spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...
Beranda blog Halaman 1454

Sprint Jamin Kepuasan Pelanggan Dengan Tiga Penawaran Ini

0

Telko.id – Sprint menjanjikan untuk mengembalikan semua biaya pada perangkat dan layanan mereka jika pelanggan nirkabel tidak puas dalam waktu 30 hari. Hal ini ditujukan sebagai bagian dari inisiatif baru operator Amerika Serikat ini.

Sekedar informasi, operator jaringan nirkabel Amerika Serikat yang juga anak perusahaan dari SoftBank Jepang, bersaing dengan AT & T, T-Mobile dan Verizon, dengan melayani lebih dari 58,4 juta koneksi pada tanggal 31 Desember 2015.

Sprint juga telah mengumumkan dua penawaran pads beberapa waktu lalu. Pertama, perusahaan mengatakan bahwa pelanggan AT & T, Verizon dan  T-Mobile dapat menghemat 50 persen dari paket internet dengan level standar ketika mereka beralih ke Sprint. Kedua, Sprint juga akan menanggung biaya switching hingga $ 650 per line.

Dilaporkan oleh TelecomLead (28/3), Sprint juga memberikan penawaran lain yakni menyediakan jaminan kepuasan pelanggan selama 30 hari untuk waktu yang ditentukan oleh pihak operator kepada pelanggan baru dan pelanggan bisnis kecil yang mengaktifkan paket layanan di toko Sprint atau pengecer yang dipilih, dengan melakukan panggilan ke nomor 1-800-SPRINT atau secara online di sprint.com.

Perusahaan ini juga menawarkan jaminan kepada pelanggan saat menambahkan line baru dari layanan di toko Sprint, online di sprint.com atau dengan menelepon 1-800-SPRINT.

Marcelo Claure, CEO Sprint, mengatakan bahwa,  “jaminan kepuasan 30 hari dari Sprint akan memberikan konsumen kesempatan untuk mencoba layanan kami tanpa perlu khawatir dan mengalami segala sesuatu yang buruk terkait penawaran dari jaringan LTE milik Sprint. Kami juga menyediakan harga terbaik untuk rencana unlimited, dan masih banyak lagi,”

Sementara itu, Analisis Sprint dari Nielsen Ponsel Kinerja Data menunjukkan bahwa LTE dan super-fast LTE Plus Network milik Sprint mengalahkan Verizon, AT & T dan T-Mobile dengan memberikan kecepatan download lebih cepat.

Sprint LTE Plus tersedia di lebih dari 150 pasar di Amerika Serikat. Sprint LTE Plus menawarkan kecepatan download puncak lebih dari 100 Mbps.

Tiga penawaran yang diberikan oleh Sprint ini adalah langkah yang cukup inovatif dan perlu di coba oleh beberapa operator di Indonesia untuk menghadapi persaingan sengit di Industri telekomunikasi di Indonesia.

Oracle : Digitalisasi Janjikan Efisiensi

Telko.id – Oracle selaku penyedia solusi cloud computing mengungkapkan bahwasanya perlu adanya transformasi digital di semua industri di dunia, khususnya di Indonesia.

Hal ini terkait dengan fenomena digitalisasi saat ini yang mengancam keberadaan pemain lama di masing-masing industri terlebih di industri pelayanan.

Jika melihat dari kejadian beberapa hari lalu ketika para armada taksi konvensional ‘melumpuhkan’ Jakarta, hal ini merupakan sebuah bentuk dari ancaman nyata sebuah digitalisasi. Ketika perusahaan taksi konvensional yang pendapatannya kian menurun karena mendapat persaingan dari RideSharing yang lebih modern, dan mempermudah konsumen.

Perilaku konsumen saat ini juga sudah mulai bergeser kearah digital. Dengan banyaknya smartphone dan aplikasi menarik, hadirnya Internet dengan kecepatan tinggi juga mendorong digitalisasi bagi para konsumen.

“Perkembangan teknologi dan komponen pendukung turut mendorong perubahan perilaku masyarakat di seluruh dunia, dan digitalisasi telah menjadi pusat dari berbagai bisnis di dunia,” ujar Chin Ying Loong, Vice President Oracle Middleware, Oracle Corporation.

Chin menambahkan, bahwa digitalisasi bukan hanya sebuah keharusan, tapi juga dapat menciptakan sebuah efisiensi dari segi industri.

Chin menyebut, “perusahaan yang mengadopsi tren digitalisasi tidak perlu melakukan investasi besar, sebagai contoh Uber, mereka penyedia jasa  transportasi, tapi mereka tidak memiliki kendaraan yang banyak serta ketersediaan ‘pangkalan’ mobil,” ujarnya saat forum diskusi bersama Telko.id.

Chin menambahkan, pergeseran digitalisasi juga terjadi pada kecenderungan seseorang mencari pekerjaan. Seperti diketahui bahwa beberapa tahun lalu, banyak orang yang membeli koran untuk mencari lowongan pekerjaan. Namun kini, hal tersebut sudah jarang terlihat karena mereka lebih beralih ke bursa lowongan kerja online ataupun menggunakan Linkedin.

Lebih lanjut, selain efisien dari segi investasi, hadirnya transformasi digital juga memberikan efisiensi dari sisi biaya perawatan dan pelayanan. Mengambil contoh pada ridesharing, sejatinya mereka tidak perlu melakukna perawatan berkala pada mobil yang digunakan untuk transportasi tersebut. Padahal, mereka membutuhkan hal ini sebagai ujung tombak usaha mereka. Mereka hanya perlu melakukan perawatan pada sisi infrastruktur dan server saja.

Selain efisiensi, hadirnya transformasi digital pada pemain lama tentunya akan memberikan banyak peluang baru untuk mengembangkan bisnis mereka.

