spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1501

Oracle: Cloud akan Dominasi Belanja IT Global di 2025

0

Telko.id – Selama dekade berikutnya, Oracle Corp memperkirakan akan terjadi penurunan tajam dalam belanja bisnis TI tradisional di seluruh dunia, membuka jalan untuk layanan cloud dan meninggalkan lebih banyak ruang untuk inovasi ketimbang perawatan hardware dan software.

Prediksi ini datang setelah Oracle Corp mengakuisisi start up milik dua teknisi India, Rohit Gupta dan Ganesh Kirti. Start up yang berbasis di AS ini bergerak di bidang keamanan cloud.

“Pada tahun 2025, 80 persen dari anggaran TI akan dihabiskan untuk cloud, dan bukan pada TI tradisional. Hampir semua aplikasi baru akan berada di aplikasi SaaS (Software as a Service) pada tahun 2025,” kata CEO Oracle Corp Mark V. Hurd, seperti dilansir ETTech, Kamis (22/9).

Ia menjelaskan, belanja infrastruktur cloud akan terus meningkat. Dan tidak akan lagi linear, melainkan geometris dalam hal kecepatan.

Perusahaan yang bermarkas di AS, yang mengklaim sebagai perusahaan cloud yang paling cepat berkembang ini melaporkan bahwa 82 persen pertumbuhan pendapatan SaaS-nya dan layanan terkait berada di angka US$ 815 juta untuk kuartal Juni-Agustus.

Ke depan, Oracle, yang memiliki total 20.000 pelanggan cloud, mengatakan bahwa akan semakin banyak perusahaan yang mengandalkan cloud. Apalagi mengingat tak ada lagi masalah keamanan di cloud, yang merupakan perhatian utama untuk masa depan.

“Aku merasa satu hal penting lainnya yang hampir semua orang sebutkan dalam konteks pengambilan keputusan saat akan pindah ke cloud adalah keamanan,” katanya.

Dengan pergeseran ke layanan cloud, Hurd menambahkan, jumlah pusat data milik perusahaan juga akan turun 80 persen pada tahun 2025.

“Dampak teknisnya, bukan hanya inovasi yang datang dengan itu, tetapi juga perubahan dalam model bisnis. Akan ada peningkatan geometris dalam jumlah kecepatan yang diadopsi bisnis,” pungkasnya.

Comcast Ungkap Rencananya Untuk Terjun ke Layanan Mobile

0

Telko.id – Penyedia layanan TV berbayar terbesar di AS, Comcast, baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk meluncurkan layanan mobile sendiri. Diungkapkan sang CEO, Brian Roberts, perusahaan akan memperkenalkan layanan tersebut pada pertengahan 2017 nanti.

Namun, Roberts menolak untuk merinci lebih jauh mengenai layanan tersebut, termasuk harga dan ponsel mana yang akan mendukung.

Menurut Roberts, bisnis baru ini akan mengambil keuntungan dari 15 juta hotspot Wi-Fi milik Comcast dan penggunaan airwave yang disewa dari Verizon. Comcast menandatangani kesepakatan dengan Verizon pada tahun 2011 dengan ketentuan bahwa perusahaan dapat menjual layanan mobile menggunakan jaringan operator.

Roberts mengatakan karena Comcast menyewa jaringan Verizon, maka perusahaan tidak perlu melakukan investasi besar di bisnis baru ini, seperti untuk menara sel atau infrastruktur lainnya.

Dilaporkan Telecompaper, Kamis (22/9), Comcast akan memasarkan layanan selulernya kepada pelanggan kabel Comcast, baik yang sudah ada maupun yang potensial. Perusahaan ini tertarik untuk membuat pelanggan membeli barang-barang yang lebih mahal, dalam hal ini bundel layanan yang lebih besar, kata sang CEO.

