spot_img
Latest Phone

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...

Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Soal Integrasi ChatGPT di iPhone

Telko.id - Elon Musk melalui perusahaan xAI dan xAI...

iPhone Lipat Apple Akan Gunakan Touch ID, Bukan Face ID

Telko.id - Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi Touch ID,...

Apple Gagal Wujudkan iPhone Lipat Tanpa Lipatan, Rilis 2026?

Telko.id - Apple dikabarkan gagal mewujudkan iPhone lipat dengan...
Beranda blog Halaman 1475

IPO, Line Tawarkan Harga US$ 26,50 Per Saham

0

Telko.id – Aplikasi peroesanan asal Jepang, Line, dikabarkan telah menetapkan kisaran harga untuk penawaran umum perdananya (IPO) di Tokyo dan New York bulan depan, yakni sebesar JPY 2,700-3,200 atau setara Rp 347,68-412,07 per saham.

Menurut WSJ, IPO ini bisa menghasilkan hingga JPY 112 miliar, sehingga menjadikannya listing teknologi terbesar sepanjang tahun ini.

Line menawarkan 13 juta saham baru kepada publik di Jepang pada 15 Juli dan tambahan 22 juta saham baru di New York pada 14 Juli, dengan greenshoe 5,25 juta saham lagi. Greenshoe sendiri adalah penambahan jumlah penawaran saham oleh penjamin emisi ketika melakukan penawaran saham. Tujuannya biasanya untuk mengurangi volatilitas (gejolak) harga saham setelah pencatatan saham di bursa.

Di harga tertinggi dari kisaran harga, penawaran bisa dihargai hingga JPY 129 miliar, jika semua saham tambahan dijual. Kisaran ini memberikan Line valuasi 20-24 kali harga terhadap laba, ungkap sebuah sumber.

Harga akhir akan ditetapkan pada tanggal 11 Juli mendatang. Line sebelumnya telah menetapkan indikasi harga JPY 2.800 untuk sahamnya.

Rencana IPO Line sendiri sebenarnya telah diatur akan dilakukan dua tahun setelah perusahaan pertama mengajukan permohonan untuk terdaftar di Bursa Efek Tokyo, sebagai bagian dari penawaran yang diprediksi mencapai lebih dari USD 10 miliar. Namun, Line menunda itu dan kemudian membatalkan rencana untuk listing di tahun 2015. Demikian dilaporkan Telecompaper, Rabu (29/6).

Belanja di Tokopedia Kini Bisa Bayar di Alfamart

0

Telko.id – Tokopedia menambah panjang daftar metode pembayaran instannya. Kali ini, marketplace besutan William Tanuwijaya itu menggandeng Alfamart sebagai tempat pembayaran.

Dijelaskan Vice President Tokopedia Melissa Siska Juminto, melalui keterangan resmi, kini pengguna Tokopedia bisa membayar pesanannya melalui gerai Alfamart terdekat. Tanpa harus memiliki rekening tabungan.

“Siapa saja dapat semakin mudah berbelanja di Tokopedia,” katanya.

Selain memungkinkan pembeli membayar pesanannya melalui Alfamart, kerjasama ini juga tidak mengharuskan pembeli melakukan konfirmasi pembayaran karena proses verifikasi akan terjadi secara otomatis.

“Penjual di Tokopedia akan langsung mendapatkan notifikasi pesanan setelah pembeli melakukan pembayaran di Alfamart. Jadi, pemrosesan order lebih cepat dilakukan. Hal ini tentu meningkatkan reputasi toko online penjual yang bersangkutan,” terang Melissa.

Metode pembayaran melalui Alfamart ini dipercaya tidak hanya menguntungkan para pembeli, tetapi juga penjual yang bergabung bersama Tokopedia.

Hingga akhir Juli 2016, pembeli yang melakukan transaksi di Tokopedia melalui Alfamart akan mendapatkan satu botol Nu Greentea 450 ml secara gratis.

Alfamart menambah panjang deretan metode pembayaran instan Tokopedia. Sebelumnya, perusahaan internet Indonesia yang bergerak di bidang jual beli online ini juga telah menggandeng Indomaret, 7-Eleven, memberlakukan cicilan dan berbagai metode lain untuk mendukung pembayaran secara instan.

“Pada akhirnya, hal ini diharapkan lebih mempermudah Toppers dalam bertransaksi,” pungkas Melissa.

Serangan Melonjak 30%, Ransomware Intai Generasi ‘Sharing’

Telko.id – Sebuah penelitian yang dilakukan Kaspersky Lab terhadap anak muda usia 16 sampai 24 tahun di Amerika Utara – yang memiliki implikasi kuat terhadap anak muda di Indonesia, karena menjalani gaya hidup digital yang sangat mirip – menunjukkan bahwa hanya satu dari sepuluh responden yang merasa khawatir tentang ransomware. Meskipun lebih dari sepertiga responden mengerti apa itu ransomware dan kerusakan yang bisa ditimbulkan olehnya.

