spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...
Beranda blog Halaman 22

Google Resmi Gabungkan Chrome OS dan Android Jadi Satu Platform

Telko.id – Google secara resmi mengumumkan rencana penggabungan Chrome OS dan Android menjadi satu platform terpadu. Langkah ini menandai perubahan besar dalam strategi software perusahaan.

Pengumuman disampaikan oleh Sameer Samat, Presiden Ekosistem Android di Google, dalam wawancara dengan TechRadar di sebuah acara media baru-baru ini.

Samat mengungkapkan hal ini secara tidak langsung saat bertanya kepada seorang jurnalis mengapa mereka menggunakan Apple Watch, iPhone, dan MacBook. Ketika diminta klarifikasi, ia menjawab:

“Saya bertanya karena kami akan menggabungkan Chrome OS dan Android menjadi satu platform. Saya sangat tertarik melihat bagaimana orang menggunakan laptop saat ini dan apa yang mereka kerjakan.”
— Sameer Samat, Presiden Ekosistem Android di Google.

Pernyataan ini menjadi konfirmasi pertama dari inisiatif yang telah lama beredar sebagai rumor. Menurut laporan sebelumnya, termasuk artikel yang pernah kami bahas di berita teknologi terbaru, Google tidak membangun sistem operasi baru dari nol.

Sebaliknya, perusahaan akan memigrasi fitur dan fungsionalitas Chrome OS langsung ke dalam Android.

Artinya, Android akan menjadi inti sistem, dengan komponen Chrome OS diintegrasikan secara bertahap.

Pendekatan ini memungkinkan Google menyatukan upaya pengembangan tanpa harus memulai dari awal, sekaligus sejalan dengan upaya Android untuk meningkatkan pengalaman layar besar.

Android sendiri sudah mulai bergerak ke arah ini. Google telah merilis serangkaian pembaruan khusus untuk meningkatkan produktivitas di tablet dan laptop, seperti mode desktop, multitasking berbasis jendela, dukungan layar eksternal yang lebih baik, serta perilaku aplikasi yang dioptimalkan untuk layar besar.

Ketertarikan Samat pada penggunaan laptop saat ini mengindikasikan proyek ini masih dalam pengembangan, dengan masukan pengguna berperan penting dalam menentukan hasil akhir.

Meski belum ada timeline rilis yang diumumkan, pernyataannya menunjukkan bahwa pekerjaan sudah dimulai.

Penggabungan ini juga bisa memperkuat posisi Google dalam bersaing dengan ekosistem iPadOS dan macOS milik Apple, terutama bagi pengguna yang sering beralih antar perangkat.

Dengan pengalaman yang lebih konsisten di ponsel, tablet, dan laptop, Google berpotensi mengatasi salah satu tantangan terbesar Android: fragmentasi antar platform.

Meski detailnya masih terbatas, ini adalah sinyal paling jelas bahwa Google ingin menyederhanakan ekosistemnya.

Penyatuan Chrome OS dan Android dapat membantu konsolidasi pengembangan, meningkatkan pengalaman pengguna, dan memperkuat posisi Android untuk produktivitas.

Namun, sejarah Google dalam konsolidasi platform (seperti Fuchsia) menunjukkan bahwa eksekusi adalah kunci utama. Semoga strategi ini membuahkan hasil. (Icha)

ShopeePay Kini Jadi Dompet Digital Serba Bisa untuk Kebutuhan Finansial

0

Telko.id – ShopeePay kini memperkuat posisinya sebagai dompet digital serba bisa dengan menghadirkan beragam fitur transaksi finansial dalam satu aplikasi.

Pengguna bisa menikmati kemudahan kirim uang, isi saldo, tarik tunai tanpa biaya admin, hingga pembayaran QRIS di ratusan ribu merchant di seluruh Indonesia.

Fitur lengkap ShopeePay mencakup pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, pembelian pulsa dan paket data dengan harga lebih murah, serta transfer saldo ke e-wallet lain.

Pengguna juga bisa memanfaatkan SPayLater untuk transaksi fleksibel dan SPinjam untuk pengajuan dana tunai. Selain itu, tersedia layanan pesan makanan via ShopeeFood, asuransi kecelakaan diri gratis, dan pengiriman paket instan.

“Kami ingin ShopeePay menjadi solusi keuangan sehari-hari yang relevan bagi masyarakat Indonesia,” ujar Eka Nilam Dari, Director of Business and Partnership ShopeePay Indonesia.

