spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...
Beranda blog Halaman 1526

XL Akan Alirkan 4G di 1800 Mhz ke Seluruh Pelosok Negeri

0

Telko.id – Setelah selesai melakukan proses refarming pada frekuensi 1800 Mhz, XL langsung menggelar launching 4G pada frekuensi 1800 Mhz di Jakarta. XL juga menyebutkan akan mulai melanjutkan melakukan launching 4G di 1800 Mhz pada beberapa kota lainnya di Indonesia.

Untuk kota-kota sendiri, sampai dengan saat ini tercatat telah 11 kota di Indonesia yang berjalan pada frekuensi 1800 Mhz.

Untuk di beberapa kota lainnya, Dian Siswarini selaku CEO XL mengungkapkan akan mulai menggelar 4G pada frekuensi 1800 Mhz di beberapa kota lainnya pada bulan Desember mendatang.

Nantinya, seluruh titik 4G milik XL akan menggunakan frekuensi 1800 Mhz untuk melayani semua pengguna mereka di wilayah Indonesia.

Dian mengungkapkan, “Untuk waktu dekat ini target kami adalah 4G di frekuensi 1800 Mhz akan mengcover sebanyak 35 kota di Indonesia dan semua kota nantinya akan menggunakan frekuensi 1800 Mhz yang mulai dilakukan pada bulan Desember mendatang,” ungkapnya pada tim Telko.id

Dian menambahkan, alasan mereka melakukan migrasi 4G ke frekuensi 1800 Mhz dikarenakan mereka memiliki pita frekuensi yang cukup lebar, sehingga dapat memberikan layanan internet yang lebih baik bila dibandingkan dengan frekuensi 900 Mhz.

Ia menambahkan, “Kami telah melakukan ujicoba 4G di frekuensi 900 Mhz dan ternyata hasilnya tidak terlalu bagus sehingga kami akan mengganti semuanya ke frekuensi 1800 Mhz,” tambahnya.

Berbicara mengenai tarif, Dian menyebutkan sampai dengan saat ini XL masih menggunakan tarif yang sama dengan 3G dan akan memberikan berbagai promo dalam masa perkenalan dengan para pelanggan. Hal ini juga disinyalir sebagai trik dari XL untuk menggaet banyak pelanggan di jaringan 4G.

Rudiantara: Teknologi 5G Tidak Diragukan, Tapi Kita Fokus 4G Dulu

0

Telko.id – Teknologi 5G boleh saja mulai didengung-dengungkan ke berbagai penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Namun, alih-alih dibuat sibuk oleh 5G, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara lebih memilih untuk fokus pada apa yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini, yaitu gelaran 4G.

Hal ini diutarakan menteri yang akrab disapa Chief RA itu dalam sebuah forum bertema 5G yang digelar di Jakarta hari ini, Kamis (19/11). Menurutnya, selain masyarakat belum membutuhkan. Indonesia juga belum siap dengan teknologi generasi kelima itu.

Ia menambahkan, dari segi teknologi 5G memang tidak diragukan. Tapi pertanyaannya sekarang, siapa yang akan diuntungkan dari teknologi ini? Indonesia tidak memiliki bisnis model untuk teknologi ini. Pun demikian dari segi kesiapan ekosistem, perangkatnya bagaimana, aplikasinya akan seperti apa, dan berapa konsumen akan bayar untuk itu.

“Kita fokus 4G dulu, ekosistemnya, devicenya, dan kebijakannya. Kita masih harus memikirkan bagaimana handset bisa dijual semurah-mrahnya. Secepat mungkin dan sebanyak mungkin agar dapat mecapai daya beli masyarakat,” ungkapnya.

Meski demikian, Chief RA tidak menampik bahwa Indonesia sangat terbuka dengan berbagai bentuk teknologi yang akan hadir di masa mendatang. Suka tidak suka perkembangan teknologi harus tetap diikuti. Namun tentu saja ada prioritas dan ada hal-hal tertentu yang nantinya juga harus dipenuhi.

Project Loon, diambil Chief RA sebagai contoh terdekat. Indonesia terbuka untuk teknologi balon Google ini, namun tidak serta merta mengizinkannya beroperasi. Ia menambahkan, harus ada kerjasama dengan operator di sini, mereka tidak boleh memiliki subscriber sendiri, dan customer mereka adalah customer operator.

Sementara terkait kekhawatiran bahwa Project Loon ini dapat mencuri data, Rudiantara menjawab, jika memang itu yang ditakutkan, maka kita harusnya lebih khawatir dengan BTS yang ada.

