spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1534

Singtel dan Ericsson Pamerkan Hasil Uji Coba LTE LAA

0

Telko.id – Sementara StarHub bersiap dengan rencananya untuk meningkatkan kecepatan upload – dalam hal ini dengan menggandeng Nokia sebagai partner, sang pesaing Singtel memilih bersinergi dengan Ericsson untuk melakukan uji coba teknologi pra-standar License Assisted Access (LAA) di jaringannya.

Uji coba yang dilakukan di sebuah gedung perkantoran di Serangoon Utara ini melibatkan 20 MHz blok spektrum 1.800 MHz yang berlisensi, ditambah dengan 20 MHz di pita 5 GHz yang tidak berlisensi.

Sebuah live test stationer mencapai throughput LTE LAA 275 Mbps, sementara tes kedua menunjukkan kemampuan LAA untuk hidup berdampingan dengan sinyal Wi-Fi tanpa menurunkan pengalaman pengguna Wi-Fi.

Uji coba ini juga meliputi uji coba cakupan untuk memvalidasi kemampuan teknologi untuk meningkatkan link kinerja, cakupan dan kontrol akses media dibandingkan dengan titik akses Wi-Fi.

Menurut Singtel, seperti dilaporkan TelecomAsia, Rabu (27/7), uji coba ini menampilkan potensi LAA untuk meningkatkan kapasitas jaringan untuk pelanggan mobile, di pasar di mana hampir 85% dari lalu lintas mobile dihasilkan di dalam ruangan.

Keberhasilan Singtel dalam uji coba ini konon membuat perusahaan ingin terus menyebarkan teknologi LAA di Singapura. Paling tidak dalam dua tahun ke depan, dimulai pada semester pertama 2017, sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan jaringan dalam persiapan menyambut 5G.

Perusahaan mengatakan, di masa depan pelanggan dengan handset berkemampuan LAA akan dimanjakan dengan througput download puncak hingga 450 Mbps.

“Untuk menyediakan pelanggan kami dengan pengalaman mobile superior ketika mereka berada di dalam ruangan, kami terus berinvestasi dalam teknologi baru yang akan meningkatkan kecepatan 4G dalam ruangan,” kata direktur jaringan konsumen Singapura Singtel, Tay Yeow Lian.

Ia menambahkan, perusahaan sangat senang menjadi yang pertama di Singapura untuk menampilkan teknologi LAA live. “Ini merupakan bagian integral dari evolusi LTE-Advanced dan akan membawa kami satu langkah lebih dekat ke tujuan 5G perusahaan,” pungkasnya.

StarHub Berencana Tingkatkan Kecepatan Upload Tiga Kali Lipat

0

Telko.id – StarHub berencana untuk mulai menggulirkan teknologi CA atau carrier agregation dan 64 quadrature amplitude modulation (QAM) pada akhir tahun. Hal ini dilakukan demi meningkatkan kecepatan puncak upload menjadi tiga kali lipat menjadi 150Mbps.

Belum lama ini, operator Singapura tersebut baru saja menyelesaikan uji coba teknologi dengan Nokia, menggabungkan spektrum pada pita 1800-MHz dan 2600 MHz.

Menurut laporan TelecomAsia, Rabu (27/7), setelah uji coba berhasil, StarHub berencana untuk mulai menggelar teknologi itu, dimulai dari daerah Marina Bay dan Orchard bersamaan dengan perayaan akhir tahun di kota ini. Sementara itu, acara peluncuran secara nasional sendiri baru akan digelar pada 2017 mendatang.

“Kemampuan untuk meng-upload dengan cepat menjadi keharusan bagi pelanggan seluler kami. Bahkan, kami melihat peningkatan hampir 50% dalam lalu lintas upload dari tahun ke tahun, seiring dengan semakin seringnya pelanggan berbagi video definisi tinggi dan foto langsung dengan dunia,” kata CTO StarHub, Mock Pak Lum.

