spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...
Beranda blog Halaman 1480

Kazuhiro Yoshizawa Jadi CEO Baru NTT DoCoMo

0

Telko.id – NTT DoCoMo resmi mendapuk Kazuhiro Yoshizawa sebagai CEO baru perusahaan. Pemilihan pemimpin baru ini menjadi bagian dari perombakan eksekutif besar-besaran di operator Jepang tersebut.

Sebelumnya, Kazuhiro Yoshizawa – bergabung dengan DoCoMo pada tahun 1979 – menjabat sebagai chief information officer, chief information security officer, dan chief privacy officer. Ia juga menjabat sebagai wakil presiden senior eksekutif yang bertanggung jawab atas teknologi, perangkat dan informasi strategi perusahaan telekomunikasi tersebut.

Yoshizawa akan menggantikan Kaoru Kato, yang diperkirakan akan tetap menjadi anggota dewan dan menjadi penasihat perusahaan.

Selain Kato, nama lain yang juga akan lengser dari jabatannya sebagai eksekutif di DoCoMo adalah Yoshikiyo Sakai, yang saat ini menjabat sebagai direktur penjualan dan pemasaran. Disebutkan bahwa ia akan mengambil peran baru di NTT Finance Corporation. Demikian dilaporkan Total Telecom, Rabu (18/5).

Pemegang saham bisa menyalurkan suaranya terkait perubahan ini pada pertemuan 16 Juni mendatang.

Dalam sebuah pernyataan singkat, DoCoMo mengatakan bahwa alasan perombakan adalah untuk lebih bertumbuh dan mengembangkan perusahaan di bawah kepemimpinan manajemen baru.

Tugas Yoshizawa saat ini akan ditangani oleh Hiroyasu Asami, yang sampai saat ini menjabat sebagai managing director di DoCoMo.

Yoshizawa, dalam hal ini hanyalah satu dari sekian banyak perubahan yang diusulkan untuk tim kepemimpinan DoCoMo. Ada setidaknya enam kandidat dewan baru telah diajukan, serta enam wakil presiden senior yang baru.

Lanjutkan Kerjasama Dengan Nokia, Three Irlandia Gunakan Solusi NetAct

0

Telko.id – Nokia dan Three Irlandia telah mengumumkan sebuah inisiatif jaringan selama lima tahun, lanjutan kontrak kerjasama ini akan menghasilkan berbagai teknologi baru yang ditambahkan ke jaringan operator multinasional ini.

Perjanjian ini akan melihat Nokia memberikan ekspansi operasi menyeluruh untuk radio access network (RAN) milik Three, serta struktur manajemen yang disederhanakan di peralatan multi-vendor mereka. Untuk melakukannya, Nokia akan menyediakan dukungan jarak jauh secara real-time dari Global Delivery Centre di Lisbon, Portugal.

Dilaporkan Telecoms (18/5), Nokia mengatakan penyebaran juga akan memberikan Tiga kemampuan untuk cepat menerapkan teknologi jaringan tambahan pada RAN, mereka juga mengklaim akan dapat melakukannya dengan kualitas pelayanan tertinggi untuk pelanggan Three di Irlandia, menurut sebuah pernyataan Nokia.

Bukan hanya itu, vendor asal Finlandia ini juga akan mengerahkan sistem yang berdedikasi pada OSS NetAct, yakni sebuah bumbu virtual yang telah diumumkan pada pekan lalu. Solusi ini ditujukan untuk lebih teliti dalam menganalisa, proses dan kontekstualisasi wawasan yang diperoleh dari lalu lintas jaringan.

Nokia menganggap Three akan mendapatkan keuntungan dari visibilitas penuh dan keterampilan manajemen jaringan canggih dengan menerapkan NetAct.

“Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan kami. Dengan pindah ke salah satu layanan yang dikelola pemasok di seluruh jaringan akses radio kita, kita akan memiliki struktur yang lebih transparan, menyederhanakan operasi dan meningkatkan kinerja jaringan,” ucap CTO Three Irlandia David Hennessy.

Sementara itu, pihak Nokia menyebutkan bahwa melalui kesepakatan ini mereka menunjukkan kekuatan mereka dalam managed services multi-vendor dan kemampuannya untuk cepat menerapkan layanan infrastruktur yang terpusat yang dikelola dan dicapai oleh banyak operator.