Teknologi 5G sendiri, diklaim lebih efisien dibandingkan teknologi 4G. Dibandingkan dengan jaringan 4G, teknologi generasi kelima (5G) ini dapat memberikan beberapa keuntungan lebih, seperti jumlah koneksi yang lebih besar, kapasitas 1000 kali lebih besar, throughput 10 kali lebih cepat, dan latency yang lebih rendah. Teknologi ini mampu menyuplai akses data 10 hingga 100 kali lebih cepat dibandingkan 4G dan kapasitas akses mencapai 50 miliar.

Saat ini, teknologi 5G masih menjadi pembahasan dan belum masuk tahap adopsi, namun beberapa negara telah membulatkan niatnya untuk segera menerapkan teknologi ini. Di Asia misalnya, selain Korea Selatan, ada Jepang yang berencana untuk menggelar layanan ini pada 2020 nanti, atau bertepatan dengan Olimpiade. Sementara di Amerika Serikat, Verizon dijadwalkan menggelar layanan ini pada 2017 mendatang. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Senada dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengaku terbuka dengan teknologi baru. Namu terkait 5G, Dian mengatakan bahwa teknologi ini mungkin baru akan diterapkan di Indonesia setelah 2025, atau lebih tepatnya setelah ITU resmi meluncurkannya secara komersial.

Sekarang ini, menurut Dian lagi, Indonesia masih butuh banyak edukasi. “Jangankan bicara soal 5G, LTE saja belum. Bahkan yang ada di 3G saja baru mencapai 35 persen,” katanya.

ZTE Ajak Stakeholder Percepat Implementasi 5G

0

Telko.id – Salah satu penyedia layanan broadband dan solusi teknologi enterprise ZTE bersama dengan MASTEL mengajak para pemangku kepentingan seperti Kemkominfo, Kemenperin, serta para operator untuk duduk bersama guna mempercepat pengimplementasian dari teknologi internet generasi kelima atau 5G.

Kegiatan ini juga disinyalir sebagai salah satu ajang dari ZTE untuk menjaring para klien mereka yakni beberapa operator besar agar menggunakan layanan infrastruktur dari perusahaan asal Tiongkok ini.

Sebagai informasi, topik mengenai 5G ini dirasa terlalu dini untuk dibahas. Sebab, Pemerintah maupun beberapa operator besar di Indonesia baru saja menyelesaikan proses refarming 4G di frekuensi 1800 Mhz dan baru memulai menyelenggarakan layanan generasi keempat ini.

“Menyadari manfaat perluasan pita lebar untuk perokonomian Indonesia, ZTE berinisiatif untuk memfasilitasi diskusi antara para pelaku bisnis telekomunikasi dan pemerintah untuk membahas teknologi terbaru, yaitu jaringan 5G,” jelas President Director PT ZTE Indonesia, Mei Zhonghua. Menurutnya, dengan diadakannya acara ini, ZTE berharap agar terciptanya sebuah pemahaman mengenai teknologi 5G serta berbagai solusi yang dapat dilakukan untuk mempercepat penerapan teknologi ini.

Hal senada juga diucapkan oleh Kristiono selaku Ketua Umum Mastel. “Kita harus terus mengikuti perkembangan teknologi untuk bisa memperoleh kemanfaatan yg lebih baik, namun yang menjadi persoalan adalah kita tidak boleh melihat teknologi sekedar teknologi, tapi harus bisa melihatnya dari perspektif yang lebih luas, ” ucapnya kepada tim Telko.id

Ia juga menambahkan apapun teknologinya harus memberikan banyak manfaat bagi masyarakat luas seperti memiliki akses untuk menjangkau teknologi tersebut serta menghadirkan layanan tersebut dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan.

Teknologi 5G ini sejatinya dapat memberikan beberapa keuntungan lebih, seperti jumlah koneksi yang lebih besar, kapasitas 1000 kali lebih besar, throughput 10 kali lebih cepat, dan latency yang lebih rendah bila dibandingkan dengan teknologi 4G.

ZTE juga sejatinya telah memiliki solusi untuk mendukung jaringan super cepat generasi kelima ini. Sebuah perangkat yang diberi nama Massive MIMO, perangkat ini sejatinya dapat meningkatkan level akses kapasitas jaringan secara menyeluruh dengan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada.

Massive MIMO milik ZTE dirancang dengan memperhatikan ukuran, berat, biaya, rancang-bangun, dan instalasi yang tepat untuk penggunaan komersial. Massive MIMO mentransmisikan data steam yang lebih independen antara sistem dan perangkat user untuk menaikkan efisiensi spektrum. Pada simulasi pra-komersial, Massive MIMO dapat mengintegrasikan 128 antena (64 saluran independen) yang dapat menghasilkan kecepatan troughput 6 sampai 8 kali lebih besar, perangkat ini juga menjadi salah satu bagian inti dari penerapan jaringan 5G.

