Telko.id,Jakarta – Google mulai mengutamakan aspek privasi bagi pengguna. Dalam ajang Google I/O Developer Conference 2019, raksasa Internet ini mengumumkan untuk menghadirkan Mode Penyamaran di Google Maps dan Google Search.
Dilansir Telko.id dari Engadget pada Rabu (08/05/2019), CEO Google, Sundar Pichai mengungkapkan bahwa pembaruan di aplikasi Google akan berfokus pada retensi data dan privasi. Pichai berencana untuk memperluas fitur Mode Penyamaran, yang selama ini telah berada di Google Chrome.
Dengan mengaktifkan mode penyamaran di Chrome Android, maka membuat Chrome tidak akan menyimpan data situs yang pernah Anda kunjungi Sejak tahun lalu Mode Penyamaran telah hadir di Youtube dan Pichai berencana akan membawanya untuk Google Maps dan Google Search, di tahun ini.
{Baca juga: 3 Aplikasi Kencan Ini Dihapus Apple dan Google, Apa Saja?}
Mode Penyamaran sendiri tidak berarti semua pelacakan dinonaktifkan, tetapi sama seperti Chrome, aktivitas itu seharusnya tidak muncul yang ditautkan ke profil Anda. Namun seiring Google terus memperluas penggunaan mesin pembelajaran untuk mengumpulkan data tentang pengguna, membuat fitur Mode Penyamaran menjadi kontrakdiktif.
Sebelumnya Google memperkenalkan fitur baru. Informasi menyebut bahwa fitur tersebut akan memungkinkan pengguna untuk secara otomatis menghapus Riwayat Lokasi dan data Aktivitas Web demi keamanan.
Google bakal menghapusnya dalam periode waktu yang ditentukan. Menurut The Verge, pengguna bisa menghapus data secara otomatis setelah tiga bulan atau 18 bulan. Selanjutnya, penghapusan akan berjalan secara rutin.
{Baca juga: Riwayat Lokasi di Google Bisa Terhapus Otomatis per 3 Bulan}
Praktik pelacakan lokasi di Google sempat menimbulkan masalah pada tahun lalu. Kala itu, Google dituding masih terus melacak lokasi para pengguna meski pengaturan Riwayat Lokasi telah dimatikan alias dinonaktifkan.
Google bakal meluncurkan fitur tersebut ke seluruh dunia dalam beberapa minggu mendatang. Fitur akan tersedia di samping opsi yang memungkinkan pengguna menghapus data secara manual. [NM/HBS]
Telko.id, Jakarta – Samsung membuat kebijakan tegas terkait pemesanan Samsung Galaxy Fold. Samsung menyatakan, pemesan yang belum memberikan konfirmasi secara otomatis dianggap batal membeli ponsel layar lipat seharga USD 2.000 atau sekitar Rp 28 juta itu.
“Kalau pemesan tidak konfirmasi membeli Galaxy Fold maksimal pada 31 Mei 2019, kami anggap pemesanan batal. Kami memberlakukannya berdasarkan regulasi,” tegas Samsung via email, dikutip Telko.id dari CNBC, Rabu (8/5/2019).
Mulanya, Samsung berencana meluncurkan Fold di Amerika Serikat pada 26 April 2019. Akan tetapi, beberapa hari sebelum tanggal peluncuran, beberapa media yang berkesempatan menguji Galaxy Fold mengobral permasalahan di ponsel itu.
{Baca juga: Peluncuran Samsung Galaxy Fold Ditunda, Buntut Masalah Layar?}
Mau tak mau, Samsung menunda peluncuran ponsel tersebut. Samsung pun berkomitmen untuk memberitahu kepada pelanggan tentang status pemesanan Galaxy Fold. “Kami sedang melakukan perbaikan beberapa masalah di Galaxy Fold,” katanya.
Sampai hari ini, Samsung belum memberi pengumuman resmi lagi mengenai waktu peluncuran Galaxy Fold. Samsung memilih untuk mengontak para pemesan melalui email. Samsung memberi opsi kepada mereka terkait pemesanan tersebut.
Beberapa waktu lalu, Samsung juga memutuskan untuk menunda peluncuran Galaxy Fold di Hong Kong dan Shanghai, China. Seharusnya, peluncuran Galaxy Fold di dua negera tersebut akan dilakukan pada akhir April 2019.
Samsung sama sekali tidak mengungkapkan alasan di balik penundaan peluncuran smartphone lipat itu di Hong Kong dan China. Padahal, Galaxy Fold seharusnya sudah mulai dipasarkan pada awal Mei 2019 di Korea Selatan dan negara-negara kawasan Eropa.
Menurut laporan sumber kepada Reuters, seperti dikutip Telko.id, Senin (22/04/2019), besar kemungkinan alasan penundaan tersebut dilakukan setelah muncul laporan masalah di layar Fold yang ditemui oleh sejumlah reviewer.
Layar Samsung Galaxy Fold dilaporkan bermasalah oleh sejumlah pengguna yang merupakan tech reviewer. Mereka mengatakan kerusakan itu diketahui setelah beberapa hari menggunakan smartphone lipat Samsung itu.
