spot_img
Latest Phone

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...
Beranda blog Halaman 1574

Soal Nokia dan Alcatel Lucent, Ericsson Siap Bersaing

0

Telko.id – Bersatunya Nokia dan Alcatel Lucent, yang disebut-sebut akan semakin memperkuat posisi perusahaan di ranah teknologi ini ditanggapi positif tak hanya oleh Uni Eropa, tetapi juga vendor lain sebagai pesaingnya. Ericsson misalnya, melihat akuisisi ini sebagai sesuatu yang layak dihormati, ketimbang sebuah ancaman.

“Ericsson akan menghormati kompetisi siapapun itu, baik itu Nokia maupun yang lainnya. Mengenai apakah mereka kemudian merger atau akuisisi dan lainnya, kita akan respect dengan apa yang mereka lakukan dan kita akan selalu siap bersaing,” ungkap Hardyana Syintawati, Vice President Marketing and Communications Ericsson Indonesia saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/1).

Disinggung mengenai apakah Ericsson akan menempuh langkah serupa, wanita yang disapa Nana ini mengaku sejauh ini belum mendapat pengumuman apapun tentang hal itu.

“Kita belum ada pengumuman apapun tentang akuisisi. Belum dengar rumor apa-apa,” imbuhnya seraya tertaawa kecil.

Nokia-ALuNokia sendiri, baru-baru ini telah mengeluarkan pengumuman terkait sepak terjangnya bersama pasangan baru, dimana dikatakan bahwa kedua perusahaan jaringan tersebut telah mulai beroperasi secara bersama-sama.

Seperti diketahui, merger dari kedua perusahaan ini mengeluarkan dana secara kumulatif sebesar USD 16.5 juta dan perusahaan baru tersebut kini memiliki karyawan 100 ribu secara global. Kantor pusat berada di Finlandia yang akan mengatur perusahaan ini secara strategis. Sedangkan untuk penelian dan pengembangan akan berada di Perancis, Jerman, Cina dan Amerika Serikat.

Ericsson Beberkan 10 Tren Konsumen Terhangat di 2016

0

Telko.id – Ericsson mengawali 2016 dengan kembali merilis laporan tren tahunannya. Dalam edisi kelima ini, perusahaan asal Swedia itu menemukan beberapa hal menarik terkait teknologi yang dianggap konsumen akan menjadi tren tahun ini. Pun demikian beberapa tahun ke depan.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan – yang konon akan memungkinkan interaksi dengan obyek tanpa membutuhkan layar smartphone lagi – dipercaya konsumen akan menjadi salah satu diantaranya, selain dari teknologi terhubung yang juga akan bergerak sangat cepat.

“Beberapa tren ini mungkin terlihat sangat futuristik, namun diharapkan hal ini dapat mendorong pengembangan teknologi. Di Indonesia sendiri, harapannya sih akan dapat membantu pengembang dalam melihat tren konsumen global di masa mendatang,” kata Hardyana Syintawati, Vice President Marketing and Communications Ericsson Indonesia, dalam presentasinya terkait laporan tersebut hari ini, Selasa (19/1).

trend ericsson
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 10 tren konsumen teknologi terhangat dari Ericsson Consumer Lab. Secara umum, tren ini diwakili oleh 1 miliar orang yang tersebar di 24 negara, sementara secara khusus, riset ini diwakili oleh 46 juta pengguna smartphone urban di 10 kota besar, diantaranya Tokyo, Shanghai, Singapura, Korea, dan Mexico City.

1. The Lifestyle Network Effect

Menurut laporan, 4 dari 5 orang saat ini merasa dapat mengambil banyak manfaat dari layanan online. Secara global, 1 dari 3 pengguna sudah berpartisipasi dalam berbagai bentuk ekonomi berbagi (sharing economy).

2. Streaming Natives

Disebut Hardyana sebagai salah satu tren yang akan berkembang di Indonesia, bahkan mulai tahun ini, streaming native akan menjadi sesuatu yang akan sangat digemari oleh generasi muda ke depannya. Menurut laporan, para remaja menonton konten video YouTube tiap hari lebih dari kelompok umur lain. 49% dari remaja usia 16-19 tahun menonton YouTube satu jam atau lebih tiap harinya.

3. Artificial Intelligence ends the screen age

Semakin berkembangnya AI akan semakin mengurangi penggunaan layar smartphone. Hal ini dikarenakan masing-masing perangkat nantinya akan dapat didukung oleh kecerdasan buatan yang membuatnya semakin pintar. Menurut riset, 1 dari 2 pengguna smartphone memprediksi bahwa smartphone akan menjadi sesuatu yang kuno dalam lima tahun mendatang.

