spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1700

Perbesar Kontribusi Bagi Masyarakat, XL Hadir di Pulau-pulau Terluar

0

Sinabang – PT XL Axiata Tbk (XL) kembali memperbesar kontribusi bagi masyarakat melalui layanan telekomunikasi dan digital. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan membangun dan mengoperasikan infrastruktur di daerah terpencil dan perbatasan, termasuk pulau-pulau terluar.

Sebagai bagian dari implementasi visi tersebut, XL menambah infrastruktur jaringan data dan internet di Pulau Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam.

Dalam keterangan tertulisnya, (10/3) Presiden Direktur XL Dian Siswarini mengatakan bahwa peresmian ini merupakan bagian dari peringatan HUT XL ke-19 yang jatuh pada Oktober 2015. XL sendiri sudah melayani warga Simeulue sejak September tahun 2008.

Apa yang kami lakukan di sini merupakan bagian dari upaya kami dalam membantu menyediakan infrastruktur yang bisa menjembatani pembangunan hingga ke daerah-daerah terpencil, termasuk pulau-pulau terluar,” katanya. “Apalagi di sini juga ada pangkalan TNI AL yang menjaga wilayah kedaulatan NKRI. Kami sangat berharap, layanan XL akan bisa ikut mendukung kegiatan masyarakat setempat yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.”

Diharapkan, dengan penambahnya BTS 3G di wilayah ini tak hanya akan membantu masyarakat untuk mampu lebih terjembatani dalam mengakses informasi, tetapi juga akan bisa mendukung promosi daerah.

Pulau yang memiliki jumlah penduduk kurang dari 90 ribu jiwa tersebut memiliki sejumlah potensi besar, antara lain di bidang pariwisata, berupa ombak bagus yang cocok untuk olahraga selancar (surfing). Ombak di Simeulue sudah dikenal di antara para peselancar asing, dan secara rutin mereka juga datang ke sana. Selain itu, pulau ini juga memiliki potensi besar di bidang perikanan, salah satunya dalam budidaya udang lobster. Di perkebunan, warga secara turun-temurun antara lain menanam cengkeh.

Ke depan, dalam mengembangkan kontribusi perusahaan bagi masyarakat di daerah terpencil dan pulau-pulau terluar, XL juga akan menerapkan layanan digital yang mampu memaksimalkan pemberdayaan potensi masing-masing daerah. Sebagai contoh, saat ini XL emiliki aplikasi “mFish” yang terbukti mampu membantu nelayan di sejumlah daerah. Bekerjasama dengan daerah tertentu XL antara lain juga menjalankan program Xmart Village dan XmartCity.

Saat ini. XL juga melayani masyarakat di pulau-pulau terluar seperti Pulau Weh – Sabang (NAD), Nias (Sumut), Kepulauan Natuna (Kepri), sejumlah pulau yang berbatasan dengan parairan Singapura dan Malaysia (Kepri), Sebatik (Kaltara), juga Biak (Papua). Sementara itu, di perbatasan darat dengan negara tetangga, layanan XL ada di Entikong (Kalbar), Jayapura dan Merauke (Papua).

Blackberry Catat Trend Positif di Q2 Tahun Fiskal 2016

0

BlackBerry mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal kedua tahun fiskal 2016 yang berakhir pada 29 Agustus 2015. Pendapatan non-GAAP untuk kuartal kedua tahun fiskal 2016 adalah $ 491juta dengan pendapatan GAAP dari $ 490juta. Pendapatan Non-GAAP untuk perangkat lunak dan jasa  sebesar $ 74juta, meningkat 19% dibandingkan Q2 FY15 didorong oleh pertumbuhan dari pendapatan lisensi perangkat lunak sebesar 33%.

Pendapatan GAAP mencerminkan pencatatan akuntansi untuk pembelian sebagai pendapatan tertahan terkait dengan akuisisi WatchDox. Rincian pendapatan untuk triwulan ini adalah sekitar 15% untuk perangkat lunak dan jasa, 41% untuk hardware, dan 43% untuk biaya akses layanan (SAF). BlackBerry mendapatkan 2.400 pengguna enterprise baru di kuartal ini. Sekitar 60% dari lisensi terkait dengan penawaran ini  merupakan lisensi untuk multi-platform.

