spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1480

Smartfren Siap Hadapi Kenaikan Trafik 15 – 18% di Natal dan Tahun Baru

0

Telko.id – Trafik pada hari raya Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 sudah dipastikan akan naik. Untuk menghadapi lonjakan trafik, Smartfren Telecom, melakukan optimasi serta penambahan kapasitas jaringan untuk menjamin kelancaran komunikasi bagi para pelanggannya selama liburan Natal dan Hari Raya Tahun Baru.

Biasanya, lonjakan komunikasi terjadi di lokasi tujuan wisata, seperti taman hiburan serta pusat perbelanjaan. Hal tersebut ditambah dengan kebutuhan untuk eksis mengungah foto ketika mengunjungi lokasi wisata tersebut dan kecenderungan masyarakat untuk mengucapkan natal dan tahun baru, menggunakan video call melalui layanan VoLTE, ataupun melalui social messenger dan social media.

“Kami prediksi traffic data akan naik secara signifikan, karena itu kami lakukan serangkaian persiapan agar komunikasi dan keasikan liburan masyarakat tidak terganggu.” ujar Munir SP, VP Technology Relations & Special Project Smartfren.

Peningkatan kapasitas serta optimasi jaringan Smartfren telah dilakukan sejak 18 Desember 2016 lalu, di beberapa lokasi wisata yang diprediksi akan mengalami peningkatan traffic, antara lain: kawasan Monas, Kawasan Ancol, Kebun Binatang Ragunan, pusat pusat perbelanjaan, kawasan Puncak Jawa Barat, Bogor, Kawasan Candi Borobudur dan Candi Prambanan, serta Pantai Kuta di Bali. Sementara itu Terminal Pulo Gadung, Bandara Soekarno Hatta, Pelabuhan Merak, Pelabuhan Bakauheni, serta Bandara Ngurah Rai, juga mendapatkan perhatian khusus dari Smartfren.

Sejak memperluas cakupannya hingga 200 kota besar dan kecil di Indonesia, Smartfren juga memastikan jaringannya sudah siap melayani masyarakat di musim liburan akhir tahun, di seluruh wilayah Sumatera seperti di Kota Medan, Pematang Siantar, Simalungun, Toba Samosir, Banda Aceh, Pekanbaru, Batam, Palembang, Lampung, dan Jambi. Sulawesi dan Kalimantan juga tidak luput dari perhatian Smartfren diantaranya kota Tomohon, Manado, dan juga Pontianak.

Selain melakukan optimasi jaringan, Smartfren juga melakukan langkah intensive network monitoring selama 24 jam penuh dan juga menyiagakan mobile BTS dan Task Force Team, yang akan langsung diturunkan jika terjadi kendala. Semua langkah ini diambil Smartfren, demi menunjukkan tindakan nyata dari komitmennya untuk terus memberikan kelancaran serta kemudahan komunikasi bagi masyarakat.

Pada hari raya natal tahun 2015 lalu, traffic data Smartfren mengalami peningkatan hingga 12% dibandingkan dengan hari biasa, sementara pada tahun baru 2016 Smartfren mengalami kenaikan sebesar 11% dibandingkan dengan traffic di hari biasa. Untuk hari raya Natal dan Tahun Baru 2017 sendiri, Smartfren memprediksi akan ada peningkatan traffic antara 15 – 18%. (Icha)

MTS Luncurkan LTE-A Pro Berkecepatan 700 Mbps

0

Telko.id – Setelah sebelumnya TIM (Telecom Italia Mobile) merilis jaringan 4,5G berkecepatan 500 Mbps, kini giliran operator seluler terbesar di Rusia, MTS, yang mengaktifkan layanan 4,5G nya di Moskow, Saint-Petersburg, Ufa dan Yakutsk.

Tak tanggung-tanggung, jaringan 4,5G milik MTS sanggup melewatkan data dengan kecepatan hingga 700 Mbps.

