Telko.id – Three telah mengumukan bahwa saat ini pelanggan mereka akan mendapatkan layanan bebas roaming di tambahan 24 negara pada September mendatang. Hal ini disinyalir sebagai salah satu siasat dari operator dalam menghadapi biaya roaming lebih akibat Brexit.
Salah satu permasalahan yang belum diklarifikasi setelah Brexit pada bulan lalu adalah bagaimana biaya roaming akan berdampak ke pelanggan Inggris. Meskipun Komisi Eropa telah secara efektif melarang biaya roaming, namun hal ini hanya berlaku untuk negara-negara yang berada di Uni Eropa.
Dilansir Telecoms (12/8), Inggris telah keluar dari Uni Eropa, dan hal ini berdampak pada tarif roaming operator. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang berapa banyak pelanggan Inggris akan dikenakan biaya oleh operator di Eropa.
“Saya bangga bahwa pelanggan kami lebih bersedia untuk merekomendasikan kami dibandingkan operator lain dan kami akan terus membangun bisnis mobile modern yang memberikan apa yang pelanggan butuhkan saat ini,” kata CEO Three Dave Dyson.
“Saya ingin terus memimpin industri pada penggunaan mobile data dan kehandalan jaringan, fokus langsung kami adalah mengamankan lebih banyak spektrum yang akan memungkinkan kita untuk mendapatkan skala lebih lanjut dan menjadi pengaruh kuat pada industri.” Tambah Dyson.
Pengumuman ini dibuat di samping hasil H1 mereka yang menunjukkan periode umumnya positif untuk bisnis. Total pendapatan untuk setengah tahun ini berada di angka £ 1,05 miliar, turun 2% secara year-on-year, meskipun pendapatan layanan pelanggan bersih memang meningkat sebesar 2%. kerugian dirasakan dalam ‘Pendapatan Handset’ mereka yang turun sekira 27% secara year-on-year, yang tampaknya merujuk pada kontrak yang meliputi handset bersubsidi.
Penurunan handset bersubsidi tidak dapat dilihat sebagai hal yang sangat mengejutkan, karena sebagian besar merek strategi pemasaran telah difokuskan pada kontrak SIM saja, dimana data adalah USP pusat. Industri secara keseluruhan mencoba untuk menjauh dari kontrak handset bersubsidi, meskipun Three tampaknya telah mengambil biaya di depan pesaingnya, dengan pertumbuhan 2% menunjukkan beberapa keberhasilan.
Kuartal terbaru juga menunjukkan kinerja positif terus dalam jumlah keluhan terhadap merek, yang sekali lagi datang di rata-rata industri di bawah ini. merek telah secara konsisten datang di bawah rata-rata industri selama 12 kuartal terakhir.
“Kami benar-benar berfokus untuk memberikan pelanggan kami yang terbaik, pengalaman mobile dan perluasan layanan Feel At Home mungkin akan mencakup lebih dari 80% dari perjalanan pelanggan,” kata CFO Richard Woodward.
“Akibatnya pelanggan kembali memilih layanan kami lagi, merekomendasikan kita untuk keluarga dan teman-teman mereka dan memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama kami,”
Telko.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersikukuh ingin menurunkan biaya interkoneksi dari Rp 250 per menit menjadi Rp 204 per menit dengan pola simetris. Mereka berdalil penurunan dengan pola simetris akan membawa manfaat bagi industri telekomunikasi di Indonesia. Benarkah penurunan tersebut akan membawa manfaat bagi pertumbuhan industri telekomunikasi nasional?
Ekonom Leonardo Henry Gavaza CFA,
menjelaskan penurunan biaya interkoneksi yang dilakukan pemerintah tidak memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia.
“Justru penurunan biaya interkoneksi ini akan membuat operator yang malas membangun infrastruktur menjadi lebih malas lagi membangun,” kata ekonom yang juga analis saham dari PT. Bahana Securities ini.
Selain hanya menguntungkan segelintir operator, penurunan biaya interkoneksi ini menurut Dr. Fahmy Radhi, MBA, Pengamat Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada (UGM) akan berpotensi menciptakan persaingan tidak sehat dan menghambat pertumbuhan pembangunan jaringan telekomunikasi.
Dengan biaya interkoneksi ditetapkan pemerintah di bawah harga pokok penjualan (HPP), operator pemilik jaringan akan dirugikan. Sedangkan, operator pengguna jaringan akan diuntungkan oleh kebijakan penurunan tarif interkoneksi tersebut.