Selama kuartal kedua, Perusahaan mencatatkan pendapatan dari hardware  dari penjualan lebih dari 800.000 ponsel pintar BlackBerry dengan ASP sekitar $ 240.

“Saya yakin pada strategi kami dan peningkatan yang berkesinambungan, tergambar pada empat kuartal berturut-turut dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan dua digit dari pendapatan lisensi perangkat lunak dan enam kuartal berturut-turut mendapatkan arus kas bebas positif,” kata Executive Chairman dan Chief Executive Officer John Chen .

Dalam rangka memperluas kepemimpinan Blackberry di perangkat lunak dan layanan multi-platform, perusahaan Amerika ini juga melakukan investasi secara strategis  dan organik melalui produk dan layanan baru yang tersedia pada platform BES, dan melalui akuisisi seperti ATHOC dan Good Technology.

Pada saat yang sama, Blackberry juga fokus untuk membuat kemajuan lebih cepat untuk mencapai profitabilitas dalam bisnis handset nya. Yakni dengan meluncurkan Blackberry Priv. Perangkat Android yang diberi nama berdasarkan  warisan dan misi penting BlackBerry untuk melindungi privasi pelanggannya. Priv menggabungkan yang terbaik dari sistem keamanan BlackBerry dan produktivitas dengan ekosistem aplikasi mobile yang besar yang tersedia pada platform Android.

Dengan semua langkah strategis tersebut, Blackberry berharap terjadi pertumbuhan dari pendapatannya setiap kuartal hingga akhir fiscal 2016. (Icha)

Gandeng CDT, Hitachi Ingin Kembangkan Sayap di Indonesia

0

Jakarta – Hitachi Data Systems Corporation (HDS), anak perusahaan dari Hitachi, LTd baru-baru ini mengumumkan secara resmi kemitraannya dengan Central Data Technology (CDT), sebuah mitra solusi lengkap dan distributor IT di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk terus mengembangkan bisnisnya dengan jangkauan yang lebih luas di Indonesia, dengan cara memperluas potensi pasar yang ada di luar Jakarta.

CDT dikenal sebagai distributor yang selalu memberikan nilai tambah dan menawarkan solusi yang paling lengkap untuk meningkatkan produktivitas serta mampu memberdayakan pelanggannya untuk mengelola informasi, mengutamakan proses bisnis dan mengurangi biaya dan kompleksitas pengelolaan infrastruktur IT. CDT telah menjadi penyedia solusi terkemuka, baik di ranah database, server, sistem storage, dan peripheral IT di Indonesia.

Penunjukkan CDT sebagai distributor kedua HDS Indonesia adalah bagian dari strategi bisnis HDS Indonesia untuk memperluas cakupan pasar di Indonesia. HDS Indonesia masih menargetkan pertumbuhan yang signifikan dari berbagai macam sektor di Indonesia, antara lain sektor pemerintahan, perbankan, telekomunikasi, komersial dan media.

HDS Indonesia yakin bahwa bila perusahaan memiliki distributor yang solid sebagai mitra strategisnya, maka ini akan menjadi strategi yang efektif untuk melakukan penetrasi pasar dan memperluas cakupan pasar di Indonesia.

Melalui kemitraan strategis dengan CDT, HDS Indonesia akan terus meningkatkan pertumbuhannya dengan menargetkan kota-kota besar di luar Jakarta, sekaligus menyediakan solusi lengkap yang hanya dapat disediakan oleh perusahaan dengan portofolio lengkap seperti CDT, sehingga mampu mendorong dan mempercepat pertumbuhan di pasar Indonesia.

Suresh Nair, Managing Director, HDS Indonesia mengungkapkan, “Tujuan kami adalah untuk membantu pelanggan kami mendapatkan lebih banyak dengan amunisi yang lebih sedikit. Kami juga berharap bahwa dengan teknologi kami, para pelanggan mampu melakukan terobosan inovasi bisnis, yang dapat berujung pada inovasi sosial.”

