spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1690

Kecepatan Broadband di Uni Eropa Tak Sesuai yang Dijanjikan

0

Jakarta – Pelanggan broadband di Uni Eropa hanya mendapatkan 75 persen dari kecepatan download yang diiklankan, meskipun harga broadband terus menurun di seluruh benua. Ini hanya dua dari tiga temuan studi pada kecepatan broadband, harga dan cakupan yang diterbitkan oleh Komisi Eropa belum lama ini.

Menurut Telecompaper, Jumat (23/10), laporan pertama untuk kecepatan broadband di semua negara Uni Eropa ditambah Islandia dan Norwegia meliputi angka yang diperbarui untuk Oktober 2014. Di sini ditunjukkan bahwa rata-rata kecepatan broadband di Eropa tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan, dengan angka 75 persen sama seperti yang diposting di 2013. Meskipun investasi di jaringan broadband dilakukan terus menerus, yang menaikkan rata-rata kecepatan download yang sebenarnya secara signifikan dari 30 Mbps di 2013 menjadi 38 Mbps pada tahun 2014.

Studi ini juga menunjukkan bahwa perbedaan lebih kecil di kabel (86,5 persen dari headline kecepatan download yang diiklankan) dan FTTx (83 persen) dibandingkan DSL (63,3 persen). Selain itu, kecepatan download yang sebenarnya di Eropa tetap lebih tinggi daripada di AS, dengan layanan xDSL rata-rata 8.27 Mbps di Eropa dan 7.67 Mbps di AS. Sementara untuk layanan kabel dan FTTx, di Eropa rata-rata 66,57 Mbps dan 53,09 Mbps, di AS 25,48 Mbps dan 41,35 Mbps.

Studi kedua, terkait harga eceran broadband hingga Februari 2015, ditemukan bahwa harga broadband di EU28 turun sekitar 12 persen antara tahun 2012 dan 2015, dengan tawaran harga masuk akal untuk kecepatan 12 hingga 30 Mbps.

Namun, laporan ini menunjukkan bahwa harga secara signifikan bervariasi dan bisa sampai 300 persen lebih tinggi untuk layanan serupa tergantung pada lokasi. Secara umum, negara-negara Uni Eropa lebih murah daripada AS untuk broadband di atas 12 Mbps, sementara Korea Selatan dan Jepang lebih murah daripada EU28 untuk broadband di atas 30 Mbps.

Studi pada cakupan broadband juga menemukan bahwa lebih dari 216 juta rumah tangga di Uni Eropa (99,4 persen dari total) memiliki akses ke setidaknya satu teknologi broadband tetap atau mobile pada akhir 2014 (tidak termasuk satelit).

Penetrasi broadband mobile 4G kecepatan tinggi meningkat dari 59,1 persen pada 2013 menjadi 79,4 persen pada tahun 2014. Teknologi Next Generation Access (NGA) – mampu memberikan setidaknya 30 Mbps – tersedia di 68,1 persen rumah, naik dari 61,9 persen tahun lalu.

Begini Implementasi Internet of Things di Industri Hiburan

0

Jakarta – Internet of Things, tak bisa dipungkiri lagi telah menjadi daya tarik tersendiri bagi sejumlah sektor industri di luar sana. Tak hanya mereka yang berkutat dalam industri teknologi saja yang ingin mengimplementasinya dalam kehidupan nyata, tetapi juga fashion dan hiburan.

WME-IMG, misalnya, perusahaan entertainment yang berbasis di Amerika Serikat ini bahkan mengumumkan usaha patungannya dengan AGT Internasional untuk mengembangkan pengalaman fisik berbasis aplikasi untuk peserta dari banyak acara live yang mereka hasilkan.

“Internet of Things” digambarkan sebagai harmonisasi digital dari segala sesuatu yang disentuh, sebagai contoh sebuah perangkat yang mampu menyalakan oven saat pengguna sedang bekerja, membersihkan lantai si pengguna, mengunci pintu dari lokasi terpencil,  mengendarai kendaraan mereka dan banyak lagi.

Kemitraan baru AGT ini akan menawarkan platform yang terhubung dengan konsumen pada sebelum, selama dan setelah acara berlangsung.

Dilansir dari Thewrap (23/10), sebuah tweet akan memberitahu pengguna seberapa cepat jantungnya berdenyut sebelum ia mulai memasuki arena konser. Data tersebut memungkinkan pihak penyelenggara untuk memberikan promosi dan hadiah sesuai keadaan yang ada.