“Dengan memilih layanan Nokia, Three Irlandia dapat memastikan bahwa pelanggan mereka menerima ketersediaan jaringan tertinggi dan kualitas layanan terbaik.” Ujar John Ward, Customer Business Team Head Nokia.

Tahun 2020, Industri Telko Akan Melirik Segmen SDN

0

Telko.id – Pasar dari penyedia layanan software-defined networking (SDN), termasuk hardware, software dan layanan, diperkirakan akan tumbuh mulai dari USD 289 Juta pada tahun 2015 menjadi USD 8,7 milyar di tahun 2020 mendatang, dengan tingkat compound annual growth rate (CAGR) pada tahun 2015 hingga 2020 sebesar 98 persen.

Dilaporkan TelecomLead (18/5), perangkat lunak dan layanan outsourcing akan menyumbang sekitar 46 persen dari total pendapatan SDN di tahun 2020, angka ini berdasarkan riset dari IHS Technologies.

Sementara itu, SDN orkestrasi dan pendapatan perangkat lunak pengendali diperkirakan akan tumbuh lebih dari USD 1,8 miliar pada tahun 2020.

Pada tahun 2020 juga, akan ada nilai lebih pada aplikasi SDN ketimbang di orkestrasi dan kontrol, yang akan dibanderol cukup karena tekanan kompetitif.

Seperti diketahui, NTT yang juga merupakan raksasa telko asal Jepang menghabiskan banyak uang di sektor SDN. Jepang saat ini telah aktif dalam mengimplementasikan penyebaran komersial.

Sementara untuk China akan memiliki banyak penyebaran komersial yang cukup besar pada tahun 2015 dan 2016. Bukan hanya itu,  penyedia layanan di Amerika Utara dan Eropa juga akan berinvestasi di SDN, dan mengantisipasi untuk memperhitungkan 13 persen dari total pendapatan SDN di periode 2015 hingga 2020 mendatang.

Soal Turunnya Tarif Interkoneksi, Ini Tanggapan Pengamat

0

Telko.id – Pemerintah memang belum mengetuk palu terkait dengan besaran penurunan tarif interkoneksi antar operator di Indonesia. Namun, beberapa operator telah mengungkapkan harapan mereka terkait besaran penurunan tarif interkoneksi ini.

Penurunan tarif interkoneksi sebesar 20% saat ini juga masih digodok oleh Pemerintah, dalam hal ini Kominfo selaku regulator. Namun, beberapa operator sebelumnya mengutarakan keinginan mereka agar tarif interkoneksi dapat turun hingga 40%, mengingat dampaknya yang bisa dirasakan oleh masyarakat secara signifikan.

Lantas, bagaimana menurut pengamat dan pakar telekomunikasi? Di temui pada   salah konferensi pers di Jakarta (17/5), Hasnul Suhaimi selaku pakar telekomunikasi yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur XL ini mengungkapkan pentingnya penurunan tarif interkoneksi agar tidak ada batasan bagi setiap orang untuk melakukan panggilan dari satu operator ke operator lainnya.

“Secara prinsip, interkoneksi itu diupayakan agar serendah mungkin supaya tidak ada batasan orang untuk menelpon dari satu operator ke operator lainnya. Sekarang kalau kita lihat, orang telpon ke sesama operator itu murah, tapi ketika ke operator lain mahalnya minta ampun,” ujar pria yang dulu kerap memegang peranan penting di industri telekomunikasi Indonesia.

Ia menambahkan, pentingnya penurunan tarif interkoneksi adalah agar menjadikan industri telekomunikasi di Indonesia menjadi sehat, karena tidak adanya subsidi silang antar operator ketika melakukan panggilan dengan operator lainnya.

Lebih lanjut, Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat ini memaparkan jika memang ada tarif tambahan ketika menelepon ke operator lainnya, setidaknya tidak terlampau jauh dibandingkan dengan sesama operator, agar lebih murah.

Disinggung mengenai pemerintah yang akan menurunkan tarif interkoneksi sebesar 20%,  Hasnul mengaku tidak bisa berbicara banyak lantaran Ia bukan pemain di industri ini lagi.

