spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1476

Bulan Ini Pemerintah Selesaikan Pembentukan Badan Cyber Nasional

Telko.id – Pemerintah akan membentuk Badan Cyber Nasional atau BCN yang akan menjadi payung kegiatan cyber secara nasional.

“Pembentukan Badan Cyber Nasional itu sudah disetujui dalam rapat, dan presiden sudah memerintahkan agar (BCN) segera dibentuk,” kata Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), di Kantor Kemenkopolhukam, seperti dikutip dari Republika.

Wiranto menambahkan bahwa kehadiran lembaga tersebut ditujukan untuk memproteksi ancaman siber nasional ini menjadi salah satu program kementeriannya pada 2017.

Menurutnya, hingga saat ini pembuatan badan negara tersebut juga telah dikonsolidasikan dengan 12 kementerian dan lembaga, yang ada di bawah Kemenkopolhukam, pada rapat koordinasi awal tahun yang dilaksanakan di Jakarta.

Sebelumnya, rencana pembentukan BCN ini sempat dibatalkan oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan 2016 lalu.

Alasannya karena akan untuk penghematan anggaran negara. Namun dengan berjalan nya waktu, potensi ancaman peretasan cyber nasional meningkat sehingga rencana ini kemudian dilanjutkan lagi.

Apalagi, Wiranto juga mengaku bahwa berdasarkan informasi resmi yang diperolehnya, Indonesia termasuk sasaran besar bagi cyber attack. “Jadi jumlah Indonesia termasuk yang paling besarlah di dunia ini,”tegas Wiranto.

Padahal sekarang ini hampir semua kehidupan masyarakat bergantung pada internet dengan menggunakan pakai cyber system.

“Nah kalau attack-nya, serangan itu tidak bisa ditangkis, maka akan terjadi kekacauan. Misalnya e-commerce, perbankan, perdagangan, pasar, sekarang semua pakai internet. Kalau itu serangan tidak bisa diatasi, maka akan merusak ekonomi nasional, ekonomi masyarakat,” tegasnya.

“Nanti tugasnya BCN ini adalah protection, persandian, sehingga nanti kehidupan cyber di Indonesia yang lebih aman, nyaman. Bulan ini kita harapkan sudah terbentuk. Sebagai embrio Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) kita perkuat,” pungkasnya.

“Fungsi BCN tak akan tumpang-tindih dengan institusi cyber yang sudah ada. Saat ini, Kementerian Pertahanan memiliki Cyber Defence, Badan Intelijen Negara mempunyai Cyber Intelligence, dan Kepolisian RI memiliki Cyber Security. Lembaga-lembaga cyber itu akan tetap berfungsi seperti biasanya,” kata Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan, seperti dikutip dari Tempo.Co.

Untuk memperkuat BCN ini, Kementerian Pertahanan mempersiapkan puluhan ahli Internet dan teknologi informasi atau information technology (IT).

“Kami sudah sekolahkan 50 orang untuk pendidikan S-2. Mereka para ahli IT yang hebat,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menambahkan. (Icha)

Indosat Ooredoo Berikan Latihan Digital Bagi Mantan TKI

0

Telko.id – Sebagai kelanjutan dari Program Pemberdayaan Perempuan Purna TKI di Sukabumi berupa edukasi literasi digital, Indosat Ooredoo memberikan pelatihan lanjutan Kewirausahaan Pasca Panen dan Pengolahan Puyuh pada akhir Desember 2016 lalu.

Selain itu, para Purna TKI diberi kesempatan untuk mengadakan bazar produk olahan mereka di Toserba Selamat, Jl. RE. Martadinata Kota Sukabumi, selama 3 hari yang dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, Pemda Kabupaten Sukabumi, serta masyarakat sekitar.
Indosat Ooredoo memberikan pelatihan kepada para purna TKI yang akan disebar ke beberapa kecamatan di Sukabumi.

Para peserta pelatihan dari purna TKI ini kemudian diharapkan dapat memberikan pelatihan lanjutan kepada masyarakat dan anggota purna TKI lainnya.

Para peserta menerima materi pelatihan lanjutan selama 3 hari dengan berbagai topik seperti kiat-kiat wirausaha sukses, teknis dan peluang pemasaran, sistem produksi dan mutu produk, analisis dan pembukuan usaha, aplikasi pemasaran online, serta topik lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Materi-materi tersebut disampaikan oleh pembicara yang juga merupakan praktisi usaha di bidang masing-masing.

“Program ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendorong lebih banyak perempuan di Indonesia yang menerima manfaat dari teknologi digital. Dengan akses ke dunia digital, kami berharap para purna TKI akan semakin mudah dalam melakukan proses pencarian informasi, berkomunikasi, mengatur keuangan usaha, melakukan pemasaran, atau pun kegiatan lainnya dengan mudah dan efisien,” ujar Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo.

Indosat Ooredoo bersama Kementerian ketenagakerjaan RI, Pemda Kabupaten Sukabumi, Universitas Padjadjaran Bandung, Bank Rakyat Indonesia, APWI dan CV. SQF berkomitmen untuk bersinergi dalam Program Pemberdayaan Perempuan Purna TKI.

Hal tersebut sejalan dengan komitmen Indosat Ooredoo yang dicanangkan di GSMA awal 2016 lalu untuk mendorong lebih banyak perempuan di Indonesia yang memperoleh akses internet dan peluang untuk memanfaatkan layanan mobile money.