Kolaborasi dengan mitra teknologi seperti Nokia pun diakui Lum sangat penting karena dapat mendorong inovasi perusahaan dalam 4G, untuk kepentingan pelanggan di tengah terus tumbuhnya penggunaan mobile data.

Pimpinan Nokia untuk Asia Selatan, Nicolas Bouverot menegaskan dukungannya atas rencana StarHub ini. Diakuinya, perusahaan berkomitmen untuk membantu StarHub dalam memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya.

“Teknologi kami akan memungkinkan operator untuk meningkatkan kecepatan upload dan download dari jaringan 4G bahkan pada waktu puncak lalu lintas untuk memperkaya pengalaman pengguna,” katanya.

Huawei Teruskan Dominasi Atas Ericsson

0

Telko.id – Penyedia jasa ICT asal China yakni Huawei kembali mengalahkan vendor asal Swedia yakni Ericsson dalam hal pendapatan selama semester pertama 2016.

Huawei melaporkan penjualan mereka sebesar 245,5 miliar yuan atau setara dengan USD 36,7 miliar pada semester pertama tahun ini. Angka tersebut meningkat sebesar 40% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Namun vendor Tionkok ini tidak mengungkapkan laba bersih untuk periode tersebut.

Dilansir dari RCRWirelles (27/7), Huawei Consumer Business Group mencatat penjualan sebesar 77,4 miliar yuan pada semester pertama, atau melonjak sekitar 41% secara year-on-year. Sedangkan pengiriman dari lini smartphone mereka mencapai 60.560.000 unit, meningkat dari tahun ke tahun sebesar 25%.

Sementara itu, Ericsson mencatat penjualan sebesar 106,3 miliar kronor atau setara dengan USD 12,3 miliar dalam enam bulan pertama di tahun 2016, angka tersebut sejatinya turun jika dibandingkan dengan 114,2 miliar kronor pada periode yang sama ditahun lalu. Sementara untuk laba bersih pada periode ini sebesar 3,7 miliar kronor, angka ini hampir sama jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Huawei mencatatkan pendapatan global di tahun 2015 sebesar 395 miliar yuan, meningkat 37% secara year-on-year. Divisi operator perusahaan, yang mencakup peralatan telekomunikasi dan basis bisnis yang berhubungan dengan BTS, menyumbang hampir 60% dari penjualan tahun lalu. Dengan laba bersih tahun ini sebesar 369 miliar yuan, meningkat 33% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan, Ericsson mengumumkan penjualan global 2015 mereka sebesar 246,9 miliar kronor, meningkat 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ericsson mengatakan telah mengalami penjualan yang lebih tinggi di India, Cina dan Amerika Utara. Laba bersih Ericsson untuk tahun ini mencapai 13,7 miliar kronor, meningkat dari 11,1 miliar kronor pada tahun 2014.

Sekadar informasi, Ericsson telah ‘merampingkan’ sejumlah karyawan selama beberapa tahun sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi biaya, dan laporan laba kuartal kedua menunjukkan bahwa PHK merupakan salah satu langkah tepat. Perusahaan baru-baru ini mempresentasikan rencana untuk secara signifikan mengurangi biaya dan beradaptasi dengan lingkungan pasar saat ini. Juga, pada tanggal 25 Juli, papan Ericsson mengumumkan bahwa Hans Vestberg mengundurkan diri sebagai presiden dan CEO efektif dengan segera. Belum diketahui pasti alasan Vestberg menanggalkan jabatannya, namun sempat berhembus kabar korupsi.

Hadirkan AADC2, Bukti Keseriusan HOOQ Dukung Film Indonesia

0

Telko.id – OTT asing penyedia layanan streaming film Hooq melakukan sebuah terobosan dengan menghadirkan film Box Office Indonesia yakni Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2) pada layanan streamingnya.

