spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1682

Kecintaan Terhadap Fashion Bawa Alice Norin Dirikan 8Wood

0

Jakarta – Popularitas, tak pelak menjadi nilai tambah tersendiri bagi seseorang dalam berbisnis, khususnya jika yang digelutinya itu adalah bisnis online. Alice Norin misalnya, memanfaatkan banyaknya follower di akun media sosial miliknya, artis ini perlahan tapi pasti menapaki ranah e-commerce, lewat 8Wood.

8wood sendiri merupakan situs e-commerce yang menyediakan kebutuhan fashion wanita, mulai dari bawahan, atasan, hingga aksesori. 8Wood menyediakan berbagai macam produk fashion wanita terkini yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. 8Wood didirikan oleh Alice Norin dan suaminya, Alvin Yudhapatria pada 2013 lalu. Saat itu, keputusan untuk mendirikan toko online diambil karena biaya yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan toko fisik. Sementara bidang fashion sendiri dipilih Alice dikarenakan kecintaannya terhadap bidang itu.

“Saya suka fashion, karena itulah saya memilih bidang ini. Dan karena kita tidak memiliki cukup uang, maka kita pun memilih jalur online,” kata Alice, saat menjadi pembicara di ajang Konferensi tech in Asia 2015 di Jakarta, Rabu (11/11).

Alice merasa bersyukur dengan kondisi di mana popularitasnya sebagai selebritis ikut mendukung bisnisnya di bidang fashion. Apalagi, mengingat tidak ada garis keturunan sebagai entrepreneur dalam keluarganya. Ayahnya adalah seorang profesional, sementara sang ibu adalah ibu rumah tangga.

“Bohong jika saya bilang popularitas tidak membantu. Harus saya akui, dengan banyaknya follower di Twitter dan Instagram, itu sangat membantu dalam bisnis ini. Kami lebih banyak melakukan promosi lewat social media, bahkan jauh sebelum web-nya jadi,” terangnya.

Berperan sebagai Co-Founder dan COO di 8Wood, Alice yang mengaku tak terbiasa duduk diam dan tidak mengerjakan apa-apa, mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru. Sebagai pimpinan, ia bertanggung jawab untuk banyak hal, mulai dari mengarahkan image brand 8Wood, merancang situs, mengkurasi jenis produk yang masuk, dan banyak lagi.

Hal ini sudah pasti jauh berbeda dengan aktivitasnya sehari-hari sebagai seorang selebritis.

“Kalau ditanya apa bedanya dengan menjadi selebritis, beda banget. Sebagai artis saya kerja sama orang lain, diarahkan untuk melakukan sesuatu, sementara sebagai entrepreneur saya membuat peraturan, memanage orang, membuat keputusan dan banyak lagi,” tuturnya.

Alice Norin mungkin hanyalah satu dari sekian banyak founder startup yang berangkat dari statusnya sebagai selebritis. Sebelumnya, nama lain seperti Christian Sugiono juga sudah lebih dulu unjuk gigi lewat portal berita, malesbanget.com.

Menjadi entrepreneur dengan membuka bisnis juga sebenarnya bukan kali pertama dilakoni Alice. Sebelumnya, pemain Sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini juga telah mencoba terjun sebagai pebisnis dengan menjajal industri telekomunikasi. Namun, alih-alih menuai sukses sebagai pebisnis, Alice dan sang suami, yang juga menjabat sebagai CEO 8Wood malah harus menelan pil pahit. Usahanya mengalami kegagalan, hingga membuatnya nyaris bangkrut.

Tak patah arang, Alice dan suaminya, pun kembali mencoba usaha lain. Kali ini yang bergerak di bidang fashion dan dengan metode yang tidak lagi tradisional. Hasilnya, dengan memanfaatkan follower yang dimilikinya baik di Instagram maupun Twitter, yang kemudian dirangkulnya menjadi konsumen, Alice berhasil membawa 8Wood menjadi salah satu startup lokal yang mendapat perhatian. Terbukti dengan pendanaan tahap awal yang diperolehnya dari Ideosource pada bulan Mei lalu.

Siapkan Aplikasi 8Wood

Membuka bisnis online, dengan berjualan pakaian, Alice paham betul dengan situasi yang ada di lapangan. Salah satunya terkait pemain serupa yang kadung menjamur. Namun, alih-alih gentar di hadapan pemain yang lebih besar, Alice yang merasa masih baru lebih memilih untuk fokus dalam upayanya untuk terus tumbuh di bisnis ini.

“Kami fokus untuk menjadi lebih baik bukan berkompetisi. Kalau mikirnya kompetisi, nanti tidak akan maju,” katanya.

