spot_img
Latest Phone

Oppo Reno 14 Series: Harga Bersaing, Spesifikasi Diatas Pesaing

Telko.id – Oppo resmi meluncurkan ponsel terbarunya, yaitu Oppo...

OpenAI Siapkan Browser dengan AI, Saingan Google Chrome

Telko.id - OpenAI sebagai induk perusahaan dari ChatGPT sedang...

TECNO Luncurkan POVA 7 Series, Desain Futuristik dan Performa Gaming AI

Telko.id - TECNO resmi meluncurkan POVA 7 Series di...

Google Akhirnya Gabungkan Android dan ChromeOS, Apa Kelebihannya?

Telko.id - Google secara resmi mengonfirmasi rencana besar mereka...

Garmin Venu X1 Resmi Dirilis: Smartwatch Teringan dengan Layar 2 Inci

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan Venu X1,...
Beranda blog Halaman 1462

Disindir Menteri, Tri Belum Mau Konsolidasi di Tahun Ini

0

Telko.id – Pada Jajang Indonesia LTE Conference 2016, Menkominfo Rudiantara kembali mengungkapkan perlunya konsolidasi antar operator. Dalam sambutannya, Ia sempat menyinggung konsolidasi antar operator. Seperti diketahui, belakangan desas-desusnya yang semakin santer mengarah ke Hutchison 3 Indonesia.

“Saya pakai baju begini (jas dan peci) mirip dengan penghulu. Ya, mudah-mudahan saya juga bisa jadi penghulu kalau ada operator yang ingin konsolidasi,” ujar Menkominfo Rudiantara.

Seperti diketahui, Rudiantara menginginkan setidaknya hanya ada 4 operator seluler saja yang menggelar layanan di Indonesia, hal ini dimaksudkan agar terciptanya skala ekonomi di industri telekomunikasi kedepannya. Sekadar informasi, sampai dengan saat ini terdapat lima operator seluler di Indonesia yakni Telkomsel, Indosat Ooredoo, Smartfren, XL Axiata, serta Hutchison 3.

Belakangan, nama terakhir memang santer terdengar bakal berkonsolidasi dengan Indosat Ooredoo, namun ketika ditemui pada ajang yang sama, Vice President Director Hutchison 3 Indonesia, Danny Buldansyah belum mau berbicara banyak mengenai konsolidasi.

“Cara supaya bisa industrinya makin sehat, bisnisnya makin maju, ya harus ada konsolidasi,tapi saya rasa tidak dalam waktu dekat ini karena masing-masing operator sedang sibuk dengan urusan operasional,” ungkap Danny ketika ditemui Tim Telko.id (18/5).

Ia juga mengungkapkan, bahwa tahun ini para operator masih sibuk dengan urusannya masing-masing, disamping itu tahun 2016 yang tinggal menyisakan kurang dari 7 bulan lagi ini dianggap kurang cukup untuk melangsungkan konsolidasi di tahun 2016.

“Proses konsolidasi kan panjang, jadi saya rasa tidak cukuplah sampai akhir tahun dan operator masing-masing masih mengurusi operasionalnya,” tambah Danny.

Pada kesempatan yang sama, Tri Indonesia yang juga telah menggelar layanan 4G di Indonesia juga menghimbau kepada teman-teman operator untuk tidak memberikan layanan 4G mereka secara gratis. Walaupun hal ini dimaksudkan untuk memberikan iming-iming agar banyak pengguna yang mengganti SIM card mereka menjadi Usim.

“Saya melihat, kalau ini berkelanjutan, kemudian sudah ada lebih dari satu operator yang melakukan ini dan tidak ada yang mau berhenti duluan, maka promo tersebut akan diperpanjang lagi dan terus kapan industri ini mau sehat,” tukasnya.

Sekadar informasi, sapai dengan saat ini Hutchison Tri Indonesia telah memiliki 55,5 juta pelanggan seluler di Indonesia.

Nokia Masih ‘Nafsu’ Bisnis Ponsel dan Tablet

0

Telko.id – Nama besar Nokia di industri ponsel memang masih banyak diingat oleh masuarakat dunia. Maklum saja, merek ini sempat menjadi raja di bisnis ini. Namun, ketika perusahaan asal Finlandia ini begitu ‘arogan’ tidak mau mengikuti arus industri untuk masuk ke operating system Android, lama kelamaan, produk nya bukan menjadi pilihan lagi.

