spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...
Beranda blog Halaman 1510

Cina dan Inggris Kerjasama untuk Bangun Smart City

Telko.id – Smart city kini seperti sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kota-kota besar. Di mana dengan menjadikan kota sebagai smart city maka banyak pelayanan dari pemerintah untuk penduduknya semakin dimudahkan. Cina yang memiliki jumlah penduduk begitu besar sudah memikirkan hal itu juga. Itu sebabnya, Cina melakukan nota kesepahaman atau MOU dengan Future Cities Catapult atau FCC asalah Inggris untuk membangun smart city.

“Kami berharap dengan penandatanganan ini akan menjadi kerjasama yang baik antara Cina dan Inggris untuk smart city. Kami akan menggunakan kerjasama ini untuk mempermudah perusahaan Inggris dan Cina untuk investasi dan mengembangkan pasar di masing-masing negara,” ujar Ivory Wells, Global Partnerships Manager FCC menjelaskan, seperti dilansir dari Daily China.

“Inggris adalah negara pertama di dunia untuk industrialisasi dan de-industrialisasi, dan kemudian beralih ke ekonomi. Kami memiliki banyak pengalaman di semua disiplin ilmu dan itulah yang kita bagi dengan China,” kata Sir Michael Bear, Utusan Khusus untuk Urbanisasi Berkelanjutan Inggris ke Cina dan mantan walikota Kota London.

“Kerjasama Sino-UK untuk smart city sudah dimulai dua tahun lalu ketika Bristol membangun kemitraan dengan Guangzhou. Tahun lalu, Manchester pun terikat hubungan dengan Wuhan. Kedua kemitraan tersebut bertujuan untuk berbagi keahlian dan pengalaman Inggris dalam membangun smart city dengan China,” ujar John K Davies, Trade and Investment Inggris menjelaskan.

Lebih lanjut, Davies juga menjelaskan bahwa Inggris sudah lama berkecimpung dalam pembangunan smart city. Terlebih saat ini terjadi pergeseran tentang sebuah kota dan masyarakatnya, di mana, keduanya kini sudah dikedepankan. Tentu, bisnis pun akan merespon pergeseran tersebut.

Hal itu pun diamini oleh Li Tie, Direktur China Center untuk Urban Development. “Salah satu yang siginifikan berubah dengan adanya smart city di Cina adalah mendorong pemerintahan lama untuk melakukan perubahan dengan berorientasi pada pengguna dan pasar”.

Pihak berwenang Cina sudah mengeluarkan pedoman untuk mempercepat pembangunan smart city yang mencakup sistem smart transportation. Diperkirakan total investasi yang dibutuhkan mencapai 2 triliun yuan atau sekitar 309 miliar US$ pada tahun 2025. Hal ini juga didorong oleh proyek urbanisasi yang dibuat oleh pemerintah. (Icha)

Ooredoo Qatar Siap Luncurkan 5G di 2018

0

Telko.id – Standarisasi 5G masih masih belum jelas benar, tapi ham;pir semua operator di dunia mulai mempelajari dan sudah menggandeng vendor jaringan untuk melakukan ujicoba. Namun, banyak negara sudah sangat yakin bahwa 2018, teknologi 5G ini sudah dapat digelar dan 2020 akan mulai dikomersialkan. Hal ini juga sudah diumumkan oleh Ooredoo.

Begitu jaringan 5G sudah bekerja di Qatar maka kecepatan internet akan melonjak antara 1GB hingga 10 GB per detik. “Kami sudah bekerja untuk tahap pertama adalah R&D Center dan juga laboratorium penelitian dengan Huawei yang tentu nya akan membuka peluang bagi para profesional,” ujar Waleed Al Sayed, CEO, Ooredoo Qatar menjelaskan. Ditambahkan juga bahwa Ooredoo siap melaksanakan 5G di Qatar secepatnya setelah standarisasi ada dan akan tersedia secara komersial”, seperti yang dilansir dari The Penninsula Qatar.

Ketika jaringan siap dan akan membutuhkan waktu 1 tahun lagi untuk bisa operasional serta proses menempatkan peralatan dan dukungan yang diperlukan. Jadi tantangannya adalah seberapa cepat standarisasi ditetapkan agar dapat meluncurkan 5G,” ujar Al Sayed menambahkan, saat berbicara kepada wartawan di sela-sela Ooredoo Group RUPS beberapa waktu lalu.

Pada awal berlangsungnya RUPS, Sheikh Abdulla bin Mohammed bin Saud Al Thani, Board of Directors Ooredoo mengumumkan bahwa Grup telah menarik investasi di bisnis nirkabel di Pakistan, Yordania dan Filipina karena tidak tumbuh dengan baik. Al Sayed juga mengatakan bahwa Grup saat ini fokus untuk ekspansi bisnis ICT dan investasi sangat agresif untuk membangun kemampuan dan memusatkan tujuan untuk data dan berupaya untuk menjadi yang terbesar dan pemain paling penting di sektor ICT.

