko.id – Pro dan kontra tentang rencana penurunan biaya interkoneksi sebesar 26% untuk 18 skema panggilan telepon tetap dan seluler, ikut mengusik perhatian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pasalnya, mereka melihat terdapat potensi kerugian negara hingga ratusan triliun jika kebijakan ini mulai diberlakukan.

Menurut hasil analisa dan pengamatan dari Achsanul Qosasi, salah satu pimpinan di BPK, kebijakan interkoneksi yang dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dinilai bisa sangat membahayakan penerimaan negara dari sektor telekomunikasi dalam lima tahun ke depan.

Mulai dari potensi penurunan pendapatan hingga Rp 100 triliun, setoran dividen dan pajak ke pemerintah berkurang Rp 43 triliun, hingga investasi belanja modal di daerah rural berkurang Rp 12 triliun. Semua itu merupakan potensi kerugian Telkomsel yang dimiliki Telkom Group sebagai BUMN telekomunikasi.

Sementara dari catatan yang dimiliki BPK, Telkom Group hingga saat ini masih merupakan BUMN terbesar kedua setelah Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar kepada negara. Sumbangsih Telkom kepada pendapatan negara, disebut BPK, mencapai Rp 7 triliun setiap bulannya.

“Telkom Group memiliki market capitalization terbesar kedua setelah BRI yang mencapai Rp 4.000 triliun. Karena Telkom merupakan salah satu blue chip yang dimiliki bangsa ini selain Pertamina, BRI, dan PLN, maka sudah menjadi tanggung jawab kami di BPK untuk menjaganya, terutama dari isu-isu negatif yang berpotensi merugikan negara,” kata Achsanul di Jakarta.

Achsanul menilai, Jika penurunan biaya interkoneksi memberikan manfaat yang baik pada negara, Ia mempersilakan untuk dijalankan. Namun jangan sampai turunnya biaya interkoneksi ini justru malah berpotensi menggerus penerimaan negara. Jika itu sampai terjadi maka bukan masyarakat dan negara yang mendapatkan manfaatnya.

“Jelas ini disampaikan Pak Presiden kepada kita. Kalau ada satu keputusan menteri terkait dengan BUMN atau kementrian lain, harus ditanyakan kepada kementrian lain kalau saya mengeluarkan begini kira-kira dampaknya apa.

“Begitu juga dengan industri, begitu satu menteri melakukan policy tanya ke industri terkait apakah ada yang dirugikan. Kalau manfaatnya lebih banyak dari mudhoratnya, silakan jalankan. Tapi jangan sampai yang diisukan adalah turunnya tarif sementara penerimaan negara triliunan terabaikan. Kalau misalnya, kemampuan Telkomsel anak usaha Telkom berkurang, jadinya kan masyarakat juga yang akan dirugikan. Siapa lagi yang akan membangun di daerah pinggiran selain Telkomsel? Sedangkan operator yang lain tidak membangun,” tuturnya.

Achsanul menambahkan, BPK selalu memeriksa laporan keuangan Telkomsel dan Telkom Group setiap tahunnya. Jika mereka saat ini bisa menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia, itu bukannya tanpa usaha dan pengorbanan besar dalam berinvestasi.

“Telkomsel itu rugi saat membangun infrastruktur. Walaupun hitungannya rugi, tapi ini bicara untuk 5-10 tahun ke depan. Investasi yang dilakukan benar-benar untuk menjalankan kepentingan negara dan rakyat, sesuai Nawa Cita. Buktinya, masyarakat di desa sudah bisa menikmati internet gara-gara Telkomsel,” paparnya.

Ia pun mempersilakan kepada operator telekomunikasi lainnya seperti Indosat Ooredoo, XL Axiata, Hutchison 3 Indonesia, dan Smartfren Telecom, untuk ikut membangun di daerah pedesaan dan pinggiran di luar Pulau Jawa, agar seluruh masyarakat bisa ikut terlayani.