Seharusnya dalam menetapkan HPP, pemilik jaringan biasanya menggunakan basis biaya (cost base ) yang memperhitungan pengeluaran investasi (Capital Expenditure) dan biaya operasional (Operational expenditure).
“Sedangkan, operator pengguna jaringan hanya mengeluarkan biaya interkoneksi yang ditetapkan pemerintah. Dan pada akhirnya akan mengakibatkan operator yang malas membangun akan semakin malas membangun,”terang Fahmy.
Aturan Kominfo mengenai penurunan biaya interkoneksi dinilai Ketua Program Studi Telekomunikasi di Institut Teknologi Bandung, Dr.Ir. Ian Joseph Matheus Edward, MT. tidak masuk akal.
Selain prosedur yang tidak sesuai aturan, menurut Ian penetapan biaya interkoneksi tersebut tidak memiliki naskah akademis yang melandasi penetapan biaya interkoneksi menjadi Rp 204.
Dalam PP 52 tahun 2000 pasal 23 ditulis interkoneksi harus berdasarkan perhitungan yang transparan disepakati bersama dan adil. Ini artinya penetapan biaya interkoneksi harus transparan harus menggunakan perhitungan berbasis biaya (cost base) dan disepakati bersama oleh seluruh operator. Tanpa terkecuali.
“Jadi jika kita mengacu pada PP 52 tahun 2000 yang mengatakan biaya interkoneksi harus disepakati bersama, maka semua operator harus setuju. Jika ada salah satu operator yang tidak setuju, maka aturan tersebut harus batal demi hukum,”papar Ian.
Selain menggunakan metode perhitungan cost base seharusnya dalam penetapan biaya interkoneksi, pemerintah harus memasukan biaya pembangunan (CAPEX), unsur resiko, quality of service dan biaya operasional.
Foto : AK
Namun, Hal berbeda justru diutarakan oleh Pakar Telekomunikasi yakni Hasnul Suhaimi. Ia berujar, pentingnya penurunan tarif interkoneksi agar tidak ada batasan bagi setiap orang untuk melakukan panggilan dari satu operator ke operator lainnya.
“Secara prinsip, interkoneksi itu diupayakan agar serendah mungkin supaya tidak ada batasan orang untuk menelpon dari satu operator ke operator lainnya. Sekarang kalau kita lihat, orang telpon ke sesama operator itu murah, tapi ketika ke operator lain mahalnya minta ampun,” ujar pria yang dulu kerap memegang peranan penting di industri telekomunikasi Indonesia.
Ia menambahkan, pentingnya penurunan tarif interkoneksi adalah agar menjadikan industri telekomunikasi di Indonesia menjadi sehat, karena tidak adanya subsidi silang antar operator ketika melakukan panggilan dengan operator lainnya.
Lebih lanjut, Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat ini memaparkan jika memang ada tarif tambahan ketika menelepon ke operator lainnya, setidaknya tidak terlampau jauh dibandingkan dengan sesama operator, agar lebih murah.
“Jika dilihat dari prinsipnya, semakin kecil tarif interkoneksi akan semakin baik sehingga tidak ada batas bagi seseorang untuk melakukan panggilan,” ucap Hasnul.
Hal senada juga diutarakan oleh Heru Sutadi selaku Pakar Telekomunikasi. Ia berujar bahwa interkoneksi perhitungannya berdasarkan data pemilik jaringan dan seharusnya tidak memberatkan operator.
“Apalagi metode nya masih pakai LRIC yang memperhitungkan legacy cost. Metode ini sudah obsulete karena terlalu menguntungkan pemilik dan jaringan dan menghambat persaingan. Harusnya sekarang pakai cost+ saja sebagaimana dipakai dibanyak negara. Selain itu teknologi circuit switch kan juga sudah usang dan diganti IP based, yang biayanya lebih murah,” ujarnya saat dihubungi oleh tim Telko.id.
Sementara itu, menurut General Manager Corporate Communication PT. XL Axiata Tbk, Tri Wahyuningsih saat dihubungi tim Telko.id menuturkan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi keputusan pemerintah atas penurunan tarif interkoneksi ini.
