spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1479

Optimalkan Program USO, Kominfo Luncurkan Aplikasi e-USO

0

Telko.id –  Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merilis aplikasi E-USO sebagai bagian dari upaya membuka “keran” untuk usulan publik terkait dengan program USO (Universal Service Obligation). Dengan aplikasi ini, pengusulan program USO dilakukan secara online dan melalui satu pintu oleh setiap kabupaten, sehingga menghindari terjadinya duplikasi usulan dari kabupaten yang sama.

“Dengan menggunakan aplikasi ini, pengguna dapat menambahkan usulan, mengetahui data usulan yang baru masuk, terverifikasi, dan diterima menurut kategori-kategori tertentu. Aplikasi ini mencakup data usulan pembangunan menara seluler (BTS), data usulan pengadaan akses internet dan data usulan lainnya,” ujar Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Noor Iza dalam siaran persnya, Selasa, 27 Desember 2016.

Seperti dikutip Telko.id dari laman Kominfo, saat ini terdapat 34 Provinsi di Indonesia ataupun K/L sudah mengusulkan ke Kominfo baik program penyediaan BTS ataupun akses internet. Dari tahun 2015 hingga tahun 2016 usulan penyediaan BTS sejumlah 948 lokasi dan usulan akses internet sejumlah 1923 lokasi.

Pada awalnya pengusulan program KPU/USO dilakukan secara manual, yaitu Pemerintah Daerah menyerahkan proposal usulan dan kelengkapannya ke Kementerian Komunikasi dan Informatika cq. Direktorat Pengembangan Pitalebar, Ditjen PPI. Dan selanjutnya, program Pembangunan BTS dan Penyediaan Akses Internet dapat diusulkan secara online.

Latar belakang disusunnya aplikasi ini adalah menghindari terjadinya penipuan terhadap pengusulan Program USO dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, memudahkan pengusulan program USO secara online dan melalui satu pintu oleh setiap Kabupaten sehingga tidak terjadi duplikasi usulan dari Kabupaten yang sama sekaligus memudahkan pemantauan progress usulan program USO oleh Pemda dan Transparansi kepada pengusul.

“Kami berharap dengan diterapkan aplikasi E-USO, setiap Kabupaten yang mengusulkan bisa memantau usulannya dan adanya transparansi terhadap usulan program KPU/USO”, ujar Wayan Toni Supriyanto, Kasubdit Ekosistem Pitalebar, dalam pembukaan Launching dan Bimtek Aplikasi pada awal Desember di Yogyakarta.

Aplikasi Penanganan Proposal KPU/USO sendiri adalah sebuah aplikasi yang digunakan sebagai rekapitulasi dan basis data proposal pengajuan/usulan seluruh Pemda dan Kementerian yang ada di Indonesia. Dengan menggunakan aplikasi ini, pengguna dapat menambahkan usulan, mengetahui data usulan yang baru masuk, terverifikasi, dan diterima menurut kategori-kategori tertentu. Aplikasi ini mencakup data usulan pembangunan BTS, data usulan pengadaan akses internet dan data usulan lainnya. Aplikasi E-USO dapat diakses di portal www.ditpitalebar.kominfo.go.id/e-uso.

Saat ini Direktorat Pengembangan Pitalebar sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke Pemda terkait pemberian akun pengunaan aplikasi E-USO untuk masing – masing Kabupaten. Adapun Kabupaten yang sudah merespon terdapat126 Kabupaten yang sudah memberikan akun. Dinas Kominfo Provinsi diharapkan lebih aktif dalam mengkompilasi data akun masing – masing Kabupaten untuk dikirimkan ke Ditjen PPI cq Direktorat Pengembangan Pitalebar. Dan selanjutnya akun tersebut digunakan untuk melakukan pengusulan secara online melalui aplikasi E-USO.

Untuk Perbaiki Kinerja Keuangan, Protelindo Pinjam Rp500 miliar ke BCA

0

Telko.id –  PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) baru saja mendapatkan pinjaman dana sebesar Rp500 miliar dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Dana pinjaman tersebut terdiri dari fasilitas A yang berupa fasilitas Time Loan Revolving dan fasilitas B yang berupa fasilitas uncommitted money market line.