Sementara itu Menteri Kominfo, Rudiantara mengatakan bahwa saat ini pemerintah baru saja menyelesaikan proses refarming 4G di frekuensi 1800 Mhz dan proses refarming belum sepenuhnya selesai. “Hal ini dikarenakan masih ada kemungkinan untuk melakukan refarming pada frekuensi 2100 Mhz dan kami masih berkonsentrasi untuk menyelesaikan hal tersebut,” jelas Rudiantara.

Pria yang akrb disapa Chief RA ini menambahkan, saat ini yang menjadi fokus Kominfo serta para operator adalah bagaimana menyelenggarakan Carier Agregation pada 4G yang tentunya akan lebih meningkatkan kecepatan dan kualitas internet 4G di indonesia.

Kominfo sejatinya tidak menutup pintu untuk setiap teknologi baru, hanya saja untuk saat ini pembahasan mengenai 5G dirasa belum saatnya, karena belum adanya bisnis model untuk jaringan internet generasi kelima ini.

Sekiranya, penerapan jaringan 5G di Indonesia baru akan dibicarakan pada lima tahun mendatang karena ekosistem dari 4G seperti device dan application  belum sepenuhnya lengkap. (AK/HZ)

Indosat Ganti Nama Jadi Indosat Ooredoo

0

Telko.id – 19 November 2015 menjadi hari yang bersejarah bagi Indosat karena pada hari tersebut, Indosat resmi berganti nama menjadi Indosat Ooredoo. “Sekarang kami menjadi Indosat Ooredoo, menuju perusahaan telekomunikasi digital terdepan,” ujar Alexander Rusli dalam ‘kicauan’ nya di Twitter.

Secara keseluruhan, Ooredoo akan berubah, begitu juga dengan di Indonesia. Hanya saja, karena brand Indosat masih dirasakan kuat, maka bran Indosat masih dipergunakan di depan Ooredoo. Selain itu, brand produk Indosat yang dulu pun masih akan dipergunakan.

“IM3, Mentari dan Matrix, di lapangan masih akan dipergunakan,” ujar Alexander Rusli, Presiden Direktur Indosat Ooredoo menjelaskan.

Dengan perubahan nama ini, Indosat Ooredoo ingin dunia digital yang lebih accessible dan terjangkau bagi semua kalangan. Lebih dari sekedar konektivitas. “Dengan digital dan teknologi, kami ingin setiap orang dapat mewujudkan hidup yang lebih bermakna, membantu mereka gapai mimpi dan aspirasi,” demikian ‘cuitan’ Alexander di Twitter nya. (Icha)

 

TelkomTelstra Dapat Apresiasi dari Senator Australia

0

Telko.id – Senator Richard Colbeck, the Australian Minister for Tourism and International Education; and the Minister assisting the Minister for Trade and Investment berkunjung ke Customer Experience Center telkomtelstra, pada hari Selasa (17/11) di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Colbeck menyampaikan apresiasi kerjasama Telkom dan Telstra dalam mengembangkan bisnis dan mendorong inovasi industri telekomunikasi untuk melayani pelanggan di Indonesia. “Saya optimis bahwa kehadiran layanan Managed Solutions oleh telkomtelstra mampu membantu enterprise di Indonesia dalam menghadapi persaingan bisnis,” ujar Richard Colbeck menjelaskan.

Nathan Bell, COO Telkomtelstra menyatakan bahwa, telkomtelstra memiliki Customer Experience Center yang dilengkapi dengan teknologi dan kapabilitas teruji untuk memberikanexperience dan layanan Managed Solutions terbaik kepada perusahaan pelanggan. Keunggulan teknologi telkomtelstra juga mendorong optimalisasi, transformasi dan peningkatan produktivitas serta efisiensi bisnis di Indonesia.

Telkomtelstra merupakan perusahaan patungan antara Telekomunikasi Indonesia (Telkom Indonesia), operator telekomunikasi terbesar Indonesia dengan Telstra Corporation Limited (Telstra) yang menghadirkan Customer Experience Center (CEC) pertama di luar Australia yang secara mendalam dapat menggambarkan bagaimana Telkomtelstra memberdayakan bisnis pelanggan mereka dengan prima, melalui showcase layanan Managed Solutions yang dapat membantu para pelanggan untuk dapat fokus terhadap bisnis inti sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan produktifitas bisnisnya. Inovasi teknologi tersebut dikombinasikan dengan supremasi jaringan dan jangkauan nasional dari Telkom Indonesia. (Icha)

Alcatel-Lucent Bangun Sistem Kabel Bawah Laut Untuk ACE

0

Telko.id – Konsorsium ACE menambah konstruksi sistem bawah lautnya sepanjang 5000 Km. Vendor yang dipilih adalah Alcatel-Lucent melalui anak perusahaannya Alcatel-Lucent Submarine Networks.