Sebagai tindak lanjut, Alice pun mengaku tengah menyiapkan sesuatu yang akan dihadirkannya sekitar awal tahun depan. Usut punya usut, itu adalah aplikasi untuk 8Wood.

Aplikasi ini awalnya direncananya meluncur pada Desember 2015, namun dikarenakan beberapa kendala akhirnya harus mundur. Rencananya, aplikasi 8wood akan diluncurkan pada Januari 2016 mendatang.

Tech in Asia Jakarta 2015 Targetkan 240 Startup dan 60 Investor

0

Jakarta – Setelah sukses mencetak rekor baru di Singapura dan Tokyo pada penyelenggaraan awal tahun, Tech in Asia, sebagai wadah komunitas teknologi online di Asia akhirnya menutup tahun ini dengan menggelar perhelatan Tech in Asia Jakarta 2015. Bertempat di Balai Kartini, konferensi ini menandai empat tahun eksistensi Tech in Asia sebagai komunitas teknologi yang berkembang di Jakarta sejak mengawali kiprahnya dengan nama Startup Asia pada tahun 2012.

Dengan menghadirkan format konten yang lebih luas, Tech in Asia 2015 akan menggelar beragam diskusi menarik di lima Expert Stage yang tersedia. Masing-masing panggung menawarkan pembaruan informasi tentang tren teknologi masa kini yang berkaitan dengan perkembangan dunia Mobile, Pemasaran, Fin-tech, dan penunjang utama komunitas ini: pengembang dan pelajar.

“Indonesia adalah pasar yang sangat menarik. Meski telah banyak penemuan dan pengembangan di bidang teknologi, kami melihat sekitar 150-200 juta orang di Indonesia masih belum menyadari banyaknya kesempatan yang dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk pemberdayaan mereka,” ungkap COO Tech in Asia, Andrew Wang. “Bahkan, masih banyak pula yang belum mengenal teknologi-teknologi terbaru saat ini. Seberapa banyak potensi dan kesempatan yang ada sekarang belum terprediksi, dan hal ini yang pastinya ingin diketahui oleh banyak pihak. Untuk itu, konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 ini digelar untuk menjawab hal tersebut.”

Sebagai “Indonesia’s ultimate tech conference”, Tech in Asia Jakarta 2015 dalam dua hari penyelenggaraannya menargetkan kehadiran lebih-kurang 3.800 pengunjung, lebih dari 240 pelaku usaha startup, dan lebih dari 60 investor yang ikut berpartisipasi dalam Startup-Investor Speed Dating.

Tidak hanya itu, gelaran ini menjadi kali pertamanya dalam sejarah Tech in Asia dimana ada total 6 panggung yang dipersiapkan, meliputi Main Stage, Marketing Stage, Mobile Stage, Fintech Stage, Developer Stage, dan Student Stage.

“Wirausahawan dan investor sama-sama ingin memahami lebih dalam tentang perkembangan terbaru dan masa depan dari industri yang mereka geluti,’” kata David Corbin, Director of Content Strategy Tech in Asia. “Kami memberikan tempat dan waktu bagi para peserta untuk mempresentasikan beragam konten yang mereka miliki melalui 6 panggung yang tersedia.”

Konferensi ini mempertahankan kulturnya dengan tetap menghadirkan pembicara-pembicara ternama ke panggung utama untuk berbagi topik menarik dan terkini, serta bertukar pengalaman mereka selama membangun usahanya.

Ada apa saja di Tech in Asia 2015 Jakarta?

Bootstrap Alley

Sebuah stan startup paling popular di Tech in Asia 2015 yang dirancang untuk memberikan peluang bagi para peserta untuk menunjukkan dan mendemonstrasikan produk mereka di hadapan pengunjung yang membanjiri event ini. Tahun ini, Tech in Asia siap memfasilitasi kurang lebih 240 pelaku usaha startup untuk ikut andil dalam acara yang berlangsung selama 2 hari itu.

Startup-Investor Speed Dating, Office Hour, dan Meet the Media

Para wirausahawan yang memiliki ekspektasi untuk dapat bertemu dengan para investor, perusahaan, atau gerai media ternama dapat memanfaatkan sesi ini secara bergantian. Kesempatan 5 menit yang diberikan bisa dimanfaatkan untuk bisa berbincang dengan tokoh-tokoh penting yang dalam aktivitas keseharian memiliki agenda padat dan membutuhkan prosedur panjang untuk ditemui.