Bukan hanya itu, para penghibur di panggung juga akan mengetahui kapan kiranya para penonton akan ke kamar mandi, dan kapan waktu yang tepat bagi mereka untuk beristirahat.

“Perusahaan consumer dan hiburan telah mengumpulkan wawasan selama bertahun-tahun, tetapi sangat sedikit dari klien dan mitra kami memiliki akses ke analisis data yang memungkinkan mereka untuk bertindak tepat dalam memberikan konten yang relevan dan pengalaman yang lebih baik untuk penonton mereka,” ungkap Ariel Emanuel, Co-CEO WME-IMG.

Ia juga menambahkan bahwa kerjasama dengan AGT ini menandai pergeseran sebuah paradigma yang mengakui bahwa teknologi IoT dan ilmu data fundamental akan mengubah cara orang dalam menikmati acara live, serta bagaimana mereka mengkonsumsi berbagi konten yang penting bagi mereka.

Sebagai permulaan, implementasi dari teknologi ini akan dimulai pada kanal olahraga, fashion dan acara kuliner tahun ini. [AK/IF]

China Unicom Terus Ditinggalkan Pelanggannya

0

Jakarta – Penurunan jumlah pelanggan tampaknya tak hanya dialami oleh operator dalam negeri. Di China, China Unicom juga dikabarkan mengalami nasib serupa. Operator seluler terbesar kedua di China ini kehilangan 287.000 pelanggan selulernya bulan lalu.

Jumlah itu turun dari lebih dari setengah juta kehilangan di bulan Agustus dan puncaknya 2,82 juta di bulan Februari. Pertumbuhan basis pelanggan terjadi terakhir kali pada bulan Januari.

Pada akhir September, China Unicom memiliki 287.57 juta pelanggan mobile, turun dari 299 juta pada awal 2015.

Menurut laporan Total Telecom, Jumat (23/10), 172.46 juta dari total pelanggan adalah pelanggan 3G dan 4G, yang naik dari 149 juta pada awal tahun. Namun, perusahaan telekomunikasi yang mengoperasikan layanan 4G penuh lewat teknologi FDD LTE ini enggan membagi angka pasti terkait jumlah pelanggan 4G-nya.

Sebaliknya, sang pesaing utama, China Mobile – yang mampu meluncurkan 4G pada akhir 2013 – memiliki 247.62 juta pelanggan 4G pada akhir kuartal ketiga. Dengan total basis pengguna mobile hampir 823 juta, meningkat lebih dari 16 juta selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Dalam konteks revenue, China Unicom menghasilkan pendapatan sebesar CNY211.9 juta atau sekitar Rp 400 miliar, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, turun 1,6% pada periode yang sama tahun 2014. Sementara pendapatan layanan turun 3,8% menjadi CNY179.8 miliar.

Hal yang tak jauh berbeda tampak pada laba perusahaan, yang tergelincir sebesar 22,6% menjadi CNY8.18 miliar.

Reformasi PPN di China, dalam hal ini disebut-sebut menjadi pemicu terpukulnya industri telekomunikasi di negeri tirai bambu itu. Paling tidak selama beberapa kuartal terakhir.

China Unicom mengatakan bahwa kebijakan data mobile yang baru-baru ini diumumkan akan berdampak pada angka di Q4.

Sk Telecoms dan Ericsson Tunjukan Terobosan 5G

0

Jakarta – SK Telecom Ericsson telah bersama-sama menunjukkan teknologi jaringan 5G pada pusat penelitian dan pengembangan telekomunikasi di Bundang, Korea Selatan.

Kedua perusahaan merintis teknik baru guna menciptakan jaringan virtual yang berbeda untuk berbagai layanan yang mencakup Super multi-view, Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), IOT dan sistem perusahaan.

Demonstrasi tersebut membuktikan bahwa mereka dapat mengisolasi dan melindungi  jaringan virtual ini satu sama lain, yang telah menjadi salah satu tantangan terbesar ketika membagi satu jaringan fisik ke beberapa jaringan virtual.

Dilansir dari Telecoms (23/20), meskipun belum disahkan oleh beberapa badan seperti 3GPP dan ITU, namun setidaknya demo tersebut bisa memberikan patokan bagi para operator global, penyedia peralatan dan penyedia layanan untuk bekerja pada saat mereka mengembangkan strategi dalam mendukung layanan 5G yang beragam.

