spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1518

China Blokir Layanan Mobile dengan VPN

0

Telko.id – China telah mulai menindak warga di daratan yang mengakses konten online yang dibuat di luar perbatasannya. New York Times baru-baru ini melaporkan bahwa beberapa warga di Xinjiang yang menggunakan perangkat lunak virtual private network (VPN) telah menerima akibat atas ketidakpatuhannya. Layanan mobile mereka dimatikan.

Polisi setempat mulai memutus konektivitas seluler minggu lalu untuk orang yang menggunakan aplikasi messaging dan software asing untuk menghindari filter internet China guna mendapatkan akses ke konten dan layanan internasional.

Diwartakan The Next Web, Rabu (25/11), warga negara yang terkena dampak dari ketetapan ini, yang ingin tetap anonim karena takut penganiayaan lebih lanjut, membagi pesan teks yang mereka terima dari operator selulernya.

“Atas pemberitahuan polisi, kami akan mematikan nomor ponsel Anda dalam dua jam ke depan sesuai dengan hukum. Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan berkonsultasi pada polisi cyber yang terafiliasi dengan kantor polisi di sekitar Anda sesegera mungkin,” demikian bunyi pesan teks itu.

Hingga berita ini diturunkan, tidak diketahui dengan pasti berapa banyak orang di Xinjiang telah terpengaruh tindakan ini. Pun demikian terkait kapan kira-kira mereka akan bisa memulihkan kembali nomornya. Operator seluler lokal menolak untuk berkomentar lebih jauh.

Sekaadar informasi, pemerintah China sejauh ini telah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mencegah penyebaran informasi yang dianggap “berbahaya bagi keamanan nasional.” Dimulai dari memberlakukan The Golden Shield Project pada tahun 1993, hingga kemudian disusul Great Firewall.

Langkah untuk memblokir konektivitas sinyal mobile dirasa sangat mendesak dalam upaya pemerintah untuk lebih erat mengontrol komunikasi melalui internet, apalagi setelah serangan teroris di Paris belum lama ini.

Gunakan Bola Lampu, LiFi 100 Kali Lebih Cepat dari WiFI

1

Telko.id – Alternatif super cepat untuk WiFi yang dikenal dengan sebutan ‘LiFi’ telah melewati proses penelitian di laboratorium dan akan masuk ke dunia nyata setelah startup asal Estonia, Velmenni mulai menawarkan secara komersial teknologi ini.

Velmenni  menggunakan LiFi untuk mengirim data hingga 1Gbps – lebih dari 100x lebih cepat daripada teknologi WiFi saat ini. Untuk menerapkan ini dalam dunia nyata, Anda dapat mengharapkan untuk mengunduh film definisi tinggi hanya dalam hitungan detik.

Manfaat utama dari LiFi adalah peningkatan privasi dan keamanan. Data dikirim pada kecepatan tinggi menggunakan Visible Light Communication (VLC) yang tidak dapat menembus dinding dan karena itulah kurang berisiko atas penyadapan serta menderita akibat interferensi dari perangkat lain.

LiFi dikembangkan oleh seorang Profesor bernama Harald Haas dari Universitas Edinburgh dan dalam kondisi laboratorium yang terkontrol peneliti telah mencapai kecepatan yang luar biasa, yakni 224Gbps.

“Kami sedang melakukan beberapa proyek percontohan dalam industri yang berbeda dimana kita dapat memanfaatkan teknologi VLC,” ungkap Deepak Solanki, CEO Velmenni, “Saat ini kami telah merancang solusi pencahayaan cerdas untuk lingkungan industri dimana komunikasi data dilakukan melalui cahaya. Kami juga melakukan proyek percontohan dengan klien swasta dimana kami menyiapkan jaringan LiFi untuk mengakses internet di ruang kantor mereka.”