Arena Pitch Battle

Salah satu segmen terfavorit yang selalu ditunggu di setiap konferensi Tech in Asia, merupakan ajang kompetisi startup dengan kesempatan memenangkan hadiah sebesar US$ 10.000. Tak hanya itu, perhatian para investor dari seluruh dunia pun tentunya akan tertuju padanya. Startup dengan pendanaan keseluruhan di bawah US$ 1,5 juta dapat mendaftar dan bergabung di kesempatan ini.

Night Crawl

Sebuah acara pasca event yang diadakan pertama kali pada konferensi di Singapura Mei lalu, juga diselenggarakan di sini untuk menghadirkan kesempatan bagi para peserta agar tetap bisa membangun relasi meski acara telah berakhir pada pukul 6 malam. Jakarta akan menjadi kota yang hebat bagi para peserta untuk bertemu dengan orang-orang baru, teman lama, dan berkenalan dengan figurfigur penting dalam acara yang akan diadakan di Fairgrounds, Sudirman Central Business District (SCBD).

Telkom Dukung Komunitas Startup Lokal Gelar Kopi Darat

0

Jakarta – Startup Lokal, sebuah komunitas dari para startup di seluruh Indonesia yang juga sekaligus menjadi komunitas startup terbesar kembali mengadakan kegiatan rutin bulanan mereka, yakni “kopi darat”.

Kegiatan ini sejatinya diinisiasikan sejak tahun 2010 silam dengan tujuan untuk saling bersilaturahmi dan juga membuka kesempatan untuk bertemu dengan para investor. Pasalnya, dalam kegiatan ini para stakeholder seperti investor juga akan hadir. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemahaman tentang startup kepada masyarakat luas.

Ollie, selaku pendiri dari komunitas Starup Lokal mengatakan, “Startup Lokal adalah organisasi non profit yang terdiri dari kumpulan startup lokal dan mulai berdiri sejak tahun 2010. Kami mengadakan pertemuan setiap sebulan sekali,” tuturnya.

Sampai saat ini, jumlah Startup yang tergabung ke dalam Startup Lokal sudah sebanyak 1500 startup di seluruh Indonesia. Sementara itu, untuk pertemuan di bulan ini mengangkat tema “Startup Heroes” sesuai dengan peringatan Hari Pahlawan yang jatuh di hari yang sama dengan diadakannya kegiatan yang berisi seminar dan networking ini.

Pihak penyelenggara menargetkan sebanyak 200 orang hadir pada acara tersebut, yang berasal dari kalangan startup, mahasiswa, korporat serta investor. Ollie juga mengaku diadakan kegiatan tersebut tepat sebelum penyelenggaraan TechinAsia berlangsung agar para startup dari luar bisa sekaligus bergabung dengan mereka.

Sejauh ini para startup yang tergabung dalam Startup Lokal berasal dari berbagai golongan seperti ecommerce, Games, Education dan Healthy.

Disinggung mengenai apa itu startup, Ollie menyebutkan, startup adalah sebuah perusahaan dengan teknologi sebagai platform mereka yang kurang dari 1 tahun memulai bisnis dan memiliki staf kurang dari 20 orang.

Mengenai kerjasama mereka dengan pihak Telkom Group, Ollie menyebutkan mereka memulai kerjasama dengan pihak Telkom baru pada tahun 2015 ini.

Dukungan dari Telkom Group sendiri berupa tempat kumpul komunitas, dan juga makanan bagi para peserta. Telkom Group sendiri merasa perlu menggandeng para startup karena sejalan dengan tujuan mereka untuk menjadi raja digital di Indonesia pada tahun 2020 mendatang.

Telkom punya komitmen terhadap dunia startup, maka dari itu kami  bekerjasama dengan para startup dan harus mengajak banyak komunitas serta memfasilitasi tempat untuk berkumpul komunitas, akselerasi, dan f&b,” ungkap Afianto Mukti Haribowo, General Manager Marketing Customer and Engagement Telkom, (10/11).

Melalui kegiatan ini, Telkom ingin mengembangkan iklim startup di Indonesia, yang tujuannya adalah mengembangkan industri startup tanah air. Selain tentu saja membantu masyarakat untuk mendapatkan banyak kemudahan.

“Kita menginginkan ke depannya, para startup akan menjadi  seperti Google dan Facebook,” tambahnya,

Bagi para startup yang ingin bergabung dengan milis Startup Lokal, bisa langsung mengakses email mereka di email: startup@yahoogroup.com [AK/IF]

 

Dapat Suntikan Dana Rp 300 Miliar, Bhinneka Siap IPO

0

Jakarta – Bhinneka hari ini mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan investasi sebesar Rp 300 miliar dari perusahaan Modal Ventura lokal Ideosource. Bhinneka akan menggunakan dana segar ini untuk meningkatkan kegiatan pemasaran, dan menjadi pemain dominan di lebih banyak kategori produk.

