spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...
Beranda blog Halaman 1507

XL Gelar Bedah Infrastruktur Modular Data Center Pertama

0

Telko.id – Respon positif yang diterima layanan Cloud & Data Center milik XL, yang dikembangkan sejak 2013 lalu, mendorong perusahaan untuk menggelar Bedah Infrastruktur Modular Data Center Perdana di Indonesia, yang bertempat di Data Center XL di jalan Gunung Rambutan Karang Rejo, Balikpapan.

Acara yang dikemas dalam bentuk forum diskusi bersama para pakar, pengamat, dan peneliti ala bedah buku tersebut diharapkan dapat memberikian kontribusi bagaimana para pemangku kepentingan dapat terus mendukung program pemerintah dalam membangun Rencana Pita Lebar Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Indonesia Broadband Plan (IBP).

Selain itu, seperti diungkapkan Vice President XL Digital Services, Raffael Jeffry A Sani melalui keterangan tertulisnya, Kamis (31/3), beroperasinya Data Center Balikpapan ini juga menjadi penegas dukungan XL terhadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE), khususnya dalam lingkup pengembangan Pusat Data (Data Center) di Indonesia.

“XL mendukung PP ini sejak awal karena selaras dengan komitmen untuk turut serta memajukan Indonesia, XL juga berkomitmen untuk dapat menyediakan layanan Data Center yang andal dan terpercaya yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia,” katanya.

Dalam IBP ini, Balikpapan merupakan salah satu tempat dibangunnya Kota Cerdas di Indonesia. Disamping itu, acara ini merupakan acara dimana tim XL Cloud & Data Center menjabarkan prestasi dan pencapaian di kuartal ini. Salah satunya adalah perolehan sertifikasi internasional ISO/IEC 9001 yang melengkapi sertifikasi internasional yang telah ada selama ini.

Menurut Jeffry, XL Data Center Balikpapan – Gunung Rambutan merupakan Data Center pertama di Indonesia dengan konsep modular. Disamping Balikpapan, XL juga memiliki 3 Data Center lainnya yang berlokasi di Surabaya – Kali Rungkut, Pekanbaru – Arengka, dan Jakarta-Bintaro.

Keempat Data Center XL ini merupakan data center netral dan menyiapkan layanan cloud, colloJcation, dan Disaster Recovery Center (DRC). Lokasi Balikpapan dipilih karena lokasi ini merupakan salah satu lokasi teraman bagi Data Center dan tempat dimana salah satu cikal bakal kota cerdas Indonesia nantinya akan berdiri.

Hingga akhir kuartal 1 tahun 2016, jumlah pelanggan Cloud dan Data Center XL mencapai 280 pelanggan, dimana hampir 30% merupakan perusahaan berskala besar dan selebihnya didominasi oleh perusahaan kecil dan menengah termasuk juga institusi dan yayasan.

Rangkul XL, Indovision Incar 30% Pelanggan Existing Gunakan Internet

0

Telko.id – Tingginya permintaan pelanggan Indovision terhadap akses internet diakui CEO MNC Sky Vision, Rudy Tanoesoedibjo sebagai alasan utama perusahaan membundel layanan TV berbayarnya dengan internet. Dalam hal ini melalui XL dan internet super cepatnya. Rudy menargetkan setidaknya 20 sampai 30 persen pelanggan existing Indovision akan mendaftar.

Seperti diketahui, sebagai salah satu penyedia layanan TV berbayar terbesar di tanah air, saat ini memiliki pangsa pasar sebesar 74,6 persen diantara 4 pemain TV berlangganan terbesar di Indonesia berdasarkan laporan dari Media Partners Asia.

“Saat ini jumlah pelanggan kita 2.4 juta. Dari pelanggan existing ini saya menargetkan 20-30 persennya menggunakan internet,” kata Rudy.

Angka yang sama juga dipasang Rudy untuk pelanggan baru, yang diakuinya terakumulasi sekitar 40.000 per bulannya. Rudy menargetkan 20-30 persen pelanggan baru akan berlangganan TV berbayar sekaligus internet.

Sekadar informasi, dalam kerjasama layanan bundling ini, MSKY melalui brand produknya Indovision menghadirkan layanan paket berlangganan kepada pelanggan yang didukung oleh XL melalui layanan internet super cepat dengan total kuota 20 GB dan kecepatan 150 Mbps.