Menggunakan bola lampu di sekitar rumah atau tempat kerja, LiFi dapat memberikan transmisi data kecepatan tinggi untuk akses internet atau penyebaran IOT. Tantangan terbesar bagi Velmenni, dan juga vendor-vendor lainnya yang ingin memanfaatkan teknologi LiFi, adalah menemukan cara untuk retrofit perangkat yang ada dengan teknologi baru untuk mencegah pembuatan infrastruktur baru.

“Yang perlu kita lakukan adalah memasukkan microchip kecil untuk setiap perangkat pencahayaan potensial dan ini kemudian akan menggabungkan dua fungsi dasar: pencahayaan dan transmisi data nirkabel,” kata Haas. “Di masa depan kita tidak akan hanya memiliki 14 miliar bola lampu, kita mungkin memiliki 14 miliar LiFi yang dikerahkan di seluruh dunia untuk masa depan yang lebih bersih, lebih hijau dan lebih cerah.”

Gandeng 5Gex, Huawei Coba Sederhanakan 5G

0

Telko.id – Salah satu vendor jaringan raksasa asal Tionkok, Huawei, nampaknya sangat serius untuk menyasar pasar 5G di dunia. Hal tersebut terlihat dengan usaha mereka menggandeng 5Gex guna menyederhanakan penerapan layanan 5G.

Huawei dan mitranya di Eropa bekerjasama untuk membuat infrastruktur 5G terpadu untuk dataran Eropa yang juga mendukung semua layanan cloud dan jaringan di masa depan.

5G Exchange Project (5Gex) yang diluncurkan pada bulan Oktober lalu bertujuan untuk menggunakan multi-domain orkestrasi untuk menciptakan software define Infrastructure. Dilansir dari Telecoms (24/11), proyek ini merupakan salah satu proyek pertama diluar 5G Public Private Partnership Eropa (5G-PPP) yang bertujuan untuk mendorong penelitian dan kerja sama global dalam mengelola permintaan nirkabel di masa depan.

Dalam rangka melakukan standarisasi pelayanan, Huawei bekerja sama dengan 16 mitra di Eropa, termasuk operator jaringan, vendor, UKM dan lembaga akademis untuk mendirikan Pan-European testbed yang nantinya akan mengevaluasi teknologi yang relevan. Hal ini juga ditujukan agar semua stakeholder mencapai skala ekonomi yang lebih baik.

Selama proyek ini berlangsung, berbagai operator dan vendor akan menjadi tuan rumah dan menghubungkan lokasi uji teknis yang beragam di seluruh Eropa.

Sementara untuk target sendiri, Huawei telah menetapkan waktu pengerjaan ini secepat mungkin dengan tenggat 90 hari 90 menit untuk bisa digunakan oleh pasar. Sedangkan langkah pertama akan membantu para peneliti Eropa dan mitra industri untuk menguji layanan 5G dan eksperimen mereka yang dikembangkan dalam kerangka 5G-PPP.

Sebagai informasi, 5G-PPP merupakan inisiatif bersama antara industri di Eropa seperti industri ICT dan Komisi Eropa. 5G-PPP akan menerima dana senilai €3,5 miliar dengan tambahan €700 juta dari dana Uni Eropa.

Sementara itu di Inggris, Huawei telah menginvestasikan dana senilai £5 juta di Surrey University Pusat Inovasi 5G (5GIC) sebagai bagian dari investasi besar mereka yang menyentuh angka $600 juta untuk penelitian 5G secara global pada tahun 2018 nanti. [ak/if]

XL ‘Ngebut’ dan Sudah Komersialkan 4G LTE di 11 Kota

0

Telko.id – Bak mobil yang berada di arena balap, begitu lampu hijau menyala, langsung tancap gas demi memenangkan pertandingan. XL pun tidak mau menunggu lama-lama. Begitu penataan frekuensi di 1800 Mhz selesai dan dapat lampu hijau dari pemerintah untuk komersialkan 4G LTE, XL langsung ngebut. Baru dalam kurun waktu satu minggu, XL sudah menambah 11 kota lagi untuk diberikan layanan 4G LTE nya.

