spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...
Beranda blog Halaman 1509

Dua Operator Ini Lakukan Ujicoba 5G di Spektrum 28 Ghz

0

Telko.id – Setelah Ketua FCC Tom Wheeler mengisyaratkan pandangannya tentang band kunci 5G pekan lalu, operator di Amerika Serikat langsung mengajukan permohonan pengujian di pita frekuensi 28 GHz.

Kedua operator besar di Amerika Serikat yakni T-Mobile dan Verizon telah mengajukan permintaan untuk otorisasi pengujian sementara untuk menguji teknologi, bandwidth dan rasio uplink/downlink untuk penyebaran.  Verizon akan memulai pengujian mereka di Euless, Texas, dengan melibatkan vendor seperti Ericsson, Intel, Qualcomm dan Samsung. Menurut pengajuan dengan FCC.

“Verizon membutuhkan STA untuk menguji perangkat prototipe yang beroperasi pada 27,5-28,5 GHz, Operasi STA yang diusulkan akan memajukan pemahaman tentang karakteristik spektrum gelombang milimeter (khususnya di band 28 GHz), saluran bandwidth, dan rasio uplink / downlink untuk penyebaran perumahan dan komersial,”ujar perwakilan dari FCC, seperti yang dilaporkan oleh Telecoms (30/3).

Sementara itu, untuk T-Mobile sendiri belum mengungkapkan dengan siapa akan bekerja untuk proyek penelitian. Namun mereka telah menegaskan bahwa mereka berencana memberikan fokus lebih pada propagasi sinyal indoor dan antara bangunan untuk 5G di sekitar kantor pusat dan laboratorium lingkungan di Bellevue, Washington.

“Pertama, T-Mobile akan melakukan tes dalam ruangan di lingkungan yang terkendali dari fasilitas laboratorium Bellevue. “Pengujian ini akan membantu T-Mobile lebih memahami karakteristik transmisi gelombang milimeter untuk komunikasi 5G dalam ruangan. Kedua, T-Mobile akan melakukan tes di markas Bellevue dan di dua lokasi outdoor lainnya di dekatnya. Tes mereka akan memberikan informasi tentang propagasi sinyal antara bangunan dan data penting lainnya yang menginformasikan desain yang lebih luas dari sistem 5G,” seperti dilaporkan Telecoms.

Sekedar informasi, Tom Wheeler menganggap gelombang milimeter frekuensi 28 GHz akan tetap menjadi bagian penting dari pengembangan 5G, dan mengatakan setiap perkembangan yang keluar dari Amerika Serikat akan meningkatkan perkembangan di seluruh dunia.

Meskipun disepakati oleh banyak orang, dan gelombang milimeter akan menjadi teknologi utama yang mendukung 5G, namun tetap memerlukan sebuah tindakan nyata dari semua pihak. Seiring dengan efisiensi spektrum, nyatanya gelombang milimeter hanya menerima 20% suara pada jajak pendapat yang dijalankan oleh Telecoms.com baru-baru ini. Hal ini tentunya menjadikan sebuah pertanyaan, teknologi apa yang paling dibutuhkan untuk 5G.

Apakah keinginan ITU untuk sebuah band gelombang milimeter yang berbeda untuk standardisasi 5G , sementara operator menempatkan upaya untuk lebih menekankan kearah R & D yang hanya akan menguntungkan industri. Kita tunggu saja.

Ketika Keylogger Mengamcam Data Pribadi dan Online Pengguna

0

Telko.id – Meningkatnya tren belanja daring, sebagai dampak kian tingginya penggunaan perangkat mobile, secara tidak langsung memaksa institusi keuangan – dalam hal ini perbankan – untuk selalu mengedepankan aspek keamanan. Hal ini dikarenakan aspek tersebut – keamanan data dan online – menjadi perhatian utama para konsumen dalam bertransaksi online.

“60 persen dari pengguna khawatir mereka mungkin sedang dimata-matai melalui perangkat mereka, termasuk dipantau melalui webcam,” kata Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager KLab SEA Indonesia di Jakarta, Selasa (29/3).