Saat ini, Group sudah beroperasi di 11 negara termasuk juga Qatar yang fokus di Afrika Utara dan Asia dan tidak lama lagi akan meluncurkan 4G di Tunisia dan Algeria. Ooredoo Group merencanakan untuk investasi antara 11 hingga 20% dari revenue yang diperolehnya untuk meningkatan infrastruktur tergantung pada topografi dan ukuran geografis negara yang akan dibangun. Pemegang saham menyetujui semua agenda rapat, termasuk rekomendasi dari Direksi untuk membagikan dividen tunai sebesar 30 persen dari nilai nominal saham (QR3 per saham). Chairman Ooredoo menguraikan juga bahwa prestasi perusahaan di 2015 sangat signifikan, termasuk keberhasilannya dalam membangun kepemimpinan data di pasarnya. Pendapatan Data Group saat ini mencapai 37% dari pendapatan kelompok dibandingkan dengan 25% pada tahun 2014. Pendapatan data mencapai QR12bn pada tahun 2015.

Pada RUPS tersebut Ooredoo juga menyampaikan bahwa pendapatannya di 2015 mencapai QR32.2bn dan EBITDA QR13bn. Untuk hutang bersih turun 4% dan rasio hutang bersih terhadap EBITDA meningkat 2,3-2,2, yang mencerminkan upaya Ooredoo untuk memiliki struktur modal yang efisien. (Icha)

Network Sharing di Meksiko Ditunda. Mengapa?

0

Telko.id – Proses penawaran untuk network sharing di Meksiko ternyata  ditunda oleh kementerian komunikasi mereka. Alasan penundaan ini adalah mereka perlu lebih banyak waktu untuk berurusan dengan jumlah dan kompleksitas pertanyaan dan permintaan klarifikasi yang akan disampaikan oleh para peserta shared network ini, seperti dilaporkan Mobile World Live (28/3).

Sekedar informasi, sejatinya untuk persyaratan penawaran network sharing tersebut, telah dirilis pada tanggal 29 Januari silam.

Sementara itu, Sekretariat Komunikasi dan Transportasi Mexico ingin melakukan pertemuan untuk merumuskan tanggapan terhadap pertanyaan pada tanggal 22 Maret, namun hal ini diundur spai tanggal 6 April karena mereka merasa perlu lebih banyak waktu.

Hal ini menyebabkan batas waktu untuk proposal permintaan network sharing harus diubah, dari yang awalnya adalah 8 Agustus hingga 8 September, dan keputusan pemenang untuk segi vendor infrastruktur akan diumumkan pada 28 September bukan 24 Agustus.

Sementara itu, vendor yang tertarik pada proyek ini termasuk Cisco / Ericsson, Huawei, Nokia, China Telecom, Motorola Solutions dan Alestra.

Sementara persyaratan untuk mengambil bagian dalam proses ini adalah dengan memiliki aset senilai $ 890.000.000 dan model yang diproyeksikan untuk 10 tahun ke depan.

Sekedar informasi, network sharing merupakan hasil dari penyelesaian dari konversi digital Meksiko pada bulan Desember silam, Meksiko juga membebaskan band 700MHz untuk digunakan sebagai jaringan 4G bersama.

Sprint Jamin Kepuasan Pelanggan Dengan Tiga Penawaran Ini

0

Telko.id – Sprint menjanjikan untuk mengembalikan semua biaya pada perangkat dan layanan mereka jika pelanggan nirkabel tidak puas dalam waktu 30 hari. Hal ini ditujukan sebagai bagian dari inisiatif baru operator Amerika Serikat ini.

Sekedar informasi, operator jaringan nirkabel Amerika Serikat yang juga anak perusahaan dari SoftBank Jepang, bersaing dengan AT & T, T-Mobile dan Verizon, dengan melayani lebih dari 58,4 juta koneksi pada tanggal 31 Desember 2015.

Sprint juga telah mengumumkan dua penawaran pads beberapa waktu lalu. Pertama, perusahaan mengatakan bahwa pelanggan AT & T, Verizon dan  T-Mobile dapat menghemat 50 persen dari paket internet dengan level standar ketika mereka beralih ke Sprint. Kedua, Sprint juga akan menanggung biaya switching hingga $ 650 per line.