Ternyata, nama besar itu masih terus ‘menggelayut’ di benak para pembesar Nokia hingga kini, sehingga Nokia pun masih nafsu untuk masuk kembali ke pasar ponsel dunia. Seperti apa strateginya?

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menandatangani kesepakatan atas hak kekayaan intelektual dan merek pada HMD Global untuk menciptakan ponsel dan tablet selular merek Nokia generasi baru. Kesepakatan ini berlaku 10 tahun. Dan Nokia Technologies akan menerima pembayaran royalti dari HMD dari penjualan.

“Hari ini menandai awal dari babak baru yang menarik dari merek Nokia dalam sebuah industri di mana nama Nokia bertahan sebagai ikon sejati. Kerjasama ini memungkinkan kami untuk berpartisipasi di salah satu pasar elektronik konsumen terbesar di dunia seraya tetap setia kepada model bisnis lisensi kami,” ujar Ramzi Haidamus, Presiden Nokia Technologies menjelaskan dalam release tertulisnya.

“Kami akan bekerja bersama para provider kelas dunia di bidang manufaktur dan distribusi agar dapat bergerak dengan cepat serta memenuhi keinginan konsumen,” Arto Nummela, akan ditunjuk sebagai CEO di HMD menjelaskan.

Selanjutnya, HMD dan Nokia Technolohies menandatangani kesepakatan dengan FIH Mobile Limited (FIH), sebuah anak perusahaan dari Hon Pai Precision Industries (merek dagang Foxconn Technology Group), sisa dari aset-aset bisnis ponsel fitur Microsoft, termasuk manufaktur, penjualan dan distribusi, akan diakuisisi oleh FIH.

Kolaborasi ini dilakukan untuk mendukung pembangunan bisnis global ponsel dan tablet merek Nokia. Kesepakatan ini akan memberikan HMD kontrol operasional penuh atas penjualan, pemasaran dan distribusi dari ponsel dan tablet merek Nokia, serta akses eksklusif ke jaringan pemasaran dan distribusi unggulan global yang akan diakuisisi oleh FIH dari Microsoft, akses ke manufaktur perangkat, rantai suplai dan kemampuan teknis terkemuka di dunia dari FIH, serta akses ke berbagai teknologi dan komponen selular yang jumlahnya terus meningkat.

Akankah langkah korporasi dari Nokia ini akan membawa hasil dan sukses seperti beberapa tahun lalu? Masih perlu pembuktian terlebih dahulu, apakah produk yang dihasilkan nantinya memang sesuai dengan trend dan selera para konsumen dunia yang sekarang ini masih ‘gandrung’ operating system Android dan iOS. Lalu, apakah masih akan tetap menggunakan OS Microsoft ‘gaya’ lama yang kurang digemari? Sabar, kita tunggu saja produk yang katanya merupakan Nokia generasi baru itu. (Icha)

T-Bike Mulai Juli Dapat Dinikmati Oleh Masyarakat Luar Jawa

0

Telko.id – T-Bike adalah layanan M2M atau machine to machine dari Telkomsel untuk pengendara roda dua. Mulai Juli mendatang dapat dinikmati oleh masyarakat di luar Jawa.

Pada awal peluncurannya, T-Bike ini baru dapat dimanfaatkan oleh para pengguna motor Honda. Kini, masyarakat luas yang memiliki kendaraan roda roda merek Yamaha pun sudah mulai dapat menikmati manfaat dari layanan T-Bike yang didukung oleh sistem GPS yang canggih, T-Bike mampu mendukung operasional dan pengelolaan armada secara real time (tracking & fleet management), efisien, pelaporan detail perjalanan, pembatasan wilayah operasional (geofencing) dan pembatasan kecepatan (speed limit). Selain itu, aplikasi pendukung T-Bike ini pun sudah dapat diakses melalui iOS, yang sebelumnya hanya bisa di operating system Android.

T-Bike memiliki dua keunggulan utama, yakni fitur yang lengkap dan cara pemasangan yang mudah dan cepat. Fitur unggulan dari T-Bike ini diantaranya adalah memonitor dan memandu lokasi, kecepatan dan area berkendara sepeda motor, serta mengendalikan akses mesin sepeda motor dari aplikasi di ponsel cerdas guna meningkatkan kenyamanan bikers dalam berkendara.