“Jika dilihat dari prinsipnya, semakin kecil tarif interkoneksi akan semakin baik sehingga tidak ada batas bagi seseorsng untuk melakukan panggilan,” ucap Hasnul.

Ia juga berujar, seharusnya jika memang tarif interkoneksi turun maka operator juga harus menurunkan tarif panggilan ke operator lain dan jangan sampai nanti, interkoneksinya diturunkan tetapi tarif dari operator tetap saja segitu. Hal ini juga bertujuan agar masyarakat bisa merasakan bahwa tarif antar operator juga ikut turun.

Sementara itu, ketika ditanya mengenai jumlah ideal dari penurunan tarif interkoneksi ini sendiri, Hasnul menjawab, “sebagai pengamat, saya hanya bisa mengatakan sebisa mungkin serendah mungkin tarif interkoneksi yang berlaku, agar masyarakat menelepon benar-benar dengan cost dan bukan lagi cross subsidi. Saya fikir, kalau bisa turunnya berkisar antara 40-50% dari tarif saat ini,” tutup Hasnul.

Sekadar informasi, Hasnul Suhaimi merupakan seorang pakar telekomunikasi yang pernah bekerja di berbagai operator di Indonesia. Mulai dari jajaran direksi PT. IM3, kemudian sempat merasakan sebagai Direktur Utama PT. Indosat pada 2005 hingga memutuskan untuk pensiun dan mengakhiri jabatannya sebagai Presiden Direktur XL pada April 2015 silam.

Softbank & Alibaba Group Bikin Usaha Patungan untuk Cloud

0

Telko.id – Alibaba Group telah bekerja sama dengan pemegang saham terbesarnya, Softbank Group untuk menyediakan layanan komputasi awan publik di Jepang.

Kedua perusahaan mengumumkan pekan lalu bahwa mereka telah membentuk perusahaan patungan, yang disebut SB Cloud Corp. Perusahaan ini didirikan untuk memberikan teknologi dan layanan Alibaba Cloud untuk perusahaan Jepang, mulai dari startup hingga perusahaan multinasional.

Menurut laporan Telecomasia, Selasa (17/5), Softbank Corp, yang tak lain merupakan anak perusahaan Softbank Group di bidang telekomunikasi, memiliki 60% saham di perusahaan dan Alibaba Group memegang saham sisanya.

Perusahaan patungan yang bermarkas di Tokyo ini – didirikan pada bulan Januari – akan membuka pusat data baru di Jepang dan menyediakan layanan data storage serta pengolahan, middleware tingkat perusahaan dan layanan keamanan awan.

Perusahaan mengatakan SB Cloud akan memainkan peran kunci dalam mendukung kehadiran bisnis Alibaba Cloud di pasar Jepang di mana permintaan untuk layanan komputasi awan publik berkembang dengan pesat.

Kedua perusahaan menambahkan bahwa kesepakatan ini memungkinkan Alibaba Cloud untuk lebih memperluas layanan platform komputasi awannya dengan basis pelanggan bisnis SoftBank yang luas di Jepang, yang terdiri dari berbagai organisasi global.

“Kami bangga bahwa Alibaba Cloud dapat memanfaatkan keahlian komputasi awan dalam usaha patungan dengan SoftBank ini,” Sicheng Yu, wakil presiden Alibaba Cloud mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Kami berharap dapat membantu lebih banyak perusahaan Jepang untuk mengembangkan bisnis mereka dengan layanan komputasi awan kami yang aman, scalable dan inovatif.”

Gandeng Pakar Telko, Advan Akan Hadirkan Smartphone Unggulan

0

Telko.id – Vendor lokal untuk smartphone dan tablet yakni Advan, telah berencana untuk membuat sebuah produk smartphone yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Jika melihat dari persaingan yang ada, Advan memang terlihat menjadi satu-satu nya brand lokal yang paling menonjol di tengah himpitan persaingan dengan brand raksasa semacam Samsung dan Apple.

Indonesia sendiri merupakan pasar yang sangat besar dan seakan menjadi ladang penjualan bagi para vendor smartphone, hal ini terlihat dari 60% pangsa pasar gadget di Asia Tenggara adalah Indonesia.

