spot_img
Latest Phone

OpenAI Siapkan Browser dengan AI, Saingan Google Chrome

Telko.id - OpenAI sebagai induk perusahaan dari ChatGPT sedang...

TECNO Luncurkan POVA 7 Series, Desain Futuristik dan Performa Gaming AI

Telko.id - TECNO resmi meluncurkan POVA 7 Series di...

Google Akhirnya Gabungkan Android dan ChromeOS, Apa Kelebihannya?

Telko.id - Google secara resmi mengonfirmasi rencana besar mereka...

Garmin Venu X1 Resmi Dirilis: Smartwatch Teringan dengan Layar 2 Inci

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan Venu X1,...

OPPO Reno14 Pro Berbekal MediaTek Dimensity 8450, Performa Lebih Cepat

Telko.id - OPPO resmi memperkenalkan Reno14 Pro sebagai smartphone...
Beranda blog Halaman 45

Acer Predator Triton 14 AI: Laptop Gaming & Kreatif dengan Performa Tak Tertandingi

Telko.id – Acer melalui Predator Triton 14 AI, hadirkan laptop 14,5 inci yang menggabungkan kekuatan gaming dan produktivitas kreatif dalam desain ultraportabel.

Dengan bobot hanya 1,6 kg dan ketebalan 17,31 mm, perangkat ini siap menemani Anda bekerja dan bermain di mana saja tanpa kompromi.

Di tengah maraknya laptop gaming yang mengorbankan portabilitas demi performa, Acer justru berhasil menciptakan keseimbangan sempurna.

Predator Triton 14 AI tidak hanya mengusung prosesor Intel Core Ultra 9 288V dan GPU NVIDIA GeForce RTX 5070, tetapi juga menjadi pionir dalam penggunaan material antarmuka termal graphene (TIM) untuk pendinginan lebih efisien.

Inovasi ini membuatnya unggul dibandingkan laptop gaming konvensional yang sering mengalami thermal throttling saat digunakan intensif.

Lantas, apa saja keunggulan Predator Triton 14 AI yang membuatnya layak disebut sebagai laptop hybrid terbaik di kelasnya? Mari kita telusuri lebih dalam.

Content image for article: Acer Predator Triton 14 AI: Laptop Gaming & Kreatif dengan Performa Tak Tertandingi

Desain Premium dengan Fitur Kreatif Lengkap

Predator Triton 14 AI hadir dengan desain minimalis namun elegan, dilapisi material anti-sidik jari yang menjaga tampilannya tetap bersih.

Engsel perak dengan sentuhan diamond-cut menambah kesan premium, memancarkan kilauan warna yang berubah tergantung sudut pandang.

Namun, keunggulan sebenarnya terletak pada fitur-fitur yang dirancang khusus untuk kreator profesional.

Layar OLED WQXGA+ (2880 x 1800) bersertifikasi Calman dengan dukungan 100% DCI-P3 gamut menjadi daya tarik utama. Kombinasi akurasi warna presisi, refresh rate 120 Hz, dan waktu respons 1 ms menjadikannya ideal baik untuk gaming maupun pekerjaan kreatif seperti editing foto/video.

Yang lebih istimewa, layar ini mendukung sentuhan jari dan stylus aktif dengan 4.096 tingkat tekanan, memungkinkan interaksi lebih intuitif saat membuat sketsa atau mengedit konten.

Performa Gaming & AI Tanpa Kompromi

Ditenagai kombinasi Intel Core Ultra 9 288V dan NVIDIA GeForce RTX 5070 dengan DLSS 4, Predator Triton 14 AI mampu menangani game AAA terbaru dengan pengaturan grafis maksimal.

Teknologi NVIDIA Blackwell menghadirkan kualitas grafis dan kemampuan AI yang belum pernah ada sebelumnya, sementara dukungan NVIDIA Studio memastikan stabilitas optimal untuk aplikasi kreatif seperti Adobe Premiere Pro atau Blender.

Sebagai PC Copilot+, laptop ini menawarkan fitur AI eksklusif seperti terjemahan real-time melalui Live Captions dan pembuatan gambar di Microsoft Paint dengan Image Creator.

Dengan akses ke NVIDIA NIM Microservices, pengguna dapat membangun asisten AI atau workflow otomatis langsung dari perangkat mereka.

Kemampuan ini menjadikan Predator Triton 14 AI tidak sekadar laptop gaming, melainkan workstation AI portabel yang powerful.

Sistem Pendinginan Revolusioner

Acer menggebrak industri dengan menjadi yang pertama menggunakan material antarmuka termal graphene (TIM) pada CPU.

Material ini memiliki kapasitas termal 14,5% lebih tinggi dibanding pasta termal konvensional, memungkinkan transfer panas lebih efisien.

Sistem pendinginan dilengkapi kipas AeroBlade 3D Generasi ke-6 dengan bilah setipis 0,05 mm yang meningkatkan aliran udara hingga 20%.

Teknologi Vortex Flow dan vapor chamber bekerja sama mendistribusikan panas secara merata, mencegah terjadinya thermal throttling bahkan saat digunakan untuk render 3D atau gaming marathon.

Hasilnya? Performa konsisten tanpa khawatir overheating, sesuatu yang jarang ditemui di laptop gaming ultraportabel.

Content image for article: Acer Predator Triton 14 AI: Laptop Gaming & Kreatif dengan Performa Tak Tertandingi

Pengalaman Pengguna yang Diperhatikan

Predator Triton 14 AI dilengkapi fitur-fitur canggih seperti Human Presence Detection yang menggunakan AI Vision Sensor untuk mendeteksi kehadiran pengguna.

