spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1705

Menapaki Mobile Broadband Bersama 4G LTE

0

Jakarta – Teknologi berkembang seiring berjalannya waktu. Tak  terkecuali sistem seluler. Dalam perjalanannya, sistem ini  telah berevolusi dalam empat fase utama atau generasi. Generasi pertama, atau teknologi 1G hanyalah transmisi analog untuk panggilan suara saja. Generasi kedua, atau 2G, memperkenalkan  transmisi digital dan menawarkan dukungan pertama untuk data, meskipun fokus utamanya masih pada panggilan suara. Saat itu, ponsel generasi kedua didasarkan pada salah satu dari dua standar, yakni GSM dan CDMA. Dengan kecepatan rata-rata jaringan 2G baik GSM maupun CDMA sekitar 9,6 Kbps, atau hampir sama dengan modem yang ada di era 90-an.

Di ranah GSM, sebuah standar yang disebut GPRS kemudian datang dengan menawarkan kemampuan transmisi data yang lebih baik. Tahapan ini dikenal sebagai 2.5G. GPRS lantas berkembang menjadi jaringan EDGE (kecepatan data sampai 400 kbps) yang masih digunakan oleh banyak ponsel saat ini. Sementara di dunia CDMA, 2.5G disebut sebagai 1XRTT, atau hanya 1X dan menjanjikan kecepatan download mulai dari 600 kbps sampai 1,4 Mbps.

Setelah itu, hadirlah generasi ketiga, atau 3G. Generasi  ini terbagi menjadi 2 standar yaitu W-CDMA atau biasa dikenal dengan UMTS dan CDMA EV-DO. Namun, karena teknologi 3G dianggap belum sempurna, maka teknologi 3,5G pun muncul. Teknologi ini merupakan penyempurnaan dari teknologi 3G, dengan  peningkatan transfer data yang lebih tinggi dibandingkan teknologi sebelumnya.

Tahap berikutnya, adalah 4G.

Apa itu 4G?

Kita telah mendengar banyak cerita tentang 4G LTE, khususnya selama beberapa tahun terakhir ini. Kita diberitahu bahwa 4G LTE  itu lebih cepat, 4G LTE itu bisa mengunduh lebih banyak file gambar, dan memungkinkan kita menonton film serta melakukan video-chat dimana pun dan kapan pun.

Well, semua orang telah mendengar klaim itu sebelumnya, tapi apakah sudah semua orang juga paham dengan apa arti 4G LTE sebenarnya?

4G LTE pada dasarnya terdiri dari dua kata yang masing-masing memiliki makna tersendiri. 4G berarti fourth-generation technology, yang umumnya mengacu pada pengembangan teknologi telepon seluler sebagai kelanjutan dari teknologi 3G (atau third generation), sementara LTE merupakan kependekan dari Long Term Evolution yang merupakan jenis dari teknologi 4G itu sendiri. Nama resmi dari teknologi 4G sendiri, menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah “3G and beyond.”

4G hadir untuk menawarkan pengguna mobile internet broadband yang tak  hanya berkali-kali lipat lebih cepat tetapi juga handal untuk perangkat seperti smartphone, tablet ataupun laptop. secara teori, 4G mampu memberikan kecepatan transfer data 100 megabit hingga 1 Gb per detik. Sebuah kecepatan yang mengesankan, bukan? Meski mungkin dalam kenyataannya tidak akan mungkin dicapai.

Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan pun dan dimana pun, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Namun sistem 4G ini masih membingungkan dan masih belum memiliki definisi yang formal. Ada yang  mengatakan bahwa 4G merupakan sistem yang berbasis IP terintegrasi penuh.

Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik hingga 1Gb/detik baik di dalam maupun di luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang dioperasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4 GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular.

Ada Apa Dibalik Teknologi 4G?

WiMAX vs LTE

wimax-vs-lteKita mengenal ada dua standar 4G yang telah dikembangkan dan digunakan di dunia saat ini, mereka adalah WiMAX dan LTE.

WiMAX, yang berdiri sebagai kependekan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access digunakan pertama kali di Indonesia pada 2010, namun jaringan WiMAX pertama diluncurkan di Korea Selatan pada tahun 2006.  Jaringan ini pada dasarnya masih memiliki hubungan keluarga dengan WiFi – dengan protocol 802.16e – yang kini mulai tergeser seiring adanya keterbatasan jarak. Konon, jangkauan WiMAX mencapai radius 30 mil. Sama seperti Wi-Fi yang bisa kita temukan pada ponsel CDMA maupun GSM, WiMAX pun bisa digunakan di kedua jaringan tersebut.

Sementara LTE – yang diluncurkan pertama kali di Swedia pada tahun 2009, merupakan sebuah standar komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk akses data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler maupun perangkat mobile lainnya.

Namun sayang, walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang ini konon belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. Pasalnya, LTE yang di tetapkan 3GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R,  salah satu dari tiga sektor (divisi atau unit) dari International Telecommunication Union (ITU) yang bertanggung jawab untuk komunikasi radio. Lain halnya dengan teknologi LTE Advanced, yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai teknologi 4G.

Secara teori, 4G LTE memang bisa dibilang lebih menjanjikan dibanding WiMAX. Selain kecepatannya lebih baik – disebut-sebut memiliki kecepatan download hingga 300Mbps dan upload 75 Mbps – implementasi 4G LTE juga diperkirakan akan lebih cepat  mengingat operator tidak perlu lagi membangun perangkat dari awal melainkan cukup dengan mengupgrade dari teknologi yang ada sebelumnya.

TDD LTE vs FDD LTE

Dua istilah ini adalah hal lainnya yang akan sering kita dengar ketika sedang membicarakan 4G. Secara garis besar, ini adalah teknik penyampaian atau pengaliran data dalam system komunikasi. Bedanya,  jika FDD yang merupakan kependekan dari Frequency Division Duplexing, mengalirkan data dengan menggunakan dua buah saluran frekuensi yang berbeda antara mengirim dan menerima, TDD kebalikannya.

Berdiri sebagai kependekan dari Time Division Duplexing, teknik ini menggunakan satu saluran frekuensi untuk mengirim dan menerima data, tapi dengan waktu yang berbeda. Keunggulan cara ini, karena pengiriman dan penerimaan data dilakukan dengan menggunakan satu saluran, maka kapasitas yang tersedia bisa menjadi lebih besar dibanding FDD.  Teknik ini juga sangat cocok untuk data yang dikirimkan secara asimetris, seperti browsing internet, video surveillance atau broadcast.

Saat ini, FDD LTE digunakan di banyak Negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Beberapa nama operator seperti  Telkomsel, XL, Indosat dan Tri tecatat menggunakannya. Sementara Smartfren memilih memadukan keduanya.