Dilaporkan oleh TelecomLead (28/3), Sprint juga memberikan penawaran lain yakni menyediakan jaminan kepuasan pelanggan selama 30 hari untuk waktu yang ditentukan oleh pihak operator kepada pelanggan baru dan pelanggan bisnis kecil yang mengaktifkan paket layanan di toko Sprint atau pengecer yang dipilih, dengan melakukan panggilan ke nomor 1-800-SPRINT atau secara online di sprint.com.

Perusahaan ini juga menawarkan jaminan kepada pelanggan saat menambahkan line baru dari layanan di toko Sprint, online di sprint.com atau dengan menelepon 1-800-SPRINT.

Marcelo Claure, CEO Sprint, mengatakan bahwa,  “jaminan kepuasan 30 hari dari Sprint akan memberikan konsumen kesempatan untuk mencoba layanan kami tanpa perlu khawatir dan mengalami segala sesuatu yang buruk terkait penawaran dari jaringan LTE milik Sprint. Kami juga menyediakan harga terbaik untuk rencana unlimited, dan masih banyak lagi,”

Sementara itu, Analisis Sprint dari Nielsen Ponsel Kinerja Data menunjukkan bahwa LTE dan super-fast LTE Plus Network milik Sprint mengalahkan Verizon, AT & T dan T-Mobile dengan memberikan kecepatan download lebih cepat.

Sprint LTE Plus tersedia di lebih dari 150 pasar di Amerika Serikat. Sprint LTE Plus menawarkan kecepatan download puncak lebih dari 100 Mbps.

Tiga penawaran yang diberikan oleh Sprint ini adalah langkah yang cukup inovatif dan perlu di coba oleh beberapa operator di Indonesia untuk menghadapi persaingan sengit di Industri telekomunikasi di Indonesia.

Oracle : Digitalisasi Janjikan Efisiensi

Telko.id – Oracle selaku penyedia solusi cloud computing mengungkapkan bahwasanya perlu adanya transformasi digital di semua industri di dunia, khususnya di Indonesia.

Hal ini terkait dengan fenomena digitalisasi saat ini yang mengancam keberadaan pemain lama di masing-masing industri terlebih di industri pelayanan.

Jika melihat dari kejadian beberapa hari lalu ketika para armada taksi konvensional ‘melumpuhkan’ Jakarta, hal ini merupakan sebuah bentuk dari ancaman nyata sebuah digitalisasi. Ketika perusahaan taksi konvensional yang pendapatannya kian menurun karena mendapat persaingan dari RideSharing yang lebih modern, dan mempermudah konsumen.

Perilaku konsumen saat ini juga sudah mulai bergeser kearah digital. Dengan banyaknya smartphone dan aplikasi menarik, hadirnya Internet dengan kecepatan tinggi juga mendorong digitalisasi bagi para konsumen.

“Perkembangan teknologi dan komponen pendukung turut mendorong perubahan perilaku masyarakat di seluruh dunia, dan digitalisasi telah menjadi pusat dari berbagai bisnis di dunia,” ujar Chin Ying Loong, Vice President Oracle Middleware, Oracle Corporation.

Chin menambahkan, bahwa digitalisasi bukan hanya sebuah keharusan, tapi juga dapat menciptakan sebuah efisiensi dari segi industri.

Chin menyebut, “perusahaan yang mengadopsi tren digitalisasi tidak perlu melakukan investasi besar, sebagai contoh Uber, mereka penyedia jasa  transportasi, tapi mereka tidak memiliki kendaraan yang banyak serta ketersediaan ‘pangkalan’ mobil,” ujarnya saat forum diskusi bersama Telko.id.

Chin menambahkan, pergeseran digitalisasi juga terjadi pada kecenderungan seseorang mencari pekerjaan. Seperti diketahui bahwa beberapa tahun lalu, banyak orang yang membeli koran untuk mencari lowongan pekerjaan. Namun kini, hal tersebut sudah jarang terlihat karena mereka lebih beralih ke bursa lowongan kerja online ataupun menggunakan Linkedin.

Lebih lanjut, selain efisien dari segi investasi, hadirnya transformasi digital juga memberikan efisiensi dari sisi biaya perawatan dan pelayanan. Mengambil contoh pada ridesharing, sejatinya mereka tidak perlu melakukna perawatan berkala pada mobil yang digunakan untuk transportasi tersebut. Padahal, mereka membutuhkan hal ini sebagai ujung tombak usaha mereka. Mereka hanya perlu melakukan perawatan pada sisi infrastruktur dan server saja.

Selain efisiensi, hadirnya transformasi digital pada pemain lama tentunya akan memberikan banyak peluang baru untuk mengembangkan bisnis mereka.

Menurut laporan Cap Gemini / MIT Sloan Review menyebutkan bahwa model bisnis digital dapat menambah pemasukan perusahaan sekaligus menciptakan sebuah peluang baru untuk memperlebar sayap mereka.