Diakui Andi S. Boediman, selaku Managing Partner Ideosource, investasi ini merupakan investasi terbesar yang dikeluarkan Ideosource hingga saat ini.

“Bhinneka memiliki brand yang kuat dan terkenal di Indonesia sebagai perusahaan O2O (online-to-offline) di kategori produk 3C (Computer/IT, Communication Technology, dan Consumer Electronics) dimana mereka memiliki toko online dan juga offline,” jelas Andi.

Ia menambahkan, bahwa sebagai pelopor di industri e-commerce Indonesia, Bhinneka memiliki pengalaman kuat dalam melayani konsumen, bisnis, dan pemerintah di Indonesia. “Kami percaya hal itu memberikan mereka keunggulan dalam memahami dan memenangkan pasar,” katanya.

Sementara itu, selain mengutas perihal kedekatannya dengan Andi S. Boediman, CEO Bhinneka Hendrik Tio juga mengatakan bahwa Ideosource memberikan tak hanya sekadar dana kepada mereka, tetapi juga nilai. Dalam hal ini, terkait keahlian teknologi, jaringan, dan talenta yang bisa dimanfaatkan.

Pasca pendanaan, Andi serta rekan sejawatnya Edward Ismawan selaku Managing Partner Ideosource akan bergabung ke Bhinneka sebagai personil level C di bidang pemasaran dan pengembangan bisnis. Diikuti tiga personil kunci lainnya, seperti Betti Alisjahbana (Mantan Presiden Direktur IBM Indonesia) sebagai Chairman; Christian Van Schoote (Mantan Direktur Central Retail Corporation dan MAP Indonesia) sebagai COO; and Heriyadi Janwar (mantan Senior Product Marketing Manager Microsoft) sebagai VP Corporate Sales.

Ke depannya, bersama semua talenta kelas dunia ini, Bhinneka akan menuju visi utamanya, yakni menjadi perusahaan e-commerce pertama yang mencapai IPO atau penawaran saham perdana di Indonesia.

Bhinneka telah mengembangkan bisnisnya sejak tahun 1999, untuk kemudian secara bertahap memenangkan kepercayaan konsumen Indonesia secara online dan offline. Bhinneka merupakan perusahaan e-commerce O2O terbesar di Indonesia untuk kategori produk 3C (Computer/IT, Communication Technology, dan Consumer Electronics).

Berdasarkan data dari portal statistik asal Jerman Statista, jumlah penjualan retail tahun 2014 di Indonesia berkisar di angka USD 411,29 miliar, dimana 99% diantaranya merupakan penjualan offline.

“Indonesia memiliki pasar retail offline yang sangat tidak terjamah. Kurangnya penetrasi offline berarti ada peluang yang sangat besar untuk diisi oleh channel online. Dan cara terbaik untuk memperkenalkan gaya belanja itu adalah dengan model O2O, atau kombinasi antara pengalaman offline dan online,” ungkap Andi lagi.

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan Hendrik. “Saat ini bisnis online Bhinneka sedikit lebih besar daripada bisnis offline-nya. Namun kami percaya kedua channel ini akan terus saling melengkapi,” jelasnya.

Sebagai pelopor dari bisnis O2O di Indonesia, Bhinneka akan terus membangun bisnis online dan fisik mereka di seluruh nusantara. Saat ini, Bhinneka memiliki kantor di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bandung. Besar kemungkinan Bhinneka merupakan satu-satunya toko online yang memiliki pusat servis sendiri. Untuk jumlah karyawan sendiri, saat ini Bhinneka diketahui memiliki setidaknya 630 pegawai.

Telkomsel Targetkan 2 Juta Pelanggan 4G Hingga Akhir Tahun

0

Jakarta – Telkomsel, selaku operator jaringan yang juga menggelar layanan 4G LTE bekerjasama dengan Evercoss menghadirkan smartphone berteknologi 4G dengan harga terjangkau untuk pengguna smartphone tanah air. Hal ini sekaligus menjadi bagian dari proses penetrasi jaringan 4G Telkomsel ke masyarakat.

Seperti diketahui, Device atau perangkat, menjadi salah satu bagian terpenting dari ekosistem 4G LTE. Akan terasa percuma jika telah tersedia jaringan namun harga perangkat 4G masih tergolong mahal.