Sistem bisa secara otomatis mengunci laptop saat Anda pergi atau membangunkan dari sleep mode saat kembali.

Touchpad Corning Gorilla Glass dengan teknologi haptik memberikan pengalaman mengetik dan menggambar yang lebih alami, sementara keyboard RGB per-tombol menambah kesan personalisasi.

Konektivitas lengkap dengan Thunderbolt 4 dan Intel Killer Wi-Fi 7 memastikan transfer data super cepat dan gaming online tanpa lag.

Dengan memori LPDDR5X hingga 32GB dan penyimpanan PCIe Gen4 NVMe hingga 2TB, multitasking berat pun menjadi lancar.

Bagi gamer yang lebih memilih desktop, Acer juga menawarkan monitor gaming dengan refresh rate 540Hz yang bisa dipasangkan dengan Predator Orion 3000 untuk pengalaman gaming maksimal.

Content image for article: Acer Predator Triton 14 AI: Laptop Gaming & Kreatif dengan Performa Tak Tertandingi

Predator Triton 14 AI bukan sekadar evolusi, melainkan revolusi dalam dunia laptop hybrid. Dengan menggabungkan performa gaming high-end, fitur kreatif profesional, dan portabilitas premium, Acer berhasil menciptakan perangkat yang sulit ditandingi kompetitor.

Bagi para kreator dan gamer mobile yang menginginkan segalanya dalam satu paket, inilah laptop yang mungkin selama ini Anda tunggu-tunggu. (Icha)

Tips Kerja Sat-set dengan Galaxy Tab S10 FE ala Andovi Da Lopez

Telko.id – Bersama Samsung Galaxy Tab S10 FE, Andovi membagikan rahasia kerja “sat-set” (cepat dan tepat) yang bisa Anda tiru.

Dalam acara Galaxy Campus Booth di Binus Alam Sutera (16-28 Mei 2025), Andovi mengungkap bahwa kunci produktivitas adalah perangkat yang mampu mengimbangi ritme dinamis anak muda.

“Samsung Galaxy Tab S10 FE bukan sekadar tablet, tapi partner kerja yang memahami kebutuhan generasi #YangMauLebih,” ujarnya.

Tablet ini didukung prosesor Exynos 1580, RAM hingga 12GB, dan fitur AI canggih untuk multitasking tanpa lag—sesuai dengan kebutuhan kerja kreatif yang serba cepat.

3 Tips Kerja Sat-set ala Andovi dengan Galaxy Tab S10 FE

1. Jangan Tunggu Niat, Mulai Saja!

“Niat itu overrated,” canda Andovi. Daripada menunggu mood datang, manfaatkan S Pen yang presisi untuk langsung mencatat ide di Samsung Notes atau aplikasi seperti Goodnotes.

Fitur Screen Off Memo memungkinkan Anda menulis bahkan saat layar mati—simpan S Pen, dan catatan otomatis tersimpan.

Content image for article: Tips Kerja Sat-set dengan Galaxy Tab S10 FE ala Andovi Da Lopez

2. One Device Rule: Semua dalam Satu Genggaman

Dengan layar 10,9 inci (13,1 inci untuk versi FE+) dan bezel tipis, tablet Samsung ini ideal untuk split screen. Andovi menggunakannya untuk menulis skrip, edit video ringan, hingga riset konten.

“Fitur Circle to Search bikin terjemahan teks bahasa asing jadi instan—lingkari teks, dan AI yang bekerja,” tambahnya. Pelajari lebih lanjut tentang multitasking dengan tablet ini di artikel 5 Cara Maksimalkan Produktivitas dengan Galaxy Tab S10 FE.

Content image for article: Tips Kerja Sat-set dengan Galaxy Tab S10 FE ala Andovi Da Lopez

3. Bikin Zona Fokus di Mana Saja

Baterai 8.000mAh (10.090mAh untuk FE+) dan fast charging 45W memastikan Anda tetap produktif seharian.

“Saya suka kerja di kafe outdoor—dengan Vision Booster dan kecerahan 800 nits, layarnya tetap jelas meski di bawah sinar matahari,” kata Andovi. Tablet ini juga ringan (494 gram) dan portabel, cocok untuk gaya kerja nomaden.

Content image for article: Tips Kerja Sat-set dengan Galaxy Tab S10 FE ala Andovi Da Lopez

Bonus Spesial untuk #YangMauLebih

Sampai 22 Mei 2025, pembelian tablet ini bakal dapat bonus hingga Rp3,9 juta, termasuk keyboard AI, cashback, dan layanan premier.

Content image for article: Tips Kerja Sat-set dengan Galaxy Tab S10 FE ala Andovi Da Lopez
Content image for article: Tips Kerja Sat-set dengan Galaxy Tab S10 FE ala Andovi Da Lopez

Tertarik mencoba? Kunjungi Galaxy Campus Booth untuk demo langsung dan ikuti kompetisi Sketsa Rasa dengan hadiah Galaxy Tab S10 FE!

Jadi, siap mengubah cara kerja Anda jadi lebih sat-set? Seperti kata Andovi, “Produktivitas itu bukan tentang kecepatan, tapi ketepatan—dan perangkat ini adalah alat yang tepat untuk mencapainya.”

MacBook Air Dengan Chip M4 Resmi di Indonesia: Spesifikasi Gahar & Harga Terbaru

Telko.id – MacBook Air M4 yang baru saja mendarat di Indonesia. Setelah debut global Maret lalu, Apple akhirnya membawa varian terbaru jajaran Air ini ke pasar Tanah Air dengan peningkatan signifikan di segala aspek.