Ia pun mengungkap survei terbaru yang dilakukan Kaspersky Lab kepada lebih dari 11.000 konsumen terkait tren belanja online ini. Dimana berdasarkan survei tersebut, ditemukan bahwa lebih dari setengah (58%) responden akan menghindari untuk menggunakan penyedia jasa keuangan yang baru-baru ini mengalami insiden keamanan data.

Sementara 59 persen konsumen mengaku bahwa mereka akan memilih penyedia jasa keuangan atau bertransaksi dengan toko online semata-mata atas dasar langkah-langkah keamanan tambahan yang ditawarkan, untuk melindungi uang serta data-data pribadi yang bersifat sensitif.  Tentu saja, agar tidak dicuri dan digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Menurut Dony, ada banyak cara dilakukan peretas untuk untuk bisa mencuri data pribadi seseorang, dalam hal ini pengguna, salah satu cara yang paling simpel adalah dengan menggunakan sebuah software bernama keylogger.

Keylogger atau perekam ketikan sendiri merupakan sebuah perangkat baik perangkat keras atau perangkat lunak yang digunakan untuk memantau penekanan tombol papan ketik. Sebuah perekam ketikan biasanya akan menyimpan hasil pemantauan penekanan tombol papan ketik tersebut ke dalam sebuah berkas cecatat (log file). Beberapa perekam ketikan tertentu bahkan dapat mengirimkan hasil rekamannya ke surel tertentu secara berkala.

“Kalau dulu keylogger ini hanya berbentuk software, kini keylogger bahkan banyak dijual di toko-toko. Bentuknya seperti USB,” ungkapnya.

Dony menjelaskan, ada beberapa cara keylogger dapat menyebar di perangkat pengguna, salah satunya adalah ketika pengguna membuka file yang dilampirkan ke email dan menginstalnya.

“Keylogger dapat diinstal melalui naskah halaman web yang mengeksploitasi kerentanan browser. Program ini akan secara otomatis diluncurkan ketika pengguna mengunjungi situs yang terinfeksi,” imbuhnya.

XL Kini Tinggal Punya ‘Aset’ 4000 Menara

0

Telko.id – Ini kali ke dua XL menjual menaranya. Kali ini yang menjadi pemenang tender penjualan menara ini adalah Protelindo dengan angka Rp. 3,568 triliun. Yang dijual 2.500 menara. Sebelumnya, XL di akhir 2014 juga sudah menjual menaranya sebanyak 3.500 menara dan menghasilkan Rp. 5,6 triliun. Waktu itu, ‘aset’ XL itu dilepas ke Solusi Tunas Pratama (STP).

Angka yang diperoleh XL saat ini terlihat lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya. Padahal, pada 2014 lalu, dolar berada di angka Rp.10.000. Namun, Direktur Finance XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, puas dengan hasil penjualan saat ini. “Waktu itu, penjualan dengan STP tenancy rationya 1.5 kali, sedangkan penjualan pertama mencapai 1.67 kali,” ujar Adlan menjelaskan.

Nah, dengan penjualan menara ke dua ini, kini XL tinggal memiliki 4.000 menara saja dari yang asalnya 10.000 menara. Dengan jumlah menara sendiri yang tidak banyak itu, XL tetap yakin dapat memberikan layanan pada pelanggannya dengan baik. Apalagi, jika dilihat dari industri telekomunikasi saat ini yang persaingannya begitu ketat, memiliki menara sendiri tidak terlalu menguntungkan. Pasalnya, perlu banyak biaya Capex dan Opex yang tinggi. Sedangkan jika sewa, maka hanya biaya Opex saja yang berubah. Sedangkan Capex akan dipergunakan untuk peningkatan kapasitas layanan 4G LTE yang kini menjadi fokus bisnis XL.

Capex XL di tahun 2016 ini dipersiapkan hingga Rp.7 triliun. Angka tersebut semuanya akan dipergunakan untuk memaksimalkan layanan 4G LTE XL pada pelanggannya dan Information Technology (IT).

Dian Siswarini, Direktur Utama XL Axiata pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa porsi capex untuk LTE dianggarkan sebesar 60% dan sisanya 40% untuk pengembangan IT.