Lindayanti Harjono, VP LTE Commercial Telkomsel meyebutkan, “Akan ada 12 kota di Indonesia yang menggunakan frekuensi 1800Mhz untuk 4G. Akhir tahun ini akan ada dua kota yang menggunakan frekuensi ini, yakni Jogjakarta dan Batam.”

Telkomsel sendiri nantinya akan menggunakan frekuensi 900 Mhz dan 1800Mhz untuk jaringan 4G-nya. Sebagai informasi, saat ini Telkomsel memiliki jumlah pelanggan 4G sekitar 1.7 juta pelanggan yang nantinya akan terus bertambah seiring dengan rampungnya proses refarming 4G.

Program bundling dengan Evercoss ini juga disinyalir menjadi salah satu strategi dari Telkomsel untuk menjaring para penguna 4G. Pada program bundling tersebut tertulis untuk 1000 pembeli pertama smartphone Evercoss Elevate Y3+ dan Winner T3 akan mendapatkan simcard 4G Telkomsel dengan bonus paket data senilai 3GB perbulan. Setidaknya dengn kerjasama ini Telkomsel akan mengamankan sekitar 1000 pengguna.

Lindayanti juga menyebutkan, sampai dengan akhir tahun ini Telkomsel menargetkan akan menjaring sekitar 2 juta pelanggan 4G dan tetap berusaha untuk mengajak pengguna mereka migrasi dengan melakukan edukasi ke pengguna melalui jalur digital.

Berbicara mengenai tarif internet, Telkomsel mengaku akan menyamaratakan tarif internet 4G dengan tarif 3G.

“Mengenai tarif, Telkomsel tidak rumit, semisal saat ini pengguna mengggunakan salah satu paket 3G Telkomsel, mereka hanya tinggal mengganti kartu mereka dengan Usim dan paket mereka masih bisa digunakan untuk jaringan 4G. Yang membedakan hanyalah sim card-nya,” tutur Lindayanti lagi.

Disinggung mengenai Project Loon, Lindayanti mengugkapkan Telkomsel akan menggunakan jaringan 4G untuk versi trial balon internet mereka. Namun ia masih belum bisa menjawab berapa titik dan di wilayah mana saja lokasi balon internet tersebut berada.

“Nanti akan didiskusikan dengan para operator dan Kominfo juga di lokasi mana kami akan menerbangkan Balon internet,” pungkasnya. [AK/IF]

Ini Dia Dua Smartphone 4G Terjangkau dari Evercoss

0

Jakarta – Seiring dengan akan selesainya proses refarming jaringan 4G pada frekuensi 1800 Mhz, kehadiran perangkat yang mendukung jaringan ini tak bisa dipungkiri lagi menjadi kebutuhan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang mendambakan jaringan internet cepat dan stabil.

Berkaca dari hal tersebut, Evercoss sebagai vendor smartphone lokal menghadirkan produk smartphone yang mampu berjalan di frekuensi 1800 Mhz dengan harga yang cukup terjangkau. Kedua smartphone itu adalah Elevate Y3+ dan Winner T3.

CMO Evercoss, Ricky Tanudibrata mengungkapkan, “Peluncuran ini akan menandai awal dari mata rantai produk Evercoss, Evercoss adalah sebuah merek dagang lokal yang bertujuan untuk menjangkau semua masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan 4G LTE.”

Ricky menambahkan, kedua smartphone 4G ini merupakan persembahan dari Evercoss bagi masyarakat Indonesia, utamanya dikarenakan harganya yang terjangkau.

Untuk memuluskan tujuannya, Evercoss pun menggandeng Telkomsel sebagai operator penyedia layanan 4G LTE untuk meluncurkan kedua smartphone ini.

“Saat ini 4G LTE mulai diluncurkan oleh beberapa operator termasuk Telkomsel. Dengan hadirnya smartphone dari Evercoss akan semakin mempercepat penetrasi 4G di Indonesia karena salah satu dari ekosistem 4G adalah Device,” kata Lindayanti Haryono, VP LTE Commercial Telkomsel dalam acara peluncuran yang berlangsung di Jakarta, Selasa (10/11).

Sebagai informasi, saat ini pelanggan 4G Telkomsel telah menyentuh angka 1.7 juta pelanggan yang tersebar di 9 kota besar di Indonesia. Linda mengharapkan sampai dengan akhir tahun angka tersebut akan semakin meningkat mengingat telah hadirnya frekuensi yang lebih baik serta ketersediaan perangkat 4G yang semakin banyak.

Kedua perangkat ini dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, dimana Elevate Y3+ dijual seharga Rp.1.499.000, sementara Winner T3 dibanderol Rp. 999.000.