Berkaca dari hal tersebut, Advan menciptakan sebuah terobosan dengan menggandeng Hasnul Suhaimi selaku pakar telekomunikasi di Indonesia untuk menghadirkan sebuah produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Nantinya, Advan bersama dengan tim R&D dan dibantu oleh tim riset MARS akan melakukan riset kepada perwakilan masyarakat Indonesia di beberapa wilayah untuk mendapatkan sebuah insight mengenai produk apa yang sesuai dengan keinginan pasar.

Chandra Tansri, Sales Director Advan mengungkapkan, “Advan sudah 18 tahun hadir di Indonesia, mulai dari komputer dan sampai dengan saat ini lebih berfokus pada tablet dan smartphone, dan pola R&D terbuka seperti ini merupakan sebuah solusi untuk menghadirkan smartphone yang diinginkan oleh pasar,” ujarnya ketika jumpa media di Jakarta (17/5).

Ia menambahkan, bahwa mereka sejatinya terbuka untuk mendapatkan input terkait dengan perkembangan smartphone dan tablet. Dengan memahami kondisi market, setiap perubahan akan terus dilakukan dan akan lebih memahami kebutuhan pasar di Indonesia sendiri.

Sementara itu, sebagai seorang pakar, Hasnul Suhaimi mengatakan bahwa kecenderungan masyarakat itu terbagi menjadi dua, ada yang melek teknologi seperti sudah mengetahui kehandalan dari smartphone tersebut hanya dengan melihat spesifikasi smartphone nya, ada juga yang setelah menggunakan baru mengetahui kehandalan dari smartphone tersebut, sehingga Advan perlu menghadirkan sebuah smartphone yang bukan hanya dari spesifikasi yang mumpuni, melainkan juga kualitas yang bisa terjamin.

“Advan harus menciptakan smartphone yang memiliki spesifikasi tinggi namun dengan harga yang cukup bersahabat. Berbicara mengenai spesifikasi yang dimaksud seperti kamera, baterai, memori serta lebar layar yang sesuai dengan keinginan pengguna di Indonesia,” ucapnya.

Selain itu, disinggung mengenai pengguna yang sering ‘kapok’ menggunakan smartphone lokal karena kualitasnya yang buruk, pihak Advan mengungkapkan bahwa terdapat sekitar satu persen dari jumlah produksi di pabrik yang tidak berjalan baik dan hal inilah yang menyebabkan stigma tersebut beredar. Namun, mereka mengklaim kalau itu adalah sebuah hal yang wajar.

“Kualitas adalah harga mati bagi kami, hanya saja terdapat 1-2 % produk yang tidak berjalan maksimal, dan itu masih masuk akal jika ada yang komplain terkait barang yang cacat tadi. Hal ini menjadi standar dalam industri, dan jika memang ada komplain, maka itu adalah komplain yang wajar,” ucap Andi Gusena selaku Brand Director Advan.

Kembali ke riset yang dihadirkan, saat ini mereka sedang menjalankan survey melalui online, dan secara tatap muka serta memberikan user experience di beberapa kota yang mewakili semua wilayah Indonesia. Sedangkan untuk produksi sendiri, ketika riset sudah diselesaikan, maka akan segera mereka produksi. Mereka juga menargetkan hanya akan memakan waktu selama tiga bulan setelah riset untuk menghasilkan produk baru.

Mengenai harga, Advan juga akan kompetitif, dengan mematok harga yang berkisar antara 1,5 juta hingga 2 juta rupiah sehingga mampu menjangkau daya beli masyarakat Indonesia. Setidaknya, mereka menargetkan produk barunya nanti akan menyasar sekitar 1 persen dari 250 juta pengguna di Indonesia.

Batal Dipinang Hutchison Three, O2 Mulai Dilirik Investor

0

Telko.id – Beberapa perusahaan ekuitas swasta di Inggris dikabarkan tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk membeli O2. Isyarat ini hadir menyusul ditolaknya penawaran CK Hutchison Three Inggris oleh Komisi Eropa belum lama ini.