Menurut laporan Cap Gemini / MIT Sloan Review menyebutkan bahwa model bisnis digital dapat menambah pemasukan perusahaan sekaligus menciptakan sebuah peluang baru untuk memperlebar sayap mereka.

Sebagai contoh, data analitik. Dengan menggunakan bisinis model secara digital, otomatis perusahaan akan memiliki profiling database pengguna mereka. Dengan banyaknya data analitik yang berlimpah, sejatinya ‘insight’ pengguna dapat dijadikan sebuah riset untuk menentukan target secara lebih spesifik.

Oracle juga menegaskan, privasi masyarakat di era serba terbuka seperti sekarang ini memang sangat riskan, namun jika digunakan untuk hal yang positif, tentunya akan memberikan kemudahan bagi si pengguna tersebut.

Disinggung mengenai industri mana di Indonesia yang paling cepat menerapkan bisnis model ini, Oracle menjawab dari segmen services.

“Sebenarnya tren ini akan berdampak ke semua industri, namun menurut kami yang paling cepat dan harus mengimplementasikan hal ini adalah dari sektor services industry, karena mereka harus dekat dengan konsumen sehingga mereka harus berubah mengikuti tren,” ujar Rusli Askar, Country Senior Director, Oracle Middleware, Oracle Indonesia.

Rusli menambahkan, “baik itu services untuk telko operator, taksi dan sebagainya harus cepat bertansformasi kearah digital, agar lebih bisa berinteraksi dengan pengguna,”.

Berbicara mengenai investasi, Rusli menyebut hal ini sejatinya tergantung dari kompleksitas, namun sejatinya perusahaan konvensional tadi, tidak memiliki pilihan, karena jika tidak bertransformasi, maka mereka akan tergerus dengan pemain baru yang lebih ‘melek’ teknologi.

Ia juga menyebutkan, sejatinya hampir semua perusahaan di Indonesia sudah peduli dengan tren ini. Bukan hanya di level CIO, melainkan juga sudah pada tahap CEO dan Presiden Direktur. Pasalnya, selain untuk mempertahankan bisnis, mereka juga memiliki opsi untuk menciptakan model bisnis baru.

Telkomsel Kolaborasi Dengan Samsung Untuk Lengkapi Ekosistem 4G LTE

0

Telko.id – Untuk membangun ekosistem 4G LTE memang tidak bisa sendirian. Karena dalam ekosistem itu harus lengkap yakni terdiri dari Device, Network dan Application atau disingkat DNA. Telkomsel dalam melengkapi ekosistem tersebut melakukan kolaborasi dengan Samsung dan meghadirkan program bundling Samsung Galaxy J1.

Target dari kolaborasi ini adalah untuk memberikan customer experience terbaik bagi segmen anak muda dalam menikmati layanan broadband. Samsung Galaxy J1 Mini adalah smartphone 4G Samsung dengan harga paling terjangkau yang dilengkapi dengan paket TAU 4G menarik. Produk eksklusif yang tersedia bagi pelanggan prabayar Telkomsel, dan merupakan salah satu wujud kerjasama strategis Telkomsel dengan Samsung yang telah terjalin sejak tahun 2015 lalu ini sekaligus melengkapi ekosistem 4G LTE dan meningkatkan penetrasi smartphone di masyarakat yang lebih luas.

Vice President Prepaid and Broadband Marketing Telkomsel, Ririn Widaryani mengatakan, “Kami sangat antusias dengan kembali hadirnya produk bundling hasil kerjasama strategis Telkomsel dan Samsung. Produk Samsung Galaxy J1 Mini sangat sesuai bagi segmen anak muda, seperti pelanggan LOOP. Melalui produk bundling ini Telkomsel ingin agar mereka dapat menikmati layanan digital terbaik dengan smartphone berkualitas dan layanan data terbaik dari Telkomsel.”

Ririn juga menambahkan bahwa sejak pertama kali meluncurkan layanan Internet cepat dan stabil 4G LTE, Telkomsel telah secara aktif mengembangkan ekosistem layanan 4G LTE tersebut sehingga pelanggan mendapatkan pengalaman digital lifestyle terbaik ketika berada di jaringan 4G LTE Telkomsel.

Head of Product Marketing IT & Mobile Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant mengatakan sebagai pemimpin pasar smartphone di Indonesia, Samsung sangat senang dengan produk bundling hasil kerjasama strategis dengan Telkomsel yang sejalan dengan komitmen Samsung untuk terus menghadirkan pengalaman smartphone terbaik baik dari segi fitur serta mendukung pengembangan layanan 4G LTE untuk meningkatkan gaya hidup digital konsumen Indonesia khususnya generasi muda.”

Samsung Galaxy J1 Mini merupakan smartphone 4G LTE dengan harga yang paling terjangkau diantara jajaran smartphone 4G Samsung lainnya. Produk entry level 4G Samsung ini telah dilengkapi dengan spesifikasi canggih seperti layar 4 inchi, dual camera 5MP, memory internal 8 GB dan RAM 768 serta didukung sistem operasi Android 5.1 Lollipop dan prosesor Quadcore 1.5GHz. Spesifikasi ini menjadikan Samsung Galaxy J1 Mini sebagai salah satu smartphone handal dan sesuai bagi segmen anak muda untuk melengkapi keseharian mereka dalam menikmati berbagai aplikasi dan layanan digital yang semakin populer.

Produk bundling Samsung Galaxy J1 Mini Telkomsel sudah dapat diperoleh dengan harga mulai dari Rp. 1,2 jutaan, dimana pelanggan juga berkesempatan mengaktifkan paket data TAU 4G 10GB dengan harga mulai dari Rp. 49Ribu.