4G Di Indonesia

Smartfren-4G-LTE-AdvancedMeskipun 4G terbilang baru di Indonesia, namun teknologi 4G sendiri sebenarnya telah menjadi topik hangat di sekitar kita sejak beberapa tahun yang lalu.  Diawali dari uji coba jaringan 4G LTE yang dilakukan  Telkomsel dua tahun silam  – lebih tepatnya ketika berlangsungnya konferensi APEC di Bali pada bulan Oktober 2013 – kemudian disusul Bolt yang menyediakan Bolt Super 4G LTE pada bulan November 2013. Bedanya, jika Telkomsel mengoperasikan layanan 4G LTE mereka di frekuensi 1800 MHz, Bolt menerapkan teknologi Time Division Duplex (TDD-LTE) pada frekuensi 2300 MHz.

Jenis teknologi yang sama juga digunakan oleh Smartfren, yang baru-baru ini resmi menggelar layanan 4G LTE-nya di tanah air. Sebagai informasi, jaringan 4G LTE-Advanced Smartfren beroperasi di frekuensi 850 MHz dan 2.300 MHz. Hal ini konon membuat Smartfren tak hanya menggunakan  teknologi TDD (Time Division Duplex) semata, tetapi juga teknologi FDD (Frequency Division Duplex) pada frekuensi 850 MHz.

Ketiga operator yang tersisa, seperti XL, Indosat dan Tri juga telah lebih dulu menyusul Telkomsel untuk menyediakan layanan 4G LTE bagi pelanggannya.

Mengusung nama XL HotRod 4G LTE, XL Axiata melakukan ujicoba jaringan untuk pertama kalinya di Kota Kasablanka, Central Park, Euphoria Lounge Menara Prima, XL Xplor Senayan City dan Graha XL pada 28 Oktober 2014. Saat itu, kecepatan internet XL 4G LTE diklaim dapat mencapai 100 Mbps. Lain halnya dengan Indosat, yang datang dengan layanan bertajuk Indosat Super 4G LTE. Operator ini mengklaim dapat mencapai kecepatan 185 Mbps download dan 41 Mbps upload. Saat itu, Indosat melakukan ujicoba jaringan 4G LTE mereka di sekitar Monumen Nasional, Jakarta Pusat pada 20 November 2014 dengan menggunakan media BTS di atas Gedung kantornya.

Sementara Tri, yang baru akan mengkomersialkan layanan 4G LTE mereka akhir tahun ini, mengklaim memiliki kecepatan download 36 Mbps dan upload 8 Mbps – berkat pita lebar 5MHz yang mereka punya. Saat ini, 4G LTE yang dideklarasikan Tri di Banjarmasin  masih berupa trial untuk uji kelayakan operasi (ULO). Rencananya, pengguna baru akan bisa mencobanya setelah peluncuran komersil pada 23 November 2105 mendatang, atau setelah penataan frekuensi 1.800 selesai.

Susahnya Menggelar 4G

Tak ubahnya sebuah teknologi baru, yang umumnya membutuhkan kesiapan untuk bisa diterima, penerapan teknologi 4G di Indonesia pun tak luput dari berbagai kendala. Entah itu  yang berkaitan dengan investasi tambahan, upgrade peralatan dan software, hingga yang paling utama penataan ulang frekuensi.

Kembali ke awal tahun 2015, ketika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) resmi membuka layanan 4G LTE. Kala itu, ada kesan bahwa izin yang dikeluarkan Pemerrintah agak setengah hati. Pasalnya pemerintah memberikan ijin penggunaannya di spektrum 900 MHz yang hanya memberikan lebar pita maksimal 25 MHz saja untuk seluler. Penggunaan spektrum 900 MHz sebagai langkah awal penerapan 4G LTE ini sendiri mengundang banyak perdebatan, karena idealnya untuk menghadirkan layanan LTE yang optimal setidaknya operator harus memiliki 20 MHz di spektrum mana saja.

Indosat misalnya, untuk frekuensi 900 MHz ini mereka memiliki pita dengan lebar 10 MHz, sementara XL dan Telkomsel masing-masing memiliki 7,5. Itu artinya, operator hanya bisa menyediakan kapasitas sebesar 5 MHz saja. Akibatnya alokasi pita lebar masih seperempat dari lebar pita ideal dan kecepatannya baru bisa dirasakan maksimal sekitar 33-36 Mbps, itupun di tempat tertentu di saat jaringan sedang lengang.

Kabar baik, karena kemudian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meresmikan jaringan 4G LTE tahap kedua yang beroperasi di frekuensi 1.800 MHz. Keputusan ini disambut baik semua operator di tanah air, karena dipastikan akan memberikan kecepatan akses yang lebih baik, jika tidak bisa dibilang cepat, dibanding tahap satu.

Telkomsel

Telkomsel, dalam hal ini menjadi satu-satunya operator yang telah siap menggelar layanan 4G LTE di frekuensi 1.800 MHz secara komersial. Tak kurang 150 BTS 4G mereka siapkan untuk menyambut 4G tahap kedua, dan bahkan dioperasikan di hari pertama  peluncuran yang dilakukan di Makassar pada 6 Juli 2015 lalu. Operator yang memiliki lebih dari 1.000 BTS 4G ini mengklaim jaringan 4G mereka di kota Makassar memiliki kecepatan rata-rata 72 Mbps.

Indosat

Berbeda dengan Telkomsel yang memilih Makassar sebagai kota 4G pertamanya, Indosat memilih daerah Balikpapan untuk dijadikan daerah uji jaringan 4G. Selain refarming atau tata ulang frekuensi di 1.800 MHz yang telah selesai di beberapa kota di Kalimantan, alasan Indosat memilih kota Balikpapan adalah karena Indosat ingin kembali meraih kejayaan yang dulu pernah diraih di Kalimantan. Dengan sumber daya di pita lebar sebesar 20 MHz di frekuensi 1.800 MHz, Indosat mengklaim mampu menggelar jaringan 4G LTE rata-rata 90 Mbps sampai 100 Mbps. Bahkan, Indosat mengklaim bisa mencapai kecepatan hingga 185 Mbps.

XL Axiata

Perusahaan yang telah mengakuisisi Axis ini memilih Lombok untuk uji jaringan 4G pertama di Indonesia. Alasannya, terdapat lebih dari 85 persen pelanggan XL di daerah tersebut. Dengan jatah kanal 22,5 MHz di spektrum 1.800 MHz yang dimilikinya – setelah mengakuisisi Axis tahun lalu – XL memilih Lombok untuk uji jaringan 4G pertamanya di Indonesia. Alasannya sederhana, Lombok adalah kota XL, dengan lebih dari 85 persen penduduknya menjadi pelanggan operator tersebut.