Dalam lanskap laptop ultraportable yang semakin kompetitif, Apple tampaknya tak ingin memberi celah bagi pesaing. MacBook Air M4 bukan sekadar upgrade minor, melainkan lompatan generasi yang mengejutkan.

Dari chip M4 yang lebih bertenaga hingga fitur-fitur cerdas berbasis AI, laptop ini dirancang untuk mengubah cara kita bekerja dan berkreasi.

Greg Joswiak, Senior Vice President Worldwide Marketing Apple, dengan bangga menyatakan: “Dengan kombinasi chip M4, desain tanpa kipas, dan macOS Sequoia yang diperkaya Apple Intelligence, MacBook Air M4 adalah paket komplit yang sulit ditolak.” Lantas, apa saja keunggulan yang ditawarkan varian terbaru ini?

Desain & Warna: Tipis Nan Memikat

MacBook Air M4

Secara desain, MacBook Air M4 mempertahankan DNA pendahulunya dengan bodi aluminium unibody setipis 11,3 mm dan berat mulai 1,24 kg (untuk model 13,6 inci).

Namun, Apple menyuntikkan daya tarik baru melalui pilihan warna Biru Langit (Sky Blue) yang memantulkan gradien dinamis saat terkena cahaya.

Warna baru ini melengkapi opsi klasik seperti Midnight, Starlight, dan Silver. Yang menarik, setiap varian warna kini dilengkapi kabel MagSafe yang senada – detail kecil yang membuat pengalaman unboxing terasa lebih premium.

“Biru metalik muda ini sengaja dirancang untuk menciptakan pantulan cahaya yang hidup,” jelas tim desain Apple.

Spesifikasi MacBook Air M4: Lompatan Besar dari M1

MacBook Air M4

Di balik bodi rampingnya, MacBook Air M4 menyimpan chip M4 dengan CPU 10-inti (4 inti performa + 6 inti efisiensi) dan GPU hingga 10-inti.

Menurut klaim Apple, kombinasi ini menghasilkan performa 2x lebih cepat dibandingkan MacBook Air M1 dan 23x lebih cepat daripada model Intel terakhir.

  • Layar: 13,6 inci (2560×1664) atau 15,3 inci (2880×1864), Liquid Retina 500 nit, dukungan 1 miliar warna
  • RAM: 16GB/24GB unified memory (bisa dikonfigurasi hingga 32GB)
  • Penyimpanan: Mulai 256GB SSD (konfigurasi hingga 2TB)
  • Kamera: 12MP Center Stage dengan fitur Desk View
  • Port: 2x Thunderbolt 4 (USB-C) + MagSafe 3

Neural Engine 16-inti pada chip M4 menjadi peningkatan penting, menawarkan kecepatan pemrosesan AI 3x lebih cepat dibandingkan M1.

Ini berarti aplikasi-aplikasi berbasis machine learning seperti Adobe Photoshop atau Final Cut Pro akan berjalan lebih responsif.

Fitur Unggulan: Dari Center Stage hingga Dual 6K Display

Apple tak hanya fokus pada performa mentah. Laptop Apple ini diperkaya fitur-fitur cerdas seperti:

MacBook Air M4

  • Center Stage 2.0: Kamera 12MP yang secara otomatis mengikuti pergerakan Anda selama video call
  • Desk View: Mode unik yang menampilkan wajah pengguna dan permukaan meja secara bersamaan
  • Dukungan Dual 6K: Kini bisa menghubungkan dua monitor eksternal sekaligus
  • Audio Spasial: Sistem enam speaker dengan teknologi pelacakan kepala dinamis

Baterai tahan hingga 18 jam untuk streaming video atau 15 jam browsing web membuat laptop ini menjadi teman kerja seharian yang andal. Ditambah dengan desain tanpa kipas, laptop ini tetap senyap bahkan saat menangani tugas berat.

Harga MacBook Air M4 di Indonesia

Berikut daftar harga resmi MacBook Air M4 di Indonesia menurut iBox (distributor resmi Apple):

  • 13 inch (16GB/256GB/8-core GPU): Rp17.999.000
  • 13 inch (16GB/512GB/10-core GPU): Rp21.499.000
  • 13 inch (24GB/512GB/10-core GPU): Rp24.499.000
  • 15 inch (16GB/256GB/10-core GPU): Rp21.499.000
  • 15 inch (16GB/512GB/10-core GPU): Rp24.999.000
  • 15 inch (24GB/512GB/10-core GPU): Rp28.499.000

Dibandingkan generasi sebelumnya, harga MacBook Air M4 di Indonesia terpantau lebih terjangkau dengan selisih sekitar Rp500.000-Rp1.000.000 untuk konfigurasi sebanding. Pertanyaannya: apakah upgrade ini worth it untuk Anda?

Bagi pengguna MacBook Air M1 atau M2, mungkin belum saatnya beralih kecuali Anda benar-benar membutuhkan peningkatan performa AI. Namun untuk pengguna Intel atau mereka yang mencari laptop ultraportable premium, MacBook Air M4 layak dipertimbangkan sebagai investasi jangka panjang. (Icha)

iPhone 17 Air Bocoran: Baterai Lebih Kecil, Performa Tetap Mumpung?

Telko.id –  iPhone 17 Air, yang diprediksi meluncur tahun depan, dikabarkan hanya akan dibekali baterai berkapasitas 2.800 mAh. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan pesaingnya, Samsung Galaxy S25 Edge, yang memiliki baterai 3.900 mAh. Padahal, kedua ponsel ini memiliki ukuran yang hampir sama.