Ririn kemudian menghimbau para pelanggan Telkomsel untuk segera menukarkan sim card nya ke uSIM (sim card 4G LTE) dan melakukan up-grade ponselnya dengan smartphone Android 4G, Samsung Galaxy J1 Mini yang memiliki fitur lengkap dengan harga terjangkau untuk menikmati pengalaman broadband terbaik di jaringan 4G LTE Telkomsel. (Icha)

XL Berikan High Speed dan High Quota untuk UKM via Infinet

0

Telko.id – Era digital mengharuskan perusahaan kecil menengah untuk melakukan transformasi bisnis agar mampu bersaing. Namun, ternyata tidak mudah untuk melakukannya karena membutuhkan biaya yang tidak kecil. Untuk itu, XL mencoba merangkul para usaha kecil menengah agar mampu beradaptasi pada era digital ini. Caranya adalah dengan menghadirkan Infinet.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh internet XL pun ada dua point penting. Pertama tentang penetrasi internet yang meningkat. Dalam risetnya ternyata 20% UKM di Jabodetabek memiliki online shop atau melakukan pemasaran melalui online dan 45% dari UKM menyediakan internet untuk para karyawannya.

Ke dua, UKM membutuhkan speed dan quota yang lebih besar. Di mana 40% UKM yang sudah menggunakan layanan broadband tidak puas karena kecepatan yang diperolehnya kurang mendukung bisnis mereka. Lalu, 45% lainnya berbagi internet pada karyawannya.

Berdasarkan itu semua, XL melihat bahwa ada potensial pasar untuk mobile broadband. Paling tidak, saat ini sudah ada 70% UKM yang sudah menggunakan layanan mobile broadband. Dan diperkirakan 5 tahun ke depan akan ada peningkatan atau pertumbuhan 30% subcriber mobile broadband setiap tahunnya.

XL juga melihat ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh UKM untuk melakukan transformasi digital. Pertama adalah slow internet data. Di mana, karena persoalan kecepatan internet ini menjadi UKM tersebut kurang kompetitif dan kehilangan peluang. Ke dua, Small Quota internet data. Kekurangan quota data ini menjadikan UKM kurang produktif. Ke tiga, rata-rat akses internet yang disediakan adalah base on wire. Jadi cukup sulit untuk memperolehnya karena tidak semua lokasi dapat dilayani. Selain itu, harga yang ditawarkan cukup tinggi.

Semua itu membuat XL menghadirkan Infinet, layanan mobile broadband 4G LTE untuk solusi bisnis UKM. Hal ini juga selaras dengan upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis UKM. Kehadiran layanan Infinet ini juga semakin melengkapi berbagai pilhan solusi bagi para pelaku bisnis UMKM yang selama ini sudah disediakan oleh XL melalui Digibiz.

Direktur/Chief Digital Service Officer XL, Ongki Kurniawan mengatakan,“Kehadiran produk layanan ini merupakan wujud komitmen XL untuk dapat membantu kebutuhan para pelaku bisnis UKM dalam mengembangkan bisnisnya melalui ketersediaan akses Internet mobile berkecepatanan tinggi 4G LTE dengan kuota yang besar. Akses Internet cepat mobile yang dapat digunakan secara bersama-sama di kantor atau di suatu lokasi tertentu dan disertai dengan kuota yang besar, dan harga terjangkau tentunya sangat dibutuhkan para pelaku bisnis UMKM, karena dapat meningkatkan efisiensi bisnis yang dilakukan. Dan dengan efisiensi pula, maka bisnisnya bisa lebih berpeluang untuk semakin berkembang.

Ongki menjelaskan lebih lanjut, “XL Infinet juga merupakan salah satu solusi dari beragam solusi untuk mendukung bisnis UKM yang sebelumnya sudah kami bangun melalui plattform Digibiz. Untuk tahap awal, kami coba perkenalkan layanan ini secara terbatas dan kami buka pemesanan (pre-order) bagi para pelaku bisnis UKM yang tertarik dengan layanan kami ini. Kami yakin layanan ini, nantinya akan mendapatkan respon positif dari para pelaku bisnis”.

Didalam layanan XL Infinet disediakan layanan paket data dengan teknologi LTE 4G, yang dipaketkan dengan domain, website, email korporat, dan beragam aplikasi untuk bisnis. Jadi, dengan membeli layanan ini, pelanggan akan mendapatkan paket solusi yang di dalamnya sudah termasuk mendapatkan domain di internet, website yang didesain sesuai kebutuhan usaha pelanggan, juga email perusahaan dan aplikasi bisnis yang diperlukan.”

Paket XL Infinet ditawarkan mulai dari harga Rp 200 ribuan/bulan, dengan kuota data sampai dengan 120 Gb. Penawaran harga hemat ini sudah termasuk mendapatkan domain, website, dan korporat email tersebut di atas. Sudah termasuk pula dalam paket XL Infinet, pelanggan mendapatkan seperangkat modem atau router untuk menghubungkan semua sistem layanan usaha dengan jaringan internet.

Keunggulan perangkat modem/router ini adalah kemampuan terhubung dengan layanan internet cepat XL 4G LTE. Hal ini akan sangat mendukung pemenuhan kebutuhan pelaku usaha untuk bisa terkoneksi secara cepat dan stabil dengan jaringan internet dan pasar yang dibidik. Internet 4G LTE akan sangat mendukung bagi keperluan antara promosi, transaksi, pengelolaan stok barang, juga komunikasi dengan pelanggan atau relasi bisnis.

XL Infinet memang sengaja menyasar kepada segmen UKM dan perusahaan yang mempunyai kantor cabang skala kecil dan sedang, dengan sekitar 20 staf. Layanan ini juga sangat cocok untuk kalangan pengrajin atau usaha rumahan. XL Infinet sangat pas untuk memenuhi kebutuhan konektifitas data antara kantor pusat dengan kantor cabang dengan biaya rendah. Selain itu, karena bersifat wireless atau nirkabel maka mudah digunakan dan dipindah-pindah tanpa perlu izin pengelola gedung.