“Tentunya semakin besar penurunannya akan membawa industri semakin efisien lagi. Menurut kami baik operator maupun pelanggan akan diuntungkan dengan penurunan interkoneksi ini. Bagi operator, artinya biaya menjadi lebih kecil, sehingga efisiensi dapat terjadi,” paparnya ketika dihubungi tim Telko.id.
Dengan penurunan tarif interkoneksi artinya juga operator akan dapat menawarkan tarif offnet (telp ke operator lain) yg lebih kompetitif, dengan demikian akan lebih banyak operator yang dapat menawarkan layanannya di suatu daerah, dan akhirnya pelanggan akan mendapatkan tarif yang lebih murah sehingga tidak perlu lagi menggunakan nomor yang berbeda untuk memanggil nomor operator lain.
Dari sisi operator, sejatinya mereka pun dapat memberikan layanan yg lebih baik lagi untuk masyarakat.
Jika ditanya siapa yang diuntungkan dari penurunan tarif ini, sejatinya end user lah yang akan mendapatkan keuntungan paling besar. Pasalnya, dengan turunnya tarif interkoneksi tadi tentunya berimbas pada penurunan tarif retail ke konsumen. Untuk industri telekomunikasi, sejatinya penurunan ini akan memberikan persaingan yang lebih sehat, karena operator tidak melulu harus memberikan subsidi kepada para pelanggannya.
Telko.id – Huawei telah merilis laporan tahunan bertajuk ‘Connecting the Future’ yakni sebuah laporan yang menguraikan keberlanjutan program perusahaan korporasi selama dua belas bulan terakhir.
Dilaporkan Telecoms (12/8), Laporan ini berfokus pada empat bidang yang perusahaan anggap pusat keberlanjutan seperti perubahan iklim global, kesenjangan digital, dan keamanan jaringan telekomunikasi, serta bekerja dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.
“Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat penting untuk kemajuan manusia dalam masyarakat modern, dan teknologi konektivitas yang berpusat pada catalysing transformasi di setiap industri,” kata Kevin Tao, Ketua Komite Corporate Sustainability Development (CSD) Huawei.
“Selain meningkatkan efisiensi bisnis dan memperkaya kehidupan masyarakat, ICT bertujuan mengubah masyarakat dengan cara menciptakan peluang ekonomi, melindungi lingkungan, dan membuat dunia kita lebih berkelanjutan.” Tambah Tao.
Dalam hal kesenjangan digital, perusahaan mengklaim telah menempatkan lebih dari 50% dari BTS nirkabel, lebih dari 70% dari jaringan LTE, dan setidaknya 50.000 kilometer kabel serat optik di Afrika, serta membangun 500 stasiun pangkalan baru di Sri Lanka. Meskipun ini tentu prestasi yang kredibel, pesimis dalam industri akan menunjukkan bahwa pasar yang memberikan peluang menguntungkan untuk bisnis.
Telko.id – Trend dunia digital memang banyak memberikan manfaat dan kemudahan. Namun di sisi lain, sangat mudah juga untuk orang-orang yang berniat jahat untuk mengambil data maupun melakukan kejahatan cyber. Dan ternyata tidak banyak negara yang memiliki perlindungan yang baik terhadap data-data yang ada.
Menurut pusat data centre Artmotion, hanya ada 4 negara saja yang dianggap benar-benar aman untuk penyimpanan data privacy. Hal ini terungkap dalam laporannya yang berjudul ‘Data Danger Zones’.
Laporan tersebut dibuat berdasarkan penggabungan data independen dari PBB, World Economic Forum, Transparency International dan beberapa kelompok privasi terkemuka lainnya. Artmotion pun melakukan pemeringkatan 170 negara di seluruh dunia dalam kemampuan negara tersebut untuk menyimpan informasi digital yang aman, swasta dan aman.
Yang jadi benchmark untuk identifikasi negara paling aman untuk penyimpanan data adalah Swiss. Dengan “potential risk score” hanya 1.6%. Diikuti oleh Singapura sebagai negara Asia paling aman, dengan skor risiko 1,9%. Hal ini disebabkan oleh undang-undang privasi independen yang diberlakukan oleh negara tersebut. Selain itu, stabilitas politik juga berperan terhadap keamanan datanya.
Untuk Hong Kong menempati posisi ke 5, Taiwan berada di posisi 6 dan Korea Selatan di nomor 15
Ketiganya gabung bersama dengan Singapura yanf masuk ke 15 negara teraman secara global. Inggris dan Amerika Serikat hanya mampu berada di peringkat 23 dan 38.