4. Virtual gets real

Pengguna menginginkan teknologi virtual untuk aktivitas sehari-hari, seperti menonton pertandingan sepakbola dan melakukan panggilan video. 44% bahkan ingin mencetaj makanannya sendiri.

5. Sensing Homes

Tak hanya smartphone, bahkan rumah pun akan menjadi pintar. Menurut penelitian, 55% pengguna smartphone percaya jika batu bata yang digunakan untuk membuat rumah pat menghadirkan sensor yang dapat memonitor jamur, kebocoran dan masalah listrik di lima tahun mendatang. Akibatnya, konsep smart home pun menjadi sesuatu yang harus dipikirkan lebih dini.

6. Smart Commuters

Layanan komuter yang pintar disebut-sebut menjadi salah kebutuhan konsumen, khususnya mereka yang berada di kota besar. Komuter ingin menggunakan waktunya secara efisien dan tidak merasa sebagai obyek pasif saat transit. 68% dari responden ingin menggunakan lyanan komuter yang terpersonalisasi jika ada.

7. Emergency Chat

Melalui studi ini diketahui bahwa jaringan sosial menjadi cara yang lebih digemari untuk menghubungi layanan emergency. 6 dari 10 konsumen juga tertarik dengan aplikasi yang memberi informasi tentang bencana alam.

8. Internables

Kita telah mendengar banyak hal tentang wearable gadget. Kali ini, giliran internables. Ya, sensor internal disebut-sebut juga menjadi tren yang paling menarik perhatian konsumen dalam beberapa tahun ke depan. 8 dari 10 pengguna mungkin menggunakan teknologi untuk meningkatkan ssensor penglihatan dan kemampuan kognitif seperti penglihatan, memori dan pendengaran.

9. Everything Gets Hacked

Perkembangan teknologi, tak luput dari beragam celah kejahatan. Hal ini dipahami betul oleh orang-orang yang menjadi responsen dalam laporan ini. Mereka percaya bahwa hacking dan virus akan terus menjadi masalah. Sebagai efek yang positif, 1 dari 5 orang mengatakan bahwa mereka menjadi lebih percaya dengan organisasi yang pernah di-hack, namun kemudian berhasil memecahkan masalahnya.

10. Netizen Journalists

Orang-orang akan lebih sering berbagi dari sebelumnya, terutama dalam hal informasi. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan pengaruh mereka pada masyarakat. Sepertiga orang percaya bahwa membocorkan kondisi perusahaannya di sosial media menghasilkan dampak lebih besar daripada melapor ke pihak berwenang.

 

Perluas Layanan 4G LTE, Indosat dan XL Sepakat Berbagi Jaringan

0

Telko.id – Indosat Ooredoo dan XL Axiata mengumumkan kerjasama jaringan untuk 4G LTE melalui MORAN (Multi Operator Radio Access Network). Kedua operator akan menggunakan jaringan LTE yang sama di beberapa kota, seperti Banyumas, Surakarta, Batam, dan Banjarmasin dan berencana untuk memperluas kerjasama ini untuk beberapa kota lain ke depannya. Hal ini ditujukan guna mendukung agenda ekonomi digital di Indonesia.

Kerjasama jaringan atau lebih dikenal dengan istilah ‘network sharing’ sudah diimplementasikan di beberapa negara maju – yang memungkinkan para operator untuk memberikan jangkauan jaringan  lebih luas. Kerjasama Indosat Ooredoo dengan XL Axiata adalah proyek network sharing LTE pertama di Indonesia.

“Kerjasama ini memperluas jaringan 4G LTE untuk pelanggan kita dan mendukung program Pemerintah membangun ekonomi digital Indonesia. Melalui inisiatif ini kami juga mendukung usaha Pemerintah mengurangi impor dalam mata uang asing serta memungkinkan perusahaan untuk lebih efisien, mengurangi impor komponen dan fokus pada investasi dalam negeri,” ungkap Alexander Rusli, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo melalui keterangan resminya, Selasa (19/1).

Hal senada diutarakan Dian Siswarini. President Director & CEO XL Axiata ini menyebut langkah ini merupakan bagian dari komitmen XL Axiata untuk  mendukung upaya Pemerintah dalam percepatan penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang  merata di wilayah Indonesia. Selain mendukung tujuan tersebut, kerjasama yang dilakukan antara XL Axiata dan Indosat Ooredoo ini  juga sekaligus menjadi upaya untuk mendorong daya saing perusahaan dalam hal meningkatkan efisiensi operasional dengan berbagi penggunaan infrastruktur bersama dan juga membawa keuntungan bagi pelanggan, sehingga pada akhirnya akan semakin mempercepat bergulirnya ekonomi digital di Indonesia.