Bundling layanan Indovision dan XL ini diperuntukkan bagi seluruh pelanggan baru maupun pelanggan existing Indovision, dengan program promo yang ditawarkan paket Promo 3 Bulan Gratis Berlangganan, yang bisa didapatkan dengan harga hanya sekitar Rp 292.000 per bulan. Dengan paket ini, pelanggan dapat menikmati layanan televisi berlangganan dan internet selama 9 bulan plus layanan gratis selama 3 bulan untuk paket berlangganan Indovision Mars/Venus dan kuota internet sebesar 20GB, serta gratis biaya pemasangan.

Pelanggan akan mulai bisa mendapatkan layanan ini mulai April 2016. Dimulai dari Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Telkomtelstra Demonstrasikan Solusi Cloud di CIC

0

Telko.id – Telkomtelstra, yakni sebuah perusahaan patungan antara Telkom
Indonesia dan Telstra Corporation Limited, mendemonstrasikan Cloud Solution kepada para
peraih Australia Awards 2016 di Telstra Consumer Insight Centre (CIC), yang berlokasi di
kantor pusat Telstra di Australia.

Para peraih Australia Awards 2016 yang sebagian besar berasal dari perusahaan BUMN dan
multinasional ternama, terlihat sangat antusias menyaksikan demonstrasi Cloud Solution. Sekedar informasi, Demonstrasi tersebut memaparkan pentingnya Cloud Solution serta keuntungan dari penerapannya oleh perusahaan-perusahaan dan organisasi di Indonesia.

Selain itu, Teknologi Cloud yang diperagakan kepada para penerima penghargaan menekankan penggunaan teknologi serbaguna yang memungkinkan perusahaan untuk fokus pada kemampuan utama serta pertumbuhan bisnisnya.

Baca Juga : Inilah Kerjasama Baru Telstra Dengan SingTel

Berdasarkan keterangan pers yang diterima tim Telko.id, para penerima penghargaan juga dapat melihat langsung aksi robot pintar dan layar digital 360° yang menampilkan kustomisasi content, yakni sebuah layanan Cloud dari Telstra yang menghadirkan penyesuaian konten. Kunjungan ke Telstra CIC tersebut diselenggarakan bersamaan dengan program The Transformational Business Leadership Award 2016.

Berbicara mengenai Penghargaan tersebut, Award ini diberikan oleh pemerintah Australia kepada calon pemimpin perusahaan dan organisasi dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Terdapat beberapa karyawan telkomtelstra yang mendapatkan penghargaan bergengsi ini, salah satunya Sri Safitri, selaku Chief Marketing Officer telkomtelstra.

Sri Safitri, CMO telkomtelstra, mengungkapkan “Kami merasa sangat bangga bisa meraih
penghargaan ini. Kami sangat menantikan untuk kembali ke Jakarta, bertemu dengan rekan-rekan kerja dan berbagi pengalaman yang kami percaya dapat berkontribusi terhadap
perkembangan perusahaan ke depannya.”

Sementara itu, Adopsi layanan Cloud telkomtelstra bertujuan untuk membantu perusahaan Indonesia dalam menyelesaikan berbagai tantangan bisnis dan membantu mereka untuk unggul di dalam persaingan bisnisnya. Layanan yang ditawarkan oleh telkomtelstra sebagian besar
bergantung pada jaringan luas Telkom Indonesia dan pengalaman kuat Telstra dalam
menyediakan layanan Managed Solutions.

“Customised content dari solusi Cloud ini merupakan aspek penting dan memiliki keuntungan
yang sangat berharga karena dapat memberikan pengalaman yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dari beragam segmen ataupun karakteristik pelanggannya,”
tambah Safitri.

Sekedar informasi, program The Transformational Business Leadership Award ini dikelola oleh DFAT (Department of Foreign Affairs & Trade Australia) dan berlangsung selama tiga pekan di University of Sydney, salah satu universitas terbaik Australia. Program ini kemudian dilanjutkan dengan Program Directorship di Bali pada awal Agustus 2016 dengan berbagai pimpinan perusahaan terbaik Australia sebagai mentor. Penghargaan ini diberikan kepada para alumni dari universitas-universitas Australia yang diseleksi dan dipilih untuk mengembangkan keahliannya pada kategori business leadership sebagai bekal untuk meraih posisi pimpinan di masa mendatang.