Dari Capex itu juga, jika XL memutuskan untuk ikut lelang frekuensi 2100 MHz akan dipergunakan. “Jika kita menghitung dengan harga lelang yang lalu, maka dengan Capex yang sudah kita tentukan itu masih cukup cash flow kita,” ujar Adlan menjelaskan.

Jadi tidak perlu jual menara lagi. Adlan juga menegaskan bahwa 4.000 menara yang tersisa tidak akan dijual. Lebih lanjut, Adlan menjelaskan bahwa tidak akan menjual lagi menara dengan beberapa alasan. Pertama, menara yang tersisa itu untuk core network, kalau dijual bisa mengganggu konfigurasi jaringan. Kedua, setelah penjualan 2.500 menara ini, fundamental keuangan XL makin membaik.  (Icha)

Tjandra Lianto Cerita Soal TKDN Advan

0

Telko.id – Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) memang menjadi sebuah isu yang belum habis dibahas di Indonesia. Mulai dari vendor smartphone 4G, industri manufaktur dalam negeri hingga pihak regulasi, yakni Kementrian Komunikasi (Kemkominfo), Kementrian Perdagangan (Kemendag) hingga Kementrian Perindustrian (Kemenperin) masih menggodok formula perhitungan terkait TKDN ini.

Seperti diketahui, Pemerintah saat ini juga sedang menggalakan mengenai masuknya unsur software dalam perhitungan TKDN. Jika berkaca dari komentar I Gusti Putu Suryawirawan selaku dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian yang menyebutkan bahwa hadirnya unsur software dapat memberikan peluang bagi anak Indonesia untuk lebih berkreasi lagi.

“Dengan industri software itu anak-anak Indonesia akan lebih banyak terlibat di dalam industri ponsel ini, dengan adanya software lokal dalam skema TKDN, nantinya akan lebih banyak startup company yg bisa lebih berkreasi,”

Ia juga menambahkan, dalam era Jokowi-JK ini Pemerintah berencana menumbuhkan 1000 startup dalam waktu lima tahun. Dengan hadirnya unsur software ini akan banyak anak-anak Indonesia yang menjadi developer.

Sekedar informasi, Kemenperin telah mengeluarkan lima model skema TKDN bagi para vendor smartphone 4G, baik itu lokal dan multinasional.

Kelima skema ini yakni, skema 100 persen hardware, skema 100 persen software, kemudian komposisi 75 persen hardware dan 25 persen software, skema rasio rata dimana baik software maupun hardware memiliki masing-masing 50 persen, dan yang terakhir adalah hardware 25 persen serta software 75 persen.

Lantas, bagaimana dengan Advan? Vendor lokal yang satu ini memang cukup tertib dalam mengikuti peraturan Pemerintah yang satu ini. Terlihat sampai dengan saat ini mereka masih memenuhi aturan TKDN yakni 20% yang dibebankan oleh Pemerintah kepada vendor smartphone pada tahun ini.

Baca Juga : Ini Tanggapan Regulator Tentang TKDN

                    Soal TKDN, Ini Harapan Lenovo

                    TKDN Memberatkan OnePlus, Benarkah?

“Sampai dengan saat ini jumlah TKDN kita masih sekitar 20% dengan keseluruhannya adalah hardware,” ujar Tjandra Lianto, Marketing Manager Advan.

Disinggung mengenai lima skema TKDN yang dikeluarkan oleh Kemenperin, Tjandra mengungkapkan bahwa mereka lebih menyukai skema 100 persen hardware.

“Kalau kita sih lebih suka di hardware, karena memang basic nya kita sudah investasi di hardware, sehingga kita bisa mengembangkan tingkat komponen lokal kita,” ujarnya kepada tim Telko.id.

Tjandra juga mengunkapkan keinginannya dalam mendapatkan dukungan Pemerintah serta industri yang lain agar hardware mereka bisa lebih baik dan di produksi di Indonesia.

Terkait peningkatan TKDN menjadi 30% di tahun depan, Tjandra menjawab, “Yang pasti kita ingin komponen-komponen kita di ‘provide’ di lokal, seperti kamera, mainboard, dan komponen utama yang lain, “

Sekedar informasi, sampai dengan saat ini komponen utama dari perangkat Advan masih diimpor dari luar negeri dan pabrik mereka hanya melakukan perakitan di Indonesia.