Instalasi T-Bike pada kendaraan sepeda motor bermesin injeksi pun dapat dilakukan dengan cepat dan mudah karena dengan plug-in device, tidak perlu lagi dilakukan pemotongan kabel dan tidak akan menguras baterai kendaraan.

Aplikasi T-Bike ini juga dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat juga mendorong perilaku berkendara yang baik di seluruh kalangan masyarakat. Seperti ketika digunakan oleh keluarga dan anak remaja, T-Bike dapat memantau dan mendampingi mereka dalam berkendara sehingga memberikan rasa aman bagi anggota keluarga mereka.

Ke depan, Telkomsel akan terus melakukan pengembangan untuk T-Bike sehingga kedepannya aplikasi ini dapat memberikan kegunaan lebih kepada pengendara seperti grup komunitas dan touring, dalam hal analisa penggunaan bahan bakar, informasi navigasi motor, serta analisa kinerja kendaraan.

Dalam pemasarannya, bikers bisa mendapatkan motor tracker T-Bike di 72 dealer (outlet), berjuluk T-Bike Corner di Area Jabotabek & Bandung. Dan secara berkesinambungan akan terus diperluas lokasi penjualan aplikasi otomotif T-Bike ini.

Saat ini T-Bike dapat diperoleh dengan harga Rp. 750.000,- untuk pelanggan ritel di wilayah Jabodetabek, dimana harga tersebut itu jauh di bawah motor tracker merek lain yang rata-rata memiliki harga Rp 1,5 juta.

T-Bike sebagai sebuah bentuk aplikasi internet of things (IoT) yang hadir sebagai bentuk dukungan Telkomsel dalam penerapan Smart City di Indonesia, dimana penyelenggaraan Smart City dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam segala aspek, termasuk transportasi, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kotanya. (Icha)

 

Soal Opsi 100% Software dalam TKDN, Wakil Ketua AIPTI: Itu Dihapus Saja

0

Telko.id – Polemik berkepanjangan terus menyelimuti industri ponsel tanah air, khususnya terkait lima skema TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) – terkait ponsel 4G – yang beberapa waktu lalu dirilis Pemerintah.

Beberapa skema, khususnya yang memungkinkan produsen ponsel bisa lulus TKDN dengan hanya berbekal software 100 persen, dianggap kurang tepat oleh sejumlah produsen. Apalagi mereka yang kadung membangun pabrik demi memenuhi TKDN yang sebelumnya lebih condong ke hardware.

“Tapi sekarang ternyata mereka (pemerintah-red) bilang hardware ngga usah lagi, software 100% juga boleh. Investasi software itu kan sebetulnya sangat kecil jika dibandingkan dengan hardware, dan sebetulnya juga tidak ada artinya,” kata Lee Kang Hyun, Wakil Ketua Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) dan Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) di sela-sela acara Indonesia LTE Conference di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (18/5).

Lee menganggap opsi 100 persen software untuk lulus TKDN tidak adil dan merugikan bagi produsen yang sudah lebih dulu investasi besar di Indonesia. Pasalnya skema ini sangat meringankan produsen ponsel, memungkinkan mereka memangkas biaya investasi secara signifikan.

Ketika muncul lima skema baru, yang meliputi 100% hardware, 100% software, 25% software dan 75% hardware, 75% software dan 25% hardware, serta 50% software dan 50% hardware, produsen ponsel yang tadinya ingin ikut berinvestasi pun mundur teratur.

“Harusnya TKDN 100% software dihapus saja. Kalau dulu kan produsen ponsel mau tidak mau harus investasi. Ketika lima skema TKDN keluar, mereka menunggu keputusan,” tambah Lee.

Namun demikian, Lee tidak menampik bahwa software tetap menjadi komponen penting dalam TKDN. Hanya saja tidak seharusnya mendominasi. Karena jika itu terjadi, produsen ponsel jadi tidak merasa perlu untuk ‘membuang’ banyak uang demi memenuhi TKDN, dalam hal ini dengan membangun pabrik.

“Investasi di software itu gampang. Saya sudah hitung, US$2 juta sudah cukup. Lebih murah pun bisa. Jadi itu tidak adil,” kata Lee setengah emosi.

Disamping itu, opsi 100 persen software demi memenuhi TKDN juga dinilai tidak akan terlalu menguntungkan bagi Indonesia. Karena tenaga kerja yang terserap juga jauh lebih sedikit.