Sebagai contoh, data analitik. Dengan menggunakan bisinis model secara digital, otomatis perusahaan akan memiliki profiling database pengguna mereka. Dengan banyaknya data analitik yang berlimpah, sejatinya ‘insight’ pengguna dapat dijadikan sebuah riset untuk menentukan target secara lebih spesifik.

Oracle juga menegaskan, privasi masyarakat di era serba terbuka seperti sekarang ini memang sangat riskan, namun jika digunakan untuk hal yang positif, tentunya akan memberikan kemudahan bagi si pengguna tersebut.

Disinggung mengenai industri mana di Indonesia yang paling cepat menerapkan bisnis model ini, Oracle menjawab dari segmen services.

“Sebenarnya tren ini akan berdampak ke semua industri, namun menurut kami yang paling cepat dan harus mengimplementasikan hal ini adalah dari sektor services industry, karena mereka harus dekat dengan konsumen sehingga mereka harus berubah mengikuti tren,” ujar Rusli Askar, Country Senior Director, Oracle Middleware, Oracle Indonesia.

Rusli menambahkan, “baik itu services untuk telko operator, taksi dan sebagainya harus cepat bertansformasi kearah digital, agar lebih bisa berinteraksi dengan pengguna,”.

Berbicara mengenai investasi, Rusli menyebut hal ini sejatinya tergantung dari kompleksitas, namun sejatinya perusahaan konvensional tadi, tidak memiliki pilihan, karena jika tidak bertransformasi, maka mereka akan tergerus dengan pemain baru yang lebih ‘melek’ teknologi.

Ia juga menyebutkan, sejatinya hampir semua perusahaan di Indonesia sudah peduli dengan tren ini. Bukan hanya di level CIO, melainkan juga sudah pada tahap CEO dan Presiden Direktur. Pasalnya, selain untuk mempertahankan bisnis, mereka juga memiliki opsi untuk menciptakan model bisnis baru.

Telkomsel Kolaborasi Dengan Samsung Untuk Lengkapi Ekosistem 4G LTE

0

Telko.id – Untuk membangun ekosistem 4G LTE memang tidak bisa sendirian. Karena dalam ekosistem itu harus lengkap yakni terdiri dari Device, Network dan Application atau disingkat DNA. Telkomsel dalam melengkapi ekosistem tersebut melakukan kolaborasi dengan Samsung dan meghadirkan program bundling Samsung Galaxy J1.

Target dari kolaborasi ini adalah untuk memberikan customer experience terbaik bagi segmen anak muda dalam menikmati layanan broadband. Samsung Galaxy J1 Mini adalah smartphone 4G Samsung dengan harga paling terjangkau yang dilengkapi dengan paket TAU 4G menarik. Produk eksklusif yang tersedia bagi pelanggan prabayar Telkomsel, dan merupakan salah satu wujud kerjasama strategis Telkomsel dengan Samsung yang telah terjalin sejak tahun 2015 lalu ini sekaligus melengkapi ekosistem 4G LTE dan meningkatkan penetrasi smartphone di masyarakat yang lebih luas.

Vice President Prepaid and Broadband Marketing Telkomsel, Ririn Widaryani mengatakan, “Kami sangat antusias dengan kembali hadirnya produk bundling hasil kerjasama strategis Telkomsel dan Samsung. Produk Samsung Galaxy J1 Mini sangat sesuai bagi segmen anak muda, seperti pelanggan LOOP. Melalui produk bundling ini Telkomsel ingin agar mereka dapat menikmati layanan digital terbaik dengan smartphone berkualitas dan layanan data terbaik dari Telkomsel.”

Ririn juga menambahkan bahwa sejak pertama kali meluncurkan layanan Internet cepat dan stabil 4G LTE, Telkomsel telah secara aktif mengembangkan ekosistem layanan 4G LTE tersebut sehingga pelanggan mendapatkan pengalaman digital lifestyle terbaik ketika berada di jaringan 4G LTE Telkomsel.

Head of Product Marketing IT & Mobile Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant mengatakan sebagai pemimpin pasar smartphone di Indonesia, Samsung sangat senang dengan produk bundling hasil kerjasama strategis dengan Telkomsel yang sejalan dengan komitmen Samsung untuk terus menghadirkan pengalaman smartphone terbaik baik dari segi fitur serta mendukung pengembangan layanan 4G LTE untuk meningkatkan gaya hidup digital konsumen Indonesia khususnya generasi muda.”