“Kami tidak mau masyarakat menunggu terlalu lama untuk dapat menikmati layan 4G karena internet cepat sudah menjadi kebutuhan masyarakat luas. Apalagi, pemerintah juga mengharapkan ketersediaan layanan ini untuk mempercepat pembangunan di berbagai daerah,” ujar Yessie d. Yosetya menjelaskan.

Yessie menambahkan, saat ini XL juga sudah melakukan perubahan penggunaan alokasi frekuensi 4G LTE untuk kota Bogor dan Medan  dari sebelumnya frekuensi 900 MHz menjadi 1800 MHz untuk meningkatkan kualitas layanan (speed). Kami berharap layanan 4G LTE yang kami sediakan tersebut bisa membantu masyarakat di kota-kota tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan perkembangan ekonomi di daerah”.

Penambahan wilayah layanan XL 4G LTE secara komersial yang mencakup 11 kota tersebut meliputi Pekanbaru, Batam, Palembang, Purwakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Pacitan, Madura, Banjarmasin, dan Manado. Penambahan layanan 4G LTE ke berbagai daerah tersebut memungkinkan dilakukan karena XL sudah menyiapkan infrastruktur dan teknologi sejak jauh-jauh hari. Karena itu pula, XL selalu langsung bisa mengkomersialkan layanan di satu kota besar begitu proses penataan frekuensi 1800MHz sudah selesai di suatu wilayah.

XL juga telah menyediakan ekosistem yang lengkap di kota-kota tersebut. Ekosistem yang tersedia akan memudahkan pelanggan beralih ke layanan 4G LTE. Pelanggan dengan mudah bisa mendapatkan paket bundling layanan XL 4G LTE dengan ponsel pintar berbagai tipe baik low end ataupun high end termasuk pula dengan cicilan harga yang terjangkau dan bervariasi. Begitu juga, sejak awal 2015 lalu XL telah menyelenggarakan program-program yang memudahkan pelanggan untuk beralih ke layanan 4G. kartu SIM XL kini tersedia di pasar juga sudah 4G ready.

XL juga menyelenggarakan berbagai program kemudahan lain, seperti program Tabungan Kuota 4G. Program ini menawarkan manfaat berupa tabungan kuota data 4G yang bisa dipakai saat layanan 4G tersedia.  Hanya dengan melakukan pembeliaan Paket Hotrod 4G, pelanggan akan memperoleh bonus kuota 4G secara langsung dan jika tidak digunakan, kuota ini dapat diakumulasi ke bulan berikutnya.

Meski terus memperluas wilayah layanan, namun XL juga berfokus pada kualitas layanan, agar layanan internet cepat ini benar-benar bisa memenuhi ekspektasi pelanggan dan masyarakat, terutama agar manfaat dari kehadiran teknologi ini bisa meningkatkan produktifitas penggunanya. XL memprediksi, begitu layanan  internet super cepat 4G LTE hadir di Indonesia, maka tuntutan pasar akan juga berubah.

Para pelanggan dan pengguna layanan mobile internet akan menghendaki kualitas yang benar-benar prima agar mereka bisa menikmati dan memanfaatkan layanan data secara maksimal. Akses pada layanan yang bersifat visual, terutama video akan terus meningkat. Video akan menjadi format layanan data untuk berbagai keperluan, baik untuk edukasi, promosi, presentasi, hingga hiburan.