Dalam program pelatihan dasar untuk perempuan purna TKI yang diselenggarakan Oktober 2016 lalu, Indosat Ooredoo memberikan pelatihan di antaranya berupa dasar-dasar pengenalan komputer dan sistem informasi, proses pencarian informasi dan berkomunikasi melalui internet dan email, pengelolaan keuangan dengan spreadsheet, pembuatan presentasi dengan aplikasi presentasi multimedia, pengenalan e-commerce, hingga panduan keamanan internet.

Indosat Ooredoo juga memberikan pengenalan tentang sistem Dompetku untuk mempermudah transaksi pembayaran serta pengenalan platform e-commerce Cipika. Dan saat ini para perempuan purna TKI tengah mempersiapkan produk olahan puyuh mereka untuk dapat dipasarkan melalui Cipika dan siap bersaing di pasar. (Icha)

FiberStar Dukung Chunghwa Telecom Untuk Tingkatkan Komunikasi Pebisnis Taiwan di Indonesia

0

Telko.id – Indonesia sebagai negara dengan perkembangan tercepat di Asia telah menjadi target bagi para investor asing. Salah satunya adalah investor Taiwan yang telah memiliki bisnis, atau bahkan telah memiliki pabrik di Indonesia.

Dalam era digitalisasi ini, komunikasi menjadi bagian yang sangat penting dalam keseharian, apalagi dalam dunia bisnis, khususnya di Perusahaan Multi Nasional, yang tentunya membutuhkan koneksi internet kecepatan tinggi untuk berkomunikasi sehari-hari antara kantor pusat dan kantor cabang.

Maka, Chunghwa Telecom (CHT) sebagai penyedia layanan telekomunikasi di Taiwan, mempersiapkan kantor lokal di Singapura, yang bertujuan untuk memperluas jangkauan layanan, khususnya bagi konsumen yang beroperasi di Indonesia, dengan menciptakan koneksi langsung ke Taiwan dengan solusi International Ethernet Private Line (IEPL) Point-Point.

Ethernet Private Line memberikan koneksi performa tinggi dan aman diantara dua lokasi. Di sisi lain, skalabilitas yang tinggi dari jaringan fiber optik membuatnya sangat fleksibel untuk dapat disesuaikan menurut kebutuhan konsumen. Solusi ini dapat menyediakan layanan data Ethernet point to point yang aman untuk aplikasi file sharing, data backup, serta video dan teleconference.

“Kami siap melayani konsumen kami di Indonesia dengan menggunakan jaringan fiber optik dari FiberStar. Dengan kolaborasi ini, kami percaya dapat memberikan layanan yang terbaik dan mempermudah komunikasi konsumen kami,” kata Morris Su, General Manager Chunghwa Telecom Singapore menjelaskan.

“Bersama dengan kerjasama ini, kami percaya jaringan kami dapat berjalan seiring dengan visi dan misi dari Chunghwa Telecom (CHT) dalam menjawab kebutuhan dari konsumen. Mengandalkan jaringan 100% fiber optik kami, kami percaya FiberStar akan memberikan kelebihan kompetitif untuk bisnis CHT di Indonesia”, ujar Thomas Dragono, Commercial Director FiberStar menjelaskan.

Chunghwa Telecom sendiri telah menggelar 65 POP di kota-kota besar di seluruh Asia, Amerika Utara dan Eropa dengan kapasitas backbone lebih dari 860Gbps, POP-POP tersebut telah saling terhubung satu dengan lainnya dengan jalur yang beragam dan kemampuan auto re-route baik pada kabel bawah laut maupun kabel darat / terrestrial. Chunghwa Telecom telah terdaftar di Singapura dengan kepemilikan 100% oleh Chunghwa Telecom.

Sedangkan FiberStar merupakan penyedia layanan infrastruktur nasional dengan konsep Net Neutrality. Dengan 100% Fiber Optik, jaringan FiberStar dibangun pada arsitektur akses terbuka, yang memungkinkan para konsumen perusahaan untuk meningkatkan pelayanan nya, dan memungkinkan penyedia layanan telekomunikasi untuk memberikan layanan TRIPLE PLAY.

FiberStar telah membuat kemajuan dan akan terus fokus untuk menyediakan jaringan siap QUAD PLAY demi pemerataan adopsi Teknologi Informasi Telekomunikasi (TIK) di Indonesia. FiberStar pun menjanjikan jaringan nya akan mendukung  pengembangan bisnis para konsumen nya tanpa batas. (Icha)

Ini Dia Rencana AT&T Untuk Evolusi 5G

Telko.id – AT & T, hari ini mengumumkan rencana 5G Evolution untuk tahun 2017. Seperti diketahui, 5G ini menjadi masa depan bagi para operator dalam memberikan layanan pada konsumennya karena menawarkan kecepatan internet ultra cepat.

“Rencana 5G Evolution kami ini akan membuka jalan ke generasi berikutnya. Di mana akan menawarkan kecepatan yang lebih tinggi bagi pelanggan. Kami tidak akan menunggu sampai standar akhir ditetapkan untuk meletakkan landasan bagi evolusi kita untuk 5G. Kami harus mengeksekusi sekarang,” kata John Donovan, Chief Strategy Officer and Group President, Technology and Operations AT&T menjelaskan.