Untuk jangka waktu akseptasi Fasilitas A maksimal enam bulan dan dapat diperpanjang dengan menyerahkan akseptasi baru. Sementara fasilitas B berjangka waktu satu tahun sejak tanda tangan Perjanjian Fasilitas Sublimit dan suku bunga ditentukan saat penarikan, sesuai suku bunga pasar. Bunga dibayar tiap jatuh tempo akseptasi. Nilai penarikan Fasilitas B minimal Rp5 miliar.

Menurut Sekretaris Perusahaan Sarana Menara Arif Pradana dalam keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), fasilitas pinjaman tersebut berjangka waktu tiga tahun sejak penanda tanganan perjanjian fasilitas pada 21 Desember 2016 dan akan digunakan untuk pembiayaan general purposes dan cashflow bridging Protelindo.

Dalam perjanjian tersebut, Protelindo sepakat dengan bunga sebesar JIBOR + 1,50% per tahun dan provisi sebesar 0,15% per tahun per penarikan. Protelindo juga harus menjaga rasio utang bersih terhadap EBITDA berjalan tidak boleh melampaui 3,50 berbanding 1,00.

Protelindo sendiri adalah anak usaha dari PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang bergerak di bisnis penyediaan menara nasional. Pada 28 Maret 2016 lalu, Protelindo membeli 2500 menara telekomunikasi XL senilai Rp3,5 triliun secara tunai. Dan hingga saat ini, Protelindo memiliki dan mengelola lebih dari 14500 tower di seluruh Indonesia.

StarHub Luncurkan Sistem Kabel Bawah Laut yang Hubungkan 9 Negara APAC

0

Telko.id – Operator telekomunikasi asal Singapura, StarHub, resmi meluncurkan jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan 9 negara di Asia Pasifik. Jaringan yang diberinama Asia Pacific Gateway (APG) ini membentang sepanjang 10.900 kilometer dan terhubung dengan connecting point di China, Hong Kong, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Kapasitasnya lebih dari 54 terabit per detik.

Starhub mengatakan pihaknya telah menandatangani kemitraan dengan perusahaan telekomunikasi di masing-masing negara untuk menyediakan layanan bagi pelanggan enterprise yang membutuhkan konektivitas internasional ke  pasar luar negeri. Dikatakan juga bahwa APG memiliki cable landing point di Shanghai Nanhui, Chongming dan Hong Kong, dioperasikan oleh penyedia telekomunikasi yang cukup besar di Cina, yang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari harga yang beragam dan kompetitif untuk tersambung ke Cina.

Sistem kabel APG juga meningkatkan konektivitas internasional StarHub dengan menyediakan keragaman traffic routing ke sistem kabel bawah laut seperti Asia-Pacific Cable Network 2, Asia Submarine-cable Express dan Asia-America Gateway. Starhub juga mengatakan bahwa APG akan memberikan perusahaan yang berbasis di Singapura ini lebih banyak pilihan untuk terhubung ke bagian lain di Asia Pasifik serta meminimalkan dampak dari gangguan layanan akibat kerusakan kabel bawah laut.

Ini Dia Starup Asli Indonesia Yang Mampu Menganalisa Data

0

Telko.id – Masuk ke dunia digital memang sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan. Namun jangan sampai salah langkah yang akan menjadi boomerang kehancuran. Untuk itu, Anda dapat gunakan Kazee. Startup yang mengembangkan platform untuk melakukan analisis berbagai media seperti social media, forum, media berita, dan media online lainnya. Kazee berasal dari kata bahasa Indonesia yaitu kata “kaji” yang bermakna analisis, memahami atau mengetahui lebih lanjut.

Kazee adalah startup asli Indonesia yang sebelumnya bernama CHARM (Customer Handling, Analytic and Relationship Management) yang merupakan salah satu startup terbaik program Lintasarta Appcelerate 2016 yang diadakan oleh Lintasarta dan LPIK ITB. CHARM telah melakukan re-branding melalui soft launching menjadi Kazee pada 13 Desember 2016 lalu.