Alex Jinsung Choi, Chief Technology Officer di SK Telecom, “demonstrasi yang sukses dari teknologi jaringan ini merupakan langkah kedepan yang signifikan untuk mencapai penyebaran komersial dari 5G pertama di dunia.”

Kegiatan demo ini merupakan bentuk kerjasama yang pertama antara kedua perusahaan ini. Sebagai informasi, baik SK Telecoms ataupun Ericsson menandatangani MOU pada bulan Juli lalu untuk pengembangan jaringan 5G.

Sebagai bentuk dari kolaborasi ini, kedua perusahaan juga membangun sebuah pusat data yang mereka namakan Hyper-scale Datacenter System (HDS) yang terintegrasi dengan cloud untuk 5G dan akan dibuka pada awal 2016. [AK/IF]

 

Kunjungi Silicon Valley, Rudiantara Ingin Dalami E-commerce

0

Jakarta – Presiden Joko Widodo dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dijadwalkan untuk bertolak ke Amerika Serikat pada 24 Oktober esok. Dalam kunjungan tersebut, keduanya akan menyempatkan diri untuk singgah ke kawasan berkumpulnya perusahaan teknologi raksasa di California, yakni Silicon Valley.

Menkominfo mengungkapkan bahwa salah satu agenda kunjungan kenegaraan ini adalah bertukar pikiran dan belajar mengenai pembinaan startup dan e-commerce. Seperti diketahui, e-commerce adalah salah satu bagian dari ekosistem 4G yang di galang oleh Kominfo.

Pada laman resmi Kominfo, Chief RA mengungkapkan, “Diharapkan akan ada kerja sama lebih lanjut mengenai e-commerce ke depannya serta bertukar informasi tentang sistem pendanaan, logistik, hingga proteksi konsumen pada startup di sana.”

Fokus kepada e-commerce ini sesuai dengan Roadmap e-commerce dan Visi Seribu Digital Technopreneur pada 2020.

Dalam kunjungan ini, Menkominfo Rudiantara juga turut membawa serta sejumlah technopreneur tanah air, seperti founder Gojek, Nadiem Makarim; CEO Tokopedia, William Tanuwijaya; dan Andrew Darwis sebagai Taipan Kaskus.

Disana rombongan akan mengunjungi berbagai perusahaan teknologi besar seperti Google dan Facebook untuk bertukar pikiran dan belajar mengenai pembinaan startup dan e-commerce.

Rudiantara juga menginginkan agar Indonesia bisa menjadi kawasan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Untuk sektor e-commerce, ia juga menargetkan bisnis ini dapat mencapai USD 130 miliar di Indonesia pada 2020.

“Maka itu, kita  akan lihat di sana seperti apa, berapa technoprenuer, area, dan lainnya yang diperlukan,” jelas Menkominfo. [AK/IF]

XL Dukung Kerajinan Nusantara Go Digital

0

Untuk memperluas pasar, tidak bisa menggunakan cara-cara tradisional. Harus lebih modern yang tidak lagi mengenal batas ruang dan waktu. Yang paling tepat adalah digital. Cara ini pun sudah mulai harus dijalani oleh para pengrajin nusantara. Jika tidak maka akan kalah bersaing di dunia internasional. Padahal, kerajinan Nusantara itu sangat indah dan bernial tinggi.

Sayangnya, masih banyak para pengrajin ini yang tidak mengerti tentang internet. Untuk itu perlu ada langkah stragis yakni harus sosialisasi dan edukasi. Targetnya adalah para pengrajin juga dapat dikenal jauh lebih luas lagi.

Dengan layanan internet dan digital, maka dengan mudah para pengrajin untuk lebih dikenal lebih luas lagi. Kesepakatan ini, Seperti yang dipandang perlu sebagai sarana yang strategis untuk promosi produk kerajinan nasional agar bisa lebih dikenal oleh pasar yang lebih luas, termasuk secara global. Ketua Harian Dekranas, Hj. dr. Erni Tjahjo Kumolo dan Presiden Direktur XL, Dian Siswarini, menandatangani nota kesepahaman di Jakarta, Kamis (22/10).