Nonton TV di Smartphone Dengan Fira OS Operating System Asli Indonesia

0

Telko.id – Kini sudah bukan dominasi merek global saja yang mampu melakukan koneksi antara smartphone dan TV. Polytron, membuktikan bahwa perusahaan asli Indonesia ini pun dapat sejajar dengan para brand global dengan meluncurkan Fira OS yang mampu melakukan koneksi antara smartphone dengan TV lewat Fira TV.

Tentu hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir ini, industri smartphone berkembang dengan sangat pesat di Indonesia. Namun semakin tingginya jumlah pengguna smartphone, tidak diimbangi dengan besarnya perhatian dari para produsen handset terhadap konsumen di Indonesia. Dimana setelah diperhatikan lebih seksama, ditemukan fakta bahwa pengguna smartphone di Indonesia memiliki kebiasaan yang sedikit berbeda.

Peluang ini dilihat oleh Polytron. Bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan sebuah Operating System yang disesuaikan khusus berdasarkan kebiasaannya. Itulah awal lahirnya Fira OS, sebuah operating system smartphone berbasis Android yang terintegrasi dengan sistem pembayaran, informasi dan layanan hiburan. Fira OS ini dirancang dengan konsep SmartMobile Living, dimana penggunaan smartphone seharusnya dapat mempermudah kehidupan sehari-hari.

Salah satu trend kehidupan masa kini adalah mobilitas yang semakin tinggi dan waktu luang yang semakin sedikit. Untuk menjawab masalah itu, Fira OS dilengkapi dengan berbagai layanan inovatif yang akan membantu meningkatkan produktifitas dan mengurangi kejenuhan kehidupan yang semakin dipenuhi kesibukan.

Layanan Fira OS terbaru adalah Fira TV, layanan televisi yang dapat diakses dari perangkat Smartphone pengguna Fira OS.

“Fira TV ini di design sebagai kanal informasi dan hiburan yang dapat menemani segala aktivitas pengguna Fira OS dimana pun dan kapan pun ia berada. Tayangan Fira TV tersedia selama 24 jam sehari, sehingga bisa menemani baik dalam perjalanan, di rumah, di kantor atau dimanapun selama tersedia jaringan internet untuk mengaksesnya, tanpa perlu men-download aplikasi, ber-langganan TV berbayar ataupun layanan serupa lainnya. Salah satu sajian utama Fira TV adalah SuperSoccer TV yang menghadirkan tayangan 24 jam MUTV, saluran televisi resmi Manchester United”, ujar Roberto Hartono, Director FIRA menjelaskan.

Lebih lanjut, Roberto menjelaskan bahwa layanan Fira Entertainment ini masih akan terus dikembangkan. Nantinya, Fira tidak hanya menjadi sebuah layanan yang lengkap dan bermanfaat, namun juga sangat berbeda dari sajian hiburan yang ada saat ini.

Saat ini, hampir semua model smartphone Polytron sudah dapat menikmati fitur FIRA TV. Seperti ZAP Series : Posh Note 4G551, Posh 4G501, Note 4G550, Cleo 4G500 dan Zap5 4G450. Lalu ROCKET Series : L 501, R2507, R2457, R2407, R2501, R2506, R2403, R2452, R2406, R2502, W7550 Lite, W6500, T7700 dan R1500. (Icha)

Telkomsel T-Bike Sekarang Tersedia Untuk Bikers Individu

0

Telko.id – Beberapa waktu lalu, Telkomsel telah meluncurkan layanan T-Bike. Tapi waktu itu baru untuk perusahaan saja. Kini, sudah tersedia bagi Anda para bikers individu. Untuk memperoleh motor tracker T-Bike ini ada 41 dealer atau outlet yang ditunjuk sebagai T-Bike Corner. Sayang, baru ada di wilayah Jabodetabek saja.

“Saat ini T-Bike dapat diperoleh bikers yang mau meningkatkan keamanan sepeda motornya di berbagai lokasi di Jabodetabek. Lokasi penjualan yang kami sebut dengan T-Bike Corner sudah ada di 41 lokasi, dan kedepannya akan terus kami tambah untuk memberikan layanan penjualan dan purnajual kepada konsumen sekaligus memperluas penetrasi produk ini di pasar motor tracker nasional,” ungkap Jaka Susanta, Vice President M2M Business Telkomsel menjelaskan dalam release tertulisnya.