Kazee ini digandeng oleh Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta) dengan tujuan untuk memperkenalkan platform media analytics kepada pelaku bisnis baik B2B maupun Pemerintah. Saat ini, Kazee telah digunakan oleh beberapa perusahaan baik BUMN, swasta dan pemerintah kota untuk uji coba.

“Kazee dengan motonya media analytics is easy bermaksud untuk membantu perusahaan melakukan analisis berbagai media dengan lebih mudah dan murah,” ujar Ariya, Founder Kazee menjelaskan.

Hal ini juga yang membuat Kazee siap bersaing dengan berbagai perusahaan media analytics lainnya di Indonesia maupun di kancah global. Ariya menekankan bahwa Kazee hadir untuk melakukan disrupsi pasar media analytics di Indonesia dengan model bisnis media analytics as a service yang pertama di Indonesia, yaitu layanan berlangganan analisis media sesuai kebutuhan. Keunggulan yang ditawarkan Kazee adalah perusahaan dapat menentukan sendiri harga dan fitur yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.

“Kami bangga karena Kazee merupakan karya anak bangsa salah satu pemenang Appcelerate 2016, memberikan solusi analytics data untuk kebutuhan di industri,” ujar Teddy Sis Herdianto, Strategy & Business Development General Manager Lintasarta menjelaskan.

“Kerjasama antara perusahaan rintisan, Lintasarta dan LPIK ITB ini, merupakan salah wujud kontribusi Lintasarta terhadap program pemerintah dalam memajukan ICT di Indonesia”, ujar Teddy menambahkan.

Kazee saat ini masih terus dikembangkan dan telah tersedia aplikasi Kazee versi mobile untuk Android. Kedepannya Kazee akan mengembangkan aplikasi mobile versi iOS dan siap untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang bermain di pasar Big Data Analytics. (Icha)

Dompet Elektronik, Satu Aplikasi Untuk Semua Kebutuhan

0

Kemungkinan baru selalu datang setiap tahunnya. Tak terkecuali dalam teknologi perangkat mobile. Jika dulu sebagian dari kita mengenal smartphone hanya sebagai alat komunikasi, entah itu untuk menelepon atau berkirim pesan, kini fungsi tersebut telah meluas. Smartphone tak lagi sekedar menjadi mesin pengirim SMS, mereka juga komputer mini, asisten pribadi, hingga bahkan dompet bagi para penggunanya. Tapi tentu saja, dalam wujud yang berbeda. Kita kemudian mengenalnya dengan sebutan e-wallet atau dompet elektronik.

Dompet elektronik sendiri sebenarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan dompet yang ada di saku. Dompet ini pertama kalinya diakui sebagai sebuah metode untuk menyimpan uang dalam bentuk elektronik, namun kemudian menjadi populer seiring dengan perkembangan dunia internet. Dompet elektronik dianggap cocok untuk menyediakan cara yang tak hanya nyaman tetapi juga aman bagi mereka yang gemar bertransaksi, baik itu secara online maupun offline. Di dalam dompet elektronik pengguna bisa menyimpan banyak hal, mulai dari e-money atau uang elektronik, kartu debit, kartu kredit, hingga bahkan catatan investasi. Ibarat kata, your wallet for everything. Kita tidak perlu lagi membawa dompet kemana-mana, dibuat pusing oleh kartu kredit yang berceceran, ataupun lembaran kertas tagihan yang membingungkan.

Lalu siapa yang bisa memiliki dompet elektronik? Pada dasarnya semua orang bisa memilikinya, selama memiliki smartphone, pun meski mereka tidak memiliki rekening bank sekalipun. Dengan aplikasi DOKU misalnya, pengguna tidak hanya memiliki akses ke uangnya, mereka juga bisa mendapatkan metode pembayaran yang mudah untuk berbelanja baik secara online maupun offline. Caranya cukup dengan memasukkan apa pun yang ada di dompet ke dalamnya (e-wallet) dan pengguna sendiri yang nantinya menentukan bagaimana mereka akan membayar. Entah itu dengan menggunakan pemindai kode QR, token ataupun yang lainnya. Singkat kata, simpel.

Tak heran, jika keberadaan dompet elektronik sebagai alat transaksi dianggap semakin efisien ketimbang bank. Di wilayah seperti Asia, Afrika dan Eropa, pembayaran dan perbankan lewat smartphone telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir, berkembang dari sebuah teknologi masa depan yang menarik, menjadi pilihan pembayaran yang layak.

