spot_img
Latest Phone

Oppo Campus Ambassador, Siapkan Talenta Muda di Bidang Teknologi dan Digital

Telko.id – Oppo Indonesia memperkenalkan program terbaru Oppo Campus...

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Tecno Spark 20C

ARTIKEL TERKAIT

China Mobile Tidak Melihat Aliansi China Unicom dan China Telecom sebagai Ancaman

Telko.id – Aliansi antara China Unicom dan China Telecom akan mengubah industry telekomunikasi di Cina. Namun, seperti dilansir dari South China Morning Post melihat bahwa langkah strategi dari kedua operator ini masih belum bisa menutup kesenjangan dengan China Mobile.

Langkah strategi yang dilakukan oleh ke dua operator Cina ini ditujukan untuk mereformasi secara structural industry telekomukasi Cina dan membantu pemerintah untuk memajukan ‘Internet Plus’ sehingga penduduk di negeri Tirai Bambu tersebut dapat melakukan akses internet yang jauh lebih luas lagi dan secara nasional.

Chris Lane, seorang analis senior di Bernstein Research, mengatakan dalam sebuah laporan bahwa kesepakatan tersebut akan membuat Unicom dan China Telecom untuk meningkatkan posisi pasar mereka menjadi kedua terbesar di dunia.

“Kami melihat bahwa dampak pada China Mobile tidak terlalu besar. Pasalnya, China mobile masih unggul jauh dibandingkan dengan aliansi kedua operator tersebut. Terlebih, Cina Mobile dianggap memiliki kekuatan financial sehingga mampu memanfaatkan momen yang ada untuk memberikan layanan 4G di 2016. Sementara, China Telecom dan Unicom kurang memiliki kekuatan untuk memanfaatkan momentum ini.

China Mobile asalah operator terbesar di dunia. Dan memiliki target pada 215 ini mampu memperoleh 500 juta pelanggan 4G di akhir tahun 2016.

Pada tanggal 30 November, China Mobile memiliki 287.320.000 pengguna 4G dari total pelanggan sebesar 825.190.000.000.

Untuk membangun jaringan 4G yang kompetitif dan secepat mungkin, Chirs berharap Unicom dan China Telecom untuk berinvestasi di base stations. Huang Leping, analis dari NOMURA menyebutkan bahwa perusahaan ini merencanakan pada tahap akhir pembangunan jaringan 4G akan selesai pada tahun ini. Proses pembangunan layanan 4G yang menggunakan teknologi Time Division Long Term Evolution tersebut sudah dilakukan sejak Desember 2013.

Analis juga mengatakan bahwa bagian yang paling penting dari kerjasama strategi dari Unicom dan China Telecom ada lima point strategi . Diantara nya adalah kerjasama dalam pembangunan regional jaringan 4G dan mengajukan smartphone berstandar nasional.

Aliansi Unicom dan China Telecom tersebut juga bertujuan untuk mempersempit kesenjangan dengan jaringan 4G China Mobile. Di mana belanja modal yang tidak besar pun dapat dimanfaatkan dengan berbagai biaya dalam penyebaran jaringan di pedesaan dengan jaringan 4G yang baru.

Analis Nomura, Huang Leping juga mengatakan dalam sebuah laporan bahwa buildout jaringan pedesaan bersama oleh dua operator jaringan akan memperkuat dan meningkatkan keuangannya.

“Untuk membangun jaringan 4G kompetitif secepat mungkin, kami berharap Unicom dan China Telecom berinvestasi dalam BTS,” kata Huang. “Hal tersebut akan membuat belanja modal kedua operator tersebut di tahun ini diperkirakan akan tetap relatif stabil, tetapi turun sekitar 10% pada tingkat kelompokl”.

Nomura memperkirakan total belanja modal Unicom tahun ini, termasuk perluasan jaringan 4G, mencapai 100 miliar yuan (HK $ 118.390.000.000), sementara itu dari China Telecom diperkirakan sebesar 98 miliar yuan.

Unicom memiliki 180.240.000 gabungan 3G dan 4G pelanggan pada tanggal 30 November, sedangkan China Telecom memiliki 141.030.000 3G dan 4G total pengguna di periode yang sama.

Aliansi kedua operator tersebut akan melakukan promosi yang disebut dengan six-mode smartphone untuk ‘all network access’ dan menjadi standar nasional. Itu semua termasuk juga standar 2G, 3G dan 4G yang dapat digunakan pada semua jaringan ketiga operator.

“Six-Mode standar nasional yang diusulkan dan ditujukan untuk mid –high end handset juga sebagai upaya untuk memaksa China Mobile bergabung,” ujar Bernstein Lane menjelaskan.

Lebih lanjut, Lane juga menyebutkan bahwa upaya ini akan berhasil.

China Telecom cukup merasa ‘pukulan’ yang hebat dengan adanya aliansi dari Unicom dan China Mobile ini. Pasalnya, para pengguna 2G CDMA (Code Division Multiple Access dan 3G CDMA-2000 menjadikan harga ponsel lebih tinggi bagi pelanggan China Telecom.

China Mobile saat ini fokus pada five-mode handset yang berbasis CDMA. Unicom hanya mendukung four-mode smartphone dan akan ketinggalan jaman ketika dikembangkan standar 3G secara lokal yang disebut dengan Time Division Synchronous CDMA, yang juga merupakan jaringan lama dari 3G China Mobile.

Lane mengatakan standar nasional tunggal untuk smartphone “memiliki beberapa manfaat positif bagi regulator. Salah satunya adalah memudahkan pengguna untuk mengubah jaringan melalui Subscriber Identity Module (SIM) kartu mereka.

“Jadi tidak perlu membeli handset baru. Cukup menukar kartu SIM saja,” kata Lane menjelaskan. Hal ini juga akan mendorong volume jualan produsen smartphone menjadi lebih besar lagi. Dan disisi lain, tidak perlu mengelola varian yang berbeda untuk masing-masing operator.

Unicom dan Telecom menggelar jaringan 4G dengan menggunakan teknologi TD-LTE China dan frekuensi-division duplex long term evolution atau FDD standar. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU