spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1435

Tingkat Stres Meningkat Karena Buffering?

Telko.id – Sebuah studi neuroscience mengukur reaksi pengguna terhadap kinerja jaringan yang menunjukkan bahwa denyut jantung dan tingkat stres mereka meningkat ketika seseorang mengalami keterlambatan dalam loading halaman web dan video atau yang sering kita sebut lagging.

Tingkat pengukuran stres dapat dibandingkan dengan situasi lain dalam kehidupan sehari-hari seperti menonton film horor atau memecahkan masalah matematika dan tingkat stres yabf lebih besar yakni menunggu dalam antrean pembeli di toko kelontong.

Studi yang juga dipersembahkan oleh Ericsson ConsumerLab dan termasuk dalam Laporan Mobilitas Ericsson pada Jaringan Masyarakat dirilis pada bulan Februari lalu, mengukur aktivitas otak, gerakan mata, dan detak jantung ketika seseorang menyelesaikan berbagai aktivitas mereka untuk browsing web dan menonton klip video.

Para peserta yang terkena tingkat keterlambatan tinggi, tingkat menengah dari sama sekali tidak mengalami keterlambatan atau internet lemot, pada saat mereka browsing dan menyaksikan kobten video mereka juga direkam dalam studi ini. Respon ke waktu muatan awal (time-to-konten) dan jeda karena internet mereka kembali ‘lemot’ saat menonton video juga direkam dan dianalisis.

Hasil ini membantu untuk mengungkap bagaimana variasi dalam kinerja jaringan dapat mempengaruhi pengalaman konsumen dan akhirnya mempengaruhi ekuitas dari brand provider yang mereka gunakan.

Diantara temuan dari penelitian ini adalah bahwa rata-rata, penundaan tunggal menghasilkan peningkatan 38% denyut jantung. Sementara delay media 2 detik ketika loading video menyebabkan tingkat stres rata-rata meningkat dari 13% menjadi 16% di atas batas normal. Setelah video mulai streaming, jeda karena buffering menyebabkan tingkat stres lebih meningkat yakni sebesar 15 persen.

Studi ini juga mencatat dengan delay yang mencapai enam detik, setengah dari peserta mengalami 19% peningkatan relatif terhadap tingkat dasar. Sementara lainnya menunjukkan bahwa gerakan mata mereka memperlihatkan gangguan tersebut dan tingkat stres menurun. Seperti dilaporkan oleh TelecomAsia (12/4).

Di luar pengaruh kinerja jaringan yang buruk pada individu, laporan itu menyimpulkan bahwa ia juga memiliki efek pada persepsi brand sebuah provider sebagai peserta yang tidak mengalami keterlambatan kinerja, yang tentunya menunjukkan peningkatan minat peserta ke sebuah provider.

“Ini menunjukkan bahwa mereka menjadi lebih bahagia dengan penyedia layanan seluler mereka. Sebagai perbandingan, kelompok yang mengalami delay menengah dan tinggi merasakan keterlibatan suatu brand adalah netral dan bahkan negatif,” dikutip dari laporan tersebut.

“Menariknya, penundaan media streaming mengakibatkan efek negatif ganda pada penyedia layanan, karena mereka tidak hanya menurunkan minat konsumen mereka tetapi juga menyebabkan peningkatan keterlibatan dengan pesaing mereka yang ternyata menyediakan jaringan internet yang lebih baik. Sementara itu, pengguna yang mengalami delay tingkat tinggi merespon negatif untuk semua brand penyedia layanan seluler.” Tutup laporan tersebut.

Sejatinya, dari laporan ini menunjukan bahwa layanan yang baik dari setiap operator, tentu akan membuat mereka tetap berkibar di bisnis ini. Sebaliknya, ketika layanan yang mereka hadirkan kurang maksimal, tentunya tingkat stres pengguna akan menyebabkan si pengguna tersebut menghilangkan minatnya pada operator tadi dan berpindah ke operator pesaing.

Inilah Solusi IoT Terbaru dari Vendor Italia

0

Telko.id – Semtech Corporation, selaku pemasok terkemuka analog dan mixed-sinyal semikonduktor, kemarin mengumumkan bahwa A2A, yakni sebuah perusahaan utilitas terkemuka Italia, telah meluncurkan produk mereka yaitu A2A Smart City. Solusi terbaru ini merupakan sebuah inisiatif untuk mempromosikan aplikasi Internet of Things (IOT) dan akan membantu penyebaran Low-Power Wide-Area Network (LPWAN) berdasarkan spesifikasi LoRaWAN pada tahun 2016.