Menurutnya, aplikasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan finansial yang semakin dinamis dengan pengalaman transaksi mudah dan aman.

Keamanan transaksi di ShopeePay dilengkapi dengan proteksi berlapis termasuk PIN dan OTP. Aplikasi ini juga menawarkan berbagai promo menarik seperti diskon, cashback, dan voucher eksklusif. Program “Serba Gratis” menghapus biaya admin untuk kirim uang, isi saldo, dan tarik tunai.

ShopeePay saat ini bisa digunakan di merchant offline seperti Indomaret, Alfamart, Point Coffee, Solaria, serta merchant online seperti Google Play, App Store, MyTelkomsel, dan Alfagift. Pengguna juga bisa menikmati promo eksklusif seperti cashback 30% untuk pembelian pulsa Telkomsel.

Aplikasi ShopeePay tersedia untuk diunduh di Google Play Store dan Apple App Store. Informasi promo terbaru bisa diikuti melalui Instagram resmi @shopeepay_id. (Icha)

Telkomsel dan WeTV Hadirkan Akses Langganan WeTV via Paket SIMPATI

0

Telko.id – Telkomsel menggandeng platform streaming WeTV untuk menghadirkan akses langganan gratis selama 30 hari melalui paket kartu perdana SIMPATI #TerbaikUntukmu.

Pelanggan cukup membeli kartu perdana seharga Rp35.000 di aplikasi MyTelkomsel dan memilih benefit SIMPATI Nonton untuk menikmati konten eksklusif WeTV.

Kartu perdana Paket SIMPATI Nonton WeTV ini dilengkapi kuota internet 3GB, 30 menit telepon, dan 30 SMS ke semua operator yang berlaku selama 30 hari.

Selain WeTV, pelanggan bisa memilih lima benefit lain seperti SIMPATI GameOn, Musik, Pintar, Aman, atau Belanja sesuai kebutuhan gaya hidup digital mereka.

Cara Klaim Akses WeTV

Berikut langkah klaim benefit Paket SIMPATI Nonton WeTV ini sebagai berikut:

  1. Buka tautan SMS setelah aktivasi atau akses menu “Pilih Keuntunganmu” di MyTelkomsel, lalu pilih WeTV.
  2. Klik “Beli Paket” dan “Bayar” hingga muncul notifikasi “Transaksi Berhasil”.
  3. Login ke aplikasi WeTV menggunakan nomor Telkomsel untuk mulai menonton.

Komitmen Hiburan Digital Terjangkau

Lesley Simpson, Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, menjelaskan, “Kolaborasi dengan WeTV memperkuat komitmen kami menyediakan hiburan digital inklusif. Pelanggan bisa menikmati konten premium tanpa biaya tambahan.”

Febriamy Hutapea, Country Head WeTV, menambahkan, “Kami ingin memudahkan akses konten original lokal, drama Tiongkok, dan hiburan Asia lainnya melalui kerja sama ini.”

Sebagai apresiasi, Telkomsel dan WeTV mengadakan meet and greet dengan boy group Thailand Next1de di Bandung pada 12 Juli 2025, dihadiri 300 pelanggan.

Inisiatif ini sejalan dengan strategi Telkomsel memperluas layanan digital, seperti paket bundling perangkat Samsung dan 24 benefit SIMPATI #TerbaikUntukmu. (Icha)

ATSI Kirim Surat ke Presiden Prabowo Minta Turunkan Biaya Regulasi

0

Telko.id – Industri telekomunikasi tidak sedang baik-baik saja. Terbukti, Asosiasi Penyelenggaraan Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) kembali mengirim kan surat ke Presiden. Jika dulu ke Presiden Joko Widodo, kali ini melayangkan surat untuk Presiden Prabowo.

Langkah ini dilakukan bersama APJII, Apjatel, dan Askalsi yang isi suratnya merupakan sebuah permohonan khusus untuk meminta peninjauan ulang beban biaya regulasi yang mencapai lebih dari 12% dari pendapatan operator.

Ketika era pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, pelaku industri telah mengirimkan surat serupa tanpa respon memadai. Kini, di bawah kepemimpinan baru, mereka kembali bersuara lantang.

“Industri telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Presiden sendiri ingin membangun pendidikan digital, tapi bagaimana mungkin tercapai jika industrinya terjepit?” tegas Marwan O. Baasir, Direktur Eksekutif ATSI saat ditemui Telko.id.