Dari sisi akses internet, solusi XL Infinet sangat bermanfaat untuk usaha yang memerlukan koneksi internet, yang menempati kantor tidak di pinggir jalan besar, atau kantor di sebuah gedung perkantoran, atau sebuah kantor cabang. Sebagai gambaran, bagi sebuah bengkel mobil, XL Infinet antara lain bisa bermanfaat untuk menyediakan fasilitas internet wifi kepada pelanggan yang sedang menunggu sementara kendaraannya ditangani, menyediakan website untuk booking jadwal service, dan email untuk layanan customer care.

Contoh lain, solusi ini sangat cocok untuk antara lain klinik dokter 24 jam, salon kecantikan, kursus ketrampilan, klinik hewan, gudang perkantoran untuk koneksi data ke kantor pusat, toko kelontong, juga agen perjalanan.

XL sendiri masih belum akan mendorong layanan Infinet ini dengan maksimal karena harus melihat dulu implikasinya pada layanan regulernya. Pasalnya, ketika disuatu daerah terdapat UKM yang menggunakan Infinet, maka harus dipastikan pelanggan retail tidak terganggu. Itu sebabnya, sampai akhir tahun 2016 hanya 50 – 70 ribu pelanggan saja yang disasar.

Untuk Infinet ini baru akan dipasarkan di Jabodetabek, Surabaya dan Bandung. Lalu akan diperluas lagi pemasarannya sesuai dengan wilayah yang sudah terjangkau oleh 4G LTE XL yakni di 36 kota. Dan, terus akan dikembangkan sesuai dengan rencana jaringan 4G LTE XL yang diakhir 2016 akan mencapai 85 kota. (Icha)

Dimulai dari India, ADSKOM Awali Ekspansi Global

0
Telko.id – Sebagai salah satu pasar e-commerce yang sedang berkembang pesat, India tak bisa dipungkiri memiliki daya tarik sendiri di mata banyak perusahaan. Salah satunya adalah ADSKOM. Perusahaan teknologi asal Indonesia yang mengolah purchase intent data ini baru-baru ini mengumumkan ekspansi tim dan layanannya ke India, yang dinilai ideal untuk mengembangkan bisnis dan juga tim engineer perusahaan.
Ini merupakan langkah terbesar ADSKOM setelah menerima pendanaan seri A dari Geniee, Convergence Ventures, dan East Ventures pada bulan Juli 2015 lalu. ADSKOM sendiri dibangun oleh dua Co-Founder asal Indonesia, Italo Gani (CEO di Asia Tenggara) dan Daniel Armanto (CTO). Selain itu, perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini juga memiliki tim di Amerika Serikat, Rusia, Singapura, dan India.
“ADSKOM melihat kesempatan luar biasa pada sektor e-commerce India yang sedang berkembang pesat. India memiliki ukuran pasar yang tepat dan masih berada di periode pertumbuhan. Dari perspektif ini, India adalah negara terbaik sebagai destinasi operasi kami selanjutnya,” ungkap Italo Gani, CEO ADSKOM di Asia Tenggara dalam sebuah pernyataan, Kamis (24/3).
Menurut firma riset pemasaran, media, dan commerce digital eMarketer, pasar iklan digital India akan melampaui angka USD 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun di tahun 2016. Iklan display digital mendominasi industri di negara tersebut, mewakili lebih dari 60 persen total pengeluaran iklan digital di India. Industri ini pun terus bertumbuh sebesar 20 persen setiap tahunnya, dan transaksi programmatic advertising akan mengambil lebih dari 65 persen hingga 70 persen pangsa pasar dari seluruh pembelian iklan di India.
ADSKOM merasa ini adalah waktu yang tepat untuk mereplikasikan sistem bisnisnya ke pasar India. Dengan 50 anggota tim di dalam negeri, ADSKOM Indonesia akan memberikan dukungan untuk aktivitas bisnis di India dan secara paralel mempersiapkan tim lokal di sana.
Sebagai awalan, ADSKOM pun mengangkat Rajeev Saxena, mantan Business Director for Southeast Asia and India di perusahaan data, analisis, dan SaaS (Software-as-a-Service) bisnis Acxiom sebagai Country Director ADSKOM di New Delhi.
Sebelumnya, sebagai Director di firma pembelian media berbasis ilmiah AdzCentral, Rajeev menjalankan kontrak bernilai jutaan dollar untuk hotel, maskapai penerbangan, institusi pendidikan, dan masih banyak lagi. Rajeev juga pernah bekerja dengan Exponential, sebuah firma ad-network global sebagai General Manager, di sana ia memegang transaksi iklan digital bernilai jutaan dollar.
“ADSKOM mencari seseorang yang bisa menggabungkan data dan teknologi untuk kepentingan pengiklan. Rajeev memiliki kemampuan dan pengalaman yang kami butuhkan, dan lebih penting lagi, ia merupakan individu yang bisa kami percaya,” jelas Italo.
Berdasarkan sebuah laporan dari Asosiasi Perusahaan Software dan Services Nasional India, India merupakan ekosistem startup ketiga terbesar di dunia dengan lebih dari 100 akselerator, 200 angel investor aktif, 150 perusahaan modal ventura, dan lebih dari 4.200 startup yang aktif. Banyak dari perusahaan tersebut bergerak di industri e-commerce, dan memberikan potensi yang sangat besar bagi ADSKOM untuk mengakuisisi  klien.
“Platform data ADSKOM digabungkan dengan team ad operation kami yang berpengalaman, dapat memberikan manfaat yang sangat besar untuk  pemasar dan brand,” pungkas Italo.
Layanan ADSKOM sendiri mencakup Data Management Platform (DMP) bernama VASA, dan Agency Trading Desk (layanan real-time bidding dan ad exchange) bernama ACTIO, dengan menggabungkan kedua hal ini, pemasar, publisher, dan pelaku bisnis dapat mengoptimasi pengeluaran iklan mereka dengan menargetkan pengguna spesifik dengan pesan yang tepat, di waktu yang tepat, dan di tempat yang tepat.

 

Gandeng 3 Operator, Lenovo Luncurkan K4 Note

0

Telko.id – Lenovo kembali menghadirkan Inovasi di lini smartphone mereka. Menjawab keinginan pengguna yang mulai beralih keranah Virtual Reality (VR).

Adrie R. Suhadi, Country Lead Lenovo Mobile Bisnis Group, ” Salah satu smartphone terbaru Lenovo yang mengedepankan teknologi VR dengan TheaterMax. Kami juga Mengklaim, bahwa Smartphone ini yang pertama menggunakan Theater Max,” ujarnya pada saat peluncuran Lenovo Vibe K4 Note di Jakarta (23/3).

Dalam meluncurkan smartphone ini, Lenovo juga menggandeng tiga operator 4G di Indonesia yakni Bolt!, Indosat Ooredoo dan Telkomsel. Mengapa Bolt!, pasalnya Lenovo Vibe K4 Note telah mendukung jaringan 4G TDD.

Seperti dibahas diatas, smartphone 4G ini sudah bisa mendukung semua operator 4G di Indonesia. Hal tersebut tergambar dari pernyataan Adrie yakni, “Smartphone ini sudah mendukung layanan 4G untuk semua operator 4G, karena K4 Note telah mendukung jaringan 4G TDD,” ujarnya.

Kerjasama dengan ketiga operator ini tergambar dari program bundling yang ditawarkan oleh masing-masing operator. Seperti Telkomsel yang menawarkan paket internet 10 GB mulai dari Rp. 49.000,-

Sementara untuk Bolt!, operator 4G yang cakupan wilayahnya di kawasan Jabodetabek dan Medan ini menawarkan gratis kuota internet 4G sebesar 14 GB. Starter pack, sejatinya sudah tersedia di dalam paket pembelian dengan ketentuan dari operator. Khusus untuk Indosat, pengguna akan mendapatkan smartphone Vibe K4 Note di gerai Indosat, karena kartu yang dibundling merupakan kartu Matrix Super Plan.

Adrie juga mengungkapkan bahwa smartphone ini sudah mengikuti peraturan pemerintah terkait TKDN.

Berbicara mengenai TKDN, Lenovo juga menggandeng developer lokal untuk menghadirkan beberapa aplikasi yang di kembangkan oleh pengembang lokal. Seperti diketahui, hadirnya konten lokal juga menjadi salah satu model yang diterapkan oleh pemerintah untuk TKDN.

Berbicara mengenai harga, Vibe K4 Note dibanderol dengan harga Rp. 2.899.000,- dan akan mendapatkan perangkat VR, selama persediaan masih ada.

Soal TKDN, Ini Harapan Lenovo

0

Telko.id – Lenovo yang juga merupakan vendor smartphone 4G, nyatanya sangat mendukung peraruran pemerintah terkait dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk smartphone 4G mereka.

Sekedar informasi, Lenovo telah bekerja sama dengan pabrik perakitan Indonesia untuk mulai merakit smartphone mereka disini. Hal ini juga merupakan sebuah syarat untuk dapat mencapai setidaknya 20% tingkat kandungan lokal mereka. Dengan mengeluarkan investasi yang cukup besar, Lenovo kini tengah berusaha untuk mencapai target mereka menjadi 30% di tahun depan, yang mana angka tersebut merupakan sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh Lenovo.

Namun, Pemerintah memberikan beberapa role model untuk pencapaian 30% TKDN. Kelima bentuk skema tersebut meliputi, skema 100 persen hardware, skema 100 persen software, kemudian komposisi 75 persen hardware dan 25 persen software, skema rasio rata dimana baik software maupun hardware memiliki masing-masing 50 persen, dan yang terakhir adalah hardware 25 persen serta software 75 persen.

Skema 100 persen software nampaknya kurang dapat diterima oleh beberapa vendor yang telah berinvestasi untuk membangun pabrik dan RnD di Indonesia. Dengan 100 persen software, seharusnya mereka tidak perlu merogih kocek dalam-dalam untuk berinvestasi dari segi pabrik.

Namun, setelah tim Telko.id mengkonfirmasi lebih lanjut terkait skema ini terhadap  I Gusti Putu Suryawirawan selaku dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, Ia menyebut bahwa para vendor smartphone boleh memilih skema-skema yang sudah disediakan oleh Kemenperin dan bukan harus mengikuti satu skema saja.

Lantas, bagaimana dengan Lenovo? Ditemui pada peluncuran smartphone terbaru nya di Jakarta (23/3), Adrie R. Suhadi selaku Country Lead Lenovo Mobile Bisnis Group mengungkapkan bahwa saat ini Tingkat Kandungan Lokal mereka sudah melebihi angka 20%, walaupun kesemuanya berasal dari Hardware.

“Sampai dengan saat ini, kandungan lokal kita telah mencapai lebih dari 20% dan semua masih hardware,” ujarnya saat ditemui pada peluncuran Lenovo Vibe K4 Note.

Adrie menambahkan, untuk melakukan preloaded game lokal saja, tidak semudah seperti yang dibayangkan. Pasalnya, harus ada ketentuan seperti games lokal yang di preloaded harus berapa games, kemudian games tersebut memiliki berapa active user, games tersebut siapa yang memiliki, dan lokasi server. Namun Ia kembali menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada keputusan resmi dari Kemenperin terkait hal ini.