Gaet Lebih Banyak Pengguna 4G, XL Hadirkan Combo Xtra

0

Telko.id –  Memperkuat ekosistem  guna membawa lebih banyak pelanggan beralih ke jaringan 4G tampaknya menjadi perhatian tersendiri bagi sejumlah operator di tanah air. Tak terkecuali PT XL Axiata Tbk (XL), yang kali ini hadir dengan layanan terbaru bertajuk “Combo Xtra.”

Sesuai namanya, paket ini memungkinkan setiap pelanggan yang membeli mendapatkan tambahan bonus dalam bentuk gratis menelepon ke seluruh operator, kuota di 2G/3G/4G yang lebih besar dan tambahan kuota 4G hingga 40GB.

“Bonus ini kita berikan untuk mendorong pelanggan agar berpindah dari 3G ke 4G,” kata Roy Wisnhu wibowo, GM Data Package XL dalam acara peluncuran yang berlangsung di Menara Prima, Jakarta, Rabu (18/5).

Roy menambahkan, paket baru yang berlaku mulai 9 Mei 2016 ini sendiri nantinya juga akan bergantung pada respon pasar. Apakah akan berlaku untuk sementara atau selamanya.  “Selamanya atau ngga tergantung market,” imbuhnya.

Paket Combo Xtra ditawarkan mulai dari yang paling murah, yakni Rp39.000 dan mendapatkan kuota 800MB, serta 30 menit gratis menelepon ke semua operator hingga yang paling mahal, yakni Rp239.000 dan mendapatkan kuota 16GB, bonus tambahan 40GB di 4G, unlimited menelepon ke sesama XL, dan 150 menit ke semua operator.

“Paket baru ini bisa digunakan baik oleh pelanggan baru maupun pelanggan lama,” tambah Bambang Parikesit, VP XL Region Jabodetabek.

Saat ini, jumlah pelanggan 4G XL (device) adalah sebanyak 5 juta, dari total jumlah pelanggan (gabungan XL dan Axia) 48 juta. Layanan 4G LTE XL telah melayani pelanggan di 58 kota, yang didukung dengan lebih dari 3 ribu BTS 4G. Hingga akhir tahun 2016, XL menargetkan setidaknya 100 kota/area akan terlayani.

Satu tarif ke semua operator

Selain menawarkan manfaat lebih bagi pelanggan dan masyarakat melalui paket Combo Xtra, XL juga mengenalkan program tarif kartu perdana yang hemat, yaitu “satu tarif ke semua operator”. Di sini XL mengenakan satu tarif yang sama ke semua operator yaitu nelpon Rp 100/10 detik dan SMS Rp 175/SMS.

Program ini berlaku secara nasional sejak 09 Mei 2016 dan memungkin pelanggan mendapat manfaat lebih yaitu berupa gratis nelpon selama 20 menit ke semua operator setelah pemakaian Rp 1000 untuk area tertentu.

“Selama ini kita mengenal tarif On Net dan Off Net, yang sering kali membuat pelanggan ragu dan was-was untuk menelpon atau kirim SMS ke operator lain. Karena itu, kami siapkan program ini agar membuat pelanggan lebih santai dalam menggunakan layanan XL baik untuk menelpon maupun kirim pesan ke pelanggan operator lain,” Chief of Prepaid Business Officer XL David Arselus Oses.

Diharapkan, dengan program ini kebutuhan pelanggan akan kemudahan dalam menggunakan layanan telekomunikasi, khususnya XL, bisa terjawab.

Sama seperti paket Combo Xtra, program satu tarif ke semua operator ini juga telah bisa dinikmati oleh Pelanggan yang melakukan Aktivasi/Initial Recharge Kartu Perdana XL mulai tanggal 09 Mei 2016.

Telkomsel Lakukan Test Drive Untuk Hadapi Lonjakan Saat Mudik

Telko.id – Untuk menghadapi bulan dan ramadhan, Telkomsel melakukan menguji jaringan agar dapat memastikan layanan yang diberikan pada pelangganya lancar. Test Drive dilakukan mulai dari Jakarta hingga Semarang dan Dari Surbaya ke Semarang.

Telko.id mengikuti uji coba yang dilakukan oleh Telkomsel dari Jakarta ke Semarang. Jalur yang ditempuh adalah 451 km. Untuk di Jakarta, tol dalam kota sampai Cikampek, ada 1436 BTS 3G dan 262 BTS 4G. Kemudian di Jawa Barat akan dilayani oleh 690 BTS 3G dan 82 BTS 4G. Di wilayah Jawa Tengah akan dilayani oleh 158 BTS 3G dan 8 BTS 4G.