Meskipun pertumbuhan Asia cukup tinggi sebagai market untuk penyimpanan data, ternyata benchmark baru menunjukkan bahwa masalah keamanan data dan privacy kurang mendukung. Terlihat dari 15 negara yang teraman, hanya 3 negara Asia yang masuk. Sementara itu, hanya beberapa manajer IT memilih untuk menyimpan data di Afghanistan atau Yaman. Cina pun, yang sangat berkembang pesat pusat data centernya bahkan tidak lolos ke 50 besar negara paling aman.
Yang lebih mengejutkan, India sebagai salah satu negara yang merupakan pusat teknologi kunci di Asia dan juga pusat data terbesar di dunia, ternyata hanya menempati peringkat 107. Jauh dibawah Rusia dan Turki.
Mengomentari studi baru tersebut, Mateo Meier, data privacy expert menjelaskan bahwa dengan adanya data ini mempermudah pebisnis maupun individu untuk menentukan penyedia layanan cloud hosting maupun daya hosting.
“Terutama seperti saat ini, di mana dunia begitu volatile sehingga dalam berbisnis tidak hanya membutuhkan atau mempertimbangkan peraturan privasi data, tetapi juga memperhitungkan faktor risiko lain seperti lingkungan politik, lokasi geografis dan infrastruktur fisik,” sahut Mateo Meier menjelaskan, seperti dilansir dari Innovation Asia.
Sebagai tambahan informasi tentang ‘Danger Data Zone’ ini, Artmotion memeriksa lebih dari 3,5 triliun alamat IP di 170 negara yang menjadi subjek penelitian dan memberikan salah satu panduan paling komprehensif yang pernah dibuat untuk keamanan data.
Meier pun berharap, dengan adanya analisis ini, para pebisnis dapat membuat keputusan yang lebih tepat berkenaan tentang bagaimana dan di mana tempat menyimpan data mereka, dan memiliki pemahaman yang lebih baik apakah benar-benar aman atau tidak. (Icha)
Telko.id – m-commerce atau layanan e-commerce menggunakan smartphone memiliki pertumbuhan yang tidak secemerlang e-commerce di Indonesia. Padahal, pertumbuhan pengguna smartphone semakin hari semakin meningkat saja.
Sebuah penelitian dari Mastercard pada tahun 2016 menunjukkan mobile shopping hanya tumbuh sekitar 0.6% dari tahun 2014 ke tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak potensi yang dapat dimanfaatkan oleh pemain m-commercemaupun penyedia layanan digital.
Sementara itu, Opera melakukan survei kecil melalui media sosial terhadap belanja online dan menemukan bahwa ada 3 hal yang menjadi hambatan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pengalaman belanja online yang terbaik.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima oleh tim Telko.id (12/8), ketiga hambatan sekaligus tantangan dari para penyedia layanan m-commerce adalah pop up iklan (46%), loading gambar terlalu lama (33%), dan aplikasi yang sering crash (11%). Bahkan, 36% dari responden juga menyatakan bahwa mereka tidak memiliki cukup memori untuk membuka beberapa aplikasi dalam waktu yang bersamaan.
Berkaca dari hal tersebut, Opera Mini menghadirkan solusi yang mampu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh pengguna yang hendak belanja online melalui smartphone.
Baru-baru ini, Opera Mini telah meluncurkan fitur pemblokir iklan terintegrasi pertama yang mampu memuat halaman hingga 15% lebih cepat dibandingkan browser lain. Opera Mini juga mampu menghemat data pengguna hingga 90% dibanding ketika menggunakan aplikasi belanja online lainnya.
Fitur-fitur ini dapat menjadi jawaban bagi hambatan yang sering dihadapi oleh pebelanja online,seperti pop up iklan yang mengganggu, serta mempersingkat waktu loading situs web tertentu.
Opera juga telah melakukan sebuah uji coba untuk membandingkan penggunaan RAM dan data antara Opera Mini dan tujuh aplikasi m-commerce populer di Indonesia. Uji coba ini melakukan pencarian produk dengan kata kunci yang sama pada ketujuh aplikasi dan membandingkannya dengan membuka tujuh tab situs online shopping tersebut melalui Opera Mini.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa pencarian menggunakan beberapa aplikasi bersamaan menghabiskan enam kali lebih banyak RAM dan delapan kali lebih banyak data dibandingkan pencarian menggunakan beberapa tab sekaligus melalui Opera Mini.
