spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...
Beranda blog Halaman 1529

Nelpon Pakai Smartfren Volte, Tarifnya 1 MB/menit?

0

Jakarta – Saat ini banyak pengguna yang melakukan panggilan Voice dengan memanfaatkan akses data menggunakan beberapa aplikasi seperti Whatsapp, Line hingga Blackberry Messenger. Namun, sejatinya di jaringan 4G LTE kita tidak perlu menggunakan OTT tadi untuk melakukan panggilan Voice.

Sebuah layanan panggilan voice yang dikhususkan untuk pengguna 4G yakni Volte, akan segera kita nikmati dalam beberapa bulan kedepan atau setidaknya kuartal pertama di tahun depan.

Volte sendiri merupakan kependekan dari Voic Over LTE, yang mana para pengguna nantinya bisa mengunakan pangilan keluar melalui jaringan data 4G mereka, namun ini tentunya berbeda dengan beberapa aplikasi seperti Whatsapp. Sebagai Informasi, Whatsapp Call sendiri berbasis Voip atau Voice Over IP.

Perbedaan antara Volte dan Voip sendiri terjadi pada setup, volte lebih cepat melakukan setup calling bila dibandingkan dengan Voip. Volte sama seperti telepon biasa karena si pengguna yang hanya di bebankan tarif telepon sementara si penerima tidak dibebankan biaya. Jika menggunakan tarif interkoneksi tentunya akan lebih murah bila melakukan panggilan ke operator lainnya.

Smartfren sebagai salah satu operator yang mengelar jaringan 4G dan LTE- Advance telah memperisapkan layanan Volte mereka untuk para penggunanya.

Christian Daigneault, Selaku CTO Smartfren mengungkapkan, “Kami sudah sangat siap dengan teknologi volte dan saat ini hanya tinggal tahap final test saja dan hanya tinggal menunggu waktu untuk segera diperkenalkan ke publik,” tuturnya pada saat tim Telko.id mengunjungi Pusat Jaringan di kawasan BSD.

Sejatinya layanan Volte mereka sudah siap dan sempat dilakukan ujicoba dengan para awak media yang hadir di BSD kemarin (11/11), dari hasil ujicoba tersebut tim Telko.id menilai kualitas Volte cukup memuaskan.

1

Pihak Smartfren juga mengatakan, bahwa teknologi Volte mendukung pangilan ke jaringan di bawah mereka seperti 3G ataupun 2G. namun tentunya akan mengurangi kualitas suara yang dihasilkan. Mereka juga menyebut, perbedaan antara Volte dan Voip yang paling terlihat adalah tidak adanya “delay” ketika panggilan berlangssung, selama si penelpon dan si penerima sama-sama menggunakan jaringan 4G.

Berbicara mengenai tarif, sejatinya belum ada satuan tarif yang baku dari Smartfren, namun mereka mengungkapkan tarif telepon Volte dilihat dari jumlah menit panggilan berlangsung dan sesuai dengan harga tarif nelpon smartfren per menitnya, hanya saja nantinya angka tersebut akan dikonversi menjadi data dan yang akan dipotong adalah kuota data sesuai dengan angka tersebut.

Semisal, pengguna melakukan panggilan sekitar 1 menit dan tarif satu menit panggilan Smartfren adalah Rp.1000,- serta Rp.1000,- sama dengan 1 MB. Maka kuota data pengguna akan di potong sekitar 1 Mega Byte.

Sementara itu, untuk device sendiri, sejatinya seluruh device Andromax 4G bisa menggunakan layanan Volte ini, hanya tinggal menunggu update firmware. Pihak Smarrtfren juga mengungkapkan, setidaknya ada kuartal pertama di tahun depan semua perangkat Andromax 4G sudah bisa menggunakan layanan Volte. (AK/HZ)

Migrasi Pengguna ke Jaringan 4G Jadi Prioritas Smartfren

0

Jakarta – Seperti diketahui, Smartfren sedang gencar-gencarnya mengajak para pengguna mereka untuk bermigrasi ke jaringan super cepat 4G LTE. Smartfren juga telah memiliki jaringan 4G LTE terluas bila dibandingkan dengan tiga operator besar lainnya di Indonesia.

