spot_img
Latest Phone

TECNO Luncurkan POVA 7 Series, Desain Futuristik dan Performa Gaming AI

Telko.id - TECNO resmi meluncurkan POVA 7 Series di...

Google Akhirnya Gabungkan Android dan ChromeOS, Apa Kelebihannya?

Telko.id - Google secara resmi mengonfirmasi rencana besar mereka...

Garmin Venu X1 Resmi Dirilis: Smartwatch Teringan dengan Layar 2 Inci

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan Venu X1,...

OPPO Reno14 Pro Berbekal MediaTek Dimensity 8450, Performa Lebih Cepat

Telko.id - OPPO resmi memperkenalkan Reno14 Pro sebagai smartphone...

Apple Siapkan iPhone Lipat Pertama, Rilis 2026

Telko.id - Apple dikabarkan sedang mempersiapkan peluncuran iPhone lipat...
Beranda blog Halaman 1398

Peran Transformasi Digital Bagi Pelayanan Kesehatan

0

Telko.id – Blog Telkomtelsra baru-baru inu memposting sebuah ulasan menarik perihal digital transformation yang mempermudah pelayanan rumah sakit terkait dengan informasi yang disebarkan secara digital.

Lebih lanjut, berdasarkan keterangan oers ya g diterima oleh tim Telko.id (30/8), Saat ini teknologi digital sudah banyak mengubah kehidupan, dan salah satu manfaat yang dihadirkannya adalah akses informasi secara realtime.

Industri layanan kesehatan adalah salah satu di antara berbagai industri yang memanfaatkan analisa data secara realtime, misalnya untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di saat-saat penting dalam hidup mereka.

Sementara itu, Masyarakat dewasa ini telah terbiasa dengan arus informasi yang cepat dari media sosial, dan mereka terus mengikuti perkembangan teknologi digital. Hal ini membuat institusi layanan kesehatan perlu berpikir jauh ke depan untuk bisa terus memenuhi harapan konsumen yang semakin tinggi.

Ketersediaan informasi secara realtime ini telah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan secara umum, juga mengenai asuransi kesehatan dan layanan kesehatan, terutama saat ini ketika pemerintah secara aktif melaksanakan program jaminan kesehatan nasional (BPJS Kesehatan).

Peran teknologi digital membantu para penyelenggara layanan kesehatan dengan menyediakan alat yang tepat untuk memenuhi permintaan pasar dan membantu mereka mengembangkan layanan-layanan yang inovatif. Hasilnya, industri kesehatan di Indonesia telah berkembang pesat, dan berbagai rumah sakit bermunculan untuk mengakomodasi populasi warga yang meningkat.

Selain itu, teknologi digital juga berperan dalam membantu sinkronisasi data pasien dalam berbagai layanan asuransi rumah sakit, atau menyediakan akses ke catatan medis pasien kepada para praktisi kesehatan, untuk menentukan ruang lingkup layanan perlu mereka sediakan. Hal ini memastikan agar dokter dapat menggunakan informasi secara real-time untuk memberikan rekomendasi yang tepat bagi pasien.

Catatan medis yang tersedia dan terdokumentasi dengan jelas bermanfaat untuk pasien yang perlu dirujuk atau dipindahkan ke rumah sakit lain. Dengan memiliki data pasien yang dapat diakses secara online, selama ada koneksi internet rumah sakit dapat mengakses data ini dari berbagai lokasi. Dengan menyimpan data di Cloud dan dapat diakses oleh pihak-pihak yang berwenang bukan hanya menjamin kualitas layanan konsumen, tapi juga mengurangi tindakan-tindakan yang tidak perlu, sehingga meningkatkan efisiensi bagi profesi medis secara keseluruhan.

Lebih lanjut, perangkat kesehatan saat ini sudah siap untuk mendukung teknologi digital, terutama dalam proses pasien rawat jalan, di mana data tertentu seperti berat badan, suhu tubuh, pemantauan detak jantung, dan hasil radiograf dapat disampaikan secara real-time dengan konsep Internet of Things (IoT) yang menghubungkan perangkat-perangkat dengan Cloud.

Well, sejatinya masih banyak lagi peran dari teknologi untuk mengembangkan dunia kedokteran. Bukan hanya itu saja, teknologi juga berperan dalam kemajuan di segala bidang dan meningkatkan aspek kehidupan masyarakat.