Mufidah Jusuf Kalla, Ketua Umum Dekranas, menyambut baik kerjasama ini, “Apresiasi atas kerjasama untuk pembelajaran, promosi dan pemasaran e-commerce bagi para perajin, dengan memanfaatkan internet dan teknologi bergerak (internet & mobile technology) dari mitra Sisternet dan Elevenia. Pada era saat ini, pemanfaatan internet sangat diperlukan, karena dengan internet dan telekomunikasi digital para perajin dapat langsung mempromosikan dan memasarkan produk kerajinannya, tidak hanya dalam negeri tetapi juga ke luar negeri.”

Sementara itu, Dian siswarini menandaskan, dengan visi pemerintah ke depan, XL telah berkomitmen kuat untuk ikut menyiapkan masyarakat menuju era digital. Kerjasama ini merupakan salah satu implementasi dari visi tersebut, di mana XL dan Elevenia siap untuk memfasilitasi para perajin di berbagai wilayah Nusantara dalam mengenalkan produknya ke pasar yang lebih luas, termasuk agar dikenal hingga ke manca negara.”

Secara lebih detail, kerjasama ini mencakup penyediaan website www.dekranas.id , sosialisasi dan edukasi mengenai e-commerce atau pemasaran secara digital, pemasaran produk kerajinan melalui Elevenia, serta promosi melalui layanan mobile advertising dari XL.

Website www.dekranas.id akan menjadi portal informasi mengenai organisasi Dekranas sendiri, serta berbagai data mengenai perajin serta produk kerajinan yang diproduksi. Dengan adanya website yang lengkap dari sisi informasi, maka masyarakat luas Indonesia dan internasional akan bisa dengan mudah mendapatkan rujukan yang memadai mengenai produk kerajinan asli Indonesia yang berasal dari berbagai daerah. Website www.dekranas.id sudah bisa dimanfaatkan mulai saat ini dalam versi desktop dan mobile.

Selain sebagai wadah informasi, pada website tersebut perajin akan mendapatkan akses untuk mendaftarkan diri dan memamerkan produknya dalam halaman profil para perajin. Halaman ini dapat selalu di-update dan menjadi semacam etalase bagi masing-masing perajin. Dengan demikian, masyarakat akan mendapat informasi mengenai produk kerajinan sekaligus pembuatnya. Selain itu, akan tersedia pula daftar pemasok bahan sehingga memudahkan perajin menghubungi pemasok bahan bakunya.

Sementara itu, program sosialisasi dan edukasi pemasaran digital akan mendapatkan dukungan dari Elevenia dan Sisternet. Agenda dan materi pelatihan yang juga akan bisa diakses di website www.dekranas.id. Dengan demiakian, perajin dari berbagai pelosok daerah akan tetap bisa mendapatkan manfaat edukasi melalui website ini.

Rencana untuk program sosialisasi dan edukasi dimulai di tahun 2016 mengikuti program kerja Dekranas/Dekranas Daerah yang disinkronisasi dengan agenda Elevenia dan program Sisternet. Elevenia akan ikut memberikan pelatihan mengenai pemanfaatan e-commerce sebagai wadah berjualan. Bahkan, perajin sudah bisa mendaftarkan diri menjadi penjual di Elevenia dengan mendaftar melalui situs www.elevenia.co.id. (Icha)

 

Indosat Dukung Daerah Menuju Smart Region

0

Jakarta – Indonesia kini tengah bersiap untuk memajukan daerah dengan membangun infrastruktur ICT yang mumpuni. Dengan kondisi kepulauan di Indonesia, maka jika infratruktur ICT terbangun dengan baik maka setiap daaerah akan saling terhubung. Bukan hanya antara wilayah Indonesia, tetapi juga dengan Dunia. Yang akhirnya, tentu akan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan masyarakatnya.

Indosat adalah salah satu provider yang berkomitmen untuk terus memajukan Indonesia. Yang baru saja dilakukan oleh Indosat sebagai anggota Group Ooredoo adalah berkomitmen untuk turut mendukung kesiapan infrstruktur ICT daerah menuju Smart Region. Dukungan tersebut akan diberikan pada 45 daerah, baik setingkat provinsi, kabupaten dan kota yang menjadi peraih nominasi Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2015.