Beberapa strategi pun telah digunakan oleh perusahaan telekomunikasi yang berkantor pusat dikawasan Sabang, Jakarta Pusat ini. Diantaranya lewat program Trade In. Para pengguna mereka yang masih menggunakan jaringan EVDO akan mendapatkan potongan harga sesuai dengan jumlah pemakaian pulsa mereka. Sampai saat ini, total diskon terbesar yang diberikan kepada para pengguna mencapai 600 ribu rupiah,

“Semakin besar arpu-nya, maka diskonnya juga semakin besar dan sejauh ini diskon terbesar yang kami berikan adalah Rp 600 ribu,” ungkap Roberto.

Selain melalui program Trade In, Smartfren juga menghadirkan smartphone Andromax 4G dengan harga yang terjangkau. Sebagai informasi, Andromax E dan Es adalah dua diantaranya yang dibanderol dengan harga sekitar Rp 700 ribuan.

Itu belum termasuk layanan paket 4G murah dengan nama “True Unlimited.” Paket yang merupakan salah satu jawaban atas keluhan para masyarakat akan “boros” nya data 4G ini hanya mengharuskan pelanggan merogoh kocek sebesar Rp 75.000 selama masa promo, dan itu berlaku selama satu bulan penuh, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Disinggung mengenai kenapa tarif Rp.75.000 ini hanya bertahan selama 6 bulan ke depan, Roberto menyebut, “Akan dilihat nanti apakah strategi ini bisa menjaring Quality Subscriber atau tidak dan tidak mengganggu pengguna yang lainnya,” tuturnya.

Selain lewat cara-cara di atas, Smartfren juga berupaya dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat di sejumlah kota besar – hal ini mengacu pada riset mereka yang mengatakan bahwa sebanyak 50% dari total pengguna 4G berasal dari kota-kota besar – entah itu melalui roadshow di beberapa kampus ataupun membuka experience zone.

Diharapkan, hingga akhir tahun 2015 Smartfren akan berhasil memindahkan sebanyak 1 juta pengguna ke jaringan 4G LTE.

Untuk layanan CDMA sendiri, Roberto menjamin bahwa Smartfren akan tetap menyelenggarakan layanan ini pada band 850 Mhz selama pengguna mereka masih menggunakan teknologi tersebut. Meskipun, migrasi para pelanggan dengan kategori High Value Customer – kategori ini dilihat dari jumlah pemakaian data – tetap menjadi prioritas.

Terkait Carier Agregation yang rencananya akan juga memanfaatkan frekuensi 850 Mhz, pihak smartfren menjamin bahwa pelanggan CDMA mereka yang berada di frekuensi itu akan tetap mendapatkan kapasitas band. [AK/IF]

Dengan Carier Agregation, Kecepatan LTE Smartfren Sentuh 167 Mbps

0

Jakarta – Smartfren selaku operator jaringan yang juga menggelar layanan 4G LTE kembali menggelar uji jaringan di wilayah Jabodetabek. Wilayah ini termasuk kantor jaringan Smartfren di BSD Serpong yang menjadi obyek kunjungan.

Di kantor jaringan tersebut, dilakukan uji koneksi terkait kesiapan Smartfren untuk menggelar Carier Agregation (CA) serta melakukan monitoring akan teknologi terbarunya.

Sampai saat ini, tercatat sudah 22 kota telah mendapatkan layanan LTE Advance dengan memanfaatkan dua carier pada band yang sama, yakni 2300Mhz. Dengan begitu, Smartfren dapat menggunakan seluruh pita lebar yang tersedia di frekuensi ini, yaitu sebanyak 30 Mhz.

Munir S.P selaku Head of Network Special Project Smartfren mengatakan, “Pada 22 kota di Indonesia sudah tersedia jaringan LTE Advance dengan menggunakan TDD di 2300 Mhz, sementara di luar 22 kota tersebut menggunakan FDD atau 850 Mhz dengan kecepatan sekitar 2-20 Mbps.”

Ia menambahkan, frekuensi 850 FDD hanya melengkapi coverage yang tidak terjangkau saja.

Pada Lab Smartfren di BSD, dapat dilihat kecepatan Carrier Agregation Smartfren yang mencapai 167 Mbps. Sementara ketika dilakukan pengujian kembali di wilayah yang letaknya jauh dari lab tersebut, lebih tepatnya di area peristirahatan Cibubur, terlihat terjadi penurunan kecepatan menjadi 80 mbps.

Sementara itu, Smartfren akan menyelenggarakan Carier Agregation di 3 Carier sekaligus, yakni 20 MHz dan 10 MHz di band 2300 Mhz serta 10 MHzdi band 850 MHz yang akan diselenggarakan setidaknya pada tahun 2016 mendatang.