Hadirnya film besutan Mira Lesmana yang seakan menjadi primadona dikalangan penikmat film Indonesia ini menjadi bukti keseriusan HOOQ dalam mendukung industri film Nasional. Selain itu, Country Head HOOQ Indonesia, Guntur S. Siboro juga menegaskan bahwa film Indonesia menjadi salah satu ‘Hot Items’ pada OTT asing ini.

“AADC2 mulai hari ini bisa dinikmati di HOOQ, ini merupakan komitmen HOOQ untuk mendukung industri kreatif di Indonesia. Ini juga menunjukan bagaimana HOOQ Indonesia melihat bahwa konten lokal sangat penting, karena 50% dari top 10 daftar film di HOOQ adalah film Indonesia,” ucapnya pada jumpa media di Jakarta (26/7).

Sementara itu, Guntur juga mengatakan bahwa tarif Berlangganan HOOQ tidak dipengaruhi oleh konten terbaru, jadi tarif akan tetap sama yakni Rp.49.000,- perbulan. AADC2 ekslusif hanya ada di HOOQ dan tidak ada di OTT lain dengan batas waktu lisensi selama 1 tahun.

Sekadar informasi, sampai dengan saat ini saja terdapat sekitar 3500 film dan TV Series Indonesia yang sudah ‘mejeng’ di HOOQ. Meskipun tidak menyebutkan angka pasti, namun Guntur mengklaim bahwa OTT nya memiliki sekitar 70% dari total film yang diproduksi di Indonesia.

Kedepannya, mereka juga tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi film sendiri seperti halnya yang dilakukna oleh OTT lain yang sudah lebih dulu hadir.

Guntur S Siboro, Country Head HOOQ Indonesia
Guntur S Siboro, Country Head HOOQ Indonesia

“Ada waktunya, saat ini konsentrasi kita adalah menciptakan platform untuk memutar film indonesia. Tapi kita tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya menciptakan film sendiri,” tambahnya.

Jumlah Pengguna dan Kerjasama Operator

Sampai dengan saat ini, Guntur mengklaim bahwa jumlah pengguna yang sudah ujicoba aplikasi ini lebih dari 500 ribu user.

“Kita sudah mencapai 3 bulan, dengan pelanggan yang sudah mencoba lebih dari 500 ribu user. Masih tetap ada ketakutan untuk mencoba karena takut kehabisan kuota, makanya solusinya kita melakukan bundling dengan Simpati,” ucapnya.

Guntur juga menyebutkan, Untuk satu judul film dengan kualitas Standart Definition (SD), pengguna setidaknya membutuhkan khota internet sebesar 300 hingga 400 MB sementara untuk ukuran HD, pengguna harus menyediakan setidaknya kuota internet sebesar 1 GB.

Disinggung mengenai jumlah pengguna Telkomsel yang mengakses layanan ini, Guntur menjawab sekitar 60% dari 500 ribu user tadi adalah pengguna Telkomsel.

Namun, Guntur menegaskan bahwa kerjasama mereka dengan Telkomsel bukanlah kerjasama ekslusif dan tengah melakukan pembicaraan dengan operator lainnya.

“Kita tengah melakukan pembicaraan dengan operator lain selain Telkomsel. Harapan saya paling lambat akhir tahun semua nya sudah bisa bekerjasama. Intinya kerjasama dengan Telkomsel tidak ekslusif,” tukasnya.

Terakhir, Guntur mengharapkan industri ini berjalan dengan sehat agar dapat memberikan revenue tambahan bagi industri perfilman Nasional.

Lebih dari 75% Orang Jerman Gunakan Internet untuk Streaming Video

Telko.id – Menurut survei terbaru dari Bitkom, lebih dari tiga perempat (77%) dari pengguna internet di Jerman menghabiskan waktunya untuk menonton film, program TV atau video lainnya yang bisa ditonton secara streaming di internet.