“Nantinya, ketika periode mudik lebaran, di Jakarta dan Jawa Barat, Telkomsel akan menambahkan 21 combat atau Mobile BTS dibeberapa tempat yang terjadi penumpukan. Seperti di pintu-pintu tol dan tempat wisata,” Juanita Erawati, VP ICT Regional 2 Telkomsel (Jabodetabek dan Jawa Barat).

Sedangkan di Regional 3 atau Jawa Tengah sudah ada penambahan 22 new site permanen dan 13 Combat.

Selain penambahan BTS, baik yang permanen maupun yang mobile, Telkomsel juga melakukan penambahan kapasitas. Salah satu yang dilakukan adalah multi sektor di beberapa BTS pada area yang diperkirakan akan terjadi penumpukan.

Dalam uji jaringan ini, Telkomsel bukan hanya melakukan di jalur yang biasanya dilalui kendaran roda empat, tetapi juga roda dua. Yang melakukan test drive adalah karyawan Telkomsel yang bergabung di GASPOL (Pengendara Motor Telkomsel). Momen ini juga digunakan untuk memperlihatkan layanan M2M atau machine to machine, TBike yang dimiliki oleh operator ini. (Icha)

Indonesia LTE Conference 2016, Tempat Curhat Para Operator

0

Telko.id – Indonesia LTE Community menggelar event perdana mereka yang berfokus pada perkembangan ekosistem 4G di Indonesia. Mengangkat tema ‘4G LTE : Unfinished Business’ kegiatan ini sekaligus mencari solusi bagi setiap permasalahan yang kerap hadir meskipun layanan 4G telah digelar di Indonesia.

Membuka acara, hadir Menteri Kominfo Rudiantara yang mengungkapkan bahwa wadah seperti ini perlu didukung agar dapat mengawal perkembangan 4G di Indonesia.

“Berdasarkan data yang saya peroleh belum ada setengahnya ponsel 4G yang recognize dengan jaringan 4G, ini menjadi PR bagi para operator. Perkembangan kedepan, infrastruktur masih menjadi tema kita, tapi jangan lupa kedepannya juga akan tumbuh layar aplikasi, dan saya harapkan komunitas ini,”

Sementara itu Iman Aulia, Ketua Indonesia LTE Community mengatakan forum komunitas ini dibentuk sebagai pembelajaran dari “kegagalan” fase  3G  beberapa tahun lalu  tidak terulang lagi. Dimana teknologi yang  sudah  siap,  namun industri   terkait  lainnya dan  masyarakat sebagai penikmat dan  pengguna teknologi itu tidak  bisa memanfaatkan teknologi tersebut sesuai yang diharapkan.

“Dari tahun ke tahun, teknologi berkembang kian pesat. Kini masyarakat Indonesia sudah bisa menikmati layanan internet cepat 4G LTE dari berbagai operator. Hadirnya internet broadband 4G LTE yang terjangkau oleh semua kalangan memicu lahirnya berbagai layanan baru. Terlebih dengan jumlah populasi Indonesia yang sangat besar menjadikan negara ini pasar yang sangat potensial,” kata Iman Aulia.

Seperti diketahui, meskipun telah menggelar layanan 4G, namun masih terdapat beberapa permasalahan yang belum terselesaikan. Seperti jumlah pengguna 4G yang tergolong belum banyak dan merata di seluruh wilayah Indonesia, hingga device yang tersedia harganya belum sesuai dengan target pemerintah.

Sementara itu, Dian Siswarini selaku CEO XL mengungkapkan harapannya kepada pemerintah agar perizinan mengenai network sharing lebih jelas.

“Harapan kami kepada pemerintah bahwa bagaimana infrastruktur telekomunikasi menjadi lebih efisien, karena kalau melalui layanan data itu marginnya cukup berbeda, dan kami minta dari regulator supaya ada regulasi lebih jelas mengenai network sharing ini, termasuk dengan modernisasinya, karena dengan network sharing, kita bisa menghasilkan efisiensi hingga 40-50% baik untuk capex ataupun opex,” ujarnya pada saat kegiatan ini berlangsung (18/5).