Sejatinya, saat ini ketersediaan perangkat yang mendukung Carier Agregation masih bisa dihitung jari dan harga yang ditawarkan pun belum cukup terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Beberapa perangkat tersebut diantaranya, Iphone 6, Samsung Galaxy Note 4 dan Note 5.

Mengenai cakupan, Open signal mencatat bahwa Smartfren memiliki cakupan jaringan yang sangat tinggi yakni 78 % dan menduduki peringkat ke 32 dari 183 operator LTE. Sementara menurut Ookla, Smartfren sangat dominan dalam hal cakupan bila dibandinglan dengan 3 operator besar di Indonesia.

Dalam konteks BTS, saat ini total BTS Smartfren di Jabodetabek adalah sebanyak 2700 BTS. Sementara secara keseluruhan di Indonesia, Smartfren menggunakan total 7000 BTS. Sampai dengan akhir tahun, Smartfren menargetkan BTS mereka mencapai 10 ribu tower.

Sementara mengenai vendor BTS, Smartfren membaginya menjadi dua wilayah di Indonesia yakni, wilayah barat dan timur. Wilayah Barat yakni Jakarta, Jawa Barat sampai dengan Aceh mereka menggunakan Nokia sebagai penyedia layanannya. Sementara untuk Bagian Timur Indonesia menggunakan ZT. Untuk infrastruktur sendiri, Smartfren menggunakan vendor lokal. [AK/IF]

Kecintaan Terhadap Fashion Bawa Alice Norin Dirikan 8Wood

0

Jakarta – Popularitas, tak pelak menjadi nilai tambah tersendiri bagi seseorang dalam berbisnis, khususnya jika yang digelutinya itu adalah bisnis online. Alice Norin misalnya, memanfaatkan banyaknya follower di akun media sosial miliknya, artis ini perlahan tapi pasti menapaki ranah e-commerce, lewat 8Wood.

8wood sendiri merupakan situs e-commerce yang menyediakan kebutuhan fashion wanita, mulai dari bawahan, atasan, hingga aksesori. 8Wood menyediakan berbagai macam produk fashion wanita terkini yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. 8Wood didirikan oleh Alice Norin dan suaminya, Alvin Yudhapatria pada 2013 lalu. Saat itu, keputusan untuk mendirikan toko online diambil karena biaya yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan toko fisik. Sementara bidang fashion sendiri dipilih Alice dikarenakan kecintaannya terhadap bidang itu.

“Saya suka fashion, karena itulah saya memilih bidang ini. Dan karena kita tidak memiliki cukup uang, maka kita pun memilih jalur online,” kata Alice, saat menjadi pembicara di ajang Konferensi tech in Asia 2015 di Jakarta, Rabu (11/11).

Alice merasa bersyukur dengan kondisi di mana popularitasnya sebagai selebritis ikut mendukung bisnisnya di bidang fashion. Apalagi, mengingat tidak ada garis keturunan sebagai entrepreneur dalam keluarganya. Ayahnya adalah seorang profesional, sementara sang ibu adalah ibu rumah tangga.

“Bohong jika saya bilang popularitas tidak membantu. Harus saya akui, dengan banyaknya follower di Twitter dan Instagram, itu sangat membantu dalam bisnis ini. Kami lebih banyak melakukan promosi lewat social media, bahkan jauh sebelum web-nya jadi,” terangnya.

Berperan sebagai Co-Founder dan COO di 8Wood, Alice yang mengaku tak terbiasa duduk diam dan tidak mengerjakan apa-apa, mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru. Sebagai pimpinan, ia bertanggung jawab untuk banyak hal, mulai dari mengarahkan image brand 8Wood, merancang situs, mengkurasi jenis produk yang masuk, dan banyak lagi.

Hal ini sudah pasti jauh berbeda dengan aktivitasnya sehari-hari sebagai seorang selebritis.

“Kalau ditanya apa bedanya dengan menjadi selebritis, beda banget. Sebagai artis saya kerja sama orang lain, diarahkan untuk melakukan sesuatu, sementara sebagai entrepreneur saya membuat peraturan, memanage orang, membuat keputusan dan banyak lagi,” tuturnya.

Alice Norin mungkin hanyalah satu dari sekian banyak founder startup yang berangkat dari statusnya sebagai selebritis. Sebelumnya, nama lain seperti Christian Sugiono juga sudah lebih dulu unjuk gigi lewat portal berita, malesbanget.com.