Karena itulah, sejak awal XL mengambil pendekatan untuk langsung membangun layanan 4G LTE dengan standar mampu menghadirkan layanan “Extreme HD 360° Video”. Video ini menghadirkan tayangan yang tidak biasa. Sudut pandang video bisa mencakup 360°, yang hanya bisa dinikmati dengan kualitas internet yang benar-benar prima, baik secara kecepatan maupun kestabilan. Jadi, jika layanan internet super cepat XL mampu menghadirkan video jenis tersebut secara baik, maka juga akan unggul dalam menghadirkan jenis layanan data dan digital lainnya. Saat ini layanan 4G XL ditopang oleh lebih dari 3.000 BTS 4G. (Icha)

Tri Juga Inginkan Tambahan Blok di 2100 Mhz

0

Telko.id – Setelah menyelesaikan proses refarming pada frekuensi 1800 Mhz, Pemerintah dan para operator kini bersiap untuk mulai mengalokasikan sisa blok di frekuensi 2100 Mhz.

Seperti diketahui, Saat ini pemerintah masih menunggu proses migrasinya Smartfren di frekuensi 1900 Mhz yang sangat berdekatan dengan dua blok sisa di frekuensi 2100 Mhz dan tentunya akan menyebabkan interferensi.

Meski belum dapat dipastikan kapan Smartfren akan pindah, namun Pemerintah telah memilih Beauty Contest sebagai cara bagi para operator untuk mendapatkan dua blok sisa tersebut.

Setelah XL melalui CEO, Dian Siswarini mengungkapkan keinginan untuk memiliki dua blok tersebut, kini giliran Hutchison 3 yang menyatakan keinginan serupa.

Ditemui tim Telko.id di Kominfo, Senin (23/11), Vice President Director Tri, Danny Buldansyah menyebutkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya juga menginginkan dua blok sisa tersebut untuk dapat memaksimalkan jaringan 4G dengan Carier Agregation.

Sebagai informasi, Tri dari awal memang sudah menjadi operator yang mengarahkan layanan mereka di layanan data, yakni 3G, Perusahaan menggunakan frekuensi 2100 Mhz dengan 2 Blok miliknya untuk mengcover seluruh pengguna 3G Tri di Indonesia.

Sementara itu, untuk jaringan voice sendiri, Tri menggunakan frekuensi 1800 Mhz dengan membagi rata dua blok yang mereka miliki dengan jaringan 4G LTE.

“Saat ini kita menggunakan frekuensi 2100 Mhz untuk jaringan 3G. Nantinya kalau kita mendapatkan tambahan bandwith maka kita akan bisa lebih fleksibel lagi dalam mengelola frekuensi tersebut,” tambah Danny.

Ia menambahkan, Tri merasa cukup percaya diri untuk dapat memiliki dua blok tersisa lewat ajang beauty contest tadi.

“Kalau dilihat dari kesiapan, Tri dirasa cukup siap, karena dari frekuensi yang diberikan kepada Tri dengan data yang dibawa oleh Tri itu sangat efisien,” Ia melanjutkan, “Dengan 10 Mhz yang ada saat ini kemudian data yang di bawa itu mencapai hampir 1300 Terabyte per hari, itu menunjukan frekuensi yang diberikan oleh pemerintah cukup efisien.”

lebih lanjut, Danny mengungkapkan bahwa mereka tidak bisa lebih dari itu dan berharap Pemerintah memberikan tambahan blok.

Disinggung mengenai 4G sendiri, Danny menyebutkan saat ini layanan 4G Tri masih belum diluncurkan secara komersial. Namun nanti pada akhir tahun Tri sudah melakukan soft launching di Jakarta dan sebanyak lima kota besar pada kuartal pertama di tahun depan. [ak/if]

Pentingnya Sertifikasi Profesi di Industri Telekomunikasi Jaringan Seluler

0

Telko.id – Sektor industri berbondong-bondong mempersiapkan tenaga kerjanya untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tak terkecuali mereka yang bergerak di bidang telekomunikasi jaringan seluler. Salah satu caranya adalah dengan membekali pekerjanya dengan sertifikasi profesi.

Sekadar informasi, MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah suatu era dimana kita memasuki pasar bebas dalam hal ekonomi yang nantinya akan membawa kita pada beberapa hal yang dibebaskan, entah itu bebas dalam hal investasi, bebas dalam mengalirkan barang atau jasa ataupun bebas modal. Selain untuk memberikan wawasan, tujuan dibentuknya MEA adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keakraban bangsa-bangsa negara ASEAN.