Biaya regulasi yang dimaksud mencakup BHP frekuensi dan kontribusi USO 1,25%—dua komponen yang dinilai terlalu berat di tengah gempuran layanan OTT (seperti Netflix atau Zoom) yang tak terbebani aturan serupa.

Padahal, menurut standar GSMA (asosiasi operator global), batas wajar biaya regulasi seharusnya di bawah 10%.

Dilema Regulasi vs Inovasi Digital

Persoalan ini ibarat lingkaran setan. Di satu sisi, pemerintah membutuhkan pendapatan dari sektor telekomunikasi untuk membangun infrastruktur. Di sisi lain, beban tinggi justru menghambat operator berinovasi atau menurunkan harga layanan.

“Kami ingin industri yang sehat dan kuat, tapi prinsip perpajakan harus dipertimbangkan ulang,” tambah Marwan.

Faktanya, tantangan tak hanya datang dari dalam negeri. Pelaku industri dalam Selular Award 2025 mengungkap, gempuran teknologi AI dan layanan digital asing semakin mempersempit margin keuntungan operator lokal.

Tanpa kebijakan yang mendukung industri telekomunikasi, bukan tidak mungkin Indonesia akan kehilangan daya saing di kancah global.

Harapan di Era Prabowo-Gibran

Surat tersebut bukan sekadar protes, melainkan warning keras dari industri telekomunikasi. Jika tak ada perubahan kebijakan, bisa dipastikan harga layanan telekomunikasi—termasuk paket data—akan semakin mahal.

Padahal, seperti diungkapkan dalam trend industri telco 2023, kebutuhan masyarakat akan konektivitas justru meningkat eksponensial pasca-pandemi.

Pertanyaannya kini: akankah Prabowo mendengarkan keluhan ini? Atau Indonesia akan terus terjebak dalam paradigma lama yang memandang telekomunikasi sebagai “sapi perah” ketimbang tulang punggung transformasi digital?.

Satu hal yang pasti: tanpa langkah nyata, mimpi pendidikan digital dan pemerataan internet cepat hanyalah utopia. Dan masyarakat—termasuk Anda—yang akan menanggung konsekuensinya melalui tagihan yang semakin membengkak. (Icha)

Pemerintah Rencanakan Pembatasan Panggilan WhatsApp, Apa Dampaknya?

0

Telko.id – Bayangkan, suatu hari Anda tidak bisa lagi melakukan panggilan suara atau video melalui WhatsApp. Hanya teks yang bisa dikirim.

Itulah skenario yang mungkin terjadi jika rencana pemerintah untuk membatasi layanan dasar telekomunikasi di aplikasi seperti WhatsApp, Skype, dan Facetime benar-benar diterapkan.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sedang mempertimbangkan aturan baru yang akan membatasi layanan panggilan berbasis Voice over Internet Protocol (VoIP).

Langkah ini bukan tanpa alasan. Denny Setiawan, Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Komdigi, menyebut Uni Emirat Arab sebagai contoh negara yang sudah menerapkan kebijakan serupa. Di sana, layanan teks WhatsApp tetap berjalan, tetapi panggilan suara dan video diblokir.

Lantas, mengapa pemerintah ingin membatasi layanan yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari jutaan orang ini?

Jawabannya terletak pada ketidakseimbangan kontribusi antara operator seluler dan penyedia layanan over-the-top (OTT) seperti WhatsApp dan Instagram.

Mengapa WhatsApp Call dan Video Call Jadi Sorotan?

Denny Setiawan menjelaskan bahwa operator seluler telah mengeluarkan biaya besar untuk membangun infrastruktur telekomunikasi.

Namun, penyedia layanan OTT seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook tidak berkontribusi secara finansial, meski menikmati keuntungan dari meningkatnya penggunaan internet.

“Sekarang kan nggak ada kontribusi dari teman-teman OTT itu, berdarah-darah yang bangun investasi itu operator seluler,” ujarnya.

ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia) juga mendukung langkah ini. Marwan O. Baasir, Direktur Eksekutif ATSI, mengatakan bahwa regulasi terhadap OTT diperlukan karena bisnis model mereka harus disesuaikan. “Dulu itu nyaris diwajibkan, sekarang kita dukung (aturan OTT),” ungkapnya.

Bagaimana Nasib Pengguna WhatsApp?