Hal senada juga diutarakan oleh Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachyz yang menyebutkan, “meledaknya tuntutan data itu adalah meningkatnya kapasitas jaringan, kunci utamanya adalah seberapa besar spektrum itu kita punya, kebutuhan ledakan data mendorong kita meningkatkan kapasitas jaringan, dan bukan dengan capex lagi dan salah satu nya dengan network sharing”, paparnya.

Berbeda dari kedua operator sebelumnya, Telkomsel merasa kurang setuju terhadap network sharing, namun jika memang diharuskan, setidaknya operator lainnya juga harus membangun BTS yang sepadan dengan milik Telkomsel, agar beban BTS tidak terlalu besar.

Sementara untuk Indosat, mereka merasa bahwa hadirnya jaringan 4G membantu pertumbuhan pengguna data mereka.

Sedangkan Hutchison Tri yang diwakili oleh Danny Buldansyah mengungkapkan agar industri telko di Indonesia menjadi sehat, seharusnya layanan 4G yang dijual oleh para operator tidak lebih murah ketimbang layanan 3G.

Rudiantara sendiri menyikapi semua keluhan tersebut, seperti sudah pasti akan melakukan frekuensi sharing. “Secara umum kebijakan frekuensi ini kita akan dorong kearah agregasi, biarkan operator berkreasi untuk mendapatkan benefit engine nya sendiri,” tukasnya.

Vodafone Catat Pertumbuhan Laba Pertama Setelah 8 Tahun

0

Telko.id – Untuk pertama kalinya dalam delapan tahun, Vodafone telah kembali ke pertumbuhan tahunan dan telah meningkatkan dividen. Hal ini terjadi setelah program untuk meningkatkan jaringan terbayar.

Vodafone memposting pertumbuhan pendapatan kuartal pertama di Eropa sejak akhir 2010 setelah menyelesaikan program investasi proyek musim seminya. Disamping itu, perusahaan juga menunjukkan performa yang yang kuat di Afrika Selatan, Turki dan Mesir.

Vodafone memiliki 46,8 juta pelanggan 4G di Eropa setelah memperluas cakupan jaringan seluler generasi berikutnya itu menjadi 87%. Cakupan ini di bawah target perusahaan, yakni 90% karena penundaan peluncuran di Inggris dan Jerman. Di pasar negara berkembang, Vodafone memiliki 72,5 juta pengguna 3G.

Kepala Eksekutif Vodafone, Vittorio Colao, mengatakan bahwa program investasi bernilai trilunan rupiah telah mengubah kualitas teknologi perusahaan. Ini telah menjadi tahun eksekusi yang kuat untuk grup, dengan kembali ke pertumbuhan organik dalam pendapatan dan EBITDA untuk pertama kalinya sejak 2008.

“Saya yakin kami akan mempertahankan momentum positif kami di tahun mendatang,” katanya seperti dilaporkan The Guardian, Rabu (18/5).

Vodafone mencatat kenaikan 2,7% pada laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi menjadi £11.6 miliar tahun ini hingga 31 Maret. Ini memprediksi kenaikan lebih lanjut dalam keuntungan menjadi antara £12.4 miliar dan £12.8 miliar tahun ini. Pendapatan meningkat 2,3% menjadi £41 miliar tahun lalu.

Pendapatan dari Eropa tumbuh 0,5% pada kuartal keempat menyusul pertumbuhan di dua pasar terbesar Vodafone, Jerman dan Italia.

Namun, kinerja Vodafone masih tertinggal di Inggris, di mana perusahaan telah meluncurkan layanan broadband namun belum meluncurkan platform TV-nya. Keluhan pelanggan juga telah melonjak setelah perusahaan memperkenalkan sistem penagihan baru.

Vodafone telah menjadi perusahaan yang paling banyak dikomplain oleh pelanggan terkait mobile, dengan keluhan meningkat menjadi 32 per 100.000 pelanggan kontrak dalam tiga bulan terakhir di tahun 2015 meskipun investasi £2 miliar telah dikucurkan untuk meningkatkan jaringan dan layanannya di Inggris.

Saham perusahaan naik 2,4% menjadi 228.95p pada Selasa. Vodafone menaikkan dividen setahun penuh sebesar 2% menjadi 11.45p.