“Untuk tahap awal, kami memulainya dengan kerjasama jaringan 4G LTE melalui MORAN di beberapa kota, dan ke depannya akan diperluas lagi dengan bentuk kerjasama lainnya yang bermanfaat bagi kedua belah pihak,” kata Dian.

Kerjasama ini sendiri sejatinya tak akan terlalu berpengaruh bagi pelanggan, khususnya dalam hal layanan. Pelanggan akan tetap merasakan pengalaman yang sama dari sebelumnya (seamless) dan akan tetap dapat menikmati layanan yang terbaik dari keduanya, baik Indosat Ooredoo maupun XL Axiata.

“Kami berharap dengan kolaborasi ini akan dapat memberikan layanan yang lebih baik dengan memberikan jangkauan jaringan yang lebih luas. Kami sudah melihat respons yang baik dari penggunaan layanan LTE dan melalui kerjasama ini kita akan lebih mempercepat pergelaran LTE di seluruh Indonesia, memungkinkan negeri ini sebagai negara dengan pertumbuhan penggunaan 4G tercepat”, ujarnya.

Pada tahap ini, network sharing yang dilakukan baru terbatas pada radio access network. Indosat Ooredoo dan XL Axiata berkomitmen melanjutkan kerjasama ini dengan dukungan Pemerintah dengan harapan kerjasama dapat diperluas menjadi core network sharing — ini akan lebih meningkatkan penghematan yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat melayani pelanggan pengguna LTE lebih banyak, tentunya dengan kecepatan data yang tinggi dan pengalaman penggunaan layanan yang lebih baik.

Inilah Alasan Kenapa Jaringan 4G Pindah ke 3G Saat Voicel Call

0

Telko.id – Melakukan panggilan suara menggunakan jaringan 4G sudah dimungkinkan dengan adanya teknologi VoLTE (Voice Over LTE) ataupun RCS (Rich Communication Suite). Tapi teknologi tersebut belum benar-benar diimplementasikan oleh operator telekomunikasi di Indonesia.

Inilah alasan mengapa pengguna jaringan 4G secara otomatis akan berpindah ke jaringan 3G atau 2G pada saat melakukan panggilan suara. Karena pada dasarnya, operator telekomunikasi di Indonesia masih menggunakan switching berbasis sirkuit (circuit switch) untuk melayani panggilan suara. Sementara pada jaringan 4G, semua sistem switching sudah berbasis packet.

Lalu apa sebenarnya perbedaan circuit switch dan packet switch? Secara sederhana, circuit switch menggunakan satu line yang terdedikasi untuk menyambungkan dua orang yang melakukan panggilan suara. Sementara packet switch, satu line bisa digunakan bersama oleh beberapa user dengan terlebih dulu memecah informasi ke dalam paket-paket untuk selanjutnya dikirim ke tujuan.

Berikut adalah penjelasan lengkap tentang circuit switch dan packet switch. Semoga bermanfaat!

CIRCUIT SWITCHING
Circuit switching merupakan suatu jaringan yang dirancang untuk komunikasi dengan jalur yang tetap. Jaringan circuit switching di bangun dari suatu kanal atau sirkuit yang dedicated, yang dimaksud kanal atau sirkuit yang dedicated disini adalah kanal atau sirkuit yang dedicated tidak bisa dilalui oleh pengguna (user) lain. Artinya sirkuit ini hanya bisa digunakan oleh user tertentu saja dan user tersebut akan menggunakan jalur yang tetap.

Adapun prinsip kerja dari circuit switching adalah:

  1. Pembangunan Sirkuit: Sebelum terjadi komunikasi antara transmitter dan receiver, terlebih dahulu membangun suatu jaringan sirkuit yang akan dilewati data yang akan dikirimkan dari transmitter (pengirim) ke receiver (penerima).
  2. Transfer Data: Setelah sirkuit terbangun, maka agar data bisa sampai ke receiver harus dilakukan transfer data dari transmitter ke receiver. Data yang dikirim akan dilewatkan di sirkuit yang sudah dibangun sebelumnya.
  3. Diskoneksi Sirkuit: Receiver akan mengirimkan konfirmasi ke sirkuit transmitter bahwa data sudah diterima agar koneksi dapat diakhiri.

Kelebihan / Keuntungan Circuit Switching: Karena menggunakan jalur yang tetap, sehingga mempunyai kemungkinan yang kecil terjadinya kesalahan pengiriman data dikarenakan alamat yang dituju salah.

Kelemahan / Kerugian Circuit Switching: Mengurangi efisiensi penggunaan suatu jaringan sirkuit. Karena jaringan sirkuit hanya bisa digunakan oleh user tertentu saja.