Disinggung mengenai harapan Lenovo, Adrie menjawab, “untuk mencapai 30% itu kan boleh berasal dari komponen software, namun sampai dengan saat ini, komponen software nya saja masih belum ketuk palu,”

Ia juga menyebut, “Saat ini kita masih 100 persen hardware, hanya kedepannya kita mengharapkan ada komposisi software. Namun saya belum berani sebut berapa persen komposisi nya,” sebutnya.

Walaupun enggan menyebut persentase komposisi hardware-software, diyakini komposisi TKDN Lenovo akan lebih cenderung kearah hardware, mengingat investasi besar yang telah mereka keluarkan untuk pabrikasi produk 4G mereka.

eMagic Jadi Landasan Dasar IoT Dari Indosat Ooredoo

0

Telko.id – Fenomena digital mengharuskan setiap perusahaan agar menyikapi dengan cermat. Terlebih, bagi perusahaan, pertumbuhan bisnis untuk kelangsungan usaha sangat penting. Itu sebabnya, perlu dicari sumber pendapatan yang lebih besar secara efektif, meningkatkan efisiensi biaya, dan melayani pelanggan dengan lebih baik.

Internet of Thing (IoT) adalah sebuah solusi yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk menciptakan inovasi bagi perusahaannya, sebagai sumber energi baru untuk pertumbuhan di tengah dunia digital saat ini. Dengan pemanfaatan teknologi digital dan konektivitas yang handal maka IoT dapat menciptakan peluang serta dampak yang positif bagi pebisnis maupun perusahaan.

Seiring dengan komitmen untuk membangun ekosistem digital Indonesia, termasuk bagi kalangan korporasi dan bisnis, Indosat Ooredoo Business menghadirkan eMagic, enhance Managed IoT Connectivity, sebuah solusi M2M terbaru yang dirancang untuk memudahkan pelanggan dalam menghubungkan dan mengelola perangkat atau mesin dengan layanan full managed. Solusi ini aman dengan proses enkripsi yang handal melalui jaringan komunikasi multi akses yang menjamin tingkat layanan yang diharapkan serta menghasilkan total cost of ownership yang efisien.

Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo, Herfini Haryono mengatakan, “Layanan eMagic ini hadir untuk memberikan kesempatan pelaku usaha untuk lebih berkonsentrasi terhadap core bisnisnya dan tidak direpotkan oleh masalah konektivitas. Bisnis pun dapat menjadi lebih mudah, efisien, dan tingkat keamanan yang baik. Dengan konsep full managed services, pelanggan tidak akan direpotkan dalam hal instalasi, operasi dan pemeliharaan konektifitas.”

eMagic 2

Sebagai sebuah solusi, eMagic tepat diterapkan pada berbagai industri seperti ATM, EDC pada perbankan, gateway untuk sensor pada perusahaan oil and gas, broadcasting, retail dengan live streaming, advertising dan small branches office, dan industri lain yang membutuhkan komunikasi data yang handal dan aman.

Manfaat lain yang pelanggan dapatkan adalah Managed service, yaitu pelanggan tidak direpotkan dengan aktivitas, instalasi, operasi dan pemeliharaan. Selain itu pelanggan hanya dikenakan biaya tetap bulanan yang sudah mencakup semua layanan dari mulai instalasi, operasi dan pemeliharaan. Biaya lebih efisien dan  perangkat beroperasi optimal, sehingga pelanggan dapat lebih fokus pada bisnis.

“Kami ingin menjadi mitra  yang tepat bagi para pelanggan bisnis atau pelaku usaha yang ingin mengimplementasikan teknologi dalam upaya mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, mengeksplorasi berbagai peluang usaha, membantu transformasi digital perusahaan sambil tentunya menghadirkan pengalaman terbaik bagi para pelanggan mereka,” tutup Herfini Haryono. (Icha)

Kenapa Operator Investasi di Non-Cellular Untuk IoT?

0

Telko.id – Operator diseluruh dunia banyak yang sudah mempersiapkan diri untuk menyambut kehadiran era Internet of Things. Berbeda-beda caranya untuk menghadapi ‘serbuan’ dari berbagai device yang akan saling terhubung itu. Operator di Perancis menyikapinya dengan berkomitmen untuk mengimplementasikan teknologi jaringan non-cellular untuk Internet of Things tersebut. Yang digunakan adalah low bandwidth. Tapi beberapa masih menunggu perkembangnya hingga 2017 mendatang, seperti yang disampaikan oleh Keith Dyer dari the mobile network.

Operator SFR/ Altice baru saja menandatangani kerjasama dengan Sigfox untuk di Perancis dan negara lainnya. Itu artinya empat operator besar di negara tersebut komitmen untuk menggunakan teknologi non-cellular menghadapi era IoT. Orange dan Bouygues sudah duluan dengan berkomitmen melayani menggunakan LoRa-based Network.

Operator ini akan menggunakan Sigfox untuk masuk ke pasar, walaupun tidak sesuai untuk LTE atau 2G atau 3G, dilihat dari kebutuhan M2M, tetapi aplikasi yang ada menggunakan low power dan akses low bandwidth.

“Kami memilih Sigfox karena mampu menawarkan tahapan yang terbaik saat ini dan sudah terbangun,” ujara Michel Combes, CEO SFR menjelaskan. Memang, Sigfox bukan yang terbaik, tetapi untuk saat ini sudah sesuai. Terlebih, saat ini Sigfox sudah mengimplementasikan LoRa.

Saat ini, Sigfox sudah mengklai bahwa jaringannya sudah mencakup 92% di seluruh Perancis. Hal itu, bukan menjadi pesaing cellular IoT tetapi akan lebih menjadi komplemen dari layanan IoT.