Ransomware sendiri merupakan jenis malware yang mengunci atau mengenkripsi data yang tersimpan pada perangkat dan kemudian menuntut uang tebusan untuk dapat membukanya. Saat ini, ransomware menjadi ancaman global yang terus berkembang.

Dalam tiga bulan pertama tahun 2016, Kaspersky Lab memblokir 372.602 serangan ransomware di seluruh dunia, 30% lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sekitar 17% dari korban ransomware ini berada di sektor korporasi. Sementara jumlah dan jangkauan serangan menunjukkan peningkatan yang cukup mengkhawatirkan begitu juga dengan konsumen yang menjadi targetnya.

Meskipun banyak konsumen yang masih kurang memahami bahaya yang ditimbulkan ancaman ini, lebih dari sepertiga anak muda usia 16 sampai 24 tahun yang di survei untuk penelitian Kaspersky Lab consumer secara akurat dapat mendefinisikan apa itu ransomware (36,6 persen) dan paham bahwa sebuah serangan bisa membuat mereka mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mereka bisa membuka dokumen (34,3 persen) atau foto (32,7 persen) pribadi. Sayangnya, hanya satu hanya dari sepuluh (9,5 persen) responden yang merasa khawatir apabila mereka terkena serangan ransomware.

Ada beberapa penjelasan sederhana mengapa hal ini terjadi, salah satunya karena saat ini banyak anak muda yang membagikan (sharing) sebagian besar hidup mereka secara online, sehingga mereka merasa percaya diri bisa medapatkan salinan data atau foto dari tempat lain, seperti akun media sosial atau teman mereka. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah (47,3 persen) responden usia 16 sampai 24 tahun yang disurvei menganggap e-mail yang berisi dokumen dan foto merupakan sebuah bentuk proses back-up data.

Pemikiran seperti ini kemungkinan besar diakibatkan oleh banyaknya peringatan yang mereka terima perihal ‘Internet tidak pernah lupa’ (jadi posting dengan hati-hati, dll), meninggalkan kesan bahwa informasi digital mereka akan selalu berada di luar sana di suatu tempat, oleh karena itu mereka merasa bisa mendapatkannya kembali.

Seperti yang ditunjukkan pada penelitian ini, bahwa anak-anak muda ini, tampaknya merasa tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan apabila file atau foto mereka terenkripsi oleh ransomware.

Saat ini ransomware yang menargetkan perangkat mobile terus meningkat, namun cara-cara yang dilakukan anak-anak muda untuk melindungi diri mereka sendiri sering kali membingungkan. Hanya sekitar setengah responden yang memiliki solusi keamanan Internet terinstal pada smartphone, walaupun faktanya smartphone tersebut menjadi perangkat yang paling mungkin mereka gunakan sebagai kamera dan tempat menyimpan foto.

Satu dari enam responden percaya bahwa mereka dapat menemukan jalan keluar dari serangan ransomware dengan sekedar memutuskan jaringan internet atau mematikan perangkat mobile mereka untuk menghentikan proses serangan tersebut. Padahal untuk memukul mundur serangan ransomware adalah pekerjaan yang sulit bagi smartphone yang tidak memiliki perlindungan.

“Anak muda yang hyper-connected, dan berpedoman pada peringatan konstan yang mereka terima tentang bagaimana ‘Internet tidak pernah bisa lupa’, berisiko meremehkan dampak ransomware yang semakin ganas dan cerdik dalam menyamar, serta membuat asumsi sesat bahwa informasi dan foto paling berharga mereka akan selalu dapat dipulihkan, ujar Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager, Kaspersky SEA – Indonesia.

Ia menambahkan, tidak ada jaminan seperti itu. Oleh karenanya sangat penting bagi seseorang untuk dapat mengendalikan kehidupan digitalnya, memahami risiko yang dihadapi dan menjaga informasi dan perangkat terhadap ransomware.

Beberapa cara pun diurai Kaspersky Lab agar para pengguna internet dapat melindungi dirinya dari ransomware, mulai dari memastikan untuk selalu menggunakan versi terbaru dari perangkat lunak, menginstal solusi keamanan Internetu, melakukan backup data-data pribadi secara rutin, dan berhati-hati saat membuka e-mail dari pengirim yang tidak dikenal.

Genjot Pelaku Startup Dengan Program Tiket.Codes

0

Telko.id – Tiket.com selaku situs pemesanan tiket online mecoba mendukung program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dengan menggelar kegiatan tiket.Codes.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima tim telko.id, Tiket.com berbagi pengetahuan tentang apa itu API (Application Programming Interface) dan bagaimana memanfaatkan API sehingga menjadi ladang bisnis baru bagi para web developer teknologi di Indonesia.

“Di Indonesia belum banyak developer yang memanfaatkan API dari Tiket.com untuk membuat sebuah inovasi bisnis. Dari sini kami berharap akan tumbuh entrepreneur-entrepreneur baru yang bisa menghadirkan terobosan inovasi di Indonesia bersama Tiket.com” ujar Natali  Ardianto selaku CTO Tiket.com.

Natali berujar, mengatakan acara ini bertujuan untuk membuka wawasan para developer dan sharing session bagaimana mengembangkan produk bisnis menggunakan API Tiket.com.