Rakhmad Fajar, Direktur di sebuah lembaga pelatihan yang juga ditunjuk sebagai ketua tim perumus SKKNI bidang telekomunikasi jaringan seluler menilai penting adanya standar kompetensi di industri ini. Banyaknya pekerja yang berkecimpung di industri jaringan seluler, khususnya bidang sub sistem radio akses disebut Fajar sebagai alasan.

“Sebenarnya kalau ditanya mendesak, seharusnya kita itu sudah membuat sertifikasi ini sejak dua atau tiga tahun yang lalu. Karena 2016 inikan kita sudah memasuki MEA, artinya resources dari luar bebas masuk ke Indonesia. Nah dengan adanya SKKNI, kemudian akan dilanjutkan dengan KKNI, diharapkan pekerja kita akan bisa bersaing dengan tenaga luar,” ungkapnya saat ditemui tim Telko.id di acara pra konvensi di Jakarta, Senin (23/11).

Seperti diketahui, SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan KKNI menjadi bagian integral dalam pengembangan SDM berbasis kompetensi, yaitu SDM yang memiliki kompetensi dan kualifikasi nasional yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan dunia usaha atau industri bahkan termasuk tuntutan dan kebutuhan pemerintah.

SKKNI ini sendiri akan digunakan sebagai acuan dalam pembinaan, persiapan SDM yang berkualitas, kompeten yang diakui oleh seluruh pemangku kepentingan dan berlaku secara nasional di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Salah satu tujuannya adalah untuk mengakomodir kebutuhan industri, yaitu untuk memetakan kompetensi masing-masing profesional yang bergerak di bidang industri jaringan seluler, terutama bidang sub sistem radio akses,” tambah Rakhmad.

RF Planning & Optimalisation Dept Head PT Internux, Jonny Giffly menyambut baik rencana hadirnya SKKNI untuk bidang telekomunikasi jaringan seluler ini. Namun ia berharap, kalaupun ada labeling nantinya, maka kompetensi itu haruslah jelas.

“Dalam artian, untuk di jenjang karir perusahaan, kalau memang pemerintah ingin mengakomodir ini, maka harus juga membuatkan aturan yang jelas. Siapa sih yang layak dibilang sebagai pemula, siapa yang masuk sebagai menengah, dan siapa yang bisa dibilang staf ahli. Jadi jelas pemetaannya,” tuturnya.

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan Eddy Purwanto, NPS Platform Manager Huawei. Menurutnya, standar kompetensi ini akan membawa vendor pada banyak SDM yang kompeten ke depannya, yang mampu mendeliver apa yang diharapkan oleh operator.

“Kebutuhan SDM di Indonesia saat ini bisa dibilang masih sangat terbatas. Terbatasnya bukan karena kurangnya orang, tapi lebih ke tingkat kompetensi,” kata Eddy. “Dengan adanya SKKNI ini harapannya sih kita akan bisa menemukan level kompetensi serta aturan yang jelas, sesuai dengan apa yang dibutuhkan industri ini.”

Lingga Wardhana, perwakilan dari keluarga Alumi UGM mengurai tentang skema pelatihan di Indonesia, yang dianggapnya belum menunjang nilai-nilai kompetensi ini. Menurutnya, pelatihan yang dilakukan di Indonesia selama ini masih berdasarkan knowledge, padahal yang baik adalah pelatihan berdasarkan kompetensi. Karena dianggap akan sesuai dengan kebutuhan industri.

“Kalau saya lihat dari pejelasan Kementrian kemarin, kompetensi itu merupakan gabungan dari skill, knowledge dan juga attitude. Nah, dengan adanya tambahan attitude ini, kita dari lembaga pelatihan jadi lebih mudah. Kita tahu silabus yang sesuai dengan industri itu yang seperti apa,” pungkasnya.