“Kami melihat bahwa m-commerce memiliki potensi besar di Indonesia. Itulah kenapa beberapa upgradedan update dari Opera Mini dirancang khusus untuk meningkatkan pengalaman pencarian dan berbelanja via smartphone yang menyeluruh,” ujar Huib Kleinhout, Product Manager, Opera Software.
Sejatinya, masyarakat yang telah ‘melek’ smartphone akan lebih nyaman ketika mengakses situs e-commerce melalui mobile browser mereka ketimbang aplikasi mobile, alasan sederhana yang kerap muncul adalah karena mereka cenderung enggan untuk mengunduh aplikasi pada smartphone mereka yang tentunya akan menguras ketersediaan memori smartphone, baik itu RAM atau internal memori.
Diharapkan, solusi dari Opera Mini dapat membantu para pengguna untuk lebih nyaman berbelanja melalui ponsel mereka, sekaligus meningkatkan penetrasi m-commerce di Indonesia.
Telko.id – Belum lama ini pemerintah melakukan perhitungan ulang yang berkenaan dengan biaya interkoneksi. Ada 18 elemen di dalamnya. Ada yang stabil dan ada juga item yang turun. Untuk selular ada penurunan 26%. Harapannya dengan penurunan ini maka tarif pungut ke konsumen juga kena imbas juga.
Namun dalam waktu dekat hal ini tidak akan terjadi. “Kami saat ini belum menghitung ulang tarif retail. Yang pasti dalam jangka pendek belum ada perubahan tarif ritel dari pihak kami,” ujar Alexander Rusli, CEO Indosat Ooredoo menjelaskan.
Alex juga menambahkan bahwa saat ini Indosat sudah memberlakukan tarif telepon Rp1 per detik ke semua operator untuk 19 wilayah di seluruh Indonesia. Program ini menurut Alex masih subsidi.
“Jadi dengan adanya penurunan tarif interkoneksi belum akan mempengaruhi tarif retail. Hanya saja, subsidi yang kita keluarkan akan semakin kecil,” sahut Alexander Rusli menjelaskan.
Artinya, dalam waktu dekat ini, dampak dari penurunan tarif interkoneksi belum sesuai dengan harapan pemerintah. Di mana, pemerintah, seperti yang diungkapkan oleh Menteri Kominfo Rudiantara bahwa aturan ini diharapkan akan menghasilkan efisiensi bagi industri. Yang pada ujungnya, akan berimbas pada tarif pungut ke konsumen belum dapat tercapai. Namun, dalam jangka menengah atau panjang bisa saja terpenuhi.
Bagi keuangan operator pun belum akan terlihat dampaknya. Pasalnya, dalam pelaporan keuangan itu ada komponen revenue, komponen interkoneksi dan cost itu dipisah. Jadi jika dilihat dari sudut pandang revenue akan berkurang karena pengali nya lebih kecil. Tetapi dilihat dari sisi cost akan berkurang. Semuanya akan dihitung ulang. Baru akan diketahui dampak netnya.
“Kita belum mengetahui, apakah akan lebih bagus atau lebih buruk dampak dari penurunan interkoneksi ini. Yang pasti angka revenue akan turun cost akan turun,” ujar Alexander Rusli menjelaskan. (Icha)
Telko.id – Indosat Ooredoo kembali menyelenggarakan program kompetisi Indosat Stock Trading Contest (ISTC) untuk mahasiswa bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (“Trimegah”). Sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, Indosat Ooredoo ingin mengajak generasi muda berinvestasi saham dengan memanfaatkan teknologi mobile dan aplikasi digital.
Indosat Ooredoo memahami bahwa jumlah investor di Indonesia sampai dengan hari ini bahkan masih belum mencapai 1 persen dari total penduduk Indonesia. Meski telah terjadi peningkatan tiap tahunnya, jumlah tersebut masih menjadi tantangan besar bagi pasar modal Indonesia, apalagi dengan tingginya return yang dimiliki oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 5-10 tahun terakhir, pasar modal seharusnya bisa memberi kontribusi lebih banyak untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam rangka mendorong animo masyarakat untuk terjun ke dunia pasar modal, ISTC yang telah menjadi program CSR pilar edukasi Indosat Ooredoo, kembali diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan literasi keuangan terutama investasi saham di pasar modal khususnya bagi generasi muda Indonesia. Acara ini merupakan penyelenggaraan kedua, setelah sebelumnya sukses menjaring 8.819 calon investor baru pada tahun lalu.