Sejatinya, Tiket.Codes sendiri berkonsep mini talkshow yang menghadirkan pembicara-pembicara yang telah memilki pengalaman langsung mengenai pengembangan bisnis melalui afiliasi API. Selanjutnya dilanjutkan dengan sharing session oleh Marcella Einsteins dari Indonesia Flight, sebuah layanan aplikasi pemesanan tiket pesawat yang juga menggunakan system partner afiliasi melalui API Tiket.com dan sudah menghasilkan omzet ratusan milyar.

Kegiatan yang baru pertama kali diadakan ini sekaligus untuk membangun hubungan baik antar sesama web developer independen ataupun pelaku industri IT startup, sehingga pada akhirnya dapat bersinergi dalam membangun Indonesia yang lebih baik melalui inovasi-inovasi baru melalui internet.

Sampai batas akhir waktu pendaftaran, jumlah pendaftar sudah melebihi target peserta, karena terbatasnya tempat, maka panitia akhirnya memilih 50 orang peserta terpilih untuk bisa mendapatkan undangan menghadiri gathering Tiket.Codes.

Berkaca dari animo peserta yang tinggi, Tiket.Codes akan menjadi kegiatan rutin yang akan dilakukan oleh Tiket.com. Tidak hanya di Jakarta, Tiket.com juga akan menggelar acara serupa di beberapa kota di Indonesia.

“Kami juga ingin merangkul calon-calon developer luar kota untuk bisa mengenal API lebih dalam dan bisa memanfaatkan API yang ada di Tiket.com. Acara ini juga merupakan wujud dari Tiket.com untuk mendukung program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menginisiasi Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital pada tahun 2020 yang diharapkan dapat turut memajukan perekonomian Indonesia melalui bisnis digital kreatif,” tukas Natali.

Smartfren Gandeng Evercoss Untuk Maksimalkan Mudik Pengguna

0

Telko.id – Salah satu operator 4G LTE Smartfren menggandeng salah satu brand lokal Evercoss dalam program bundling dengan handset Winner T. Kerja sama komersial antara Smartfren dengan Evercoss ini ditujukan untuk memberikan pilihan perangkat komunikasi terjangkau bagi masyarakat.
Sekadar informasi, Evercoss Winner T 4G merupakan smartphone OMH merek lokal pertama yang sudah native VoLTE dengan harga cukup terjangkau yakni sebesar Rp 838.000,-.

Merza fachys, Presiden Direktur Smartfren mengatakan, “Smartfren sudah mempersiapkan jalur mudik selama pantura dan sudah di bereskan. Hari ini kita berbagi informasi mengenai kerjasama bundling yg menurut kita sudah terkenal,  evercoss, karena brand lokal. Hasil yang akan kita bundling selaras dengan teknologi VoLTE kita,” ujarnya pada Jumpa Media di Jakarta (28/6).

Merza menambahkan, Smartfren juga telah melakukan kesiapan networking selama Ramadhan dan Lebaran. Serta mengungkapkan dukungan mereka terhadap komunitas dan UKM.
“kita support komunitas dengan Bisnis berbasis komunitas yang menggunakan VoLTE dan jaringan 4G Smartfren,”

Seperti yang dijelaskan diatas, Evercoss Winner T 4G ini sudah mendukung 4G untuk TDD dan FDD. Sementara untuk paket bundling Evercoss Winner T 4G sendiri telah dilengkapi dengan kartu perdana Smartfren dan juga paket Smartplan Universal. Hanya dengan Rp 50.000,-/bulan, dalam 3 bulan pertama sejak aktivasi atau maksimal isi ulang 3 kali pelanggan dapat mengaktifkan paket Smartplan Universal yang mencakup 16GB kuota data dengan perhitungan :2GB kuota utama, 2GB bonus data, 12GB kuota malam. Pengguna juga akan mendapatkan 1.000 menit panggilan telepon/video ke sesama Smartfren, 10 menit panggilan telepon ke operator lain, dan 100 SMS ke semua operator.

Smartfren juga memanjakan pengguna dengan memberikan bonus aktivasi berupa 300MB data internet dan 100 menit panggilan telepon/video ke sesama pengguna Smartfren yang berlaku selama 7 hari sejak kartu mulai diaktifkan.

Diharapkan, Melalui kerja sama ini Smartfren dapat memberikan lebih banyak pilihan bagi kelas entry-level agar dapat menikmati pengalaman baru dalam berkomunikasi melaui jaringan Smartfren 4G LTE Advanced.

Nina R. Wardhani, Chief Marketing Officer – Marcomm Director, Evercoss menjelaskan, “Kami berharap dengan hadirnya produk hasil kolaborasi dua perusahaan asli Indonesia ini dapat memberikan manfaat maksimal kepada masyarakat luas, terutama dalam mendukung penyerapan teknologi 4G LTE Advanced. Dengan produk yang mumpuni dan harga terjangkau kami yakin produk ini dapat diterima oleh konsumen,” tukasnya pada saat peresmian produk tersebut.