“Kalau komponen utamanya sudah bisa diproduksi di lokal, tentu tingkat TKDN nya akan menjadi lebih besar,” tambah Tjandra.

Berbicara mengenai jumlah produksi dari pabrik mereka, Tjandra menjawab dalam satu bulan mereka mampu memproduksi 500 ribu produk. Tjandra juga mengungkapkan, jikalau pabrik mereka mampu ditingkatkan kapasitasnya hingga 600 ribu perbulan.

Meskipun mengharapkan peningakatan TKDN dari sisi hardware, Advan juga tengah berfokus untuk sisi software mereka.

“Software masih terus kita kembangkan, kita sedang bekerjasama dengan berbagai source di Indonesia serta kita libatkan juga industri yang dapat mendevelope software,” tambah Tjandra.

Advan juga saat ini sedang mendevelope Advan Store, yakni software khusus yang ekslusif untuk pengguna Advan agar mempermudah pengguna Advan dalam mengunduh aplikasi, pasalnya mereka tidak memerlukan akun email untuk mengunduh berbagai aplikasi.

Hadirkan Tablet 4G, Ini Jumlah TKDN Advan

0

Telko.id – Vendor smartphone Lokal yakni Advan, kembali menghadirkan inovasi mereka berbentuk tablet Advan I7. Tablet berukuran tujuh inci ini hadir dengan konektivitas 4G untuk mengakomodir kebutuhan pengguna dalam bekerja dan bermain di jaringan generasi keempat. Selain 4G, Advan juga memberikan fitur unik untuk kesehatan.

Tjandra Lianto, Selaku Marketing Director Advan mengungkapkan, “berdasarkan data dari Nielsen, pada tahun 2015 generasi millenial menyumbang 58 persen dari total penggunaan Internet di Indonesia, “

Tjandra menambahkan, secara rata-rata, diatas 2 jam mata manusia terpapar cahaya biru yang dapat mengganggu kesehatan serta merusak mata. Berkaca dari hal ini, Advan I7 juga dihadirkan dengan fitur eye protection yang dapat memfilter cahaya biru pada tablet.

Eye Protection sendiri merupakan teknologi nano optical film pertama pada tablet. Fitur ini sejatinya bukanlah pada software, melainkan pada layar tablet Advan I7 yang mampu mereduksi sinar biru Advan.

Berbicara mengenai konektivitas 4G nya, Advan I7 hanya mampu mendukung konektivitas 4G FDD. Namun, pada saat peluncurannya tidak terlihat ada nama operator yang membundling layanan mereka dengan tablet ini.

“Sebenarnya kita telah berbicara dengan tiga operator 4G FDD, namun sampai dengan saat ini belum ada yang bekerjasama dengan kami terkait Advan I7, hal positifnya adalah kami bisa membebaskan calon pembeli kami untuk memilih operator 4G mana yang mereka sukai,” ujar Tjandra pada saat Peluncuran Tablet Advan I7 di Jakarta (29/3).

Sementara itu, untuk Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sendiri, Tjandra menyebutkan bahwa sampai dengan saat ini vendor lokal tersebut baru mencapai 20% untuk TKDN.

 Sedikit mengenai spesifikasi, Advan I7 ditenagai oleh prosesor Quadcore dengan kecepatan 1.0 GHz serta dukungan GPU Mali 720 untuk aktivitas multimedia pengguna. Sementara untuk RAM, pada Tablet ini memiliki RAM hanya 1 GB saja, sehingga sangat dihawatirkan ketika bermultitasking.

Bukan hanya itu, dengan dukungan kapasitas baterai yang hanya menyentuh angka 2500 mAh, dirasa belum cukup untuk mengakomodir kebutuhan pada tablet di masa sekarang ini. Pasalnya, untuk smartphone saja, sudah banyak vendor yang menyediakan kapasitas baterai yang cukup besar, mulai dari 3000 mAh hingga 5000 mAh.