Lebih lanjut Suresh menambahkan, bahwa CDT memahami filosofi HDS dan terbukti dapat diandalkan karena pengalamannya yang sudah begitu banyak bekerja di dunia distribusi di masa lalu.

“CDT memiliki momentum kinerja yang sangat baik, dengan cakupan yang kuat yang ada di seluruh pasar di Indonesia. Dengan portofolionya yang sangat luas, CDT menjadi mitra sempurna yang akan mampu membawakan solusi lengkap yang dihadirkan oleh HDS. Sebagai distributor dengan reputasi yang selalu membawakan nilai tambah, kami berharap bahwa kolaborasi yang baik akan dapat tercipta sehingga kami dapat mencapai kesuksesan bersama,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Hitachi Data Systems Corporation adalah perusahaan yang memberikan layanan teknologi informasi, jasa, dan solusi informasi yang membantu bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan ketangkasan IT, sekaligus berinovasi dengan informasi untuk menciptakan perbedaan di dunia. Produk, jasa dan solusi HDS dipercaya oleh perusahaan terkemuka dunia, termasuk lebih dari 70% perusahaan yang masuk di dalam daftar Fortune Global 100.

Blokir Iklan, Digicel Gunakan Teknologi Milik Shine

0

Jakarta – Digicel telah menandatangani kontrak dengan Shine Technology asal Israel untuk menyebarkan perangkat lunak pemblokiran iklan startup tersebut pada jaringan mobile-nya di pasar Karibia dan Asia Pasifik.

Dalam pernyataan bersama yang dibuat baru-baru ini, perusahaan mengatakan bahwa perangkat lunak pertama akan digunakan di Jamaika, dengan rencana untuk menggelarnya ke pasar nasional lainnya di seluruh Karibia dan di kawasan Asia Pasifik dalam beberapa bulan mendatang.

Software pemblokiran iklan telah digunakan secara luas pada komputer desktop selama beberapa tahun, tetapi penggunaan mobile masih terbilang langka dan Digicel adalah operator seluler pertama yang bermitra dengan Shine. Shine sendiri memiliki Horizon Ventures, sebuah perusahaan dana investasi milik orang terkaya di Hongkong, Li Ka-shing sebagai pemegang sahamnya.

Dalam pernyataan bersama mereka, kerjasama ini khususnya menjadikan Google, Facebook dan Yahoo sebagai target, mengatakan mereka mengambil sikap dan sengaja memblokir iklan di situs yang dimiliki oleh raksasa internet dalam upaya untuk memaksa mereka agar memberi bagian dari pendapatan mereka.

“Dengan iklan memakan sebanyak 10 persen paket data pelanggan, langkah ini akan memungkinkan pelanggan untuk menelusuri web mobile dan aplikasi tanpa gangguan dari pesan iklan yang tidak diinginkan,” kata mereka, seperti dilaporkan Telecompaper, Jumat (2/10).

Pimpinan Digicel, Denis O’Brien, bahkan lebih terang-terangan, menuduh perusahaan ini tanpa malu-malu menggunakan usaha dan investasi dari operator jaringan seperti Digicel untuk mencari uang bagi dirinya sendiri.

XL Tingkatkan Kinerja Pengelolaan Neraca Keuangan

0

Jakarta – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar mau tak mau memaksa para pelaku industri untuk mengambil langkah yang tepat. PT XL Axiata Tbk. (XL), misalnya, baru-baru ini mengumumkan perubahan pinjaman dari BTMU sebesar USD 180 juta menjadi pinjaman dalam mata uang Rupiah. Perusahaan juga melakukan percepatan pelunasan atas pinjaman sebesar USD 50 juta dari Bank UOB.

Presiden Direktur XL, Dian Siswarini, mengatakan dalam keterangan tertulisnya, “Untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan, kami meningkatkan kinerja pengelolaan neraca keuangan melalui perubahan pinjaman ke mata uang Rupiah serta melakukan percepatan pelunasan pinjaman USD. Ini merupakan bagian dari rangkaian inisiatif perusahaan untuk secara proaktif mengurangi beban kurs.”