Sekilas mengenai spesifikasi, selain sudah VoLTE native, Evercoss Winner T 4G yang diperuntukkan bagi pengguna entry-level ini, memiliki layar WVGA sebesar 4 inci dan kamera utama beresolusi 5MP dengan LED Flash serta kamera depan beresolusi 2MP.

Telko.id
Ujicoba VoLTE menggunakan Evercoss Winner T 4G

Tidak hanya dilengkapi dengan dapur pacu Quad Core 1.5 GHz dengan 8GB ROM dan RAM sebesar 1GB, smartphone ini juga dilengkapi dengan fitur Gesture Smart Access. Selain mengusung Operating System (OS) Android 5.1 dan baterai 1650 mAh, Evercoss Winner T 4G juga mendukung dua slot SIM Card yang dapat digunakan pada jaringan 4G LTE serta GSM.

Kesiapan network

Diwaktu yang bersamaan, Smartfren melalui Munir S.P selaku VP Technology Relation & Special Project PT. Smartfren Telecom mejelaskan bahwa sampai dengan saat ini Sudah ada 264 BTS yang diaktifkan dan hanya tinggal satu BTS lagi di kawasan Jawa Tengah. Sedangkan Posko Smartfren juga telah tersedia di 22 tempat dengan mayoritas berada di daerah utara, pengguna juga berkesempatan untuk mendapatkan gratis mifi.

Sementara untuk Merak- Bakauheni juga cukup stabil. Hal tersebut juga terjadi di kawasan Pekalongan dengan rata-rata kecepatan di angka 12 Mbps.

“Mobil BTS telah tersedia sepanjang Cipali, Cikampek – Palimanan, Jawa timur juga dipasang mobile BTS karena banyak pengguna yang hendak menyebrang ke Bali melalui jalur darat dan laut,” papar Munir.

Sekadar informasi, di Jawa Tengah sendiri Smartfren telah memiliki lebih dari 1717 BTS 4G dengan 75 persen kecamatan di Jawa Tengah telah tersedia layanan LTE Advanced milik Smartfren.

Lebih lanjut, Munir memaparkan program Smartfren untuk menjaga kualitas jaringan 4G mereka, khususnya di sepanjang jalur mudik di Pulau Jawa dan Sumatera, seperti :

Memastikan kecukupan kapasitas untuk peningkatan pengguna pada bulan Ramadhan dan Sepanjang area jalur mudik di Jawa dan Sumatra.

Meminimalisasi Gangguan Jaringan dengan intensive monitoring dan penanganan gangguan 24X7 pada H-14 dan H+14.

Persiapan back-up systems di masing-masing area yang di prediksi high load traffic untuk menghindari terjadinya traffic congestions.

Meminimalisasi blank spot dan weak coverage dengan optimasi di seluruh area route dan tujuan mudik.

Smartfren juga telah memprediksi bahwa untuk tahun ini akan terjadi lonjakan trafik sekitar 15-25% dibanding hari biasanya, dengan menambah kapasitas hingga 40%.

Dengan peningkatan pelayanan serta kerjasam bundling ini, diharapkan pula akan banyak pengguna yang menggunakan layanan VoLTE milik Smartfren di Mudik Lebaran kali ini.

Sekadar informasi, di awal tahun 2016, Smartfren menjadi perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang menyediakan layanan Voice over LTE (VoLTE) secara komersial. Serta menjadi perusahaan komunikasi yang memiliki jaringan 4G LTE Advanced terluas di Indonesia.

Voice over Long Term Evolution (Voice over LTE/VoLTE) adalah fitur teknologi yang menggunakan standar dan prosedur untuk komunikasi suara dan data berbasis jaringan 4G LTE. Teknologi ini merupakan satu metode untuk menciptakan, menyiapkan dan mengatur suara berkecepatan tinggi, video dan layanan pesan melalui jaringan nirkabel 4G dan  perangkat yang mudah dibawa.

Ericsson Akan Pamerkan Operasi Jarak Jauh Dengan 5G

0

Telko.id – Vendor jaringan raksasa asal Swedia yakni Ericsson akan bermitra dengan King College London untuk menunjukkan 5G tactile bedah robotik di acara pembukaan 5G World 2016.

Ericsson dan King mengumumkan kolaborasi 5G mereka setelah Mobile World Congress tahun ini. Ini dirancang untuk membawa industri dan akademisi bersama-sama untuk mengeksplorasi cara-cara cerdas menggunakan semua kemampuan yang dihaparapkan akan hadir pada  teknologi nirkabel 5G.

Dilansir dari Telecoms (29/6), Di antara kelebihan 5G yang ping dinanti adalah latency,  yaitu delay atau jarak waktu yang dibutuhkan antara mengirim sinyal dan menerima. Untuk hal-hal seperti virtual reality dan remote control jarak jauh, latency rendah dianggap penting, karena penundaan benar-benar dapat merusak proses. Untuk hal-hal seperti operasi jarak jauh ini sangat penting, bukan hanya untuk pertaruhan yang tinggi, tetapi untuk memungkinkan hal-hal seperti feedback haptic untuk meniru rasa sentuhan.