“Kami ingin tanamkan kepada generasi muda bahwa pasar modal merupakan salah satu roda penggerak penting ekonomi Indonesia. Dengan menjadi investor yang aktif di pasar modal, maka secara tidak langsung kita telah membantu perekonomian negara kita. Kami berharap ISTC dapat mencetak investor-investor andal di pasar modal,” ujar President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli.
Lebih lanjut Alexander Rusli juga menambahkan bahwa dengan semakin banyak investor lokal maka pasar saham tidak akan terlalu bergejolak jika ada isu karena para investor lokal lebih paham persoalan di dalam negeri. “Jika masih banyak investor asing, ada isu sedikit saja, pasar langsung bereaksi negatif. Akibatnya, akan mengganggu perekonomian Indonesia,” ujar Alexander Rusli menjelaskan.
Itu sebabnya, dalam kompetisi ini, peserta akan mendapatkan edukasi dan melakukan transaksi saham secara virtual terhadap sejumlah saham pilihan yang diperdagangkan di BEI dengan harga saham diperoleh secara realtime. Semua dapat dilakukan melalui aplikasi ISTC yang merupakan hasil kerja sama Indosat Ooredoo dengan Trimegah dan akan menjadi tempat belajar para peserta bertransaksi saham secara virtual.
Alexander Rusli menambahkan bahwa Indosat Ooredoo akan terus mengajak generasi muda untuk belajar berinvestasi saham dan investasi lainnya dengan memanfaatkan teknologi dan aplikasi digital. Hal tersebut sudah menjadi bagian dari komitmen perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui dunia digital.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas edukasi generasi muda Indonesia yang didukung oleh teknologi telekomunikasi dan aplikasi, termasuk edukasi tentang trading online yang banyak mengaplikasikan teknologi di dalam aktivitas perdagangan sahamnya,” tambah Alexander Rusli.
Terlebih saat ini online trading sedang menjamur. Artinya, investor dapat mengakses langsung dan melakukan transaksi dari mana saja dengan dukungan teknologi digital yang sangat luar biasa. Sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan, kami juga ingin menjadi bagian dari proses tersebut.
Penyelenggaraan ISTC ini juga menggandeng BEI dan Trimegah sebagai bentuk keseriusan Indosat Ooredoo dalam meningkatkan jumlah investor saham di Indonesia. ISTC akan melengkapi program “Yuk Nabung Saham” yang telah digalakkan BEI.
Direktur Pengembangan BEI, Hosea Nicky Hogan, menyampaikan fenomena positif yang terjadi saat ini. Sejak peluncuran kampanye Yuk Nabung Saham pada November 2015 lalu, euphoria “menjadi investor” dan “menabung saham secara rutin” sangat menguat, apalagi dengan banyaknya rekor-rekor baru transaksi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun ini, kompetisi ini akan mempercepat pengenalan masyarakat kepada investasi di pasar modal, dan mendongkrak jumlah investor baru.
“Jumlah investor pasar modal dalam negeri terus meningkat. Ini terlihat dari jumlah SID yang sebelumnya adalah 430 ribu di akhir tahun 2015, meningkat menjadi 490 ribu per Juli 2016 lalu. Juga bahwa jumlah SID yang aktif meningkat 50% dari sebelumnya 57 ribu per bulan di akhir tahun 2015, menjadi 85 ribu sampai dengan tengah tahun 2016,’ kata Nicky.
Dengan adanys ISTC ini, diharapkan dapat melengkapi kemampuan investor baru dalam mengambil berbagai keputusan pembelian saham yang akan membantu meningkatkan tidak hanya investor baru, tetapi jumlah investor yang aktif bertransaksi.
Bergabungnya Trimegah dalam program ISTC kali ini sejalan dengan misi Trimegah yakni “educate and create wealth for the community though unique and professional experience”. Program ini merupakan hasil sinergi pihak-pihak yang memiliki visi yang sama sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan literasi keuangan, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai investasi saham yang baik, dan jauh dari kesan spekulatif yang sering dipersepsikan oleh masyarakat.