Samsung Galaxy J1 Mini merupakan smartphone 4G LTE dengan harga yang paling terjangkau diantara jajaran smartphone 4G Samsung lainnya. Produk entry level 4G Samsung ini telah dilengkapi dengan spesifikasi canggih seperti layar 4 inchi, dual camera 5MP, memory internal 8 GB dan RAM 768 serta didukung sistem operasi Android 5.1 Lollipop dan prosesor Quadcore 1.5GHz. Spesifikasi ini menjadikan Samsung Galaxy J1 Mini sebagai salah satu smartphone handal dan sesuai bagi segmen anak muda untuk melengkapi keseharian mereka dalam menikmati berbagai aplikasi dan layanan digital yang semakin populer.

Produk bundling Samsung Galaxy J1 Mini Telkomsel sudah dapat diperoleh dengan harga mulai dari Rp. 1,2 jutaan, dimana pelanggan juga berkesempatan mengaktifkan paket data TAU 4G 10GB dengan harga mulai dari Rp. 49Ribu.

Ririn kemudian menghimbau para pelanggan Telkomsel untuk segera menukarkan sim card nya ke uSIM (sim card 4G LTE) dan melakukan up-grade ponselnya dengan smartphone Android 4G, Samsung Galaxy J1 Mini yang memiliki fitur lengkap dengan harga terjangkau untuk menikmati pengalaman broadband terbaik di jaringan 4G LTE Telkomsel. (Icha)

XL Berikan High Speed dan High Quota untuk UKM via Infinet

0

Telko.id – Era digital mengharuskan perusahaan kecil menengah untuk melakukan transformasi bisnis agar mampu bersaing. Namun, ternyata tidak mudah untuk melakukannya karena membutuhkan biaya yang tidak kecil. Untuk itu, XL mencoba merangkul para usaha kecil menengah agar mampu beradaptasi pada era digital ini. Caranya adalah dengan menghadirkan Infinet.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh internet XL pun ada dua point penting. Pertama tentang penetrasi internet yang meningkat. Dalam risetnya ternyata 20% UKM di Jabodetabek memiliki online shop atau melakukan pemasaran melalui online dan 45% dari UKM menyediakan internet untuk para karyawannya.

Ke dua, UKM membutuhkan speed dan quota yang lebih besar. Di mana 40% UKM yang sudah menggunakan layanan broadband tidak puas karena kecepatan yang diperolehnya kurang mendukung bisnis mereka. Lalu, 45% lainnya berbagi internet pada karyawannya.

Berdasarkan itu semua, XL melihat bahwa ada potensial pasar untuk mobile broadband. Paling tidak, saat ini sudah ada 70% UKM yang sudah menggunakan layanan mobile broadband. Dan diperkirakan 5 tahun ke depan akan ada peningkatan atau pertumbuhan 30% subcriber mobile broadband setiap tahunnya.

XL juga melihat ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh UKM untuk melakukan transformasi digital. Pertama adalah slow internet data. Di mana, karena persoalan kecepatan internet ini menjadi UKM tersebut kurang kompetitif dan kehilangan peluang. Ke dua, Small Quota internet data. Kekurangan quota data ini menjadikan UKM kurang produktif. Ke tiga, rata-rat akses internet yang disediakan adalah base on wire. Jadi cukup sulit untuk memperolehnya karena tidak semua lokasi dapat dilayani. Selain itu, harga yang ditawarkan cukup tinggi.

Semua itu membuat XL menghadirkan Infinet, layanan mobile broadband 4G LTE untuk solusi bisnis UKM. Hal ini juga selaras dengan upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis UKM. Kehadiran layanan Infinet ini juga semakin melengkapi berbagai pilhan solusi bagi para pelaku bisnis UMKM yang selama ini sudah disediakan oleh XL melalui Digibiz.

Direktur/Chief Digital Service Officer XL, Ongki Kurniawan mengatakan,“Kehadiran produk layanan ini merupakan wujud komitmen XL untuk dapat membantu kebutuhan para pelaku bisnis UKM dalam mengembangkan bisnisnya melalui ketersediaan akses Internet mobile berkecepatanan tinggi 4G LTE dengan kuota yang besar. Akses Internet cepat mobile yang dapat digunakan secara bersama-sama di kantor atau di suatu lokasi tertentu dan disertai dengan kuota yang besar, dan harga terjangkau tentunya sangat dibutuhkan para pelaku bisnis UMKM, karena dapat meningkatkan efisiensi bisnis yang dilakukan. Dan dengan efisiensi pula, maka bisnisnya bisa lebih berpeluang untuk semakin berkembang.

Ongki menjelaskan lebih lanjut, “XL Infinet juga merupakan salah satu solusi dari beragam solusi untuk mendukung bisnis UKM yang sebelumnya sudah kami bangun melalui plattform Digibiz. Untuk tahap awal, kami coba perkenalkan layanan ini secara terbatas dan kami buka pemesanan (pre-order) bagi para pelaku bisnis UKM yang tertarik dengan layanan kami ini. Kami yakin layanan ini, nantinya akan mendapatkan respon positif dari para pelaku bisnis”.