“MTS berkomitmen untuk menjaga kepemimpinannya dalam teknologi telekomunikasi di Rusia dan meletakkan dasar untuk berkembangnya jaringan untuk standar 5G,” kata Andrey Ushatskiy, CTO dari MTS. “Hari ini, pada malam pengenalan perangkat pendukung 4.5g, kami meluncurkan secara komersial jaringan LTE-Advance Pro pertama di Rusia,” ucap Andrey.

“Memang, kami adalah operator telekomunikasi pertama di dunia yang meluncurkan agregasi jaringan FDD dan TDD, yang memungkinkan kita untuk mencapai kecepatan mobile internet hingga 700 Mb / detik. Dengan cara ini kita tidak hanya menyediakan pelanggan dengan peningkatan yang signifikan dalam kecepatan internet mereka, tapi kami juga meningkatkan efisiensi penggunaan spektrum LTE TDD di band 2,6 GHz,” jelasnya.

Di Indonesia sendiri, jaringan LTE-Advance sudah diluncurkan oleh Smartfren, tapi kecepatan yang dihasilkan hanya sekitar 40 Mbps, walau secara teori kecepatannya bisa dioptimalkan hingga 300 Mbps.

Source link

Orlando Magic Gunakan Viewpost untuk B2B Payments

0

Telko.id – Bicara teknologi pembayaran B2B, nama Orlando Magic mungkin tidak terbersit di pikiran kebanyakan orang, banhkan oleh penggemar NBA sekalipun. Tapi hal tersebut berubah menyusul pengumuman Viewpost tentang kesepakatannya dengan Orlando Magic untuk mengelola pembayaran, sekaligus memungkinkan klub NBA tersebut untuk mengirim faktur digital ke klien korporasi dan menerima pembayaran elektronik.

Klub NBA Orlando Magic mungkin bukan waralaba pertama yang hinggap di pikiran orang ketika berpikir tentang teknologi pembayaran B2Bketika orang berpikir dari B2B teknologi pembayaran, tapi Viewpost berubah bahwa dengan Selasa (20 Desember).

Kerjasama tersebut juga memungkinkan Orlando Magic untuk menerima faktur dari pemasoknya dan menggunakan solusi manajemen faktur Viewpost untuk mengirim pembayaran dengan menyertakan data remittance.

Secara keseluruhan, total nilai faktur online dan pembayaran yang dikirim Viewpost ke dan dari Orlando Magic mencapai USD 54.000.000. Termasuk didalamnya transaksi dengan klien Orlando Magic seperti Pepsi, Walt Disney, JPMorgan Chase, Fox Sports dan lain-lain.

“Viewpost tak ubahnya Facebook di pembayaran B2B,” kata  Wakil Presiden Keuangan Orlando Magic, Jeff Bissey, dalam pernyataan yang dikutip telko.id dari pymnts.com.

“Ini memberikan mitra dagang kemampuan untuk menghubungkan dan memperoleh visibilitas langsung ke data penagihan dan pembayaran . Pada jaringan mereka yang aman, kita terhubung secara online dengan pemasok dan pelanggan korporat untuk merampingkan proses dan mengoptimalkan kinerja tunai,” jelas Jeff.

Orlando Magic pertama kali menggunakan Viewpost pada tahun 2015, tetapi baru sekarang ini menggunakan keseluruhan dari solusi Viewpost untuk mengelola procure-to-pay dan kebutuhan faktur sendiri .

“Kemitraan ini berfungsi sebagai contoh untuk organisasi olahraga profesional dan untuk setiap bisnis yang ingin membuka peluang untuk menghilangkan gesekan transaksional dan meningkatkan hubungan mitra dagang,” kata perusahaan.

Dalam pernyataan lain, Max Eliscu, CEO Viewpost, juga mencatat bahwa kerjasama ini menyediakan solusi pembiayaan melalui solusi discounting untuk para pemasok Orlando Magic.

“Seperti halnya dengan bisnis apapun, tim olahraga profesional mencari cara untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya dan memanfaatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar,” tutup Max.