Penelitian ini dilakukan dengan mengikutsertakan 1.007 orang dari usia 14 tahun, dimana 831 diantaranya adalah pengguna internet.

Tujuan Streaming yang paling populer, seperti diwartakan broadbandtvnews, Selasa (26/7), adalah situs web dan layanan catch-up saluran TV yang digunakan oleh 60% dari pengguna internet. Lebih dari setengah (56%) adalah portal akses video seperti YouTube, Vimeo atau Vevo. 39% menonton saluran TV linear sebagai streaming langsung.

Portal video-on-demand (VOD) yang menawarkan film dan serial secara khusus mengalami pertumbuhan yang kuat, dimana 25% dari pengguna internet menggunakan layanan VOD. Jumlah ini meningkat dibanding dua tahun sebelumnya, yakni 22% pada 2015 dan 19% pada 2014. Contohnya adalah Netflix, Amazon Video, maxdome, Apple iTunes, Google Play, Sky Go atau Watchever.

70% dari pengguna VOD membayar untuk single video, sementara 41% memiliki akses ke seluruh line-up platform karena berlangganan bulanan.

Video streaming sangat populer di kalangan anak muda, dimana 88% dari pengguna internet yang melakukan video streaming berusia antara 14 dan 29 tahun, pada kelompok usia 30-49 jumlah pangsa 90%. Sementara di kalangan pengguna internet antara usia 50 dan 64 tahun, 66% menggunakan layanan streaming video. Sepertiga (36%) di antara pengguna internet berada di atas 65 tahun.

Jerman Akan Berlakukan ‘Black Box’ Untuk Mobil Self Driving

0

Telko.id – Banyak pihak sangat antusias untuk mengembangkan autonomous car atau mobil autopilot. Bukan hanya para pengusaha mobil, tetapi juga para pengembang IT maupun operator telekomunikasi. Maklum saja, dengan akan adanya trend baru berkendara ini maka potensi revenue pun akan berlipat ganda karena jumlah ‘chip’ yang ditanamkan akan terus menerus mengirimkan data. Inilah salah satu masa depan internet of things yang ditunggu.

Dibalik itu semua, masih banyak pihak juga yang meragukan bahwa autopilot car ini akan booming. Pasalnya, masalah keamanan si pengendara maupun orang berada di sekeliling dari kendaraan masih dipertanyakan. Untuk mengatasi hal itu, Jerman, salah satu negara yang maju untuk masalah teknologi dan juga memiliki banyak perusahaan otomotif berencana akan mengeluarkan peraturan yang mengharuskan setiap autopilot car memiliki black box.

Ide ini muncul karena beberapa percobaan yang dilakukan berkenaan dengan autopilot car ini mengalami kecelakaan. Memang, belum ada yang melaporkan kondisi yang gawat. Tetapi, hal ini membuat pemerintah Jerman merasa harus melakukan tindak preventif agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Harapannya, dengan adanya Black Box ini maka akan membantu dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan. Hal ini dikemukakan oleh sumber dari kementerian transportasi Jerman pada Reuters.

Berdasarkan proposal dari Menteri Transportasi, Alexander Dobrindt, para pengemudi tidak perlu harus selalu memperhatikan lalu lintas atau berkonsentrasi pada kemudi, tapi harus tetap duduk di belakang kemudi sehingga ketika dalam keadaan darurat tetap dapat sigap menghadapinya agar tidak terjadi kecelakaan.

Selain itu, dalam proposal tersebut juga mewajibkan setiap pengusaha atau produsen mobil untuk menginstal sebuah kotak hitam atau black box yang akan mencatat setiap kondisi ketika sistem autopilot diaktifkan maupun saat kendaraan berjalan. Dobrindt juga meminta untuk adanya sistem pengingat ketika dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi darurat, agar sopir mengambil alih kendaraan.

Menurut juru bicara Kementerian Transportasi Jerman, draft dari peraturan tersebut, rencananya akan dikirim ke kementerian lain dan diharapkan pada musim panas tahun ini sudah bisa disetujui.