Selain menggandeng Telkomsel, Evercoss juga menggandeng situs belanja online lazada.com untuk memasarkan kedua smartphone ini. Sebagai pelengkap, pembeli juga akan mendapatkan penawaran khusus dari Telkomsel. [AK/IF]

Bakrie Telecom Siapkan Merek Baru Untuk Layani 4G LTE di 2016

0

Jakarta – Tahun lalu, lisensi Fixed Wireless Access (FWA) Bakrie Telecom dicabut. Untuk tetap melayani para pelanggannya, operator ini menjalin kerjasama penyelenggaraan jaringan bersama dengan Smartfren pada Desember 2014. Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan dapat mendorong peralihan teknologi CDMA menuju jaringan mobile generasi keempat Long Term Evolution (4G LTE).

Kemudian, April 2015 lalu Bakrie telecom sudah memiliki lisensi seluler yang membuat operator ini lebih leluasa dalam melayani pelanggannya. Ijin tersebut membuat operator ini dapat memberikan pelayanannya ke seluruh wilayah Indonesia tanpa bergantung kode area lagi. Dengan adanya lisensi tersebut, Bakrie Telecom berencana meluncurkan layanan seluler dengan teknologi 4G LTE.

“Rencananya tahun depan kita akan meluncurkan layanan seluler 4G LTE dengan merek baru, bekerja sama dengan penyelenggara jaringan yang lain,” kata Jastiro Abi, Direktur Utama Bakrie Telecom menjelaskan.

Setelah pengalihan frekuensi 850 MHz seluas 5MHz yang dilakukan oleh Esia kepada Smartfren, maka kedua operator ini memiliki 10 MHz di spectrum 850 MHz. Jadi, jaringan akan dimiliki oleh Smartfren, sedangkan Bakrie Telecom dapat memanfaatkan jaringan untuk memberikan layanan pada pelanggannya.

Spektrum tersebut digunakan untuk menggelar jaringan internet 4G LTE karena pemerintah telah memberi ijin teknologi netral di spectrum tersebut. Teknologi netral memungkinkan operator telekomunikasi menggelar dua jaringan dalam satu rentang spectrum, misalnya 2G dan 4G yang berjalan bersama di 850 MHz. Rencananya, Bakrie Telecom ini akan menyediakan layanan 4G LTE berbasis Frekuensi Division Duplexing (FDD). (Icha)

ESIAtalk Jagoan Bakrie Telecom Untuk Bertarung di Bisnis Digital

0

Jakarta – Saat ini, tantangan di pasar dengan era digital sudah semakin sengit. Hal ini tentu dilihat juga oleh Bakrie Telecom. “Untuk menghadapi kompetisi tersebut, operator ini akan fokus dalam pengembangan bisnis digital,” ujar Jastiro Abi, Direktur Utama Bakrie Telecom menjelaskan..

Salah satu yang dilakukan terkait hal tersebut adalah dengan meluncurkan aplikasi ESIAtalk. Aplikasi karya anak bangsa ini berani tampil ke depan dan siap bertarung di tengah gempuran aplikasi mobile bawaan pengembang asing.

ESIAtalk hadir untuk menjawab kebutuhan komunikasi masyarakat yang kian dinamis. Mulai dari percakapan singkat melalui teks (chatting), hingga panggilan suara yang memanfaatkan jaringan internet (VoIP). Berbeda dengan aplikasi sejenis buatan asing yang penggunanya hanya bisa berkomunikasi dengan sesama pengguna, ESIAtalk memberikan alternatif komunikasi yang lebih luas.

Tidak hanya dengan sesama pengguna, aplikasi berbasis smartphone buatan Bakrie Telecom ini juga bisa digunakan untuk melakukan panggilan telepon gratis ke berbagai nomor lainnya. Baik dari dalam maupun luar negeri.

Sejak diluncurkan pada April 2015 lalu, ESIAtalk mampu meraih pencapaian yang cukup menggembirakan. Hanya dalam kurun waktu dua bulan sejak diluncurkan, aplikasi ini telah mengantongi lebih dari 200 ribu pengguna aktif dan bahkan sempat bertengger di jajaran 20 aplikasi teratas di Google Play Store.

“Dengan aplikasi ESIAtalk, para pengguna smartphone bisa menikmati fitur komunikasi yang semakin leluasa seperti fitur telepon ke semua nomor, hingga chatting gratis ke sesama pengguna bisa dilakukan. Semuanya hanya membutuhkan koneksi internet,” ujar Harya Mitra Hidayat, Direktur Bakrie Telecom menjelaskan

Harya mengungkapkan, panggilan telepon melalui jaringan internet (VoIP) merupakan fitur unggulan ESIAtalk. Ini mencermati trend global di mana komunikadi dengan VoIP mulai meningkat dengan sangat pesat.