Source link

Indonesia Harus Segera Tata Ulang Jaringan Pita Lebar

0

Telko.id – Digital Economy kini menjadi salah satu slogan yang terus didengungkan pemerintah. Salah satu yang menjadi bidikannya adalah bagaimana industri kreatif berbasis konten dan aplikasi hingga keterampilan digital (digital skill) menjadi salah satu nilai yang diharapkan dapat kompetitif dengan negara lainnya. Dengan keunggulan itu, tentu harapannya ekonomi digital akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang.

Tapi, untuk mewujudkan itu tidak semudah membalik telapak tangan. Seperti dikemukakan para pembicara dalam Diskusi Refleksi Akhir Tahun Indonesia Technology Forum 21 Desember 2016 di Jakarta, dukungan tersebut harus muncul dari pemerintah hingga dukungan ketersediaan infrastruktur yang memadai agar ekonomi digital terus tumbuh.

“Segera tata ulang kebijakan jaringan pita lebar, “ kata Nonot Harsono, akademisi telekomunikasi sekaligus chairman Mastel Institute.

Nonot juga menambahkan bahwa “Ketika Indonesia masuk ke jaringan 5G, tantangan yang akan muncul adalah bagaimana menata jaringan backbone, backhaul, dan access dengan tepat sehingga kemanfaatannya dapat dirasakan dengan maksimal”.

Sementara itu, menurut Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik, mengkritisi bahwa industri telekomunikasi sangat dinamis ini masih banyak regulasi yang belum sesuai dengan perkembangan teknologi seluler.

“Yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah Revisi UU No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan atau segera sahkan Perubahan PP No.52 dan 53 tahun 2000,” ujarnya.

Pada dasarnya, tambah Agus, “Kemenkominfo harus dapat melindungi dan melayani kebutuhan publik serta dapat menciptakan iklim usaha telekomunikasi yang penuh kepastian agar produk-produk kompetitif”.

Agus juga mengkritik bahwa persoalan kebijakan publik semestinya tidak berpihak dengan dalih nasionalisme karena notabene tidak ada operator telekomunikasi seluler yang dimiliki Indonesia.

Agus juga menuturkan, agar dua aturan yang mengatur bisnis telekomunikasi itu dapat berjalan dengan baik Agus menyarankan bahwa perlu ada koordinasi antar kementerian/lembaga dengan implementasi melalui sistem online sehingga menekan kebijakan dapat transparan dan akuntabel.

Mengenai tantangan bisnis yang semakin terbuka saat ini dan masa datang, Nonot menilai bahwa tantangan terbesar adalah disharmoni sehingga boros investasi. Network sharing contohnya dapat menekan resiko ini sehingga wilayah yang kurang layak secara investasi dapat menjadi layak.

Kebijakan cost-sharing melalui beragam infrastructure sharing menjadi jawaban agar pemangku kepentingan (stakeholder) industri telekomunikasi dapat semakin sehat berkompetisi. Toh, tambah Nonot, cost-sharing yang dapat diartikan sebagai gotong royong dapat terlihat di industri telekomunikasi yakni setiap tahun terhimpun dana iuran kontribusi USO sekitar Rp. 2 Triliun dari para penyelenggara telekomunikasi. Dengan kata lain, cost-sharing ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk dengan skema win-win solution.
Tentu apabila dari sisi regulasi dan penerapan cost sharing itu dapat berjalan, efisiensi yang akan terjadi. Ujung-ujungnya adalah kepentingan konsumen yang terpuaskan.

Menurut Tulus Abadi, Ketua Pelaksana Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) kesenjangan layanan operator di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa harus dipersempit.

“Tujuan akhirnya adalah meratanya layanan seluler baik suara maupun data di seluruh Indonesia sehingga semua masyarakat dapat merasakan mafaatnya,” kata Tulus.

Artinya, masyarakat yang akan diuntungkan bila pelaku bisnis telekomunikasi dapat berkompetisi dengan sehat dan dengan regulasi yang memihak kepentingan seluruh masyarakat. (Icha)

Niantic Kembangkan Wearable Tech?