Hal ini dilaporkan oleh jurnalis The Verge, Dieter Bohn yang mengalami kerusakan pada unit review smartphone itu setelah dua hari menggunakannya.
Ia menjelaskan, mulanya ada tonjolan berukuran cukup kecil tepat di bagian tengah layar atau pada lipatan layar. Menurutnya, tonjolan itu menekan lipatan layar yang mengakibatkan panel OLED Galaxy Fold rusak.
{Baca juga:Ada “Kerutan” di Layar Galaxy Fold, Lihat Videonya}
“Apapun yang terjadi, itu pasti bukan karena saya telah memperlakukan smartphone ini dengan buruk,” jelasnya.
“Saya sudah melakukan hal-hal biasa, seperti membuka dan menutup smartphone dan menyimpannya di saku,” sambung Bohn.
Ia beranggapan, tonjolan kecil pada layar yang merusak panel OLED Galaxy Fold karena adanya benda kecil yang mungkin masuk ke celah smartphone lipat pertama Samsung itu. Sehingga akan membuat lipatan layar menjadi tidak sempurna. [SN/HBS]
Telko.id – Tahun lalu, Realme diumumkan sebagai sub-brandOppo di Indonesia. Dan sejak saat itu, merek yang sekarang independen ini kian konsisten di pasar menangah ke bawah. Di kuartal kedua 2019 ini, Realme mengumumkan seri smartphone anyarnya, Realme 3 Pro yang di khususkan “Flagship for Young” atau bisa dikatakan sebagai smartphone flagshipanak muda.
Kali ini Tim Telko.id akan mengulas Realme 3 Pro yang bakalan bersaing ketat dengan beberapa pesaingnya di kelas menengah. Smartphone ini dipastikan akan membawa beberapa fitur terbaiknya mulai dari desain yang unik hingga prosesor dan sensor kamera yang punya kualitas flagship. Memki membawa seabrek fitur flaghip, namun harga smartphone ini dipatok di rentang harga yang terjangkau.
Realme 3 Pro disokong prosesor Snapdragon 710, kamera belakang ganda 16MP + 5MP, dan baterai 4.045mAh dengan flash VOOC 3.0 dengan harga kisaran 3 jutaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah review lengkap Realme 3 Pro.
{Baca juga: Realme 3 Pro Sanggup Main Fortnite 60fps, Pakai Spek Tinggi}
Desain
Foto : Helmi / Telko.id
Di bagian bodi belakang, Realme 3 Pro memiliki warna two-tone yang sangat catchy. Warna Nitro Blue yang kami terima memiliki campuran warna ungu dan biru yang menyatu dalam bentuk ‘S’. realme memberi tahu kami bahwa ini dilakukan dengan sengaja untuk menandakan ‘Speed’ yang terinspirasi dari Le Mans, alias Circuit des 24 Heures di Prancis. Dimana tempat ini kecepatan menjadi legenda.
Tampilan pola ukiran dalam ukuran mikron pada penutup belakang memberikan efek pencahayaan berbentuk S yang unik dengan memanfaatkan pantulan cahaya dan pembiasan. Pola berbentuk S menyerupai chicane (lekukan trek sirkut Le Mans) paling menantang dan menarik dalam balapan, memberi perhatian kepada kecepatan dan gairah yang hanya ditemukan dalam olahraga automotif.
Desain cerdik dari arah sinar cahaya mengelilingi area pengenalan sidik jari dan kamera, dan secara alami meluas ke logo realme di bagian bawah, menghadirkan rasio perpecahan yang apik secara visual.
Masih dibagian belakang terdapat dua kamera dan sensor sidik jari bersama dengan branding realme di sisi kiri bawah. Di bawahnya terdapat port micro-USB, jack headphone 3,5 mm dan grill speaker. Di sebelah kiri, ada tombol power sedangkan di kanan ada tombol volume.
Dilihat dari depan, desain Realme 3 Pro tampil agak generik. Ini mengikuti desain terbaru yang memang sedang tren, disini realme terlihat tidak memaksa dengan tampilan desain yang aneh.
Meskipun tidak ada yang unik tentang bagian depan ponsel, itu tidak berarti perangkat tampak jelek menurut kami. Pasalnya kalau diperhatikan bezel-nya terbilang sangat minim dan Anda bisa mendapatkan tampilan dewdrop atau notch menyerupai setetes air di bagian atas.
Realme 3 Pro tidak terlalu lebar, yang membuatnya nyaman untuk digenggam, tetapi cukup tinggi, sehingga biasanya untuk mencapai notifikasi perlu dua tangan. Dengan ukuran 172g, tidak terasa terlalu berat, dan dengan ketebalan 8.3mm, mudah diletakan di saku celana.
Display
Foto : Helmi / Telko.id
Layar 6,3 inci memiliki bezel yang cukup ramping di semua sisi, kecuali untuk dagu yang relatif ‘gemuk’ di bagian bawah. Realme menggunakan panel IPS dengan resolusi full-HD + (1080×2340) dan untuk pelindung menggunakan Gorilla Glass 5.