Di Indonesia saja misalnya, berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral, volume transaksi uang elektronik sebagai salah satu instrumen pembayaran dalam dompet elektronik telah menyentuh angka 537.588.334 transaksi. Meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 535.579.528 transaksi.

Dan sistem pembayaran via mobile (smartphone) ini masih akan terus memikat, setidaknya dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Dengan beberapa sektor, seperti transportasi berbasis online, digital goods – termasuk di dalamnya game dan elektronik, serta e-commerce, menjadi tiga teratas yang akan memacu perkembangan uang elektronik pada khususnya, dan e-wallet pada umumnya. Sementara dari sisi pengguna, generasi milenial akan berada di baris terdepan untuk mengadopsinya. Dimana mereka akan menjadi orang pertama yang meninggalkan kartu kredit untuk kemudian memilih pengalaman yang mudah dan mulus dari dompet elektronik.

Perlahan tapi pasti, kehadiran dompet elektronik mengubah cara orang bertransaksi. Dari yang semula konvesional dengan menggunakan uang kartal (tunai), berganti dengan transaksi non tunai. Siapapun kini bisa melakukannya, kapan pun dan dimana pun. Mulai dari membeli pulsa, membayar beragam tagihan seperti tagihan telepon, listrik, PAM, cicilan, dan sebagainya, hingga melakukan setor dan tarik tunai. Dan itu semua bisa dilakukan hanya dengan satu atau dua sentuhan di layar smartphone. Dalam satu layanan bernama e-wallet atau dompet elektronik.

From Financial to Lifestyle

Dompet elektronik memang tidak bisa dilepaskan dari fungsi dasarnya sebagai produk finansial. Dengan memuat beragam instrument pembayaran seperti uang elektronik, kartu kredit, dan kartu debit, dompet elektronik lahir untuk mempermudah penggunanya melakukan berbagai jenis transaksi. Mulai dari beli pulsa, bayar listrik, berkirim uang, hingga investasi. Berbagai jenis transaksi inilah yang selanjutnya menjadi basic services dari dompet elektronik.

Pun demikian, perkembangan dompet elektronik tak berhenti sampai di basic services. Beberapa Payment Service Providers bahkan mulai membenamkan fitur-fitur yang terkait dengan gaya hidup ke dalam dompet elektroniknya.

Sebut saja aplikasi DOKU. Selain menanamkan instrument pembayaran uang elektronik, kartu kredit, kartu debit dan menyediakan beragam pilihan transaksi, aplikasi DOKU juga menyertakan fitur chat dan video ke dalamnya. Pengguna DOKU bahkan bisa “berburu” voucher dan merchant promo.

Perluasan fungsi inilah yang selanjutnya akan menggeser posisi dompet elektronik dari produk finansial menjadi produk gaya hidup. Sehingga fokusnya tidak hanya pada akuisisi pengguna, tapi juga usage, dengan meng-create uses case sebanyak-banyaknya agar dompet elektronik benar-benar menjadi bagian dari gaya hidup. Semisal dengan membuat program-program yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti arisan, patungan, dan banyak lagi. Arahnya akan menjadi satu aplikasi untuk semua kebutuhan.

Penulis : Ricky Richmond Aldien, VP Consumer Product DOKU

IoT dan Cloud Dorong Transformasi Digital di Indonesia

0

Telko.id – Tahun 2016 jadi tahun yang penting untuk Indonesia seiring dengan upaya pemerintah membangun landasan kokoh memasuki era digitalisasi dengan tujuan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara. Ada berbagai hal menarik terkait dengan era digitalisasi di Indonesia menurut Cisco Indonesia.

Pada bulan Juni, Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo menandatangani Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 dimana teknologi akan menjadi penggerak berbagai program prioritas, terutama smart city, atau kota pintar. Berbagai institusi pemerintah juga bergerak ke arah yang sama.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan bahwa mereka berencana untuk menggabungkan dua regulasi keuangan berbasis teknologi untuk meningkatkan inklusi keuangan.