SKKNI untuk sektor industri telekomuikasi bidang optimalisasi jaringan seluler sub sistem radio akses rencananya akan diajukan kepada kementrian Komunikasi dan Informatika, bersama KKNI sebagai kulitnya pada akhir 2015, dan diharapkan sudah akan keluar Peraturan Menterinya pada tahun 2016.

“Kalau mengikuti jadwal dari Menaker, tangal 10 Desember harusnya kita sudah konvensi,” imbuh Lingga Wardhana.

Rangkul Indosat Ooredoo, Erajaya Gelontorkan Lebih dari Rp 40 Miliar

0

Telko.id – Tidak dapat dipungkiri, masyarakat Indonesia belum semua mengerti tentang dunia digital hingga perlu edukasi yang cukup gencar agar lebih paham dan mau menggunakan fasilitas broadband yang disediakan oleh operator. Dalam upaya edukasi tersebut, Indosat Ooredoo melakukan join venture dengan Erajaya untuk memperluas jaringan gerainya.

Pembentukan perusahaan seperti ini masih merupakan ‘gaya’ baru di Indonesia. Biasanya, distributor melakukan bisnis hanya device centric dan operator hanya melayani pelanggan sesuai dengan produk yang dimiliki. Jika pun ada kerjasama diantara ke dua nya maka hanya dalam betuk kerjasama biasa. Tidak sampai melakukan perkawinan dan membuat keluarga baru seperti ini.

Tentu dengan adanya langkah ini maka cukup besar juga investasi yang keluarkan oleh ke dua perusahaan. Sayang, ke dua perusahaan tersebut tidak mau mengeluarkan informasi dana investasi yang sebenarnya. Hanya saja, Jeremy Sim, CEO Retail Erajaya Group menyebutkan bahwa untuk satu gerai retail, paling tidak membutuhkan dana sekitar Rp.1 Miliar. Jika tahun depan akan membentuk 40 – 60 gerai maka investasi yang dibutuhkan oleh Erajaya sekitar 40 miliar sampai 60 miliar rupiah.

Indosat Ooredoo sendiri yang memiliki share saham 50% hanya akan memberikan investasinya dalam bentuk produk, paket-paket terbaik untuk device dan layanan service lainnya.

“Harapannya, dengan terbentuknya ‘Satera Managemen Indonesia’ sebagai perusahaan join venture ini, maka gerai layanan pada pelanggan juga akan semakin luas. Selain itu, tentu masyarakat dapat menikmati experience digital dan tidak perlu pergi ke mana-mana lagi sudah mendapatkan solusi yang lengkap. Baik dari sisi device maupun layanannya,” ujar Alexander Rusli , CEO Indosat Ooredoo menjelaskan dalam acara penandatanganan Joint Venture ini.

Dalam gerai Indosat Ooredoo ini nantinya akan dijual handset terbaru, termasuk tukar tambah (trade-in) dengan handset terkini yang disertai garansi resmi, asuransi perlindungan, serta sekaligus dapat memilih berbagai paket data 4G yang sesuai dengan kebutuhan. Sudah tentu juga, masyarakat akan mendapatkan kesempatan memperoleh berbagai macam handet 4G dengan harga terjangkau. Berbagai aplikasi dan konten digital pun akan dihadirkan.

Targetnya dengan adanya perkawinan ini, dalam 5 tahun ke depan, setidak nya ada 300 gerai Indosat Ooredoo yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Baik di lokasi yang sudah ada Galeri Indosat lama yang diubah penampilannya menjadi Indosat Ooredoo, atau lokasi yang dimiliki oleh Erajaya maupun lokasi baru yang dinilai strategis. Untuk 2016 mendatang, setidak nya ada 40 – 60 gerai yang sudah terbangun. (Icha)

WRC Tetapkan Pita 700 Mhz Untuk Seluler di EMEA

0

Telko.id – Wolrd Radiocommunication Conference (WRC) atau Konferensi Radiokomunikasi Dunia ITU telah mengkonfirmasi penggunaan pita 700 MHz untuk layanan seluler di Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia Tengah.