Pengalaman kami menggunakannya, layar menghasilkan warna-warna cerah, memiliki sudut pandang yang baik, dan kecerahan yang cukup untuk dapat terbaca di bawah sinar matahari. Sama seperti Realme 2 Pro, ada lekukan di bagian atas dimana itu tempat kamera depan, sementara lubang suara berada tepat di atasnya. Anda juga mendapatkan pelindung layar yang sudah ada dalam paket penjualan.
Sebagai tambahan pengaturan di layar dan untuk menyesuaikan dengan mata pengguna. Ponsel ini menyertakan pengaturan suhu warna “Screen Color Temperature Adjustment” Anda dapat menyesuaikan suhu warna ponsel, tapi bagi kami bukan penggemar berat implementasinya. Hampir terasa seperti hamparan kuning di atas layar dan itu tidak sesuai dengan kami meski ada beberapa pengguna mungkin memerlukannya.
Interface
Foto : Helmi / Telko.id
Didukung oleh sistem ColorOS 6.0 terbaru yang dikombinasikan Android 9.0 (Pie), Realme 3 Pro mengadopsi filosofi desain tanpa batas dan menggunakan area kosong untuk mengganti garis pemisah guna mengurangi rasa pemisahan visual dan menghadirkan antarmuka yang lebih baik.
Kuncinya adalah tampilan desain baru yang terlihat lebih bersih dan jauh lebih modern dari versi ColorOS sebelumnya. Layer pada layarnya terlihat putih dicampur dengan aksen biru dan hijau, dan secara keseluruhan antarmuka terlihat jauh lebih baik.
Tidak seperti Xiaomi yang telah menjadi terkenal karena ada iklan secara acak di MIUI, Realme 3 Pro tidak memiliki hal semacam itu. Namun datang dengan beberapa aplikasi tambahan pra-instal seperti Babe, Baca Plus, Vova dan TikTok. Untungnya mereka dapat dihapus.
Pada ColorOS 6.0 juga terdapat ‘Game Space’ dimana fungsinya secara kolektif mengelola aplikasi game dan menyediakan optimisasi pengalaman bermain yang bermanfaat untuk memberikan pengguna pengalaman bermain game bebas gangguan.
Game yang diunduh dapat ditemukan di Game Space kapan pun Anda ingin bermain, dan momen spektakuler Anda dalam game dapat direkam dan dibagikan kepada teman secara real time. Semua disediakan untuk pengalaman permainan yang lebih mendalam dan lebih nyaman. Anda dapat menyesuaikan mode permainan di Game Space sehingga ponsel berfungsi dalam performa terbaik saat Anda bermain game.
Lalu dari sisi keamanan ColorOS 6.0 menyediakan sensor sidik jari. Dimana saat kami mencobanya respon sangat cepat dan akurat. Kami juga mencoba system keamanan lain yakni sensor wajah yang responya juga sangat baik ketika kami coba. Kekurangannya hanya saja pada kondisi gelap, sensor tidak bekerja dengan baik.
{Baca juga: Jadi Smartphone Terlaris, Kini Realme 3 Tersedia di Seluruh Indonesia}
Kinerja
Foto : Helmi / Telko.id
Realme 3 Pro ditenagai oleh chipset Snapdragon 710. Dimana ini salah satu SoC paling kuat yang bisa Anda temukan selain seri Qualcomm 800. Snapdragon 710 yang diproduksi dalam fabrikasi 10nm dan arsitektur delapan inti Kryo, realme 3 Pro dapat mencapai kecepatan clock hingga 2.2GHz.
Untuk GPU menggunakan Adreno 616 menjamin rasa visual yang nyata dan rendering gambar 3D yang lebih efisien, dan kompatibel dengan API grafik terbaru, dengan kapasitas pemrosesan grafik paling kuat dalam kisaran harga terjangkau. Mesin AI multi-core Qualcomm yang dirancang dengan cermat dua kali lebih kuat dari kinerja mesin AI sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan dengan Snapdragon 675 yang sudah digunakan Vivo V15 Pro yang memiliki core Kryo 460 dan memiliki GPU Adreno 612. Baik core Kryo 360 dan Kryo 460 menawarkan fitur yang lebih baik dan kinerja CPU yang lebih tinggi yang dioptimalkan pada 2 kinerja dan 6 core efisiensi yang tidak akan Anda temukan di core ARM standar. Namun, CPU Kryo 460 sedikit lebih baik dioptimalkan daripada Kryo 360. Meskipun Snapdragon 675 masih rentan terhadap pemanasan karena proses 11nm-nya.
Realme 3 Pro akan ditawarkan dalam versi 4GB/64GB, dan 6GB/128GB dan unit review kami adalah yang paling spesifik dengan RAM 6GB dan penyimpanan 128GB.
Kami juga coba menggunakan benchmark Antutu, realme 3 Pro memiliki skor 155277 dan ini melapaui skor dari Samsung Galaxy A50 yang memiliki skor 143283 dan Vivo V15 yang memiliki skor 145938. Sedangkan jika dibandingkan dengan Oppo R17 Pro memiliki skor yang sama sekitaran 155.572.
{Baca juga : Review Realme 3: Desain Menarik, Performa Apik}
Saat mencoba performa, kami juga lakukan ketika bermain games Fortnite. Sebelumnya ada yang mengatakan smartphone dapat memainkan game Fortnite dengan framerate hingga 60 fps.