Beberapa pihak menilai bahwa investasi di IoT non-Cellular akan menghalangi investasi di EC-GSMand NB-IOT, teknologi 3GPP R13 untuk daya rendah IOT seluler. Tapi operator tidak selalu melihatnya seperti itu. Orange Yves Bellego, misalnya, mengatakan bahwa oranye melihat LoRa sebagai solusi yang baik untuk mendapatkan ke pasar dengan cepat, tetapi operator juga cenderung untuk berinvestasi di setara seluler, ketika mereka siap. Itu berarti mungkin ada yang sudah dipasang perangkat LoRa untuk mendukung masa depan. Dan Bellego menilai bahwa ke depan akan membuat Opex lebih rendah. Ide dasarnya adalah untuk memiliki platform inti untuk layanan umum. Tidak peduli, teknologi akses radio apa yang dipakai di akhirnya.

Meskipun Orange akan memiliki beberapa capex untuk implementasi di LoRa, namun SFR tidak demikian karena hanya bertindak sebagai reseller konektivitas dri Sigfor ini. Sehingga tidak akan mempengaruhi Capex nya. Secara teori pun, SFR dapat berpindah platform teknologi jika menginginkan.

Selain itu, situasi di Perancis berbeda dengan pasar di Jerman dan Inggris, di mana operator besar tidak membuat pilihan yang cocok. Di pasar Inggris, Sigfox masuk melalui kemitraan dengan Arqiva, pemilik infrastruktur jaringan. Arqiva pun bertanggung jawab untuk melakukan penandatanganan dengan mitra lainnya. Dan, belum lama ini, Arqiva melakukan penandatangan dengan Wireless Logic sebagai reseller pertamanya.

Vodafone, sebagai operator utama di Inggris dan Jerman, menjadi pemain terdepan dalam mengembangkan NB-IOT tech. Sudah melakukan kemitraan dengan pemasok seperti Huawei, dan juga menjadi anggota pendiri serta ketua Forum NB-IOT. Alasannya utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar. Di mana, ke depan ada pasar yang sangat besar. Seperti memenuhi kebutuhan pemerintah untuk melakukan smart metering. Dan operator harus melakukan sesuatu untuk itu. Sedangkan saat ini, pilihan teknologi yang ada tidak banyak. Jadi, wajar jika non- cellular network ini digunakan.

Alasan lainnya adalah operator melihat bahwa NB-IOT dan yang 2G setara EC-GSM menawarkan lebih banyak kontrol dan kinerja yang lebih baik. Namun, ketika melihat kebutuhan akan kecepatan maka kecepatan yang ditawarkan oleh 3GPP telah berpindah ke standarisasi dengan varian low power dalam satu tahun terakhir ini.

Menjawab pertanyaan dari TMN, Eric Parsons dari Ericsson mengatakan bahwa operator telah menginvestasikan dananya untuk non- cellular Low Power Wide Area (LPWA) karena sampai sekarang baru teknologi itu yang tersedia. “Teknologi ini ada dan kebutuhan sudah mendesak sehingga wajak jika bisnis tersebut direalisasikan secara positif. Hal itu yang membuat komunitas 3GPP langsung menanggapi solusi tersebut untuk jangka panjang.

Lebih lanjut, Eric menambahkan bahwa “Operator dapat mengambil jaringan yang mereka miliki saat ini dan hanya mengaktifkan kemampuan dalam jaringan dengan grid yang sudah ada, sungguh sebuah langkah aktivasi yang sangat sederhana. Penyebaran pun dapat dilakukan dengan cepat. Ini menjadi aspek yang penting,”

Nokia mengatakan bahwa interoperabilitas dan ketersediaan ekosistem di mana pengembang dapat membangun aplikasi akan menjadi keuntungan inti untuk IOT seluler. “Kami harus menunjukkan pada pelanggan kami bahwa ini adalah pilihan yang tepat atas teknologi lainnya, sehingga harus menunjukkan ekosistem yang luas, dan menunjukkan interoperabilitas,” ujar Eric menambahkan.

Namun, dengan adanya Non-cellular IoT ini tidak semua setuju. Nokia misalnya, melihat bahwa kehandalan dari IoT seluler penggunaan spektrum berlisensi. Seperti yang diungkapkan oleh Ulrich Dropmann dari Nokia yang mengatakan bahwa ada salah satu pengembang yang mendapatkan komplain dari perusahaan karena peralatannya berhenti bekerja beberapa hari setelah ada ‘site’ yang dibangun di dekat kantornya dan menggunakan ISM band yang sama. Hal ini perlu dihindari karena jika menggunakan spektrum yang berlisensi maka kasus tersebut tidak akan terjadi. “Operator itu perlu menjaga kehandalan dan keamanan dari layanan yang diberikan,” sahut Ulrich menjelaskan.

Tentu saja ada beberapa rencana besar untuk membangun IoT seluler. Seperti yang diungkapkan oleh Huang Yuhong, Deputy General Manager China Mobile Research Institute. Yunghong mengatakan bahwa China Mobile akan memiliki penyebaran pada akhir 2016, dengan “sangat besar” dan akan dikomersialkan pada tahun 2017. Lalu, Yunghong juga menjelaskan bahwa tahun 2020, akan ada 10 miliar perangkat IoT seluler di Cina. China Mobile sendiri pun berharap bahwa pada skala tertentu, akan sangat membantu mendewasakan pasar untuk semua orang.

China-MObile-vision

Untuk itu perlu melakukan pergerakan yang cepat. Operator menginginkan chipset yang terintegrasi pada stadar API yang rencananya akan siap dikomersialkan pada akhir 2016. Dengan demikian akan memberikan kemudahan bagi operator untuk menyelaraskan semuanya.

