Telko.id – Perusahaan insurtech regional Igloo hari ini mengumumkan kesuksesannya menggalang dana senilai US$ 36 juta pada putaran pendanaan Pra-Seri C.
Perusahaan investasi global Eurazeo dan perusahaan asuransi BNP Paribas Cardif, memimpin pendanaan tersebut.
Openspace dan La Maison, yang sebelumnya turut berpartisipasi dalam penggalangan dana Seri B dan Seri B+ Igloo, juga ikut serta dalam babak pendanaan ini, menegaskan kepercayaan mereka terhadap model bisnis perusahaan yang kuat.
“Kami sangat senang dapat berinvestasi di Igloo dengan perusahaan asuransi BNP Paribas Cardif. Dengan investasi kami di Tiongkok, Indonesia, India, dan Singapura, kami memperluas jejak kami dengan ambisi untuk menjadi pemain terkemuka di Asia,” kata Matthieu Baret, Managing Partner – Venture Eurazeo.
Baca juga : HUB.ID Bantu Startup Tingkatkan Kredibilitas, Mudahkan Dapat Pendanaan
Investasi Eurazeo berfokus pada perkembangan teknologi inovatif dan ide bisnis yang mendisrupsi industri asuransi, sementara investasi Openspace yang berasal dari pendanaan tahap menengahnya, OSV+, berfokus pada putaran Seri C dan D untuk mendanai perusahaan-perusahaan teknologi transformatif di Asia Tenggara.
“Kami telah memantau performa Igloo dan terkesan dengan evolusi mereka menjadi platform berbagai asuransi dalam berbagai jalur distribusi dan produk,” ujar Albert Shyy, Managing Director, Eurazeo.
Albert pun yakin Igloo berada dalam posisi yang kuat untuk membantu mengatasi penetrasi pasar asuransi yang rendah di Asia Tenggara dengan membuat asuransi lebih mudah diakses dan dipahami oleh konsumen.
Pendanaan ini hanya berselang 10 bulan setelah penggalangan dana Seri B+ yang dipimpin InsuResilience Investment Fund II yang dikelola oleh BlueOrchard, Secara keseluruhan, Igloo sukses mengumpulkan dana sebesar US$ 100 juta.
Igloo berhasil mengamankan pendanaan ini dengan valuasi perusahaan yang berhasil meningkat sebesar 50 persen dibanding seri B+ di 2022 sejalan dengan semakin dekatnya profitabilitas di 2024.
Igloo dalam posisi untuk menggandakan nilai Gross Written Premium (GWP) dengan tingkat burn rate rendah, model bisnis perusahaan yang berfokus pada engineering dan data, membuat Igloo selangkah lebih dekat menuju profitabilitas pada 2024.
“Kami selalu senang ketika ada kesempatan untuk melanjutkan investasi di perusahaan pada tahap menengah yang sudah sebelumnya sudah kita dukung. Pertumbuhan Igloo yang kian pesat, meyakinkan kami akan kemampuannya untuk memperluas pasar di Asia Tenggara dan mencapai profitabilitas,” ujar Jessica Huang Pouleur, Partner, Openspace Ventures.
Jessica pun menambahkan bahwa tim nya telah terlibat secara aktif dalam kerja sama dengan Igloo, dan hubungan yang sudah terjalin ini akan memungkinkan untuk terus menambah nilai operasional dan komersial seiring dengan integrasi, akuisisi, dan peningkatan kapabilitas.
Pasar asuransi Asia memiliki potensi yang luar biasa, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Namun, meskipun adopsi asuransi terus meningkat, masih banyak masyarakat yang belum tersentuh layanan asuransi.
Menurut Roadmap Perasuransian Indonesia 2023-2027 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat penetrasi asuransi di Indonesia yang berada di kisaran 3,5% pada 2021 telah menurun menjadi 2,7% pada 2022.
Walaupun, hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan, salah satunya adalah karena peningkatan PDB, yang berkorelasi dengan target pertumbuhan Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 pada 2045.
Igloo menargetkan untuk memanfaatkan peluang ini, dengan memperkuat sistem digitalisasi sebagai salah satu strategi utama perusahaan, khususnya dalam lima tahun ke depan. Selain itu, Igloo juga akan terus mengembangkan kemitraan dan model bisnis keagenan agar dapat meningkatkan proses yang ada di seluruh rantai nilai asuransi. (Icha)