Setelah kami mencoba langsung game Fortnite pada ponsel ini, ternyata menghasilkan setting-an maksimal sebagai berikut:
Jelas terpampang kalau realme 3 Pro memiliki kualitas grafis maksimal sampai medium dan mobile framerate sebesar 30 fps. Tapi tetap saja, harus kita beri tepuk tangan untuk realme 3 Pro, pasalnya hape kelas menengah ini memungkinkan penggunanya untuk bermain Fortnite.
Kamera
Foto : Helmi / Telko.id
Di sektor kamera, Realme 3 Pro memiliki kamera belakang ganda dimana kombinasinya adalah kamera utama 16MP menggunakan sensor dari Sony yakni IMX519 dengan ukuran piksel tunggal kamera utama adalah 1.22um dan dengan aperture besar f/1.7. Sedangkan kamera kedua memiliki resolusi 5MP untuk pengambilan gambar bokeh.
Kamera juga dilengkapi dengan AI scene. Dimana Anda akan melihat ikon kecil muncul ketika objek berhasil dikenali dan perangkat lunak akan menyesuaikan semua pengaturan sesuai dengan kategori yang ada seperti, makanan, salju, hewan peliharaan, matahari terbenam, rumput, di antara adegan-adegan lain sebanyak 16 kategori dan 100 kombinasi scene yang secara otomatis dapat memilih strategi pencahayaan terbaik untuk dynamic range dan rasio kontras yang lebih baik.
Untuk interfacenya realme 3 Pro sangat mirip dengan seri sebelumnya, tiga mode utama – Photo, Potrait dan Video. Diposisi kiri terdapat pilihan Chroma Boost, HDR, Filter dan LED flash. Ada juga menu yang tersimpan diposisi kiri berbentuk tiga garis yang didalamnya ada beberapa mode pemotretan lainnya seperti Expert (pengaturan manual), Pano, Time-lapse, Slow-mo, dan Nightscape.
Dalam Mode Expert Anda dapat mengubah pencahayaan (ISO dalam kisaran 100-3200 dan kecepatan rana dalam kisaran 1/8000s-16s), white balance (dengan suhu cahaya, tetapi tanpa preset), fokus manual (dalam 0 hingga 1 secara acak unit dengan 0 fokus dekat dan 1 menjadi tak terbatas) dan kompensasi eksposur (-2EV hingga + 2EV dalam peningkatan 1/6EV). Dalam mode Pakar inilah Anda akan menemukan mode untuk mode Ultra HD, yang menghasilkan gambar komposit 64MP.
Mode Slow mo pada ponsel ini mendukung pengambilan gambar video gerak lambat 960fps/720P untuk memperlambat momen indah dalam hidup agar lebih menyenangkan. Tidak sampai disitu dalam merekam video Anda juga diberikan pilihan mulai HD, Full HD hingga 4K.
Untuk hasil foto Dalam kondisi pencahayaan yang baik, foto berubah menjadi mengesankan – keseimbangan besar antara bagian yang terang dan bagian yang gelap. Warnanya cukup akurat dengan kontras yang baik.
Tapi begitu Anda memperbesar sedikit atau melakukan zoom, jumlah detail dalam gambar turun.
Mode Zoom
Rentang dinamisnya hampir rata-rata tetapi untungnya saya menemukan solusi untuk ini, dengan menggunakan mode Chroma Boost. Anda dapat mengaktifkannya dari jendela bidik, secara efisien meningkatkan jangkauan dinamis dengan menumpuk banyak gambar dan algoritma AI.
Warna-warna tertentu sekarang lebih kaya dan lebih terang tetapi saturasi kadang-kadang begitu kuat sehingga gambar tidak terlihat sangat nyata.
Mode Chroma Boost
Realme 3 Pro juga dilengkapi juga dengan mode Nightscape yang sudah diperbaharui kualitas dibandingkan seri sebelumnya. Dengan bantuan AI, sinergi multi-frame, dan algoritma anti-shake, mode Nightscape secara signifikan meningkatkan kualitas gambar dalam cahaya redup.
Dalam kondisi cahaya rendah, ada detail level rendah yang terbatas. Saya berpendapat jika hanya penggunaannya di media sosial, foto akan berfungsi dengan baik. Tetapi jika Anda berencana untuk menampilkannya dalam kondisi yang lebih besar atau bahkan mencetaknya, rasanya masih banyak yang harus diperbaiki karena noise masih sangat jelas.
Mode NormalMode Nightscape
Satu hal lagi yang keren! Realme 3 Pro memiliki Mode Ultra HD dimana dengan teknologi sintesis multi-frame, sejumlah gambar dengan 16 juta piksel dapat disintesis menjadi satu gambar ultra-HD menghasilkan resolusi 64MP, dengan ukuran lebih besar dan detail. untuk dapat menggunakannya Anda masuk ke mode Expert lalu dikiri layar ada mode pilihan Ultra HD.