Contoh dari penerapan Circuit Switching dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika pengguna menggunakan panggilan ‘voice’ maka ketika panggilan dilakukan dari satu telepon ke yang lain, switch dalam pertukaran telepon membuat sirkuit kawat terus menerus antara kedua telepon, selama panggilan berlangsung. Untuk jaringan Mobile sendiri, 2G dan 3G masih menggunakan sistem Circuit Switching.

PACKET SWITCHING
Packet switching adalah metode komunikasi digital yang mana semua data yang ditransmisikan, terlepas dari konten, tipe struktur, dipecah menjadi blok-blok berukuran yang sesuai, yang disebut paket. Fitur pengiriman Packet Switching terdiri dari variabel-bit-rate data stream (urutan paket) melalui jaringan bersama. Ketika melintasi adapter jaringan, switch, router dan node jaringan (setiap komputer, printer atau peripheral yang terhubung dalam jaringan) lainnya, paket-paket tersebut antri untuk ditransmisikan, mengakibatkan penundaan variabel dan throughput tergantung pada beban lalu lintas dalam jaringan.

Dua mode packet switching yang utama adalah packet switching connectionless, juga dikenal sebagai datagram switching, dan switching sirkuit virtual.

Dalam kasus pertama masing-masing paket mencakup informasi pengalamatan atau routing yang lengkap. Paket-paket tadi diarahkan secara individual, sehingga menyebabkan berbagai jalan yang berbeda dan out-of-order pengiriman. Sementara dalam kasus kedua, koneksi didefinisikan dan preallocated di setiap node yang terlibat selama fase koneksi sebelum semua paket ditransfer. Paket termasuk pengenal koneksi ketimbang informasi alamat, dan disampaikan dalam rangka. Untuk jaringan Mobile, teknologi 4G telah mengadopsi sistem ini.

Perbedaan Circuit Switching & Packet Switching

Dalam hal biaya (sebagai lawan flat rate), misalnya dalam layanan komunikasi selular, circuit switching ditandai dengan biaya per satuan waktu dari waktu koneksi bahkan ketika ada data yang ditransfer, sementara packet switching dicirikan dengan biaya per unit informasi.

Berikut adalah perbedaan lengkap antara circuti switching dengan packet switiching.

Circuit switching Packet switching
• Tergantung pada path transmisi
• Transmisi data secara kontinu
• Interaksi yang cukup cepat
• Message-message tidak disimpan
• Path dibentuk untuk seluruh percakapan
• Delay setup panggilan; delay transmisi diabaikan
• Sinyal sibuk bila party yang dipanggil sibuk
• Kelebihan beban mungkin memblok setup panggilan; tidak ada delay untuk pembentukan panggilan-panggilan
• Elektromekanikal atau komputerisasi switching node
• Pemakai bertanggung jawab untuk kehilangan proteksi message
• Biasanya tidak ada konversi kecepatan atau kode
• Bandwidth transmisi yang tetap
• Tidak ada kelebihan bit-bit setelah setup panggila
• Tidak tergantung
• Transmisi paket-paket
• Paket-paket mungkin disimpan sampai dikirim
• Rute terbentuk untuk tiap paket
• Delay transmisi paket
• Pengirim mungkin memberitahukan jika paket tidak dikirimkan
• Kelebihan beban meningkatkan delay paket
• Small switching node
• Jaringan mungkin bertanggung jawab untuk paket-paket individu
• Pemakaian bandwidth yang dinamis
• Kelebihan bit-bit dalam tiap message

Setelah mengetahui penjabaran singkat mengenai apa itu Circuit Switching dan packet Switching, sejatinya kita sudah dapat memecahkan persoalan tentang ‘mengapa jaringan 4G pada bar smartphone kita turun ke 3G ketika sedang melakukan panggilan voice. Kenapa demikian, karena voice call menggunakan sistem Circuit Switching maka secara otomatis bar signal di smartphone akan pindah ke jaringan 3G dan 2G dikarenakan jaringan 4G sudah menggunakan sistem Packet Switch. Hadirnya VoLte dan RCS (Rich Communication Suite) adalah sebuah solusi untuk menjadikan voice call menggunakan Packet Switch (Sistem Switching yang digunakan untuk komunikasi data).

APJII : Internet Indonesia Perlu Dikelola

0

Telko.id – Jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini telah mencapai hampir 90 juta pengguna. Hasil tersebut berdasarkan rilis dari APJII pada bulan maret lalu.

Jumlah tersebut tentunya berdampak pada penggunaan internet di Indonesia yang seakan tidak ada batasnya.