Menjadi entrepreneur dengan membuka bisnis juga sebenarnya bukan kali pertama dilakoni Alice. Sebelumnya, pemain Sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini juga telah mencoba terjun sebagai pebisnis dengan menjajal industri telekomunikasi. Namun, alih-alih menuai sukses sebagai pebisnis, Alice dan sang suami, yang juga menjabat sebagai CEO 8Wood malah harus menelan pil pahit. Usahanya mengalami kegagalan, hingga membuatnya nyaris bangkrut.

Tak patah arang, Alice dan suaminya, pun kembali mencoba usaha lain. Kali ini yang bergerak di bidang fashion dan dengan metode yang tidak lagi tradisional. Hasilnya, dengan memanfaatkan follower yang dimilikinya baik di Instagram maupun Twitter, yang kemudian dirangkulnya menjadi konsumen, Alice berhasil membawa 8Wood menjadi salah satu startup lokal yang mendapat perhatian. Terbukti dengan pendanaan tahap awal yang diperolehnya dari Ideosource pada bulan Mei lalu.

Siapkan Aplikasi 8Wood

Membuka bisnis online, dengan berjualan pakaian, Alice paham betul dengan situasi yang ada di lapangan. Salah satunya terkait pemain serupa yang kadung menjamur. Namun, alih-alih gentar di hadapan pemain yang lebih besar, Alice yang merasa masih baru lebih memilih untuk fokus dalam upayanya untuk terus tumbuh di bisnis ini.

“Kami fokus untuk menjadi lebih baik bukan berkompetisi. Kalau mikirnya kompetisi, nanti tidak akan maju,” katanya.

Sebagai tindak lanjut, Alice pun mengaku tengah menyiapkan sesuatu yang akan dihadirkannya sekitar awal tahun depan. Usut punya usut, itu adalah aplikasi untuk 8Wood.

Aplikasi ini awalnya direncananya meluncur pada Desember 2015, namun dikarenakan beberapa kendala akhirnya harus mundur. Rencananya, aplikasi 8wood akan diluncurkan pada Januari 2016 mendatang.

Tech in Asia Jakarta 2015 Targetkan 240 Startup dan 60 Investor

0

Jakarta – Setelah sukses mencetak rekor baru di Singapura dan Tokyo pada penyelenggaraan awal tahun, Tech in Asia, sebagai wadah komunitas teknologi online di Asia akhirnya menutup tahun ini dengan menggelar perhelatan Tech in Asia Jakarta 2015. Bertempat di Balai Kartini, konferensi ini menandai empat tahun eksistensi Tech in Asia sebagai komunitas teknologi yang berkembang di Jakarta sejak mengawali kiprahnya dengan nama Startup Asia pada tahun 2012.

Dengan menghadirkan format konten yang lebih luas, Tech in Asia 2015 akan menggelar beragam diskusi menarik di lima Expert Stage yang tersedia. Masing-masing panggung menawarkan pembaruan informasi tentang tren teknologi masa kini yang berkaitan dengan perkembangan dunia Mobile, Pemasaran, Fin-tech, dan penunjang utama komunitas ini: pengembang dan pelajar.

“Indonesia adalah pasar yang sangat menarik. Meski telah banyak penemuan dan pengembangan di bidang teknologi, kami melihat sekitar 150-200 juta orang di Indonesia masih belum menyadari banyaknya kesempatan yang dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk pemberdayaan mereka,” ungkap COO Tech in Asia, Andrew Wang. “Bahkan, masih banyak pula yang belum mengenal teknologi-teknologi terbaru saat ini. Seberapa banyak potensi dan kesempatan yang ada sekarang belum terprediksi, dan hal ini yang pastinya ingin diketahui oleh banyak pihak. Untuk itu, konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 ini digelar untuk menjawab hal tersebut.”

Sebagai “Indonesia’s ultimate tech conference”, Tech in Asia Jakarta 2015 dalam dua hari penyelenggaraannya menargetkan kehadiran lebih-kurang 3.800 pengunjung, lebih dari 240 pelaku usaha startup, dan lebih dari 60 investor yang ikut berpartisipasi dalam Startup-Investor Speed Dating.

Tidak hanya itu, gelaran ini menjadi kali pertamanya dalam sejarah Tech in Asia dimana ada total 6 panggung yang dipersiapkan, meliputi Main Stage, Marketing Stage, Mobile Stage, Fintech Stage, Developer Stage, dan Student Stage.