Mode Ultra HD
Kamera Selfie AI 25MP
Kamera depannya telah menggunakan resolusi 25MP, dengan aperture diperbesar menjadi f/2.0, ukuran sensor menjadi 1/2,8 inci, mendukung sintesis 4-in-1 piksel dengan ukuran piksel 1,8um. Selfie yang diambil dengan ponsel ini dapat menghasilkan kualitas foto lebih baik dalam hal eksposur, restorasi detail, dan presentasi warna.
Normal
Potrait
Dalam kalibrasi kamera dan mengoptimalkan fitur beauty selfie yang sesuai. Realme 3 Pro menggunakan algoritma SelfiePro realme U1 yang secara tepat dapat mengembalikan detail kualitas kulit, mata, dan rambut melalui 296 titik identifikasi wajah.
Baterai
Foto : Helmi / Telko.id
Ponsel ini memiliki baterai 4045mAh yang juga mendukung pengisian VOOC 3.0. Cukup sulit untuk menguras baterai ponsel dalam sehari tidak peduli seberapa sering Anda menggunakannya. Dan bahkan jika Anda melakukannya, pengisian cepat VOOC pada dasarnya memastikan 50 persen baterai diisi ulang dalam waktu kurang dari satu jam.
Dalam pengujian baterai menggunakan aplikasi AccuBattery, untuk mengisi baterai yang kami coba dari 2% hingga 100% membutuhkan waktu hanya 1 jam hingga 25 menit. Pasalnya realme 3 Pro mendukung pengisian VOOC 3.0 yang mengisi ulang baterai menggunakan daya 20W (5V4A) . Teknologi yang sama digunakan pada Oppo F11 Pro. Realme 3 Pro untuk screen on membutuhkan waktu sekitar 9 jam 27 menit dari 100% hingga 0%.
Ukuran charge yang mengesankan dan menunjukkan bahwa ponsel memiliki cukup kapasitas untuk membuat Anda menggunakannya seharian. Kami juga mencoba 30 menit streaming, menguras baterai hanya 5 persen, sementara sesi PUBG Mobile 15 menit menguras baterai dari 68 persen menjadi 65 persen.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, jika Anda mencari ponsel murah yang hadir dengan desain yang fantastis, tampilan yang layak, dan performa CPU dan GPU yang hebat, ini jelas merupakan pilihan utama. Terutama jika Anda menghabiskan sebagian besar waktu Anda menggunakan ponsel, baterai 4045mAh bisa menemani Anda seharian.
Namun, kami merasa kamera masih dapat ditingkatkan. Ini tidak berarti yang sekarang tidak baik, karena untuk harga yang diberikan memang memiliki beberapa fitur mengesankan seperti mode Chroma Boost dan mode Nightscape.
Realme telah melakukan banyak upaya dalam memperkenalkan fitur yang relevan dengan target pasarnya di Indonesia. Ini membuktikan bahwa Realme bertekad untuk memenangkan pangsa pasar yang lebih besar serta memberikan layanan yang lebih baik. Dengan hadirnya Realme 3 Pro bisa jadi akan menjadi ponsel terbaik direntang harga Rp 3 jutaan.
Telko.id, Jakarta – Sensor Tower Store Intelligence mengungkapkan bahwa sejak Juli 2017 sampai sekarang, gamePokemon GO buatan Niantic telah menghasilkan pendapatan total USD 2,5 miliar. Pokemon Go mulai rilis ke publik pada 2016 silam.
Pendapatan Niantic dari Pokemon GO meningkat USD 700 juta dibanding perolehan pada Juli 2018 yang tercatat USD 1,8 miliar. Sensor Tower Store Intelligence mengungkapkan, pendapatan dari Pokemon GO rata-rata naik USD 78 juta per bulan.
Menurut laporan Sensor Tower, gameaugmented reality ini meraup pemasukan tak kurang dari USD 205 juta selama kuartal pertama 2019. Atau, secara lebih rinci, game ini mampu menghasilkan uang USD 2,3 juta per hari.
{Baca juga: Seru! Fitur Ini Bikin Seluruh Pokemon jadi Foto Model}
Masih berdasarkan data Sensor Tower Store Intelligence, para pemain game yang sempat booming ini menghabiskan uang USD 4 juta per hari. Para pemain yang mengeluarkan uang paling banyak berasal dari Amerika Serikat.
Pengeluaran para pemain game asal Amerika Serikat lebih banyak dibanding para pemain asal Jepang. Total, para pemain asal Amerika Serikat menghabiskan uang USD 875 juta demi game buatan Niantic ini.
Lain hal, para pemain asal Jepang mengeluarkan dana USD 725 juta demi game Pokemon GO. Duduk di peringkat ketiga adalah para pemain game asal Jerman, yang merogoh kocek USD 150 juta untuk bermain game ini.
{Baca juga: Wow! Niantic Raup Rp 35 Triliun dari Pokemon GO}
Saat ini, Pokemon GO adalah game mobile peringkat ke 7 di dunia berdasarkan nominal pendapatan. Setidaknya, peringkat itu rilis pada bulan lalu dengan total pengeluaran para pemain mencapai USD USD 67 juta. [BA/HBS]
Telko.id, Jakarta – CEO Apple, Tim Cook, hadir pada acara pertemuan tahunan di Berkshire Hathaway, Amerika Serikat. Ia melontarkan candaan bagaimana kalau Warren Buffet jadi bintang di game baru iPhone.