Huawei Marine Hadirkan Sistem Unrepeater Lebih Tinggi

0

Telko.id – Huawei Marine Networks mengumumkan bahwa mereka telah mencapai rekor jarak lebih tinggi dari sistem unrepeatered, dengan mencapai jarak transmisi 648.5km selama ujicoba laboratorium.

Selama persidangan di Beijing, Huawei menggunakan self-developed enhanced raman amplifier (ERPC) dan teknologi remote optical pump amplifier (ROPA) pada saluran 100G melalui serat optik loss ultra-rendah, untuk meningkatkan daya optik pompa dan kinerja.

Dilansir TelecomAsia (22/9), Huawei Marine menggunakan teknologi yang sama untuk menetapkan rekor jarak unrepeatered sebesar 627km pada bulan April, tapi saat ini mereka telah menggunakan teknologi lanjutan.

Teknologi transmisi 100G dari vendor ini menggabungkan teknologi baru termasuk mode polarisasi dispersi yang dikombinasikan dengan single-carrier fase biner shift keying (PDM-BPSK) dan generasi ketiga teknologi keputusan lembut.

“Huawei Marine telah mencapai terobosan lain dalam desain sistem unrepeatered yang menunjukkan komitmen kami untuk terus berinvestasi dalam teknologi kinerja tinggi,” ujar VP Teknologi Huawei Marine, Zhang Shigui.

“Ketika digunakan secara komersial, teknologi ini akan memperluas jangkauan aplikasi sistem unrepeatered dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami.” Tukasnya.

Vodafone dan Huawei Sukses Uji Coba NB-IoT

0

Telko.id – Vodafone dan Huawei minggu ini menyelesaikan pengujian yang mereka klaim sebagai koneksi narrowband Internet of Things (NB-IOT) yang pertama pada jaringan seluler hidup, sekaligus membuka jalan bagi peluncuran layanan komersial pada 2017.

Dilaporkan TotalTelecom (22/9), perusahaan membuat sambungan over-the-air pada jaringan 4G di Madrid. Sementara itu, sehubungan didirikan pada jaringan 4G Vodafone di Madrid, operator ini menggunakan spektrum 800-MHz.

“Ini percobaan NB-IOT pertama yang sukses pada jaringan komersial dan merupakan tonggak teknologi yang signifikan di jalan menuju dunia dengan miliaran perangkat yang terhubung dengan biaya yang sangat rendah serta kebutuhan daya minim untuk jaringan mobile,” kata Matt Beal,  Vodafone’s group director of technology architecture and strategy pada sebuah posting blog.

Sekadar informasi, NB-IOT adalah standar jaringan rendah daya, wide-area (LPWA) yang menggunakan spektrum berlisensi untuk menyediakan komunikasi jarak jauh dua arah dan di lokasi yang sulit dijangkau. Mendukung throughput rendahdalam jumlah yang sangat besar, serta perangkat biaya rendah yang mengkonsumsi daya yang sangat kecil.

3GPP pada bulan Juni lalu menyelesaikan standarisasi NB-IOT sebagai bagian dari pekerjaannya Rilis LTE 13.

“NB-IOT memiliki dukungan yang kuat sebagai teknologi LPWA industri untuk mendukung pelanggan perusahaan kami. Percobaan yang sukses ini menunjukkan komitmen dan kemampuan untuk membawa teknologi ini ke pasar pada awal 2017 Vodafone,” kata Beal.

4 Faktor Penting Amankan Transaksi Mobile Payment

0

Telko.id – Tahun 2015 dan 2016 adalah momen penting dalam mobile payment. Di mana, mulai bermunculan layanan pembayaran yang dapat dilakukan melalui smatphone. Seperti Samsung Pay, Android Pay dan Apple Pay.

Tren mobile payment sendiri, berdasarkan proyeksi dari Market Insights, diperkirakan pada tahun 2020 mendatang akan mencapai 2.8 Triliun US Dolar. Tentu fenomena ini akan meningkatkan juga resiko keamanan dalam bertransaksi sejalan dengan pasar yang semakin tumbuh.