Bocoran ini juga mengungkap ketebalan iPhone 17 Air yang super tipis, hanya 5,5 mm, dan bobotnya yang ringan, 145 gram. Meski lebih ringan dari Galaxy S25 Edge, layarnya justru lebih besar. Lalu, bagaimana Apple berencana mengompensasi kapasitas baterai yang terbatas ini?

Teknologi Baterai High-Density: Solusi atau Sekadar Pembenaran?

Menurut sumber terpercaya, Apple kemungkinan akan menggunakan teknologi baterai high-density untuk meningkatkan kapasitas sebesar 15-20%.

Namun, bahkan dengan tambahan tersebut, kapasitas baterai iPhone 17 Air tetap kalah dari pesaingnya. Beberapa pengamat bahkan berspekulasi bahwa Apple sengaja “mengirit” baterai untuk mendorong penjualan aksesori seperti battery case.

Di sisi lain, laporan terbaru menyebutkan bahwa Apple sedang mengembangkan fitur penghemat baterai berbasis AI. Fitur ini diklaim mampu mengoptimalkan penggunaan daya sehingga masa pakai baterai tetap bisa diterima. Namun, apakah ini cukup untuk menutupi kekurangan kapasitas fisiknya?

Strategi Apple: Tipis dan Ringan dengan Kompromi?

Apple tampaknya konsisten dengan strategi desain ultra-tipis dan ringan, meski harus mengorbankan kapasitas baterai.

Namun, di era di mana pengguna semakin bergantung pada ponsel untuk produktivitas dan hiburan, keputusan ini bisa menjadi bumerang. Apalagi, pesaing seperti Samsung dan Huawei justru meningkatkan kapasitas baterai tanpa mengorbankan desain.

Sebagai perbandingan, iPhone 16 Pro Max yang baru saja dirilis sudah memiliki baterai 4.500 mAh. Lalu, mengapa Apple justru mengurangi kapasitas untuk seri Air? Apakah ini pertanda bahwa seri Pro akan semakin menjadi andalan utama Apple?

Konspirasi atau Strategi Bisnis?

Beberapa pengguna bahkan menganggap langkah Apple ini sebagai bagian dari strategi bisnis yang licik. Dengan baterai yang lebih kecil, pengguna mungkin akan lebih sering membeli battery case atau bahkan mengganti ponsel lebih cepat.

Namun, Apple tentu menyangkal tuduhan ini dan menegaskan bahwa mereka selalu mengutamakan pengalaman pengguna.

Di tengah rumor ini, kabar lain menyebutkan bahwa Indonesia sempat memblokir penjualan iPhone 16 karena masalah regulasi. Apakah iPhone 17 Air akan menghadapi tantangan serupa? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Bagaimana pun, keputusan akhir ada di tangan konsumen. Jika Apple berhasil membuktikan bahwa baterai kecil tidak menjadi masalah berkat optimasi perangkat lunak, mungkin iPhone 17 Air tetap akan laris. Namun, jika tidak, ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi Apple untuk tidak mengorbankan kebutuhan dasar pengguna. (Icha)

Xiaomi 15S Pro & Chipset Xring O1: Revolusi Baru di Ulang Tahun ke-15

Telko.id – Xiaomi sedang bersiap untuk membuat terobosan besar dalam industri teknologi dengan peluncuran seri Xiaomi 15S Pro dan chipset Xring O1 pada acara spesial ulang tahun ke-15 mereka.

Acara bertajuk “New Starting Point” ini tidak hanya akan menghadirkan ponsel flagship terbaru, tetapi juga menandai babak baru Xiaomi sebagai produsen chipset mandiri.

Xiaomi, yang dikenal dengan produk-produk inovatif dan harga kompetitif, terus menunjukkan ambisinya untuk bersaing di kancah global.

Setelah sukses dengan seri Xiaomi 15 Pro, kini mereka akan meluncurkan versi upgrade-nya, Xiaomi 15S Pro, bersama dengan tablet Xiaomi Pad 7 Ultra dan kendaraan listrik pertama mereka, YU7.

Namun, yang paling menarik perhatian adalah pengumuman chipset Xring O1, yang diprediksi akan mengubah lanskap pasar smartphone.

Dengan jadwal peluncuran pada 22 Mei pukul 19.00 waktu Beijing (11.00 UTC), acara ini menjadi momen penting bagi Xiaomi untuk membuktikan bahwa mereka tidak hanya sekadar pengikut, tetapi pemain utama di industri teknologi. Mari kita telusuri lebih dalam apa yang bisa kita harapkan dari acara besar ini.

Xiaomi 15S Pro: Penyempurnaan Flagship yang Dinanti

Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Xiaomi 15S Pro akan menjadi penyempurnaan dari pendahulunya, Xiaomi 15 Pro. Ponsel ini diprediksi akan membawa peningkatan signifikan dalam hal performa, kamera, dan daya tahan baterai.

Dengan desain yang lebih ramping dan material premium, Xiaomi 15S Pro siap bersaing dengan flagship dari merek-merek ternama lainnya.

Menariknya, Xiaomi 15S Pro akan menjadi salah satu perangkat pertama yang menggunakan chipset Xring O1. Kombinasi antara hardware mutakhir dan optimasi software yang lebih baik diharapkan dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih mulus dan efisien.