Inisiatif A2A Smart City ini juga mulai menegaskan status A2A sebagai pemimpin pasar IOT di Italia, melalui penyebaran dari LPWAN di wilayah tersebut dan dengan menawarkan sumber daya untuk desain dan implementasi smart technology.

Dilaporkan TelecomEngine (12/4), A2A bersama dengan Smart City Lab, bertujuan untuk mempromosikan roll out dari smart metering, infrastruktur, parkir, keamanan, kesehatan dan aplikasi pemerintah di Italia.

A2A sendiri lebih memilih spesifikasi LoRaWAN, yang didasarkan pada teknologi RF nirkabel Semtech Lora dan distandarisasi oleh Lora ™ Alliance, untuk set fitur yang khusus dirancang dalam peluncuran skala besar. Teknologi Lora menawarkan keandalan jangka panjang dan skalabilitas melalui memperpanjang umur baterai dan implementasi efisien dan dengan beroperasi pada daya rendah.

Marco Moretti, Chief Information Officer A2A dan Presiden A2A Smart City menyebutkan, “A2A Smart City memilih LoRaWAN sebagai protokol untuk IOT setelah dua bulan eksperimen di Smart City Lab di Brescia, dengan teknologi LoRaWAN adalah satu-satunya di pasar. sekarang untuk menanggapi karakteristik keandalan dan skalabilitas, yang dibutuhkan oleh proyek kami, A2A beroperasi di kota-kota Milan, Brescia dan Bergamo,” ujarnya.

“Komitmen A2A untuk IOT dan Smart City adalah perkembangan menarik untuk standarisasi di seluruh dunia dari spesifikasi LoRaWAN,” kata Jaap Groot, Wakil Presiden Pengembangan Sistem Bisnis untuk Semtech Wireless, Sensing dan Timing Produk Group. “Dengan menawarkan pengusaha lokal dan perusahaan alat pendukung untuk mempermudah menerapkan aplikasi IOT, kami mengantisipasi percepatan roll out dari IOT dan solusi Smart City di Italia,” tutupnya.

Seperti diketahui, IoT memang tak pernah lepas dari yang namanya smart city. Pasalnya, tren ini memang menjadikan IT dan IoT sebagai sebuah enabler dari ekosistem di sebuah kota.

Perlukah Perlindungan Khusus Untuk Smart City?

0

Telko.id – Smart City perlu strategi keamanan yang lebih canggih untuk melindungi data dan menjamin kerahasiaan, ketersediaan, dan integritas informasi.

Secure Smart City (SSC), bukan merupakan sekadar untuk profit semata, melainkan sebuah inisiatif global yang membahas tantangan cyber security dari smart city, serta memiliki pedoman terkait cyber security untuk menjalankan smart city.

Dilaporkan EnterpriseInnovation (12/4), Mohamad Amin Hasbini, anggota   dewan SSC dan ahli keamanan di Kaspersky Lab, mengatakan pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman setiap orang tentang persyaratan keamanan dalam menjalankan smart city dan berbagi keahlian untuk orang yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pengelolaan smart city tadi.

“Dokumen ini didasarkan pada pengalaman anggota komunitas SSC, yang terlibat dalam pemerintahan maya skala besar, serta spesialis keamanan lainnya, dari penguji penetrasi ke ahli keamanan industri,” katanya.

Panduan ini mencakup informasi tentang tanggung jawab keamanan cyber smart city, termasuk pemerintahan dan dukungan kepemimpinan, dukungan infrastruktur, optimalisasi manajemen risiko, dukungan hukum, dan kolaboratif ancaman intelijen.

Menurut pedoman tersebut, solusi smart city diharapkan untuk mematuhi persyaratan keamanan dasar seperti kriptografi yang kuat untuk melindungi data, mekanisme audit dan logging security event. Mekanisme untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan perangkat oleh sumber yang tidak sah, serta konfigurasi aman secara default untuk penyebaran solusi tersebut.

“Tujuan kami adalah untuk membantu organisasi meminimalkan masalah dan downtime dengan harapan mendorong layanan yang cerdas untuk digunakan dengan keandalan yang tinggi dan ketersediaan,” tutup Hasbini.

Telkom Akan Luncurkan Telkom-4 Satellite di 2018

0

Telko.id – Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi milik negara ini mengumumkan akan meluncurkan sateliy Telkom-4 pada tahun 2018 melalui anak perusahaanya TelkomMetra. Satelit Telkom-4 ini rencananya akan menggantikan Telkom-1 yang dilengkapi dengan 49 transponder dan akan mampu memberikan layanan mobile boradband hingga 100 Gbps di seluruh Indonesia, India dan Asia Tenggara. Investasi sebesar USD $ 200 juta ini diharapkan memiliki rentang hidup 15 tahun.