‘Remote Control and Intervention’ penggunaan 5G untuk kasus medical menunjukkan ‘probe’ sebagai representasi robot dari jari biologis yang memberikan para ahli bedah indera peraba dalam bedah invasif minimal, dan mampu mengirim lokalisasi akurat secara real time dari hard nodul di jaringan lunak . Probe, atau jari robot, mampu mengidentifikasi jaringan kanker dan mengirim informasi kembali ke dokter bedah sebagai umpan balik haptic.

“Melalui demonstrasi 5G simulasi ini kita dapat menunjukkan bagaimana latency adalah bagian penting dan dari apa yang diberikan oleh 5G, membawa kedua indera peraba dan real-time video feed penting untuk operasi jarak jauh,” Valter D’Avino, Head Ericsson Western & Central Eropa.

“Dengan 5G akan memungkinkan peningkatan koneksi pembedahan invasif minimal, jumlah aplikasi meningkat dan keuntungan tidak lagi geografis lokal. Hal ini memungkinkan bimbingan di seluruh dunia dan skalabilitas dari diagnosis dan intervensi, ” ujar Profesor Mischa Dohler, Kepala Pusat Telekomunikasi Research di Jurusan Teknik Informatika di King College London.

Dengan Nokia dan Ericsson yang akan memamerkan teknologi 5G dan kegunaanya, mungkin dalam satu atau dua tahun kedepan kita akan melihat contoh nyata dari implementasi generasi kelima ini.

Nokia Klaim Ciptakan 5G?

0

Telko.id – Nokia mengklaim telah memiliki jaringan 5G-ready pertama di dunia, mereka berencana menunjukkan hasil usaha kerasnya pada akhir pekan ini di London.

Nokia mengatakan kali ini berbeda dengan klaim 5G yang pernah ada sebelumnya. Proyek ini, yang akan dipamerkan di acara 5G World di London pekan ini, melibatkan tiga lapisan utama teknologi. Bersandar berat pada AirScale suite, jaringan 5G stack akan melibatkan teknologi akses radio yang menghubungkan dengan paket inti berbasis cloud, yang itu sendiri berjalan di atas platform AirFramed data center

Dilaporkan Telecoms (29/6), Temuan mereka ini merupakan dasar dari arsitektur komersial 5G, beberapa klaim  mungkin mempertimbangkan untuk melakukan hal ini karena standar 5G belum sepenuhnya di ratifikasi. Selain itu, Nokia juga saat ini menjadi ketua dari 5G-PPP, yakni proyek Uni Eropa yang didedikasikan untuk menentukan standar  untuk generasi kelima teknologi nirkabel.

Hal ini juga sangat terlibat dengan asosiasi lain dan telah membentuk kemitraan R & D  dengan berbagai operator global mulai dari China Mobile hingga Verizon Wireless. Asosiasi ini juga menjadi tempat berpikir tentang penggunaan dari teknologi 5G itu sendiri setelah memang benar – benar komersial.

“Nokia adalah kekuatan utama dalam mendrive standarisasi 5G dan inovasi teknologi kami memungkinkan industri untuk bergerak lebih cepat menuju sistem 5G komersial,” kata Hossein Moiin, CTO dari group Network Mobile Nokia.

“Dengan memperkenalkan teknologi 5G-ready dalam solusi komersial kami, yang mendukung saat ini LTE-Advanced dan LTE-Advanced Pro / Pro II kedepannya, pelanggan cerdas kami dapat menjembatani jaringan mereka untuk 5G. Ini akan memungkinkan mereka untuk menciptakan dan menangkap bisnis baru dan memenuhi permintaan data yang besar dari orang-orang karena perkembangan IoT, ” tambah Moiin.

Bell Labs Consulting, yang Nokia diperoleh sebagai bagian dari pembelian Alcatel-Lucent, mengatakan sesuatu di wilayah 46 miliar perangkat akan menjadi penerima manfaat dari teknologi 5G. Sementara hadirnya virtual reality adalah salah satu daerah yang akan sangat bergantung pada 5G. Hal ini cukup senada jika berkaca pada komentar ZTE beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa konten streaming VR akan membutuhkan tingkat latency <20 milisecond  dan kecepatan download sekitar 60 Mbps, jasa lainnya yang bergantung untuk segera menghadirkan  5G adalah mobil otonom, otomasi industri , robotika terpencil, smartcity dan healthcare.

Sekadar informasi, Salah satu teknologi lainnya yang berkontribusi terhadap realisasi penerus 4G adalah slicing networking, yang baru-baru ini ditunjukan oleh Ericsson dan NTT DoCoMo yang dibuat untuk memenuhi tuntutan spesifik dan beragam dari setiap pelanggan atau aplikasi, seperti dukungan latency rendah untuk IOT, atau kecepatan broadband tinggi untuk perusahaan atau pelanggan perumahan.