Chipset Xring O1: Langkah Berani Xiaomi

Xiaomi Xring O1 adalah chipset pertama yang sepenuhnya dikembangkan oleh Xiaomi. Dibuat dengan proses 3nm, chipset ini diklaim memiliki performa yang setara dengan Snapdragon 8 Gen 2.

Konfigurasi CPU-nya terdiri dari 1 core Cortex-X925 sebagai prime-core, 3 core Cortex-A725 untuk performa, dan 4 core Cortex-A520 untuk efisiensi.

Xiaomi Xring O1 key specs (machine translated)

Selain itu, Xring O1 juga akan dilengkapi dengan GPU dari Imagination Technologies dan modem 5G dari Unisoc. Dengan demikian, Xiaomi tidak hanya mengurangi ketergantungan pada Qualcomm atau MediaTek, tetapi juga memiliki kendali penuh atas pengembangan produk mereka di masa depan.

Xiaomi Pad 7 Ultra & YU7: Ekspansi ke Segmen Baru

Selain smartphone dan chipset, Xiaomi juga akan meluncurkan Xiaomi Pad 7 Ultra, tablet premium dengan spesifikasi tinggi yang ditujukan untuk produktivitas dan hiburan. Sementara itu, YU7 adalah kendaraan listrik pertama Xiaomi yang menandai ekspansi mereka ke industri otomotif.

Peluncuran produk-produk ini menunjukkan betapa seriusnya Xiaomi dalam memperluas portofolio mereka dan bersaing di berbagai segmen pasar. Dengan strategi yang matang, Xiaomi berpotensi menjadi salah satu pemain dominan di industri teknologi global dalam beberapa tahun ke depan.

Acara “New Starting Point” pada 22 Mei nanti tidak hanya sekadar peluncuran produk, tetapi juga penanda dimulainya era baru bagi Xiaomi. Dengan chipset buatan sendiri dan diversifikasi produk, Xiaomi siap menantang dominasi merek-merek besar lainnya. Tunggu saja kejutan apa lagi yang akan mereka hadirkan. (Icha)

Huawei MateBook Fold Ultimate Design: Laptop Lipat Pertama dengan HarmonyOS PC

Telko.id – Huawei bakal luncurkan MateBook Fold Ultimate Design, laptop lipat pertama mereka yang akan meluncur bersama seri nova 14 pada 19 Mei mendatang.

Bocoran terbaru mengindikasikan, perangkat ini akan menjadi jawaban Huawei terhadap Lenovo ThinkPad X1 Fold dan Asus Zenbook 17 Fold.

Huawei memang tak pernah berhenti berinovasi. Setelah sukses dengan Huawei Mate XT, smartphone tri-fold pertama di dunia, kini mereka melangkah lebih jauh dengan menghadirkan laptop lipat.

Perangkat ini diprediksi akan menjalankan HarmonyOS PC, sistem operasi besutan Huawei yang baru saja diumumkan.

Revolusi Bentuk dan Fungsi

MateBook Fold Ultimate Design bukan sekadar laptop biasa. Dengan layar yang bisa dilipat, perangkat ini menawarkan fleksibilitas tak tertandingi. Anda bisa menggunakannya dalam berbagai mode:

  • Mode Laptop Tradisional: Layar besar dengan keyboard fisik.
  • Mode Tablet: Layar sentuh penuh untuk kreativitas tanpa batas.
  • Mode Presentasi: Layar lebar untuk kolaborasi tim.

Huawei Mate XT Ultimate review

Seperti yang terlihat pada Huawei Mate XT, teknologi lipat Huawei telah terbukti tangguh. MateBook Fold kemungkinan besar akan mengadopsi material dan engsel premium yang sama untuk memastikan daya tahan maksimal.

HarmonyOS PC: Game Changer Baru

Tak hanya bentuk fisik yang inovatif, MateBook Fold juga akan menjadi salah satu perangkat pertama yang menjalankan HarmonyOS PC.

Sistem operasi ini dioptimalkan untuk produktivitas dan kompatibilitas ekosistem Huawei, memungkinkan integrasi mulus dengan smartphone dan tablet Huawei lainnya.

Huawei unveils its own PC operating system - HarmonyOS PC

Dengan dukungan aplikasi Android dan kemungkinan kompatibilitas terbatas dengan aplikasi Windows (melalui emulator), HarmonyOS PC bisa menjadi alternatif menarik di pasar yang didominasi Windows dan macOS.

Persaingan di Pasar Laptop Lipat

Huawei bukan yang pertama di segmen ini. Lenovo dengan ThinkPad X1 Fold dan Asus dengan Zenbook 17 Fold telah lebih dulu memulai.

Namun, Huawei memiliki keunggulan dengan ekosistem perangkat yang terintegrasi dan pengalaman mengembangkan perangkat lipat melalui lini smartphone foldable-nya.

Pertanyaan besarnya adalah: apakah konsumen siap beralih ke laptop lipat? Dengan harga yang diprediksi cukup premium, MateBook Fold Ultimate Design jelas menargetkan profesional dan early adopter yang mengutamakan inovasi dan mobilitas.

Huawei nova 14 Ultra to arrive in four colors

Peluncuran resmi pada 19 Mei nanti akan menjawab semua spekulasi tentang spesifikasi, harga, dan ketersediaan global Huawei MateBook Fold Ultimate Design.

Satu hal yang pasti: Huawei kembali membuktikan diri sebagai pionir inovasi di dunia teknologi. (Icha)

Trump Perketat Blokir Chip ke China, NVIDIA Makin Terhimpit

Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan bagaimana sebuah keputusan politik bisa mengguncang industri teknologi global? Itulah yang terjadi ketika pemerintahan Donald Trump secara resmi mencabut kebijakan era Biden dan memperketat pembatasan ekspor chip AI ke China.