ZTE Ungkap Strategi Baru untuk Hadapi Transformasi Ekonomi Global

0

Telko.id – ZTE Corporation mengumumkan white paper tentang visi dan strategi M-ICT 2.0 yang akan menjadi panduan arah perusahaan untuk lima tahun ke depan.

Diungkapkan perusahaan, M-ICT 2.0 akan fokus pada peluang-peluang kunci meliputi inovasi bisnis, rekonfigurasi model bisnis, dan peningkatan modal. Integrasi holistik tiga faktor kunci ini akan mendorong perubahan industri yang besar-besaran dan memacu perkembangan yang signifikan bagi perekonomian digital masa depan.

Strategi M-ICT 2.0 dari ZTE dirancang untuk membantu para pelaku bisnis menangkap berbagai peluang dalam perekonomian yang ditandai dengan kebangkitan ekonomi berbagi dan penggunaan jaringan peer-to-peer yang makin meluas, serta bergantung pada berbagai jenis platform dan layanan cloud computing.

M-ICT 2.0 didasari oleh lima tren kunci yang diyakini ZTE akan memainkan peran penting dalam transformasi ekonomi global yang sedang berlangsung, yakni ekonomi yang terbuka, saling berbagi dan digital.

Tren-tren ini di antaranya meliputi Virtuality, berupa integrasi antara dunia fisik dan dunia virtual dengan pengalaman nyata yang dihadirkan melalui Big Video, VR dan AR; Openness, berupa transisi dari model bisnis tradisional berbasis kompetisi menuju kolaborasi yang erat dengan basis keterbukaan; Intelligence, yang menjadikan segala hal memiliki kecerdasan, yang meningkatkan interaksi dan menumbuhkan kecerdasan pada level yang beragam; Cloudification, platform cloud yang menjadi dasar untuk menjalankan ekonomi digital; dan Internet of Everything, dimana segala sesuatunya saling berkolaborasi.

Tren-tren teknologi tersebut, yang dirumuskan dalam singkatan VOICE, diakui ZTE akan mendorong kolaborasi inovatif dan kemajuan serempak di berbagai bidang.

“Dipandu oleh strategi dan solusi yang terkandung dalam M-ICT 2.0, ZTE akan mendorong perkembangan pesat, berkelanjutan dari industri ICT global,” kata Dr Zhao Xianming, CEO dari ZTE.

Ia menambahkan, ZTE juga akan berani mencoba model bisnis yang baru, serta menyempurnakan praktik yang ada untuk menangkap peluang-peluang pasar yang besar dengan memanfaatkan teknologi ini.

 

Demi Efisiensi, Telstra Gunakan Drone untuk Pantau BTS

0

Telko.id – Operator Australia, Telstra telah mengungkapkan rencananya untuk menggunakan teknologi pesawat tanpa awak (drone) untuk meningkatkan ketahanan dan kesiapan jaringannya dalam menghadapi bencana alam selama musim badai tropis yang akan datang di Queensland.

Operator ini akan menggunakan drone sebagai “matanya di langit” untuk membantu teknisi memeriksa BTS lokal menyusul badai atau topan, memeriksa kerusakan sebelum teknisi turun ke lokasi untuk perbaikan.

Menurut Telstra, seperti dilaporkan TelecomAsia, (30/8), ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan menyusul pemadaman akibat bencana alam.

Drone dari 3D Robotics dilengkapi dengan kamera canggih dan mampu terbang hingga ketinggian 120 meter dan akan digunakan untuk mencari kerusakan aset jaringan.

Sebelumnya, Telstra juga telah menggunakan drone untuk memeriksa kerusakan infrastruktur seluler menyusul kebakaran hutan di negara bagian lain di akhir 2015.

“Dengan lebih dari 8.500 situs jaringan mobile di seluruh Australia, memberikan cakupan yang mencapai 2,4 juta kilometer persegi, jaringan seluler kami adalah yang terbesar di negeri ini,” kata Managing Director Telstra untuk jaringan, Mike Wright.

Ia menjelaskan, pemeliharaan jaringan perusahaan adalah kunci untuk memastikan pelanggan mendapatkan layanan terbaik yang tersedia dan menggunakan drone untuk merevolusi cara kita memeriksa BTS.