Di tempat lain, Nokia mengatakan telah memenangkan tender dengan Telefónica untuk jaringan optik metro nasional di Spanyol. Telefónica mengatakan layanan ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan kapasitas jaringan yang lebih untuk memenuhi pertumbuhan eksponensial dalam lalu lintas data yang mereka alami saat ini. Dengan demikian, Nokia akan menyebarkan solusi optik suite terbaru ini untuk daerah padat penduduk seperti di Catalonia, dan berharap untuk menutupi setengah dari Spanyol.

Dirut Telkomsel Buka-bukaan Tentang ‘Tudingan’ Indosat

0

Telko.id – Salah satu yang menjadi dasar mengapa Indosat -yang sebenarnya juga dikeluhkan oleh operator lain- secara terbuka ‘menuding’ Telkomsel melakukan monopoli adalah interkoneksi dan Network Sharing. Hal ini membuat Indosat merasa kesulitan untuk berkembang di wilayah luar Jawa.

Untuk masalah biaya interkoneksi yang merupakan salah satu komponen panggilan telepon lintas operator (off-net) masih dianggap mahal oleh operator selain Telkomsel. Namun, Ririek Ardiansyah, Direktur Utama Telkomsel melihat bahwa interkoneksi yang diatur oleh pemerintah itu berbasis biaya. Seperti juga yang diberlakukan secara internasional. Operator yang punya 10 BTS dan 100 BTS, biaya yang dikeluarkan pasti beda.

“Jika ada yang mengaitkan dengan tarif retail, tidak terlalu berkaitan karena untuk menentukan biaya itu, banyak komponen lain,” ujar Ririek Ardiansyah, Direktur Utama Telkomsel menjelaskan pada acara buka bersama dengan media di kantornya.

Lebih lanjut, Ririek juga menambahkan, jika tidak berdasarkan skema cost based maka ada resiko yang akan dihadapi oleh industri. Yakni, operator tidak termotivasi untuk membangun. Tentu, hal ini akan memberikan dampak yang kurang baik bagi Industri.

Lalu, jika dikaitkan dengan perangkat infrastruktur yang semakin turun, per unit nya turun. “Tapi ingat, ada faktor depreasiasi dan modernisasi jaringan. Jadi, tidak akan terlalu berpengaruh karena tetap saja, operator harus melakukan investasi,” Sahut Ririek menjelaskan.

Setiap tahunnya operator harus melakukan 4 hal penting dalam melakukan investasi di infrastruktur. Pertama, operator harus melakukan modernisasi. Di mana, infrastruktur yang ada secara periodik harus selalu diganti karena memang perangkat itu ada umur nya. Kedua, operator harus menambah terus kapasitasnya. Jika dulu satu tower satu BTS, kini satu tower bisa multi sector. Dengan demikian, kapasitas akan bertambah. Ketiga, operator pun harus memperluas coverage sehingga jumlah yang ada sudah pasti akan terus ditambah.

Keempat, meskipun harga per unit turun, tetapi volume pembelian terus bertambah. Selama lima tahun belakangan ini, Telkomsel melakukan pembangunan setara dengan 10 tahun terakhir. Di tambah lagi dengan kebutuhan masyarakat yang semakin cepat. “Semua itu membuat Capex dari operator tetap stabil atau bahkan ada kecenderungan meningkat,” ujar Ririek menjelaskan.

Ririek lalu menambahkan juga tentang monopoli. Di mana, menurut Ririek, monopoli itu dapat terjadi karena memang didesain agar terjadi monopoli atau memang terjadi secara natural. Intinya, Ririek mempertanyakan tentang lisensi yang sudah diberikan oleh pemerintah pada operator. “Jika lisensi yang diberikan secara nasional, maka operator juga harus komitmen membangun secara nasional.

“Jadi, dominasi ini bukan karena kemauan dari Telkomsel tapi karena Telkomsel konsisten membangun sehingga 95% dari wilayah Indonesia sudah dijangkau,” tambah Ririek.

Dalam membangun BTS, Telkomsel membaginya dalam 3 katagori. Pertama, Telkomsel membangun secara reguler. Setiap membangun BTS akan disertai dengan hitungan finansial atau untung ruginya. Kedua, disisi lain, Telkomsel juga membangun yang namanya BTS Merah Putih. BTS yang dibangun di wilayah, di mana secara hitungan finansial adalah rugi. Seperti melakukan pembangunan di wilayah tanpa penduduk, pulau terpencil sampai perbatasan atau menjaga kedaulatan negara. Hal ini menjadi kewajiban dari operator dan bentuk dukungan operator terhadap pemerintah yang sudah dicanangkan dalam peraturan pemerintah.

Namun, Telkomsel percaya bahwa suatu saat nanti akan menumbuhkan perekonomian dan bisa saja nanti nya akan menguntungkan. “Di beberapa lokasi memang ada yang menguntungkan dengan cepat. Tapi, di area lain sangat lambat,” ujar Ririek menjelaskan.

Ketiga, adalah USO atau universal service obligation. Program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk mendukung program desa berdering/pinter dari pemerintah.