John juga menambahkan bahwa “Trafik layanan data di jaringan selular kami telah meningkat sekitar 250.000% sejak 2007, dan sebagian besar lalu lintas yang video. Janji 5G untuk kecepatan yang lebih besar dan kinerja jaringan secara keseluruhan membawa peluang besar. Tidak hanya untuk video tapi juga Internet of Things, Video 4K. Ditambah lagi adanya virtual reality, smart home, smart city dan pintar dan kota, autonomous vehicles dan masih banyak lagi”.

Seperti apa rencana dari AT&T? Operator ini akan melakukan kombinasi antara solusi fixed dan mobile. Untuk itu, AT&T pun sudah melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan teknologi bertaraf global untuk melakukan uji lab seputaran 5G. John pun merasa bangga karena uji lab awal yang sudah dilakukan mampu mencapai kecepatan hingga 14 gigabit per detik (Gbps) melalui koneksi nirkabel.

Dalam uji coba laboratorium, John menjelaskan bahwa telah berhasil menguji koneksi dengan latency kurang dari 3 milidetik. Angka yang tercatat tersebut sudah melampaui teknologi jaringan LTE saat ini. Di sisi lain, industri mengharapkan latency pada 5G itu kurang dari 5 milidetik.

Lalu, seperti apa tahapan evolusi 5G dari AT&T? Setidaknya ada 4 point besar yang diharapkan oleh operator ini untuk tahun 2017.

  1. 1 Gbps pada tahun 2017AT&T menargetkan akan mencapai kecepatan hingga 1 Gbps pada 2017. Yang akan dilakukan adalah penyebaran jaringan 4G LTE-Advanced lebih agresif lagi. Hal ini akan menjadi dasar bagi evolusi 5G AT&T. Kecepatan sebesar 1Gbps ini diharapkan bisa dilakukan pada beberapa site cell pada 2017 ini. Untuk itu, operator ini akan terus melakukan penyebaran small cell dengan menggunakan agregasi carrie yang akan meningkatkan kecepatan data tertinggi. “Saat ini kami sudah melakukan three-way carrier aggregation di beberapa daerah. Selanjutnya akan memperkenalkan 4-way carrier aggregation LTE-License Assisted Access (LAA) pada tahun ini
  2. Uji Coba 5G Video dengan DirecTV NowPada semester pertama 2017, AT&T merencanakan untuk melakukan uji coba di Austin. Di mana para pelanggan perumahan akan dapat menonton DirecTV Now, layanan video melalui koneksi 5G nirkabel tetap. Sebagai bagian dari percobaan ini, operator ini pun akan menguji layanan hiburan melalui koneksi 5G tetap. Uji coba ini akan dilakukan pada beberapa site dan perangkat. Harapannya adalah sebagai pembelajaran 5G. Terutama untuk mengetahui kinerha teknologi mmWave Fixed dan nirkabel menangani trafik video berat. Dan dari waktu ke waktu, jangkauan penyebaran 5G akan ditingkatkan diharapkan juga dapat merangkul pelanggan baru dengan layanan video mobile yang inovatif.
  3. Uji Coba Pertama 5G Untuk Pelanggan BisnisPada musim gugur terakhir, AT&T sudah meluncurkan apa layanan yang diperuntukan bagi pelanggan bisnis atau korporate. Layanan tersebut dilakukan di Austin dengan menggunakan gelombang milimeter teknologi Intel dan mmWave buatan Ericsson yang dapat memberikan kecepatan multi-gigabit dengan menggunakan spektrum unlicensed band. Pada saat itu dilakukan uji coba beberapa video streaming dan pengalaman konferensi, dan melihat kecepatan upload dan download sekitar 1 Gbps selama fase pertama dari uji coba.
  4. Uji Coba 5G LainnyaAT&T juga, beberapa waktu lalu mengumumkan rencana untuk bekerjasama dengan Qualcomm Technologies dan Ericsson untuk uji wireless mobile dan fixed di paruh kedua 2017. Percobaan ini signifikan karena pada uji coba ini adalah yanhg pertama kali menggunakan spesifikasi 5G New Radio yang dikembangkan oleh 3GPP. Standar industri ini penting untuk memungkinkan uji coba dengan skala yang lebih luas dan secara komersial. Uji coba akan menguji kedua solusi wireless mobile dan fixed beroperasi di spektrum mmWave mencoba penyebaran secara komersial serta menggunakan 28GHz dan 39Ghz band. Uji coba ini akan menampilkan radio 5G teknologi mmWave ketika meningkatkan kapasitas jaringan sementara untuk mencapai kecepatan data multi-gigabit.

Icha

ICCA Dorong OJK Rampungkan Regulasi Cloud Untuk Jasa Keuangan

0

Telko.id – Cloud atau komputasi awan yang aman menjadi kunci utama transformasi digital di sektor jasa keuangan. Hal tersebut yang membuat Perkumpulan Penasihat Hukum Internal Perusahaan, yang lebih dikenal dengan Indonesian Corporate Counsel Association (ICCA), menyerahkan kajian penggunaan layanan komputasi awan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kajian tersebut diharapkan membantu OJK dalam menyusun regulasi terkait cloud bagi lembaga jasa keuangan. Dalam kajian tersebut, ICCA menilai pentingnya sektor jasa keuangan untuk bertransformasi secara digital dengan dukungan komputasi awan agar dapat mengelola sistem transaksi keuangan yang aman, cepat dan terpercaya.

Semenjak krisis finansial global, sektor perbankan dan jasa keuangan lainnya aktif mengadopsi teknologi terkini untuk meningkatkan kualitas dari pelayanannya. Menurut survei yang di lakukan oleh Capgemini, 15% nasabah bank berpotensi untuk pindah bank dalam 6 bulan ke depan demi mendapatkan pelayanan yang lebih optimal. Angka ini melonjak ke 50% untuk kategori para millennials.