“Ini kan masalah supply and demand terhadap services. Kalau punya services terbaik, demand pasti terbanyak. Siapa yang bisa memberikan supply yang terkuat, dialah yang menang. Hukum bisnis seperti itu. Karena Telkomsel sudah membangun seluruh jaringan duluan, wajar kalau menikmati keuntungan,” kata Achsanul.

BPK mengaku akan terus mengawasi dan tidak akan melakukan intervensi, namun setiap gerak-gerik pelaksana negara yang mencurigakan, apalagi sampai merugikan penerimaan negara, wajib untuk diberi peringatan dan diluruskan.

“Jadi, cobalah dipikirkan, saya tidak dapat mengatakan ini benar atau salah. Yang bisa mengatakan ini benar atau salah, bermanfaat atau tidak, adalah ketika saya melakukan pemeriksaan tahun depan. Kami periksa setelah semester kedua tahun 2017. Saya akan sampaikan ke presiden dan ke parlemen. Biar nanti parlemen yang lakukan pengawasan, jalurnya seperti itu,” lanjutnya.

“Saya tidak mau ngomong prematur. Saya hanya buktikan nanti, karena BPK itu selalu after the fact. Saya hanya menyampaikan, bahwa ini risiko-risikonya. Tapi faktanya adalah tahun depan. Kalau misalnya penerimaan Telkomsel turun gara-gara keputusan menteri, maka hal tersebut akan jadi catatan khusus oleh BPK,” pungkas Achsanul.

Sementara itu, Menkominfo Rudiantara dalam beberapa kesempatan selalu mengatakan bahwa penurunan biaya ini dilakukan agar tarif off-net (lintas operator) bisa mendekati tarif on-net (satu jaringan operator). Harapannya, agar trafik panggilan lintas jaringan bisa tumbuh untuk semua operator.

“Justru dengan adanya penurunan biaya interkoneksi, masyarakat akan semakin banyak untuk melakukan panggilan telepon,” terang Rudiantara di depan anggota Komisi I DPR RI, dalam rapat dengar pendapat, pekan lalu.

Namun, pertumbuhan tersebut disangsikan bisa terjadi jika penurunan biaya interkoneksi itu tidak berdampak banyak terhadap tarif retail. Karena, komponen biaya interkoneksi itu hanya 15% dari total tarif retail, atau hanya 3,7% dari total komponen tarif seperti dikatakan Menkominfo di Komisi I DPR.

Sementara itu, Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli melalui keterangan resminya mengungkapkan akan tetap menerapkan kebijakan tarif interkoneksi yang baru selama terdapat kesepakatan dengan operator lain secara B2B dan selama belum adanya surat pembatalan mengenai perubahan tarif ini.

“Kami memandang bahwa kebijakan Menkominfo tentang penurunan tarif interkoneksi sebesar rata-rata 26% merupakan kebijakan pro-rakyat, karenanya harus didukung oleh semua pihak,”

Dengan penurunan tarif interkoneksi ini, masyarakat akan dapat  menikmati layanan telekomunikasi dengan harga yang lebih terjangkau, mendorong industri telekomunikasi lebih efisien, serta menciptakan iklim kompetisi yang lebih sehat,”

Rencananya, Hari ini (1/9), Pemerintah dalam hal ini Kementrian Komunikasi dan Informatika akan mulai memberlakukan tarif baru untuk interkoneksi. Namun, gejolak penolakan dari berbagai pihak berpotensi untuk mengagalkan rencana tersebut. Hingga berita ini diturunkan, tim Telko.id belum mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai peraturan ini.

Implementasi Penurunan Tarif Interkoneksi Ditunda

0

Telko.id – Kominfo resmi menyatakan bahwa akan ada penundaan terhadap implementasi penurunan tarif interkoneksi. Diungkapkan Noor Iza, Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkominfo, hal ini sejalan dengan keputusan Komisi 1 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Rapat Dengar Pendapat beberapa hari lalu.

Dikutip dari Kompas Tekno, Noor Iza mengatakan kelanjutannya masih menunggu pertemuan berikutnya, setelah Menteri kemari dari luar negeri.