Menurut Jovan Kurbalija, Selaku Pembicara dari Kuliah Umum tentang Tata Kelola Internet mengungkapkan, “Untuk memutuskan bahwa itu benar salah atau tidak, harus melibatkan semua pihak untuk memutuskan hal tersebut dan tidak bisa sendirian,” ucapnya pada kegiatan kuliah umum di gedung Kominfo (19/1).

Senada dengan statement tersebut, ketua umum APJII, Jamalul Izza menyebutkan, “Internet Indonesia perlu di kelola, dan tentunya sesuai dengan kultur kita sendiri jangan terlalu ketat dan jangan terlalu renggang dan tentunya harus ada dukungan dari regulasi, dan berbagai stakeholder,” ucapnya.

Berbicara mengenai pro dan kontra, Jamal berujar bahwasanya pasti akan ada pro dan kontra, namun setelah peraturan diberlakukan, semua masyarakat akan cenderung mengikuti.

“Segala sesuatu pasti terjadi kontra, tapi begitu berjalan ternyata banyak mencari internet untuk di filtering dengan tujuan untuk generasi kedepan,”

Ia juga menyebutkan, bahwa internet yang tidak diatur juga akan mengancam kedaulatan negara. Seperti banyaknya beredar konten-konten yang akan merusak kedaulatan suatu negara dari sosial media.

Sekali lagi, Ia menegaskan bahwasanya internet Indonesia perlu diatur namun tidak terlalu ketat dan tidak juga terlalu terbuka. Ia juga mengungkapkan perlu adanya kerjasama multistakeholder dalam hal tata kelola internet serta juga perlunya edukasi ke masyarakat luas agar generasi kedepan tidak menjadi korban atas dampak buruk internet.

Disinggung mengenai kedepannya akan seperti China, Jamal mengungkapkan harapannya agar semoga saja seperti China. Namun yang terpenting, bagaimana membangun konten lokal, agar kedepannya banyak pengguna yg mengakses konten lokal, dan tidak mengakses konten dari luar.

Pusat Inovasi ala Huawei dan Kominfo

0

Telko.id – Digital lifestyle akan semakin berkembang ketika ada konten dan aplikasi. Itu sebabnya, pemerintah sangat mendorong adanya upaya kearah tersebut. Huawei yang menjadi salah satu vendor jaringan terbesar di Indonesia coba mendukung usaha pemerintah tersebut dengan membuat Pusat Inovasi yang bekerjasama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika.

“Kami punya target untuk mencetak 200 technopreneurs baru setiap tahunnya. Sehingga pada tahun 2020 value dari e-commerce Indonesia diharapkan mampu mencapai angka minimal 130 miliar dolar AS. Dengan lahirnya para technopreneurs baru setiap tahun maka aktivitas e-commerce di Idnonesia pun akan meningkat. Hal ini yang diharapkan akan menjadi pendorong ekonomi digital di Indonesia,” ujar Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menjelaskan.

Dengan adanya kerjasama antara Huawei dan Kominfo ini diharapkan juga target dari pemerintah dapat tercapai. Terlebih saat ini, Huawei juga akan membangun di kota lain, selain Jakarta.

“Pusat Inovasi ini ditujukan untuk mengakomodir para technopreneurs yang memiliki bakat khususnya di bidang konten dan aplikasi. Langkah ini juga sebagai bentuk dari komitmen dari Huawei untuk memberdayakan talenta lokal. Setelah, Jakarta, kami juga akan segera membangun Pusat Inovasi di Yogyakarta,” ujar Sheng Kai, CEO Huawei Indonesia menjelaskan.

Pusat Inovasi Kominfo ini memiliki empat materi edukasi untuk membentuk para calon technopreneurs dengan modul yang disesuaikan dengan SKKNI. Empat silabus tersebut adalah e-commerce, Mobile Applications, Networking dan Virtual Reality. Setiap pelatihan berdurasi dua pecan, kecuali Virtual Reality yang akan berlangsung selama tiga pekan.

Harapannya, dalam pelatihan ini, peserta dapat mempelajari berbagai hal seperti pembuatan program (programming) e-commerce, HAKI terkait produk yang akan dipasarkan, serta dukungan inkubasi untuk mengembangkan platform. Sebagai catatan, hak atas kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh Pusat inovasi bukan milik Kominfo maupun Huawei, namun milik perorangan atau kelompok. (Icha)

Apakah Internet Indonesia Perlu diatur?

Telko.id – Hari ini (19/1) bertempat di ruang serbaguna gedung Kominfo, Jakarta, diadakan kuliah umum yang bertajuk ‘Digital Policy At The Start From 2016, A View From Indonesia’. Kuliah umum ini dihadiri oleh berbagai stakeholder terkait seperti APJII dan beberapa komunitas TIK, Kementrian Luar Negeri, serta para peserta yang berkecimpung di dunia IT.