“Resiko keamanan dari transaksi mobike payment ini dapat terjadi dari kedua belah pihak. Baik bagi merchant maupun pengguna layanannya. Artinya, kedua belah pihak harus melakukan tindakan pencegahan agar semua transaksi yang terjadi aman,” ujar Edwin Lim, Regional Director Fortinet Indonesia and Malaysia menjelaskan.

Dari sisi merchant misalnya, Edwin menambahkan bahwa masih banyak kekhawatiran yang muncul untuk mengadopsi mobile payment ini. Namun, disisi lain dengan adanya desakan digitalisasi industri maka mobile payment menjadi sebuah tantangan ke depannya. Hal tersebut tergambar dari data yang dimiliki oleh Gelmato. Di mana, saat ini masih banyak merchant yang belum percaya bahwa security system yang dimiliki sudah mampu melindungi. Setidaknya, 54% dari para merchant masih meragukan security systemnya. Lalu, 72% dari para merchant juga merasa yakin bahwa ada potensi resiko ketika mengaplikasikan mobile payment atau mobile wallet.

“Walau demikian, mobile payment ini menjadi gambaran tentang keseimbangan antara security, resiko privacy dan kenyamanan,” kata John Pironti, ISACA Risk Advisor and President of IP Architects.

Artinya, dalam kondisi masih ada ketakutan akan pencurian identitas atau pelanggaran data tidak akan memperlambat adopsi mobile payment. Asal, potensi resiko yang mungkin akan terjadi dikelola dengan baik, efektif dan tepat dalam memilih fitur keamanan yang digunakan.

Dari sisi masyarakat yang menggunakan mobile payment, ada 4 faktor utama yang meragukan tentang keamanan transaksi yang dilakukan. Pertama, Takut penipuan. Kedua, takut tidak dapat melakukan tracking terhadap transaksi yang dilakukan. Ketiga, takut melakukan sesuatu yang salah dan terakhir, takut kehilangan privasi dan pencurian identitas.

Hanya 23% saja dari masyarakat yang melakukan transaksi mobile payment mampu menjaga informasi pribadi secara safe and secure. Lebih dari itu, masih sangat terbuka untuk di bobol. Misalnya, memiliki 1 password untuk semua account, Lalu, memiliki password yang mudah ditebak dan lain-lainnya.

Padahal, untuk menjaga keamanan data pribadi tidak cukup dengan passowrd saja. ISACA, sebuah asosiasi independen dunia yang bergerak dibidang cybersecurity, melakukan pemeringkatan kerentanan pada mobile payment. Yang paling tinggi tingkat kerentanannya adalah penggunaan WiFi publik yakni 26%. Lalu diikuti dengan gadget yang hilang atau dicuri sebesar 21%. Kemudian 18% terjadinya phishing atau shmishing melalui pesan teks. Baru setelah itu adalah password yang lemah sebesar 13%. Kesalahan penggunaan pun menjadi salah satu faktor kerentanan dalam transaksi mobile payment yakni sebesar 7%.

Untuk menghindari itu semua, Fortinet memiliki solusi yang dapat melindungi, terutama
bagi provider atau penyedia layanan mobile payment yang nantinya akan memberikan perlindungan juga bagi konsumen yang menggunakan.
Pertama adalah Point 2 Point Encryption (P2PE). Solusi ini menggunakan PCI-validated dan approved point-to-point encryption atau PCI P2PE yang dapat digunakan untuk mPOS atau mobile point of sales. Kedua, dalam memberikan layanan WiFi dapat dilakukan segmentasi dan keamanan. Wi-Fi untuk mPOS devices dari Wi-Fi. Walau demikian, WiFi tetap dapat juga digunakan oleh pengunjung atau general guest access dengan cara menggunakan P2PE pada mPOS Wifi network.