Didalam layanan XL Infinet disediakan layanan paket data dengan teknologi LTE 4G, yang dipaketkan dengan domain, website, email korporat, dan beragam aplikasi untuk bisnis. Jadi, dengan membeli layanan ini, pelanggan akan mendapatkan paket solusi yang di dalamnya sudah termasuk mendapatkan domain di internet, website yang didesain sesuai kebutuhan usaha pelanggan, juga email perusahaan dan aplikasi bisnis yang diperlukan.”

Paket XL Infinet ditawarkan mulai dari harga Rp 200 ribuan/bulan, dengan kuota data sampai dengan 120 Gb. Penawaran harga hemat ini sudah termasuk mendapatkan domain, website, dan korporat email tersebut di atas. Sudah termasuk pula dalam paket XL Infinet, pelanggan mendapatkan seperangkat modem atau router untuk menghubungkan semua sistem layanan usaha dengan jaringan internet.

Keunggulan perangkat modem/router ini adalah kemampuan terhubung dengan layanan internet cepat XL 4G LTE. Hal ini akan sangat mendukung pemenuhan kebutuhan pelaku usaha untuk bisa terkoneksi secara cepat dan stabil dengan jaringan internet dan pasar yang dibidik. Internet 4G LTE akan sangat mendukung bagi keperluan antara promosi, transaksi, pengelolaan stok barang, juga komunikasi dengan pelanggan atau relasi bisnis.

XL Infinet memang sengaja menyasar kepada segmen UKM dan perusahaan yang mempunyai kantor cabang skala kecil dan sedang, dengan sekitar 20 staf. Layanan ini juga sangat cocok untuk kalangan pengrajin atau usaha rumahan. XL Infinet sangat pas untuk memenuhi kebutuhan konektifitas data antara kantor pusat dengan kantor cabang dengan biaya rendah. Selain itu, karena bersifat wireless atau nirkabel maka mudah digunakan dan dipindah-pindah tanpa perlu izin pengelola gedung.

Dari sisi akses internet, solusi XL Infinet sangat bermanfaat untuk usaha yang memerlukan koneksi internet, yang menempati kantor tidak di pinggir jalan besar, atau kantor di sebuah gedung perkantoran, atau sebuah kantor cabang. Sebagai gambaran, bagi sebuah bengkel mobil, XL Infinet antara lain bisa bermanfaat untuk menyediakan fasilitas internet wifi kepada pelanggan yang sedang menunggu sementara kendaraannya ditangani, menyediakan website untuk booking jadwal service, dan email untuk layanan customer care.

Contoh lain, solusi ini sangat cocok untuk antara lain klinik dokter 24 jam, salon kecantikan, kursus ketrampilan, klinik hewan, gudang perkantoran untuk koneksi data ke kantor pusat, toko kelontong, juga agen perjalanan.

XL sendiri masih belum akan mendorong layanan Infinet ini dengan maksimal karena harus melihat dulu implikasinya pada layanan regulernya. Pasalnya, ketika disuatu daerah terdapat UKM yang menggunakan Infinet, maka harus dipastikan pelanggan retail tidak terganggu. Itu sebabnya, sampai akhir tahun 2016 hanya 50 – 70 ribu pelanggan saja yang disasar.

Untuk Infinet ini baru akan dipasarkan di Jabodetabek, Surabaya dan Bandung. Lalu akan diperluas lagi pemasarannya sesuai dengan wilayah yang sudah terjangkau oleh 4G LTE XL yakni di 36 kota. Dan, terus akan dikembangkan sesuai dengan rencana jaringan 4G LTE XL yang diakhir 2016 akan mencapai 85 kota. (Icha)