Namun, dukungan dari beberapa fitur seperti OTG, Indonesian Voice Typing, serta gesture akan membantu aktivitas para pengguna mereka. Mengenai harga, Advan membanderol Tablet ‘anyar’ mereka pada angka Rp.1.349.000,-

Protelindo, Pembeli 2500 Menara Punya XL

0

Telko.id – Setelah di setujui dalam RUPS lalu, tentang penjualan menara, akhirnya XL menentukan bahwa yang Protelindo yang menjadi pembeli 2500 menaranya. Total nilai pembelian itu sebesar Rp.3.568 Triliun. Pembayaran transaksi seluruhnya dalam bentuk tunai tanpa komponen lain, baik saham maupun pembayaran yang ditangguhkan.

Bersamaan dengan itu, ada penandatangan Perjanjian Induk Sewa Menara sebanyak 2.432 buah. Dimana dalam perjanjian tersebut akan di sewa sebanyak 10 tahun. Dengan harga Rp. 10 juta/tower/tahun. Untuk yang Rp.8 juta/tower/tahun dibayar secara fixed. Sedangkan yang Rp.2 juta/tower/tahun akan disesuaikan dengan inflasi dengan maksimal 7%.

Langkah penjualan menara ini akan menjadi penghematan bagi XL akan belanja modal dan biaya operasioal. Sisanya, tidak akan disewa balik karena memang XL tidak memiliki equipment di area tersebut. Sebagai tambahan informasi, di area tersebut adalah site menara milik Axis dulu. Harga sewa tersebut juga sudah termasuk biaya manage service yang akan dilakukan oleh Protelindo selama watu sewa.

Proses penjualan menara ini diawali dengan penyertaan bagi para peminatnya sebesar Rp. 1.2 miliar. Hal ini dilakukan agar dapat menjaring peminat serius. Terlebih lagi, setelah penyertaan tersebut, perusahaan yang berminat akan diberikan dokumen tentang informasi menara yang dimiliki oleh XL.

“Dengan transaksi ini, Protelindo dapat menggunakan kemampuan neraca keuangannya untuk melakukan pembelian menara. Dilain pihak, XL dapat memonetisasi towernya dengan harga lebih baik. Dengan penambahan 2500 menara ini maka jumlah menara kami meningkat menjadi 15.000 sementara kami tetap dapat menekan tingkat hutang pada level rendah,” ujar Aming Santoso, direktur Utama Protelindo menjelaskan.

Hasil penjualan tower ini akan digunakan oleh XL untuk pembayaran hutang. Termasuk juga hssil dari right issue. Di mana, tahun 2016 ini, total hutang jatuh tempo dari XL sebesar Rp.3.933 triliun, dari total hutang hingga tahun 2022 sebesar Rp.26.953 triliun.

Saat ini, XL masih memiliki 4000 menara lagi. Dan hingga saat ini masih belum ada rencana dijual. “Sisa tower yang kami miliki sebanyak 4000 menara itu, tidak akan kami jual, tetap akan menjadi aset XL,” ujar Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, Direktur and Chief Finance XL menjelaskan (Icha)

TKDN Memberatkan OnePlus, Benarkah?

0

Telko.id – Peraturan TKDN Indonesia yang memiliki lima skema ini ternyata cukup memberatkan OnePlus sebagai produsen smartphone. Hal ini tergambar dari pernyataan Shinta Hawa Thandari, Community Manager OnePlus Indonesia yang menyatakan bahwa peraturan ini cukup membuat OnePlus kesulitan.

Baca Juga : Soal TKDN, Ini Harapan Lenovo

Bertempat di Conclave, Jakarta, Shinta mengungkapkan, “Sebenarnya TKDN itu maksud tujuannya baik untuk lebih ada sumber kerja bareng di Indonesia dengan pabrikan lokal, cuma masalahnya untuk OnePlus yang masih terhitung sebagai startup company apalagi di global kami baru berjalan 2 tahunan, itu pasti akan agak memberatkan, apalagi di Indonesia yang marketnya masih belum banyak dan berbeda dengan merek-merek flagship yang lain yang modalnya sudah banyak,” ujarnya pada saat peluncuran resmi OnePlus X (28/3).

Namun, Shinta menyebutkan bahwa meski memberatkan mereka tetap berusaha menyesuaikan dengan regulasi yang ada dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia.