Selain itu, Fortinet juga menyarakan untuk menggunakan cara Tokenization. Di mana, satu nomor hanya mewakili satu nomor kertu debit dalam transaksi pembayaran. Tokenization ini ada 3 jenis yakni Tokenization Situs Web, Terminal tokenization dan Jaringan tokenization.

Yang terakhir adalah melakukan otentikasi perangkat. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan perangkat mobile berinteraksi dengan mobile banking atau sistem pembayaran yang benar terdaftar. Tidak sedang hijack oleh perangkat penipu dan belum Jailbroken. (Icha)

Miangas Nantikan Layanan Dari Operator Lain

0

Telko.id – Di era informasi, kemampuan untuk mendapatkan, memanfaatkan dan mengolah informasi mutlak dimiliki suatu bangsa guna meningkatkan ekonomi sekaligus daya saing. Kemampuan tersebut juga harus dimiliki setiap daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Untuk mendukung kemampuan tersebut, ketersediaan akses informasi terutama infrastruktur telekomunikasi yang mumpuni sangat dibutuhkan agar mampu membuka keterisolasian suatu daerah serta membuka peluang ekonomi bagi daerah tersebut. Infrastruktur telekomunikasi yang memadai akan mendukung kegiatan sektor riil terutama dalam menjamin kelancaran arus barang dan informasi.

Salah satu daerah terpencil yang telah merasakan manfaat kehadiran infrastruktur telekomunikasi adalah desa Miangas, kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima tim Telko.id, Steven Hauer Edwin Maarsit, Camat Miangas mengatakan bahwa sebelum jaringan telekomunikasi hadir akses informasi di Miangas sangat terbatas yang membuat daerah tersebut terisolir. Padahal Miangas memiliki fungsi yang strategis karena berbatasan langsung dengan negara Filipina.

Pada tahun 2010, Telkomsel menginjakkan kaki mereka di Miangas. Kehadiran Telkomsel di Pulau Miangas dinilai Steven memberikan dampak yang signifikan khususnya bagi masyarakat Miangas yang letak geografisnya berada di ujung Utara Indonesia.

Steven mengatakan dengan adanya jaringan telekomunikasi yang dibangun Telkomsel, minat investasi di Pulau Miangas sudah mulai tumbuh, serta industri perikanan di Pulau Miangas juga sudah mulai menggeliat.

“Sebelum adanya layanan telekomunikasi dari Telkomsel, masyarakat Miangas tidak merasakan kemerdekaan. Namun kini dengan kehadiran Telkomsel di Miangas, masyarakat merasa diperhatikan oleh pemerintah pusat,” terang Steven.

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan, Hadirnya jaringan Telkomsel hingga wilayah perbatasan negara merupakan bentuk nyata pelayanan bagi seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali.

“Lebih dari memerdekakan seluruh masyarakat di NKRI dari keterisolasian komunikasi, kehadiran layanan Telkomsel di wilayah perbatasan negara tentunya juga akan semakin memperkokoh terpeliharanya NKRI sebagai negara kepulauan.”

Namun, sampai dengan saat ini hanya Telkomsel yang baru menggelar jaringan telekomunikasi di desa Miangas. Padahal operator telekomunikasi yang mengantungi izin penyelenggaraan full-service provider secara nasional jumlahnya terbilang banyak.

“Kami mengharapkan kepada Presiden Joko Widodo mau memperhatikan masyarakat di daerah terpencil seperti di Pulau Miangas. Kami mengharapkan tak hanya Telkomsel saja yang mau membangun telekomunikasi di pulau Miangas. Saat ini hanya Telkomsel saja yang masuk ke daerah Miangas. Itupun dengan kapasitas yang sangat terbatas,”papar Steven.

Steven mengharapkan Presiden Joko Widodo bisa mengeluarkan aturan agar operator telekomunikasi lainnya juga mau menggelar jaringan telekomunikasi di pulau terluar dan terpencil Indonesia seperti di Miangas yang bertujuan agar perekonomian masyarakat di daerah terpencil dan terluar dapat berkembang seperti daerah lainnya di Indonesia.