Meski rencana ini masih dalam tahap wacana, dampaknya bisa sangat luas. WhatsApp, yang selama ini menjadi andalan untuk komunikasi murah, mungkin tidak lagi bisa digunakan untuk panggilan suara atau video.

Namun, Denny menegaskan bahwa pemerintah akan mencari jalan tengah agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi. “Kita cari jalan tengah, bagaimana (memenuhi) layanan masyarakat, tetap butuh kan WA ini,” jelasnya.

Jika aturan ini benar-benar diterapkan, pengguna mungkin harus kembali mengandalkan layanan telepon tradisional atau beralih ke aplikasi lain yang belum terkena pembatasan.

Namun, seperti yang terjadi saat pembatasan akses WhatsApp selama demo 22 Mei, kebijakan ini bisa menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Selain itu, regulasi ini juga bisa memengaruhi penyebaran informasi. Seperti yang pernah dilakukan WhatsApp dengan membatasi fitur berbagi pesan untuk mengurangi hoax, pembatasan panggilan bisa berdampak pada cara orang berkomunikasi.

Proses Panjang Menuju Regulasi

Denny menegaskan bahwa rencana ini masih dalam tahap awal dan memerlukan diskusi panjang dengan berbagai pihak. “Masih wacana, masih diskusi,” ujarnya. Artinya, belum ada kepastian kapan atau apakah kebijakan ini benar-benar akan diterapkan.

Jika melihat pengalaman sebelumnya, seperti pembatasan akses WhatsApp dan Facebook di masa lalu, kebijakan semacam ini bisa berubah tergantung pada respons publik dan pertimbangan ekonomi.

Yang jelas, rencana ini membuka diskusi tentang bagaimana seharusnya pembagian keuntungan dalam ekosistem digital.

Di satu sisi, operator seluler merasa dirugikan karena harus menanggung biaya infrastruktur. Di sisi lain, pengguna mengandalkan layanan OTT untuk komunikasi yang terjangkau.

Apakah Indonesia akan mengikuti jejak Uni Emirat Arab? Ataukah akan ditemukan solusi lain yang lebih adil bagi semua pihak? Jawabannya masih harus menunggu hasil diskusi dan kajian lebih lanjut. (Icha)

Google Perkenalkan Fitur AI Baru di Search: Panggilan Bisnis Otomatis

Telko.id – Google secara resmi meluncurkan serangkaian fitur berbasis AI terbaru untuk layanan Search, termasuk kemampuan memanggil bisnis lokal secara otomatis.

Pembaruan ini ditujukan untuk pengguna langganan premium, dengan fokus pada efisiensi dan penelitian mendalam.

Fitur utama yang diperkenalkan adalah integrasi model Gemini 2.5 Pro dalam AI Mode. Model ini menawarkan kemampuan lebih canggih dibanding versi standar, seperti pemecahan masalah matematika, bantuan pemrograman, dan analisis kompleks. Pengguna dapat beralih antara asisten default dan Gemini 2.5 Pro melalui menu drop-down baru di Search.

AI mode Gemini models

Selain itu, Google memperluas akses ke fitur Deep Search, yang sebelumnya hanya tersedia untuk segelintir pengguna. Deep Search menggunakan Gemini 2.5 Pro untuk melakukan ratusan pencarian terkait, memindai web, dan menghasilkan ringkasan mendalam dengan sumber terpercaya.

Fitur ini ideal untuk riset mendalam seperti perencanaan karier atau analisis keuangan.

Fitur lain yang mencuri perhatian adalah panggilan bisnis otomatis. Ketika mencari layanan seperti “toko cuci kering terdekat” atau “salon hewan di daerah saya”, Google akan menawarkan opsi “Minta AI memeriksa harga”.

Sistem kemudian menghubungi bisnis tersebut untuk menanyakan harga dan ketersediaan, lalu menyajikan hasilnya dalam bentuk ringkasan.

Fitur ini saat ini tersedia untuk semua pengguna di AS, dengan batas penggunaan lebih tinggi bagi pelanggan Pro dan Ultra. Bisnis tetap memiliki kendali atas cara mereka dihubungi melalui pengaturan Business Profile.

Pembaruan ini menandai langkah Google dalam mengintegrasikan AI lebih dalam ke Search, mengubahnya dari sekadar mesin pencari menjadi asisten pribadi yang cerdas.