Tentu hal itu menjadi tantangan bagi Semtech dan orang-orang di LoRa camp, dan juga untuk Sigfox, untuk sigap memanfaatkan 12 – 18 bulan yang ada untuk memperoleh keuntungan sebanyak mungkin. Kemudian mempertahankan karena akan ada ‘serangan’ dari standar teknologi spektrum berlisensi.

Saat ini, tantangan bagi teknologi spektrum berlisensi adalah membangun manfaat sebenarnya dari ekosistem 3GPP. Di mana akan ada standarisasi dengan spesifikasi baru. Tetapi banyak juga kalangan yang melihat lebih tegas. Apakah mau memilih selular atau non selular, operator pasti akan mendapatkan keuntungan. Terutama dari fleksibilitas yang ditawarkan pada pasar mereka.

Lagi pula, yang terjadi pada era IoT itu adalah memperebutkan pasar yang sangat besar. Bayangkan saja, miliaran device akan saling terhubung pada era itu. Demikian juga variasinya yang banyak. Jadi, operator dapat lebih santai memilih teknologi yang akan digunakan. Namun, berbeda dengan Vodafone dan China Mobile yang melihat bahwa kebutuhannya sudah sangat mendesak sehingga perlu membawa standar seluler untuk LPWA IoT ke pasar sekarang. (Icha)

Telkomsel Gandeng Mal Living Wolrd Untuk Dorong Penggunaan TCash Tap

0

Telko.id – Sudah cukup lama Telkomsel memperkenalkan TCash Tap. Agar lebih merangsang masyarakat Indonesia untuk memanfaatkannya sebagai alat transaksi digital money, Telkomsel agresif menambah jumlah tenantnya. Salah satu yang baru saja dilakukan adalah dengan menggandeng Mal Living Wolrd. Beberapa tenant di dalam area itu pun dipersiapkan agar dapat menerima transaksi melalui TCash Tap.

Agar lebih menarik lagi, Telkomsel menggelar program TCashPerience dengan menyediakan promo diskon hingga 50%. Program diskon ini dapat dinikmati pelanggan Telkomsel mulai tanggal 21 Maret sampai dengan 31 Mei 2016. Cukup dengan melakukan pembelanjaan produk menggunakan layanan TCash Tap. Selain itu juga akan mendapatkan berkesempatan juga memenangkan hadiah undian 1 Unit Vespa Primavera, 1 Unit Voucher Belanja Rp. 25 Juta dari Ace Hardware/Informa, 1 Unit Samsung Galaxy Note 5, 2 Unit Samsung Galaxy Grand 2, 10 Unit Voucher Tcash Rp. 500 ribu.

“Sebagai respon semakin meningkatnya minat dan kepercayaan pelanggan dalam menggunakan transaksi digital money melalui layanan TCASH TAP di pusat berbelanjaan, Telkomsel bersama dengan Mal Living World menghadirkan program diskon 50% dan undian berhadiah. Kami berharap, dengan hadirnya promo ini akan semakin mendorong peningkatan adopsi kepercayaan dan penggunanan layanan TCASH TAP oleh pelanggan,” ujar Agus Mulyadi, Vice President Sales and Marketing Area Jabotabek & Jabar Telkomsel menjelaskan.

Direktur Living World, Jennywati Hartini menambahkan, “Mal Living World berkomitmen untuk terus memanjakan pengunjung dengan memberikan berbagai kemudahan dan hadiah untuk setiap transaksi di tenant Mal Living World. Kini, bersama Telkomsel, untuk pengunjung pemegang Live Card Member yang melakukan transaksi menggunakan TCash di tenant Living World, berkesempatan untuk mendapatkan beragam hadiah menarik, yang seluruh pajak hadiah ditanggung oleh Mal Living World dan Telkomsel.”

Penetrasi layanan TCash Tap sebagai komintmen untuk meningkatkan digital lifestyle experience pelanggan ini terus dilakukan Telkomsel melalui kerja sama dengan sejumlah pusat perbelanjaan terkemuka seperti Mal Living World. Telkomsel melihat Mal Living World sebagai pusat belanja dan berkumpul yang potensial yang meliki konsep unik dan didukung sejumlah merchant atau tenant dari produk ternama, baik lokal maupun internasional.

Untuk menambah keseruan promo ini, Living world juga memberikan voucher belanja dan voucher pulsa Telkomsel untuk 1 foto terbaik dari pengunjung per minggu melalui social media, dengan syarat para pengunjung harus meng-upload makanan atau minuman yang mereka beli menggunakan promo TCash.

Layanan TCash yang kini hadir dengan teknologi Near Field Communication (NFC), yang dinamakan TCash Tap, memberikan kemudahan lebih dan pengalaman unik kepada pelanggan dalam melakukan transaksi dan digunakan di semua jenis ponsel baik feature phone maupun smartphone.

Penggunaan TCash Tap ini amat mudah, dimana pelanggan cukup menempelkan sticker NFC ke ponselnya. Bisa diperoleh di GraPARI, 7 Eleven dan Indomaret yang bertanda khusus. Lalu, mengaktifkan layanan, dan pelanggan dapat melakukan ‘TAP’ di mesin EDC merchants. Transaksi TCASH pun sangat aman karena menggunakan PIN 6 digit PIN.

Selama berjalannnya program ini, pengunjung Mal Living World juga dapat kemudahan registrasi dan aktivasi sticker TCash Tap di booth Telkomsel yang hadir di Mal Living Wolrd. Selain menghadirkan kelebihan promo layanan TCash TAP, Telkomsel juga sudah melengkapi Mal Living World dengan jangkauan layanan 4G LTE yang kini sudah tersebar merata di wilayah potensial di Tangerang Selatan. (Icha)