Jaka lebih lanjut menambahkan bahwa sebagai moda transportasi dengan pengguna paling banyak di Indonesia, sepeda motor menghadapi berbagai masalah seperti perilaku pengendara yang tidak tertib, rawan pencurian dan kecelakaan. Untuk itu, Telkomsel mengembangkan T-Bike sebagai asisten pengendara cerdas dengan fitur lengkap seperti memonitor dan memandu lokasi, kecepatan dan area berkendara  sepeda motor, serta mengendalikan akses mesin sepeda motor dari aplikasi di ponsel cerdas guna meningkatkan kenyamanan bikers dalam berkendara.

“Aplikasi T-Bike ini juga dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat mendorong perilaku berkendara yang baik di seluruh kalangan masyarakat. Seperti ketika digunakan oleh keluarga dan anak remaja, T-Bike dapat memantau dan mendampingi mereka dalam berkendara sehingga memberikan rasa aman bagi anggota keluarga mereka”, tutup Jaka.

Saat ini T-Bike dapat diperoleh dengan harga Rp 749.000 untuk pelanggan ritel di wilayah Jabodetabek, dimana harga tersebut itu jauh di bawah motor tracker merek lain yang rata-rata memiliki harga Rp 1,5 juta. Untuk info lebih lanjut mengenai T-Bike dan lokasi mendapatkan T-Bike, pelanggan dapat mengakses: www.telkomselm2m.co.id/tbike_corner/. (Icha)

Kapan Layanan 2G di Indonesia di Tutup?

0

Telko.id – Boleh saja para operator bicara banyak tentang 4G LTE sekarang ini. Berbagai promosi untuk meningkatkan teknologi mobile internet versi baru it uterus didengungkan. Bahkan, ketika kerjasama untuk meningkatkan penetrasi 3G saja, seperti ‘haram’ untuk disosialisasikan ke khalayak ramai. Apalagi 2G. padahal, kenyataannya di lapangan, pengguna 2G di Indonesia masih sangat banyak.

Setidaknya, secara industri masih berada di kisaran 60 – 70% masyarakat Indonesia masih menggunakan layanan 2G ini. Yang notabene masih dipergunakan untuk voice dan SMS. Tak heran, pemerintah pun belum ada rencana untuk menutup layanan 2G ini.

Diperkirakan, jika secara normal pasar, layanan 2G ini baru akan migrasi ke 3G atau ke 4G membutuhkan waktu sampai 5 tahun. “Layanan 2G ini jika dibiarkan secara normal baru akan hilang sama sekali 5 tahun kedepan. Lagi pula, ada operator yang tidak ingin layanan 2G ini cepat-cepat dimatikan karena investasi di 2G nya ini belum balik modal,” ujar Mohammad Buldyansyah, Wakil Direktur Hutchinson 3 Indonesia menjelaskan.

Seandainya saja layanan 2G dimatikan dalam waktu 2 -3 tahun dari sekarang, maka penetrasi 3G dan 4G di Indonesia akan lebih signifikan lagi. Pasalnya, dari sisi handset, harga smartphone 3G dan 4G masih tinggi. Untuk masyarakat dikalangan menengah bawah, untuk tetap berkomunikasi masih bisa ada pilihan 2G. Jadi, ibarat mau jalan, satu kaki masih terikat oleh 2G.

Beberapa Negara sudah mencanangkan untuk menutup layanan 2G di negaranya. Sebut saja, Amerika, Autralia dan Singapura yang akan ‘melarang’ 2G di tahun 2017. Singtel dan M1, dan Starhub, operator di Singapura ini akan serentak menutup layanan 2G ini pada 1 April 2017. Sedangkan Telstra Australia akan menutup pada Desember 2016 ini. Optus Australia baru akan menutup di 1 April 2017. Hanya Vodafone Australia yang belum menentukan, kapan akan menutup layanan 2G nya. Di Amerika, AT&T baru akan mematikan layanan 2G nya di tahun 2017. Tentu dengan adanya pengumuman yang disampaikan oleh para operator itu juga akan mempengaruhi para importir smartphone yang masuk ke Negara-negara tersebut untuk bersiap.