Verizon Amerika Luncurkan 4G LTE Advanced di 461 Kota

0

Telko.id – Untuk menyiasati kesenjangan teknologi dari 4G ke 5G, kini banyak operator yang menggunakan teknologi 4G LTE Advanced agar tetap memberikan layanan data pada pelanggannya. Termasuk juga Verizon yang melakukan langkah ini untuk melayani masyarakat Amerika (29/08).

Verizon telah meluncurkan LTE Advanced teknologi yang akan memberikan kecepatan 50% lebih cepat dibandingkan dengan LTE biasa. Setidaknya, Verizon dapat melayani 288 juta orang di 461 kota. Coverage dari Verizon LTE Advanced ini akan melayani kota-kota besar dan mencakup banyak tempat yang kurang terlayani, seperti jalan raya, Interstate, jalan negara dan pedesaan di Amerika. Dengan demikian, untuk mendapatkan koneksi dengan kecepatan tinggi tidak lagi perlu berada di satu tempat. Dalam perjalanan pun dapat memperoleh koneksi data berkecepatan tinggi dengan menggunakan smartphone. Baik saat bekerja, saat berlibut, atau dalam perjalanan.

“Pelanggan kami dapat layanan berkecepatan tinggi tanpa biaya tambahan,” kata Tami Erwin, Head of Operations Verizon Wireless Unit.

Bagaimana Verizon LTE Advanced Bekerja?

Verizon LTE Advanced menggunakan software untuk menggabungkan dua atau tiga saluran bandwidth menjadi satu saluran yang lebih besar untuk mengirim sesi data melalui rute yang paling efisien. Teknologi ini disebut carrier aggregation dan mengkombinasikan frekuensi 700 MHz, AWS, dan PCS spectrum.

“Verizon LTE Advanced ini akan memberikan koneksi data saat Anda bergerak dengan lebih cepat melalui jaringan kami,” kata Nicki Palmer, Chief Engineer Wireless Network Verizon menjelaskan.

“Bayangkan sebuah jalan dengan beberapa jalur, lalu Anda sudah memilih jalur yang akan dilewati, Itulah yang menggambarkan jaringan 4G LTE Advanced kami. Langkah ini merupakan lanjutan dari metafora yang dilakukan oleh Verizon. Di mana dengan LTE Advanced akan memungkinkan kami untuk mengubah jalur efisien dan sempurna serta menyeimbangkan arus lalu lintas data yang terjadi. Artinya, transmisi data juga dapat lebih cepat.”

LTE Advanced saat ini menggunakan kombinasi dua dan tiga carrier aggregation. Hal ini yang membuat para pelanggan Verizon dapat menikmati kecepatan download antara 5 – 12 Mbps, tapi dua-channel carrier aggregation dapat menunjukkan kecepatan download tertinggi hingga 225 Mbps, jauh melebihi kecepatan saat ini yang dilayani oleh jaringan yang ada di negara ini.

Dengan dua channel carrier aggregation saja sudah memberikan kecepatan yang lebih baik. Apalagi yang tiga channel carrier aggregation. Selain lebih cepat, bagi operator yang mengadopsi layanan ini juga memberikan efisiensi dari sisi penggunaan frekuensi.

sedang dialami oleh jaringan data nirkabel nasional. Sementara kecepatan pembawa agregasi dua-channel memberikan lompatan ke depan, tiga saluran pembawa agregasi memberikan efisiensi yang lebih besar. Verizon insinyur mengerahkan operator agregasi tiga saluran telah mengalami kecepatan lebih dari 300 Mbps. Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh para engineers di Verizon, dengan menggunakan 3 channel carrier aggregation jauh lebih baik, bahkan dapat mencapai 300 Mbps.

Sebagai informasi, Verizon pada tahun 2003, merupakan operator pertama yang meluncurkan 3G dan mampu melayani diseluruh negara Amerika pada 2005. Pada tahun 2010, pelanggan Verizon di seluruh Amerika sudah dilayani teknologi mobile terbarukan yakni 4G LTE.