Telkom juga saat ini sedang mempersiapkan untuk meluncurkan Telkom-3S yang akan menggantikan Telkom-3 yang sempat gagal mencapai orbit pada Agustus 2012 lalu.

Seperti yang dilansir dari detik.com, President Director TelkomMetra Teguh Wahyono menyatakan bahwa persiapan untuk peluncuran satelit ini tengah digodok agar nantinya bisa lepas landas dalam waktu dua tahun lagi dari sekarang. “Satelit Telkom-4 meluncur 2018. Tapi persiapannya dari sekarang karena untuk order satelit itu butuh waktu dua tahun,” ujar Teguh menjelaskan.

Dijelaskan olehnya, strategi Telkom terus berinvestasi di teknologi satelit dikarenakan ada ribuan pulau di Indonesia yang terpisah oleh lautan dan belum bisa seluruhnya dijangkau oleh infrastruktur kabel maupun seluler. Apalagi dari catatan Telkom, ada sekitar 30 juta rumah tangga yang belum tersentuh internet di Indonesia dan hanya bisa dilayani melalui satelit karena posisi mereka ada di wilayah terpencil, remote area.

Untuk saat ini, satelit Telkom yang ada baru mampu menyediakan akses internet maksimal 2 Mbps untuk download dan maksimal 0,5 Mbps untuk upload. Dengan perkembangan internet yang semakin kaya konten multimedia, tentu saja akses itu bisa dibilang lambat. Telkom pun menyadari sepenuhnya akan hal itu.

“Kalau sekarang kan masih pakai transponder. Tapi nanti di Satelit Telkom-4 kan kita pakai teknologi broadband satellite. Jadi langsung sekian giga bandwidth-nya. Bisa sampai 100 Gbps,” jelas Teguh.

Lembaga keuangan Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun sedang menunggu peluncuran BRISat yang rencananya akan dilakukan pada bulan Juni 2016 mendatang. Keputusan ini diambil pada tahun 2014 lalu yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, menghemat pengeluaran telekomunikasi sebesar 50 persen dan memperluas kegiatan dan layanan di seluruh negeri. Investasi yang ditanamkan untuk BriSat ini sebesar USD $ 230 juta. Saat ini BRI menggunakan 20 22 transponder dari 7 atau 8 penyedia termasuk Telkom, Indosat, dan Citra Sari Makmur.

Indonesia sendiri memang membutuhkan akses internet broadband yang mampu melayani seluruh pelosok. Berdasarkan data Asosiasi Satelit Indonesia, negara kita ini membutuhkan transponder satelit sekitar 250 unit. Namun, saat ini hanya ada 110 transponder untuk memenuhi permintaan di Indonesia, menyiratkan kekurangan. Untuk memenuhi remainding permintaan satelit regional digunakan. (Icha)

Mengintip Peluang Industri Telko di Ranah Smart City

0

Telko.id – Tren Smart city semakin meningkat di setiap negara maju dan berkembang di dunia saat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya kota-kota di dunia yang sudah menerapkan tren smart city sebagai landasan dari pemerintahan mereka. Khusus di Asia pasifik sendiri, setidaknya terdapat 800 kota yang bisa disebut smart city, dengan mayoritas berada di India dan China.

Sekadar informasi, banyak orang yang memiliki pandangan berbeda mengenai definisi dari smart city itu sendiri. Padahal Definisi dari smart city disini adalah sebuah ekosistem di perkotaan yang berbasis IT dan IoT.

Karena IT dan telekomunikasi menjadi landasan dari kota pintar ini, tidak ada salahnya jika kita mencoba melirik peluang yang bisa dimanfaatkan oleh industri telko di Indonesia, terkait dengan tren smart city ini.

Adalah Sudev Bangah selaku Country Manager IDC Indonesia dan Filipina yang mengungkapkan bahwa setiap vendor telekomunikasi disarankan untuk bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam mendukung inisiatif dan percobaan smart city sebagai sarana alternatif untuk memperoleh keuntungan bisnis.

Ia menambahkan, “Semakin banyak bisnis yang memahami manfaat dan teknologi smart building, maka akan semakin banyak dorongan yang dihadapi oleh pemilik bangunan untuk mengadopsi tekologi tersebut. oleh karena itu, vendor hrus mempertimangkan bekerjasama dengan pemerintah yang sejalan dengan kampanye mereka di wilayah-wilayah yang ingin dikembangkan,” ujarnya kepada tim Telko.id, disela-sela acara Media Update IDC mengenai tren smart city di Jakarta (11/4).