0

Telko.id – Niantic, pengembang aplikasi Pokemon Go, telah menunda rencana pengembangan aplikasi Pokemon Go di Apple Watch yang rencananya akan mulai tersedia pada akhir tahun 2016 ini. Menurut informasi yang Telko.id lansir dari pyamnts.com, penundaan tersebut dilakukan karena Niantic berencana mengembangkan perangkat wearable yang konon akan diberinama Evolution.

Perangkat wearable Niantic dilaporkan akan memiliki layar sentuh 5 inci dengan baterai yang sanggup bertahan hidup selama empat hari, lengkap dengan fitur pelacakan kebugaran. Model hardware pertama Niantic ini kabarnya akan diintegrasikan dengan permainan augmented reality Ingress, dan tentu saja Pokemon Go.

Pokemon Go sendiri mencatat sukses setelah berhasil mengumulkan sedikitnya USD 200 juta dalam bulan pertama peluncurannya. Meski pada bulan-bulan selanjutnya, ketertarikan pengguna terhadap aplikasi ini mulai menurun. Ryan Fuoco, seorang analis kategori di NPD Group, mengatakan bahwa OS smartwatch pertama yang kompatibel dengan Pokémon GO Plus akan berarti bisnis besar bagi industri smartwatch dan merek yang mengimplementasikannya.

“Aplikasi seperti itu akan memberikan “kegunaan” yang jelas untuk smartwatch, sesuatu yang hilang bagi banyak konsumen saat ini, dan pasti akan membantu meningkatkan tingkat kepemilikan terhadap smartwatch,” kata Fuoco.

Niantic kabarnya akan mengutamakan untuk merilis sebuah perangkat yang dapat dikenakan (wearable) untuk Pokémon. Perangkat, yang disebut Pokémon Go Plus, bisa terhubung ke smartphone melalui Bluetooth dan akan memberikan notifikasi ke pemain Pokemon “kedipan” lampu LED.

Tahun 2025, 1 dari 8 Travellers Adalah Manula

0

Telko.id – Visa, dalam kemitraannya dengan Oxford Economics, baru-baru ini merilis sebuah studi yang mengeksplorasi tren percepatan dan pertumbuhan industri perjalanan dan pariwisata di seluruh dunia. Visa melakukan survei di 50 negara ekonomi terbesar di dunia, mengumpulkan data dari 750 kota-kota besar untuk menganalisis bagaimana travelling class, aging dan connectivity mempengaruhi 50 pasar untuk outbound tourism dalam dekade berikutnya.

Informasi yang paling mengejutkan dari studi Visa ini adalah bahwa perjalanan keluar (outbound tourism) untuk warga negara India dengan usia di atas 65 tahun diperkirakan akan mengalami peningkatan 193 persen pada tahun 2025. Diperkirakan pertumbuhan tahunan outbound tourism di kategori usia 65-plus bertumbuh 11,4 tahun persen lebih per-tahun. Bandingkan dengan 4,9 persen pertumbuhan yang diproyeksikan year on year pada outbound tourism untuk mereka yang berusia 34 tahun ke bawah atau 6,4 persen pertumbuhan tahun-ke-tahun dari outbound tourism untuk kelompok usia 34 sampai 64 tahun.

Visa juga menyebut bahwa peningkatan outbound tourism dikategori usia lanjut tidak hanya didorong oleh minat untuk travelling ke luar negri, tapi juga terkait dengan  pariwisata medis. Secara global, Visa memperkirakan bahwa komposisi wisatawan di kategori 65-plus mencapai 1 berbanding 8, artinya setiap 8 perjalanan ke luar negri maka satu diantaranya wisatawan kategori usia lanjut.

Selain itu, Studi Visa memperkirakan bahwa hampir 282 juta rumah tangga akan merencanakan setidaknya satu perjalanan internasional per tahun pada tahun 2025, naik hampir 35 persen dari tahun 2015. Studi tersbut juga memperkirakan bahwa belanja outbound tourism rata-rata akan meningkat menjadi $ 5305 per rumah tangga per tahun pada tahun 2025.