“Dengan Verizon LTE Advanced, kita membawa pelanggan ke teknologi generasi berikutnya dan dapat dinikmati oleh pelanggan di seluruh Amerika. “Setidaknya, kami sudah melayani di 461 kota dan saat ini sedang melanjutkan untuk menggelar teknologi 3 channel carrier aggregation. (Icha)

Riset: Pendapatan di Sektor IT Tembus US$2,7 Triliun di 2020

0

Telko.id – IDC (International Data Corporation) memperkirakan bahwa pendapatan di seluruh dunia untuk produk dan layanan teknologi informasi akan tumbuh dari hampir US$ 2,4 triliun di tahun 2016 menjadi lebih dari US$ 2,7 triliun di tahun 2020 – tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 3,3% untuk perkiraan periode 2015-2020.

Menurut IDC, perkiraan ini melihat momentum positif di industri besar seperti jasa keuangan dan manufaktur, di mana perusahaan terus berinvestasi dalam solusi awan, mobilitas, dan Big Data sebagai bagian dari upaya transformasi digital mereka.

Industri telekomunikasi diperkirakan akan tetap relatif lamban, meskipun tingkat pengeluaran diharapkan secara bertahap meningkat dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir, lapor convergedigest, Selasa (230/8).

Gabungan dari keempat industri ini, termasuk perbankan, manufaktur diskrit, proses manufaktur, dan telekomunikasi, yang juga merupakan industri dengan pengeluaran IT terbesar, akan menghasilkan hampir sepertiga dari pendapatan IT di seluruh dunia.

“Sementara sektor konsumer dan publik telah menyumbang pengeluaran TI secara keseluruhan sejauh ini di tahun 2016, kami melihat momentum kuat dalam industri kunci lainnya termasuk jasa keuangan dan manufaktur,” kata Stephen Minton, wakil presiden, Customer Insights and Analysis at IDC.

Ia melanjutkan, investasi perusahaan dalam inisiatif berbasis proyek baru, termasuk analisis data dan aplikasi kolaboratif, tetap kuat dan perusahaan menengah telah sangat gesit ketika berurusan dengan adopsi teknologi dan solusi ketiga platform yang dimaksud.

“Dengan asumsi perekonomian tetap stabil pada tahun 2017, usaha kecil juga akan mulai menggunakan ketiga platform ini dalam jumlah yang lebih besar,” katanya.

MASTEL Bicarakan Interkoneksi

0

Telko.id – Polemik penurunan tarif interkoneksi yang menjadi isu hangat beberapa pekan kebelakang seakan memecah persatuan operator seluler di Indonesia.

Seperti diketahui, rencana penurunan tarif yang dimulai pada awal September ini menuai berbagai pro dan kontra dari para pemangku kepentingan. Telkomsel yang notabene menjadi operator BUMN secara tegas menolak penurunan tarif ini karena dianggap dapat merugikan negara hingga miliaran rupiah.

Sementara itu, dari pihak operator seluler lainnya justru menyetujui penurunan ini karena dapat memberikan efisiensi bagi mereka ketika melayani panggilan offnet ke operator lainnya.

Lantas, bagaimana menurut pandangan MASTEL? Ditemui pada salah satu acara di Jakarta(29/8), Ketua Umum MASTEL Kristiono mengungkapkan jikalau perubahan tarif ini merupakan proses reguler yang kerap dilakukan dan tidak perlu ada ribut-ribut.

“Menurut saya interkoneksi itu adalah suatu proses reguler yang dilakukan adjustment setiap tahun dilakukan penyesuaian, kenapa dilakukan penyesuaian itu karena faktor dari interkoneksi itu ada beberapa hal termasuk dari luasnya coverage operator itu sendiri. Kaitannya dengan opec dan policy goverment yang punya policy tertentu dan tujuan tertentu pula,”.

Lebih lanjut, Ia juga menegaskan jikalau perubahan tarif interkoneksi bukan kali ini saja terjadi.

” Bukan kali ini saja soal interkoneksi ini dilakukan perubahan. Interkoneksi itu setiap tiga tahun dilakukan perubahan dan tidak pernah ada polemik. Jadi begini artinya, interkoneksi itu sebenarnya sudah ada formulanya, data-data yang diperlukan setiap operator juga ada, policynya juga ada dari pemerintah yang berubah setiap periode.Jadi sebenarnya dengan formula yang ada, data-data yang diperlukan sudah jelas, harusnya ada mekasisme resolusi untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan,” tambahnya.