Di waktu yang bersamaan, Celent juga mengeluarkan survei di mana ditemukan 70% dari anggaran IT yang di gunakan oleh perbankan digunakan hanya untuk pemeliharaan infrastruktur IT. Dua penemuan tersebut bisa menjadi kesimpulan dasar dari pesatnya perkembangan transformasi digital di sektor perbankan dan jasa keuangan lainnya.

Penelitian yang dilakukan beberapa konsultan berstandar internasional seperti Gartner, KPMG dan IDC juga menyatakan bahwa pada intinya komputasi awan adalah kemutlakan zaman yang tidak mungkin dihindari, bahkan harus diterima dan dimanfaatkan untuk kepentingan berbagai pihak. Namun teknologi selalu lahir lebih awal dari hukum dan kali ini teknologi melaju sangat cepat, terutama di era transformasi digital. Pelaku jasa keuangan harus mengambil keputusan cepat dalam menentukan pilihan khususnya untuk penggunaan komputasi awan.

Komputasi awan merupakan inovasi teknologi yang menjadi tonggak era transformasi digital. Sejak awal kehadirannya hingga saat ini, semakin banyak sektor usaha yang menggunakan komputasi awan untuk menjalankan bisnis yang lebih efisien dan mampu bersaing.

Menurut penelitian dari Spicework, sebuah perusahaan global penyedia jaringan TI, di 2016 93% perusahaan di dunia menggunakan setidaknya satu layanan komputasi awan, sementara 30% perusahaan mengharapkan lebih dari setengah layanan TI mereka bertransformasi ke komputasi awan dalam dua sampai tiga tahun ke depan.

Melihat tingginya pertumbuhan pengguna komputasi awan, Indonesia perlu segera merampungkan regulasi terkait komputasi awan agar mampu bersaing dan mencapai target menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2010 mendatang.

“Selaku asosiasi profesi yang lekat dengan dunia usaha, ICCA sangat mendukung Paket Kebjijakan Ekonomi Jilid XIV yang diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, untuk mendorong digitalisasi ekonomi dan program transformasi digital di sektor jasa keuangan yang dicanangkan oleh OJK. Kami memandang perlu untuk membuat suatu kajian singkat mengenai komputasi awan sebagai bahan masukan kepada OJK dalam menata infrastruktur hukum sektor jasa keuangan. Hal ini diperlukan agar para pelaku di sektor ini dapat melaju cepat di masa digitalisasi tanpa adanya kekhawatiran akan resiko kepatuhan maupun keamanan,” ujar Yudhistira Setiawan, Ketua Indonesia Corporate Counsel Association, menjelaskan.

Kajian komputasi awan yang disusun oleh ICCA dengan dukungan Center for Digital Society FISIPOL Universitas Gadjah Mada dan kantor konsultan hukum Mataram Partners, berisi tentang pandangan mengenai manfaat positif komputasi awan, kewenangan OJK saat ini, kesetaraan penggunaan komputasi awan, serta pentingnya prinsip kehati-hatian dalam menggunakan komputasi awan.

ICCA menilai komputasi awan tidak hanya mempermudah proses transaksi dan pelayanan di sektor jasa keuangan, namun juga membantu efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas. Komputasi awan juga menjadi salah satu faktor pendukung keamanan siber, mengingat informasi yang beredar di sektor jasa keuangan sangatlah sensitif dan krusial.

Ketentuan hukum terkait dengan komputasi awan yang berlaku saat ini, khususnya UU ITE dan PP 82/2012, tidak melarang penggunaan komputasi awan di sektor jasa keuangan. Untuk sektor jasa keuangan bank, OJK telah menentukan bahwa komputasi awan diperkenankan sepanjang mendapatkan persetujuan OJK dan terbatas pada jenis-jenis data sesuai dengan panduan yang telah dikeluarkan oleh OJK. Untuk sektor jasa keuangan non-bank, OJK juga telah memberlakukan aturan yang sedikit berbeda dengan bank, dimana sektor asuransi, pembiayaan dan dana pensiun diatur tidak seragam.

“Kami menilai sudah saatnya bagi OJK untuk mengkaji ulang batasan penggunaan komputasi awan serta menerapkan regulasi yang setara bagi semua lembaga jasa keuangan. Seharusnya kekhawatiran akan ancaman kerahasiaan data tidak perlu ada jika layanan komputasi awan telah memenuhi standarisasi dan sertifikasi taraf internasional yang kredibel, salah satu contohnya adalah yang dikeluarkan oleh International Organization from Standardization (ISO), yaitu ISO 27001 tentang Manajemen Keamanan Informasi dan ISO 27018 yang membahas tentang perlindungan privasi data pribadi yang tersimpan di komputasi awan,” jelas Yudhistira.

Otoritas Jasa Keuangan menyadari pentingnya segera menerapkan regulasi mengenai komputasi awan yang dapat dipatuhi oleh seluruh lembaga jasa keuangan.