Pemerintah memang menginginkan Jerman menjadi pemain global sebagi penyedia kendaraan self driving tersebut. Secara industri negara tersebut juga sudah mendukung karena perusahaan terbesar otomotif dunia adalah merek Jerman. Seperti Volkswagen, Daimler dan BMW.

Bahkan Kanselir Angela Merkel pernah mengatakan pada April lalu di Berlin, bahwa industri otomotif harus menyusun jadwal untuk pengembangan kendaraan self driving ini. Sehingga pemerintah pun dapat mendukung upaya tersebut.

Saat ini memang perusahaan otomotif di dunia baru sampai memproduksi kendaraan self driving dalam bentuk prototipe. Diharapkan, pada tahun 2020 nanti sudah dapat dipasarkan secara masal. (Icha)

Operator Thailand Rencanakan Uji Coba TD-LTE Bulan Depan

0

Telko.id – Operator Thailand, TOT (Telecom of Thailand) dilaporkan berencana untuk meluncurkan uji coba layanan TD-LTE pada pita 2,3 GHz awal bulan depan.

Saat ini, operator milik negara itu sedang menunggu izin dari regulator NBTC untuk menggunakan peralatan jaringan untuk layanan uji coba non-komersial. Beberapa operator swasta seperti AIS, Dtac dan True Corp juga telah diundang untuk bergabung dengan uji coba ini, yang dijadwalkan akan dimulai pada 4 Agustus mendatang. Bertepatan dengan Hari Komunikasi Nasional di Thailand.

Dilaporkan TelecomAsia, Selasa (26/7), uji coba ini akan dilakukan di Bangkok dan Ratchaburi. TOT berencana untuk memasang 20 BTS 2,3-GHz di sepanjang rute pelayanan angkutan umum Skytrain Bangkok. Sementara uji coba di Ratchaburi akan menggunakan peralatan Huawei.

TOT memiliki 60 MHz di pita 2,3 GHz, dan berencana untuk mengundang pemasok jaringan internasional dan operator lokal untuk bersama-sama memperkenalkan layanan broadband nirkabel di spektrum itu, kata sebuah sumber.

Masih menurut sumber yang sama, diketahui pula bahwa TOT sudah mendekati Huawei, Nokia, dan Ericsson untuk membahas proyek ini dan berencana untuk memilih pemasok dengan proposal terbaik untuk menggelar jaringan.

Selain itu, TOT juga berencana untuk menjual secara borongan bandwidth 2,3GHz-nya ke operator lokal, dan menggunakan pendapatan dari perjanjian ini untuk membiayai gelaran 2,3GHz-nya sendiri.

ITU: 3.9 Miliar Orang di Dunia Belum Terjamah Internet

Telko.id – Turunnya harga layanan ICT tak lantas membuat semua orang terhubung satu sama lain. Terbukti, lebih dari setengah populasi dunia masih belum terhubung ke internet.

ITU memperkirakan, ada sekitar 3,9 miliar orang masih belum terjamah oleh sumber daya yang luas yang tersedia di internet.

Menurut laporan ICT Facts & Figures 2016 terbaru, diketahui bahwa negara-negara berkembang kini menyumbang sebagian besar pengguna internet dengan 2,5 miliar pengguna dibandingkan dengan satu miliar di negara maju. Namun tingkat penetrasi internet menguraikan cerita yang berbeda.

Di negara maju, penetrasi internet dipatok sebesar 81% dari populasi, dibandingkan dengan 40% di negara-negara berkembang dan 15% di negara kurang berkembang. Dengan pengguna laki-laki lebih tinggi dibanding pengguna perempuan di seluruh wilayah dunia.

Laporan ini mencatat bahwa kesenjangan gender pengguna internet global benar-benar tumbuh dari 11% pada 2013 menjadi 12% pada 2016. Perbedaan gender regional terbesar ada di Afrika, dengan 23%, dan terkecil di Amerika, dengan 2%.