Disinggung mengenai ribut-ribut antar operator, Ia menjawab bahwa setiap operator pasti memiliki banyak kepentingan yang berbeda.

“Begini, perbedaan itu selalu ada ya wajar, karena setiap operator punya kepentingan masing-masing dan tujuan masing-masing. Nah, Pemerintah ini kan harusnya menjadi jembatan masing-masing operator dan disepakati yang menguntungkan semuanya. Baik operator maupun pemerintah, agar industri semakin baik dan masyarakat diuntungkan,” jawabnya.

“Mungkin ada benefit yang lebih dan operator nantinya juga mampu untuk terus tumbuh. Jadi ini sebenarnya bukan suatu yang baru, perbedaan itu wajar, biasanya selalu ada resolusi untuk menjembatani itu semua dan itu kan dilakukan oleh pemerintah, karena domainnya ada di pemerintah. Jadi ini hanya proses saja,” tutupnya.

Pertama di Dunia, Taksi Tanpa Pengemudi Debut di Singapura

0

Telko.id – Sementara raksasa teknologi seperti Google dan Apple masih sibuk dengan rencananya untuk menghadirkan mobil tanpa pengemudi (driverless), sebuah start yp bernama nuTonomy mencuri start dengan menerjunkan mobil-mobil tanpa pengemudinya ke jalanan Singapura.

Minggu ini, pengembang perangkat lunak asal AS ini menjadi perusahaan pertama yang mulai menawarkan mobil tanpa pengemudi kepada publik di negara bebas macet itu.

nuTonomy mengumumkan bahwa pengujian dimulai pada hari Kamis, di distrik bisnis nan tenang di Singapura. Peluncuran penuh sendiri ditargetkan baru akan terjadi pada tahun 2018, lapor usnews, Senin (29/8).

Dalam uji coba layanannya ini, nuTonomy memungkinkan warga Singapura untuk menggunakan aplikasi yang dikembangkan perusahaan untuk mendapat tumpangan gratis baik di kendaraan listrik Renault Zoe maupun Mitsubishi i-MiEV yang telah dikonfigurasi untuk mengemudi sendiri.

Seorang insinyur duduk di belakang kemudi untuk memantau sistem dan mengambil kendali jika diperlukan.

Dalam sebuah wawancara, Chief Executive sekaligus co-founder nuTonomy, Karl Iagnemma mengatakan bahwa manfaat dari melakukan pengujian di Singapura adalah untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan pelanggan mengenai mobil itu. Dan itu akan terus dilakukan hingga lebih banyak data didapatkan.

“Ada semacam hadiah besar untuk kesempatan ini,” kata Iagnemma, memperkirakan bahwa industri global ini suatu hari nanti bisa bernilai US$ 2 hingga US$ 4 triliun.

Pemilihan Singapura sebagai lokasi uji coba pertama juga bukannya tanpa alasan. Singapura dinilai menawarkan lingkungan yang menarik. Selain itu, memiliki mobil di kota ini juga merupakan sesuatu yang mahal dan seperti di kota-kota Asia lainnya seperti Hong Kong, taksi ada di mana-mana dan murah. Tentu saja, itu belum termasuk pola lalu lintas Singapura yang juga sangat teratur.

Demi Hadapi Reliance Jio, Airtel Pangkas Harga 4G Hingga 80%

0

Telko.id – Sebagai salah satu upaya untuk melawan Reliance Jio, operator telekomunikasi terbesar di India, Bharti Airtel, dikabarkan telah memangkas biaya internet mobile untuk layanan 4G dan 3G miliknya. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan memberi diskon hingga 80 persen ke harga Rs 51 atau setara Rp 10 ribu per gigabyte (GB).

Untuk memanfaatkan keuntungan dari skema khusus ini, saat melakukan pengisian seharga Rs 1.498, pelanggan Airtel akan mendapatkan kuaota 4G atau 3G sebesar 1GB yang berlaku selama 28 hari. Setelah mengkonsumsi hingga limit berakhir, mereka bisa mendapatkan kembali kuota 1GB untuk 4G atau 3G hanya dengan harga Rs 51 selama satu tahun ke depan, di mana tidak akan ada batasan pada jumlah pengisian kembali.