Sementara di sektor swasta, kabar baik datang dari Gojek yang mendapatkan dana sebesar USD 550 juta, dan dengan demikain, menjadi unicorn, sebutan yang diberikan untuk startup yang valuasinya melebihi USD 1 miliar.

Tren transformasi digital akan berlanjut tahun depan bukan saja karena adanya kebijakan pemerintah, tapi juga karena bertumbuhnya jumlah populasi pengguna dan perangkat yang terhubung ke Internet. Hal ini diungkapkan oleh Budi Santoso Sutanto  Country Manager Cisco Indonesia.

Dalam keterangan resminya tersebut Cisco Indonesia menyoroti bagaimana transformasi digital memengaruhi sektor publik dan sektor swasta. Transformasi digital akan terus menguat di tahun 2017 dan seterusnya, didorong oleh konvergensi megatren teknologi, seperti mobilitas, Internet of Things (IoT), dan Cloud.

  • Pada tahun 2020, lebih dari 56% populasi Indonesia akan menjadi pengguna Internet dan jumlah ponsel pintar akan mencapai 241.1 juta, meningkat dua kali lipat lebih banyak dibanding tahun 2015
  • Jumlah modul machine-to-machine (M2M) akan meningkat hampir tiga kali lipat, melonjak dari 33.3 juta di tahun 2015 menjadi 95.1 juta di tahun 2020.
  • Pasar cloud untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) akan mencetak pertumbuhan sebesar 30% per tahun dari 2015 ke 2018, seiring dengan semakin banyaknya fungsi bisnis berpindah ke cloud

Dengan mengikuti tren digital terdepan, Indonesia diharapkan bisa mewujudkan digital value senilai Rp 1,94 kuadriliun (USD 150 triliun), yang setara dengan 10% dari PDB tahun 2025.

Cisco Indonesia memperkirakan transformasi digital akan sangat berdampak bagi 12 industri, dengan lima besar industri yang paling terdampak adalah teknologi, media dan hiburan, ritel, jasa keuangan, dan telekomunikasi. Di dunia ritel, industri e-commerce Indonesia mencatat pertumbuhan paling cepat di dunia dan transaksi e-commerce diprediksi akan mencapai USD 130 triliun pada tahun 2020.

Dibanding Negara Ini, Layanan Data di Indonesia Jauh Lebih Murah

0

Telko.id – Penetrasi smartphone dan terus berkembangnya layanan berbasis IP berhasil merubah pola komunikasi pengguna seluler, dari komunikasi berbasis sirkuit menjadi komunikasi berbasis paket. Inilah yang selanjutnya mendongkrak kebutuhan pengguna akan layanan data.

Di Indonesia sendiri, rata-rata pengguna menghabiskan sekitar 50 ribu per bulan untuk berlangganan layanan data dengan kuota data rata-rata sekitar 2 GB. Menariknya, harga layanan data di Indonesia dikategorikan cukup murah jika dibandingkan dengan beberapa negara lain.

Mengacu pada riset Tefficient tentang penggunaan data (data usage) di 32 negara, sebagaimana dilaporkan CBC News, Senin (26/12/2016), Kanada menjadi negara dengan layanan data termahal di dunia.

Selain Kanada, layanan data termahal di dunia juga ada di Belgia, Jerman, Republik Ceko, dan Belanda. Menariknya, pengguna data di sana justru tak terlalu banyak mengonsumsi data.

Menurut Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Kanada, persaingan industri telekomunikasi di sana sangat ketat karena biaya layanan datanya mahal. Untuk kuota 2GB hingga 5GB per bulan, tarifnya berkisar US$ 46,47.

Itu lebih rendah dari tarif paket di Amerika Serikat (AS) yang berkisar US$ 50,68 dan Jepang US$ 51,81.

Sementara di Italia, tarifnya tiga kali lebih rendah dari Kanada, yakni US$ 14,35, diikuti Prancis US$ 14,98, Australia US$ 15,57, dan Inggris US$ 17,61.

“Karena mahal, pengguna data di sana justru sangat irit dalam mengonsumsi data. Hal ini karena mereka sadar bahwa mereka mengeluarkan kocek besar untuk internet,” ujar laporan tersebut.