Pemerintah sendiri tidak memiliki wewenang untuk menutup layanan 2G ini. Harus dari pasar. Tapi, pemerintah Indonesia, bisa saja memberikan insentif pada importir atau produsen smartphone yang menyediakan smartphone 3G atau 4G. Tapi, insentif tersebut tidak akan diberikan bagi mportir atau produsen yang mebawa masuk ponsel 2G. Jadi, harga ponsel 2G sedikit demi sedikit akan lebih mahal dari 3G dan 4G atau bahkan jumlah nya akan semakin sedikit yang beredar di pasar. Dengan demikian akan terjadi percepatan dalam penetrasi 3G atau 4G. “Setidaknya, penetrasi smartphone 3G dan 4G di Indonesia masih berkisar 7% dan akan akan meningkat signifikan jika ada kebijakan insentif tersebut,” ujar Danny, begitu Mohammad Buldyansyah sering dipanggil menjelaskan.

Hal ini juga akan berkaitan dengan biaya interkoneksi yang sekarang ini sedang ditunggu-tunggu penurunannya. Pemerintah dan beberapa operator sangat menginginkan biaya antar operator untuk telekomunikasi ini bisa diturunkan, lebih dari 10%. “Kami dari XL berharap, biaya interkoneksi ini turun signifikan. Paling tidak bisa mencapai 40%,” ujar Dian Siswarini, CEO XL Axiata menjelaskan pada kesempatan beberapa waktu lalu. Hal itu pun diaminin oleh Danny, hanya saja tidak menyebutkan secara spesifik. “Paling tidak lebih dari 10%,” ujar Danny lebih lanjut.

Namun, masih ada operator yang tidak mau. Bukan apa-apa, operator tersebut pasti masih memiliki pelanggan 2G yang banyak. Pasalnya, interkoneksi ini berkorelasi sejajar dengan jumlah pelanggan 2G.

Dengan ‘menekan’ masuknya ponsel 2G, maka biaya interkoneksi ini pun akan lebih dapat diterima oleh semua operator. Target pemerintah untuk mempercepat penetrasi broadband di Indonesia pun dapat cepat terlaksana. (Icha)

ZTE dan China Unicom Tandatangani Proyek Baru

0

Telko.id – Vendor kit asal Cina, ZTE, mengatakan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian kerjasama yang luas dengan China Unicom untuk mengembangkan kerja praktek SDN dan NFV, serta melakukan uji coba fitur unggulan dari 4G yakni VoLTE.

Perjanjian ini akan menjadikan kedua belah pihak mendorong kemajuan dari SDN (Software Define network) dan juga NFV (Network Function Virtualization), dan memulai konstruksi dari infrastruktur jaringan virtual. ZTE mengatakan bahwa solusi ini akan memungkinkan China Unicom untuk memenuhi pertumbuhan permintaan pelanggan, mempromosikan transformasi jaringan, inovasi bisnis dan meningkatkan pelayanan yang lebih cepat.

Perjanjian yang ditandatangani oleh masing-masing pihak, pada dasarnya menegaskan praktik koperasi yang berfokus pada alat open-source kolaboratif, skenario aplikasi, persyaratan teknis untuk produk, aplikasi layanan dan perkembangan pasar umum SDN dan teknologi NFV.

Chi Yongsheng, wakil direktur China Unicom Network Technology Research Institute, mengatakan perjanjian tersebut memiliki potensi untuk membantu kedua teknologi agar dapat berkembang di pasar, seperti diberitakan oleh Telecoms (31/3).

“Dengan membangun secara nasional, menghubungkan dunia, Advanced, serta jaringan telekomunikasi modern yang kuat, China Unicom berkomitmen untuk menyediakan pengguna dengan layanan ICT berkualitas yang komprehensif dan tinggi,” ujar Yongsheng. “Kemitraan dengan ZTE harus terfokus pada pemasaran dan pengembangan usaha untuk kebutuhan China Unicom, dan mulai dari inovasi layanan dan inovasi teknologi untuk membentuk mekanisme inovasi yang berorientasi pasar, dan mengadopsi open-source, literatif, dan model-model baru R & D lainnya.”tambah Chi Yongsheng.

Selain itu, ZTE dan China Unicom juga telah bekerja pada sebuah contoh virtual dari VoLTE berdasarkan layanan jaringan LTE inti seperti VIMS dan vEPC. Mereka berkolaborasi pada sebuah konsep untuk layanan VoLTE virtual dalam kerangka ETSI NFV, yang selesai pada Oktober tahun lalu. ZTE menganggap bahwa proyek ini telah diverifikasi keberhasilannya secara end-to-end dari teknologi SDN dan NFV sebagai enabler layanan VoLTE.