Sistem kabel bawah laut yang dibangun mulai dari Pantai Afrika – Eropa atau Africa Coast to Europe (ACE). Proyek ini merupakan tahap II setelah tahap I membangun sepanjang 11.500 km menghubungkan Sao Tomé dan Principe dengan Perancis – via Gabon, Equatorial Guinea, Nigeria, Benin, Ghana, Côte d’Ivoire, Liberia, Sierra Leone, Guinea, Gambia, Senegal, Mauritania, Tenerife (Spanyol) dan Portugal. Total proyek ACE ini adalah mencapai 17.000 km.

ACE Tahap II ini akan mendukung penyediaan berbagai layanan broadband serta aplikasi-aplikasi digital broadband hemat biaya bidang pendidikan, kesehatan serta layanan e-service lainnya, yang diharapkan akan menjangkau 200 juta pengguna baru.

Sebagai catatan, 13 dari 16 negara yang terhubung oleh ACE terletak di Afrika, dan dari 13 negara tersebut, tujuh di antaranya terkoneksi ke backbone Internet global untuk pertama kalinya berkat sistem kabel yang mulai on-stream pada bulan Desember 2012. ACE Tahap II ini akan menghubungkan Namibia, Angola, Republik Demokrasi Kongo, Kongo-Brazzaville dan Afrika Selatan, termasuk perpanjangan ke Kamerun.

Konektivitas ini akan terwujud berkat teknologi bawah laut 100 gigabit per detik (Gbit/s) milik Alcatel-Lucent, serta perpanjangan Tahap II yang tengah dirampungkan. Sistem ACE ini akan memberikan kapasitas rancang keseluruhan sebesar 12,8 Tbit/s, yang secara signifikan mempercepat penghantaran layanan broadband serta konten.

Yves Ruggeri, Ketua ACE Management Committee, memberikan komentarnya: “Perpanjangan sistem ACE ke Afrika Selatan adalah sebuah tonggak signifikan yang menkonfirmasi komitmen kami untuk mengatasi tantangan-tantangan konektivitas yang tengah dihadapi Afrika. Inovasi teknologi serta pengetahuan ASN, yang baru-baru ini telah kami uji coba pada jaringan kami, akan mendukung kami dalam pengembangan lebih lanjut konektivitas langsung di Afrika serta seluruh maksud tujuan dari ACE yaitu menurunkan biaya komunikasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial di benua ini.”

Philippe Dumont, Presiden Alcatel-Lucent Submarine Networks berkata: “Kami gembira dapat melanjutkan kolaborasi kami dengan konsorsium ACE, yang telah berlangsung sejak awal proyek ini dan kami juga telah mendapatkan kepercayaan konsorsium atas kemampuan kami untuk mendampingi mereka dalam pelaksanaan implementasi strategis ini sejak awal hingga akhir. Perkembangan lanjutan dari sistem ACE ini menggarisbawahi kebutuhan akan bandwidth, memperluas peluang-peluang dalam hal ini konektivitas, data serta berbagi informasi.”

Konsorsium ACE, dibawah pimpinan Orange, terdiri dari 19 operator, yaitu: Benin ACE GIE, Konsorsium Kabel Liberia, Canalink, Côte d’Ivoire Telecom, Dolphin Telecom, Guineenne de la Large Bande, Perusahaan Kabel Bawah Laut Gambia, Telekom Mauritania Internasional, Orange Kamerun, Orange Perancis, Orange Mali, Orange Nigeria, MEO, Republik Kamerun, Republik Guinea Equatorial, Sierra Leone Cable Limited (SALCAB), Sonatel, SPIN (Gabon) dan STP Cabo. (Icha)

 

Tri Tuntaskan Penataan Ulang di Frekuensi 1800 Mhz

0

Telko.id – Tri adalah salah satu operator yang ikut melakukan penataan ulang frekuensi di 1800 Mhz, bersama dengan tiga operator lainnya. Sejak bulan Mei lalu, ada 20 ribu BTS 2G yang dimiliki oleh Tri ditata ulang. Proses migrasi BTS ditutup di  kluster inner Jakarta (16/11)