“OJK sebagai regulator industri keuangan sendiri juga menekankan pentingnya supremasi hukum dan legitimasi aturan pemerintah. Melihat adanya urgensi untuk menyusun dan mengeluarkan regulasi yang lebih spesifik dan jelas tentang penggunaan komputasi awan dan inovasi digital lainnya di sektor jasa keuangan, OJK sangat terbuka untuk menerima masukkan-masukkan yang bisa sangat membantu jalannya industri keuangan di masa depan. Sembari kita mencari solusi yang paling menguntungkan semua pihak, OJK mengimbau perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan untuk dapat memilih dan menggunakan teknologi komputasi awan secara hati-hati dan bertanggung jawab,” ujar Fithri Hadi, Direktur Sistem Informasi dan Operasional OJK, menuturkan. (Icha)

Penggunaan Data XL Melonjak 180% Saat Pergantian Tahun

0

Telko.id – Jaringan XL Axiata Tbk berhasil menopang kenaikan trafik sepanjang libur panjang akhir tahun, termasuk ketika malam pergantian tahun. Seperti sudah diprediksi sebelumnya, masyarakat luas memanfaatkan media sosial untuk mengabadikan dan membagi pengalaman berlibur mereka. Trafik layanan Data XL rata-rata sejak mulai libur panjang 19 – Desember 2016 – 1 Januari 2017 meningkat hingga 180% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu mencapai lebih dari 2.500 TB per hari di malam pergantian tahun ini.

“Semua jenis layanan mengalami kenaikan trafik, terutama akses ke layanan Data dan SMS. Puncaknya di malam pergantian tahun di mana trafik Data meningkat mencapai 15% dan SMS meningkat 35% dibandingkan hari biasa. Bagi kami, berapapun kenaikan trafik, yang paling penting, kualitas layanan mampu kami jaga sehingga masyarakat mendapatkan manfaat maksimal selama mengisi liburannya,” kata Yessie D Yosetya Direktur/Chief Service Management Officer XL menjelaskan.

Yessie menambahkan, sejak awal tahun kapasitas jaringan XL telah ditingkatkan hingga 3 kali lipat khususnya untuk menampung lonjakan trafik di periode tertentu. Selain itu, XL juga menerapkan teknologi jaringan termutakhir yang mampu secara singkat dan fleksibel menambah atau mengurangi kapasitas di suatu lokasi. Teknologi tersebut terbukti mampu mendukung upaya XL menjaga kualitas jaringan di saat terjadi lonjakan trafik setiap kali tiba masa liburan panjang dan hari besar.

Peningkatan penggunaan layanan Data sepanjang libur panjang akhir tahun, antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya akses pada beberapa layanan media sosial terpopuler. Melalui media sosial, masyarakat mengunduh dan mengunggah berbagai materi, baik tulisan, foto, lagu, dan video. Akses ke media sosial rata-rata meningkat sebanyak 60%. Sementara itu, untuk akses ke layanan video naik sekitar 21%. Intensitas masyarakat dalam menggunakan sejumlah aplikasi pengirim pesan, seperti WhatsApp, BlackBerry Messenger, dan Telegram, juga meningkat.

Dilihat secara lokasi, kenaikan trafik layanan terjadi terutama wilayah tujuan wisata, terutama di Pulau Jawa, di hampir semua provinsi. Kota-kota yang terlihat menjadi tempat kenaikan trafik antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya. Di luar Jawa terjadi di beberapa destinasi wisata populer di Bali, juga di beberapa kota besar seperti Makassar dan Medan.

XL memiliki jaringan telekomunikasi dan internet cepat yang ditopang oleh lebih dari 81 ribu BTS, sebanyak lebih dari 7 ribuan di antaranya BTS 4G. Jaringan tulang punggung Fiber Optic milik XL mencapai lebih dari 40 ribu km, yang menghubungkan hampir semua pulau besar di Indonesia. Sebanyak 89 kota telah terlayani oleh 4G LTE, dan lebih dari 350 kabupaten/kota terlayani jaringan 3G dengan frekuensi 900 MHz. Hampir semua kota atau area yang merupakan pusat bisnis dan tujuan wisata populer di Indonesia telah ter-cover oleh layanan internet cepat XL secara memadai. (Icha)

Ancaman Serangan Ransomware Lokal di 2017 Semakin ‘Menggila’

Telko.id – Indonesia salah satu negara dengan rata-rata traffic internet berbahaya paling tinggi di dunia dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 38% dari seluruh traffic di dunia berasal dari Indonesia. Ini menunjukkan tingkat konektivitas dan penggunaan yang sangat tinggi.

Dan yang paling mengkhawatirkan baru-baru ini ditemukan dalam sebuah forum teknologi berbahasa Indonesia di internet, panduan dasar pembuatan ransomware disebar bebas dan bisa dimiliki oleh siapa pun, ini artinya ke depan baik individu ataupun perusahaan di Indonesia akan mendapat banyak ancaman serangan ransomware lokal.

Penggunaan ransomware oleh penjahat cyber sebagai salah satu ancaman paling mendesak yang dihadapi perusahaan dan organisasi di seluruh dunia. Tulisan tentang “create your own” atau “buat sendiri” ransomware di sebuah forum cyber Indonesia dalam bahasa Indonesia menjadi sinyalemen atau lonceng peringatan peningkatan ancaman oleh ransomware Indonesia di seluruh wilayah Indonesia.

Mungkin sudah banyak yang mengetahui tentang ransomware, tapi bagi mereka yang belum memahami, ransomware adalah jenis malware yang mencegah pengguna mengakses data atau sistem sampai membayar uang tebusan kepada penjahat siber yang bertanggung jawab. Secara presentase, ransomware tidak sebesar malware lain, namun secara dampak yang diakibatkan sangat merugikan pengguna komputer.