Saat ini masyarakat di Miangas yang mayoritas nelayan sangat tergantung terhadap layanan telekomunikasi selular. Bahkan telekomunikasi selular dijadikan alat bantu untuk mencari nafkah.

Selain dipergunakan sebagai penghubung Miangas dengan dunia luar, telekomunikasi selular dipergunakan masyarakat sebagai alat berkomunikasi ketika mereka melaut.

Butuh Internet

Tak hanya layanan telekomunikasi saja yang saat ini dibutuhkan masyarakat Miangas. Saat ini masyarakat di Miangas merindukan hadirnya layanan internet. Hingga saat ini desa Miangas belum terjamah layanan internet.

Padahal internet sangat dibutuhkan untuk menjalankan roda pemerintahan dan menggembangkan perekonomian masyarakat di pulau yang memiliki potensi perikanan cukup besar ini.

“Kami mengharapkan operator lainnya dapat memberikan layanan telekomunikasi dan internet di Pulau Miangas. Sehingga perekonomi masyarakat di Miangas dapat tumbuh lebih cepat lagi,”ujar Steven.

Kebutuhan akan akses internet tentunya akan didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia jika proyek Palapa Ring telah berhasil dilaksanakan. Namun, proyek ini setidaknya baru akan terealisasi pada 2019 mendatang.

IoT Telkomsel Bakal Masuk Dalam Aplikasi Smart City Tangerang

0

Telko.id – Sebagai bentuk sinergi dengan Telkom Group dalam mendukung penguatan ekosistem Smart City di Kota Tangerang, Telkomsel menghadirkan layanan M2M (Machine to Machine) melalui produk T-Bike dan T-Drive untuk dipergunakan dalam keseharian kerja petugas lapangan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang. Bentuk dukungan tersebut menjadi salah satu bagian dari komitmen Telkomsel bersama Telkom Group saat acara peresmian Tangerang Smart City Partnership yang diprakarsai Walikota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah di Kantor Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, (20/9).

“Konsep Smart City kini sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap pemerintah daerah untuk diterapkan ketika akan mengelola sebuah sistem pemerintahan yang mengaplikasikan perkembangan teknologi digital terbaru. Telkomsel sebagai bagian dari Telkom Group, berkomitmen untuk terus mendukung setiap upaya dari Pemerintah Daerah yang ingin menerapkan konsep Smart City dalam keseharian sistem tata kelola pemerintahannya, seperti yang sudah dicanangkan Pemkot Tangerang ini,” ujar Nyoman Adiyasa, General Manager Account Management Jabotabek Jabar Telkomsel menjelaskan.

Salah satu bentuk kontribusi Telkomsel untuk mendorong penguatan ekosistem Smart City di Kota Tangerang adalah dengan memberikan free trial layanan M2M Telkomsel yang sedang berkembang pesat, yaitu T-Bike dan T-Drive. Me duanya akan digunakan sebagai perangkat pendukung kerja petugas lapangan Pemkot Tangerang. Pada tahap awal Telkomsel menyerahkan 15 unit perangkat T-Bike untuk kendaraan sepeda motor operasional dan 2 unit T-Drive yang akan diaplikasikan pada mobil ambulance dan mobil jenazah milik Pemkot Tangerang, dan nantinya akan ditambah untuk mendukung operasional kerja 104 Petugas Lapangan Pemkot Tangerang.

Perangkat aplikasi T-Bike dan T-Drive ini juga akan terintergrasi dengan aplikasi Smart City yang sedang dibangun Pemkot Tangerang yaitu aplikasi SIGAP, yang dirancang sebagai fasilitas monitoring kinerja seluruh petugas lapangan Pemkot Tangerang secara online serta mendapatkan feedback dari masyarakat dengan konsep real time.