Keputusan untuk menunjuk pita frekuensi 694-790 MHz, yang sebelumnya digunakan untuk layanan broadcast, sudah diambil untuk daerah utama ITU lainnya, seperti Amerika dan Asia-Pasifik, di WRC pada tahun 2007.

ITU mengatakan ketentuan yang diadopsi oleh WRC-15 memberikan perlindungan penuh untuk siaran TV, serta sistem navigasi radio penerbangan yang beroperasi di pita frekuensi ini. Demikian dilansir dari Telecompaper, Selasa (24/11).

Badan PBB mencatat bahwa keputusan untuk menyelaraskan pita 700 MHz di seluruh dunia ini harusnya juga membantu mempercepat pengembangan hardware ponsel yang kompatibel.

Sebelumnya, Uni Eropa telah menyerukan bahwa pita 700 MHz akan dirilis untuk layanan mobile pada tahun 2020. Beberapa negara anggota, termasuk Jerman dan Perancis, telah melelang atau sedang mempersiapkan rencana untuk melisensikan pita untuk operator seluler. Sementara industri mobile juga mengupayakan pita sub-700 MHz yang lebih rendah, untuk dirilis untuk mobile.

\Upaya ini mendapat perlawanan dari industri penyiaran Eropa, yang masih menggunakan beberapa spektrum untuk saluran regional.

Windows Tablet Bakal Berkibar di 2019 dengan Proyeksi Naik 120%

0

Telko.id – Trend tablet dengan operating system Android berkibar beberapa tahun belakang ini. Namun, di tahun 2019 Strategy Analytics memproyeksikan bahwa pada 2019, tablet berbasis operating system Windows akan bergerak cepat dan akan meningkat 120% dibandingkan dengan posisi 2015. Setidak nya, diproyeksi ada 49 juta unit yang dikirim keseluruh dunia.

Kondisi tersebut sudah terlihat 9 bulan terakhir di 2015 ini. Ada peningkatan 58% dalam pengiriman Windows Tablet yang bekerjasama dengan beberapa OEM. Terlebih pada musim liburan akhir tahun tablet berbasis Windows ini akan mencapai 22 juta pengiriman atau mengisi pasar 10% di akhir 2015.

Dalam kondisi pasar seperti ini, berdasarkan riset dari Strategy Analytics, Android dan iOS tentu tidak akan berdiam diri. Dengan adanya program Black Friday akan mendorong pembelian tablet. Baik iPads, Samsung Galaxy Tab dan LG G Pads. Selanjutnya, Apple juga akan memperkuat pasar di perusahaan dan prosumer dengan diluncurkannya iPad Pro yang akan rilis bulan ini. Hal ini akan membuka pasar Tablet untuk penetrasi yang lebih besar lagi dengan target pasarnya adalah Prosumer, tenaga kreatif maupun aktris serta perusahaan.

Windows Tablet akan memiliki pasar yang berdekatan dengan Android dan memberikan harga yang terjangkau. Di perkirakan akan dibandrol dengan harga $150 per tablet. Tentu hal ini akan memberikan kontribusi pada pangsa pasar yang sedang berkembang.

Ke depan, keberhasilan 2-in-1 tablet seperti yang ditawarkan oleh Asus T100, Acer Switch dan Lenovo Miix 700, kemudian untuk kelas professional Slate Tablet seperti iPad Pro dan Surface Pro 4 akan lebih banyak lagi beredar di pasar dan akan memberikan profit yang lebih tinggi lagi pada vendor tablet. Dan, Tablet dengan harga premium pun tetap akan mendapat tempat terutama untuk pasar perusahaan dan akan menggantikan PC secara umum.