Ransomware yang paling mendasar dan beberapa variannya di ponsel beroperasi dengan mengunci layar korban. Namun pada perkembangannya, ransomware mulai memanfaatkan enkripsi, yaitu suatu proses yang digunakan untuk pengaman suatu data yang disembunyikan atau proses konversi data (plaintext) menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti, sehingga keamanan informasinya terjaga dan tidak dapat dibaca.

Dan untuk membuka data yang dienkripsi dibutuhkan kunci dekripsi, yaitu kebalikan dari proses enkripsi, adalah proses konversi data yang sudah dienkripsi (ciphertext) kembali menjadi data aslinya (Original Plaintext) sehingga dapat dibaca atau dimengerti kembali. Dan kunci dekripsi ini hanya dimiliki oleh pelaku kejahatan ransomware.

Demam Virus yang Berulang

Terinspirasi Brontok (W32/Brontok), worm produksi Indonesia yang sangat legendaris dan mendunia sejak 2005. Dalam rentang 2009-2011 dikenal sebagai tahun yang sangat krusial bagi dunia cyber Indonesia, saat itu terjadi persaingan penciptaan virus diantara penggiat dunia maya nasional, di mana banyak pihak di dunia siber Indonesia saling berlomba-lomba menciptakan berbagai macam virus berbahaya. Kemudian semakin banyak varian beredar seiring dengan disebarnya sourcecode Kspool/Kespo (W32/Delf) di internet. Deman virus dunia digital yang menjadi ajang perebutan prestise di kalangan praktisi siber nasional yang ingin unjuk gigi.

Pertarungan lokal yang dampaknya ikut dirasakan secara global, Brontok pun melahirkan beberapa varian yang merupakan produk persaingan digital tersebut menjadi virus yang ditakuti di dunia.

Atmosfir yang sama begitu terasa di masa akhir peralihan ke 2017, dengan beredarnya panduan dasar ransomware yang bisa memudahkan orang membuat ransomware menjadi pemicu peristiwa yang sama yang terjadi di tahun 2011 tersebut. Disusul ramainya berbagai forum lokal yang belakangan disibukan oleh aktivitas penggiat dunia maya Indonesia yang mulai kasak-kusuk mencari tahu tentang segala sesuatu mengenai ransomware, seperti mencari source code ransomware, menawarkan kerjasama, sampai membuat ransomware. Gejala yang semakin mengarah menjadi demam virus kedua atau lebih tepat “Demam ransomware.”

Faktor Maraknya Ransomware di Dunia

Penyebaran manual ransomware dalam berbagai bahasa seperti dalam kasus Indonesia membuktikan bahwa ransomware semakin populer di seluruh dunia. Belum lagi keberadaan cryptocurrency atau mata uang dunia maya seperti Bitcoin memberi penjahat siber kemudahan untuk mengambil uang tebusan tanpa bisa dilacak oleh pihak penegak hukum.

Pertumbuhan ransomware juga berasal dari pengakuan penjahat siber bahwa mereka menghasilkan pendapatan yang sangat besar dengan menggunakan ransomware ketimbang cara lain, seperti dengan trojan perbankan untuk mencuri kredensial korban.

Faktor lain yang mendorong penggunaan ransomware adalah kemudahan untuk memperoleh ransomware di dunia bawah tanah atau dark web. Dalam pasar gelap dunia maya, ransomware sering diperjualbelikan oleh pengembang malware, tetapi yang paling buruk adalah RaaS atau Ransomware as a Service di mana ransomware menjadi komoditi yang bisa digunakan oleh siapa saja, dirancang untuk mudah digunakan bahkan oleh newbie sekalipun, dengan sistem bagi hasil sangat menguntungkan bagi mereka yang mau mengoperasikan.

Ransomware sebagai Crimeware as a Service

Seiring perkembangan teknologi, ransomware yang awalnya berupa software yang digunakan untuk edukasi keamanan siber, mengalami pergeseran tujuan. Beberapa orang melihat celah untuk mendapatkan keuntungan finansial, kejahatan siber kini perlahan berubah menjadi Crimeware as a Service. Modus ini melibatkan pengembang malware yang memanfaatkan forum dan pasar gelap untuk menjual malware ke kelompok cybercriminal yang memiliki botnet atau jaringan distribusi mereka sendiri, atau menyewa dari provider lain. Hal ini memungkinkan pengembang malware fokus pada pekerjaan mereka dan mengurangi ancaman dan gangguan dari penegak hukum.

Perkembangan ini menghasilkan beberapa efek:

  1. Mendorong persaingan antara kelompok pengembang ransomware, ini mempercepat perkembangan kecanggihan dan keandalan varian ransomware, sehingga meningkatkan dampak infeksi pada target.
  2. Memberikan dorongan kepada pelaku kejahatan ransomware yang memiliki kelemahan hal teknis dan skill, karena banyak ransomware dirancang untuk mudah dijalankan.
  3. Internasionalisasi, memperluas jangkuan serangan ransomware ke daerah-daerah baru atau daerah yang selama ini belum tersentuh, atau belum digarap secara menyeluruh, seperti Indonesia misalnya.
  1. Pembagian tugas yang jelas antara pengembang (developer) dan penyebar malware (distributor).