Pada awal 2016, seperti dilaporkan TelecomAsia, Selasa (26/7), bandwidth internet internasional telah mencapai 185.000 gigabit per detik, naik dari 30.000 gigabit pada tahun 2008. Namun, bandwidth juga tidak merata secara global, dan kurangnya bandwidth tetap menjadi hambatan utama untuk meningkatkan konektivitas internet di banyak negara berkembang dan negara kurang berkembang.

Sekjen ITU, Houlin Zhao mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk menjembatani kesenjangan digital dan membawa lebih dari setengah dari populasi global yang tidak menggunakan internet ke dalam ekonomi digital.

“ITU, mengingat pembangunan yang luar biasa dari TIK, memiliki peran penting untuk bermain dalam memfasilitasi pencapaian mereka,” kata Brahima Tosic, Direktur Biro Pengembangan Telekomunikasi ITU.

Ini Paket Roaming Terbaru 3 Hong Kong

0

Telko.id – 3 Hong Kong telah memperkenalkan paket bulanan terbaru serta roaming, yang memungkinkan pelanggan untuk menggunakan layanan mobile di Macau dan enam negara Eropa.

Dilansir dari TelecomAsia (25/7), Chief Operating Officer Hutchison Telecommunications Hong Kong Holdings Limited (HTHKH) Jennifer Tan mengatakan paket bulanan 3LikeHome dan dua jenis roaming disesuaikan dengan kebutuhan pelancong bisnis dan kenyamanan melintasi Macau dan Eropa.

Paket Bulanan “3LikeHome”, yang dimulai dengan harga HK $ 168 / bulan ($ 21,66) (HK dan Macau) dan HK $ 508 (HK, Macau dan enam negara Eropa), akan menawarkan hak yang sama untuk penggunaan data lokal dan roaming, ditambah kuota menit bicara untuk dibagi antara penggunaan lokal dan saat roaming.

Perangkat juga akan secara otomatis terhubung ke jaringan 3 Grup ketika pengguna berada di Austria, Denmark, Irlandia, Italia, Swedia dan Inggris, serta Macau.

Paket baru akan memungkinkan pelanggan untuk melakukan panggilan ke nomor di wilayah yang tertera diatas, dan Hong Kong, atau menerima panggilan dari kawasan manapun tanpa menimbulkan biaya tambahan. Roaming elemen data dari penggunaan memungkinkan pelanggan yang melakukan perjalanan bisnis sering mengakses internet di Macau dan enam negara Eropa ditunjuk seolah-olah mereka tengah berada di Hong Kong, ucap operator.

Untuk memenuhi permintaan di  waktu perjalanan sibuk tahun ini, 3 Hong Kong juga telah meluncurkan one-off roaming plan paket 3 hari ‘3 Macau Roaming Passed’ dan 10 hari ‘3 Eropa Roaming Passed’, yang akan memberikan pengguna gratis untuk layanan suara dan data di Macau dan enam negara Eropa untuk mereka.

Selain itu, 3 HK menawarkan 90-menit layanan WiFi gratis setiap hari ke semua pengguna ponsel di kota, dengan jumlah hotspot yang melebihi 20.000 di seluruh kota.

Sampai akhir September, setiap pengguna ponsel di Hong Kong dapat mengakses layanan WiFi untuk tiga sesi dengan total 90 menit sehari dengan menggunakan smartphone, tablet atau laptop di lebih dari 20.000 hotspot WiFi yang dijalankan oleh 3HK.

Tan mengatakan 3 HK akan membangun 3.000 hotspot WiFi lagi di paruh kedua tahun ini, sehingga jumlah total melebihi 23.000 titik.