Sekedar informasi, sampai dengan saat ini formula perhitungan TKDN di Indonesia juga masih terbilang simpang siur. Formula disini bukanlah ketentuan mengenai 20% di tahun ini dan 30% di tahu depan, melainkan skema dari kandungan 20 dan 30 persen tadi, apakah full software atau hardware.

Sementara itu, Lima Skema perhitungan TKDN yang digulirkan oleh Kemenperin seperti, skema 100 persen hardware, skema 100 persen software, kemudian komposisi 75 persen hardware dan 25 persen software, skema rasio rata dimana baik software maupun hardware memiliki masing-masing 50 persen, dan yang terakhir adalah hardware 25 persen serta software 75 persen.

Disinggung mengenai Skema 100 persen software, yang mana model ini tidak mengharuskan perusahaan berinvestasi dalam jumlah yang sangat besar seperti halnya membangun pabrik. Shinta menyebutkan, “Untuk software sepertinya masih belum final sih ya, cuma jika nanti 100 persen software dimasukan kedalam penghitungan TKDN ya ‘why not’ kita bisa bikin OS Oxygen versi Indonesia,”sebutnya.

Dalam sesi doorstop dengan tim Telko.id, Shinta juga menyebut jika pondasi peraturan di Indonesia masih ab-abu dan belum jelas. “Seperti yang tadi dibilang, bahwa regulasi tuh terus berubah kan, misalkan untuk postel aja kita apply bulan November itu reguasinya sudah berubah lagi, jadi sebenarnya pondasi peraturan di Indonesia masih kaya abu-abu dan masih belum ‘harus kaya gini-gini’,”tambahnya.

Namun, Shinta mengungkapkan jikalau OnePlus selalu berusaha dalam mengikuti semua ketentuan di regulasi Indonesia. “Kita gak pernah menutup diri dan kita selalu membuka atas ide-ide yang baru dan kit selalu mengikuti segala ketentuan regulasi yang ada di Indonesia juga,”

Terkait dengan smartphone terbaru OnePlus x yang hadir di Indonesia dengan jaringan 3G namun mampu berjalan di 4G, Shinta mengklaim bahwa mereka tidak ‘mengakali’ TKDN karena memang mereka menghadirkan smartphone 3G di Indonesia, hanya saja jika para pengguna mereka bisa ‘menyulap’ smartphone tersebut menjadi 4G dan bukan menjadi persoalan untuk OnePlus karena meski di root sekalipun, garansi dari OnePlus tidak akan hangus.

Bayar Langganan Buku di Cipika Bookmate Bisa Potong Pulsa

Telko.id – Bagi Anda yang hobi baca, Cipika Boolmate bisa jadi pilihan. Ribuan buku tersedia untuk diunduh. Sekarang, lebih mengasyikan lagi karena sudah ada layanan Diret Carrier Billing dengan Indosat Ooredo. Jadi, sistem pembayaran dan berlangganan dapat menggunakan pulsa. Begitu juga ketika akan memperpanjang masa langganan.

Di tahun pertama kehadirannya, Cipika Bookmate telah diunduh oleh lebih dari satu juta pelanggan. Kehadiran sistem pembayaran dan berlangganan baru ini diharapkan akan semakin memudahkan pelanggan sekaligus menarik minat baca pelanggan baru. Sebagai sebuah layanan dengan konsep yang terbilang baru dan pertama di Indonesia, dalam menghadirkan layanan Digital Book ini, Cipika.co.id berkolaborasi dengan Bookmate.

Mekanisme perpanjangan menggunakan Direct Carrier Billing sangat mudah. Pertama, pelanggan akan mendapat pengingat perpanjangan berlangganan berupa SMS. kemudian dilanjutkan dengan melakukan 3 kali verifikasi perpanjangan sesuai dengan permintaan pada SMS. Proses verifikasi ditujukan sebagai pengaman bagi para pengguna layanan ini.

“Kami bangga dapat kembali menghadirkan kemudahan bagi pelanggan Cipika Bookmate agar mereka dapat terus membaca buku kesayangan mereka. Cukup menggunakan pulsa, mereka dapat berlangganan atau memperpanjang masa berlangganan. Kami berharap kemudahan ini akan mendorong minat baca buku di masyarakat lewat smartphone atau tablet. Mudahnya cara berlangganan semudah mereka menemukan koleksi buku kesayangan di CipikaBookmate yang saat ini memiliki total 500 ribu judul buku internasional dan lima ribu judul buku lokal,” demikian disampaikan Carlos Karo Karo, Division Head E-Commerce Indosat Ooredoo.