Meskipun demikian, Indosat mengaku akan tetap menerapkan kebijakan penurunan tarif interkoneksi yang baru sesuai dengan Surat Edaran (SE) No. 1153/M.Kominfo/PI.0204/08/2016 yang ditandatangani oleh Plt. Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Geryantika Kurnia dan dirilis pada 2 Agustus 2016 lalu. SE berisi penurunan rata-rata 26% pada 18 skenario panggilan telepon dan SMS antar operator dan berlaku pada 1 September 2016 besok.

“Kami juga menegaskan bahwa seandainya SE dicabut atau dibatalkan, kami akan tetap menerapkan tarif interkoneksi baru tersebut sejauh terjadi kesepakatan antar operator secara B2B. Alasannya, sampai saat ini belum ada surat pemberitahuan resmi dari Pemerintah. Oleh sebab itu, selama belum ada surat yang membatalkan atau mencabut Surat Edaran sebelumnya,” ujar Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat Ooredoo.

Indosat Ooredoo melihat bahwa dengan penurunan tarif interkoneksi ini maka masyarakat akan dapat menikmati layanan telekomunikasi dengan harga yang lebih terjangkau, mendorong industri telekomunikasi lebih efisien, serta menciptakan iklim kompetisi yang lebih sehat.

Hal yang sama juga akan dilakukan oleh XL Axiata. Selama belum ada surat pemberitahuan secara resmi dari Kominfo, XL bakal tetap menerapkan tarif baru interkoneksi tersebut.

“Sampai saat ini kami belum menerima surat pemberitahuan secara resmi dari pemerintah tentang penundaan ini. Sehingga kami tentunya tidak bisa berspekulasi lebih lanjut,” ujar Dian Siswarini, CEO XL Axiata menjelaskan.

Sebenarnya, masalah interkoneksi ini tidak perlu diramaikan karena review terhadap biaya interkoneksi ini merupakan ritual tiga tahunan. Namun memang, ketika penurunan tarif interkoneksi ini dijalankan sesuai dengan surat edaran Telkom Group yang seumur-umur selalu menjadi net decision akan terganggu pendapatannya. Pasalnya, selama ini Telkom Group, yang notabene pendapatannya terbanyak disumbangkan oleh Telkomsel tidak pernah membayar interkoneksi pada operator lain.

Bukan apa-apa, dengan jumlah pelanggan yang demikian besar, sudah dapat dipastikan, yang melakukan panggilan ke jaringan Telkomsel akan lebih besar ketimbang yang dilakukan oleh pelanggan Telkomsel ke operator lain. Jadi, selama ini operator lain yang banyak harus membayar interkoneksi pada Telkomsel.

Hal itu juga yang menjadi pembeda antara Telkomsel dengan operator lain. Ketika ada penurunan biaya interkoneksi maka akan mempengaruhi Finance Balance Sheet operator ini. Soalnya, interkoneksi di Telkomsel masuk dalam pendapatan. Sedangkan operator lain, tidak akan berpengaruh.

“Bayangkan, dari Rp.250 menjadi Rp.204, itu turun 25%. Artinya, pendapatan Telkom Group dari interkoneksi akan turun 25%. Yang konon kabarnya, akan menurunkan pendapatannya sebesar 1.5 Triliun. Lalu, darimana harus mendapat penggantinya. Agar, direksi angkatan sekarang tidak dianggap menurunkan pendapatan. Itu kondisinya sebenarnya yang terjadi,” ujar Merza Fachys, President Director Smartfren Telecom menjelaskan.

Padahal, kemungkinan pendapatan Telkom Group yang turun dikarenakan adanya referensi baru interkoneksi ini masih belum pasti. “Hal inilah yang harus dibuktikan. Jika nanti, tarif interkoneksi turun dan operator ramai-ramai menurunkan retail price, apakah trafik tidak akan naik? Bisa jadi naik. Artinya, ada potensi, kerugian yang dikabarkan mencapai Rp.1.5 Triliun itu akan balik,” tambah Merza.

Bagaimana kelanjutan ‘drama’ interkoneksi ini? Tunggu, sampai selesai Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI yang akan dilaksanakan usai kepergian Menteri Komunikasi dan Informatika ke luar negeri. (Icha)