Tri Indonesia

Memilih akhir tahun sebagai waktu komersialisasi layanan 4G LTE-nya, Hutchison 3 Indonesia memegang kanal seluas 10 MHz di frekuensi 1.800 MHz. Dari total kanal tersebut, setengahnya atau 5 MHz akan dialokasikan untuk implementasi 4G LTE.

Secara teori, dengan lebar 5 MHz yang dialokasikannya, pengguna bisa merasakan kecepatan download 36 Mbps dan upload 8 Mbps. Namun kecepatan asli yang diterima pengguna bisa saja bervariasi tergantung dari perangkat dan situs jaringan 4G LTE itu. Saat ini, Tri masih enggan untuk menyebutkan daerah mana saja yang akan merasakan layanan 4G LTE mereka. Tri mengaku masih menghitung-hitung harga yang terjangkau untuk jaringan 4G ini.

Smartfren

Meski agak tertinggal dibanding tiga operator GSM, yakni Telkomsel, XL, dan Indosat, yang telah lebih dulu mengkomersialkan layanan LTE mereka, namun Smartfren tampak percaya diri dengan teknologi 4G LTE-A yang diusungnya. Pasalnya, tak seperti 4G LTE yang hanya mampu menghasilkan kecepatan hingga 150 Mbps, LTE-A disebut-sebut bisa menawarkan kecepatan hingga 300 Mbps.

Selain itu, frekuensi untuk layanan Internet bergerak milik Smartfren Telecom pun berjalan di dua frekuensi berbeda, 2.300 Mhz dan 850 MHz. Pada frekuensi 2.300 MHz, Smartfren mempunyai sumber daya pita seluas 30 MHz, sementara di frekuensi 850 MHz ada pita seluas 10 MHz.

Di mana kita bisa mendapatkan jaringan 4G LTE?

Saat ini, 6 kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar, tercatat telah menikmati jaringan 4G LTE dari Telkomsel. Sementara Indosat, dengan program layanan Super 4G-LTE-nya telah berhasil mengunjungi Jakarta, Bandung, Yogyakarta,  Bali dan Balikpapan. Kota lain di Kalimantan disebut-sebut akan  menyusul setelahnya.

Tak jauh berbeda dengan kedua rekannya, XL dengan lebih dari 200 BTS 4G yang dimilikinya tak hanya menjangkau sejumlah area di kota kesayangannya, Lombok, XL juga berencana untuk mengoperasikan layanan 4G LTE 1.800 MHz mereka di Bandung, Surabaya, Denpasar, dan Jakarta. Itu belum termasuk beberapa kota yang sudah menggunakan frekuensi 900 MHz seperti Medan, Bogor, dan Yogyakarta.

Smartfren memilih kota Batam sebagai daerah pertama pengujian jaringan 4G miliknya. Kota tersebut dipilih karena sebelumnya Smartfren telah mempersiapkan perangkat smartphone 4G untuk pasar Sumatera terlebih dahulu.

Apa yang dibutuhkan untuk menikmati 4G?

4G LTE tahap dua telah resmi disahkan di Indonesia. Itu artinya, hanya tinggal menunggu waktu hingga Anda benar-benar bisa menikmati internet cepat ala teknologi generasi keempat.  Tapi tentu saja, ada hal-hal tertentu yang harus Anda penuhi untuk mewujudkan itu. Sebuah ekosistem yang memungkinkan kita menikmati layanan 4G secara optimal.

TKDNSmartphone

Ya, Anda akan membutuhkan smartphone baru di sini. Jadi, kecuali Anda memiliki iPhone 6, Sony Xperia Z LTE atau smartphone lainnya yang memiliki kemampuan 4G, smartphone yang Anda miliki sekarang tidak akan bekerja di jaringan 4G.

Lalu bagaimana jika di spesifikasi smartphone Anda tertulis 4G, apakah otomatis bisa beroperasi di jaringan 4G operator seluler tanah air? Belum tentu juga, karena smartphone 4G Anda bisa jadi tidak mendukung frekuensi yang sama dengan jaringan operator 4G operator seluler di Indonesia.

Untuk itu, pastikan untuk mengecek frekuensi yang di-support oleh smartphone 4G Anda. Misal, support dual band, 2100 MHz dan 1800 MHz. Atau support Tri-band, 2100 MHz, 1800 dan 900 MHz.

Di bawah ini adalah beberapa dari smartphone yang jaringan 4G di Indonesia:

  • Samsung Galaxy S5, Samsung Galaxy Alpha, Samsung Galaxy Tab S 8.4, Samsung Galaxy Tab S 10.5, Samsung Galaxy S6, Samsung Galaxy S6 Edge
  • LG G3, LG G2, LG Nexus 5, LG G Pad, LG G Flex, LG G Pro, LG G4
  • Sony Xperia Z3, Sony Xperia Z3 Compact, Sony Xperia Z3 Tablet, Sony Xperia M2 Aqua, Sony Xperia Z2, Sony Xperia Z1, Sony Xperia T3, Sony Xperia T2 Ultra, Sony Xperia M4 Aqua, Sony Xperia C3
  • HTC One M8
  • Huawei Ascend Mate 7, Huawei Ascend P7, Huwei Honor 6
  • Lumia 820, Lumia 920, Lumia 930, Lumia 1520, Lumia 640, Lumia 1020, Lumia 1320
  • Oppo N1 Mini, Oppo Find 7, Oppo Find 7a, Oppo N3, Oppo R5
  • Apple iPhone 5, Apple iPhone 5S, Apple iPhone 5C, Apple iPhone 6, Apple iPhone 6 Plus
  • BlackBerry Z10, BlackBerry Q5, BlackBerry Q10, BlackBerry Passport, BlackBerry Classic
  • Xiaomi Redmi 2, Xiaomi Mi4i
  • Lenovo K910, Lenovo K92, Lenovo Vibe X2
  • Wiko Ridge Fab 4G, Wiko Highway 4G, Wiko Pure 4G
  • Acer Liquid Z410, Acer Liquid X1
  • Bolt Powerphone E1, Polytron Zap 5, Sharp AQUOS Crstal, Asus ZenFone 2

Kartu SIM

4g-sim-cardsJika Anda berpikir bahwa smartphone adalah satu-satunya hal yang akan Anda butuhkan untuk bisa menikmati koneksi internet cepat ala 4G, Anda salah. Pasalnya, teknologi ini tak hanya membutuhkan smartphone yang bisa mendukung jaringannya, tetapi juga kartu SIM. Anda harus menggantinya dengan yang sesuai.