Dian SiswariniSeiring dengan  agenda transformasi bisnis yang sedang dijalankan, manajemen XL telah secara jelas dan nyata menjalankan rencana untuk secara proaktif memperkuat posisi keuangan perusahaan melalui rangkaian Inisiatif Pengelolaan Neraca Keuangan yang mencakup pengurangan resiko terhadap pergerakan nilai tukar mata uang asing.

Sebelumnya, pada tanggal 18 September 2015 lalu, XL juga sudah mengumumkan percepatan pelunasan atas pinjaman dari Bank UOB sebesar USD 100 juta yang merupakan bagian dari pinjaman eksternal dalam US Dollar yang tidak memiliki lindung nilai (hedging) pada neraca keuangan XL.

Agenda transformasi bisnis yang dijalankan oleh XL diimplementasikan melalui strategi 3R yang telah berjalan sejak awal tahun 2015. Strategi 3R ini meliputi “Revamp, Rise & Reinvent”. Revamp, mengubah model bisnis pencapaian jumlah pelanggan (dari “volume” ke “value”), strategi distribusi serta meningkatkan profitabilitas produk. Rise, meningkatkan nilai brand XL melalui strategi dual-brand dengan AXIS untuk menyasar segmen pasar yang berbeda. Reinvent, membangun dan menumbuhkan berbagai inovasi-inovasi bisnis.

Transformasi bisnis ini dilakukan untuk merespon dinamika perubahan pasar yang sangat dinamis dan fokus untuk menciptakan nilai-nilai sehingga XL dapat membangun bisnis yang lebih berkelanjutan ke depannya.

Cegah Masuknya Malware Dengan Cara Ini

Jakarta – Kejahatan siber dirasa semakin mengkhawatirkan saja. Hal ini tak hanya ditandai dengan semakin getolnya para penjahat di ranah ini dalam melancarkan aksinya, tetapi juga dukungan teknologi yang dibawanya, yaang semakin canggih saja. Kini, aksi pencurian identitas pun telah berevolusi seiring dengan berkembangnya teknologi.

Tanpa disadari, para penjahat siber melancarkan aksinya secara bergerilya di bawah tanah dan dengan keji memperjual belikan hasil pencurian data yang mereka peroleh kepara kompetitor ataupun meminta para korban untuk memberikan sejumlah uang. Lebih ironis lagi, para korban “terusir” dan memiliki akses yang terbatas pada perangkat mereka sendiri.

Beberapa data hasil rampasan tersebut diantaranya berupa email, data pribadi di sosial media, game online, serta informasi akun online banking milik nasabah. Bagi mereka, akun milik korban laksana ladang emas yang siap mereka eksploitasi.

Saat ini, bukan hanya perusahaan besar saja yang menjadi incaran para cracker, melainkan banyak juga perusahaan ritel yang menjadi korban dari para penjahat siber ini. Perusahaan yang menyediakan jasa kepada para konsumen pun tak luput dari pengawasan para penjahat internet ini. Pun demikian UKM, pernah merasakan keganasan dari serangan para penjahat dunia maya tersebut.

Seperti diketahui, saat ini jenis malware pun beragam adanya. Bahkan para cracker telah menyediakan malware khusus untuk para targetnya.

Andreas Ananto Kagawa mengungkapkan, “Saat ini cybercrime itu real dan targeted. Jadi para cracker sudah menargetkan para korbannya dan menciptakan virus khusus untuk menembus sistem keamanan dari target mereka.” Banyaknya virus khusus yang dibuat ini berakibat pada munculnya banyak malware baru.

Cara Malware datang dan pergi

Dalam konteks penetrasi, banyak cara ditempuh penjahat siber untuk memasuki sistem keamanan perusahaan dan menyuntikkan malware. Tend Micro membaginya ke dalam beberapa langkah. Dan ini wajib Anda ketahui.

1. Intelligent Gathering

Para penjahat siber akan memilih seseorang di perusahaan untuk menjadi target mereka. Karyawan perusahaan yang dipilih para cracker ini adalah mereka yang memiliki akses banyak ke perusahaan tersebut dan memiliki tingkat kelengahan yang tinggi. Disamping tentunya, cenderung tidak menyadari bahwa mereka sedang dijadikan alat untuk menyerang. Biasanya karyawan seperti ini adalah Sekrertaris dari CEO di perusahaan tersebut. Seperti di ketahui, seorang Sekretaris CEO memiliki akses yang banyak dan luas di sebuah perusahaan tempat dia bekerja.