Selain itu, seiring dengan tumbuhnya jumlah investor pasar modal, tren bertransaksi saham secara online semakin menjadi perhatian pelaku pasar, tak terkecuali bagi Trimegah.
“Aplikasi ISTC khusus disediakan oleh Trimegah untuk mendukung program ISTC agar peserta bisa belajar berinvestasi saham seperti investor sesungguhnya dengan menggunakan data real dari BEI. Layanan online trading ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi saham,” ujar Paul Rafiuly, Chief Operating Officer Trimegah menjelaskan.
Program ISTC 2 ini mulai diluncurkan pada tanggal 11 Agustus 2016, dan mulai dibuka pendaftaran bagi peserta program kompetisi diiringi program roadshow ke delapan universitas di Indonesia. ISTC akan dibagi menjadi dua kategori yakni pelajar/mahasiswa dan masyarakat umum. Setelah itu, peserta akan diundang dalam bootcamp selama dua hari untuk mendapat edukasi mengenai pasar modal. (Icha)
Telko.id – Operator Australia, Telstra, baru-baru ini mengungkap rencananya untuk menginvestasikan hingga A$2.3 miliar atau sekitar Rp 23 miliar selama beberapa tahun ke depan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan menyusul gelombang pemadaman jaringan belum lama ini.
Telstra mengungkap rencananya untuk meningkatkan belanja modal hingga rasio penjualan menjadi 18%, tertinggi sejak operator membangun jaringan 3G di tahun keuangan 2008-09.
CEO Telstra Andrew Penn mengatakan investasi termasuk rencana untuk pengguna konsumer, UKM, perusahaan domestik dan internasional, pemerintah dan pelanggan grosir, baik jaringan tetap maupun bergerak.
Tindakan jangka pendek untuk mengatasi keluhan pelanggan yang sering terjadi akan diikuti oleh investasi jangka panjang yang lebih signifikan yang ditujukan untuk digitalisasi guna meningkatkan pengalaman pelanggan dan mengurangi biaya.
“Ada sejumlah tindakan segera yang kami percaya akan meningkatkan pengalaman pelanggan. Kami akan menyederhanakan produk dan platform – kami perlu meninggalkan teknologi lama dan sistem yang memperlambat dan mempersulit pelayanan pelanggan,” kata Penn seperti diberitakan TelecomAsia, Kamis (11/8).
Dia menambahkan, investasi akan ditujukan untuk mengembangkan jaringan dengan teknologi baru termasuk virtualisasi dan peningkatan otomatisasi. Perusahaan bertujuan untuk mengembangkan arsitektur SDN (software-defined network) yang fleksibel.
Langkah itu diambil guna memenangkan kembali hati pelanggan setelah serangkaian kejadian yang melibatkan perangkat keras berujung padam putusnya jaringan.
Telstra telah menyiapkan A$ 50 juta atau setara Rp 500 juta untuk memasang peralatan pemantauan baru dan meningkatkan kapasitas jaringan seluler untuk menangani volume registrasi ulang simultan yang besar.
Telko.id – Sejak 9 Agustus 2016, Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta resmi beroperasi. Artinya, sudah mulai beberapa perusahaan penerbangan melayani penumpangnya do terminal baru ibu. Tentu telekomunikasi menjadi sangat dibutuhkan. Itu sebabnya, Telkomsel sudah menyiapkan jaringan untuk melayani para pelanggannya dan memastikan kenyamanan penumpang untuk berkomunikasi tetap terjaga selama berada di lingungan Terminal 3 Ultimate.
Guna memastikan ketersediaan jaringan mobile broadband terdepan, layanan jaringan broadband 3G dan 4G LTE Telkomsel telah beroperasi sejak bulan Juni 2016 dan siap melayani kebutuhan pelanggan di dalam lingkungan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-hatta Tangerang.
“Jaringan 4G LTE Telkomsel di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta telah kami persiapkan sejak perencanaan pembangunan fasilitas infrastruktur Terminal tersebut dan beroperasi sejak awal bulan Juni 2016. Sehingga, ketika Terminal baru tersebut beroperasi sejak tanggal 9 Agustus 2016 lalu, layanan mobile broadband dengan teknologi terdepan melalui jaringan 4G LTE Telkomsel akan memberikan pengalaman digital lifestyle yang berbeda bagi pelanggan,” kata Mas’ud Khamid, Direktur Sales Telkomsel menjelaskan.