Ia juga mengungkapkan, berbagai peluang tentuya bisa dimanfaatkan oleh pemain di industri telko semisal konektivitas yang menjadi penggerak dari M2M dan IoT, sebagai service provider ke sebuah kota pintar.

“Karena yang terpenting bagi mereka adalah kebutuhan konektivitas supaya terjadi perkawinan antara pemerintah dan warganya. jadi konektivitas seperti fiber, 4G, base tower dan sebagainya itu menjadi sebuah peluang untuk mereka dan juga tentunya service provider untuk teknologi IoT atau solution semisal smart home,” ujar Sudev.

Solusi smart Home dan smart Building juga digadang-gadang dapat memberikan sebuah peluang tersendiri bagi para pelaku bisnis di industri telekomunikasi di Indonesia. Pasalnya, dua solusi tadi pasti diperlukan dalam penerapan smart city di sebuah kota.

Sementara itu, berbicara mengenai kesiapan dari para operator di Indonesia untuk menyongsong ranah smart city, IDC berkomentar bahwa mereka sejatinya sudah sangat siap, namun masih terkesan sendiri-sendiri.

“Kalau kita lihat, mereka mempunyai banyak proyek yang ‘silo’ ya, seperti Telkom memiliki e-Health, mereka juga memiliki solusi khusus financial industry, kalau kita lihat kearah Lippo atau Sinarmas, mereka juga memiliki proyek yang sama dengan solusi dari mereka masing-masing,” ungkap Sudev.

Sekadar informasi, XL Axiata juga telah mengimplementasikan smart city di empat kota di Indonesia sejak tahun lalu. Namun, total pendapatan mereka dari lini bisnis IoT ini masih menyumbang kurang dari 10% dari pendapatan keseluruhan mereka.

Sudev menambahkan, “Rasanya, dari sisi teknologi mereka sudah siap, mereka juga memiliki kapabilitas, tapi apakah ini bisa di roll uou ke holistic solution itu masih belum ada. Jadi sejatinya perusahaan telko disini memiliki solusi smart city, tapi mereka bersaing untuk menjadi yang terbaik,” tambahnya.

Disinggung mengenai perusahaan telko mana yang lebih berpeluang di ranah smart city, Sudev belum bisa memilih salah satunya, namun ia mengungkapkan, “yang saat ini kita lihat adalah perusahaan telko mana yang lebih memiliki kapabilitas IoT, mereka yang akan merajai pasar smart city ini. Siapa yang bisa ‘roll-out’ IoT connection dan solusi, mereka yang akan jadi leader,” sebut Sudev.

Namun, Ia memprediksi bahwa penetrasi Internet of Things di Indonesia sendiri masih sekitar 10 tahun kedepan, karena fundamental dari IoT sendiri masih terpisah. “Karena Indonesia itu sangat luas, dan kita memerlukan banyak pengembangan dari sisi infrastruktur dan fundamental dan harus bersinergi dengan perkembangan ekonomi,” tandasnya.

Ia juga mengungkapkan, perlu adanya dorongan dari Pemeritah pusat agar penerapan smart city di Indonesia semakin cepat, seperti edukasi kepada para masyarakat. Dengan begitu, maka semakin membuka peluang bagi industri telko di Indonesia untuk meraup banyak keuntungan dari tren ini.

“Masalahnya kalau saya ingin e-passport, dan saya bisa bikin aplikasi KTP, SIM dan Passports secara online misalnya. Setelah sekian lama pemikiran masyarakat akan meningkat kearah IT, dengan demand yang juga akan meningkat dan perusahaan telko yang bisa menyediakan solusi tersebut juga akan meningkatkan pendapatan mereka di sektor tersebut, ”

Sekadar informasi, Sudev juga menyebutkan bahwa pengaplikasian 5G di Indonesia masih belum penting, karena tidak semua masyarakat di Indonesia akan menggunakan layanan ini. Ia menambahkan, berkaca dari jaringan 4G saja yang mana saat ini mayoritas masih digunakan untuk kebutuhan streaming dan hiburan, tapi belum terlihat pergerakan masyarakat yang lebih produktif ketika memanfaatkan layanan 4G pada device mereka.

Aplikasi MyTelkomsel Punya Tampilan Baru

0

Telko.id – Kini, hampir semua kegiatan dapat dilakukan melalui genggaman yakni melalui smartphone. Itu sebabnya, Telkomsel berupaya untuk selalu mengembangkan produk dan layanannya yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan perkembangan di era digital, diantaranya dengan memperkuat salah satu customer touch point digital-nya yaitu aplikasi mobile MyTelkomsel.