Bolt sebagai provider baru di tanah air menyediakan kartu SIM khusus yang hanya berlaku untuk modem dan smartphone khusus dari Bolt. Sementara XL, selain mewajibkan para pelanggannya untuk mengganti kartu SIM, juga mewajibkan pelanggannya untuk menggunakan paket data khusus 4G.

Telkomsel lain lagi, untuk bisa menikmati koneksi operator ini konon ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Pertama, kartu yang bisa ditukarkan adalah kartu yang berdomisili di Jakarta dan Bali. Kedua, pastikan Anda telah teregistrasi dengan identitas yang benar pada kartu Telkomsel yang sedang digunakan, karena saat penukaran kartu pihak Telkomsel akan memeriksa kesesuaian data yang Anda daftarkan dengan data KTP/SIM. Ketiga, pastikan smartphone yang Anda miliki mendukung teknologi 4G LTE, karena apabila tidak, smartphone Anda tidak akan mendapat sinyal sama sekali. Meskipun tidak ada jaminan bahwa setelah smartphone Anda mendukung 4G LTE akan mendapat koneksi 100 persen.

Internet of Things, Bawa Dunia ke Alam Maya

1

Jakarta – Bicara tentang Internet of Things, sebagian dari Anda mungkin akan dengan mudah menyimpulkan, bahwa ini pasti berkaitan dengan sesuatu, dalam hal ini benda, yang berhubungan dengan internet. Well, pengertian ini sebenarnya tidak salah, meski  tidak juga sepenuhnya benar. Pasalnya, Internet of Things tak hanya sekadar berkutat dengan komputer, tablet ataupun smartphone, ini jauh lebih besar dari itu. Internet of Things menggambarkan sebuah dunia di mana apa saja dapat dihubungkan dan berkomunikasi dengan cara yang cerdas. Dengan kata lain, dengan Internet of Things, dunia fisik menjadi salah satu sistem informasi yang besar.

Apa itu Internet of Things?

Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep komputasi yang menggambarkan masa depan dimana benda-benda fisik sehari-hari akan terhubung ke Internet dan dapat mengidentifikasi dirinya ke perangkat lain. Istilah ini erat diidentifikasi dengan RFID  (Radio Frequensi Identifity) sebagai metode komunikasi, meskipun dapat juga mencakup teknologi sensor lainnya, teknologi nirkabel atau kode QR.

IoT penting karena obyek yang dapat mewakili dirinya secara digital menjadi sesuatu yang lebih besar daripada obyek itu sendiri. Tidak lagi hanya sekadar apakah objek itu berhubungan dengan Anda, tetapi kini terhubung ke obyek dan pusat data di sekitar. Ketika banyak objek bertindak bersama-sama, mereka dikenal sebagai memiliki “kecerdasan ambien.” Singkat kata, segala sesuatu dalam hidup kita, mulai dari lampu jalan hingga pelabuhan, akan dibuat “pintar.”

Istilah Internet of Things pertama kali dicetuskan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT. Saat itu, Ashton menilai Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti yang pernah dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik.

Saat ini, penelitian pada Internet of Things masih dalam tahap perkembangan, sehingga tidak mengherankan jika definisi standar mengenai hal ini masih belum bisa benar-benar dirumuskan.  Selain dari apa yang dimaksud Ashton, Internet of Things juga memiliki banyak defenisi lainnya di luar sana.

Casagras (Coordination and support action for global RFID-related activities and standardisation), misalnya, mendefinisakan Internet of Things sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi.

Infrastruktur sendiri terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Ini juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.

Hal yang tak jauh berbeda digulirkan SAP (Systeme, Anwendungen und Produkte). Menurut perusahaan penyedia solusi dari Jerman ini, Internet of Things merupakan dunia dimana benda-benda fisik diintegrasikan ke dalam jaringan informasi secara berkesinambungan, dan di mana benda-benda fisik tersebut berperan aktif dalam proses bisnis. Layanan yang tersedia berinteraksi dengan ‘obyek pintar’ melalui Internet, mencari dan mengubah status mereka sesuai dengan setiap informasi yang dikaitkan, disamping memperhatikan masalah privasi dan keamanan.

Sementara ETP EPOSS, melihat Internet of Things sebagai jaringan yang dibentuk oleh hal-hal atau benda yang memiliki identitas, pada dunia maya yang beroperasi di ruang itu dengan menggunakan kecerdasan antarmuka untuk terhubung dan berkomunikasi dengan pengguna, konteks sosial dan lingkungan.

Things dalam Internet of Things

the-internet-of-thingsSeperti telah kami sebutkan sebelumnya, Internet of Things adalah sebuah konsep yang sangat global, yang defenisinya pun, hingga saat ini belum benar-benar bisa dirumuskan. Dan berbicara tentang Internet of Things, tak bisa hanya dengan mengungkit-ungkit soal komputer, tablet ataupun smartphone, ini jauh lebih  besar dari yang Anda bayangkan.

Things, dalam Internet of Things bisa berupa orang dengan monitor jantung implan, peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil dengan sensor built-in untuk mengingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah – atau objek alami atau buatan manusia  yang dapat diberi alamat IP dan dilengkapi dengan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan.

Sejauh ini, Internet of Things dikaitkan paling dekat dengan komunikasi mesin-ke-mesin (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, serta utilitas minyak dan gas. Produk yang dibangun dengan kemampuan komunikasi M2M sering disebut sebagai cerdas.

Bagaimana IoT Bekerja?

Internet of Things bekerja dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapapun.

Di sini, internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut.

Terdengar mudah, bukan? Tapi tentu saja bukan tanpa kesulitan. Tantangan terbesar dalam melakukan konfigurasi pada Internet of Things adalah menyusun jaringan komunikasi itu sendiri, dimana jaringan tersebut tak hanya terbilang kompleks, tetapi juga memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu, biaya yang mahal juga sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

Implementasi Internet of Things

20130522%20AMS-IX_infographic%20Internet%20of%20Things%20finalSeperti telah dikemukakan sebelumnya, Internet of Things mengacu pada pengidentifikasian suatu objek yang digambarkan secara virtual di Internet. Jadi dapat dikatakan bahwa Internet of Things adalah bagaimana suatu objek yang nyata di dunia ini digambarkan di dunia maya (Internet).

Samsung, dalam ajang IFA yang digelar di Berlin, Jerman beberapa waktu lalu mungkin hanyalah satu dari sekian banyak perusahaan yang menunjukkan bagaimana Internet of Things (IoT) sebagai sebuah visi menjadi nyata. Melalui ajang tahunan ini perusahaan asal Korea Selatan itu menampilkan berbagai perangkat baru yang terhubung satu sama lain. Bayangkan bagaimana  televisi di rumah Anda mati dengan sendirinya ketika Anda tanpa sengaja tertidur, atau bagaimana AC  menyesuaikan suhu untuk lingkungan tidur yang sempurna. Pun demikian dengan ketika Anda yang sedang diburu-buru waktu, hanya perlu menggunakan aplikasi di smartphone untuk membuat mesin cuci bekerja.