Adiyasa lebih lanjut menambakan “T-Bike dan T-Drive merupakan sebuah bentuk aplikasi internet of things (IoT) yang hadir sebagai wujud nyata dukungan Telkomsel dalam penerapan Smart City di Indonesia, dimana penyelenggaraan Smart City dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam segala aspek, termasuk sistem tata kelola kota, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kotanya”.

Telkomsel mengembangkan T-Bike dan T-Drive sebagai asisten pengendara cerdas dengan fitur lengkap seperti memonitor dan memandu lokasi, kecepatan dan area berkendara sepeda motor, serta mengendalikan akses mesin kendaraan bermotor dari aplikasi di ponsel cerdas berbasis Android dan iOS. Didukung oleh sistem GPS yang canggih, kedua layanan tersebut juga mampu mendukung operasional dan pengelolaan armada secara real time (tracking & fleet management), efisien, pelaporan detail perjalanan, pembatasan wilayah operasional (geofencing) dan pembatasan kecepatan (speed limit).

“Dukungan layanan digital Telkomsel dalam mendorong percepatan dan penguatan ekosistem Smart City di Kota Tangerang ini merupakan kelanjutan dari komitmen Telkomsel bersinergi membangun ekosistem Smart City di kota-kota sebelum bersama sejumlah pemerintah daerah seperti Pemkot Bogor, Pemkot Bekasi, Pemkot Bandung dan beberapa lainnya. Kami berharap layanan serta produk digital Telkomsel tak hanya dimanfaatkan sebagai layanan komersil namun juga bisa mendukung sistem tata kelola pemerintah daerah yang terintergrasi dengan teknologi terbaru” tutup Adiyasa.(Icha)

Lepas Anak Usahanya di Bursa, Telefonica Targetkan €1.48 Triliun

0

Telko.id – Operator Telefonica baru-baru ini mengungkapkan keinginannya untuk paling tidak menghasilkan sekitar €1.48 triliun dari penawaran umum perdana (IPO) unit bisnisnya yang berberak di bidang infrastruktur, Telxius.

Operator Spanyol itu mengatakan telah mengajukan prospektus IPO kepada regulator pasar saham negara itu, yakni Comisión Nacional del Mercado de Valores (CNMV). Telefonica berencana menjual 36,36% sahamnya di Telxius dengan opsi penjatahan lebih hingga 40%.

Telxius sendiri diluncurkan pada bulan Februari lalu, dan bertugas untuk mengelola serta memonetisasi infrastruktur global Telefonica. Anak perusahaan ini mengawasi 16.000 situs sel dan lebih dari 31.000 kilometer kabel serat optik. Ini mengkonfirmasi rencananya untuk terus maju dengan IPO awal bulan ini.

Hasil dari IPO ini sendiri rencananya akan digunakan perusahaan untuk membayar utang yang dimiliki.

Menurut laporan Totaltelecom, Rabu (21/9), kisaran harga yang ditawarkan per sahamnya adalah antara €12 dan €15 atau sekitar Rp 175 ribu dan Rp 219 ribu. Kisaran harga ini menjadikan Telxius seharga €3 miliar-€3,7 miliar secara total.

Namun, sumber yang dikutip oleh Bloomberg mengatakan bahwa investor khawatir karena keraguan tentang cara mengakses aset kabel bawah laut Telxius, yang mencapai sekitar 60% dari pendapatan unit.

“Diharapkan harga penjualan akhir per saham dari penawaran akan diputuskan pada 29 September 2016 dan bahwa saham Telxius akan memulai trading di bursa saham Barcelona, Bilbao, Madrid dan Valencia dan seterusnya pada 3 Oktober 2016,” kata Telefonica.

Lewat Project AirGig, AT&T Tawarkan Alternatif Nirkabel untuk Fiber

0

Telko.id – Sebuah cara baru siap diterapkan AT&T dalam upayanya menghadirkan internet berkecepatan tinggi ke daerah rural. Dan cara itu diyakini tak hanya akan menghemat waktu, tetapi juga biaya.