Seperti diketahui, pemanfaatan TIK saat ini semakin penting dan menjadi kebutuhan mendasar pada berbagai sektor sehingga memerlukan perhatian besar dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.

Ketua Umum APJII, Jamalul Izza mengungkapkan,”pengguna internet di Indonesia sudah mencapai lebih dari 20 juta pengguna, dibandingkan dengan 20 tahun lalu semua telah bertransformasi dan internet sangat berdampak kepada seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia,”ucapnya pada sesi keynote speech.

Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah apakah internet perlu diatur? Melihat penggunaan serta keberadaanya yang juga bisa mengancam kedaulatan sebuah negara.

Berbicara mengenai hal ini, Dirjen APTIKA, Bambang Heru Tjahjono mengungkapkan, “Kita saat ini sedang menyusun panel untuk evaluasi sebuah konten dan tidak langsung melakukan blokir terhadap suatu konten, dan apakah internet perlu diatur, dan sebenarnya bukan diatur namun akan diselaraskan dengan dengan multistakeholder dari panel ini,” tuturnya.

Beliau juga menyebutkan, “Teknologi itu sifatnya sangat dinamis, hanya tinggal  bagaimana para generasi muda bisa berperan dalam pemanfaatan internet dan bagaimana bisa menyelaraskan dengan ideologi di Indonesia,”sebutnya.

Model tata kelola internet sendiri bisa dibilang kompleks, karena tentunya hal ini melibatkan banyak isu serta pelaku serta adanya kemungkinan yang dapat mempercepat proses perubahan sert sederet tantangan yang menentukan tujuan dari kebijakan tersebut.

Sekedar informasi, saat ini banyak sekali informasi atau konten yang tersebar melalui jaringan internet yang  berdampak buruk bagi perkembangan generasi muda. Seperti hadirnya konten berbau pornografi, konten terorisme, bahkan di situs youtube, tidak jarang juga banyak tersedia berbagai film layar lebar dan menjadi sebuah pembajakan dengan versi baru.

Isu pembajakan juga menjadi salah satu dampak negatif dari hadirnya internet. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, banyak film-film box office yang sedang tayang di bioskop tapi sudah tersedia di berbagai situs download film secara gratis.

Belum lagi sosial media, sudah bukan rahasia umum lagi jika banyak kejahatan dan penipuan dihasilkan dari sosial media seperti facebook. Tanpa disadari, informasi pribadi diri kita pun bisa tercuri oleh orang lain diluar sana melalui sosial media.

Sejatinya masih banyak kasus serta dampak buruk dari hadirnya sebuah teknologi yang bernama internet. Namun, tetap kita tidak boleh melupakan bagaimana dampak positif dari internet ini.

Dengan internet, peluang menuju kesuksesan pun juga terbuka lebar, banyak juga para pelaku usaha kecil yang bisnisnya bertumbuh dengan memanfaatkan internet, serta peran Internet Of Things juga sangat membantu menggerakan perekonomian sebuah negara. Bahkan, saat ini masyarakat Indonesia pun seakan kecanduan dengan kecepatan internet dan selalu menuntut internet yang cepat dan stabil kepada para operator.

Well, apakah internet perlu diatur? Sejatinya pertanyaan tersebut tidak hanya ditujukan kepada Kominfo selaku pihak regulasi, namun pertanyaan ini juga ditujukan kepada anda selaku pengguna yang senantiasa memanfaatkan internet.

Rcom dan Reliance Jio Selesaikan Spektrum Sharing

0

Telko.id – Dua operator besar di India yakni Reliance Communication (RCom) dan Reliance Jio akhirnya menyelesaikan tahap sharing spektrum mereka. RCom sejatinya menjual 800MHz spektrum di sembilan daerah untuk Jio dan  berbagi bandwidth di band yang sama di 17 daerah layanan.

Sebagai bagian dari perjanjian ini, kedua perusahaan akan berencana untuk menghubungkan roaming antara jaringan mereka dengan service area, seperti dilaporkan oleh Economic Times. Sejatinya mereka akan melakukan kerjasama jangka panjang dalam hal sharing tower serta aset fiber optik di negara mereka.

Dilansir dari Mobile World Live (19/1), Persaingan di pasar 4G negara itu telah diintensifkan dengan masuknya Jio, yang merupakan satu-satunya operator yang memiliki spektrum 4G di seluruh India. Setelah beberapa penundaan tahun lalu, Jio baru ini mengatakan secara resmi akan meluncurkan layanan 4G pada awal Maret 2016.