Tak hanya itu, bahkan Starbucks dalam beberapa tahun ke depan, dilaporkan berencana menghubungkan kulkas dan mesin kopi milik mereka dengan teknologi yang sama, Internet of Things. Dengan cara ini, mereka dapat meningkatkan pelayanan mereka dengan mengetahui apa saja yang lebih disukai konsumen, meramalkan kebutuhan stock barang (kopi,dan lain-lain), dan masih banyak lainnya yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan keuntungan.

Bisa dibayangkan bukan, apa jadinya ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan dilengkapi dengan alat pengidentifikasian? Semua bisa dikelola secara efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan beberapa teknologi lain, sebut saja “kode batang” (Barcode), Kode QR (QR Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID).

Teknologi…. 

  • Barcode

Barcode adalah sebuah kumpulan data optik yang dapat dibaca oleh alat pemindainya. Barcode atau kode batang awalnya digunakan untuk otomatisasi pemeriksaan barang di swalayan dan hingga saat ini barcode (tipe UPC (Universal Price Codes)) masih banyak digunakan untuk keperluan tersebut.

Alasannya sederhana, selain karena proses Input data lebih cepat, teknologi barcode juga  lebih tepat, lebih akurat dan hemat. Yang terakhir, dikarena teknologi ini dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data, dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang. Tentunya, dengan harga yang juga jauh lebih murah. Apalagi jika dibandingkan dengan RFID. Hal ini kemudian bermuara pada peningkatan Kinerja Manajemen, dimana dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen pun akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.

Prinsip kerja teknologi barcode juga terbilang sederhana, yakni cukup dengan mendekatkan barcode pada pemindainya, maka pemindai akan memancarkan cahaya dan mengidentifikasi informasi atau kode yang ada pada barcode tersebut.

  • QR Code

Kode QR atau lebih dikenal dengan sebutan QR Code (Quick Response Code) adalah sebuah barcode dua dimensi yang diciptakan untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan barcode, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, teknologi yang dikembangkan oleh Denso Wave – salah satu divisi pada Denso Corporation – ini mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal. Oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang.

Saat ini, QR Code banyak digunakan sebagai alat penaut fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL, nomer telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai penghubung secara cepat konten daring (dalam jaringan/online) dan konten luring (luar jaringan/offline).

Kehadiran kode ini memungkinkan semua orang berinteraksi dengan media yang ditempeli oleh kode QR, melalui ponsel secara efektif dan efisien. Semua orang juga dapat menghasilkan dan mencetak sendiri kode QR, sehingga orang lain dapat dengan mudah mengakses alamat URL ataupun segala informasi yang disimpan oleh kode QR tersebut .

  • RFID

RFID atau Identifikasi Frekuensi Radio (Radio Frequensi Identifity) merupakan salah satu teknologi implementasi dari Internet of Things. RFID adalah sebuah metode identifikasi secara otomatis dengan menggunakan suatu piranti yang disebut RFID tag atau transponder. Saat ini, RFID  sudah cukup banyak digunakan, dikarenakan kepraktisan dan efisiensinya dalam mendukung segala aktivitas kehidupan manusia. Entah itu pada sektor produksi, distribusi maupun konsumsi.

Alasannya, label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Sehingga memudahkan penggunanya untuk mendata (mengetahui jumlah maupun keberadaan atau lokasi) barang yang dimilikinya tersebut. Prinsip kerja RFID sangatlah sederhana yaitu RFIDtag (label RFID) memuat informasi dalam bentuk elektronik dan ketika bertemu dengan RFIDreadernya, informasi itu akan dikirimkan ke RFIDreader dalam bentuk gelombang radio (makanya disebut Radio Frequensi Identifity). Sehingga benda tersebut dapat teridentifikasi oleh RFIDreadernya.

Metode….

Metode yang digunakan oleh Internet of Things adalah nirkabel atau pengendalian secara otomatis tanpa mengenal jarak. Pengimplementasian Internet of Things sendiri biasanya selalu mengikuti keinginan si developer dalam mengembangkan sebuah aplikasi yang ia ciptakan, apabila aplikasinya itu diciptakan guna membantu monitoring sebuah ruangan maka pengimplementasian Internet of Things itu sendiri harus mengikuti alur diagram pemrograman mengenai sensor dalam sebuah rumah, berapa jauh jarak agar ruangan dapat dikontrol, dan kecepatan jaringan internet yang digunakan.

Perkembangan teknologi jaringan dan Internet seperti hadirnya IPv6, 4G, dan Wimax, dapat membantu pengimplementasian Internet of Things menjadi lebih optimal, dan memungkinkan jarak yang dapat di lewati menjadi semakin jauh, sehingga semakin memudahkan kita dalam mengontrol sesuatu.

Kenapa Internet of Things penting?

Banyak alasannya. Mungkin itu jawaban yang paling pas untuk menggambarkan betapa banyaknya manfaat yang mungkin saja kita dapatkan dari pengembangan teknologi ini. Selain mempermudah pekerjaan, Internet of Things juga memungkinkan kita mengerjakan sesuatu lebih cepat, dan efisien. Kita juga dapat  mendeteksi keberadaan pengguna. Tak peduli di mana pun dia berada. Ambil contoh  barcode yang tertera pada sebuah produk. Dengan barcode tersebut, bisa dilihat produk mana yang paling banyak terjual dan produk mana yang kurang diminati.

Selain itu, dengan barcode kita juga bisa memprediksi produk yang stoknya harus ditambah atau dikurangi. Jadi tidak perlu lagi susah – susah menghitung secara manual. Contoh lain adalah ketika kita bepergian ke sebuah negara seperti misalnya Singapura. Jika kita ingin  menggunakan transportasi umum seperti MRT atau bis, kita cukup menggunakan atau membeli sebuah kartu. Kartu ini biasanya digunakan oleh para wisatawan sebagai pengganti uang untuk membayar jasa transportasi yang telah digunakan. Sementara warga setempat menggunakan kartu tanpa pengenal atau kartu pelajar sebagai alat membayarnya. Cara ini lebih efisien dan cepat ketimbang kita harus menggunakan uang tunai. Belum lagi jika kita harus menunggu uang kembalian. Hmm…  kabar baik karena kita di sini juga mulai perlahan menerapkan hal serupa di TransJakarta. (IF/HZ)

Fiber Optic, Urat Nadi Jaringan Internet

0

Jakarta – Bagi anda yang sering bergelut di bidang industri TI pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah Fiber Optic. Namun buat sebagian orang, istilah ini masih di anggap tabu dan tidak jarang mereka mengartikannya dengan keliru.