Source link

Advan ‘Pede’ Bisa Kalahkan Samsung

Telko.id – Sebagai merek lokal Advan, boleh dibilang sebagai salah satu brand yang mampu bertahan hingga saat ini. Bahkan, posisi merek lokal ini di industri pun tidak mengecewakannya. Mampu bersanding dengan brand global di posisi 4 dibawah setelah Samsung, Oppo dan Asus.

“Untuk tablet, kita boleh bangga karena mampu menempatkan diri pada posisi pertama di Asia Pasific. Untuk smartphone memang masih di posisi 4,” ujar Andi Gusena, Brand Director Advan menjelaskan dalam pertumbuhan akhir tahun dengan media.

Andi menambahkan bahwa “Jika quantity tablet dan smartphone digabungkan kita sebenarnya sudah dalam posisi 2. Pasalnya, yang lain tidak dibedakan antara smartphone dan tablet nya”.

Pada 2016 lalu, industri smartphone memang cukup berat. Namun tetap saja ada pertumbuhan. “Untuk Advan di 2016 terjadi growth sekitar 8%. Itu sebabnya, kami juga optimis bahwa 2017 juga akan tumbuh,” ujar Tjandra Lianto, Marketing Director Advan menjelaskan.

Terlebih, kini sudah hadir Advan G1 yang akan menjadi ‘flagship’ di tahun 2017. “Advan G1 membuat kami lebih percaya diri untuk bertarung di 2017, dengan Samsung sekalipun. Karena kami yakin, produk kami berkualitas dan berdaya saing. Disamping itu, masyarakat Indonesia semakin percaya kepada Advan bahwa Advan adalah brand nasional, karya anak bangsa dan satu-satunya yang mampu menandingi gempuran brand global,” ujar Tjandra.

Tjandra sendiri melihat bahwa 2017 akan terjadi pertarungan brand yang sangat ketat. Terlebih banyak brand baru juga yang mulai masuk ke Indonesia.

“Smartphone Advan G1 ini dihasilkan dari survei yang dilakukan sejak pertengahan tahun 2016 dan menghasilkan spesifikasi smartphone yang benar-benar sesuai dengan keinginan masyarakat Indonesia. Jadi kami yakin, produk ini tidak kalah dengan merek global. Apalagi harga lebih terjangkau,” ujar Hasnul Suhaimi, sebagai Project Director Advan G1 menjelaskan. (Icha)

Indosat Ooredoo Menjamin Kelancaran Telekomunikasi di Natal dan Tahun Baru

0

Telko.id – Liburan akhir tahun dalam rangka Hari Natal dan Tahun Baru telah tiba. Meningkatnya aktivitas masyarakat dalam merayakan dan mengisi liburan akhir tahun ini tidak terkecuali juga diikuti dengan meningkatnya aktivitas komunikasi seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Mengantisipasi hal ini, Indosat Ooredoo menjamin pelanggannya tetap dapat berkomunikasi dengan lancar dan nyaman walaupun diperkirakan akan terjadi lonjakan traffic telekomunikasi.

Indosat Ooredoo telah menyiapkan jaringannya untuk mengantisipasi kenaikan traffic telekomunikasi yang diprediksi akan terjadi saat libur akhir tahun ini, dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringannya. Perusahaan telah meningkatkan semua kapasitas layanan yang meliputi suara, SMS dan data. Kapasitas suara ditingkatkan menjadi 2,244 Juta menit/hari (37,4 juta Erlang/hari), kapasitas layanan SMS ditingkatkan menjadi 1,892 milyar SMS/hari, dan kapasitas layanan data ditingkatkan menjadi 6,890 Terabyte/hari.

Semua peningkatakan kapasitas tersebut telah memperhitungkan lonjakan traffic berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sehingga tetap dapat melayani 81,6 juta pelanggan Indosat yang didukung dengan total 54.212 BTS secara nasional.