Dukungan yang diberikan adalah berupa penyediaan IT Services, yaitu Cloud dan Big Data Analysis, serta M2M Solutions. Selain itu, Indosat akan menjadi business partner Citiasia pada ISNA 2015 yang akan memberikan fasilitas paket layanan Close User Group (CUG) dan fasilitas layanan online Pemerintah Daerah melalui internet.org. Layanan CUG akan diberikan gratis selama satu tahun kepada 9 daerah peraih Gold Thropy ISNA 2015 dan Fasilitas layanan online Pemerintah Daerah akan diberikan kepada 45 daerah nominasi ISNA 2015. Melalui internet.org, pemerintah daerah akan mendapatkan beberapa aplikasi yang mendukung pelaksanaan Smart Region secara cuma-cuma.

Group Head Major & Strategic Account Indosat, Feby Sallyanto mengatakan, “Indosat selalu mendukung terwujudnya smart nation yang diawali dengan smart region melalui aset dan teknologi yang kami miliki. Kami berharap fasilitas yang Indosat berikan dapat mempermudah kerja birokrasi dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.”

Kegiatan ini, merupakan komitmen bersama yang dilakuan Indosat bersama dengan Datacomm Diangraha dan Citiasia, Inc. sebagai inisiator Gerakan Indonesia Smart Nation untuk bersama-sama bersinergi membangun daerah percontohan Smart Region (Smart City) di Indonesia.

Berikut adalah daftar wilayah yang akan didukung oleh Indosat untuk membangun infrasruktur ICT dengan tujuan membangun Smart Region:

Kategori kabupaten berukuran kecil

  1. Bintan
  2. 
Muko-muko
  3. Lampung Barat
  4. Tungkup
  5. Polwano

Kategori kabupaten berukuran sedang

  1. Bantul
  2. Badung
  3. Semarang
  4. Gianyar
  5. Boyolali

Kategori kabupaten berukuran besar

  1. Bogor
  2. Sleman
  3. Tangerang
  4. Banyuwangi
  5. Kabupaten Bandung

Kategori kota berukuran kecil

  1. Batu
  2. Pasuruan
  3. Madiun
  4. Blitar
  5. Bontang

Kategori kota berukuran sedang

  1. Surakarta
  2. Yogyakarta
  3. Cimahi
  4. Cirebon
  5. Balikpapan

Kategori kota berukuran besar

  1. Surabaya
  2. Bandung
  3. Semarang
  4. Bekasi
  5. Depok

Kategori provinsi berukuran kecil

  1. Kepulauan Riau
  2. Gorontalo
  3. Kepulauan Bangka Belitung
  4. Bengkulu
  5. Maluku

Kategori provinsi berukuran sedang

  1. Bali
  2. Yogyakarta
  3. Nusa Tenggara Barat
  4. Aceh
  5. Kalimantan Selatan

Kategori provinsi berukuran besar

  1. Jawa Barat
  2. Jawa Timur
  3. DKI Jakarta
  4. Jawa Tengah
  5. Banten  (Icha)

Acumatica Hadirkan Solusi ERP Untuk Indonesia

0

Jakarta – Lewat sebuah tur bertajuk Solution Tour, perusahaan penyedia software ERP, Acumatica mengembangkan sayapnya ke Indonesia.

Di sini, solusi ERP dari Acumatica telah merambah sejumlah sektor, diantaranya bisnis retail, manufaktur serta intelegent bisnis.

Laurent Dedenis, President International Acumatica menyebutkan, “Bisnis di Asia tumbuh dan berkembang dengan pesat di luar wilayah mereka, untuk itu kami hadir memberikan solusi bisnis dan management kelas dunia yang mudah digunakan dan sesuai dengan standar global.”

Lebih lanjut, saat ditemui pada acara konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/10), ia menambahkan bahwa Acumatica juga menawarkan solusi yang fleksibel dan memungkinkan pengguna untuk bekerja dimanapun dan kapanpun.

Sebagai informasi, sejak tahun 2008 Acumatica telah menyediakan solusi manajemen bisnis yang inovatif untuk membantu para vendor software independen lokal untuk membangun dan menciptakan solusi dari permasalahan bisnis yang dihadapi oleh para pelanggan.

Laurent menambahkan, alasan mereka merambah pasar Indonesia adalah karena di Indonesia bisnis sedsng bertumbuh serta banyaknya startup disini yang tentunya memerlukan solusi ERP.

Terkait dengan IoT, mereka mengungkapkan bahwa software Acumatica memang didesain untuk mendukung tren Internet of Things di Indonesia, terkait dengan baiknya kualitas jaringan serta tren yang ada sekarang.