Menurut sebuah laporan di Daily Telegraph, perusahaan ekuitas swasta Apax dan CVC Capital Partners bekerjasama dengan Tom Alexander, yang menciptakan Virgin Mobile sebagai operator jaringan virtual mobile pertama (MVNO) di akhir 1990-an dan kemudian menjadi CEO pertama EE ketika Orange dan Deutsche Telekom menggabungkan usahanya di Inggris.

Namun pembicaraan tidak bisa dimulai secara resmi sampai 15 Juli, mengingat ‘sangkutan’ yang tersisa. Seperti diketahui, Telefónica sebagai pemilik O2 Inggris masih memiliki perjanjian eksklusivitas dengan Hutchison – meskipun sekarang merger tidak bisa berlangsung.

Menurut Telegraph, sponsor ekuitas swasta yang potensial telah mendekati CEO O2 Inggris, Ronan Dunne. Konon, sang CEO menunjukkan tanda-tanda bersedia untuk mempertimbangkan proposal pembelian dengan atau tanpa keterlibatan Alexander. “Dalam setiap skenario manajemen pembelian ia akan cenderung dihargai dengan baik,” kata laporan tersebut.

Kandidat lainnya yang muncul sebagai calon pemilik baru O2 Inggris adalah Liberty Global, perusahaan AS yang memiliki Virgin Media, yang meliputi Virgin Mobile lama. Sky mungkin bersedia untuk berinvestasi, kata Telegraph lagi.

Sebelumnya, Komisi Eropa melarang akuisisi Hutchison atas O2 Inggris lantaran hal ini “akan menyebabkan penurunan dalam hal pilihan dan harga yang lebih tinggi serta kualitas layanan yang lebih rendah bagi konsumen Inggris daripada tanpa kesepakatan tersebut.”

Menurut Komisi, seperti dilansir GTB, Selasa (17/5), merger akan mengurangi pilihan penyedia jaringan untuk MVNO.

IDC: Pengiriman Wearable Device Melonjak 67,2% di Kuartal 1 2016

Telko.id – Pasar wearable device semakin matang dan berkembang. Kondisi ini diperlihatkan oleh hasil analisa dari IDC yang menyebutkan bahwa dalam kuartal 1 tahun ini saja terjadi lonjalan dalam pengiriman. Setidaknya, yang dicatat oleh IDC mencapai 67,2%, mencapai 19,7 juta unit dibandingkan dengan 11,8 juta unit pada kuartal yang sama tahun lalu.

Berdasarkan pengamatan IDC, vendor yang paling banyak mengeluarkan produk wearable device adalah Fitbit, Xiaomi, Apple, Garmin, Samsung, dan BBK.

Lonjakan pengiriman ini, dinilai IDC dikarenakan oleh kombinasi rilis perangkat baru, penurunan harga dan rasionalisasi perusahaan.

“Kabar baiknya adalah bahwa pasar weareble device ini semakin matang dan berkembang. Produk yang saat ini kita lihat adalah pengembangan dari produk terdahulu. Baik dalam bentuk, fungsi dan fashion. Semua itu membuat device tersebut semakin revelant dengan kondisi saat ini. Di sisi lain, kondisi ini juga membuat pasar semakin ramai. Namun, tidak menjamin semua perusahaan yang turun ke bisnis ini akan sukses,” ujar Ramon Llamas, manajer riset wearable device IDC menjelaskan.

Pada saat ini, smartwatch memberikan pengalaman yang menarik bagi para konsumen karena dikaitkan dengan fungsi kebugaran sehingga lebih diminati. Selanjutnya diikui dengan pakaian yang bisa terhubung dan heables. “Fungsi yang sangat dekat dengan kebutuhan konsumen ini menjadi pendorong pengiriman wearebles device ini meningkat tajam,” ujar Jitesh Ibrani, analis senior Mobile Device Trackers IDC menjelaskan.

Seperti juga IDC, Tratica juga menganalisa bahwa wearables device akan meningkat. Dari 2,3 juta tahun lalu akan menjadi 66,4 juta pada tahun 2012. Jika diakumilatif kan dari tahun 2015 hingga tahun 2012 akan mencapai 171,9 juta unit yang akan terkirim. (Icha)

 

XL Raih Predikat Best Telco Cloud Partnership

0

Telko.id – Kinerja PT XL Axiata Tbk (XL) kembali memperoleh pengakuan dari publik. Kali ini XL meraih Telco Cloud Award 2016 kategori Best Telco Cloud Partnership.