MyTelkomsel ini hadir tidak hanya dengan tampilan baru tetapi juga pelanggan akan memiliki layanan self-service karena sudah dilakukan peningkatan dari sisi user interface, disain, dan kinerja sehingga bisa beroperasi dengan lebih cepat, user-friendly dan dapat diandalkan. Selain itu ada juga fitur-fitur tambahan, serta berbagai pengembangan lain yang membuatnya menjadi sangat mudah digunakan dan dapat melengkapi segala kebutuhan pelanggan dalam menggunakan layanan seluler Telkomsel.

Direktur Marketing Telkomsel, Alistair Johnston mengatakan, “Pengguna smartphone di jaringan Telkomsel terus meningkat pesat, dan saat ini kebutuhan akan layanan seluler telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Oleh karena itu, kami pun melakukan pengembangan aplikasi MyTelkomsel yang dapat diakses dari perangkat mobile sehingga pelanggan dapat dengan mudah melengkapi seluruh keperluan selulernya.”

Alistair pun menambahkan bahwa MyTelkomsel merupakan salah satu wujud dari visi Telkomsel sebagai sebuah digital company, yaitu menjadikan ‘breathe digital’ sebagai bagian dari gaya hidup pelanggan dan secara konsisten berinovasi untuk menjadi yang terdepan dalam menghadirkan ‘digital engagement’. Tujuan kami adalah menyediakan aplikasi yang mudah dan nyaman digunakan. sehingga pelanggan dapat mengakses semua informasi dan layanan Telkomsel yang dibutuhkan.

MyTelkomsel kembali dikembangkan sehingga menjadi sebuah aplikasi digital yang dapat memenuhi gaya hidup pelanggan. Pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan apapun yang dibutuhkan, seperti mudah isi ulang pulsa dan bayar tagihan kartuHalo, mudah membeli paket internet, dan mudah untuk cek dan menukarTelkomselPOIN. Melalui aplikasi MyTelkomsel versi terbaru ini pelanggan juga dapat melihat secara lengkap informasi akan penggunaan layanan selulernya,baik itu layanan data, pesan singkat, suara, sampai dengan roaming. Selain itu, pelanggan juga bisa mencari kantor pelayanan Telkomsel terdekat dengan menggunakan fitur GraPARI finder di aplikasi ini.

Lebih lanjut, melalui MyTelkomsel pelanggan sekarang dapat pula mengelola Telkomsel POIN yang dimiliknya, seperti mendapatkan berbagai informasi promosi Telkomsel POIN sesuai dengan selera pelanggan dan kemudian melakukan penukaran poinnya langsung dari aplikasi.

Tersedia penawaran bagi pelanggan Telkomsel yang mengunduh MyTelkomsel versi baru ini selama periode 8 April – 31 Mei 2016, yaitu ekstra pulsa/pemakaian sebesar Rp. 50 ribu yang diberikan untuk pelanggan pra-bayar maupun paska-bayar saat melakukan log-in aplikasi pertama kali. Pelanggan juga akan mendapatkan ekstra pulsa ketika melakukan isi ulang pulsa melalui MyTelkomsel selama periode 8 – 22 April 2016, yaitu 50% untuk kartu Visa, dan 20% untuk Master Card bagi pelanggan pra-bayar.

Pelanggan yang melakukan penukaran Telkomsel POIN melalui aplikasi MyTelkomsel juga akan mendapatkan lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan melalui UMB dan Web. Dengan hanya melakukan penukaran 1 Telkomsel POIN melalui MyTelkomsel selama periode 8 April – 30 April 2016, pelanggan berkesempatan mendapatkan voucher diskon dari berbagai merchant seperti Tunas Toyota & Tunas Daihatsu, Panorama-Tours.com, Blanja.com, Sportdeca, Accor Hotel, Bobobobo.com, VIPPLAZA, Zalora, Shopback, dan beberapa merchant pilihan lainnya. Berbagai program promosi ini diberikan dengan syarat dan kondisi yang berlaku.

Aplikasi terbaru MyTelkomsel sudah dapat diunduh di Google Play Store dan Apple App Store. Selain itu, pelanggan bisa mendapatkan petunjuk lengkap seputar penggunaan MyTelkomsel; seperti cara mengunduh aplikasi, menggunakan fungsi utama layanan, dan cara menjelajah dan menukar Telkomsel POIN, pada video tutorial di https://www.youtube.com/watch?v=Or2y_wmDZcM.