Aplikasi Bookmate sendiri sudah digunakan di beberapa Negara di dunia dan lebih dari 9 bahasa. Artinya, banyak pembaca dari berbagai negara yang akan mengakses buku-buku di dalam perpustakaannya. Termasuk buku-buku karya anak bangsa Indonesia. Dengan demikian, buku-buku dari penerbit Indonesia juga semakin mudah diakses dari pengguna aplikasi Bookmate di luar negeri.

Pelanggan bebas membaca buku apa saja yang tersedia di dalam Cipika Bookmate baik melalui ponsel maupun desktop meskipun tanpa koneksi internet. Tersedia pilihan paket berlanggan Cipika Bookmate dengan harga yang sangat terjangkau bagi para pelanggan yang mengunduh melalui www.cipika.co.id/books, yakni paket standar dengan harga Rp 39.000 per bulan dan paket premium dengan harga Rp 59.000 per bulan. Untuk informasi lengkap layanan Cipika Bookmate dapat mengunjungi www.cipika.co.id/books (Icha)

FAST, Forum Alumni Telkom University

Telko.id – Siapa yang tidak mengenal Telkom University, sebuah universitas yang berada di kota Bandung ini telah melahirkan banyak praktisi dan profesional di industri telekomunikasi Indonesia.

Para Alumni Telkom University bahkan tak hanya “menghuni” ruang kerja operator telekomunikasi tapi juga instansi pemerintahan serta berbagai vendor jaringan.

Setelah lulus, para alumni membuat sebuah ikatan antar para alumni yang mereka beri nama ‘FAST’. Lebih dalam, proses pembentukan ikatan alumni sudah dimulai sejak tahun 1997. Di beberapa wilayah seperti Jakarta, Sumatera, Kalimantan, Jawa Timur dan Jawa Barat sempat dibentuk organisasi ikatan alumni, sebagai wadah untuk berkumpul dan berkreasi bagi para alumni. Namun organisasi-organisasi wilayah ini tidak memiliki wadah yang resmi, serta terpisah satu sama lainnya.

Upaya penyatuan Ikatan Alumni akhirnya dimulai pada tahun 2001. Bertempat di Telkom University atau dulu lebih dikenal dengan nama STT Telkom, diselenggarakan sebuah kongres untuk membentuk organisasi pusat ikatan alumni yang mewadahi organisasi-organisasi wilayah yang sudah terbentuk. Akan tetapi output dari Kongres tahun 2001 tidak berhasil terealisasi dan pembuatan Ikatan Alumni kembali mandeg di tengah jalan.

Selanjutnya, pada tahun 2004 upaya membangun ikatan alumni kembali dikembangkan oleh para alumni baru. Memanfaatkan dunia internet kala itu, sebuah interaksi alumni yang diberi nama ikast3 akhirnya terbentuk. Interaksi ini berhasil membuahkan Website http://www.ikast3.org yang berisi aktivitas para alumni. Milis IKAST3 sampai saat ini tetap ada, namun member aktifnya tidak sebanyak dulu lagi.

Secara teknis, FAST terbentuk pada tahun 2007 silam, ketika pertama kali diumumkan secara resmi sebagai Perkumpulan Alumni STT Telkom oleh Ketua STT Telkom kala itu, Bapak Husni Amani dan disaksikan oleh Ketua Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Bapak Herry Kusyaeri dan Direktur Utama PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Bapak Rinaldi Firmansyah. Dengan peluncuran tersebut, disepakati secara bersama-sama bahwa tanggal 24 Maret menjadi ulang tahun dari FAST.

FAST Cari Presiden Baru

Sesuai dengan berakhirnya masa jabatan dari kepengurusan presiden lama, untuk periode tahun 2016 hingga 2020, Fast kembali mencari Presiden baru. Sampai dengan saat ini, terdapat dua nama yang menjadi calon Presiden dari Fast periode 2016 hingga 2020.