Faktor kedua dan keempat terlihat sangat jelas sudah mulai berjalan di Indonesia, dalam forum cyber berbahasa Indonesia yang digunakan oleh praktisi siber Indonesia, mereka memilih menawarkan source code ransomware kepada sesama anggota forum untuk tujuan pembelajaran dan tentunya masing-masing tertarik untuk memodifikasi sesuai keahlian dan kepentingannya. Di forum lain, mulai muncul secara terbuka calon pembeli ransomware buatan pengembang lokal.

Ransomware dan Trojan Perbankan Android

Pengembang malware sepertinya terus mengembangkan metode serangan siber dengan berbagai cara, seperti pergerakan yang belakangan mulai terjadi di dunia bawah tanah, di mana trojan perbankan android menjadi satu paket dengan fitur ransomware untuk menutup akses pengguna ke perangkat mereka sekaligus mengenkripsi data untuk mendapat keuntungan ganda.

Ransomware berperan sebagai sistem monetisasi sekunder, dengan fokus utama mendapat keuntungan dari kredensial yang dicuri, dan di satu sisi masih bisa mendapat uang tambahan dari hasil memeras korban dengan ransomware. Atau apabila trojan perbankan gagal dalam mengumpulkan login atau rincian kartu kredit, mereka masih punya rencana cadangan dengan memanfaatkan ransomware sebagai ganti pendulang uang.

Alasan lain yang lebih berbahaya adalah saat ransomware mulai mengunci layar ponsel, yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian pemilik ponsel agar sibuk berupaya membuka layar. Di belakang layar pelaku melakukan transaksi penipuan menguras isi rekening bank korban.

Trojan perbankan android bukan barang baru di dunia kejahatan siber di Indonesia, aplikasi sejumlah bank di Indonesia sempat diduplikasi oleh penjahat siber untuk mengelabui pengguna mobile atau memanfaatkan malware untuk menyusup masuk ke dalam sistem operasi ponsel dan komputer untuk melakukan aktivitas siber berbahaya.

Survei Osterman Research

Metode utama lama masih digunakan oleh pengembang ransomware lokal, yaitu melalui Autorun atau transfer file via USB/External drive. Secara umum, penyebaran ransowmare diperkirakan masih akan menggunakan cara yang sama seperti melalui email phishing dan attachment berbahaya seperti hasil survei dari Osterman Research bahwa email link dan email attachment mencapai 59 persen dari seluruh infeksi ransomware. Pengguna dua kali lipat lebih banyak terinfeksi dengan mengklik sesuatu daripada mengunjungi situs web yang terinfeksi.

Mengacu pada data dari www.mimosacloud.com, persentasi SPAM mencapai 40% dari jumlah keseluruhan email yang ditujukan pada sebuah domain di Indonesia. Dari nilai tersebut lebih dari 50% mengandung trojan yang tidak menutup kemungkinan bagian dari penyebaran ransomware.

Dapat dilihat bahwa penyebaran melalui email tetap menarik, dan seringkali tujuan penerima adalah bagian finance/purchasing. Ini menunjukkan pengirim sudah meiliki target spesifik pada perusahaan, dan biasanya titik ini menjadi titik lemah dari sebuat perusahaan yang sudah menggunakan teknologi.

Edukasi Cyber Bagian dari Proteksi

Indonesia dan negara-negara lain di kawasan Asia pasific sebelumnya menjadi target oleh varian CTB-Locker dan KimcilWare. Tapi dengan adanya pergeseran tren modus operandi, penjahat siber lokal semakin mampu untuk membeli dan beradaptasi dengan varian ransomware yang ada atau memodifikasinya menjadi ransomware lokal untuk ditargetkan kepada bisnis lokal.

Menghadapi situasi seperti ini, di mana ancaman siber terus berkembang, seluruh lapisan masyarakat mulai dari dunia usaha, pendiidikan dan berbagai sekor lain di tanah air harus mulai membangun kesadaran pentingnya edukasi dan prasarana yang bisa mendukung keamanan informasi. Pendidikan membuat perbedaan yang besar saat kita bekerja dalam dunia keamanan informasi, karena sehebat apa pun teknologi keamanan tanpa disertai SDM yang mumpuni sama saja tidak memiliki perlindungan sama sekali.

“ESET sebagai salah satu pengembang Antimalware memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan ini. Tindakan pencegahan sudah menjadi bagian yang tidak bisa dihindarkan dan menjadi perhatian utama, seperti memastikan seluruh komputer yang terhubung ke dalam jaringan sudah menggunakan antimalware dengan konfigurasi yang mendukung anti ransomware, juga setiap mailserver sudah terlindungi dari spam dan malware. Dan yang paling utama bagi setiap perusahaan harus memiiki program edukasi yang jelas dan berkala untuk setiap personel terkait keamanan data. Hal yang sama juga berlaku bagi pengguna individu, karena pendidikan keamanan cyber semestinya sudah menjadi keharusan yang tak bisa ditawar-tawar lagi,” demikian penjelasan Yudhi Kukuh, Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia menanggapi prediki serangan ransomware lokal di tahun 2017. (Icha)

Akibat “Foto” Tahun Baru, Trafik Data Telkomsel Naik 24%

0

Telko.id – Sesuai dengan perkiraan, trafik Telkomsel pada saat pergantian tahun mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Pada momen tersebut tercatat trafik layanan data atau payload Telkomsel mencapai 4,25 petabyte, melonjak 24,25% dibandingkan rata-rata payload pada hari normal 2016 sebesar 3,42 petabyte perhari.