“Wirausahawan dan investor sama-sama ingin memahami lebih dalam tentang perkembangan terbaru dan masa depan dari industri yang mereka geluti,’” kata David Corbin, Director of Content Strategy Tech in Asia. “Kami memberikan tempat dan waktu bagi para peserta untuk mempresentasikan beragam konten yang mereka miliki melalui 6 panggung yang tersedia.”

Konferensi ini mempertahankan kulturnya dengan tetap menghadirkan pembicara-pembicara ternama ke panggung utama untuk berbagi topik menarik dan terkini, serta bertukar pengalaman mereka selama membangun usahanya.

Ada apa saja di Tech in Asia 2015 Jakarta?

Bootstrap Alley

Sebuah stan startup paling popular di Tech in Asia 2015 yang dirancang untuk memberikan peluang bagi para peserta untuk menunjukkan dan mendemonstrasikan produk mereka di hadapan pengunjung yang membanjiri event ini. Tahun ini, Tech in Asia siap memfasilitasi kurang lebih 240 pelaku usaha startup untuk ikut andil dalam acara yang berlangsung selama 2 hari itu.

Startup-Investor Speed Dating, Office Hour, dan Meet the Media

Para wirausahawan yang memiliki ekspektasi untuk dapat bertemu dengan para investor, perusahaan, atau gerai media ternama dapat memanfaatkan sesi ini secara bergantian. Kesempatan 5 menit yang diberikan bisa dimanfaatkan untuk bisa berbincang dengan tokoh-tokoh penting yang dalam aktivitas keseharian memiliki agenda padat dan membutuhkan prosedur panjang untuk ditemui.

Arena Pitch Battle

Salah satu segmen terfavorit yang selalu ditunggu di setiap konferensi Tech in Asia, merupakan ajang kompetisi startup dengan kesempatan memenangkan hadiah sebesar US$ 10.000. Tak hanya itu, perhatian para investor dari seluruh dunia pun tentunya akan tertuju padanya. Startup dengan pendanaan keseluruhan di bawah US$ 1,5 juta dapat mendaftar dan bergabung di kesempatan ini.

Night Crawl

Sebuah acara pasca event yang diadakan pertama kali pada konferensi di Singapura Mei lalu, juga diselenggarakan di sini untuk menghadirkan kesempatan bagi para peserta agar tetap bisa membangun relasi meski acara telah berakhir pada pukul 6 malam. Jakarta akan menjadi kota yang hebat bagi para peserta untuk bertemu dengan orang-orang baru, teman lama, dan berkenalan dengan figurfigur penting dalam acara yang akan diadakan di Fairgrounds, Sudirman Central Business District (SCBD).

Telkom Dukung Komunitas Startup Lokal Gelar Kopi Darat

0

Jakarta – Startup Lokal, sebuah komunitas dari para startup di seluruh Indonesia yang juga sekaligus menjadi komunitas startup terbesar kembali mengadakan kegiatan rutin bulanan mereka, yakni “kopi darat”.

Kegiatan ini sejatinya diinisiasikan sejak tahun 2010 silam dengan tujuan untuk saling bersilaturahmi dan juga membuka kesempatan untuk bertemu dengan para investor. Pasalnya, dalam kegiatan ini para stakeholder seperti investor juga akan hadir. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemahaman tentang startup kepada masyarakat luas.

Ollie, selaku pendiri dari komunitas Starup Lokal mengatakan, “Startup Lokal adalah organisasi non profit yang terdiri dari kumpulan startup lokal dan mulai berdiri sejak tahun 2010. Kami mengadakan pertemuan setiap sebulan sekali,” tuturnya.

Sampai saat ini, jumlah Startup yang tergabung ke dalam Startup Lokal sudah sebanyak 1500 startup di seluruh Indonesia. Sementara itu, untuk pertemuan di bulan ini mengangkat tema “Startup Heroes” sesuai dengan peringatan Hari Pahlawan yang jatuh di hari yang sama dengan diadakannya kegiatan yang berisi seminar dan networking ini.

Pihak penyelenggara menargetkan sebanyak 200 orang hadir pada acara tersebut, yang berasal dari kalangan startup, mahasiswa, korporat serta investor. Ollie juga mengaku diadakan kegiatan tersebut tepat sebelum penyelenggaraan TechinAsia berlangsung agar para startup dari luar bisa sekaligus bergabung dengan mereka.

Sejauh ini para startup yang tergabung dalam Startup Lokal berasal dari berbagai golongan seperti ecommerce, Games, Education dan Healthy.