“Kami bersyukur proses penataan ulang spektrum 1800 Mhz telah berjalan dengan baik, bahkan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan sebelumnya. Semua proses ini dilakukan oleh tim teknis kami yang berpengalaman dengan kordinasi yang baik antara semua operator GSM dan Kementrian Komunikasi dan Informatika. Suatu kebanggan bagi kami bisa menjadi bagian dari proses yang sangat bersejarah bagi industri telekomunikasi Indonesia, proses yang menghantarkan telekomunikasi Indonesia ke tahapan evolusi teknologi berikutnya yaitu teknologi 4G LTE,” ujar Randeep Singh Sekhon, Presiden Direktur Tri.

Randeep menambahkan, proses ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan GSM operator lainnya melalui metode step wise di seluruh cakupan jaringan Tri yang dibagi dalam 33 kluster.  2800 BTS 2G Tri di inner Jakarta telah ditata ulang semalam (16/11) sebagai fase akhir proses penataan. Dengan demikian migrasi teknologi 2G ke 4G dapat dilakukan di spektrum 1800 Mhz.

“Dengan jumlah spektrum yang terbatas yaitu 10 Mhz yang dimiliki Tri, proses penataan lebih dari 20.000 BTS dapat diselesaikan  dengan sangat baik tanpa kendala bahkan dengan waktu relatif tercepat selama proses ini berlangsung,” ujar Randeep. Saat ini Tri beroperasi dengan lisensi di spektrum 1800 Mhz sebesar 10 Mhz dan di 2100 Mhz sebesar 10 Mhz.  Proses penataan ulang ini sekaligus sebagai wujud dukungan Tri pada percepatan rencana pitalebar Indonesia yang dicanangkan pemerintah. Komitmen Tri atas dukungan percepatan rencana pita lebar Indnesia telah dibuktikan, sebelumnya Tri telah menghadirkan mobile internet berbasis 3G  yang menjangkau 150 kota, baik kota besar maupun kota kecil di Indonesia. Langkah selanjutnya adalah pengembangan 4G LTE untuk Indonesia.

Tri telah siap menjadikan tekonologi 4G LTE sebagai bagian dari ekosistem mobile internet Tri. Sebagai pionir di layanan data, infrastruktur  3G Tri telah dirancang sejak awal untuk dapat mengadopsi beragam teknologi maju diantaranya  4G LTE. Namun demikian, Tri menyadari bahwa percepatan implementasi 4G LTE tidak lepas dari ekosistem pendukungnya diantaranya handset yang mendukung 4G LTE  dan aplikasi,  yang telah kami pantau untuk membuat Tri  4G LTE dapat dengan luas dinikmati oleh masyarakat Indonesia. “ Melanjutkan suksesnya penataan ulang ini, kami akan menghadirklan 4G LTE  di kota Jakarta dan 5  kota utama lainnya dalam waktu dekat, dan kami optimis 4G LTE Tri akan disambut positif oleh masyarakat Indonesia,” imbuh Randeep.

Per kuartal 3 tahun 2015, Tri telah memperluas cakupan jaringan secara nasional, yang diperkuat oleh hampir 39.000 unit BTS yang dapat ditingkatkan  dengan lancar menjadi BTS 4G LTE. Sinyal Tri telah melayani 86% penduduk Indonesia, dinikmati oleh 55,4 juta pelanggannya  yang 60% diantaranya adalah pelanggan data bergerak. Tri akan terus melanjutkan komitmennya untuk pertumbuhan dan pemberdayaan Indonesia dengan menghadirkan akses internet handal bagi lebih banyak lagi masyarakat Indonesia. “Akses internet handal akan mampu membawa Indonesia ke lebih banyak akses global yang dapat memberikan manfaat positif bagi beragam aspek kehidupan mulai dari pendidikan hingga kemandirian ekonomi melalui kewirausahaan global yang sangat diminati oleh generasi muda bangsa,” tutup Randeep. (Icha)

Akhir nya XL 4G LTE Masuk Jakarta

0

Telko.id – Seiring dengan selesainya proses penataan ulang frekuensi 1800 Mhz, operator ini pun langsung menggelar layanan 4G LTE di Jakarta.

Presiden Direktur XL, Dian Siswarini mengatakan, “Akhirnya kami meresmikan komersialisasi layanan 4G LTE secara nasional termasuk Jakarta. Sengaja kami tak menunda-nunda lagi mengingat kebutuhan masyarakat dari berbagai kalangan untuk segera bisa memanfaatkan internet super cepat guna membantu meningkatkan produktivitas mereka. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung upaya XL menyelenggarakan layanan 4G LTE di Ibu Kota ini, termasuk kepada Kementerian Komunikasi & Informatika, dan juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.”