Kedua perusahaan, yang dimiliki oleh saudara Mukesh Ambani dan Anil, mengumumkan penawaran dan berbagi spektrum pada bulan Agustus dan September tahun lalu. Mereka adalah yang pertama di India untuk mengambil keuntungan dari peraturan baru yang memungkinkan berbagi spektrum.

Regulasi spektrum baru yang diberikan pemerintah tidak memungkinkan pembagian spektrum non lelang, sehingga RCom perlu membayar harga pasar terkait kepada pemerintah untuk spektrum. Ini diterapkan oleh Dephub meliberalisasi kepemilikannya di band 800MHz di 20 wilayah layanan. Spektrum awalnya diberikan tanpa lelang dengan harga yang ditetapkan pemerintah.

Sekedar informasi, Seminggu yang lalu Departemen India Telecom (Dephub) meminta RCom membayar hampir INR70 miliar ($ 1050000000) untuk spektrum ‘liberalisasi’ di 16 daerah. Operator memiliki 30 hari untuk membayar catatan permintaan.

Australia Dihantam 39,000 Kasus Cybercrime Tahun Lalu

0

Telko.id – 2015 sepertinya bukan tahun yang bersahabat bagi pengguna internet di Australia. Khususnya mereka yang gemar berbelanja online. Betapa tidak, hampir 49 persen dari laporan yang datang adalah terkait penipuan online, demikian menurut The Australian Cybercrime Online Reporting Network (ACORN).

ACORN sendiri merupakan media yang khusus dibuat pemerintah Australia untuk memudahkan masyarakat dalam melaporkan kejahatan siber. ACORN diluncurkan dua tahun lalu, atau lebih tepatnya pada November 2014. Selain menjadi media untuk melaporkan kejahatan siber, ACORN juga digunakan sebagai database intelijen nasional bagi pihak berwenang untuk digunakan saat mengidentifikasi dan menuntut penjahat.

Penipuan online menyumbang 19.232 dari laporan yang diterima pada tahun 2015. Demikian dilaporkan Gizmodo, Selasa (19/1).

Masalah online trading yang mempengaruhi warga Australia yang membeli dan menjual barang secara online adalah tipe tertinggi kedua kejahatan siber yang dilaporkan; ACORN menerima 8.368 laporan yang menyumbang sekitar 22 persen dari total laporan pada tahun 2015.

Victoria menjadi tempat dengan jumlah laporan kejahatan siber tertinggi, diikuti oleh Queensland dan New South Wales.

Sementara di sisi korban, mayoritas korban kejahatan siber di Australia dilaporkan berusia antara 20 dan 40 tahun (40 persen), diikuti oleh kelompok usia 40-60 (38 persen).

Selama setahun terakhir, email, jejaring sosial, dan situs iklan menjadi tiga saluran online teratas yang dilaporkan digunakan oleh penjahat siber untuk menargetkan korban-korban mereka.

Banyak contoh kejatahan siber lain tidak dilaporkan karena korban juga tidak tahu kemana harus melapor, tidak berpikir bahwa itu layak dilaporkan, atau enggan untuk melaporkannya. ACORN mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa layanan ini “memungkinkan korban kejahatan siber dengan mudah dan langsung melaporkan kasus tindak pidana online, serta memberikan informasi tentang bagaimana untuk tidak menjadi korban penjahat siber.”

“Mengingat ketergantungan warga Australia pada teknologi kian tumbuh, dan belanja online tetap menjadi pilihan yang semakin menarik untuk orang Australia yang sibuk, kejahatan siber diperkirakan akan meningkat.” Demikian diungkapkan ACORN.

China Mobile Tidak Melihat Aliansi China Unicom dan China Telecom sebagai Ancaman

0

Telko.id – Aliansi antara China Unicom dan China Telecom akan mengubah industry telekomunikasi di Cina. Namun, seperti dilansir dari South China Morning Post melihat bahwa langkah strategi dari kedua operator ini masih belum bisa menutup kesenjangan dengan China Mobile.

Langkah strategi yang dilakukan oleh ke dua operator Cina ini ditujukan untuk mereformasi secara structural industry telekomukasi Cina dan membantu pemerintah untuk memajukan ‘Internet Plus’ sehingga penduduk di negeri Tirai Bambu tersebut dapat melakukan akses internet yang jauh lebih luas lagi dan secara nasional.

Chris Lane, seorang analis senior di Bernstein Research, mengatakan dalam sebuah laporan bahwa kesepakatan tersebut akan membuat Unicom dan China Telecom untuk meningkatkan posisi pasar mereka menjadi kedua terbesar di dunia.