Kazuhiro Yoshizawa Jadi CEO Baru NTT DoCoMo

0

Telko.id – NTT DoCoMo resmi mendapuk Kazuhiro Yoshizawa sebagai CEO baru perusahaan. Pemilihan pemimpin baru ini menjadi bagian dari perombakan eksekutif besar-besaran di operator Jepang tersebut.

Sebelumnya, Kazuhiro Yoshizawa – bergabung dengan DoCoMo pada tahun 1979 – menjabat sebagai chief information officer, chief information security officer, dan chief privacy officer. Ia juga menjabat sebagai wakil presiden senior eksekutif yang bertanggung jawab atas teknologi, perangkat dan informasi strategi perusahaan telekomunikasi tersebut.

Yoshizawa akan menggantikan Kaoru Kato, yang diperkirakan akan tetap menjadi anggota dewan dan menjadi penasihat perusahaan.

Selain Kato, nama lain yang juga akan lengser dari jabatannya sebagai eksekutif di DoCoMo adalah Yoshikiyo Sakai, yang saat ini menjabat sebagai direktur penjualan dan pemasaran. Disebutkan bahwa ia akan mengambil peran baru di NTT Finance Corporation. Demikian dilaporkan Total Telecom, Rabu (18/5).

Pemegang saham bisa menyalurkan suaranya terkait perubahan ini pada pertemuan 16 Juni mendatang.

Dalam sebuah pernyataan singkat, DoCoMo mengatakan bahwa alasan perombakan adalah untuk lebih bertumbuh dan mengembangkan perusahaan di bawah kepemimpinan manajemen baru.

Tugas Yoshizawa saat ini akan ditangani oleh Hiroyasu Asami, yang sampai saat ini menjabat sebagai managing director di DoCoMo.

Yoshizawa, dalam hal ini hanyalah satu dari sekian banyak perubahan yang diusulkan untuk tim kepemimpinan DoCoMo. Ada setidaknya enam kandidat dewan baru telah diajukan, serta enam wakil presiden senior yang baru.

Lanjutkan Kerjasama Dengan Nokia, Three Irlandia Gunakan Solusi NetAct

0

Telko.id – Nokia dan Three Irlandia telah mengumumkan sebuah inisiatif jaringan selama lima tahun, lanjutan kontrak kerjasama ini akan menghasilkan berbagai teknologi baru yang ditambahkan ke jaringan operator multinasional ini.

Perjanjian ini akan melihat Nokia memberikan ekspansi operasi menyeluruh untuk radio access network (RAN) milik Three, serta struktur manajemen yang disederhanakan di peralatan multi-vendor mereka. Untuk melakukannya, Nokia akan menyediakan dukungan jarak jauh secara real-time dari Global Delivery Centre di Lisbon, Portugal.

Dilaporkan Telecoms (18/5), Nokia mengatakan penyebaran juga akan memberikan Tiga kemampuan untuk cepat menerapkan teknologi jaringan tambahan pada RAN, mereka juga mengklaim akan dapat melakukannya dengan kualitas pelayanan tertinggi untuk pelanggan Three di Irlandia, menurut sebuah pernyataan Nokia.

Bukan hanya itu, vendor asal Finlandia ini juga akan mengerahkan sistem yang berdedikasi pada OSS NetAct, yakni sebuah bumbu virtual yang telah diumumkan pada pekan lalu. Solusi ini ditujukan untuk lebih teliti dalam menganalisa, proses dan kontekstualisasi wawasan yang diperoleh dari lalu lintas jaringan.

Nokia menganggap Three akan mendapatkan keuntungan dari visibilitas penuh dan keterampilan manajemen jaringan canggih dengan menerapkan NetAct.

“Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan kami. Dengan pindah ke salah satu layanan yang dikelola pemasok di seluruh jaringan akses radio kita, kita akan memiliki struktur yang lebih transparan, menyederhanakan operasi dan meningkatkan kinerja jaringan,” ucap CTO Three Irlandia David Hennessy.

Sementara itu, pihak Nokia menyebutkan bahwa melalui kesepakatan ini mereka menunjukkan kekuatan mereka dalam managed services multi-vendor dan kemampuannya untuk cepat menerapkan layanan infrastruktur yang terpusat yang dikelola dan dicapai oleh banyak operator.

“Dengan memilih layanan Nokia, Three Irlandia dapat memastikan bahwa pelanggan mereka menerima ketersediaan jaringan tertinggi dan kualitas layanan terbaik.” Ujar John Ward, Customer Business Team Head Nokia.