Ternyata, apa yang diucapkan oleh Cook merupakan sebuah tanda. Apple telah merealisasikan perkataan Cook. Menurut Engadget, Apple merilis game berjudul Warren Buffett’s Paper Wizard untuk iPhone.
Game itu sangat menarik. Pemain akan menjadi pengasong yang mengantarkan koran dan melemparnya ke rumah-rumah pelanggan. Game tersebut terinspirasi oleh profesi Buffett saat masih kecil.
Di game ini, pemain akan memperoleh keuntungan berupa Warren Bucks. Syarat untuk mendapatkannya, pemain harus terampil mengirim koran ke tempat tinggal para pelanggan.
Sesuai keterangan di App Store, game tersebut dikembangkan oleh Wildlife Designs. Namun, berdasarkan ketentuan permainan dan splash screen, Apple jadi pihak yang bertanggung jawab langsung atas game itu.
Game ini merupakan game pertama yang dirilis Apple sejak 2008. Pada 2008, Apple menciptakan game pertama Texas Hold’em. Sayang, Apple tak membocorkan rencana kehadiran game lain.
Baru-baru ini, GameClub baru saja menerima pendanaan segar dari berbagai perusahaan, termasuk Watertower Ventures, BreakawayGrowth Fund, dan Ride Ventures. GameClub akan menghidupkan game-game di iOS lama.
{Baca juga: Lima Persen Saham Apple Tak Cukup untuk Buffett}
CEO GameClub, Dan Sherman, mengemukakan bahwa beberapa judul game jadul sedang dikerjakan dan sedang menjalani pengujian awal. Kemungkinan, game-game tersebut bakal resmi rilis pada musim gugur tahun ini.
Buffet sendiri dikenal sebagai konglomerat yang sederhana. Meski sebagai pemilik saham Apple, namun tak lantas membuat Buffett “tergoda” memakai iPhone. Beffett justru lebih memilih pakai ponsel jadul buatan Samsung.
Seperti diketahui, Buffett adalah triliuner dan pemilik dari Berkshire Hathaway, yang memiliki 5,5 persen saham di Apple. Sang triliuner ini tercatat sebagai orang nomor tiga terkaya di dunia. Meski begitu, dia dikenal sebagai orang yang sangat sederhana.
Salah satu buktinya, ia diketahui sudah sejak lama dia setia menggunakan ponsel jadul. Padahal, kalau dia mau, ponsel dengan harga paling mahal sekalipun, mampu dia beli.
Tapi uniknya, ponsel jadul yang digunakan Buffett adalah buatan Samsung, rival utama Apple. Ponsel tersebut adalah ponsel flip Samsung SCH-U230.
Menurut laporan CNBC, di situs e-commerce Amerika Serikat, eBay, ponsel tersebut dijual seharga sekitar USD 20 atau Rp 284 ribu sampai USD 30 atau Rp 427 ribu.
Kendati begitu, Buffet menggunakan iPad sebagai sarana untuk melakukan riset. Tapi, perangkat yang setia menemaninya kemanapun dia pergi tetaplah ponsel “jadulnya” Samsung SCH-U230. [BA/HBS]
Telko.id, Jakarta – Pemerintah kota San Francisco akan menjadi kawasan pertama yang melarang lembaga-lembaga negara milik Amerika Serikat menggunakan teknologi pengenal wajah atau face recognition.
Larangan penggunaan teknologi face recognition bahkan sudah disahkan oleh legislatif lewat pemungutan suara pada Senin (6/5/2019), waktu setempat. Aturan akan masuk ke dewan pengawas pada 14 Mei 2019.
Anggota dewan pengawas, Aaron Peskin, mengatakan bahwa regulasi itu dibuat guna menindaklanjuti kekhawatiran tentang akurasi teknologi. Pihaknya juga ingin menghentikan budaya praktik pengintaian.
{Baca juga: Percepat Proses Boarding, Maskapai Inggris Pakai Face Recognition}
“Kami menginginkan kebijakan yang berlaku baik dan adil bagi masyarakat. Kami sebisa mungkin menghindarkan warga dari pengintaian oleh aparat berwenang,” katanya, dikutip Telko.id dari The Guardian, Rabu (8/5/2019).
Teknologi pengenal wajah digunakan oleh pemerintah setempat di media sosial Facebook, bandar udara, stadion, hingga pusat perbelanjaan untuk mengenali pencuri. Warga San Francisco pun merasa tidak nyaman.
Hal serupa berlaku di wilayah lain di AS. Beberapa waktu lalu dilaporkan, polisi Washington County, Oregon, memanfaatkan Face Rekognition, sistem pengenal wajah dari Amazon, untuk membantu sistem pengawasan di perkotaan.
Mereka menggunakannya untuk mengenali para pelaku kriminal. Menurut dokumen yang didapatkan oleh American Civil Liberties Union atau ACLU, dalam memanfaatkan Rekoginition, polisi melakukan perjanjian kerahasiaan.