Sebenarnya, saat ini sudah ada rumah-rumah yang mengadopsi teknologi fiber optic ini. Melalui peran beberapa operator, jalur fiber optic sudah sampai di kawasan perumahan dan memiliki kecepatan internet hingga 20mbps.

Nah, sebetulnya apa sih fiber optic tersebut?

Fiber Optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah dari sinar laser atau LED.

Sekitar 20 tahun yang lalu, kabel fiber optik telah mengambil alih dan mengubah wajah teknologi industri telepon jarak jauh maupun industri automasi dengan pengontrolan jarak jauh. Serat optik juga memberikan peranan besar membuat Internet dapat digunakan di seluruh dunia.

Pada tahun 1997 fiber optic menghubungkan seluruh dunia, Fiber-Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.

Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi fiber optic sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Cara Kerja Fiber Optik

Pada prinsipnya fiber optic memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat di dalamnya. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh fiber optic.

Untuk mengirimkan percakapan-percakapan telepon atau internet melalui fiber optic, sinyal analog dirubah menjadi sinyal digital. Sebuah laser transmitter pada salah satu ujung kabel melakukan on/off untuk mengirimkan setiap bit sinyal. System fiber optic modern dengan single laser bisa mentransmitkan jutaan bit/second. Atau bisa dikatakan laser transmitter on dan off jutaan kali /second.

Sebuah kabel fiber optic terbuat dari serat kaca murni, sehingga meski panjangnya berkilo-kilo meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung ke ujung lainnya.

Kelebihan Fiber Optik

  1. Bandwidth sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan.
  2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih tinggi.
  3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang.
  4. Kebal terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio.
  5. Tidak ada tenaga listrik dan percikan api.
  6. Tidak berkarat.

Kekurangan Fiber Optik

  1. Beberapa faktor membatasi efektivitas kabel FO. Selain instalasinya yang mahal, sistem ini mungkin sinyalnya kurang kuat, hal ini disebabkan karena faktor fisik ataupun material.
  2. Dispersi dapat mempengaruhi volume informasi yang dapat diakomodasi.
  3. Tidak seperti halnya dengan kawat atau plastik, fiber juga lebih sulit untuk disambung.
  4. Sambungan akhir dari kabel fiber harus benar-benar akurat untuk menghindari transmisi yang tidak jelas.
  5. Komponen FO mahal dan membutuhkan biaya ekstra dalam pengaplikasian yang lebih spesifik.

Saat ini teknologi fiber optic telah diimplementasikan di kota-kota besar di Indonesia. Dan semakin banyak perkembangan pada sistem dari pita serat ini. Sistem terbaru transmitter laser dapat mentransmitkan warna-warna yang berbeda untuk mengirimkan beragam sinyal digital dalam fiber optic yang sama sehingga jumlah data yang dikirim akan semakin besar berkali lipat. (AK/HZ)

Infrastructure Sharing, Solusi Efisien Untuk Data dan Voice

0

Jakarta – Menkominfo Rudiantara mengungkapkan akan melakukan hal apapun untuk memberikan efisiensi pada industri telekomunikasi di Indonesia.

Hal ini nampaknya mengarah pada Infrastructure Sharing yang saat ini sedang digodok oleh Kominfo bersama para Operator seluler di Indonesia.

Ini senada dengan ucapan ketua umum Mastel beberapa waktu lalu, menurutnya industri telekomunikasi memang harus efisien dalam memberikan layanan kepada pelanggan.

“Kita tarik lebih jauh apakah sharing pada perangkat akan lebih hemat, dan saat ini kita sedang berbicara dengan para operator mengenai hal ini,” Ungkap Rudiantara saat ditemui pada peresmian Internet Society chapter Indonesia.

infratruktur sharing yang bisa dilakukan oleh para operator diantaranya adalah para operator bisa berbagi tower, sehingga tiap pihak tidak perlu membangun sendiri. Selain itu, para operator bisa mengembangkan penanaman kabel optik secara bersama.

Menkominfo menyebutkan, seharusnya akhir tahun ini hal tersebut bisa terealisasi. Beliau juga menambahkan semua inisiatif untuk efisiensi pada industri Telko di Indonesia akan diupayakan.

Dengan terealisasinya hal ini, di harapkan para konsumen bisa mendapatkan tarif telpon, sms serta internet dengan lebih murah. (AK/HZ)

Domain .id Tembus Angka 147 Ribu Pengguna

0

Jakarta – Domain .id adalah nama domain resmi milik Indonesia. Nama domain ini sejatinya memiliki nama yang cukup bagus yakni, id dan sangat identik dengan kata identitas. Namun, .id sendiri mengartikan inisial dari nama negara Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, beberapa waktu lalu pernah menargetkan sejuta domain .id, hal ini sungguh menjadikan sebuah PR untuk Andi Budiman selaku ketua Pengelola Nama Domain Indonesia.

“saat ini nama domain .id sudah menyentuh angka 147.630 pengguna. Sementara target sejuta nama domain .id pada tahun 2017 mendatang,” sebut Andi Budiman.

Sebagai informasi, untuk biaya pertahun dari domain.id sendiri adalah Rp.500.000,- harga tersebut nampaknya akan diturunkan namun Andi belum memastikan kapan harga tersebut akan turun.

“tentu nya jika banyak yang mendaftar harga akan kami turunkan,” jelas Andi.

Di singgung mengenai sosialisasi, Pengelola Nama Domain Indonesia atau PANDI bersama Kominfo telah melakukan sosialisasi di beberapa kota seperti, Jakarta, Jogjakarta, Bandung, Surabaya dan pada akhir bulan ini akan melakukan sosialisasi di kota Makassar. Mengenai sasarannya, Andi menyebut akan lebih berkonsentrasi pada sektor UKM namun tidak semua UKM bisa di online kan.

Sampai saat ini, penetrasi penggunaan nama domain .id sendiri masih di dominasi oleh .co.id dengan menyumbang sekitar 46 % dari jumlah keseluruhan.

Berikut daftar 5 besar penggunaan domain.id

  • Co.id = 64.744 pengguna
  • Anything.id = 16.977 pengguna
  • Web.id = 24.117 pengguna
  • Sch.id =14.887 pengguna
  • My.id = 9522 pengguna

Sebenarnya ada 12 nama domain .id yang sudah ada, namun ada satu nama domain yang baru berlangsung pada tahap uji coba yaitu ponpes.id

Sementara untuk target .id sendiri, PANDI menargetkan 3000 pengguna tiap bulannya dan jika memang target tersebut tercapai maka pada akhir tahun nanti jumlah pengguna domain .id telah mencapai 160.000 pengguna. (AK/HZ)

Internet Society Resmi Meluncur di Indonesia

0

Jakarta – Internet Society atau ISOC akhirnya meresmikan chapter Indonesia. Peresmian ini di hadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara serta perwakilan dari beberapa Stakeholder seperti PANDI dan ID SIRTII.