Fitur unggulan ESIAtalk tersebut memungkinkan panggilan telepon gratis ke sesama pengguna ESIAtalk dan tarif yang murah ke nomor lokal maupun internasional. Fitur ini diharapkan bisa menjadi alternatif jitu bagi seluruh pengguna smartphone untuk berkomunikasi dari dan ke mana saja secara cerdas.

“Melakukan panggilan telepon dengan ESIAtalk seakan tak ada batas. Cukup download aplikasi di Google Play atau Play Store lalu aktifkan ESIAtalk, pengguna bisa menelpon dan ditelepon dari nomor manapun lokal maupun internasional.” kata Harya menjelaskan.

Fitur unggulan ESIAtalk ini bisa dinikmati dengan kualitas suara jernih yang bisa berjalan secara maksimal di jaringan 3G, 4G, atau WiFi. Selain itu, ada nomor virtual unik bagi setiap pengguna, nomor ini bahkan bisa dihubungi kembali oleh si penerima atau lawan bicara.

Sekilas memang aplikasi ini mirip dengan fitur voice call buatan asing yang sudah ada sebelumnya misalnya, Whatsapp, LINE, Kakao Talk, maupun BBM yang sama-sama memanfaatkan teknologi VoIP. Namun bedanya ESIAtalk dapat melakukan panggilan ke semua nomor lokal dan beberapa nomor internasional.

“Pencapaian ini tentu merupakan awal yang baik bagi perkembangan ESIAtalk ke depannya, terlebih aplikasi ini dibuat seluruhnya oleh anak-anak Indonesia semestinya ini bisa menjadi sesuatu yang sangat membanggakan dengan menawarkan suatu inovasi yang sangat menjawab kebutuhan pengguna,” kata Harya.

Ini juga merupakan tekad Bakrie Telecom untuk terus berkontribusi dalam mempercepat pembangunan nasional dengan memfasilitasi masyarakat menyampaikan pesan langsung melalui suara.

“Tekad kuat ini merupakan alasan mengapa ESIAtalk hadir di tengah ranah industri digital dan pasar aplikasi mobile Tanah Air,” ungkapnya. (Icha)

Kerjasama, Ericsson dan Cisco Gelontorkan Dana USD 2 Miliar

0

Jakarta – Dalam upaya memperkuat posisi perusahaan untuk menatap tren ke depan, dalam hal ini terkait 5G dan IoT, raksasa jaringan Ericsson baru-baru ini menggandeng Cisco untuk mempercepat pertumbuhan serta inovasi di industri ini.

Kerjasama ini akan memberikan solusi terbaik dari kedua perusahaan yang akhirnya bertujuan untuk memberikan layanan terbaik kepada end user.

CEO Ericsson, Hans Vestberg mengungkapkan, “Awalnya kemitraan ini akan fokus pada penyedia layanan, kemudian melihat kesempatan untuk segmen enterprise dan mempercepat skala dan adopsi layanan IoT di industri global.”

Hans menambahkan, kemitraan ini akan membentengi strategi IP Ericsson yang telah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir, dan akan menjadi kunci utama untuk bertransformasi ke arah yang lebih baik.

“Kami telah bekerja sama dengan Ericsson sejak tahun lalu dalam hal pengembangan strategi untuk kepemimpinan industri di masa depan,” tambah CEO Cisco, Chuck Robbins seperti dilansir dari Telecoms, (10/11).

Kerjasama ini juga dinilai akan mendorong pertumbuhan bagi kedua perusahaan, nilai unik untuk pelanggan serta sebuah inovasi untuk industri Telekomunikasi ke depannya.

Sementara itu CEO Vodafone, Vittorio Colao melemparkan komentar yang sangat baik terkait kemitraan antara Ericsson dengan Cisco ini. Vodafone percaya kerjasama ini akan mempercepat laju inovasi di industri komunikasi sebagai jaringan ultrafast, layanan cloud, dan Internet of Things menjadi semakin sentral dengan kebutuhan pelanggan mereka.

Kerjasama ini memiliki nilai yang sangat fantastis. Tercatat sekitar USD 2 miliar digelontorkan untuk proyek inovasi jaringan mereka.