Langkah ini bukan hanya memicu ketegangan geopolitik, tetapi juga menggoyang pundi-pundi raksasa semikonduktor seperti Nvidia.

China bukan sekadar pasar bagi Nvidia—negara ini menyumbang 13% dari total pendapatan perusahaan pada tahun fiskal 2025, setara dengan US$17 miliar.

Namun, dengan pelarangan penjualan chip H20—produk yang sengaja didesain “tidak terlalu canggih” untuk memenuhi regulasi sebelumnya—Nvidia kini terancam kehilangan pijakan di pasar terbesar kedua dunia. Lalu, bagaimana respons sang CEO, Jensen Huang?

Keputusan Trump yang Mengguncang Pasar

Kebijakan baru Trump tidak main-main. Chip H20, yang sebelumnya lolos dari pembatasan karena spesifikasinya yang “dibawahi”, kini sepenuhnya dilarang diekspor ke China.

Padahal, seperti dilaporkan dalam artikel terkait, Nvidia telah memodifikasi arsitektur chip ini agar sesuai dengan aturan AS sebelumnya.

Langkah Trump ini dinilai sebagai upaya untuk sepenuhnya memutus akses China terhadap teknologi AI mutakhir buatan Amerika.

Huang sendiri tak tinggal diam. Dalam kunjungan mendadak ke China pasca-pengumuman, ia menegaskan komitmen Nvidia untuk tetap melayani pasar tersebut.

“China adalah pasar yang tidak bisa kami abaikan,” ujarnya seperti dikutip Reuters. Namun, pertanyaannya adalah: bagaimana caranya?

Solusi Nvidia: Chip Baru, Bukan Modifikasi Lama

Beredar kabar bahwa Nvidia akan merilis versi “downgrade” dari Hopper H20 untuk memenuhi aturan baru.

Namun, Huang membantahnya dengan tegas. “Chip berikutnya untuk China bukan Hopper. Tidak mungkin lagi memodifikasinya lebih lanjut,” tegasnya.

Ini mengindikasikan bahwa Nvidia sedang mengembangkan arsitektur baru yang secara fundamental berbeda—sebuah langkah mahal dan berisiko, tetapi mungkin satu-satunya jalan.

Analis memprediksi, jika Nvidia gagal mempertahankan pasar China, perusahaan seperti Huawei dengan Ascend 920 atau startup lokal seperti pengembang DeepSeek akan dengan senang hati mengisi kekosongan tersebut.

China sendiri telah mempersiapkan skenario terburuk dengan mempercepat pengembangan chip domestik.

Kritik Huang terhadap Kebijakan AS

Di balik upaya beradaptasi, Huang tak segan mengkritik kebijakan pemerintah AS. Menurutnya, pembatasan ekspor justru kontraproduktif.

“Alih-alih membatasi, AS seharusnya fokus memaksimalkan keunggulan teknologinya di panggung global,” ucapnya.

Pandangan ini diamini banyak pelaku industri yang khawatir langkah Trump akan memicu perang teknologi berlarut-larut.

Pertaruhan Nvidia di China bukan hanya tentang pendapatan. Seperti terlihat dari fenomena Huawei, kehilangan akses ke teknologi AS bisa memicu inovasi mandiri China yang justru mengancam dominasi perusahaan Amerika di masa depan.

Lalu, apakah chip baru Nvidia akan cukup untuk mempertahankan posisinya? Jawabannya mungkin akan menentukan masa depan persaingan teknologi AS-China. (Icha)

realme GT 7 Series: Flagship Killer 2025 dengan Performa dan Desain Revolusioner

Telko.id – realme GT 7 Series, yang siap mengguncang pasar flagship dengan kombinasi performa ekstrem dan desain futuristik.

Dijuluki “Flagship Killer 2025”, seri ini bukan sekadar upgrade biasa—melainkan lompatan teknologi yang mungkin membuat Anda mempertanyakan keputusan membeli ponsel premium lainnya.

realme, brand yang dikenal dengan pendekatan “Dare to Leap”, kembali menegaskan ambisinya di segmen high-end.

Setelah sukses dengan seri GT sebelumnya, kali ini mereka membawa terobosan yang lebih radikal.

Peluncuran global pada 27 Mei 2025 di Paris bukan sekadar acara biasa, melainkan penanda babak baru dalam persaingan smartphone flagship.

Lantas, apa yang membuat realme GT 7 Series layak disebut sebagai penantang serius di kelas flagship? Mari kita kupas tuntas inovasi yang dibawa oleh perangkat ini.

Dimensity 9400e: Kekuatan di Balik Performa Monster

realme GT 7 Series menjadi perangkat pertama di dunia yang mengusung chipset MediaTek Dimensity 9400e.

Chipset ini dibekali arsitektur all-big-core yang mampu menghasilkan skor AnTuTu mencapai 2,25 juta—angka yang setara dengan prosesor flagship paling top saat ini.

Dengan kemampuan seperti ini, realme GT 7 berpotensi masuk dalam jajaran Top 3 Android Performance Chipset di Indonesia.

Yang lebih menarik, realme tidak hanya mengandalkan hardware semata. Mereka melengkapinya dengan GT Boost, teknologi optimasi berbasis AI yang mampu memprediksi beban kerja secara real-time dan mengalokasikan sumber daya dalam hitungan milidetik.

Hasilnya? Performa yang lebih responsif sekaligus efisien dalam penggunaan daya.