ISOC sendiri merupakan sumber informasi dan pemikiran yang independen dan terpercaya dari seluruh dunia. ISOC juga merupakan sebuah organisasi yang menaungi IETF (Internet Enginering Task Force).

Internet Society juga mengajak para pengguna Internet, Perusahaan serta para pemangku kepentingan untuk melakukan sebuah dialog terbuka mengenai kebijakan, teknologi serta masa depan internet. ISOC Indonesia juga bekerja sama dengan seluruh chapter di Dunia untuk memungkinkan evolusi dan pertumbuhan internet yang berkelanjutan untuk semua penggunanya.

Internet Society sejatinya juga memiliki lima regional yakni, Asia, Amerika, Timur Tengah dan Eropa. Organisasi ini lahir pada tahun 1992 yang bertujuan untuk melakukan perkembangan dan evolusi bagi perkembangan internet yang tentunya akan sangat berguna bagi masyarakat luas.

Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika pada opening speechnya (7/9)  mengungkapkan bahwa Internet Society chapter Indonesia akan lebih memperkaya informasi akan perkembangan internet di Indonesia.

Beliau juga menambahkan, “ISOC harus menjadi organisasi yang merepresentasikan pemangku kepentingan, dan harus memberikan manfaat pada stakeholder nya serta stakeholder lain dan tentunya masyarakat luas,” tuturnya.

Kegiatan di Jakarta ini akan  memfokuskan diri untuk mengidentifikasi stake holder yang relevan, rangka kerja lokal dan internasional, kebijakan dan implikasi sosial dari ancaman keamanan online. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengatasi masalah spesifik dan berkaitan dengan stakeholder lokal. (AK/HZ)

Gandeng Twitter, Indosat Kenalkan Layanan #TwitBuy

0

JAKARTA – Twitter menghadirkan sebuah fitur yang memungkinkan penggunanya untuk membeli sesuatu secara online. Sebenarnya ini bukan lagi kabar baru. Namun tidak demikian dengan kabar berikut ini. Ya, menggandeng Indosat, Twitter hari ini secara resmi meluncurkan Indosat #TwitBuy, sebuah layanan yang dirancang khusus bagi 68 juta pelanggan Indosat untuk memberikan kemudahan dalam melakukan pembelian paket-paket menarik Indosat melalui Twitter.

Layanan ini diharapkan akan mempermudah akses pembelian paket Internet, paket Telepon dan paket SMS Indosat; tidak hanya melalui USSD, SMS, dan Aplikasi INSTANT; tetapi juga melalui Twitter.

Caranya mudah saja, untuk dapat melakukan pembelian paket via layanan ini, pelanggan hanya perlu memiliki pulsa yang cukup untuk melakukan pembelian paket yang diinginkan.

“Sebagai perusahaan telekomunikasi pertama di regional Asia Pasifik, yang menyediakan layanan inovatif akses pembelian paket via Twitter, kami sangat gembira dapat bermitra dengan Twitter dalam memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan. Para pelanggan Indosat kini dapat dengan mudah melakukan pembelian paket-paket menarik Indosat secara langsung dalam keseharian menggunakan Twitter,” demikian disampaikan Prashant Gokarn, Chief of Digital Services Officer Indosat dalam keterangan tertulisnya, (7/9/2015).

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan Arvinder Gujral, Director Business Development, Twitter Asia Pacific. Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu pasar mobile dan media sosial terbesar di dunia.

“Twitter sangat senang bermitra dengan Indosat untuk menggunakan platform media sosial kami guna meningkatkan layanan pelanggan serta consumer engagement. Twitter adalah bagian integral dari masyarakat Indonesia saat ini dan #TwitBuy merupakan sebuah inovasi yang akan membuat hidup para pengguna kami lebih mudah dan nyaman, sambil menikmati layanan dari Indosat,” ungkapnya.

Untuk dapat menikmati layanan ini, pelanggan Indosat harus mengakses layanan #TwitBuy dengan cara mengikuti akun Twitter resmi Indosat yaitu @indosatmania dan mengirimkan DM #twitbuy ke @indosatmania. Selanjutnya, pelanggan dapat mengikuti instruksi autentikasi yang dikirimkan oleh @indosatmania melalui DM.

Untuk lebih jelasnya, berikut cara menggunakan Indosat #TwitBuy

  1. Ikuti akun Twitter resmi Indosat yaitu @indosatmania atau kirimkan Direct Message #twitbuy ke @indosatmania (bagi yang sudah mengikuti @indosatmania).
  2. @indosatmania akan mengirimkan sebuah DM berisi instruksi proses registrasi untuk menggunakan Indosat #TwitBuy
  3. Ikuti proses registrasi tersebut sesuai instruksi yang dikirimkan via DM, dan setelahnya Indosat #TwitBuy siap digunakan.

Rampung Oktober, Aturan TKDN Tak Wajibkan Bikin Pabrik

0

JAKARTA – Dalam acara forum diskusi yang digelar di Kementrian Komunikasi dan Informatika hari ini, (7/9/2015), Menkominfo Rudiantara mengungkapkan mengenai aturan TKDN, yang diakuinya akan segera rampung dalam waktu dekat. Oktober lebih tepatnya. Demikian diutas menteri yang akrab disapa Chief RA ini.

TKDN sendiri, seperti diketahui, merupakan sebuah peraturan yang mengharuskan produk ponsel dan perangkat jaringan berteknologi generasi keempat (4G) memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 30%. Tujuannya, menumbuhkan industri komponen hardware dan software dalam smartphone di tengah gempuran vendor asing. Tiga kementerian pun terlibat dalam merancang aturan ini, meliputi Kementerian Komuniksi dan Informatika (Kemenkominfo), Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.

“Mengenai minimum 30% itu saya sudah bicara dengan Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan, dan itu harus kita selesaikan bulan Oktober ini. Di mana akan keluar keputusan tiga Menteri. Apakah akan berupa surat edaran atau semacamnya, untuk penjabaran 30% itu, yang pasti fokusnya adalah kepada non hardware,” ungkap Rudiantara.

Non harware di sini, seperti ditambahkan Rudi lagi, lebih mengacu kepada komponen kreatif, seperti katakan saja software, desain, aplikasi, hingga mungkin saja sistem operasi.