Sebagai operator seluler terbesar di Indonesia yang bertansformasi menjadi digital company, Telkomsel senantiasa melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan melalui digital channel touch point. Pelanggan dapat menikmati layanan Telkomsel dan gaya hidup digital terbaik melalui single digital hub MyTelkomsel yang telah hadir dalam bentuk aplikasi mobile dan website yang mana juga akan dikembangkan lebih lanjut untuk menyempurnakan pengalaman pelanggan. (Icha)

Kartu As Biber ‘Tahan’ Pelanggan Agar Tidak Pindah Provider

0

Telko.id – Antusias pelanggan dalam menikmati berbagai layanan digital saat ini cukup tinggi. Fenomena ini juga terlihat pada pelanggan Telkomsel yang menggunakan Kartu As. Agar pengalaman berinternet semakin menarik, operator ini pun mengadakan program undian Kartu As Biber (Beli Internet Berhadiah) yang dapat diikuti oleh pelanggan prabayar Kartu As.

Dengan hanya melakukan pembelian paket internet Kartu As, pelanggan berkesempatan untuk mengikuti undian dengan hadiah berupa 100 motor Yamaha N-Max, 1000 mesin cuci Sharp dan 10.000 voucher pulsa Telkomsel dengan nilai Rp. 50 ribu.

General Manager Prepaid Marketing Communications Telkomsel, Abdullah Fahmi mengatakan, “Kami melihat tingginya permintaan akan layanan data dari pelanggan Kartu As, sehingga melalui program undian Kartu As Biber, kami ingin memberikan pengalaman lebih menarik bagi mereka dalam menikmati digital lifestyle menggunakan layanan data Telkomsel dengan kesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik.”

Pengundian hadiah Kartu As Biber dilakukan setiap dua bulan selama periode program berlangsung, yakni mulai dari 1 April hingga 30 September 2016. Pelanggan Kartu As bisa mendapatkan kupon undian dengan melakukan pembelian berbagai paket internetan di *100#. Kemudian, bonus kupon yang didapat bisa dicek dengan menghubungi *100*123#.

“Dengan program Kartu As Biber kami juga berharap dapat mempercepat penetrasi layanan Internet untuk melengkapi gaya hidup digital yang terus diadopsi oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, seperti halnya oleh pelanggan Kartu As Telkomsel”, tutup Fahmi.

Kartu As ini dipososikan oleh Telkomsel sebagai produk yang “Affordable, Value Prepaid Brand”. Sejak diluncurkan di tahun 2004, Kartu As telah menjadi brand pra bayar Telkomsel yang paling populer dengan jumlah pelanggan sebanyak 60 juta, dimana sekitar 50% nya adalah pelanggan data. (Icha)

Pasar Keamanan IoT Tumbuh Pesat, Salah Satunya Karena Hacker

Telko.id – Ibarat dua mata pisau, teknologi ada baik dan buruknya. Pun demikian dengan produk-produk yang ada di dalamnya, seperti Internet of Things. Penyebaran yang luas dari teknologi ini nyatanya tak hanya membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia, tetapi juga telah mendorong peningkatan pelanggaran keamanan dalam industri keamanan IoT.

Sebuah studi terbaru oleh MarketResearchReports.biz memprediksi bahwa pertumbuhan tahunan gabungan di pasar keamanan IoT akan mencapai hampir 55% selama tahun depan.

“Dengan semakin luasnya penyebaran jaringan 2G, 3G, dan 4G di seluruh dunia, ancaman terhadap data digital juga meningkat,” kata laporan tersebut. “Sebuah peningkatan jumlah yang sangat hebat dan kompleks dari insiden peretasan data telah mengguncang dunia digital dalam beberapa tahun terakhir, memunculkan masalah keamanan data ke permukaan.”

Laporan berjudul “Global IoT Security Market 2015-2019” ini melihat peta persaingan di ranah IoT dan bagaimana masalah keamanan menggunung di sana.

“Dengan meningkatnya volume data digital yang dikomunikasikan antara perangkat dan orang, pemerintah mengambil langkah-langkah tegas untuk mengamankan jaringan dari virus dan hacker dengan membuat peraturan dan kebijakan yang ketat,” kata laporan tersebut.

Keamanan perlu tumbuh secara eksponensial
Dengan miliaran node yang berpotensi mengakses sistem, salah satu isu kunci dalam keamanan data adalah bahwa bukan hanya sistem Anda yang mungkin rentan, tetapi juga sistem semua vendor atau mitra.

“Anda harus bermitra dengan mereka yang peduli tentang hal itu. Jadi, kami telah melihat demonstrasi pada beberapa konsumen IoT, mereka benar-benar tidak peduli apakah perangkat mereka aman atau tidak,” ungkap John Sirianni, vice president of strategic Partners, IoT Webroot.