“Kami ingin tetap memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan (best user experience) dalam kondisi apapun. Oleh karena itu kami telah meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringan kami khusus untuk libur akhir tahun ini dengan kapasitas yang melebihi traffic reguler agar masyarakat dan pelanggan tetap dapat berkomunikasi dengan nyaman dan lancar baik saat bersilaturahmi atau pun aktivitas liburan lainnya,” demikian disampaikan Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo.

Dalam rangka memastikan jaringan yang disiapkan dapat melayani pelanggan dengan optimal, Indosat Ooredoo terus memonitor jaringan secara intensif melalui i-NOC (Indosat Ooredoo Network Operation Center), fasilitas monitoring & pengendalian jaringan secara terpadu baik untuk layanan seluler (mobile) maupun layanan Enterprise Corporate (Fixed MIDI), Indosat Ooredoo Business, termasuk yang disediakan oleh anak perusahaan Indosat seperti Lintasarta dan IM2.

i-NOC juga berperan untuk meningkatkan fungsi monitoring kontinuitas antar jaringan yang kompleks, peningkatan percepatan penyelesaian gangguan dan pusat koordinasi (Command Center) bagi seluruh perangkat jaringan Indosat Ooredoo secara nasional.

Selain itu pemantauan kualitas layanan juga dilakukan melalui Digital Engagement Center (DEC), yang khusus memonitor percakapan pelanggan di media sosial, sehingga keluhan yang disampaikan pelanggan melalui percakapan media sosial dapat ditangkap dan ditindaklanjuti secara terpadu dengan fungsi i-NOC. ( Icha)

Telkomsel dan Telkomsigma Kolaborasi Untuk Garap Pasar Korporasi

0

Telko.id – Telkomsel berkolaborasi bersama telkomsigma menggelar sharing session bersama sejumlah pelanggan korporasi guna lebih dalam lagi memperkenalkan layanan Corporate Business Solutions (CBS) Telkomsel yang dapat dimanfaatkan pelaku bisnis khususnya segmen korporasi dalam membantu kinerja perusahaan melalui pemanfaatan layanan teknologi telekomunikasi berbasis digital.

Dihadiri sekitar 180 pelanggan dari segmen korporasi yang umumnya berlokasi di wilayah Jabotabek dan sekitarnya, acara yang juga dikemas dalam konsep Focus Group Discussion ini turut menghadirkan dua perusahaan bidang consumer goods yang merupakan pelanggan layanan Corporate Business Solutions Telkomsel, yaitu GarudaFood dan Unilever, yang berbagi pengalaman tentang pengembangan serta pemanfaatan layanan telekomunikasi digital untuk mendukung proses kerja di lingkungan perusahaan masing-masing.
“Telkomsel melalui layanan Corporate Business Solutions hadir untuk membantu pengembangan bisnis pelanggan korporasi. Kini, layanan CBS Telkomsel sudah dikembangkan untuk pemanfaatan teknologi digital yang dapat menghadirkan solusi bisnis terintegrasi. Sharing Session ini kami hadirkan sebagai upaya untuk lebih mendekatkan layanan CBS kepada pelaku bisnis, dan menggali lebih dalam kebutuhan solusi bisnis dari pelanggan korporasi yang bisa disinergikan dengan layanan CBS Telkomsel,” ujar Mas’ud Khamid, Direktur Sales Telkomsel menjelaskan.

Dalam acara ini Telkomsel memperkenalkan kembali beragam layanan CBS yang bisa dimanfaatkan pelanggan korporasi sebagai solusi bisnisnya, seperti layanan Mobile Communication, Mobile Device Management, Internet of Things dan Big Data Analytics & Insight yang umumnya menjadi kebutuhan bisnis untuk segmen korporasi di bidang industi minyak dan pertambangan, consumer goods, manufaktur, dan perbankan.