Kenaikan trafik juga terjadi untuk layanan suara dan SMS. Trafik layanan suara meningkat tipis 0,1% dibanding hari normal menjadi 1,5 miliar menit, sementara trafik layanan SMS naik 18,4% ketimbang hari normal menjadi 929 juta SMS.

Menurut Adita Irawati,Vice President Corporate Communications Telkomsel, tingginya peningkatan trafik layanan data salah satunya dipicu oleh meningkatnya aktivitas pelanggan yang mengunggah foto atau momen penting menjelang dan setelah pergantian tahun melalui berbagai aplikasi media sosial dan instant messaging. Selain itu, penggunaan smartphone dan komputer tablet untuk melakukan video streaming, music streaming, maupun online games juga meningkat pada periode tersebut.

“Kami bersyukur upaya kami untuk menyiagakan jaringan dalam kondisi yang optimum dimaksimalkan dengan baik oleh masyarakat pada momen pergantian tahun. Terima kasih atas kepercayaan pelanggan, sekaligus mohon maaf apabila masih terdapat kendala saat pelanggan menikmati layanan kami,” kata Adita Irawati dalam rilisnya, Selasa (3/1).

Adita menambahkan untuk mengantisipasi lonjakan trafik layanan yang sudah rutin terjadi pada momen pergantian tahun, sejak jauh hari Telkomsel telah melakukan sejumlah peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan di seluruh Indonesia seeprti 687 titik keramaian utama seperti bandara, stasiun, terminal, pelabuhan, tempat wisata, mal dan pusat perbelanjaan, serta rumah ibadah telah diperkirakan akan dipadati oleh pelanggan pada masa pergantian tahun.

Beberapa aktivitas yang dilakukan Telkomsel di antaranya membangun 723 base transceiver station (BTS) baru, mengerahkan 91 compact mobile base station (Combat), dan menambah kapasitas untuk layanan internet menjadi 837 Gbps. Dari sisi layanan, Telkomsel menyiagakan 487 Armada Mobile GraPARI, 2.668 modern channel Siaga dan 3.779 outlet Siaga, serta 85 GraPARI Siaga dan Call Center yang siap melayani pelanggan tanpa kenal hari libur.

 

Sertifikasi Gadget Tak Perlu Masuk Balai Uji Postel?

0

Telko.id – Indonesia resmi mengadopsi skema deklarasi kesesuaian atau declaration of conformity dalam proses evaluasi dokumen yang menjadi dasar penerbitan sertifikat. Skema tersebut merupakan Penyederhanaan Proses Sertifikasi Perangkat Telekomunikasi Pesawat Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet.

Di banyak negara skema declaration of conformity yang berdasarkan ISO/IEC 17050 diterapkan kepada produk-produk yang memiliki risiko relatif rendah seperti komputer dan ISM Band Low Power Device/Short Range Device. Ada juga negara yang menerapkannya pada pesawat telepon seluler karena jenis perangkat telekomunikasi ini teknologinya sudah dianggap proven memenuhi standar.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Kementerian Kominfo bersama para pemangku kepentingan, yang terdiri dari para pabrikan berikut distributornya, balai uji, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Ditjen Bea dan Cukai, dan Badan Standardisasi Nasional melakukan pembahasan regulasi penerapan declaration of conformity untuk lingkup produk pesawat telepon seluler, komputer genggam dan komputer tablet.

“Setelah memperoleh masukan akhir melalui konsultasi publik melalui laman Kementerian Kominfo mulai dari tanggal 7 sampai dengan 13 Desember 2016, Menteri Kominfo telah menyetujui Rancangan Peraturan Menteri Kominfo menjadi Peraturan Menteri tentang Sertifikasi Perangkat Telekomunikasi Pesawat Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet yang menetapkan sertifikasinya dengan evaluasi dokumen melalui declaration of conformity,” ujar Noor Iza, Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementrian Komunikasi dan Informatika, dalam keterangan tertulisnya, Minggu 1 Januari 2017.

Dalam Peraturan Menteri ini, pengajuan sertifikat dapat dilakukan oleh para pemegang merek, baik pemegang merek nasional, pemegang merek global, dan/atau pemegang merek non-global dengan kedudukan hukum sebagai berikut:

  1. Pemegang merek yang berkedudukan hukum di wilayah Republik Indonesia;
  2. Badan hukum di wilayah Republik Indonesia yang ditunjuk sebagai perwakilan atau distributor resmi oleh pemegang merek yang berkedudukan di luar wilayah Republik Indonesia; atau
  3. Badan hukum di wilayah Republik Indonesia yang melakukan pembuatan alat dan/atau perangkat telekomunikasi untuk pemegang merek yang berkedudukan di luar wilayah Republik Indonesia.

Noor menjelaskan, pemegang merek dapat mengajukan sertifikasi dengan menyampaikan deklarasi tersebut atas hasil uji dari laboratorium yang mempunyai reputasi internasional, seperti yang diakui oleh Global Certification Forum (GCF) dan Cellular Telephone Industries Association (CTIA), dan hasil uji dari laboratorium terakreditasi lainnya yang telah mendapat penetapan dari Dirjen SDPPI.

“Untuk mengembangkan produk dalam negeri, pabrikan-pabrikan nasional yang mempunyai fasilitas pengujian sendiri juga dapat mengajukan sertifikasi melalui skema declaration of conformity menggunakan hasil uji yang dihasilkan oleh fasilitas pengujiannya yang belum terakreditasi setelah lulus supervisi Dirjen SDPPI.”