Ia menambahkan, infrastruktur penting seperti daya dan manajemen energi, serta transportasi terpadu, semua dipenuhi dengan produsen dan operator yang peduli tentang infrastruktur mereka dan bersedia untuk bekerja dengan perusahaan keamanan terkemuka untuk memantau dan memberikan kesadaran situasional untuk semua kegiatan. “(Tapi) Anda tidak bisa melindungi semuanya,” katanya.

Laporan ini juga menyoroti peluang peningkatan bagi perusahaan yang menjaga sistem IoT dari penjahat siber yang mencoba untuk mendapatkan akses tidak sah, menyalahgunakan data, menghancurkan atau menonaktifkan jaringan, dan merusak catatan data.

Cisco Systems, Alcatel-Lucent, Rockwell Automation, Infineon Technologies, Checkpoint Technologies, Ericsson, Siemens, dan IBM, dalam hal ini adalah beberapa vendor kunci yang diteliti dalam studi ini.

IDC Cerita Tentang Tren Smart City di Indonesia

Telko.id – Tren Smart City yang meningkat di negara-negara maju dan berkembang menjadi perhatian serius bagi semua stakeholder di wilayah tadi, tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia sendiri tren smart city memang sedang berkembang, terlihat dari beberapa kota besar yang mencoba menerapkan tren ini, namun sangat disayangkan penetrasi smart city tersebut tidak berlangsung di berbagai aspek yang sebetulnya menjadi sebuah kebutuhan bagi warga di kota tersebut.

Fenomena ini menjadi salah satu perhatian dari IDC, khususnya peningkatan minat terhadap smart city di Indonesia. Berdasarkan laporan terbaru IDC bertajuk ‘Building Smart Cities in Indonesia-Embracing Digital Transformation and Innovation across Cities’ menunjukan bahwa adanya peningkatan minat terhadap inisiatif smart ci ty di Indonesia dalam meningkatkan produktivtas dalam negeri, kualitas hidup serta mengatasi masalah ekonomi sosial yang semakin mendesak.

Ditemui pada media Update di kawasan SCBD, Jakarta, Sudev Bangah selaku Country Manager IDC Indonesia dan Filipina menyebutkan bahwa meskipun minat terhadap smart city di Indonesia ini meningkat, namun pergerakannya terlihat hanya di beberapa sektor saja dan tidak mencangkup semua permasalahan yang ada di kota tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa, ” Indonesia harus samakan perspsi tentang smart city. Smart city merupakan sebuah kesatuan ekosistem berbasis IT dan IoT, yang jadi masalah addalah penetrasi smart city di Indonesia saat ini masih pada satu kasus saja,” ujarnya pada saat ditemui oleh tim Telko.id (11/4).

IDC juga menjelaskan, urgesi dari penerapan smart city di Indonesia. Mereka mengungkapkan bahwa, dengan banyaknya urbanisasi di kota-kota besar, menyebabkan angka kemacetan di kota tersebut menjadi semakin meningkat. Selain itu, tantangan terhadap power supplly, air bersih, healthcare, safety and security, infrastructure, education dan sanitasi menjadi sebuah alasan mengapa smart city ini perlu dibangun di Indonesia. IDC juga menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia berencana untuk mengalokasikan dana sampai lebih dari USD 420 miliar pada proyek infrastruktur semisal telekomunikasi selama lima tahun kedepan.

Namun, IDC menyebutkan bahwa, perkembangan IT bukanlah menjadi sebuah solusi dalam megatas berbagai masalah di Indonesia, peran IT hanya sebagai enabler dari solusi smart city yang harus segera diimplementasikan di Indonesia secara benar.

Sudev menjelaskan, terdapat sebuah peluang untuk menjalin kerjasama antara pemerintah pusat dengan penyedia solusi yang berpengalaman terkait dengan smart city. Smart Buliding Solutio misalnya, adalah sebuah bentuk nyata dari perkembangan smart city. Inisiatif smart city juga dapat menekankan kemampuan para vendor sehingga dapat meningkatkan kapabilitas dan fungsionalitas smart building yang ada.

Ia menjelaskan, “kebanyakan proyek smart city di Indonesia dimulai oeh otoritas pemerintahan lokal maupun regional seperti Telkom, Departemen Transportasi dan BPJS Kesehatan. Namun, banyak dari proyek-proyek ini masih silo (kurangnya komunikasi dan tujuan bersama antar departemen dalam suatu organisasi) yang pada akhirnya sering kali menghadapi masalah ketahanan operasi jangka panjang,” jelassnya. Ia pun meyakini bahwa pemerintah perlu mengambil langkah dan melakukan investasi sehingga mendorong transformasi kota berbasis digital serta mengontrol perkembangan smart city untuk jangka panjang.