2. Point of Entry

Langkah kedua yang dilakukan adalah dengan memberikan email palsu kepada Sekretaris tersebut dan memasukan malware tanpa diketahui oleh si Sekretaris. Selain menggunakan cara tersebut, mereka bisa langsung membobol server perusahaan, jika perusahaan tersebut tidak melakukan patch di server mereka. Langkah ini lebih dikenal dengan nama Spear Phising.

3. Command and Control Communication

Layakya sebuah operasi penyerangan yang tergorganisir, ketika sudah memasuki bagian dalam sebuah perusahaan para penjahat ini memberikan laporan kepada kawan mereka untuk melakukan hal yang lain. Pada tahap ini, para hacker sudah masuk ke sistem perusahaan.

4. Data Discovery

Mencari data yang mereka inginkan di dalam sistem dan server perusahaan tersebut. Cara mencuri tersebut bisa secara langsung atau bisa tanpa diketahui dan bersembunyi selama berbulan-bulan tidak terdeteksi dan mencuri data secara berkala.

Sebagai informasi, tren BYOD menjadi salah satu cara bagi malware untuk masuk ke dalam sistem perusahaan. Para karyawan perusahaan yang bebas menggunakan perangkat mereka untuk keperluan pekerjaan sangat rentan sekali dihinggapi oleh malware dan langsung masuk menuju server perusahaan tersebut.

Malware boleh saja memiliki caranya sendiri untuk masuk dan menjangkiti sebuah sistem, namun itu tidak berarti tidak ada jalan keluarnya. Paling tidak, ada beberapa cara untuk mencegahnya. Dalam hal ini, Trend Micro memberikan berbagai tips terkait pencegahan ini sehingga perusahaan tidak terkena serangan malware. Tips tersebut diantaranya:

1. Teknologi penting yang harus dimiliki

Dalam hal ini, Trend Micro memiliki Thread intelligent. Fitur ini sejatinya sama seperti bank data yang setiap harinya memiliki 150 juta sensor dan menemukan 16 miliar malware. Tentunya para pengguna harus terus melakukan update agar lebih mengenal malware terbaru.

2. Cara menghadapi spear phising

Perusahaan harus memiliki teknologi penting untuk melihat sebuah email memiliki malware atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari keanehan dan ketidakcocokan dari si pengirim dan konten email yang dikirimkan. Jika dirasa ada ketidakcocokan, email tersebut akan dikarantina dan disimpan ke kotak ‘kirim’ (sent box) box dan akan diketahui email tersebut malware atau bukan. Dan jika itu adalah malware, sent box mereka mengetahui dimana markas dari malware tersebut.

3. Lakukan Pengamanan Sampai ke tingkat Server

Banyak penjahat siber yang memanfaatkan kerentanan dari software yang ada. Software tersebut memberikan patch untuk menutupi kerentanan tersebut. Sayangnya ada beberapa perusahaan yang lama dalam menghadirkan patch tersebut. Salah satu teknologi dari Trend Micro adalah automatic ongoing securuty patching. Ini adalah patching yang diberikan oleh Trend Micro ketika perusahaan belum mengeluatkan patch. Hal ini tentu akan mengurangi kerentanan yang terjadi di server perusahaan tersebut.

Cybercrime 2015 Ajak Perusahaan Waspadai Serangan Siber

0

Jakarta – Peristiwa pembobolan data yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi salah satu bukti adanya upaya-upaya konsisten yang dilakukan oleh para penjahat siber untuk melakukan pencurian terhadap berbagai macam kekayaan intelektual yang bernilai tinggi maupun data diri si korban.

Kejahatan siber saat ini juga dirasa semakin mengkhawatirkan. Para penjahat siber saat ini semakin rajin untuk malancarkan aksinya dengan memanfaatkan teknologi yang canggih. Saat ini, kejahatan siber telah menyentuh kegiatan jual beli data dengan contoh yang paling sering adalah mencuri data di kartu kredit si korban.