Disinggung mengenai apa itu startup, Ollie menyebutkan, startup adalah sebuah perusahaan dengan teknologi sebagai platform mereka yang kurang dari 1 tahun memulai bisnis dan memiliki staf kurang dari 20 orang.

Mengenai kerjasama mereka dengan pihak Telkom Group, Ollie menyebutkan mereka memulai kerjasama dengan pihak Telkom baru pada tahun 2015 ini.

Dukungan dari Telkom Group sendiri berupa tempat kumpul komunitas, dan juga makanan bagi para peserta. Telkom Group sendiri merasa perlu menggandeng para startup karena sejalan dengan tujuan mereka untuk menjadi raja digital di Indonesia pada tahun 2020 mendatang.

Telkom punya komitmen terhadap dunia startup, maka dari itu kami  bekerjasama dengan para startup dan harus mengajak banyak komunitas serta memfasilitasi tempat untuk berkumpul komunitas, akselerasi, dan f&b,” ungkap Afianto Mukti Haribowo, General Manager Marketing Customer and Engagement Telkom, (10/11).

Melalui kegiatan ini, Telkom ingin mengembangkan iklim startup di Indonesia, yang tujuannya adalah mengembangkan industri startup tanah air. Selain tentu saja membantu masyarakat untuk mendapatkan banyak kemudahan.

“Kita menginginkan ke depannya, para startup akan menjadi  seperti Google dan Facebook,” tambahnya,

Bagi para startup yang ingin bergabung dengan milis Startup Lokal, bisa langsung mengakses email mereka di email: startup@yahoogroup.com [AK/IF]

 

Dapat Suntikan Dana Rp 300 Miliar, Bhinneka Siap IPO

0

Jakarta – Bhinneka hari ini mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan investasi sebesar Rp 300 miliar dari perusahaan Modal Ventura lokal Ideosource. Bhinneka akan menggunakan dana segar ini untuk meningkatkan kegiatan pemasaran, dan menjadi pemain dominan di lebih banyak kategori produk.

Diakui Andi S. Boediman, selaku Managing Partner Ideosource, investasi ini merupakan investasi terbesar yang dikeluarkan Ideosource hingga saat ini.

“Bhinneka memiliki brand yang kuat dan terkenal di Indonesia sebagai perusahaan O2O (online-to-offline) di kategori produk 3C (Computer/IT, Communication Technology, dan Consumer Electronics) dimana mereka memiliki toko online dan juga offline,” jelas Andi.

Ia menambahkan, bahwa sebagai pelopor di industri e-commerce Indonesia, Bhinneka memiliki pengalaman kuat dalam melayani konsumen, bisnis, dan pemerintah di Indonesia. “Kami percaya hal itu memberikan mereka keunggulan dalam memahami dan memenangkan pasar,” katanya.

Sementara itu, selain mengutas perihal kedekatannya dengan Andi S. Boediman, CEO Bhinneka Hendrik Tio juga mengatakan bahwa Ideosource memberikan tak hanya sekadar dana kepada mereka, tetapi juga nilai. Dalam hal ini, terkait keahlian teknologi, jaringan, dan talenta yang bisa dimanfaatkan.

Pasca pendanaan, Andi serta rekan sejawatnya Edward Ismawan selaku Managing Partner Ideosource akan bergabung ke Bhinneka sebagai personil level C di bidang pemasaran dan pengembangan bisnis. Diikuti tiga personil kunci lainnya, seperti Betti Alisjahbana (Mantan Presiden Direktur IBM Indonesia) sebagai Chairman; Christian Van Schoote (Mantan Direktur Central Retail Corporation dan MAP Indonesia) sebagai COO; and Heriyadi Janwar (mantan Senior Product Marketing Manager Microsoft) sebagai VP Corporate Sales.

Ke depannya, bersama semua talenta kelas dunia ini, Bhinneka akan menuju visi utamanya, yakni menjadi perusahaan e-commerce pertama yang mencapai IPO atau penawaran saham perdana di Indonesia.

Bhinneka telah mengembangkan bisnisnya sejak tahun 1999, untuk kemudian secara bertahap memenangkan kepercayaan konsumen Indonesia secara online dan offline. Bhinneka merupakan perusahaan e-commerce O2O terbesar di Indonesia untuk kategori produk 3C (Computer/IT, Communication Technology, dan Consumer Electronics).