Content image for article: realme GT 7 Series: Flagship Killer 2025 dengan Performa dan Desain Revolusioner

IceSense Design: Pendinginan Graphene Pertama di Dunia

Inovasi paling revolusioner dari realme GT 7 Series terletak pada sistem pendinginannya. Untuk pertama kalinya di industri smartphone, realme mengintegrasikan material graphene dalam desain bodi melalui teknologi yang mereka sebut IceSense Design.

Graphene, material dengan konduktivitas termal 10x lebih tinggi dari grafit biasa, dipasang di bagian belakang bodi dan layar untuk menciptakan sistem pendinginan 360°.

Efeknya dua kali lipat: performa prosesor tetap stabil bahkan dalam kondisi ekstrem, sekaligus menjaga permukaan perangkat tetap nyaman disentuh berkat fitur Skin-Touch Temperature Control.

Bagi gamer berat, ini berarti sesi marathon gaming tanpa khawatir ponsel overheat atau terasa panas di tangan.

Desain Premium yang Tidak Hanya Indah Dipandang

realme GT 7 Series hadir dalam dua pilihan warna eksklusif: IceSense Blue dan IceSense Black. Keduanya tidak sekadar pilihan warna biasa, melainkan hasil dari teknologi laser-etched dan lapisan anti-selip Pro-Gaming Coating yang memberikan tekstur premium sekaligus meningkatkan cengkeraman.

Layar ultra-narrow dengan bezel tipis semakin menegaskan posisinya sebagai perangkat flagship. Desain ini tidak hanya estetik, tetapi juga fungsional—menyuguhkan pengalaman imersif baik untuk gaming, streaming, maupun multitasking sehari-hari.

Dengan spesifikasi seperti ini, realme GT 7 Series jelas bukan sekadar smartphone mid-range dengan kemampuan gaming, melainkan perangkat yang siap bersaing di liga flagship sekalipun.

Peluncuran Global yang Patut Ditunggu

Acara peluncuran perangkat ini akan disiarkan langsung dari Paris pada 27 Mei 2025 pukul 15:00 WIB melalui kanal YouTube resmi realme Indonesia.

Menurut bocoran, acara ini akan penuh kejutan—mulai dari harga spesial hingga program early bird eksklusif.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan informasi terupdate tentang kehadiran realme GT 7 Series di Indonesia, pastikan untuk memantau situs resmi realme dan akun media sosialnya.

Siapa tahu, inilah smartphone flagship yang selama ini Anda tunggu-tunggu. (Icha)

MediaTek T930: Chipset 5G-Advanced dengan AI yang Ubah Masa Depan Konektivitas

Telko.id – MediaTek baru saja meluncurkan produk terbarunya yakni MediaTek T930, chipset terbaru untuk perangkat Fixed Wireless Access (FWA) dan Mi-Fi, hadir dengan kecepatan 10Gbps dan kecerdasan buatan generatif. Bagaimana teknologi ini akan mengubah lanskap broadband seluler?

Di era di mana permintaan akan konektivitas super cepat dan komputasi AI semakin meningkat, MediaTek kembali menegaskan dominasinya. Chipset T930 bukan sekadar peningkatan generasi—ia adalah lompatan besar yang menggabungkan modem 5G-Advanced R18, efisiensi spektrum 40% lebih baik, dan kemampuan pemrosesan AI di perangkat (Edge AI).

Sebuah terobosan yang mungkin akan membuat Anda mempertanyakan: perlukah lagi berlangganan kabel fiber?

Mari selami lebih dalam bagaimana T930 memadukan inovasi teknis dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang—dari kecepatan ultra-tinggi hingga interaksi manusia-mesin yang lebih intuitif.

Revolusi 5G-Advanced dengan Standar R18

MediaTek T930 menjadi salah satu chipset pertama di dunia yang mendukung standar 3GPP Release-18 (R18), fondasi dari teknologi 5G-Advanced. Fitur unggulannya termasuk:

  • 6CC-CA downlink: Kombinasi enam carrier untuk throughput maksimal 10Gbps
  • 5-layer 3Tx uplink: Performa unggah hingga 2.8Gbps—sangat vital untuk live streaming 8K
  • 8Rx dengan bandwidth 200MHz: Meningkatkan cakupan sinyal hingga 40% di area terluar sel

Teknologi ini sejalan dengan perkembangan jaringan 5G di Indonesia, seperti kolaborasi Indosat dan ZTE dalam membangun jaringan transport 5G generasi baru. Dengan efisiensi spektrum yang lebih baik, operator bisa menekan biaya infrastruktur sambil memberikan pengalaman pengguna yang lebih konsisten.

Kekuatan AI di Tepian Jaringan

T930 tidak hanya tentang kecepatan—ia membawa kecerdasan ke perangkat jaringan. Dengan menggabungkan modem MediaTek M90 dan prosesor quad-core Arm Cortex-A55, chipset ini mampu:

  • Menjalankan model AI generatif lokal untuk aplikasi seperti asisten virtual cerdas
  • Mengoptimalkan alokasi bandwidth secara real-time berdasarkan prioritas perangkat
  • Mendeteksi anomaly jaringan sebelum pengguna menyadari masalah

JC Hsu, Wakil Presiden Senior MediaTek, menegaskan: “Pembelajaran di perangkat (on-device learning) adalah masa depan—dan T930 dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini.” Pendekatan Edge AI ini mirip dengan terobosan Realme Magdart dalam pengisian nirkabel magnetik, di mana kecerdasan lokal mengurangi ketergantungan pada cloud.