Dimulai dari India, ADSKOM Awali Ekspansi Global

0
Telko.id – Sebagai salah satu pasar e-commerce yang sedang berkembang pesat, India tak bisa dipungkiri memiliki daya tarik sendiri di mata banyak perusahaan. Salah satunya adalah ADSKOM. Perusahaan teknologi asal Indonesia yang mengolah purchase intent data ini baru-baru ini mengumumkan ekspansi tim dan layanannya ke India, yang dinilai ideal untuk mengembangkan bisnis dan juga tim engineer perusahaan.
Ini merupakan langkah terbesar ADSKOM setelah menerima pendanaan seri A dari Geniee, Convergence Ventures, dan East Ventures pada bulan Juli 2015 lalu. ADSKOM sendiri dibangun oleh dua Co-Founder asal Indonesia, Italo Gani (CEO di Asia Tenggara) dan Daniel Armanto (CTO). Selain itu, perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini juga memiliki tim di Amerika Serikat, Rusia, Singapura, dan India.
“ADSKOM melihat kesempatan luar biasa pada sektor e-commerce India yang sedang berkembang pesat. India memiliki ukuran pasar yang tepat dan masih berada di periode pertumbuhan. Dari perspektif ini, India adalah negara terbaik sebagai destinasi operasi kami selanjutnya,” ungkap Italo Gani, CEO ADSKOM di Asia Tenggara dalam sebuah pernyataan, Kamis (24/3).
Menurut firma riset pemasaran, media, dan commerce digital eMarketer, pasar iklan digital India akan melampaui angka USD 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun di tahun 2016. Iklan display digital mendominasi industri di negara tersebut, mewakili lebih dari 60 persen total pengeluaran iklan digital di India. Industri ini pun terus bertumbuh sebesar 20 persen setiap tahunnya, dan transaksi programmatic advertising akan mengambil lebih dari 65 persen hingga 70 persen pangsa pasar dari seluruh pembelian iklan di India.
ADSKOM merasa ini adalah waktu yang tepat untuk mereplikasikan sistem bisnisnya ke pasar India. Dengan 50 anggota tim di dalam negeri, ADSKOM Indonesia akan memberikan dukungan untuk aktivitas bisnis di India dan secara paralel mempersiapkan tim lokal di sana.
Sebagai awalan, ADSKOM pun mengangkat Rajeev Saxena, mantan Business Director for Southeast Asia and India di perusahaan data, analisis, dan SaaS (Software-as-a-Service) bisnis Acxiom sebagai Country Director ADSKOM di New Delhi.
Sebelumnya, sebagai Director di firma pembelian media berbasis ilmiah AdzCentral, Rajeev menjalankan kontrak bernilai jutaan dollar untuk hotel, maskapai penerbangan, institusi pendidikan, dan masih banyak lagi. Rajeev juga pernah bekerja dengan Exponential, sebuah firma ad-network global sebagai General Manager, di sana ia memegang transaksi iklan digital bernilai jutaan dollar.
“ADSKOM mencari seseorang yang bisa menggabungkan data dan teknologi untuk kepentingan pengiklan. Rajeev memiliki kemampuan dan pengalaman yang kami butuhkan, dan lebih penting lagi, ia merupakan individu yang bisa kami percaya,” jelas Italo.
Berdasarkan sebuah laporan dari Asosiasi Perusahaan Software dan Services Nasional India, India merupakan ekosistem startup ketiga terbesar di dunia dengan lebih dari 100 akselerator, 200 angel investor aktif, 150 perusahaan modal ventura, dan lebih dari 4.200 startup yang aktif. Banyak dari perusahaan tersebut bergerak di industri e-commerce, dan memberikan potensi yang sangat besar bagi ADSKOM untuk mengakuisisi  klien.
“Platform data ADSKOM digabungkan dengan team ad operation kami yang berpengalaman, dapat memberikan manfaat yang sangat besar untuk  pemasar dan brand,” pungkas Italo.
Layanan ADSKOM sendiri mencakup Data Management Platform (DMP) bernama VASA, dan Agency Trading Desk (layanan real-time bidding dan ad exchange) bernama ACTIO, dengan menggabungkan kedua hal ini, pemasar, publisher, dan pelaku bisnis dapat mengoptimasi pengeluaran iklan mereka dengan menargetkan pengguna spesifik dengan pesan yang tepat, di waktu yang tepat, dan di tempat yang tepat.

 

Gandeng 3 Operator, Lenovo Luncurkan K4 Note

0

Telko.id – Lenovo kembali menghadirkan Inovasi di lini smartphone mereka. Menjawab keinginan pengguna yang mulai beralih keranah Virtual Reality (VR).

Adrie R. Suhadi, Country Lead Lenovo Mobile Bisnis Group, ” Salah satu smartphone terbaru Lenovo yang mengedepankan teknologi VR dengan TheaterMax. Kami juga Mengklaim, bahwa Smartphone ini yang pertama menggunakan Theater Max,” ujarnya pada saat peluncuran Lenovo Vibe K4 Note di Jakarta (23/3).

Dalam meluncurkan smartphone ini, Lenovo juga menggandeng tiga operator 4G di Indonesia yakni Bolt!, Indosat Ooredoo dan Telkomsel. Mengapa Bolt!, pasalnya Lenovo Vibe K4 Note telah mendukung jaringan 4G TDD.

Seperti dibahas diatas, smartphone 4G ini sudah bisa mendukung semua operator 4G di Indonesia. Hal tersebut tergambar dari pernyataan Adrie yakni, “Smartphone ini sudah mendukung layanan 4G untuk semua operator 4G, karena K4 Note telah mendukung jaringan 4G TDD,” ujarnya.