Berdasarkan data dari portal statistik asal Jerman Statista, jumlah penjualan retail tahun 2014 di Indonesia berkisar di angka USD 411,29 miliar, dimana 99% diantaranya merupakan penjualan offline.

“Indonesia memiliki pasar retail offline yang sangat tidak terjamah. Kurangnya penetrasi offline berarti ada peluang yang sangat besar untuk diisi oleh channel online. Dan cara terbaik untuk memperkenalkan gaya belanja itu adalah dengan model O2O, atau kombinasi antara pengalaman offline dan online,” ungkap Andi lagi.

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan Hendrik. “Saat ini bisnis online Bhinneka sedikit lebih besar daripada bisnis offline-nya. Namun kami percaya kedua channel ini akan terus saling melengkapi,” jelasnya.

Sebagai pelopor dari bisnis O2O di Indonesia, Bhinneka akan terus membangun bisnis online dan fisik mereka di seluruh nusantara. Saat ini, Bhinneka memiliki kantor di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bandung. Besar kemungkinan Bhinneka merupakan satu-satunya toko online yang memiliki pusat servis sendiri. Untuk jumlah karyawan sendiri, saat ini Bhinneka diketahui memiliki setidaknya 630 pegawai.

Telkomsel Targetkan 2 Juta Pelanggan 4G Hingga Akhir Tahun

0

Jakarta – Telkomsel, selaku operator jaringan yang juga menggelar layanan 4G LTE bekerjasama dengan Evercoss menghadirkan smartphone berteknologi 4G dengan harga terjangkau untuk pengguna smartphone tanah air. Hal ini sekaligus menjadi bagian dari proses penetrasi jaringan 4G Telkomsel ke masyarakat.

Seperti diketahui, Device atau perangkat, menjadi salah satu bagian terpenting dari ekosistem 4G LTE. Akan terasa percuma jika telah tersedia jaringan namun harga perangkat 4G masih tergolong mahal.

Lindayanti Harjono, VP LTE Commercial Telkomsel meyebutkan, “Akan ada 12 kota di Indonesia yang menggunakan frekuensi 1800Mhz untuk 4G. Akhir tahun ini akan ada dua kota yang menggunakan frekuensi ini, yakni Jogjakarta dan Batam.”

Telkomsel sendiri nantinya akan menggunakan frekuensi 900 Mhz dan 1800Mhz untuk jaringan 4G-nya. Sebagai informasi, saat ini Telkomsel memiliki jumlah pelanggan 4G sekitar 1.7 juta pelanggan yang nantinya akan terus bertambah seiring dengan rampungnya proses refarming 4G.

Program bundling dengan Evercoss ini juga disinyalir menjadi salah satu strategi dari Telkomsel untuk menjaring para penguna 4G. Pada program bundling tersebut tertulis untuk 1000 pembeli pertama smartphone Evercoss Elevate Y3+ dan Winner T3 akan mendapatkan simcard 4G Telkomsel dengan bonus paket data senilai 3GB perbulan. Setidaknya dengn kerjasama ini Telkomsel akan mengamankan sekitar 1000 pengguna.

Lindayanti juga menyebutkan, sampai dengan akhir tahun ini Telkomsel menargetkan akan menjaring sekitar 2 juta pelanggan 4G dan tetap berusaha untuk mengajak pengguna mereka migrasi dengan melakukan edukasi ke pengguna melalui jalur digital.

Berbicara mengenai tarif internet, Telkomsel mengaku akan menyamaratakan tarif internet 4G dengan tarif 3G.

“Mengenai tarif, Telkomsel tidak rumit, semisal saat ini pengguna mengggunakan salah satu paket 3G Telkomsel, mereka hanya tinggal mengganti kartu mereka dengan Usim dan paket mereka masih bisa digunakan untuk jaringan 4G. Yang membedakan hanyalah sim card-nya,” tutur Lindayanti lagi.

Disinggung mengenai Project Loon, Lindayanti mengugkapkan Telkomsel akan menggunakan jaringan 4G untuk versi trial balon internet mereka. Namun ia masih belum bisa menjawab berapa titik dan di wilayah mana saja lokasi balon internet tersebut berada.

“Nanti akan didiskusikan dengan para operator dan Kominfo juga di lokasi mana kami akan menerbangkan Balon internet,” pungkasnya. [AK/IF]

Ini Dia Dua Smartphone 4G Terjangkau dari Evercoss

0

Jakarta – Seiring dengan akan selesainya proses refarming jaringan 4G pada frekuensi 1800 Mhz, kehadiran perangkat yang mendukung jaringan ini tak bisa dipungkiri lagi menjadi kebutuhan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang mendambakan jaringan internet cepat dan stabil.