“Kalau desain house-nya di sini, pabriknya di luar negeri pun mereka harus tetap bayar royalti ke Indonesia. Itu value bagi kita. Tentunya kalau pabriknya di sini kita lebih senang. Tapikan kita harus realistis,” imbuhnya

Menurut rencana, aturan TKDN untuk smartphone 4G LTE akan berlaku pada awal 2017 dan di tahun ini aturan tersebut bakal diuji publik. Jika sebuah smartphone 4G tidak memenuhi syarat persentase TKDN yang telah ditentukan, maka vendor yang bersangkutan tidak dapat mengimpor produk ke Indonesia. [IF]

Rupiah Melemah, Industri Telekomunikasi Masih Aman

1

JAKARTA – Melemahnya nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat tak bisa dipungkiri telah berimbas pada stabilitas perekonomian Indonesia. Sejumlah sektor industri di tanah air pun terpukul. Tak terkecuali industri Teknologi Informasi dan Komunikasi. Namun, seperti diakui ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI), Alexander Rusli, pegaruhnya lebih bersifat jangka panjang.

Salah satu alasannya, seperti diungkapkan Alex, adalah dikarenakan investasi yang dilakukan di industri telekomunikasi biasanya tidak langsung terasa di tahun yang sama dengan ketika investasi itu baru dimulai, melainkan baru terasa pada tahun-tahun berikutnya.

“Jadi kalau dibilang ada pengaruh jangka pendek, itu memang tidak ada. Namun jangka panjang pasti. Mungkin 1,5 atau 2 tahun ke depan,” katanya dalam acara Focus Group Discussion “Industri Telko di Tengah Turbulensi Mata Uang” yang diadakan di Kementrian Komunikasi dan Informasi, Jakarta hari ini (7/9/2015).

Hal yang tak jauh berbeda diakui Henri Saparini. Ekonom ECONIT ini bahkan menganjurkan pada para pelaku industri telekomunikasi agar menyiapkan diri untuk jangka panjang.

“Jadi berpikirnya jangan jangka pendek lagi, tetapi sebaliknya. Karena industri ini adalah industri dengan pertumbuhan yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Henri menyebutkan, dari sisi sektoral saja industri Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia masih tumbuh di atas 9 persen, sementara dari segi investasi termasuk yang pertumbuhannya paling tinggi.

“Dengan adanya pelemahan nilai tukar rupiah ini, revenue di TIK kemungkinan masih naik, namun tidak demikian dengan nett profit,” pungkasnya, seraya menyebut ongkos produksi yang meningkat sebagai alasan. [IF]

Penetrasi Smartphone 4G Capai 59% Pada Q4 2015

0

JAKARTA – Menurut data penjualan smartphone global yang dirilis Gfk baru-baru ini, lebih dari 50% smartphone yang dijual di Q1 2015 adalah smartphone dengan kemampuan 4G. Dan dengan operator utama meluncurkan layanan 4G di Indonesia pada awal bulan lalu, serta India pada awal bulan ini, 4G kini bisa dikatakan telah tersedia di semua negara kunci.

GfK memperkirakan penetrasi smartphone 4G akan terus tumbuh pada tahun 2015, mencapai 59% pada kuartal keempat.

Di Indonesia sendiri, pertumbuhan smartphone diharapkan akan dibantu oleh perkembangan jaringan 4G. Di Q1 2015, penetrasi 4G di Indonesia berada jauh di bawah rata-rata global, yakni 7% (atau 3% lebih tinggi dari India yang berada di angka 4%). Menurut Gfk, pangsa 4G di tanah air akan meningkat menjadi 10% pada akhir 2015.

Guntur Sanjoyo, Managing Director GfK Indonesia mengungkapkan, “Secara umum pertumbuhan pasar smartphone 4G diawali dengan mulai dibangunnya jaringan 4G di Indonesia oleh Top 3 operator sejak akhir tahun lalu. Meskipun smartphone berbasis 4G sendiri sebenarnya telah ada di pasar Indonesia sebelum itu. Sejak saat itu, komunikasi yang cukup intens dilakukan oleh para operator melalui bermacam campaign di berbagai media untuk mensosialisasikan jaringan 4G di masyarakat.”

Dan kampanye sejumlah operator di berbagai media ini pun tampaknya tak menjadi satu-satunya pendorong. Semaraknya komunikasi 4G yang dilakukan operator juga diikuti dengan masuknya produk-produk smartphone berbasis 4G dari berbagai merek.

Saat ini, seperti diutarakan Guntur lagi, sudah tersedia lebih dari 100 model smartphone dari berbagai merek yang disertai dengan kemampuan 4G di Indonesia. “Walaupun demikian, saat ini lebih dari 90% penjualan smartphone 4G terfokus di kota besar saja,” katanya.

Pada akhir tahun 2015, Gfk memperkirakan smartphone dengan basis 4G akan memberikan kontribusi sebesar 15% – 20% dari total unit penjualan smartphone di Indonesia jika dapat disertai dengan penambahan variasi jumlah model smartphone 4G di segment menengah.

“Jelas ke depannya smartphone berbasis 4G akan mendominasi pasar seiring penurunan porsi teknologi yang ada dibawahnya, walaupun kami percaya bahwa hal ini tidak akan terjadi dengan instant,” ungkap Guntur.

Sebagai contoh, walaupun kita melihat percepatan pertumbuhan smartphone yang fenomenal di Indonesia, namun GfK memperkirakan bahwa ponsel non smartphone (Feature Phone) masih akan memberikan kontribusi yang cukup besar, yakni sekitar 35% dari total unit penjulan ponsel di tanah air.

Asia Tenggara Terus Tumbuh

Pertumbuhan penjualan smartphone boleh saja menyusut di seluruh dunia tapi tidak demikian dengan di Asia Tenggara. Menurut data GfK, wilayah ini unjuk gigi dengan penjualan regional tumbuh 9% menjadi hampir 40 juta unit untuk semester pertama tahun ini.

Angka yang disebutkan GfK ini menunjukkan bahwa telah terjadi lonjakan permintaan, sekitar 3,2 juta smartphone dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

Secara total, pertumbuhan pasar smartphone di Asia Tenggara menghasilkan lebih dari USD 8 miliar dalam penjualan untuk periode enam bulan.

Penjualan smartphone meningkat dari tahun ke tahun di setiap pasar utama, kecuali Singapura dan Malaysia. Pasar smartphone terbesar di kawasan itu adalah Indonesia, di mana volume penjualan melonjak menjadi 14,9 juta, diikuti Thailand (6,6 juta) dan Vietnam (6 juta).

Vietnam juga merupakan pasar dengan pertumbuhan paling cepat, dengan permintaan naik 27%, disusul Thailand di tempat kedua dengan 13% dan Filipina di urutan ketiga dengan 10%. [IF]