Jakarta – Setelah sukses dengan program indigo Incubator dan indigo Accelerator pada awal 2015 lalu, indigo kembali membuka penerimaan startup pada batch II di tahun 2015 ini.
Berbeda dengan program sebelumnya, dimana penerimaan dan seleksi Program Indigo Incubator dan Program Accelerator dilakukan terpisah, mulai Batch II dan ke depan seleksi startup dilakukan secara bersama oleh Telkom Group yang terdiri dari Telkom Innovation & Design Center (IDeC), Divisi Digital Business (DDB), PT. Metra Digital Investama (MDI).
Sebagai informasi, Telkom memberi kesempatan bagi para startup untuk merealisasikan karya kreatif mereka melalui program indigo ini. Baik yang masih dalam bentuk ide, produk yang sudah memiliki pengguna, bisnis yang sudah mendatangkan pendapatan, serta bisnis yang membutuhkan akselerasi dan pendanaan lebih lanjut.
Khusus untuk Batch II 2015 panitia tidak lagi menerima karya inovasi yang masih dalam tahap Ide. Karya yang akan diterima hanya untuk kategori Innovative product dan Innovative Business.
Indigo Batch II diluncurkan pada 13 Oktober silam. Sementara untuk registrasi, para startup akan diberikan rentan waktu mulai dari tanggal 15-28 Oktober 2015.
Untuk seleksi on desk, akan diadakan pada tanggal 31 Oktober sampai dengan 4 November 2015 dan untuk pitching final pada periode 7-12 November 2015.
Untuk kali ini, ada 4 kategori yang dihadirkan bagi para startup, diantaranya Mobile & Personal Ecosystem, Home Ecosystem, SME Ecosystem, Smart City, Goverment and Public Service.
Sementara itu, Startup yang terpilih akan mendapat dukungan program inkubasi selama 7 bulan sampai dengan 18 bulan tergantung tahapannya serta mendapatkan berbagai fasilitas seperti, workspace, funding, mentoring, dan akses pasar melalui channel pemasaran Telkom Group.
Pendanaan yang akan diberikan melalui program ini adalah mulai dari Rp 120 juta sampai dengan Rp 2 miliar untuk share saham mulai 6% hingga 25% per startup, ditambah dengan kesempatan untuk memperoleh fasilitas kerja yang nyaman dan dinamis di Bandung Digital Valley, Jogja Digital Valley, dan Jakarta Digital Valley.