Berkaca dari hal tersebut, Evercoss sebagai vendor smartphone lokal menghadirkan produk smartphone yang mampu berjalan di frekuensi 1800 Mhz dengan harga yang cukup terjangkau. Kedua smartphone itu adalah Elevate Y3+ dan Winner T3.

CMO Evercoss, Ricky Tanudibrata mengungkapkan, “Peluncuran ini akan menandai awal dari mata rantai produk Evercoss, Evercoss adalah sebuah merek dagang lokal yang bertujuan untuk menjangkau semua masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan 4G LTE.”

Ricky menambahkan, kedua smartphone 4G ini merupakan persembahan dari Evercoss bagi masyarakat Indonesia, utamanya dikarenakan harganya yang terjangkau.

Untuk memuluskan tujuannya, Evercoss pun menggandeng Telkomsel sebagai operator penyedia layanan 4G LTE untuk meluncurkan kedua smartphone ini.

“Saat ini 4G LTE mulai diluncurkan oleh beberapa operator termasuk Telkomsel. Dengan hadirnya smartphone dari Evercoss akan semakin mempercepat penetrasi 4G di Indonesia karena salah satu dari ekosistem 4G adalah Device,” kata Lindayanti Haryono, VP LTE Commercial Telkomsel dalam acara peluncuran yang berlangsung di Jakarta, Selasa (10/11).

Sebagai informasi, saat ini pelanggan 4G Telkomsel telah menyentuh angka 1.7 juta pelanggan yang tersebar di 9 kota besar di Indonesia. Linda mengharapkan sampai dengan akhir tahun angka tersebut akan semakin meningkat mengingat telah hadirnya frekuensi yang lebih baik serta ketersediaan perangkat 4G yang semakin banyak.

Kedua perangkat ini dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, dimana Elevate Y3+ dijual seharga Rp.1.499.000, sementara Winner T3 dibanderol Rp. 999.000.

Selain menggandeng Telkomsel, Evercoss juga menggandeng situs belanja online lazada.com untuk memasarkan kedua smartphone ini. Sebagai pelengkap, pembeli juga akan mendapatkan penawaran khusus dari Telkomsel. [AK/IF]

Bakrie Telecom Siapkan Merek Baru Untuk Layani 4G LTE di 2016

0

Jakarta – Tahun lalu, lisensi Fixed Wireless Access (FWA) Bakrie Telecom dicabut. Untuk tetap melayani para pelanggannya, operator ini menjalin kerjasama penyelenggaraan jaringan bersama dengan Smartfren pada Desember 2014. Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan dapat mendorong peralihan teknologi CDMA menuju jaringan mobile generasi keempat Long Term Evolution (4G LTE).

Kemudian, April 2015 lalu Bakrie telecom sudah memiliki lisensi seluler yang membuat operator ini lebih leluasa dalam melayani pelanggannya. Ijin tersebut membuat operator ini dapat memberikan pelayanannya ke seluruh wilayah Indonesia tanpa bergantung kode area lagi. Dengan adanya lisensi tersebut, Bakrie Telecom berencana meluncurkan layanan seluler dengan teknologi 4G LTE.

“Rencananya tahun depan kita akan meluncurkan layanan seluler 4G LTE dengan merek baru, bekerja sama dengan penyelenggara jaringan yang lain,” kata Jastiro Abi, Direktur Utama Bakrie Telecom menjelaskan.

Setelah pengalihan frekuensi 850 MHz seluas 5MHz yang dilakukan oleh Esia kepada Smartfren, maka kedua operator ini memiliki 10 MHz di spectrum 850 MHz. Jadi, jaringan akan dimiliki oleh Smartfren, sedangkan Bakrie Telecom dapat memanfaatkan jaringan untuk memberikan layanan pada pelanggannya.

Spektrum tersebut digunakan untuk menggelar jaringan internet 4G LTE karena pemerintah telah memberi ijin teknologi netral di spectrum tersebut. Teknologi netral memungkinkan operator telekomunikasi menggelar dua jaringan dalam satu rentang spectrum, misalnya 2G dan 4G yang berjalan bersama di 850 MHz. Rencananya, Bakrie Telecom ini akan menyediakan layanan 4G LTE berbasis Frekuensi Division Duplexing (FDD). (Icha)