Sampai dengan saat ini, Layanan VoLTE mereka sedang dalam uji komersial di provinsi Henan Cina, dan pelanggan 4G secara aktif menggunakan solusi VoLTE untuk mendapatkan kualitas suara HD serta VoWiFi, video HD dan RCS (Rich Communication Suite).

Sekedar informasi, ditengah sengketa perdagangan dengan Amerika Serikat beberapa waktu lalu , ZTE tampaknya telah bermain dengan kekuatan domestik serta juga mengumumkan kemitraan dengan China Telecom, salah satu operator terbesar di negara itu. Kemitraan ini bukan hanya berhubungan dengan SDN dan NFV, melainkan juga mencakup 4G +, 5G dan teknologi IOT.

Sementara itu, Zhang Chengliang, VP of China Telecom Beijing Research Institute, mengatakan bahwa dengan teknologi AI yang sedang dikembangkan akan menuntut operator untuk lebih berinovasi keranah cloud.

“Ketika kita memasuki era kecerdasan buatan, operator diharapkan dapat memberikan berbagai solusi jaringan, Melalui kerjasama ini, kita akan secara signifikan memajukan teknologi SDN / NFV, 4G + / 5G, cloud computing dan teknologi Big Data di tahun-tahun mendatang,” Ujar Chengliang.

Dirinya juga percaya bahwa teknologi baru akan menjadi kenyataan melalui penyebaran percontohan dan berharap untuk memperdalam kerjasama dengan ZTE dari aspek jaringan murni, untuk teknologi informasi dan komunikasi perkembangan seperti proyek Smart Cities.

Inilah Kerjasama Baru Telstra Dengan SingTel

0

Telko.id – Singtel, Australia Telstra dan SubPartners mereka telah bersama-sama menandatangani perjanjian untuk membangun kabel bawah laut yang baru dan nantinya akan menghubungkan Australia dan Singapura.

Berdasarkan laporan dari TelecomAsia (31/12), Kabel APX-West baru akan terbentang antara Perth di pantai barat Australia sampai ke Singapura. Kabel pair dua serat akan memiliki kapasitas desain minimal 10Tbps.

Pembangunan serat kabel sepanjang 4,500km diharapkan akan dimulai pada akhir Juli dan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2018 mendatang.

Sekedar informasi, APX-West akan berfungsi sebagai alternatif untuk SEA-ME-WE 3,yakni sebuah jembatan data saat ini yang menghubungkan antara Singapura dan Perth. APX-West juga akan membantu memperluas konektivitas data dan kapasitas antara Singapura dan Australia dikedepannya.

“Kabel APX-Barat akan menjadi ‘superhighway’ data terbaru untuk memperluas konektivitas data dan kapasitas antara Singapura dan Australia, menyediakan redundansi jaringan dan latency terendah dari Australia hingga ke Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa,” ujar Ooi Seng Keat, selaku Singtel group enterprise VP for carrier services.

“Dengan kemampuan tersebut, Singtel Group, termasuk Optus, dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan data pelanggan untuk aplikasi bandwidth-intensif seperti komunikasi terpadu, pertukaran data perusahaan, TV internet dan game online.” tambah Keat.

Sekedar informasi, Telstra sendiri merupakan operator terbesar Australia jika dilihat dari segi pendapatan, Mereka juga bekerja sama dengan Operator Terbesar di Indonesia untuk membuat usaha patungan yang bernama Telkomtelstra, dengan Eric Meijer sebagai bos dari perusahaan patungan ini.

Baru-baru ini, Telkomtelstra mendemonstrasikan Cloud Solution kepada para peraih Australia Awards 2016 di Telstra Consumer Insight Centre (CIC), yang berlokasi di kantor pusat Telstra di Australia.

Para peraih Australia Awards 2016 yang sebagian besar berasal dari perusahaan BUMN dan multinasional ternama, sangat antusias menyaksikan demonstrasi Cloud Solution.
Demonstrasi tersebut memaparkan pentingnya Cloud Solution serta keuntungan dari penerapannya oleh perusahaan-perusahaan dan organisasi di Indonesia.

Pasar Small Cell Diperkirakan Meningkat di 2019

0

Telko.id – Ukuran pasar small cell diperkirakan akan melampaui angka $ 2 miliar pada tahun 2019 mendatang, angka ini cukup tinggi jika berkaca dari transaksi sekitar $ 1,2 miliar pada tahun 2015 silam, menurut IHS Technology.