Myla Pilao, Director Trendlabs Research, Trend Micro menyebutkan, “Saat ini permasalahan security masih menjadi headline di beberapa negara termasuk Asia Tenggara. Di dunia sendiri, permasalahan kejahatan siber masih menjadi isu global dan belum ada jalan keluar yang benar-benar ampuh untuk mengatasinya.”

Lebih lanjut Pilao menambahkan, lembaga-lembaga bisnis dan pemerintahan dituntut untuk mulai menyadari pentingnya membekali diri dalam rangka menghadapi setiap ancaman dan tantangan terkait keamanan TI. Bukan hanya itu, perusahaan-perusahaan juga harus sigap memperbarui strategi keamanan yang mereka terapkan.

Saat ini , jika kita terkoneksi ke internet, maka kita akan menjadi sasaran dari malware tersebut. Dengan fenomena BYOD, maka akan semakin rentan bagi perusahaan-perusahaan untuk terkena serangan malware.

Sebagai informasi, saat ini bukan hanya perusahaan saja yang menjadi target dari serangan hacker. Perusahaan ritel pun dewasa ini menjadi salah satu sasaran empuk dari malware untuk mencuri data perusahaan mereka.

Meja kasir di sebuah tempat perbelanjaan juga menjadi salah satu pintu bagi malware untuk masuk. Sebagai contoh, ketika seseorang berbelanja dan melakukan pembayaran melalui mesin EDC ATM yang terletak di meja kasir, data transaksi tersebut masih tersimpan di memori sementara pada PC dan data itulah yang dicuri oleh hacker melalui malware yang secara tidak sengaja sudah terinstal di komputer kasir dan pada akhirnya, konsumen lah yang paling dirugikan atas kejadian ini, sebab data rekening mereka yang terekam di komputer tersebut akan dicuri.

Untuk penetrasi sendiri, dewasa ini serangan hacker dilancarkan dalam dua modus. Pertama melalui serangan secara konvensional dan yang kedua menggunakan anonymous sebagai otak dari penetrasi malware tersebut.

Beberapa malware yang hadir pun beragam bentuknya, ada malware yang langsung meng-enkripsi data dan memberitahu korban ketika mereka sudah terjangkit, ada pula yang bertahan secara diam-diam di komputer korban tanpa diketahui oleh korban dan mengambil data secara perlahan.

Jenis yang kedua ini justru lebih berbahaya. Pasalnya jika korban terlambat menyadari bahwa mereka terjangkit, maka cara penanggulangannya akan sangat rumit dan banyak data yang sudah tercuri. Tentunya hal ini sangat berbahaya bagi perusahaan.

Andreas Ananto Kagawa, Country Manager Trend Micro Indonesia mengungkapkan, “Tak bisa di pungkiri lagi bahwa semakin tingginya intensitas serangan-serangan siber dewasa ini, lembaga-lembaga kini perlu bangkit dan menyadari bahwa mereka kini rentan dan tidak mungkin dapat menyingkirkan ancaman keamanan yang menghampiri mereka sendirian. Diperlukan kerjasama untuk mengatasi hal ini dan teknologi anti virus cangggih pun perlu di terapkan agar tidak kecolongan lagi,” tuturnya.

Trend Micro juga menyampaikan perlunya perubahan pola pikir dalam menerapkan strategi keamanan IT di lingkup perusahaaa maupun pemerintahan. Selain itu, mereka juga mengungkapkan pentingnya mencari sebuah software atau alat yang tepat agar dapat menghalau setiap resiko keamanan.

Perusahaan: Buruknya Jaringan Picu Kekecewaan Pelanggan

0

Jakarta – Sebuah laporan baru dari perusahaan asal Amerika Serikat, Verizon, mengklaim bahwa mayoritas pengambil keputusan di perusahaan menyalahkan jaringan sebagai ‘oknum’ yang bertanggungjawab dalam kekecewaan pelanggan.