Peliknya, anggaran untuk USO ini juga tidak selalu lancar, terkadang dana tidak bisa cair. “Operator tidak mungkin untuk non aktif kan BTS yang ada karena sudah ada bisnis yang terbentuk di wilayah itu. Misalnya, sudah ada yang jualan pulsa atau bisnis lainnya. Akhirnya, Telkomsel tetap harus hadir walaupun merugi,” ujar Ririek.

Padahal, lisensi sudah diberikan oleh pemerintah sama. Hanya saja ada operator yang membangun sesuai dengan komitmen, ada yang tidak. Telkomsel sendiri saat ini memiliki 119 BTS. Tiga tahun terakhir, Telkomsel membangun 13 ribu hingga 15 ribu BTS setiap tahunnya. Semakin hari, pembangunan harus lebih cepat karena pertumbuhan dari kebutuhan masyarakat mencapai 22% setiap tahunnya.

Berkaitan dengan foto yang beredar tentang adanya promosi Indosat yang menyinggung Telkomsel, Ririek secara tegas menyatakan bahwa tidak ada instruksi atau kebijakan seperti yang dituduhkan. Telkomsel selalu berusaha untuk menjalankan bisnis sesuai dengan peraturan atau etika yang ada,

Untuk masalah Network Sharing. Telkomsel setuju saja asalkan tidak diberlakukan secara mandatory atau kewajiban. Namun, Telkomsel meminta agar network sharing ini dilakukan base on B to B atau business to business. “Jika Network sharing ini diberlakukan sebagai kewajiban akan memberikan dampak yang kurang baik bagi industri karena akan saling menunggu untuk melakukan pembangunan. Hal ini akan membahayakan secara nasional. Lalu, apa guna nya diberikan lisensi secara nasional, jika tidak membangun,” ujar Ririek berdalih.

Ririek mencontohkan. Jika disuatu daerah, hanya ada satu operator yang melayani. Lalu terjadi sesuatu dan tidak bisa melakukan komunikasi? Tentu hal ini tidak diinginkan. Ditambahkan pula bahwa jika hanya satu network dengan beberapa operator, maka kualitas layanan akan sama. Tidak terjadi deferensiasi. Hal ini tentu menjadi tidak baik bagi masyarakat. Paling tidak dalam suatu daerah ada 2 atau 3 operator yang melayani. Dengan demikian ada kompetisi harga dan kualitas. Konsumen pun dapat memilih.

Ditambahkan juga oleh Ririek bahwa 3 poin penting yang akan mempengaruhi pertumbuhan industri dengan baik. Pertama, kualitas layanan. Di mana, kualitas layanan ini ada minimalnya. Sehingga, siapa pun yang masuk ke wilayah tersebut memberikan kualitas yang baik.

Kedua, harga harus affordable. Jika memberlakukan harga yang rendah maka operator tidak akan untung. Hal ini bisa saja terjadi, tapi pasti hanya dalam jangka pendek saja. Jika dilakukan dalam jangka panjang maka operator tidak memiliki kemampuan untuk membangun. Padahal, telekomunikasi ini mampu mengenerate ekonomi suatu daerah.

Diakhir pertemuan, Ririek menegaskan bahwa, regulasi adalah sebuah alat atau tools untuk mempengaruhi industri. Hanya saja perlu diperhatikan masalah fairness. Baik bagi kepentingan operator yang sudah membangun maupun kepentingan nasional.

“Terlebih, saat ini telekomunikasi ini sedang dalam evolusi. Sedang dalam masa transisi. Jika tidak hati-hati akan memberikan dampak yang kurang baik bagi industri secara nasional,” sahut Ririek menutup pertemuannya. (Icha)

Operator Minta Interkoneksi Murah, Garuda Sugardo: Bangun Dulu Jaringan

0

Telko.id – Alih-alih mengkritisi rencana pemerintah untuk menurunkan tarif interkoneksi – yang konon akan memangkas biaya panggilan telepon lintas operator hingga mendekati panggilan ke sesama operator, pakar telekomunikasi Garuda Sugardo justru lebih mengharapkan sikap tegas pemerintah dalam memaksa operator memenuhi janjinya.

Dalam hal ini terkait pembangunan jaringan sesuai lisensi. Menurutnya, lisensi adalah kewajiban, dan bukannya hak.

“Semua operator harus membangun coverage Nasional, setelahnya baru menuntut interkoneksi murah secara resiprokal. Begitu baru adil dan bijaksana,” kata Garuda dalam sebuah postingan di media sosial.

Ia menyebut, salah satu tujuan dari perjuangan Indosat Ooredoo adalah memperoleh penurunan tarif interkoneksi. Ini bisa dimaklumi, dan merupakan sebuah upaya yang “luhur” mengingat tujuan adalah agar para pelanggannya bisa menghubungi pelanggan dari operator lain dengan tarif yang lebih murah. Namun, Indosat juga harus ingat, bahwa makna interkoneksi adalah “siapa berbuat apa dan mendapatkan apa.”

“Telkomsel yang membangun jaringan di seluruh pelosok Nusantara, pantas menikmati hasilnya secara sejahtera. Siapa yang membangun jaringan diirit-irit, pantaslah dapatnya sedikit,” katanya.