Menurut Dian, sejak mulai mengimplementasikan layanan 4G LTE, XL langsung memutuskan untuk lebih mengutamakan sisi kualitas. Karena itu tanpa mengabaikan perluasan wilayah layanan 4G, XL juga terus berusaha menghadirkan layanan internet 4G LTE yang memberikan kecepatan dan kenyamanan bagi penggunanya. XL kini menghadirkan layanan internet 4G LTE tercepat yang benar-benar berkualitas dan stabil, dengan kecepatan hingga 150 Mbps. Dengan demikian, manfaat dari teknologi ini secara maksimal akan didapatkan masyarakat.

Karena pertimbangan kualitas dan kenyamanan tersebut, sejak awal XL mengambil pendekatan untuk langsung membangun layanan 4G LTE dengan standar yang mampu menghadirkan layanan “Extreme HD 360° Video”. Video ini menghadirkan tayangan yang tidak biasa. Sudut pandang video bisa mencakup 360°, yang hanya bisa dinikmati dengan kualitas internet yang benar-benar prima, baik secara kecepatan maupun kestabilan. Jadi, jika layanan internet super cepat XL mampu menghadirkan video jenis tersebut secara baik, maka juga akan unggul dalam menghadirkan jenis layanan data dan digital lainnya.

XL yakin, begitu layanan  internet super cepat 4G LTE hadir di Indonesia, maka tuntutan pasar akan juga berubah. Para pelanggan dan pengguna layanan mobile internet akan menghendaki kualitas yang benar-benar prima agar mereka bisa menikmati dan merasakan kenyamanan memanfaatkan layanan data secara maksimal. Akses pada layanan yang bersifat visual, terutama video akan terus meningkat. Video akan menjadi format layanan data untuk berbagai keperluan, baik untuk edukasi, promosi, presentasi, hingga hiburan. Kecepatan layanan 4G LTE XL antara lain telah mendapatkan pengakuan dari hasil laporan survey OpenSignal, September 2015 lalu. Hasil survey tersebut menyebut, untuk wilayah Indonesia, operator XL Axiata dianggap memiliki layanan tercepat dalam penyediaan layanan Internet dengan teknologi LTE.

Pengembangan wilayah layanan dan jaminan atas kualitas layanan internet yang prima tersebut selanjutnya menjadi landasan bagi XL dalam mengimplementasikan berbagai program dalam mendukung Rencana Pitalebar Indonesia (Indonesia Broadband Plan). Program-program ini bersifat implementasi atas pemanfaatan teknologi digital sebagai solusi atas persoalan sosial masyarakat. XL bekerjasama dengan pemerintah daerah di berbagai penjuru tanah air dalam implementasinya. Beberapa program di antaranya adalah mFish, XmartCity, dan XmartVillage.

Dia mengatakan, “Melalui program-program tersebut, kami hendak menunjukkan secara langsung kepada masyarakat Indonesia manfaat yang bisa diraih dari keberadaan internet cepat dan teknologi digital. Kami melakukannya untuk ikut menyiapkan masyarakat Indonesia menuju era digital, agar masyarakat tidak hanya menjadi konsumen belaka, namun juga bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup.”

Masyarakat Makin Mudah Beralih Ke 4G LTE

Untuk semua wilayah 4G LTE ini, XL mempersiapkan kualitas jaringan secara khusus, termasuk juga program layanan yang semakin mempermudah pelanggan dan masyarakat untuk bisa segera memanfaatkan layanan 4G LTE. Dian menegaskan, semua itu tidak terlepas dari keberadaan kota-kota tersebut khususnya Jakarta sebagai pusat atas berbagai aktivitas di Indonesia.

Pada tahap awal komersial ini, layanan 4G LTE di Jakarta telah bisa dinikmati di semua wilayah DKI Jakarta, dan juga wilayah sekitarnya yaitu Depok, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Cibubur, Cikarang, Cibinong, Dramaga – Bogor, Puncak – Cisarua, Karawaci, dan Cikupa. Tidak kurang dari 1.577 BTS 4G mendukung layanan di Jabodetabek ini. Secara bertahap, XL akan terus memperluas layanan 4G LTE di Jakarta dan sekitarnya dengan terus menambah infrastruktur pendukungnya. XL mentargetkan pada tahun 2016 hampir seluruh wilayah Jabodetabek sudah akan ter-cover dengan layanan 4G LTE.