Ya, operator Amerika Serikat ini mengumumkan sebuah proyek yang diberi nama Project AirGig. Ini merupakan sistem pengiriman internet nirkabel baru yang membawa layanan internet kecepatan tinggi melalui kabel listrik tanpa benar-benar memanfaatkan infrastruktur kabel fisik.

Lebih khususnya, seperti disadur Engadget, Rabu (21/9), AT&T berencana untuk menambah ratusan stasiun radio kecil di atas tiang-tiang telepon untuk mengalirkan internet berkecepatan tinggi kepada pelanggan tanpa meletakkan kabel baru.

Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap percobaan, tetapi AT&T mengatakan bahwa ini penuh potensi. Stasiun relay AirGig ini mungkin berdiri di atas tiang-tiang telepon, tetapi tidak benar-benar perlu memanfaatkan sumber daya tiang ini – ini juga tidak mengirim sinyal melalui kabel, melainkan lebih memilih untuk meregenerasi sinyal gelombang milimeter dari stasiun ke stasiun. Karena stasiun dirancang dengan menggunakan antena plastik terjangkau dan memanfaatkan infrastruktur yang ada, ia menawarkan cara potensial untuk membawa koneksi berkecepatan tinggi ke daerah-daerah baru tanpa meletakkan kabel baru. Tidak hanya menghemat banyak uang, itu juga berarti sistem baru bisa dikerahkan lebih cepat.

AT&T menegaskan bahwa AirGig saat ini murni sebuah eksperimental, dan uji coba lapangan pertama bahkan belum akan dimulai sampai tahun depan. Meski begitu, tes laboratorium telah dilakukan, dan perusahaan yakin bahwa sistem ini dapat digunakan untuk membawa internet generasi berikutnya untuk masyarakat pedesaan dan negara-negara berkembang.

 

Operator Perancis Semakin Kembangkan Lini IOT

0

Telko.id – Orange, Operator terbesar di Perancis mengatakan bahwa pihaknya telah melampaui tujuan penyebaran jaringan Lora (Low Range) untuk Internet of Things (IOT) jaringan.

Dilaporkan TotalTelecom (21/9),  incumbent Perancis ini bertujuan untuk memperluas jangkauan jaringan IOT ke 2.600 kota-kota pada akhir Januari 2017.

Seperti diketahui, ketika pertama kali mereka melakukan peluncuran Lora pada bulan November 2015, Orange menetapkan target mencapai 17 daerah perkotaan, termasuk Bordeaux, Lyon, Marseille, Montpellier, Nice, Paris dan Strasbourg, pada semester pertama 2016.

Pada hari Selasa kemarin, Orange mengatakan jaringan IOT yang sekarang tersedia di 18 daerah perkotaan, meliputi sekitar 1.300 kota. Pada akhir Januari 2017, Orange mengharapkan jaringan IOT mereka dapat menyelimuti 120 daerah perkotaan atau sekitar 2.600 kota.

Budding IOT start-up bisa mendapatkan sebuah benda yang terhubung dengan starter kit, yang akan membantu mereka mengembangkan prototipe yang menggunakan jaringan Lora Orange.

Selain meluncurkan IOT jaringan berbasis Lora – yang menggunakan spektrum unlicensed, Orange juga tertarik untuk menggunakan teknologi IOT selular, termasuk Extended Coverage GSM (EC-GSM) dan LTE-M.

“Tujuannya adalah untuk memenuhi semua persyaratan pelanggan Orange dengan menawarkan solusi konektivitas yang tepat,” kata Orange, dalam sebuah pernyataan.

Oranye mengatakan saat ini mereka berada di trek untuk menghasilkan € 600.000.000 dari pendapatan jasa IOT pada tahun 2018, yang merupakan salah satu tujuan dari rencana strategis Essentials 2020n.