Laporan ini menyimpulkan bahwa 79 persen dari para pengambil keputusan berpikir bahwa terbuangnya waktu akibat komputer yang tidak bekerja dan pengalaman pengguna yang buruk adalah kesalahan dari departemen IT.

Verizon menyusun laporan dengan tajuk Digital Transformation Powers Your Business menyusul studi yang dilakukan Forrester Research. Pada bulan Februari 2015, peneliti berbicara kepada ‘lebih dari’ 600 pengambil keputusan di perusahaan besar dan perusahaan multinasional di Amerika Utara, Amerika Latin, EMEA dan Asia Pasifik.

Perusahaan telekomunikasi tersebut mengklaim bahwa laporan tersebut membahas masalah yang dihadapi perusahaan selama evolusi digital.

Ini mengidentifikasi area kunci dari transformasi digital sebagai komputasi awan, ponsel, IoT, analisis big data dan sistem reality-kolaborasi virtual. Laporan itu menyimpulkan, setelah studi Forrester menemukan bahwa 67 persen dari para pengambil keputusan perusahaan mengatakan bahwa setiap lini bisnis memiliki definisi yang berbeda dari teknologi digital.

Ada tujuan tentang prioritas layanan, namun, dengan 80 persen dari survei setuju bahwa meningkatkan pengalaman pelanggan adalah ‘prioritas utama’. Sementara itu, 20 persen lainnya dari survei menolak hal tersebut.

Riset lainnya mengungkapkan, sekitar tiga perempat dari kelompok survei (74 persen) menyalahkan kualitas jaringan yang buruk sebagai penyebab utama untuk pengalaman pengguna yang buruk.

Menurut laporan Verizon,  hal ini menyoroti kebutuhan untuk teknologi yang lebih baik di jantung perusahaan, seperti software defined networking atau SDN. Saat ini, hanya 15 persen dari bisnis ini yang sudah menggunakan beberapa bentuk jaringan fungsi virtualisasi untuk mengelola layanan mereka. Namun, laporan Verizon memprediksi proporsi ini akan meningkat menjadi 90 persen dalam dua tahun ke depan.

Statistik yang paling mengkhawatirkan bagi manajer telekomunikasi adalah sebanyak 79 persen dari para pembuat keputusan yang disurvei berpikir bahwa itu adalah tanggung jawab Departemen TI untuk memastikan bahwa jaringan perusahaan dapat mendukung rencana transformasi digital. Demikian dilansir dari Telecoms, Kamis (1/10).

 

Virgin Media Gaungkan Broadband dengan Kecepatan 200Mbps

0

Jakarta – Virgin Media hari ini meluncurkan layanan broadband 200Mbps. Layanan yang dinamakan Vivid ini hadir dengan tawaran untuk memberikan upgrade kepada pelanggan yang sudah ada secara gratis. Merek Vivid sendiri akan mencakup semua layanan broadband super cepat, termasuk penawaran 100Mbps mereka.

Perusahaan telekomunikasi ini akan menghubungi 4,6 juta pelanggan broadbandnya dan memberikan edukasi mengenai bagaimana mereka mendapat izin upgrade mulai dari 1 Oktober 2015.

Mereka akan memberikan penghargaan kepada pelanggan broadband yang ada dengan menawarkan mereka kesempatan untuk meng-upgrade dari kecepatan paket yang mereka miliki sebelumnya. Pelanggan yang saat ini berlangganan paket 50Mbps, 100Mbps dan 152Mbps akan dapat meng-upgrade ke masing-masing kecepatan 70Mbps, 150Mbps dan 200Mbps secara gratis.

Penyedia layanan mengklaim ini adalah ketiga kalinya perusahaan telah meningkatkan kecepatan broadband pelanggan dalam lima tahun, empat kali lipat potensi kecepatan tertinggi yang tersedia dari 50Mbps pada 2010 menjadi 200Mbps pada 2015. Menurut Virgin, pelanggannya dimungkinkan untuk mengunduh film kualitas HD dengan durasi dua jam hanya dalam waktu tiga menit dua detik dan satu album musik dalam tiga detik.