{Baca juga: Kacau! Pengusaha Ini Dianggap Penjahat oleh Sistem Keamanan China}
Memakai Rekognition, polisi bisa mengaktifkan teknologi pengenalan wajah yang terpasang di kamera. Polisi Washington County harus membayar USD 12 atau sekitar Rp 170 ribu per bulan untuk bisa menggunakan Rekognition. [SN/HBS]
Telko.id, Jakarta – Beberapa waktu lalu, para ilmuwan berhasil menangkap gambar pertama lubang hitam dari jarak dekat. Kini, sejumlah peneliti melakukan riset untuk menghasilkan gambar fenomena kosmik secara lebih tajam.
Mereka melakukan perencanaan secara intens guna memperoleh gambar lubang hitam yang lebih nyata di jurnal Astronomi dan Astrofisika. Rencana tersebut melibatkan penyebaran dua atau tiga teleskop radio orbital yang terkoordinasi.
Untuk merealisasikan rencana itu, menurut laporan CNET, dikutip Telko.id pada Rabu (8/5/2019), mereka mengembangkan Event Horizon Imager. Teknologi tersebut akan menyimulasikan kemampuan pembuatan gambar teleskop.
{Baca juga: Ilmuwan Ungkap Foto ‘Black Hole’ untuk Pertama Kalinya}
“Ada banyak keuntungan menggunakan satelit daripada teleskop radio permanen di Bumi. Di ruang angkasa, kami bisa mengamati frekuensi radio yang lebih tinggi,” tutur Freek Roelofs, kandidat PhD di Radboud University Belanda.
Ia melanjutkan, jarak antara teleskop di ruang angkasa lebih besar sehingga memungkinkan untuk mengambil langkah besar ke depan. Ia yakin peneliti bisa mengambil gambar dengan resolusi lebih dari lima kali lipat daripada sebelumnya.
Belum lama ini, perempuan ilmuwan asal Amerika Serikat bernama Katherine Louise Bouman menjadi perbicangan hangat. Ia adalah orang yang mengembangkan algoritma serta berhasil menangkap foto pertama lubang hitam.
Perempuan berusia 29 tahun itu memimpin pengembangan program komputer yang memungkinkan terobosan citra. Dalam foto tersebut, lubang hitam terlihat dengan rupa lingkaran cahaya berisi debu dan gas, berlokasi 500 juta triliun kilometer dari Bumi.
Bouman menceritakan kali pertama membuat algoritma pada tiga tahun lalu. Saat itu, ia masih menjadi mahasiswa pascasarjana di Massachusetts Institute of Technology. Ia dibantu oleh tim dari Laboratorium Ilmu Pengetahuan dan AI.
{Baca juga: Penelitian Hawking soal Black Hole Tersedia Secara Online}
Gambar lubang hitam ditangkap oleh Event Horizon Telescope (EHT), jaringan delapan teleskop virtual terkait algoritma buatan Bouman. “Ketika melihatnya untuk kali pertama, kami semua tidak percaya. Benar-benar spektakuler,” ujarnya. [SN/HBS]
Telko.id, Jakarta – Dalam perhelatan Google I/O Developer Conference 2019, Google memperkenalkan sistem operasi Android Q. Kabarnya akan ada aneka fitur terbaru di OS tersebut, dan memperbaiki yang sudah ada.
Dilansir Telko.id dari GSM Arena pada Rabu (08/05/2019), ada tiga fitur baru yang paling menarik dihadirkan Android Q, yakni Live Caption, Smart Reply, dan Dark Mode.
Apa saja kelebihan dari ketiga fitur tersebut? Berikut ini ulasan singkatnya:
1. Live Caption
Fitur terbaru yang pertama adalah Live Caption. Fitur ini sangat membantu bagi pengguna yang mengalami gangguan pendengaran. Melalui fitur ini setiap konten video ataupun audio akan otomatis menampilkan teks suara yang bisa dibaca.
Fitur ini akan otomatis berfungsi untuk semua perangkat dalam Android baik itu video, podcast ataupun pesan suara. Adapun fitur Live Caption bisa digunakan tanpa memerlukan internet ataupun paket data.
{Baca juga: Android Sah Jadi OS Terpopuler di Dunia}
2. Smart Reply
Fitur kedua adalah Smart Reply. Fitur yang didukung oleh mesin pembelajaran ini, memberikan saran yang bermanfaat untuk balasan pesan dan mengindentifikasi pesan tersebut.
Misalnya, jika Anda ingin menelusuri alamat yang tertulis dalam pesan, Anda dapat mengetuk notifikasi untuk langsung ke Google Maps.
3. Dark Mode
Kemudian ketiga, fitur Dark Mode juga akan hadir di Android Q. Dark Mode akan otomatis berfungsi ketika Anda mengaktifkan penghemat baterai. Fitur Dark Mode tidak hanya mengubah UI System menjadi gelap tapi juga mengaktifkan Dark Mode bagi aplikasi yang mendukung fitur tersebut.
Pengembang aplikasi juga dapat ikut serta dalam fitur Force Dark terbaru yang memungkinkan Android secara otomatis membuat versi gelap dari tema aplikasi mereka.
{Baca juga: Pengguna Bisa Atur Waktu Aktivasi Dark Mode di Android Q}
Android Q juga memiliki 50 fitur baru yang berfokus pada keamanan dan privasi. Misalnya Anda akan mendapatkan kontrol ketika ingin memberikan izin lokasi, dengan tiga opsi: Izinkan akses sepanjang waktu, Hanya saat menggunakan aplikasi, Atau tolak akses lokasi.