Hal ini dibuktikan dengan memberikan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses software mereka secara lintas platform yakni, peramban desktop, Android apps serta iOS apps.

Mengenai keamanan, pihak Acumatica juga mengklaim dapat memberikan akses yang aman bagi para pengguna dengan mengganti VPN pada browser mereka.

Sementara dalam konteks penyimpanan, meski tidak menyediakan sebuah software khusus bagi para penggunanya, namun Acumatica dapat terintegrasi dengan berbagai layanan cloud seperti private cloud, public cloud ataupun hybrid cloud.

Pemerintahan Jadi Target Potensial Acumatica Berikutnya

0

Jakarta – Acumatica, perusahaan ERP cloud kemarin menggelar Solution Tour di Jakarta. Bertempat di salah satu Hotel di bilangan SCBD Jakarta, Solution Tour ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan Acumatica di kawasan Asia Tenggara.

Berbagai solusi inovatif di berbagai bidang seperti ritel, manufaktur, intelijen bisnis, manajemen gudang dan manajemen distribusi dihadirkan pada kegiatan ini. Pihak Acumatica menyebutkan bahwa solusi ini dapat diimplementasikan dengan cepat dan hemat biaya melalui platform cloud dan mobile.

Pihak Acumatica menyebut, bahwa di Indonesia solusi mereka nyatanya bisa diterima karena sudah memiliki 40 customer lebih, namunmereksa masih belum belum berfokus ke arah industri telekomunikasi dan juga perbankan.

Kristian Harianjaja, perwakilan dari Acumatica menyebutkan juga bahwa perusahaan tengah bersiap merambah ke sektor pemerintahan.

Ia menyebut, “Kemungkinan akan mengarah ke pemerintahan karena kami memiliki project accounting dan banyak partner kami yang melakukan project desk dan bisa membantu pihak pemerintahan.”

Ia juga menambahkan, walaupun saat ini Acumatica masih berfokus pada sektoral Industri manufaktur karoseri, serta F&B, namun mereka sudah memiliki rencana dan berfokus untuk masuk ke sektor pemerintahan. Hal tersebut, sampai dengan saat ini masih pada tahap penjajakan.

“Sudah ada omongan dan tengah berfokus untuk menjual Acumatica ke sektor pemerintahan namun masih dalam tahap penjejakan,” kata Harianjaja.

Sebagai informasi, Acumatica adalah penyedia software manajemen bisnis cloud dan memberikan rangkaian aplikasi manajemen bisnis yang terintegrasi lengkap, seperti Keuangan, Distribusi, CRM, dan Proyek Akuntansi pada platform yang kuat dan fleksibel. Untuk mendukung penerapan Internet Of Things di Indonesia, Acumatica juga memberikan fleksibilitas dalam hal akses untuk para penggunanya.

Optimalkan Fungsi Mesin Pencarian, Yahoo Gandeng Google

0

Jakarta – Kabar mengenai kerjasama antara Yahoo dan Google ternyata bukan sekedar isapan jempol.

Kedua perusahaan teknologi ini ternyata memang menjalin sebuah kerjasama untuk meningkatkan pendapatan mereka dalam hal mesin pencari.

Mengenai kerjasama ini, Yahoo dan Google diketahui telah menandatangani kontrak non eksklusif selama tiga tahun.

Sebagai informasi, Yahoo telah memiliki kontrak eksklusif dengan mesin pencari Bing buatan Microsoft. Ini berarti jika pengguna mencari informasi di internet melalui Yahoo, maka pengguna akan mendapatkan hasilnya dari mesin pencari Bing.

Hal yang sama juga berlaku dalam kesepakatan Yahoo dan Google. Dengan kerjasama Yahoo dan Google, berarti hasil pencarian tertentu di Yahoo akan bersumber dari mesin pencari Google. Kerjasama ini akan memuat hasil pencarian informasi internet, mencakup pencarian di website ataupun perangkat mobile di seluruh dunia.

Dilansir dari TheNextWeb, Kamis (22/10), Yahoo menempati urutan ketiga sebagai mesin pencari internet di Amerika. Sebanyak 12.6 persen pengguna internet di Amerika menggunakan Yahoo untuk mencari informasi, sementara itu, Google di urutan teratas dengan pangsa pasar mencapai 64 persen. Sedangkan Bing mendulang pangsa pasar 20.7 persen.