Menurutnya, Indosat sebenarnya memiliki dua kesempatan untuk mengimbangi Telkomsel, tapi disia-siakan.

Pertama saat produk IM3 diluncurkan pada 2001 lalu, dan yang kedua saat Satelindo merger dengan Indosat. Jumlah BTS dan pelanggan gabungan IM3 Indosat ditambah Matrix dan Mentari (Satelindo) sebenarnya hampir sama dengan Telkomsel.

“Bila saja manajemen Indosat saat itu paham doktrin seluler dan menggeber bisnisnya, pastilah kondisinya gak kedodoran seperti sekarang. Sayang sebagian besar saham Indosat sekitar 2014 dijual ke investor asing, maka jadilah pusing. Nasi telah menjadi bubur,” tukasnya.

Sementara itu, sebagai penguasa pasar Telkomsel juga sebenarnya tak luput dari berbagai usaha. Diakui mantan Direksi Telkomsel, Indosat dan Telkom ini, rahasia kekuatan Telkomsel terletak pada konsistensinya dalam mengembangkan jaringan.

Telkomsel sejak dulu menerapkan strategi universal “RPA”. Retention berarti mempertahankan pelanggannya dengan program customer loyality. Penetrasi artinya ngerangsek pasar dengan penggelaran BTS ke segala penjuru berpopulasi. Dan Akuisisi, merebut pasar dengan cara membujuk pelanggan dari pesaing untuk berpaling.

Sekedar mengingatkan, salah satu pemicu perang terbuka antara Telkomsel dan Indosat adalah belum tuntasnya pembahasan seputar biaya interkoneksi. Dimana Telkomsel meminta penurunan dengan mempertimbangkan komitmen pembangunan jaringan dan perhitungan berbasis biaya, sementara Indosat menyakini biaya interkoneksi bisa turun lebih di atas 50% karena belanja jaringan makin murah.

Duplikasi Server Pindah ke Indonesia, Facebook-an dengan XL Makin Lancar

0

Telko.id – XL memutuskan untuk memindahkan duplikasi server Facebook dari Singapura ke pusat data XL di dalam negeri. Keputusan yang menjadi bagian dari implementasi kerjasama XL dan Facebook ini diklaim akan mampu meningkatkan kualitas akses bagi pelanggan XL saat mengunjungi social media tersebut.

Perbedaan kualitas akan lebih terasa terutama saat pelanggan mengakses video di Facebook, yang akan menjadi jauh lebih baik. Hal ini tentu saja berguna bagi pelanggan yang senantiasa memanfaatkan fitur video, entah itu untuk mempromosikan bisnisnya atau melakukan edukasi. Disamping kegiatan-kegiatan lainnya yang juga akan lebih mudah dilakukan melalui Facebook.

“Facebook adalah social media yang paling popular dan salah satu yang paling intens diakses oleh pelanggan XL. Dengan mempertimbangkan trend ke depan di mana konten-konten video akan lebih banyak diakses, termasuk melalui Facebook, maka perlu bagi XL untuk meningkatkan kualitas experience pelanggan,” kata Direktur/Chief Service Management Officer XL, Yessie D. Yosetya melalui keterangan resmi, Senin (28/6).

Yessie menambahkan, proyek bersama Facebook ini adalah yang pertama di Indonesia, dan juga belum banyak dilakukan di seluruh dunia.

Dari sisi teknis, dengan memindahkan duplikasi server ke Indonesia, maka akses ke server menjadi lebih dekat sekaligus lebih cepat. Jika sebelumnya akses ke server Facebook rata-rata yang terjadi delay sekitar 200ms, saat ini delay menjadi kurang dari 8ms.

Dalam hal ini, XL menggunakan Data Center di Jakarta dan Surabaya, dengan total kapasitas 60G yang diperuntukkan khusus hanya untuk Duplikasi Server Facebook tersebut.

Facebook sendiri menjadi salah satu konten digital atau aplikasi yang paling sering diakses oleh pelanggan XL. Trafik akses ke social media pertemanan tersebut mencapai 30% – 40% dari total trafik data. Saat ini, semakin banyak pelanggan yang mengakses video, baik mengunduh atau mengunggah, melalui Facebook, yang tentunya membutuhkan dukungan kualitas akses yang memadai.

“Peningkatan kualitas akses ke Facebook tersebut seiring juga dengan berbagai peningkatan kualitas jaringan yang dilakukan XL. Proyek ini sekaligus searah dengan terus diperluasnya cakupan layanan 4G LTE ke berbagai daerah layanan,” tambah Yessie lagi.

Selain ke Facebook, XL juga akan melakukan kerjasama yang sama dengan OTT (Over The Top) global lainnya, mengingat ke depan, diperkirakan akses ke OTT akan terus meningkat seiring dengan semakin baiknya infrastruktur jaringan dan akses internet di Indonesia. Tahun lalu, XL juga telah melakukan kerjasama serupa dengan Google, yang ikut meningkatkan kualitas akses pelanggan XL ke OTT terbesar di dunia tersebut.