“Kami melihat bahwa dampak pada China Mobile tidak terlalu besar. Pasalnya, China mobile masih unggul jauh dibandingkan dengan aliansi kedua operator tersebut. Terlebih, Cina Mobile dianggap memiliki kekuatan financial sehingga mampu memanfaatkan momen yang ada untuk memberikan layanan 4G di 2016. Sementara, China Telecom dan Unicom kurang memiliki kekuatan untuk memanfaatkan momentum ini.

China Mobile asalah operator terbesar di dunia. Dan memiliki target pada 215 ini mampu memperoleh 500 juta pelanggan 4G di akhir tahun 2016.

Pada tanggal 30 November, China Mobile memiliki 287.320.000 pengguna 4G dari total pelanggan sebesar 825.190.000.000.

Untuk membangun jaringan 4G yang kompetitif dan secepat mungkin, Chirs berharap Unicom dan China Telecom untuk berinvestasi di base stations. Huang Leping, analis dari NOMURA menyebutkan bahwa perusahaan ini merencanakan pada tahap akhir pembangunan jaringan 4G akan selesai pada tahun ini. Proses pembangunan layanan 4G yang menggunakan teknologi Time Division Long Term Evolution tersebut sudah dilakukan sejak Desember 2013.

Analis juga mengatakan bahwa bagian yang paling penting dari kerjasama strategi dari Unicom dan China Telecom ada lima point strategi . Diantara nya adalah kerjasama dalam pembangunan regional jaringan 4G dan mengajukan smartphone berstandar nasional.

Aliansi Unicom dan China Telecom tersebut juga bertujuan untuk mempersempit kesenjangan dengan jaringan 4G China Mobile. Di mana belanja modal yang tidak besar pun dapat dimanfaatkan dengan berbagai biaya dalam penyebaran jaringan di pedesaan dengan jaringan 4G yang baru.

Analis Nomura, Huang Leping juga mengatakan dalam sebuah laporan bahwa buildout jaringan pedesaan bersama oleh dua operator jaringan akan memperkuat dan meningkatkan keuangannya.

“Untuk membangun jaringan 4G kompetitif secepat mungkin, kami berharap Unicom dan China Telecom berinvestasi dalam BTS,” kata Huang. “Hal tersebut akan membuat belanja modal kedua operator tersebut di tahun ini diperkirakan akan tetap relatif stabil, tetapi turun sekitar 10% pada tingkat kelompokl”.

Nomura memperkirakan total belanja modal Unicom tahun ini, termasuk perluasan jaringan 4G, mencapai 100 miliar yuan (HK $ 118.390.000.000), sementara itu dari China Telecom diperkirakan sebesar 98 miliar yuan.

Unicom memiliki 180.240.000 gabungan 3G dan 4G pelanggan pada tanggal 30 November, sedangkan China Telecom memiliki 141.030.000 3G dan 4G total pengguna di periode yang sama.

Aliansi kedua operator tersebut akan melakukan promosi yang disebut dengan six-mode smartphone untuk ‘all network access’ dan menjadi standar nasional. Itu semua termasuk juga standar 2G, 3G dan 4G yang dapat digunakan pada semua jaringan ketiga operator.

“Six-Mode standar nasional yang diusulkan dan ditujukan untuk mid –high end handset juga sebagai upaya untuk memaksa China Mobile bergabung,” ujar Bernstein Lane menjelaskan.

Lebih lanjut, Lane juga menyebutkan bahwa upaya ini akan berhasil.

China Telecom cukup merasa ‘pukulan’ yang hebat dengan adanya aliansi dari Unicom dan China Mobile ini. Pasalnya, para pengguna 2G CDMA (Code Division Multiple Access dan 3G CDMA-2000 menjadikan harga ponsel lebih tinggi bagi pelanggan China Telecom.

China Mobile saat ini fokus pada five-mode handset yang berbasis CDMA. Unicom hanya mendukung four-mode smartphone dan akan ketinggalan jaman ketika dikembangkan standar 3G secara lokal yang disebut dengan Time Division Synchronous CDMA, yang juga merupakan jaringan lama dari 3G China Mobile.

Lane mengatakan standar nasional tunggal untuk smartphone “memiliki beberapa manfaat positif bagi regulator. Salah satunya adalah memudahkan pengguna untuk mengubah jaringan melalui Subscriber Identity Module (SIM) kartu mereka.

“Jadi tidak perlu membeli handset baru. Cukup menukar kartu SIM saja,” kata Lane menjelaskan. Hal ini juga akan mendorong volume jualan produsen smartphone menjadi lebih besar lagi. Dan disisi lain, tidak perlu mengelola varian yang berbeda untuk masing-masing operator.

Unicom dan Telecom menggelar jaringan 4G dengan menggunakan teknologi TD-LTE China dan frekuensi-division duplex long term evolution atau FDD standar. (Icha)