Menurut Tefficient, semakin banyak kuota data (unlimited) yang disediakan operator di suatu negara, kian tinggi pula konsumsi datanya. Di Finlandia misalnya, sebagian besar pengguna menggunakan paket data unlimited karena tarif layanan datanya paling rendah dibandingkan negara-negara lain. Tak heran jika konsumsi data rata-rata pengguna seluler di Finlandia mencapai 9,9 GB per bulan.

 

XL Manjakan Traveller dengan Roaming Combo

0

Telko.id – PT XL Axiata Tbk (XL) coba memanjakan pelanggannya yang suka bepergian ke luar negeri dengan meluncurkan Paket Roaming Combo. Paket ini menawarkan kemudahan bagi pelanggan yang sedang berpergian ke luar negri dengan koneksi internet dan data, maupun menelepon dan berkirim SMS, dalam satu paket tanpa harus berganti kartu.

“Tren warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri terus meningkat seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi. Menurut suatu survey tahun ini, perjalanan wisata ke luar negeri dari Indonesia meningkat sebesar 33 persen antara tahun 2013-2015. Data-data tersebut menjadi sinyal bagi kami untuk membuat suatu solusi yang memudahkan pelanggan dan masyarakat Indonesia pada umumnya terkait persoalan roaming saat bepergian ke luar negeri. Untuk itulah kami meluncurkan Paket Roaming Combo ini,” kata GM Consumer Product XL, Roy Wisnhu Wibowo dalam rilisnya, Selasa (27/12).

Paket Roaming Combo bisa dipergunakan di 13 negara, yaitu Singapura, Hongkong, Malaysia, Macau, Jepang, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Kamboja, Myanmar, Sri Lanka, Bangladesh, dan Australia.

Tarif yang ditawarkan pada paket ini pun cukup terjangkau, dengan pilihan paket untuk 3 hari Rp 250 ribu (nelpon 25 menit + 25 SMS), 5 hari Rp 300 ribu (nelpon 40 menit + 40 SMS), dan 7 hari Rp 450 ribu (nelpon 50 menit + 50 SMS). Semua paket ini sudah termasuk untuk akses internet unlimited.

Selain itu XL juga menawarkan layanan XL PASS khusus bagi pelanggan XL yang ingin menggunakan kuota HotRod, Combo XTRA, dan XL GO di luar negeri. Khusus bagi jama’ah Umroh tersedia Paket Umroh Combo untuk menelepon, SMS, dan akses internet unlimited di Tanah Suci, mulai dari Rp 200 ribu untuk pemakaian 10 hari.

Cara membeli dan mengaktifkan Paket Roaming juga mudah. Pelanggan dapat memilih sendiri paketnya melalui ponselnya dengan UMB *123*747# atau menggunakan aplikasi myXL.

Masuk ke Amerika, Pelancong Wajib Punya Akun Medsos?

0

Telko.id – Sejak beberapa tahun silam, media sosial (medsos) tak sekadar wadah untuk bersosialisasi, tapi juga menyimpan beragam data diri. Tak heran jika keberadaannya menjadi begitu penting. Terutama jika dikaitkan dengan data yang ada didalamnya.

Ini pula yang menjadi pertimbangan imigrasi Amerika Serikat (AS) untuk menambahkan akun medsos sebagai bahan pemeriksaan saat memasuki imigrasi. Salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui apakah orang yang masuk ke Amerika memiliki rekam jejak yang baik atau tidak.Wacana yang sudah dikemukakan sejak Juni 2016 kabarnya telah mendapat lampu hijau dari Department of Homeland Security. Sehingga, jangan heran jika ke Amerika, Anda akan diminta untuk  mengisi akun medsos di formulir yang disediakan oleh otoritas setempat.

Foto: istimewa

Tapi masih ada pro dan kontra terkait dengan rencana ini.  Alasannya, memberikan akun medsos dianggap bisa mengancam privasi seseorang. Lembaga American Civil Liberty Union pun mengklaim bahwa diskriminasi ini akan menyulitkan kaum Arab dan Muslim yang datang ke Amerika Serikat.