Saat ini, kuota internet 1GB 3G atau 4G Airtel dibanderol dengan harga Rs 259 dan berlaku selama 28 hari.

Dilaporkan Business Insider, Senin (29/8), operator ini juga akan meluncurkan skema yang sama untuk paket seharga Rs 748 (Rp 148 ribu), di mana konsumen akan mendapatkan kuota 1GB 4G seharga Rs 99 (Rp 20 ribu) selama enam bulan.

“Dengan paket inovatif, kami mendefinisikan kembali nilai proposisi pada paket data kami dan memungkinkan pelanggan mendapatkan lebih banyak dalam harga yang sama,” kata Direktur – Operasi (India & Asia Selatan) Ajai Puri dalam sebuah pernyataan.

Dalam beberapa bulan terakhir, Airtel telah memberikan banyak penawaran kepada pelanggannya, mulai dari skema hingga 67% lebih banyak data untuk 4G dan 3G yang sudah ada, hingga gratis panggilan suara.

Kominfo Diminta ‘Tegas’ Kepada Operator yang Tak Mau Bangun Jaringan

0

Telko.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara diminta untuk tegas kepada operator yang kepemilikan sahamnya dikuasai oleh pihak Asing dalam urusan pembangunan infrastruktur untuk remote area.

Sejauh ini, pembangunan infrastrktur Telekomunikasi di Daerah Terluar Indonesia hanya dilakukan oleh BUMN Telekomunikasi yakni Telkom Group.

Pekan lalu, pada saat Komisi I DPR RI memanggil Menkominfo, Rudiantara serta para operator terkait polemik Revisi PP 52 dan 53 tahun 2000 serta rencana penurunan tarif interkoneksi. Dalam pemanggilan tersebut, juga dibahas mengenai kewajiban setiap operator untuk membangun jaringan di wilayah terluar untuk menjaga kedaulatan dan kesatuan NKRI.

Wakil Ketua Desk Ketahaan dan Keamanan Cyber Nasional, Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Ir Prakoso, menegaskan jikalau Menkominfo harus bertindak tegas kepada para operator untuk menyelenggarakan pembangunan jaringan di wilayah terpencil.

Padahal, dalam pasal 28F UUD 1945 dijelaskan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

“Jika perusahaan telekomunikasi yang mayoritas sahamnya dimiliki asing tak mau membangun di daerah terpencil, lalu bagaimana pemerintah bisa memenuhi hak mereka. Selama ini Menkominfo tidak pernah tegas kepada perusahaan telekomunikasi asing tersebut,”kata Prakoso.

Prakoso juga menganggap bahwa Menkominfo tidak mengerti filosofi UU RPJM 2015 – 2019 serta prinsip dasar UU Telekomunikasi No 36 tahun 1999 dan Rencana Pitalebar Indonesia tahun 2014 – 2019.

Di dalam pasal 16, UU Telekomunikasi No 36 tahun 1999 ditulis dengan jelas bahwa setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa telekomunikasi wajib memberikan kontribusi dalam pelayanan universal. Namun kenyataannya para operator yang sahamnya dimiliki oleh asing ini hanya mengambil keuntungan bisnis saja di Indonesia. Tanpa mempedulikan nasib masyarakat Indonsia di daerah terpencil dan perbatasan.

Padahal, di dalam Rencana Pitalebar Indonesia tahun 2014 – 2019 tertulis dengan jelas bahwa pemerintah akan membangun Konektivitas Nasional yang merupakan bagian dari dari konektivitas global. Tujuannya agar pelayanan dasar telekomunikasi ini dapat dinikmati oleh masyarakat di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan pembangunan.

Sejauh ini, terlihat hanya Telkom dan Telkomsel yang memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam membangun jaringan. Komitmen ini dibuktikan dengan mereka yang mau membangun tak hanya di daerah yang menguntungkan saja tetapi juga di daerah terpencil yang selama ini tidak menguntungkan. Hal itu diungkapkan oleh Dr. Evita Nursanty, Msc. selaku anggota Komisi 1 DPR RI.

“Kita berharap komitmen yang sama juga akan diikuti oleh operator-operator lainnya,”terang Evita.