Meski beberapa fitur masih terbatas untuk pengguna berbayar, Google berencana memperluas akses secara bertahap. (Icha)

Samsung Galaxy Z Flip 7 Pakai Exynos 2500, Harga Tetap Stabil

Telko.id – Samsung resmi menggunakan chipset Exynos 2500 untuk Galaxy Z Flip 7, keputusan yang membuat harga ponsel lipat terbaru ini tetap stabil dibandingkan pendahulunya, Galaxy Z Flip 6.

Langkah ini kontras dengan Galaxy Z Fold 7 yang mengalami kenaikan harga signifikan karena menggunakan Snapdragon 8 Elite.

Exynos 2500 adalah chipset 3nm yang awalnya direncanakan untuk seri Galaxy S25. Namun, masalah produksi memaksa Samsung beralih ke Snapdragon 8 Elite untuk lini flagship-nya tahun ini.

Dengan memanfaatkan Exynos 2500 di Galaxy Z Flip 7, Samsung berhasil menekan biaya produksi tanpa mengurangi performa inti.

Samsung Galaxy Z Flip 7 phones face down

Menurut sumber internal, penggunaan chipset ini juga memungkinkan Samsung meluncurkan varian lebih terjangkau, Galaxy Z Flip 7 FE.

Langkah ini memperluas jangkauan pasar foldable yang sebelumnya didominasi harga premium.

Meski demikian, preferensi pengguna masih terbelah. Survei menunjukkan 50% responden kurang puas dengan Exynos, sementara 40% menerima asalkan harga tidak naik.

Performa historis Exynos yang kerap di bawah Snapdragon menjadi alasan utama.

Samsung saat ini fokus menyempurnakan Exynos 2600 berbasis 2nm untuk Galaxy S26. Kesuksesan produksi chip ini bisa menjadi kejutan harga positif mengingat Qualcomm dikabarkan akan menaikkan harga chipset mereka. (Icha)

Samsung Buka Kemungkinan S Pen Kembali di Galaxy Foldable Masa Depan

Telko.id – Samsung mengisyaratkan kemungkinan kembalinya S Pen pada perangkat foldable generasi mendatang.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kang Min-seok, Executive Director divisi MX (Mobile eXperience) Samsung, setelah perusahaan menghilangkan dukungan Samsung Pen ini di Galaxy Z Fold 7.

Kang menjelaskan bahwa keputusan menghilangkan Pen pada Fold 7 merupakan trade-off untuk membuat perangkat lebih tipis dan ringan.

“Saat ini, pelanggan tidak bisa mendapatkan keduanya: foldable yang ramping dan S Pen,” ujarnya dalam pernyataan resmi yang diterjemahkan dari sumber Korea.

Samsung Galaxy Z Fold 7 standing upright

Namun, Kang memberikan sinyal positif tentang masa depan Samsung Pen ini. Dia menegaskan bahwa Samsung terus berinovasi dan akan mempertimbangkan kembali kehadiran S Pen pada model foldable berikutnya, tergantung pada permintaan pasar.

Sebelumnya, Samsung telah menghapus fitur Bluetooth pada Pen untuk Galaxy S25 Ultra karena rendahnya tingkat penggunaan.

Galaxy Z Fold 7 sendiri telah menjadi lompatan besar dibandingkan pendahulunya, dengan desain yang lebih ramping dan performa ditingkatkan.

Menurut laporan internal, Samsung juga mempertimbangkan menghilangkan Samsung Pen dari Galaxy S26 Ultra untuk memberi ruang baterai lebih besar.

Kebijakan Samsung terhadap Pen ini menuai pro-kontra. Survei informal menunjukkan pembagian 50:50 antara pengguna yang lebih memilih foldable tipis tanpa Samsung Pen dan yang rela menerima perangkat lebih tebal dengan dukungan stylus.

Samsung Innovation Campus Batch 7 dan program Solve for Tomorrow 2025 menunjukkan komitmen perusahaan terhadap inovasi berkelanjutan.

Dengan catatan pendapatan kuartal pertama 2025 yang memecahkan rekor, Samsung memiliki sumber daya untuk mengeksplorasi berbagai opsi desain.

Keputusan akhir tentang nasib Samsung Pen ini kemungkinan akan didasarkan pada data penggunaan dan umpan balik pelanggan dalam beberapa bulan mendatang. (Icha)

Spesifikasi Kamera vivo X300 Pro Bocor, Gunakan Sensor Sony LYT-828

Telko.id – Spesifikasi kamera vivo X300 Pro baru saja bocor ke publik. Perangkat ini dikabarkan akan menggunakan sensor utama Sony LYT-828 beresolusi 50 MP dengan ukuran 1/1.3″.