14 Perusahaan e-commerce Digandeng Telkomsel Untuk Jualan Pulsa

0

Telko.id – Trend digital mewajibkan roda usahapun harus mengikuti jaman. Telkomsel pun menggandeng 14 perusahaan e-commerce ternama di Indonesia untuk memperluas jaringan distribusi layanan.

Kerjasama ini akan membuat pelanggan lebih mudah untuk memperoleh layanan Telkomsel melalui saluran daring (online channel) yang dimiliki Tokopedia, Kaskus, Alfacart, Blanja, Lazada, Go-Jek, Mataharimall, Traveloka, Bhinneka, Blibli, JD.id, Grab, Bukalapak, dan Dinomarket.

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Telkomsel dan mitra online dilakukan oleh Direktur Sales Telkomsel Mas’ud Khamid dan para Chief Executive Officer dari Mataharimall, Traveloka, Bhinneka, Blibli, JD.id, Bukalapak, dan Dinomarket.

Di samping mitra online, kerjasama ini juga melibatkan para mitra aggregator, yakni Koperasi Telekomunikasi Selular, PT Narindo Sarana Komunikasi, PT Oromont Symphony, dan PT Pulsa Media Bersama.

“Perkembangan e-commerce yang sangat pesat di Indonesia membuat Telkomsel yakin mampu untuk mengembangkan model bisnis yang akan menguntungkan pelanggan. Kerjasama dengan nama-nama besar di industri e-commerce nasional ini kami harapkan mampu menghadirkan kemudahan bagi pelanggan untuk memperoleh layanan dengan lebih cepat melalui online channel,” kata Mas’ud.

Dalam kerjasama ini, Telkomsel menjadi penyedia stok pulsa prabayar, baik pulsa reguler yang akan menambah saldo pulsa pelanggan, maupun pulsa data yang akan menambah kuota layanan data pelanggan.

Sementara itu, mitra online merupakan saluran pemasaran yang menyediakan stok pulsa prabayar Telkomsel. Sedangkan mitra aggregator berperan sebagai penyedia teknologi host-to-host yang memungkinkan terjadinya transaksi isi ulang pulsa Telkomsel melalui mitra online.

Dengan adanya kerjasama ini, pelanggan Telkomsel dapat memperoleh pulsa reguler maupun pulsa data dengan mengakses aplikasi mobile atau situs e-commerce yang sudah bekerjasama dengan Telkomsel.

Pelanggan cukup memilih menu pembelian pulsa, lalu memasukkan nomor ponsel yang akan diisi ulang pulsa, kemudian memilih denominasi yang tersedia mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 1 juta. Selanjutnya pelanggan memilih metode pembayaran yang disediakan, di mana setelah transaksi sukses dilakukan, pulsa akan masuk ke nomor ponsel pelanggan dan pelanggan akan menerima SMS notifikasi bahwa transaksi berhasil dan pulsa telah bertambah.

Saat ini pelanggan telah dapat menikmati kemudahan memperoleh pulsa reguler dan pulsa data melalui mitra online yang sudah bekerjasama dengan Telkomsel, yakni Tokopedia, Kaskus, Alfacart, Blanja, Lazada, dan Go-Jek. Dalam waktu dekat, layanan yang sama juga bisa dinikmati pelanggan di Mataharimall, Traveloka, Bhinneka, Blibli, JD.id, Grab, Bukalapak, dan Dinomarket.

Selain dengan mitra online, baru-baru ini Telkomsel juga menjalin kerjasama serupa dengan mitra perbankan yang terdiri dari bank swasta nasional, bank BUMN, dan bank BPD di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh sampai dengan Papua. Kerjasama tersebut menjadikan bank sebagai saluran penyedia pulsa reguler dan pulsa data Telkomsel dengan denominasi mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 1 juta melalui layanan electronic banking (e-banking), automatic teller machine (ATM), internet banking, SMS banking, dan mobile banking (m-banking).

“Kehadiran mitra online sebagai saluran distribusi layanan Telkomsel tentunya memperkaya ragam alternatif saluran untuk mendapatkan layanan di samping melalui mitra reguler dan mitra perbankan yang sudah pelanggan nikmati selama ini. Kini pelanggan dapat memilih untuk memperoleh layanan melalui saluran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidupnya,” pungkas Mas’ud. (Icha)