Pada kesempatan ini, telkomsigma sebagai market leader penyedia layanan Data Center yang terbesar di Indonesia turut memperkenalkan kembali solusi Data Center, Cloud dan Bisnis Analitik. Data Center yang dimiliki oleh telkomsigma telah bersertifikasi Tier III & Tier IV Design dan telkomsigma juga telah memperoleh dua sertfikasi Tier III Facility pertama di Indonesia untuk Data Center Sentul dan Serpong.

Selain itu telkomsigma telah memiliki Data Center dengan kapasitas 100 ribu sqm dengan pengelolaan Data Center yang telah disertifikasi oleh badan audit internasional, Uptime Institute. Solusi Cloud Computing telkomsigma memungkinkan suatu perusahaan untuk meminimalisir investasi infrastruktur yang besar dengan konsep Pay as You Grow. Serta Bisnis analitik yang dikelola oleh telkomsigma diyakini dapat membuat program marketing yang lebih efektif, memperluas peluang pangsa pasar, layanan pelanggan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional, keunggulan kompetitif atas persaingan industri dan keuntungan bisnis lainnya.

Mas’ud lebih lanjut menambahkan, Telkomsel akan terus bersinergi dan mengembangkan beragam layanan solusi bisnis korporasi yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan pemanfaatannya. Telkomsel akan menyesuaikan dengan apa yang sedang menjadi tren dan berusaha memenuhi kebutuhan korporasi sesuai dengan kebiasaan ataupun budaya kerja yang sedang didorong oleh pelanggan korporasi, terutama berkaitan dengan pemanfaatan teknologi dan device dalam mendukung operasional pekerjaan.

“Sharing session bersama pelanggan korporasi ini diharapkan dapat memperkuat dan memperluas jaringan layanan CBS Telkomsel, terutama dengan dukungan teknologi jaringan terdepan 4G LTE Telkomsel yang kini sudah tersebar di lebih dari 180 kabupaten kota di seluruh Indonesia, ujar  Mas’ud menjelaskan.

Mas’ud juga menambahkan bahwa “Telkomsel juga menjamin kebutuhan layanan solusi bisnis korporasi ini juga akan didukung dengan kehadian layanan call center 24 jam melalui akses 188 (dari ponsel) dan akses nomor 08071811811 (dari PSTN), serta layanan email dan layanan personal dari Account Manager yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia”.  (Icha)

Fintech Bakal Tambah ‘Sexy’ di 2017

0

Telko.id – Pertumbuhan financial technology di Indonesia mulai terasa di 2016. Diproyeksikan tahun mendatang pun akan terjadi tren positif transaksi non-tunai yang konsisten.

Fintech akan berperan penting untuk menjembatani berbagai lembaga penyedia jasa keuangan baik melalui penyediaan segi teknologi yang inovatif, mudah dan aman sehingga kebiasaan masyarakat dapat terbentuk. Ini pun sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan masyarakat non-tunai melalui program Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) sejak tahun 2014.

Hal ini tentunya berdampak positif langsung dengan memberikan keamanan transaksi untuk para pelanggan, juga mengoptimalkan jalannya roda bisnis sehingga kinerja menjadi lebih efektif dan efisien, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional.
Dimo Pay Indonesia (Dimo), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi finansial, berpendapat bahwa peranan industri teknologi finansial (financial technology/fintech) akan semakin besar dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, khususnya dalam pengalakkan transaksi uang elektronik berbasis mobile. Dimo mengemukakan perspektifnya dengan berkaca pada perkembangan industri financial technology (fintech) di Indonesia sepanjang tahun 2016 ini.

Sebagai informasi, jelang akhir tahun 2016, berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), tercatat nilai volume transaksi uang elektronik di Indonesia mencapai 537.588.334 transaksi. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 535.579.528 transaksi.

Selain itu, BI juga mencatat jumlah nilai transaksi uang elektronik di Indonesia yang meningkat dari Rp 5,28 triliun di 2015 (Januari-Desember) menjadi Rp 5,49 triliun di 2016 (Januari-Oktober 2016).