Kerjasama dengan ketiga operator ini tergambar dari program bundling yang ditawarkan oleh masing-masing operator. Seperti Telkomsel yang menawarkan paket internet 10 GB mulai dari Rp. 49.000,-

Sementara untuk Bolt!, operator 4G yang cakupan wilayahnya di kawasan Jabodetabek dan Medan ini menawarkan gratis kuota internet 4G sebesar 14 GB. Starter pack, sejatinya sudah tersedia di dalam paket pembelian dengan ketentuan dari operator. Khusus untuk Indosat, pengguna akan mendapatkan smartphone Vibe K4 Note di gerai Indosat, karena kartu yang dibundling merupakan kartu Matrix Super Plan.

Adrie juga mengungkapkan bahwa smartphone ini sudah mengikuti peraturan pemerintah terkait TKDN.

Berbicara mengenai TKDN, Lenovo juga menggandeng developer lokal untuk menghadirkan beberapa aplikasi yang di kembangkan oleh pengembang lokal. Seperti diketahui, hadirnya konten lokal juga menjadi salah satu model yang diterapkan oleh pemerintah untuk TKDN.

Berbicara mengenai harga, Vibe K4 Note dibanderol dengan harga Rp. 2.899.000,- dan akan mendapatkan perangkat VR, selama persediaan masih ada.

Soal TKDN, Ini Harapan Lenovo

0

Telko.id – Lenovo yang juga merupakan vendor smartphone 4G, nyatanya sangat mendukung peraruran pemerintah terkait dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk smartphone 4G mereka.

Sekedar informasi, Lenovo telah bekerja sama dengan pabrik perakitan Indonesia untuk mulai merakit smartphone mereka disini. Hal ini juga merupakan sebuah syarat untuk dapat mencapai setidaknya 20% tingkat kandungan lokal mereka. Dengan mengeluarkan investasi yang cukup besar, Lenovo kini tengah berusaha untuk mencapai target mereka menjadi 30% di tahun depan, yang mana angka tersebut merupakan sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh Lenovo.

Namun, Pemerintah memberikan beberapa role model untuk pencapaian 30% TKDN. Kelima bentuk skema tersebut meliputi, skema 100 persen hardware, skema 100 persen software, kemudian komposisi 75 persen hardware dan 25 persen software, skema rasio rata dimana baik software maupun hardware memiliki masing-masing 50 persen, dan yang terakhir adalah hardware 25 persen serta software 75 persen.

Skema 100 persen software nampaknya kurang dapat diterima oleh beberapa vendor yang telah berinvestasi untuk membangun pabrik dan RnD di Indonesia. Dengan 100 persen software, seharusnya mereka tidak perlu merogih kocek dalam-dalam untuk berinvestasi dari segi pabrik.

Namun, setelah tim Telko.id mengkonfirmasi lebih lanjut terkait skema ini terhadap  I Gusti Putu Suryawirawan selaku dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, Ia menyebut bahwa para vendor smartphone boleh memilih skema-skema yang sudah disediakan oleh Kemenperin dan bukan harus mengikuti satu skema saja.

Lantas, bagaimana dengan Lenovo? Ditemui pada peluncuran smartphone terbaru nya di Jakarta (23/3), Adrie R. Suhadi selaku Country Lead Lenovo Mobile Bisnis Group mengungkapkan bahwa saat ini Tingkat Kandungan Lokal mereka sudah melebihi angka 20%, walaupun kesemuanya berasal dari Hardware.

“Sampai dengan saat ini, kandungan lokal kita telah mencapai lebih dari 20% dan semua masih hardware,” ujarnya saat ditemui pada peluncuran Lenovo Vibe K4 Note.

Adrie menambahkan, untuk melakukan preloaded game lokal saja, tidak semudah seperti yang dibayangkan. Pasalnya, harus ada ketentuan seperti games lokal yang di preloaded harus berapa games, kemudian games tersebut memiliki berapa active user, games tersebut siapa yang memiliki, dan lokasi server. Namun Ia kembali menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada keputusan resmi dari Kemenperin terkait hal ini.

Disinggung mengenai harapan Lenovo, Adrie menjawab, “untuk mencapai 30% itu kan boleh berasal dari komponen software, namun sampai dengan saat ini, komponen software nya saja masih belum ketuk palu,”

Ia juga menyebut, “Saat ini kita masih 100 persen hardware, hanya kedepannya kita mengharapkan ada komposisi software. Namun saya belum berani sebut berapa persen komposisi nya,” sebutnya.

Walaupun enggan menyebut persentase komposisi hardware-software, diyakini komposisi TKDN Lenovo akan lebih cenderung kearah hardware, mengingat investasi besar yang telah mereka keluarkan untuk pabrikasi produk 4G mereka.