Saat ini, di Jakarta, pelanggan dengan mudah bisa mendapatkan paket bundling layanan 4G XL dengan ponsel pintar berbagai tipe baik low end ataupun high end termasuk pula dengan cicilan harga yang terjangkau dan bervariasi. Begitu juga, sejak awal 2015 lalu XL telah menyelenggarakan program-program yang memudahkan pelanggan untuk beralih ke layanan 4G. kartu SIM XL kini tersedia di pasar juga sudah 4G ready.

XL juga menyelenggarakan berbagai program kemudahan lain, seperti program Tabungan Kuota 4G. Program ini menawarkan manfaat berupa tabungan kuota data 4G yang bisa dipakai saat layanan 4G tersedia. Untuk mendapatkannya sangat mudah, yaitu hanya dengan melakukan pembeliaan Paket Hotrod 4G, pelanggan akan memperoleh bonus kuota 4G secara langsung dan jika tidak digunakan, kuota ini dapat diakumulasi ke bulan berikutnya.

Untuk semakin mempermudah masyarakat dan pelanggan XL beralih ke layanan internet super cepat 4G LTE, XL kembali meluncurkan sejumlah program. Dua di antaranya adalah program HotRod Gadget Super Deal dan Triple Bonus Quota 4G. Program HotRod Gadget Super Deal berupa lelang gadget 4G LTE dengan harga penawaran mulai dari Rp 99 ribu. Program ini bertujuan memudahkan pelanggan mendapatkan gadget 4G secara terjangkau, dan paket HotRod Rp 100 ribu dengan normal quota 4.5GB mendapatkan extra quota 10GB menjadi 14.5GB. Merek ponsel 4G yang ditawarkan dalam lelang ini antara lain dari Samsung, Xiaomi, dan Lenovo. Lelang berlangsung mulai 17- 22 November 2015 di Mall Ambassador, Jakarta Selatan.

Sementara itu untuk program Triple Bonus Quota 4G berupa bonus kuota hingga 3 kali lipat untuk pembelian paket “HotRod 24 jam” dengan nominasi Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Keuntungan yang ditawarkan kepada pelanggan adalah kuota lebih besar dari paket yang biasa tersedia di menu UMB *123*7*4#. Di mana untuk denominasi Rp 100 ribu, XL memberikan kuota 14.5GB (4.5 Kuota utama plus 10GB kuota bonus) yang bisa digunakan di jaringan 3G dan 4G. Dengan begitu pelanggan bisa merasakan pengalaman internetan di jaringan XL dengan kecepatan tinggi  kapan pun tanpa batasan jaringan dan waktu.

Sebelumnya XL telah menggelar layanan 4G secara komersial di Medan, Bogor, Yogyakarta, Mataram, Denpasar, Surabaya dan Bandung. Pada hari ini, XL meluncurkan layanan internet cepat 4G LTE di Jakarta. Hingga akhir November 2015 ini, XL juga akan mengkomersialkan layanan 4G LTE di 11 kota lainnya, yaitu Pekanbaru, Batam, Palembang, Purwakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Pacitan, Madura, Banjarmasin, dan Manado. Selanjutnya, hingga akhir tahun nanti, XL berharap bisa menambah lagi layanan internet super cepat ini di 16 kota. Dengan demikian, secara nasional, hingga akhir tahun nanti ada sekitar 35 kota yang telah terlayani layanan internet XL 4G LTE tercepat nasional dari XL. Saat ini layanan 4G XL ditopang oleh lebih dari 3.000 BTS 4G. (Icha)

XL Perkiraan, Tahun 2020 trafik 2G Semakin Banyak Beralih

0

 

Tidak dapat dipungkiri, masih banyak kendala yang muncul ketika layanan 4G LTE digelar oleh para operator. Selain device yang 4G masih mahal, masyarakat pun masih belum paham betul keuntungan dan kenikmatan layan 4G ini.

Persoalan pelanggan 2G yang masih mendominasi para operator ini memang cukup pelik. Pasalnya, untuk tetap menjadi kualitas layanan 2G, operator paling tidak harus mengeluarkan effort yang besar. Setidak nya 50% cost servernya jika dibandingkan dengan maintenance 3G dan 4G. Selain itu, edukasi 4G juga masih sangat kurang sehingga masih banyak yang belum pindah ke 3G maupun 4G.