Pengumuman penghargaan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan 7th Annual Telco Cloud di London, Inggris, pekan lalu.

Telco Cloud Award 2016 sendiri merupakan ajang bergensi di dunia Cloud yang menjadikan para pakar di bidang cloud sebagai juri independen. Dan adalah proyek Xmart Village 2.0 XL yang didukung dengan layanan XCloud lah yang membuat para juri terkesan.

“XL merupakan satu-satunya pemenang dari Indonesia,” demikian bunyi keterangan tertulis dari XL.

Pihak penyelenggara menyebutkan bahwa kompetisi di industri layanan cloud kini menjadi semakin intens. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi perusahaan telekomunikasi di seluruh dunia untuk selalu mengaplikasikan kemajuan teknologi cloud dan aktif dalam pengembangan layanan ini.

Perusahaan telko di seluruh dunia kini berfokus pada menciptakan layanan baru dan model bisnis yang mendukung transformasi digital sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Mereka terus mencari cara baru dan kesempatan untuk membantu usaha mencapai efisiensi proses dan memberikan pengurangan biaya melalui migrasi solusi cloud.
XL_2
Dian Siswarini dan Career Woman of The Year
Selain predikat Best Telco Cloud Partnership, penghargaan juga diraih oleh Presiden Direkatur sekaligus CEO XL, Dian Siswarini. Pimpinan XL ini meraih penghargaan sebagai Career Woman of The Year dari majalah Elle.

Digelar dalam rangka memperingati hari jadi ELLE yang ke-8, penghargaan ini merupakan penghargaan yang diberikan kepada sejumlah figur yang telah memberikan kontribusi pada dunia fashion, kecantikan, entertainment, dan profesional.

Penghargaan juga ditujukan kepada insan kreatif dan profesional, sebagai suatu apresiasi atas karya dan kontribusi mereka dalam menginspirasi gaya hidup perempuan Indonesia.

Kriteria penilaian untuk setiap kategori adalah dari karya dan nama yang mampu dikenal secara luas, serta sesuai dengan karakter majalah ELLE.

Vodafone Kembangkan IoT Dengan Narrowband Bersama Huawei

0

Telko.id – Semua operator di dunia sedang bersiap menghadapi era internet of things. Namun, cara yang ditempuh beragam. Salah satunya adalah memanfaatkan Narrowband atau sering di sebut NB. Vodafone adalah salah satu operator di Australia yang mencoba teknologi Narrowband untuk IoT ini bersama dengan Huawei. Rencananya, NB-IoT ini akan diujicoba di Melbourne.

NB-IoT ini dikembangkan pada jaringan 4G standar untuk koneksi ke beragam device dan sering disebut dengan Internet of Things.

NB-IoT di Vodafone ini rencananya akan selesai pada akhir tahun ini. Kekuatannya adalah ultra low power standar yang akan memungkinkan untuk koneksi dengan berbagai device dengan menggunakan baterai yang kecil.

Keunggulan lain dari NB-IoT ini adalah mampu menerima sinyak jarak jauh dan melewati berbagai rintangan yang sering dihadapi di perkotaan.

“Berdasarkan pengujian kami di Melbourne CBD, NB-IOT mampu menembus 2 : 58 dinding ganda, bahkan mampu melakukan koneksi dengan objek yang berada di parkiran bawah tanah dan ruang bawah tanah,” ujar Benoit Hanssen, Vodafone CTO, seperti dilansir dari Computer World.

Selain itu, Hanssen juga menambahkan bahwa uji coba juga dilakukan sepanjang jalan di pinggiran kota Melbourne, dengan jarak hingga 30 km.

Yang menarik, Hanssen menyebutkan bahwa NB-IoT ini juga memiliki daya tahan baterai yang cukup lama, bahkan bisa mencapai 10 tahun. Dengan skalabilitas hingga 100 ribu perangkat per sel. Tentu, hal ini akan menghemat biaya dari chipset yang diperkirakan akan kurang dari 5 dolar Australia.

Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan oleh NB-IoT ini, Vodafone pun akan berencana untuk melanjutkan uji cobanya dalam beberapa bulan mendatang. (Icha)