Bocoran ini datang dari sumber terpercaya Digital Chat Station di Weibo.

Selain sensor utama, vivo X300 Pro juga akan dilengkapi dengan kamera ultrawide 50 MP dan kamera telephoto periskop 200 MP dengan sensor 1/1.4″.

Kamera telephoto ini disebut-sebut akan menggunakan teknologi coating baru untuk mengurangi lens flare. Performa perangkat akan didukung oleh chipset MediaTek Dimensity 9500.

Peluncuran vivo X300 Pro diperkirakan akan berlangsung sekitar Oktober 2025, mengikuti jejak pendahulunya, X200 Pro, yang dirilis pada Oktober 2024.

Namun, ada kemungkinan vivo mempercepat peluncuran mengingat chipset Dimensity 9500 dikabarkan akan diumumkan pada September.

Smartphone ini akan menjadi penerus dari X200 Pro yang sebelumnya mendapat respons positif dari pasar.

Jika bocoran ini akurat, vivo kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi di sektor fotografi smartphone.

Sebelumnya, Vivo V15 juga dikenal karena kamera selfie pop-up-nya yang inovatif.

Dengan spesifikasi kamera yang mumpuni, perangkat ini berpotensi bersaing dengan smartphone flagship lainnya di kelasnya, seperti Samsung Galaxy A70 yang juga menawarkan performa tangguh. Namun, harga dan tanggal rilis resmi masih perlu ditunggu dari vivo. (Icha)

Motorola Razr 2025 Edisi Swarovski: Ponsel Lipat Mewah dengan Kristal Eksklusif

Telko.id – Motorola kembali menghadirkan sentuhan mewah pada ponsel lipat terbarunya, Razr 2025. Kali ini, kolaborasi dengan merek perhiasan ternama Swarovski menghasilkan edisi terbatas yang dipenuhi kristal eksklusif.

Bocoran gambar yang beredar menunjukkan desain premium dengan pola kristal diagonal di panel belakang.

Menurut laporan dari YTECHB, Razr 2025 edisi Swarovski ini memiliki panel belakang bertekstur kulit atau kain yang dihiasi kristal kecil. Tiga kristal tambahan juga ditempatkan di atas layar sampul dekat engsel, menambah kesan eksklusif.

Desain ini mengingatkan pada aksesori mewah seperti tas tangan high-end, bukan perangkat elektronik biasa.

Motorola memang tidak asing dengan kolaborasi fesyen. Sebelumnya, mereka meluncurkan Razr 2025 dengan varian warna Pantone dan edisi Paris Hilton berwarna pink.

Belum lama ini, mereka juga merilis earphone Buds Loop dengan hiasan Swarovski.

Spesifikasi Tetap Tangguh

Meski tampil lebih mewah, Razr 2025 edisi Swarovski tetap mempertahankan spesifikasi andalannya. Ponsel ini dilengkapi layar lipat LTPO AMOLED 6,9 inci dengan refresh rate 120Hz dan layar sampul 3,6 inci.

Performanya didukung chipset MediaTek Dimensity 7400X, RAM hingga 12GB, dan penyimpanan 512GB.

Di sektor kamera, Motorola Razr 2025 edisi Swarovski ini kabar nya juga akan menyematkan sensor utama 50MP, lensa ultrawide 13MP, serta kamera depan 32MP.

Berbekal baterai berkapasitas 4.500mAh dengan dukungan pengisian daya 30W kabel dan 15W nirkabel membuat Motorola Razr 2025 Swarovski siap digunakan seharian.

Rencananya, ponsel ini akan dirilis pada 5 Agustus 2025. Harga resmi belum diumumkan, tetapi diprediksi lebih tinggi dari varian standar mengingat kolaborasi eksklusif ini.

Kabarnya, Motorola juga akan menyertakan update Android 16 untuk Razr 2025 di masa mendatang.

Kehadiran Razr 2025 edisi Swarovski semakin memanaskan persaingan di pasar ponsel lipat premium.

Sebelumnya, Apple juga dikabarkan sedang mengembangkan iPhone lipat dengan fitur canggih seperti kamera bawah layar. (Icha)