Verizon Beli Yahoo Senilai US$ 4.8 Miliar

0

Telko.id – Setelah 20 tahun menjadi perusahaan independen yang memiliki pengaruh besar di dunia, akhirnya Yahoo mengambil langkah besar untuk menjual bisnisnya. Yang menjadi pembelinya adalah Verizon. Perusahaan telekomunikasi raksasa Amerika. Harga jualnya mencapai $US4.8 miliar atau $64 miliar Australia.

Verizon berencana untuk mengintegrasikan Yahoo dengan unit yang baru saja diakuisisinya yakni AOL. “Kami berharap dengan integrasi keduanya mampu menciptakan sebuah perusahaan media global di ponsel dan mempercepat aliran pendapatan kami dalam iklan digital,” ujar Lowell McAdam, Kepala eksekutif Verizon menjelaskan, seperti yang dilansir dari News Australia.

“Yahoo adalah perusahaan yang telah mengubah dunia, dan akan terus melakukannya bersama dengan Verizon dan AOL,” ujar Marissa Mayer, CEO Yahoo, menjelaskan dalam sebuah pernyataan.

Mayer juga menambahkan bahwa kesepakatan itu terpisah dengan bisnis inti Yahoo yang berupa saham ekuitas aset di Asia. Namun, langkan ini dipercaya akan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham Yahoo.

Terlambat atau tidak, tapi kesepakatan ini berlangsung setelah Yahoo yang pernah menjadi market leader di online itu mengalami penurunan pada beberapa tahun belakangan ini. Berjuang untuk bersaing dengan Google dan Facebook.

Namun, Mayer dalam posting di blog nya mengatakan bahwa sinergi dengan Verizon ini memperjelas apa yang akan diperoleh ke depannya. Tujuannya adalah mencapai 2 miliar pengguna global pada tahun 2020. Di mana saat ini, pengguna Yahoo News, Mail dan layanan online lainnya sudah digunakan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

“Produk dan merek Yahoo akan menjadi daya tarik untuk mencapai tujuan tersebut. Apalagi, bergabung dengan kekuatan AOL dan Verizon. Tentu hal ini akan membantu kami untuk mencapai skala yang luar biasa di ponsel. Bayangkan saja, untuk masalah distribusi sudah diselesaikan, skala yang diinginkan akan tercapai, produk akan terus kami bangun dan pemasukan iklan pun akan dapat dicapai sesuai target. Ini sangat menarik,” kata Mayer optimis.

Dalam proses akuisisi ini, Yahoo akan tetap beroperasi secara independen sampai nantinya akan berada dibawah naungan uni AOL yang saat ini dikepalai oleh Tim Amstrong, yang juga merupakan mantan rekan kerja Mayer di Google.

“Misi kami di AOL adalah untuk membangun merek agar orang senang, dan kami akan terus berinvestasi dan tumbuh bersama mereka,” kata Armstrong dalam pernyataan.

Amstrong menambahkan bahwa bisnis Yahoo sesuai dengan dengan misi ini karena telah menjadi pemain yang cukup lama di konten premium dan menciptakan beberapa merek yang disukai banyak orang, terutama pada katagori utama seperti olahraga, berita dan keuangan.

Terlebih, Amstrong juga mengakui bahwa kombinasi yang terjadi akibat dari akuisisi ini akan membentuk persaingan baru yang kuat dibisnis media mobile, dan terbuka. Selain itu menjadi salah satu alternatif lain untuk iklan dan penerbit.

Proses akuisisi ini diharapkan akan berakhir pada awal 2017. Namun, akuisisi ini tidak termasuk uang cash Yahoo, kepemilikan paten tertentu dan adil Yahoo di Alibaba Group serta kepemilikan di Yahoo Jepang. Sebelumnya, Mayer yang pertama kali bergabung dengan Yahoo tahun 2012, sempat juga berusaha melakukan revitalisasi Yahoo, yang pada puncaknya memiliki nilai pasar lebih dari $ US100 miliar. (Icha)