Android Q akan tiba dengan dukungan untuk perangkat yang bisa dilipat dan datang dengan dukungan built-in jaringan 5G. Android Q versi beta baru akan tersedia hari ini untuk 21 ponsel dari 13 merek, termasuk semua seri Google Pixel. [NM/HBS]
Telko.id, Jakarta – Google sedang melatih Artificial Intelligence (AI) untuk membantu para penderita gangguan bicara akibat gangguan neurologis atau Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). Pelatihan AI ini bernama Project Euphoria, yang diperkenalkan dalam acara Google I/O Developer Conference 2019.
Dilansir dari Engadget, Rabu (08/05/2019), pelatihan AI yang dilakukan Google ini untuk memahami berbagai pola bicara dari penderita gangguan bicara.
Raksasa pencarian ini bermitra dengan ALS Development Institute (ALS TDI) dan ALS Residence Initiative (ALS RI) untuk memahami penderita gangguan bicara.
Google mengatakan, ide dari Project Euphoria berasal dari kehidupan sehari-hari. Jika teman keluarga penderita ALS perlahan bisa memahami bahasa penderita, maka mereka pun bisa melatih AI melalui contoh pola bicara penderita ALS.
{Baca juga: Model Virtual dengan Teknologi AI Ini Terlihat Menakjubkan}
Google pun mulai merekam ribuan sampel suara. Seorang sukarelawan dan penderita ALS, Dimitri Kanevsky, melakukan komunikasi tercatat hingga 15 ribu frase. Kemudian, ucapan Dimitri diubah menjadi spektogram dan digunakan untuk melatih AI dalam memahami komunikasi Dimitri.
Projek ini sendiri masih dalam proses pengembangan, dan Google berupaya untuk membawanya ke orang-orang yang berbicara bahasa Inggris dan menderita ALS. Selain itu, raksasa pencarian itu pun ingin AI-nya menerjemahkan suara dan gerakan menjadi tindakan, seperti mengucapkan perintah ke Google Home atau mengirim pesan teks.
Pengembangan AI untuk kesehatan bukan yang pertama kali Google lakukan. Tahun lalu Google bahkan mengklaim jika AI miliknya bisa mendeteksi kanker payudara dengan akurasi 99%.
{Baca juga: Hebat! AI Besutan Google Bisa Deteksi Dini Kanker Payudara}
Mereka bekerja sama dengan peneliti di Pusat Medis Angkatan Laut San Diego, Amerika Serikat. Kedua pihak mengembangkan AI untuk mendeteksi awal penyebaran kanker payudara dan kabarnya AI yang dikembangkan dapat mendeteksi dini kanker payudara dengan ketepatan 99%. (NM/FHP)
Telko.id, Jakarta – Google mengungkapkan bahwa di tahun ini, sudah ada 2,5 miliar lebih perangkat Android yang aktif di seluruh dunia. Itu berarti, Android menjadi salah satu OS terpopuler yang paling banyak digunakan di dunia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Android di Google, Stephanie Cuthbertson dalam acara Google I/O Developer Conference 2019 pada Rabu (08/05).
Ia mengatakan bahwa 2,5 miliar lebih perangkat berbasis Android tersebut diproduksi oleh 180 perusahaan perangkat keras yang berbeda.
Selain mengungkapkan berapa banyak perangkat Android yang digunakan secara global, Google juga mengungkap angka distribusi Android berdasarkan data enam bulan terakhir.
{Baca juga: Pengguna Android Kini Bisa Pilih Urutan Linimasa Twitter}
Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Rabu (08/05/2019), data terbaru menunjukkan bahwa distribusi Android Pie telah berjalan sekitar 10% dari perangkat Android.
Sedangkan Android 8.1 dan 8.0 Oreo masing-masing telah terdistribusi sebesar 15,4% dan 12,9%. Adapun Android 6.0 Marshmallow saat ini memiliki pangsa pasar terbesar dengan distribusi 16,9%.
Google sekarang bersiap untuk meluncurkan Android Q akhir tahun ini. Kabar ini telah terkonfiramsi bahwa Android Q beta 3 sudah tersedia untuk hampir dua lusin smartphone dengan mayoritas berasal dari OEM pihak ketiga.
Sistem operasi Android Q menghadirkan mode Dark System-Wide. Fitur yang terdapat di dalamnya memungkinkan pengguna untuk menjadwalkan kapan Dark Mode atau mode gelap akan mati atau hidup.
{Baca juga: Pengguna Bisa Atur Waktu Aktivasi Dark Mode di Android Q}
Apabila ingin digunakan pada malam hari, fitur tersebut secara otomatis aktif sesuai waktu yang dijadwalkan oleh pengguna. Dengan kata lain, pengguna tidak perlu repot mengaktifkannya secara manual.
Menariknya, model gelap ini bisa pula secara otomatis hidup jika level daya baterai perangkat mulai turun. Google menyebut bahwa Dark Mode memang hadir untuk menghemat daya tahan baterai perangkat. (NM/FHP)