Kedua kandidat tersebut yakni, Jimmy Agueno dan juga Ahmad Nugraha. Kedua nama ini merupakan lulusan STT Telkom pada tahun yang berbeda. Jimmy Agueno Lulus pada tahun 2000 sementara Ahmad Nugraha, mengakhiri kuliahnya di Universitas asal Bandung tersebut pada tahun 2003.

Jimmy Agueno sendiri saat ini menjadi CEO di PT.Moonray Artha Gemilang. Ia juga sempat menempati jabatan sebagai Project Manager di salah satu operator 4G Indonesia yakni Smartfren pada periode 2006 hingga 2012 silam. Sebelum menjadi CEO di Moonray, Ia juga sempat merasakan jabatan sebagai Project Director di PT. TENC Indonesia. Disini, ia hanya mengarungi waktu satu tahun saja, sebelum menempati posisi CEO di PT.Moonray Artha Gemilang.

Sementara untuk Ahmad Nugraha, Pria ini sempat menduduki posisi National Strategic Account Manager di Telkomsel hingga tahun 2011. Kemudian, berhasil menempati jabatan sebagai Client Executive di IBM hingga tahun 2013, dan pada saat ini sebagai Chairman di PT. Mobile Solution.

‘Akali’ TKDN, OnePlus X Meluncur dengan Teknologi 3G

Telko.id – OnePlus X akhirnya hadir di pasar Indonesia pada hari (28/3). Namun hadirnya OnePlus X ini menuai sebuah tanda tanya besar pasalnya Smartphone Ini hadir dengan teknologi jaringan 3G sementara untuk penjualan secara global saat ini adalah handset yang mendukung 4G.

Karena terkait isu TKDN, OnePlus sengaja menghadirkan OnePlus x dalam versi 3G. Namun, sejatinya smartphone ini mampu mendukung teknologi jaringan 4G.

Shinta Hawa Thandari, Community Manager OnePlus Indonesia mengungkapkan, “Untuk di Indonesia adalah produk 3G. Untuk TKDN sendiri jadi kami tidak ikut tersangkut mengenai urusan ini, namun kami yakin komunitas kami lebih cerdas ketimbang kami,” ujarnya pada launching OnePlus X di Jakarta (28/3).

Pernyataan ini langsung menuai banyak pertanyaan dari awak media yang hadir. Setelah ditelusuri, ternyata perangkat OnePlus X yang hadir di Indonesia sejatinya mendukung jaringan 4G, hanya saja perangkat tersebut terkesan di “lock” oleh pihak OnePlus.

“Kita sih enggak bilang kalau produk yang hadir itu 4G karena itu adalah 3G, tapi karena teman-teman komunitas lebih pinter dari saya dan sebenarnya OnePlus x itu dibuat untuk 4G ya tergantung penggunanya saja,” ujar Shinta kepada tim Telko.id

Sedikit mengenai spesifikasi, smartphone ini hadir dengan bentangan layar 5 inci AMOLED. Dibenamkan juga kamera belakang sebesar 13 MP dengan aperture f/2.2. Sementara untuk kamera depan, One X dipersenjatai oleh 8 MP OV8858 dengan bukaan diafragma f/2.4.

Sementara untuk dapur pacu nya, handset ini di tenagai oleh chipset pabrikan Qualcomm Snapdragon 801 Quadcore dengan clock speed pada angka 2.3 Ghz. Didukung juga GPU Adreno 330 untuk memanjakan multimedia para pengguna dan tentunya dukungan RAM sebesar 3GB LPDDR3

Seperti diketahui, OnePlus X secara global hadir untuk mendukung layanan 4G. Namun, karena mereka belum memenuhi syarat aturan TKDN di Indonesia, sehingga hanya jaringan 3G saja yang dapat mendukung layanan ini.

Akan tetapi, jika dilihat dari harga yang tergolong cukup mahal yakni Rp. 3.399.000, dirasa harga tersebut sangatlah mahal untuk smartphone kategori 3G.

Namun, sekali lagi, Shinta mengklaim jika smartphone yang hadir di Indonesia ini adalah smartphone 3G.

Entah mengakali atau tidak, tetapi jikalau perangkat ini memang bisa dan mampu berjalan di jaringan 4G, terserah anda saja menentukan jawabannya.