Program Palapa Ring yang rencananya rampung pada tahun 2019 mendatang sangat diharapkan dapat mengatasi permasalahan minimnya akses internet di wilayah-wilayah terluar di Indonesia.

Kominfo sendiri bukan tanpa solusi, setidaknya dengan program network sharing yang digagas pemerintah dapat menurunkan jumlah wilayah Indonesia yang belum tercover sarana telekomunikasi. Namun tentunya hal ini juga perlu diiringi oleh pembangunan jaringan dari seluruh operator telekomunikasi agar tidak menjadi beban bagi operator lainnya.

Sebelumnya, Menkominfo sempat merencanakan untuk merevisi PP Nomor 52/2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dan perubahan terhadap PP Nomor 53/2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit.

Revisi PP ini sejatinya akan semakin menguatkan skema active network sharing untuk percepatan pita lebar di Indonesia sekaligus memberikan efisiensi untuk industri Telekomunikasi di Indonesia. Namu, pihak operator tetap tidak bisa melupakan kewajiban mereka untuk membangun jaringan sebagaimana tertuang dalam pasal 16, UU Telekomunikasi No 36 tahun 1999.

Palapa Ring Paket Tengah Resmi Boleh Membangun Setelah Dapat Kredit Rp. 975 Miliar

0

Telko.id – LEN Telekomunikasi Indonesia sudah memenangkan tender untuk mengerjakan proyek Palapa Ring Paket Tengah. Proyek tersebut merupakan salah satu bagian dari Masterplan of National Broadband 2014 – 2019. 

Untuk menjalankan proyek tersebut, LEN Telekomunikasi Indonesia baru saja menandatangani perjanjian pembiayaan dari sindikasi Indonesia Infrastructure Finance atau IIF, BNI dan SMI atau Sarana Multi Infrastruktur. Kredit yang diberikan sebesar Rp.975 Miliar dari total nilai proyek Rp.1.7 Triliun.

Dengan telah terpenuhi kebutuhan pendanaan ini maka LEN Telekomunikasi Indonesia sudah dapat melanjutkan proses pembangunan proyek Palapa Ring Paket Tengah ini. Targetnya, pada bulan Maret 2018 sudah mulai dapat beroperasi.

“Saat ini sudah mengerucut menjadi 2 vendor yang akan menyuplai peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini. Setidaknya, tiga bulan lagi baru mulai membangun,” ujar Raden Wahyu Pantja Gelora, Direktur Utama LEN Telekomunikasi Indonesia menjelaskan usai penandatanganan perjanjian pembiayaan (29/08), di Jakarta.

Sebagai informasi, LEN Telekomunikasi Indonesia akan membangun di lima provinsi, 17 kota atau kabupaten. Total panjang kabel serat optik yang akan dibangun sekitar 1.676 km.

“Kami harus minta ijin pada pemda-pemda sebagi pemilik lahan. Namun, kita tidak sendiri karena semua yang terlibat akan melakukan beragam-sama,” sahut Raden optimis.

Hal ini juga disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara bahwa “Kominfo juga akan ikut ke Pemda-pemda agar perijinan dapat cepat keluar”.

Khusus untuk submarine, Raden menyebutkan bahwa LEN Telekomunikasi Indonesia menginginkan agar kabel yang ditarik untuk proyek ini merupakan kabel yang tersambung terus. “Dengan spesifikasi kabel serat optik yang kami perlukan ada perusahaan dari Asia dan Eropa yang memiliki teknologi tersebut”, sahut Raden menambahkan. Hanya saja, belum diberikan siapa yang akan dipilih. “Bulan September ini baru akan diputuskan,” kata Raden menambahkan.

Sebagai tambahan informasi, berdirinya LEN Telekomunikasi Indonesia ini tidak lepas dari peran Konsorsium Pandawa Lima yang memenangkan tender Proyek Palapa Ring Paket Tengah yang kemudian sepakat mendirikan Badan Usaha Pelaksana atau BUP. Dengan komposisi kepemilikan LEN Telekomunikasi Indonesia atau LTI terdiri dari 51% LEN Industri, Teknologi Riset Global Investama 39%, Multi Kontrol Nusantara 5% dan Bina Nusantara Perkasa sebesar 5%. (Icha)