IMG_20160411_150825

Disinggung mengenai 5G, Sudev menyebut,”Pemerintah tidak perlu terburu-buru untuk mengimplementasikan 5G, karena keseluruhan masyarakat di Indonesia tidak memerlukan 5G untuk saat ini, mengapa saat ini di Thailand masih menggunakan 3G, karena mereka lebih memikirkan tentang infrastruktur,” sebutnya.

Ia menambahkan, bahwa ada hal yang lebih penting ketimbang 5G saat ini, seperti meningkatkan OTT lokal, smart city dan transportation. Ia juga menyebutkan, perunya edukasi untuk memanfaatkan kemajuan teknologi kepada para masyarakat Indonesia.

IDC mengugkapkan bahwa alsan kota-kota kecil di Indonesia belum mengimplementasikan smart city adalah karena tidak adanya anggaran untuk menciptakan smart city di wilayah mereka. Hal ini tentunya berbeda jauh dari kota-kota besar di Indonesia yang cenderung ‘jalan duluan’ dan menyebabkan terjadi kesenjangan antara kota kecil dan kota besar di Indonesia. Sekali lagi, IDC menghimbau kepada pemerinth pusat untuk segera mencanangkan program smart city berupa ekosistem di semua wilayah Indonesia, agar tidak terjadi kesenjangan sosial antara masyarakat di kota kecil dan kota besar di Indonesia.

Dengan USD3.5 Miliar, Alibaba Tuntaskan Pembelian Youku Tudou

0

Telko.id – Alibaba semakin memantapkan jejak kakinya di ranah hiburan dunia. Kali ini ditandai dengan telah resminya perusahaan yang didirikan Jack Ma ini mengambil alih Youku Tudou Inc. Layanan video China ini selesai diprivatisasi setelah enam tahun berjalan di NYSE, yang berarti situs tersebut telah menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Alibaba menurut kesepakatan USD 3,5 miliar yang diumumkan tahun lalu.

Victor Koo, Chairman sekaligus CEO Youku Tudou mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk kembali ke pasar saham A dalam waktu 3 tahun, dan prosedur yang relevan sudah dimulai. Koo mengungkapkan bahwa grup masih membahas tentang listing ulang, mereka tidak mengecualikan kemungkinan listing back door, restrukturisasi, atau mentransfer ke sebuah perusahaan saham. Demikian dilaporkan Tech Sina.

Privatisasi Youku Tudou sendiri sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk dipahami. Kapitalisasi pasar perusahaan adalah sekitar USD 4.57 miliar, jauh lebih rendah dibanding apa yang ditorehkan situs video Letv.com, yakni USD 16.86 miliar. Selain itu, Iqiyi, situs video lain yang didukung oleh Baidu juga dikabarkan memiliki rencana sama untuk mendaftar di pasar saham A.

Menurut CEO Alibaba, Zhang Yong, seperti dilansir Technode, Senin (11/4), baik Alibaba mapun Youku Tudou akan berbagi sumber daya di pengguna, e-commerce, data, konten dan saluran setelah merger ini.

Meskipun Alibaba memasuki industri hiburan relatif terlambat, raksasa e-commerce ini telah mengambil langkah-langkah yang solid dalam membangun ekosistem hiburan digital. Saat ini, bisnis hiburan Alibaba telah meliput semua sektor utama termasuk Ali Pictures, Ali Music, Ali Game dan Ali Sports.

Tencent Interactive, unit hiburan Alibaba saingan utama Tencent, juga meluncurkan rencana bulan lalu untuk menciptakan efek sinergi antara bisnis yang berhubungan dengan hiburan termasuk Tencent Game, Tencent Literature, Tencent Animation dan Tencent Films.

Saat ini, ranah video online di China semakin dekat dengan puncak kejayaannya, sementara pemain terkemuka di bidang ini seperti Youku Tudou, iQiyi, Tencent Video dan Sohu Video sedang dipertimbangkan sebagai situs video tradisional. Lebih banyak raksasa internet mengalihkan fokus mereka pada pengaturan ekosistem hiburan, dimana video online merupakan hal yang penting, tetapi bukan satu-satunya bagian.

Selain itu, situs video non-tradisional juga kian populer, menarik perhatian tak hanya pengusaha tetapi juga investor. AcFun, misalnya, situs berbagi video China yang berasosiasi dengan ACG ini telah menerima USD 50 juta dari Youku Tudou; situs lain yang serupa Bilibili mencatat valuasi RMB 1,7 miliar, sementara Tencent memimpin investasi USD 100 juta dalam layanan berbagi gameplay, Douyu TV.