Dengan alasan untuk menuju era Internet Of Things yang lebih baik, kedua perusahaan ini tampaknya akan menunggu selama satu atau dua tahun ke depan untuk melihat hasil dari kerja keras mereka serta investasi besar yang telah mereka keluarkan. [AK/IF]

Telkomsel Siap Tertibkan Registrasi Pra Bayar

0

Jakarta – Proses penertiban registrasi pelanggan pra bayar ini dilakukan mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 23/PER/M.KOMINFO/0/2005 tentang Registrasi terhadap Pelanggan Jasa Telekomunikasi. Namun, dari berjalannya waktu ternyata ada yang kurang sesuai dengan perkembangan di lapangan serta laporan dari operator, sehingga BRTI kemudian mengeluarkan Surat Perintah BRTI no.161/BRTI/V/2014 mengenai “Perintah Tindak Lanjut Penertiban Registrasi Pelanggan”.

Telkomsel pun mulai memanggil para mitra AD dari seluruh Indonesia untuk sosialisasi Registrasi Prabayar sebagai bentuk dukungan Telkomsel terhadap upaya pemerintah dalam menertibkan implementasi ketentuan pemerintah tersebut. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan BRTI selaku regulator Telekomunikasi.

“Telkomsel sangat serius dalam pelaksanaan peningkatan kualitas proses registrasi pelanggan sebagai bentuk kepatuhan serta dukungan pada pemerintah untuk mendapatkan akurasi data pelanggan. Kami telah mengimplementasikan ketentuan tersebut bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dan terus melakukan perbaikan untuk menyempurnakan implementasinya di lapangan,” ujar Mas’ud Khamid, Direktur Sales Telkomsel menjelaskan.

Implementasi yang telah dilakukan Telkomsel yaitu pembaruan Standard Operation Procedure (SOP) mengenai Registrasi Pelanggan Prabayar mulai tanggal 22 April 2014, sosialisasi dan edukasi (pelatihan) kepada petugas pelayanan GraPARI mulai tanggal 1 Mei 2014, sosialisasi dan edukasi kepada Mitra Distributor Telkomsel mulai tanggal 9 Juni 2014, pemasangan banner Registrasi Pelanggan Baru di seluruh GraPARI mulai bulan Juli 2014 dan materi digital di GraPARI TV dan Mobile GraPARI, serta sosialisasi dan edukasi kepada mitra Outlet serta pemasangan poster registrasi pra bayar mulai bulan Agustus 2014.

Keseriusan Telkomsel dalam registrasi pelanggan Jasa Telekomunikasi secara tidak langsung Telkomsel juga membantu pemerintah dalam mencegah dan meminimalisasi segala bentuk penyimpangan dan pelanggaran kriminal yang terjadi.

“Selama ini penipuan banyak dilakukan oleh nomor-nomor prabayar. Dengan keseriusan Telkomsel dalam registrasi pelanggan pra bayar, pelaku tindak kejahatan akan berpikir dua kali dalam melakukan tindak kejahatan.”, ucap Mas’ud.

Telkomsel mengundang mitra outlet seluruh Indonesia, karena merekalah yang nantinya berhubungan langsung dengan pelanggan. Setiap outlet wajib melakukan registrasi langsung setiap pelanggan yang membeli kartu Perdana sesuai dengan ID calon pelanggan (KTP/SIM/Paspor/Kartu Pelajar).

Mas’ud pun menekankan bahwa terkait dengan penertiban registrasi pelanggan, Telkomsel bersikap proaktif dan senantiasa memberikan pelatihan kepada mitra authorized dealer dan outlet-outlet yang berada di bawahnya, sehingga pihak outlet dapat turut serta memberikan edukasi kepada para konsumen, dalam hal ini pelanggan Telkomsel.

Outlet wajib memberi jaminan kepada Telkomsel bahwa pelaksanaan registrasi pelanggan jasa telekomunikasi prabayar dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila di kemudian hari ditemukan terdapat data pelanggan jasa telekomunikasi prabayar yang tercatat dalam database Telkomsel berbeda dengan data pelanggan yang sebenarnya, maka Telkomsel berhak meminta klarifikasi kepada mitra outlet. Apabila kartu perdana yang telah terjual ke pihak Mitra AD didistribusikan kepada pihak lain, Mitra AD Telkomsel berkewajiban untuk memberikan sosialisasi dan membuat perjanjian pengalihan tanggung jawab terkait pemenuhan kewajiban proses registrasi prabayar.

“Telkomsel akan selalu patuh terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah dan regulator. Di sisi lain, Telkomsel juga mengharapkan agar pemerintah melakukan implementasi ketentuan secara adil, merata, konsisten dan transparan kepada semua operator,” tutup Mas’ud. (Icha)