“Saya ingin nya, pelanggan XL yang menggunakan 2G bisa langsung loncat menggunakan layanan 4G LTE kami, “ ujar Dian Siswarini, Direktur Utama XL Axiata menjelaskan. Pasalnya, investasi 4G LTE ini jauh lebih efektif. Itu sebabnya, kini, setiap program 4G LTE akan dilakukan di pusat-pusat handphone. Dengan demikian, diharapkan para pelanggan dapat pindah ke 4G LTE jauh lebih cepat lagi. ‘’

XL harus lebih cermat membaca kebutuhan pelangganya. Masalahnya, kuota sudah tidak menjadi issue utama lagi. Itu sebabnya, XL mencoba dengan menawarkan paket-paket jualannya. Misalnya, dengan menjual paket aplikasi. Seperti paket music, paket viceo

Tidak bisa asal jualan. Itu sebabnya, setelah dipelajari lebih dalam, jualan LTE ini harus berdaskan konten base. Penjualan dengan paket yang didalamya terdapat konten aplikasi atau yang lain.

Ke depan, XL akan mulai menggunakan LTE carrier aggregator sehingga akan lebih mudah dalam memaksimalkan frekuensi yang dimilikinya. Namun, Carrier aggregator ini masih bisa diimplementasikan karena handset atau smartphone para pelanggan juga harus support beragam frekuensi. “Perkiraan saya, baru 2 sampai 3 tahun mendatang smartphone yang mendukung beragam frekuensi banyak beredar di pasar,” ujar Dian menjelaskan. (Icha)

 

Trik XL Optimalkan Teknologi 4G LTE di Jakarta

0

Telko.id – Gedung yang menjulang tinggi, perubahan okupasi gedung-gedung, mall dan apartemen di Jakarta menjadi sebuah tantangan sendiri bagi operator yang ingin memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan. Masalahnya, tidak semua dapat dipukul rata cara penangannya. Perlu ada arsitektur jaringan yang cerdas, pintar dan efektif sehingga implementasi jaringan yang digelar pun memberikan revenue yang baik bagi perusahaan.

Itu sebabnya, XL Axiata harus pintar mendesign jaringan yang dimiliki agar kebutuhan para pelanggannya dapat dipenuhi. “Pada tahap awal, Jakarta, secara general sudah digelar BTS 4G LTE. Pada tahap berikut nya setelah ada evaluasi akan mulai ditambah dengan Radio Remote Unit,” ujar Budi Harjono, Vice President Network Planning XL menjelaskan.

Fungsi dari Radio remote Unit adalah untuk membantu perluas jangkauan sinyal 4G LTE. RRU ini akan sangat bermanfaat jika diimplemntasikan pada wilayah yang padat oleh gedung-gedung tinggi. Di mana, sinyal BTS tidak sanggup untuk menembus tembok dari gedung tinggi.

Berikutnya, jika masih juga kurang mampu memberikan kenyamanan pada para pelanggan, makaXL Axiata akan menambahkan dengan Hi-gain Antena. Fungsi nya mirip dengan RRU yakni untuk menambah coverage di daerah-daerah tentu.

Coverage saja tentu tidak cukup. Perlu kapasitas yang cukup agar para pelanggan XL dapat menikmati layanan internet cepat atau broadband. Untuk itu, XL akan menambahkan small cell. Yang fungsi nya lebih pada meningkatkan kapasitas dari jaringan yang sudah terpasang.

Pada tahap selanjutnya, XL sedang trial yang namanya Cloud Radio. Teknologi ini seolah-olah membuat terjadi nya sharing radio. Di mana, Cloud Radio ini akan cocok diimplementasikan pada gedung perkantoran dan apartemen. Yang profile dari penggunanya adalah siang berada di kantor dan malam baru berada di apartemen. Dengan teknologi ini sinyal seperti ‘swing’ dari perkantoran ke apartemen. Sesuai dengan jam sibuk di masing-masing tempat.

“Nah, jika semua akses dari antenna ke pelanggan sudah bagus. Maka diperlukan yang namanya Fiber Optic yang menjadi transmisi. Jika tidak maka, sebagus apapun sinyal tetapi tidak akan maksimal dalam memberikan layanan broadband pada pelanggan ketika transmisi nya kecil. Akibatnya, kecepatan yang dirasakan oleh pelanggan pun tidak akan maksimal.,” ujar Budi menambahkan.

Sayang, masalah fiber optic ini masih menjadi kendala dapat pemasangannya. Maklum, fiber optic ini adalah pemasangan kabel di wilayah yang ingin diperkuat oleh XL. Namun, ijin pembangunan menjadi barrier implementasi ini. Soalnya, Jakarta adalah kota pada penduduk dan pemukiman, gedung sangat rapat sehingga untuk menggali dan menanamkan kabel fiber optic menjadi kendala tersendiri. (Icha)