Dilansir dari Telecoms, Kamis (1/10), Virgin Media mengklaim bahwa upgrade dari paket termurah yang tersedia sekalipun akan membawa mereka pada kecepatan broadband yang setara dengan kecepatan tertinggi yang dtawarkan BT Nrtwork.

Tak hanya itu, disebutkan pula bahwa spesifikasi interface layanan data melalui kabel (DOCSIS 3) mereka akan menjadi kunci untuk mendapatkan kecepatan superior dalam waktu singkat, dengan target 90 persen dari pelanggan mampu melakukan upgrade pada akhir 2015.

Pelanggan yang meng-upgrade penggunaan data pada jaringan Virgin Media tumbuh sebanyak 60 persen per tahun, mereka memulai program ini dengan investasi sebesar 3 milliar poundsterling untuk menghubungkan empat juta lebih rumah dan bisnis untuk broadband dengan kecepatan super cepat.

“Adalah hal yang benar jika Anda mendaftar dan melakukan upgrade ke layanan broadband dengan kecepatan super cepat dari Vivid milik Virgin Media. Pasalnya ini adalah standar baru di dunia Telekomunikasi,” ungkap Gregor McNeil, MD of Consumer Virgin Media.

Gandeng Huawei, Telkomsigma Kembangkan Sektor Pendidikan

0

Jakarta – Dalam acara Huawei Southern Pacific Night 2015 yang berlangsung di Shanghai, Tiongkok, 18 September 2015 lalu, PT Huawei Tech Investment (“Huawei Indonesia”), dan PT Sigma Cipta Caraka (“Telkomsigma”) menandatangani perjanjian kerjasama untuk proyek Storage as a Service (SaaS).

Kerjasama ini merupakan langkah penting dalam kerjasama mengembangkan solusi dalam bidang pendidikan. Menurut Judi Achmadi, CEO Telkomsigma, kerjasama ini merupakan landasan kuat menuju pendidikan Indonesia yang tidak lagi bergantung pada penggunaan kertas.

“Fungsi dan performa yang luar biasa dari solusi penyimpanan dari Huawei mampu memenuhi kebutuhan, serta memberikan dukungan dan perlindungan dalam skala besar di masa yang akan datang,” ungkapnya.

Hal yang sama diutarakan Xu Ying, Director of Indonesia Data Center Solution Sales Department. Diakuinya, kolaborasi ini merupakan langkah penting bagi solusi penyimpanan dari Huawei dalam memajukan sektor pendidikan di Indonesia.

“Melalui kerjasama jangka panjang dengan Telkomsigma, kami akan terus berinovasi dan berusaha secara optimal melanjutkan kontribusi kami dalam memajukan pendidikan di Indonesia,” katanya.

Lewat kerjasama ini, Telkomsigma menggunakan sistem penyimpanan masal terbaru dari Huawei, OceanStor UDS Storage as a Service, sebagai pusat penyimpanan data (data center) untuk membangun platform bisnis penyimpanan online bagi sektor pendidikan di Indonesia.

Para dosen, guru dan mahasiswa dapat mengunggah, mengunduh, dan berbagi bahan-bahan pelajaran ke sesama anggota yang tergabung dalam platform ini. Jumlah pengguna penyimpanan online masal akan terus dikembangkan dalam tiga tahun kedepan. Huawei akan terus berinvestasi dalam bidang penyimpanan IT.

Berdasarkan laporan terakhir dari IDC, Huawei menempati posisi ke-tujuh pada kuartal 1 tahun 2015 untuk pendapatan dari penjualan produk penyimpanan dan selama tiga tahun berturut-turut menempati urutan pertama di dunia untuk tingkat pertumbuhan IT storage. Produk penyimpanan milik Huawei juga masuk sebagai penantang di Gartner Magic Quadrant dan menjadi pemasok utama para pelaku industri.

Sebagai penyedia layanan data center dan cloud computing area terkemuka, Telkomsigma dan Huawei memiliki ide yang sama, kooperatif, inovatif dan kemitraan yang sama-sama menguntungkan. Keduanya akan secara aktif mempromosikan penetrasi dan pengembangan cloud computing di Indonesia, serta terus menjadi yang terdepan dalam proses komersialisasi.