Lanskap digital Indonesia dengan 72,7 juta pengguna aktif internet, 74 juta pengguna sosial media aktif dan terdapat 308,2 juta koneksi mobile, serta 64 juta pengguna aktif sosial media di ponsel, juga dinilai kondusif dalam mendorong pertumbuhan transaksi uang elektronik khususnya melalui jalur mobile.

Peningkatan ini terjadi seiring juga dengan pertumbuhan tuntutan pasar yang menuntun pada maraknya jumlah pelaku bisnis fintech, yang saat ini tercatat ada lebih dari 120 perusahaan yang terdaftar di OJK.

Saat memaparkan perspektif terhadap industri fintech di 2016 serta kinerja perusahaan yang dipimpinnya, Brata Rafly, CEO Dimo Pay Indonesia berpendapat bahwa, “Di tahun 2017 dan yang akan datang, peran fintech akan semakin luas di berbagai lini ekonomi dan akan terus diperlukan oleh karena kapabilitasnya dalam melakukan berbagai inovasi yang cepat dan tanggap terhadap kebutuhan pasar”.

Brata juga menambahkan bahwa “Kedepannya, fintech akan menjadi salah satu tulang punggung utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan finansial di Indonesia. Fintech, khususnya di bidang mobile payment, memudahkan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi dengan adanya solusi yang aman dan mudah untuk digunakan oleh siapapun, sehingga makin banyak masyarakat yang memanfaatkan solusi ini khususnya untuk bertransaksi kebutuhan sehari-hari.”

Indonesia sendiri masih sangat besar potensinya, mengingat masih banyaknya populasi unbanked di Indonesia yang tercatat ada lebih dari 115 juta orang yang sebagian besar berada di daerah rural atau pedesaan.

Namun demikian, proses edukasi harus terus dilakukan mengenai teknologi fintech dan pentingnya menyimpan uang dan bertransaksi dengan aman dan sederhana menggunakan mobile banking dan e-wallet. Dengan demikian, Fintech dapat dikembangkan untuk memicu masyarakat dalam berbisnis dan menjalankan usahanya dengan efisien dan aman, seperti misalnya bagi pedagang kaki lima, peternak, petani, dan lainnya.

Untuk menciptakan ekosistem cashless society di Indonesia, dibutuhkan kerjasama dari berbagai elemen, mulai dari dukungan pemerintah selaku pencetus regulasi, serta dukungan dari pihak sektor swasta baik issuer, perbankan, e-commerce, payment gateway, dan sebagainya.

“Kami ingin menggandeng para pelaku fintech untuk bersama-sama dapat mewujudkan cashless society guna mewujudkan perekonomian Indonesia yang lebih baik. Posisi serta kapasitas Dimo sebagai penyedia solusi pembayaran mobile yang agnostik dan mudah beradaptasi dapat mempermudah adopsi teknologi oleh para pelaku industri, serta oleh masyrakat sebagai pengguna,” tambah Brata.

Wujud nyata yang dijalankan oleh Dimo untuk menciptakan cashless society adalah melalui layanan transaksi non-tunai, didukung oleh solusi kode QR pada PayByQR yang mencakup kebutuhan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat perkotaan dengan layanan Pay by QR, Pay in App & QR Commerce, QR Store, dan QR Cashier yang dapat diaplikasikan pada Usaha Kelas Menengah (UKM).

Dimo sendiri pada tahun ini menunjukkan peningkatan dari berbagai aspek, baik dari bisnis, teknologi, maupun organisasi perusahaan.

Volume transaksi Dimo di akhir tahun 2016 meningkat sebesar 7.150% dari awal tahun 2016 yang mana transaksi ini didapat dari penggunaan aplikasi PayByQR pada issuer-issuer Dimo dari sisi, e-wallet, mobile banking hingga credit card loyalty points. Selain itu, Dimo juga terus mengembangkan teknologi yang ada untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan rekanan kami.

Saat ini sudah Dimo telah menggandeng 15 mobile wallet issuers/source of funds yang memanfaatkan teknologi PayByQR untuk pelanggan mereka dapat bertransaksi di ribuan merchant yang sudah menerima pembayaran PayByQR. (Icha)