“Pasar perusahaan akan semakin terbuka dan akan memperluas skala dri platform Tablet. Microsoft memiliki keunggulan utama dalam sistem operasi yang banyak ditemukan di P dan server di perusahaan. Hal tersebut menjadi potensial integrasi yang lancar antara Tablet yang menggunakan Windows OS ke enterprise. Kebanyakan vendor akan mulai banyak menawarkan Windows tablet di akhir 2016 yang ditujukan pada prosumers dan enterprise yang saat ini masih menggunakan Microsoft Surface Pro Line,” ujar Peter King, Direktur Riset, Tablet & Touchscreen Strategy Analytics menjelaskan.

Eric Smith, Senior Analyst, Tablet & Touchscreen Strategy Analytics menambahkan, “pangsa pasar Windows Tablet telah menyusut dalam kisaran pertengahan satu digit selama beberapa tahun terakhir, namun perangkat Windows sekarang menjalankan keseluruhan dari 2-in-1 Tablet dari E-Fun di AS mulai dari harga ritel $ 139, untuk Microsoft Surface Book mulai harga ritel $ 1.499. Kemampuan power, grafis, dan fungsi lainnya di Windows 10 yang cukup stabil akan menumbuhkan pangsar Windows Tablet itu sendiri dan akan mengambil pasar Tablet Andoid pada segmen bawah dan bersaing head-to-head dengan iPad di pasar high end dan premium.

GlobalTablet

Tahun ini, posisi Android menguasai 68% pasar Tablet. iOs mencapai 22% dan Windows hanya menguasai 10%. Tahun 2019 diproyeksikan oleh Strategy Analytics, posisi masih sama, hanya saja Windows akan menggrogoti pangsa pasar Android hingga diakhir 2019, Windows akan menguasai 18%, sedangkan Android turun menjadi 59%. Sedangkan iOS naik 1% menjadi 23%. (Icha)

Susul Situs Film, Giliran 22 Situs Musik Ilegal Ditutup Kominfo

0

Telko.id – Setelah melakukan penutupan hak akses terhadap situs film yang melanggar hak cipta atas karya Film, Kominfo kembali melakukan hal serupa hari ini. Kali ini, penutupan itu diberlakukan untuk situs-situs yang barada di Ranah Musik. Penutupan ini sejalan dengan permintaan kementrian Hukum dan HAM melalui surat HKI.7.HM.01.05-264 tertanggal 15 Oktober 2015.

Beberapa di antara ke-22 situs yang ditutup hak aksesnya itu meliputi laguhit.com, wapkalagu.com, arenalagu.com dan stafaband.info.

Sementara itu, Kemkominfo telah meminta para penyelenggara jasa internet untuk melakukan pemblokiran terhadap 22 situs tadi.

Bambang Heru Tjahjono, Dirjen Aptika mengatakan, “ini adalah peristiwa yang bersejarah dan kami juga sudah melakukan penutupan di 22 situs film dan kami akan melakukan penutupan di situs-situs musik ilegal dan didukung oleh para artis.”

Ia menambahkan, kerugian yang diderita akibat situs-situs ilegal ini mencapai Rp 66 milyar dalam satu bulan.

Sementara itu, Kominfo meminta masyarakat yang hendak mengakses situs musik diharapkan untuk mengakses beberapa situs musik legal seperti, Langit Musik, Arena Musik, Melodi Online (melon), Guvera, Joox serta Volup.

Berdasarkan data ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) pengakses 22 situs ini mencapai 430 ribu pengakses tiap bulannya.

Menurut Giring, vokalis band Nidji yang juga turut hadir dalam acara ini, penutupan situs-situs tersebut merupakan langkah yang tepat dan tegas.

“Jujur saja, kalau hal ini terus berlanjut maka kualitas dari pemusik juga ikut menurun dan diharapkan kedepannya akan menjadi lebih baik lagi sehingga musik Indonesia bisa lebih merdeka lagi,” ungkapnya. [ak/if]