Sekedar informasi, IHS Technology mengatakan bahwa ukuran pasar peralatan small cell mencapai US $ 1,2 miliar pada tahun lalu. Meskipun mencapai pertumbuhan 44 persen dibandingkan dengan pasar 2G/3G Radio Access Network (RAN) yang membukukan transaksi mencapai $ 22 miliar.

Sementara itu, jumlah pengiriman unit small cell berada di angka 1,4 juta, didorong oleh penyebaran di daerah pedesaan dan terpencil dan uptick dalam aktivitas small cell perusahaan.

Dilaporkan TelecomLead(31/3), Airvana, Alcatel-Lucent, Cisco, ip.access dan SpiderCloud adalah beberapa top vendor small cell di pasar telekomunikasi global yang siap meraup banyak laba di tahun ini dan mendatang, setidaknya hingga tahun 2019 mendatang.

Pengiriman small cell indoor diproyeksikan akan melampaui angka dari pengapalan di unit outdoor pada tahun 2016. Sementara di luar China, mereka sudah lakukan hal demikian,  meskipun volume pengiriman yang jauh lebih rendah, pendapatan small cell di luar ruangan akan terus menjadi lebih tinggi karena perangkat small cell di luar ruangan secara signifikan lebih mahal daripada small cell dalam ruangan.

Laporan penelitian telekomunikasi mengatakan bahwa pasar small cell dalam ruangan, yang terdiri dari sub segmen perkotaan dan perusahaan dalam ruangan, diantisipasi untuk bergerak cepat menuju komoditisasi yang akan menanjak dan penyedia layanan yang mencari faktor berbentuk plug-and-play.

Sekedar informasi, small cell di dalam ruangan berbentuk seperti layaknya BTS mini, sementara unit transisi indoor lebih mirip dengan titik akses Local Area Network (LAN) dalam hal ukuran dan persyaratan.

small-cell-market-forecast-by-IHS

Seperti diketahui, didorong oleh aktivitas di China, Asia Pasifik memimpin semua wilayah geografis di penyedia layanan pengiriman small cell, dengan 68 persen pangsa pada tahun 2015.

Layanan T Pay Tembus 100 ribu Pengguna

0

Telko.id – Jika di Indonesia yakni Telkomsel memiliki mobile payment  T-Cash yang memanfaatkan fitur NFC, lain halnya dengan SK Telecom, yang lebih mempercayayai fitur BLE sebagai platform mobile payment mereka

SK Telecom telah mengungkapkan bahwa layanan mobile payment T Pay berbasis Bluetooth Low Energy (BLE) telah melampaui 100.000 pelanggan hanya dalam waktu dua minggu setelah peluncuran.

T Pay menawarkan kemampuan kepada pelanggan untuk membayar pembelian tanpa menyentuh ponsel mereka, dan akan dikenakan biaya melalui tagihan operator. Hal ini didasarkan pada platform pembayaran BLE yang dikembangkan oleh SK Telecom.

Setelah pengguna menunjukkan bahwa mereka ingin membayar dengan T Pay, pada titik toko transaksi, pelanggan hanya perlu memberikan informasi pembayaran dengan smartphone pengguna melalui BLE, serta mengidentifikasi pengguna melalui panggilan atau nomor ponsel. Pengguna kemudian menyelesaikan pembayaran dengan memasukkan password yang terdaftar.

T Pay juga menawarkan fitur pembayaran barcode untuk meningkatkan keamanan, menghasilkan satu kali barcode setiap tiga menit. Semua data pembayaran terkait akan dienkripsi untuk melindungi informasi pribadi si pelanggan.

Bukan hanya itu, pelanggan yang menggunakan T Pay akan memperoleh keuntungan dari diskon yang disediakan pada program T Membership Reward dari SK Telecom, tanpa harus menunjukkan kartu keanggotaan mereka.

Sekedar informasi, T Pay tersedia untuk pelanggan berusia 19 tahun keatas dan memberikan pelanggan kemampuan untuk membeli hingga 500.000 won ($ 430) per nomor ponsel untuk penagihan di satu bulannya.

SK Telecom mengatakan T Pay saat ini tersedia di lebih dari 40% dari T Membership offline partner dari SK Telecom yang ada di Korea Selatan. Dilaporkan TelecomAsia (31/3), SK Telecom bertujuan untuk memperluas layanan ini menjadi 90% toko member pada kuartal ketiga di tahun ini.