Layanan jaringan BTS 4G indoor Telkomsel ini menjangkau seluruh area indoor Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta Tangerang yang luasnya mencapai 331 ribu m2. Tak hanya itu, untuk jaringan outdoor di sekitar Terminal 3 Ultimate, terutama di area parkir, Telkomsel telah mengantisipasi dengan melakukan optimasi kapasitas jaringan BTS Outdoor Makro yang sudah menjangkau seluruh area Bandara Soekarno Hatta.
Selain optimasi dari sisi kualitas jaringan, Telkomsel juga telah mengoperasikan fasilitas layanan retensi untuk pelanggan dengan menghadirkan Executive Lounge Telkomsel yang disediakan khusus untuk pelanggan setia KartuHALO. Dengan menggunakan mekanisme redeem Telkomsel POIN, pelanggan KartuHALO dapat menikmati sejumlah fasiltas gratis seperti makanan dan minuman yang tersedia di Executive Lounge Telkomsel.
Fasilitas layanan gratis yang ada di Executive Lounge Telkomsel Terminal 3 Utimate Bandara Soekarno Hatta Tangerang ini dapat dinikmati cukup dengan mengakses UMB *700*31# untuk pelanggan umum, dan *700*33# untuk pelanggan dari segmen korporasi. Setelah itu pelanggan cukup menunjukkan SMS verifikasi kepada petugas dan melakukan registrasi menggunakan aplikasi Lounge Telkomsel yang tersedia di sana.
Untuk pelanggan KartuHALO kategori Priority dapat langsung menikmati layanan di lounge, sedangkan untuk kategori GOLD akan diredeem 250 Telkomsel POIN dan RED sebesar 500 Telkomsel POIN. Executive Lounge Telkomsel di Terminal 3 Ultimate ini melengkapi fasilitas layanan Executive Lounge Telkomsel di Bandara Soekarno Hatta Tangerang yang sudah ada sebelumnya di Terminal 2 serta 3 Executive Lounge lainnya yang ada di Bandara.
“Beroperasinya Terminal 3 Ultimate ini menjadi salah satu kebanggaan bagi bangsa Indonesia karena berada di area Bandara Soekarno Hatta yang merupakan salah satu pintu gerbang utama masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, Telkomsel memastikan kehadiran layanan yang berkualitas melalui jaringan mobile broadband terdepan dengan 4G LTE, serta fasilitas layanan retensi untuk pelanggan setia Telkomsel melalui Executive Lounge Telkomsel yang dapat dinikmati secara gratis oleh pelanggan selama menunggu jadwal keberangkatan pesawat” tutup Mas’ud. (Icha)
Telko.id – Pemerintah negara bagian Mumbai berencana untuk memenuhi wilayahnya dengan sekitar 1.200 hotspot Wi-Fi pada tahun 2017. Langkah ini ditempuh sebagai bagian dari transformasi Mumbai menjadi Kota Pintar, demikian diungkapkan Ketua Menteri Devendra Fadnavis.
Sebelumnya, proyek CCTV juga telah lebih dulu diterapkan di negara bagian ini sebagai upaya menjadikan Mumbai sebagai kota pintar.
“Kami akan membuat Mumbai menjadi kota Wi-Fi pada Mei 2017 dengan 1.200 hotspot di tempat-tempat penting,” kata Fadnavis.
Dari total 1.200 hotspot, 500 akan dioperasikan pada tahap pertama pada bulan November 2016
Jaringan Wi-Fi akan digunakan untuk parkir cerdas dan transportasi cerdas, dengan memberikan update realtime pada rute dan kapasitas yang tersedia dari berbagai moda transportasi umum di kota. Hot spot akan didirikan di lokasi yang menonjol – Gateway of India dan Chowpatty, seluruh kota pulau dan pinggiran kota.
Fadnavis mengatakan, seperti dilansir dari Indianexpress, Kamis (11/8), sebuah sistem transportasi yang terintegrasi akan memberikan informasi real-time untuk komuter pada ponsel mereka melalui sebuah aplikasi, bersama dengan jumlah yang tepat dari kursi yang tersedia di bus BEST atau di Metros.
Selain dua inisiatif di atas, inisiatif lain yang ditempuh pemerintah untuk menjadikan Mumbai sebagai kota pintar adalah membebaskan lahan untuk pembangunan rumah terjangkau senilai 10 lakh dan menurunkan harga tanah.