Dampak Nyata untuk Pengguna Akhir

Bagi konsumen, T930 menjanjikan beberapa manfaat konkret:

  1. Broadband rumah tanpa kabel setara fiber: Dengan latensi di bawah 10ms, cocok untuk cloud gaming dan VR
  2. Router AI yang memahami kebiasaan pengguna: Bisa memprioritaskan bandwidth untuk meeting Zoom atau game online
  3. Masa pakai baterai lebih lama: Proses 4nm dan manajemen daya canggih menghemat energi hingga 30%

Teknologi ini juga membuka peluang baru bagi penyedia layanan. Seperti inisiatif Facebook dalam mempercepat koneksi internet Indonesia, solusi FWA berbasis T930 bisa menjadi jawaban untuk daerah yang sulit dijangkau fiber optik.

MediaTek telah bekerja sama dengan mitra global untuk mengintegrasikan T930 ke produk FWA/Mi-Fi generasi berikutnya.

Dengan kombinasi unik antara performa 5G mutakhir dan kecerdasan lokal, chipset ini tidak hanya memenuhi kebutuhan hari ini—tapi membentuk masa depan konektivitas yang lebih cerdas dan responsif. (Icha)

BigBox AI dari Telkom: Solusi Canggih untuk Efisiensi Bisnis dan Layanan Publik

0

Telko.id – BigBox AI dari Telkom melalui solusi BigVision memperkenalkan teknologi yang bisa mengenali wajah Anda dalam hitungan detik, menghitung ribuan objek secara real-time, atau bahkan mengubah teks dalam gambar menjadi data digital.

Di era di waktu dan akurasi menjadi komoditas berharga, Artificial Intelligence (AI) telah menjadi tulang punggung transformasi digital. Sektor bisnis dan pemerintahan kini berlomba-lomba mengadopsi teknologi seperti Face Recognition, Object Detection, dan Optical Character Recognition (OCR) untuk memangkas inefisiensi.

Namun, tidak semua solusi AI diciptakan sama. BigVision dari BigBox AI hadir dengan pendekatan unik yang menggabungkan kecepatan, akurasi, dan kemudahan integrasi.

Lantas, apa yang membuat BigVision berbeda dari solusi AI lainnya? Bagaimana teknologi ini mampu menjawab tantangan operasional di berbagai sektor? Mari kita telusuri lebih dalam.

BigVision: Wajah Baru Efisiensi Operasional

BigVision bukan sekadar produk—ia adalah ekosistem berbasis computer vision yang dirancang untuk menganalisis data visual secara real-time.

Menurut Komang Budi Aryasa, EVP Digital Business and Technology Telkom, solusi ini merupakan bagian dari komitmen Telkom dalam mendorong digitalisasi yang berkelanjutan. “AI adalah katalis untuk menciptakan operasional yang lebih efisien dan adaptif,” tegasnya.

Content image for article: BigBox AI dari Telkom: Solusi Canggih untuk Efisiensi Bisnis dan Layanan Publik

Salah satu fitur unggulannya adalah Face Recognition melalui API FaceID. Teknologi ini tidak hanya mampu mengenali wajah dari gambar atau video, tetapi juga memprofilkannya untuk keperluan verifikasi identitas.

Bayangkan proses e-KYC di perbankan yang biasanya memakan waktu berjam-jam, kini bisa diselesaikan dalam hitungan detik. Implementasinya pun beragam, mulai dari sistem presensi karyawan hingga pengawasan keamanan di area publik.

Object Detection: Dari Ritel Hingga Pengelolaan Kota

Fitur Object Detection dalam BigVision menawarkan kemampuan yang lebih dari sekadar menghitung objek.

Dalam sektor ritel, teknologi ini bisa menganalisis perilaku konsumen melalui CCTV—berapa lama mereka berdiri di depan rak tertentu, produk apa yang paling sering dipegang. Data ini menjadi emas bagi strategi pemasaran.

Sementara di ranah publik, BigVision telah terbukti efektif dalam pengelolaan sampah kota, seperti dijelaskan dalam implementasinya di beberapa wilayah.

Teknologi ini mampu memantau kapasitas tempat sampah, mengoptimalkan rute pengangkutan, bahkan mendeteksi pembuangan sampah ilegal.

OCR: Digitalisasi Dokumen dalam Sekejap

Di balik tumpukan dokumen kertas yang masih mendominasi banyak instansi, teknologi OCR dari BigVision hadir sebagai penyelamat.

Kemampuannya mengubah teks dalam gambar menjadi data digital tidak hanya mempercepat proses administrasi, tetapi juga mengurangi risiko human error.

Sektor kesehatan, misalnya, bisa memanfaatkannya untuk ekstraksi data rekam medis, sementara pemerintah daerah bisa menggunakannya untuk digitalisasi arsip kependudukan.

Yang membedakan BigVision adalah tingkat akurasinya yang mencapai 98,7% untuk dokumen berbahasa Indonesia—angka yang sulit ditandingi solusi sejenis.

Integrasinya dengan sistem lain juga terbilang mudah, seperti yang dijelaskan dalam solusi keamanan siber tanpa kompromi dari BigBox AI.

Dari bisnis skala kecil hingga smart city, BigVision telah membuktikan bahwa AI bukan lagi teknologi masa depan—melainkan solusi hari ini.

Dengan analisis real-time dan akurasi tinggi, solusi ini tidak hanya menghemat waktu dan biaya, tetapi juga membuka peluang inovasi yang sebelumnya tidak terpikirkan. Apakah organisasi Anda sudah siap menyambut era efisiensi berbasis AI ini? (Icha)