spot_img
Latest Phone

Garmin Index Sleep Monitor Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Index Sleep Monitor,...

Google Photos Hadirkan Fitur Edit AI dengan Perintah Suara di Pixel 10

Telko.id - Google resmi meluncurkan fitur editing berbasis kecerdasan...

Galaxy Watch8 Series Jadi Wellness Coach Pribadi untuk Gaya Hidup Sehat

Telko.id - Samsung Galaxy Watch8 Series hadir sebagai smartwatch...

Garmin Venu X1 Dukung Performa Padel dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin resmi menghadirkan Venu X1, smartwatch premium...

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...
Beranda blog Halaman 1462

Dampak IoT Terhadap Ekonomi Regional

0

Telko.id – Internet of Things menjanjikan akan saling menghubungkan 20 miliar object pada tahun 2020 mendatang. Dilihat dari angka nya saja, tentu sangat menjanjikan. Namun, keberhasilan dari IoT ini tergantung berbagai aspek. Salah satu yang menjadi kunci sukses dan akan memberikan dampak terhadap ekonomi regional adalah perencanaan yang dipimpin pemerintah. Hal ini akan menjadi kekuatan besar dan dominan dalam perencanaan IoT dalam sebuah negara. Sambil, saat ini IoT pun mencari bentuk.

Hal ini juga didukung oleh berbagai riset yang sudah banyak dilakukan tentang IoT ini. Misalnya, McKinsey & Company, menganalisa bahwa bisnis IOT itu akan mampu memberikan dampak ekonomi tahunan antara $ 4 Triliun hingga $ 11 Triliun pada tahun 2025 mendatang. Dalam penelitinya McKinsey mengurutkan secara vertikal industri yang memberikan nilai paling ekonomi: pabrik, kota, manusia, ritel, transportasi logistik, manajemen proyek, kendaraan, rumah dan kantor.

Markets and Markets menganalisa bahwa kawasan Asia-Pacific akan terus menjadi memimpin, seperti juga pada tahun 2014 lalu. “Hal ini juga diprediksi akan terus terjadi dan akan terlihat pada sektor manufaktur, pertambangan, kesehatan, dan energi dan power. Di kawasan APAC ini, Cina akan memegang peranan penting dalam pengembangan IoT karena pangsa pasar nya besar. Diikuti oleh India yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tertinggi,” ujar Analis dari Market and Markets menjelaskan.

Beberapa kelompok yang akan banyak muncul pada era IoT ini adalah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat. Dan, akan menjadi pemimpin juga diindutsri IoT di kawasan APAC. Perusahaan tersebut diantaranya adalah General Electric, Cisco, Intel, Rockwell Automation, ARM, ABB, Siemens, Honeywell International, Dassault, Huawei, Zebra Technologies, IBM dan Robert Bosch.

Lalu, mengapa Cina akan memimpin IoT? Banyak pengamat industri melihat bahwa program pemerintah ‘Made in China 2025” yang dicanangkan dan dirancang untuk mendorong inovasi menjadi point penting. Diperkirakan, ada 10 manufaktur yang masuk dalam rancangan tersebut. Seperti advanced IT, automated machines and robotics, aerospace, maritime, rail, new energy, power, agriculture, new materials, dan biopharma/medicine.

Program ‘Made in China 2025 ini diresmikan oleh Departemen Perindustrian dan Teknologi Telekomunikasi sejak 2013. “Jika kita tidak bisa membuat produk dengan kualitas yang baik dan merek, Cina tidak akan bisa menjadi lokomotif manufaktur seperti yang kita harapkan,” jelas Sha Nansheng, MIIT Departemen wakil direktur Sains dan Teknologi dalam sebuah wawancara tahun lalu.

Salah satu point dalam program pemerintah Cina tersebut adalah peningkatan konten dalam negeri dalam komponen inti dan bahan barang yang diperoduksi mencapai 40% pada tahun 2020. Dan akan terus ditingkatkan sehingga mampu mencapai 70% pada tahun 2025.

Target pemerintah Cina dari program tersebut, seperti yang dilansir dari The New York Times, adalah untuk mendorong terjadinya transformasi ekonomi. Ada dua bidang yang menjadi fokus dari pemerintah Cina ini. Pertama adalah Internet Plus untuk insentif internet dan e-Commerce yang berhungan bisnis dan Made in China 2025 untuk meningkatkan fasilitas manufaktur Cina. Agar lebih fokus, pada tahun lalu, Cina telah memotong jutaan ton kapasitas produksi berlebih dalam baja, kaca dan aluminium dan tidak efisien industri berat lainnya.

Seperti China di wilayah APAC, Jerman di kawasan Europe, Middle East and Africa atau EMEA juga memiliki posisi terdepan untuk urusan IoT ini, terutama dalam mengotomisasi manufaktur.

Jerman sendiri memiliki Industrie 4.0 Initiative. Program pemerintah yang merencanakan Revolusi Industri ke empat. “Awal, yang menjadi fokus adalah semikonduktor ditingkat sistem elektronik mikro. Kini, Jerman Industrie 4.0 adalah program untuk memanfaatkan basis manufaktur yang ada di negara itu untuk menjadi episentrum produksi “pabrik pintar,” ujar Angela Merkel, Kanselir Jerman menjelaskan.

Jerman, dan Eropa pun pada umumnya juga memiliki jaringan IoT yang kuat. Hal ini terjadi berkat perusahaan Sigfox yang membawa Low power, wide-area network ke Jerman untuk mendukung Industrie 4.0. Jaringan Sigfox ini sendiri aktif dan akan dikembangkan lagi di 13 negara lain, termasuk Amerika Serikat.

“Jerman merupakan pasar yang sangat penting bagi Sigfox dan komitmen kami untuk menyebarkan jaringan nasional mencerminkan ini,” kata Stuart Lodge, EVP untuk penjualan global dan mitra di Sigfox. “Sigfox adalah membangun ekosistem yang kuat dari mitra di seluruh rantai nilai IOT dan Jerman memiliki banyak perusahaan yang memimpin pasar yang pengaruhnya meluas di seluruh dunia,” sahut Stuart menambahkan.

Dalam laporannya, IDC melihat prospektif lanskap IoT secara global di 2016, menyatakan bahwa APAC akan menguasai 5.4 juta peralatan yang terinstall IoT. Di Amerika Utama akan mencapai 5.2 juta dan di Eropa Barat akan mencapai 4.5 juta.

Tim riset IDC mengindifikasikan bahwa pasar utama yang kini sedang dalam pengembangan berkelanjutan adalah smart cities, smart houses dan smart cars, connectivity infrastructure, connected culture, dan lainnya.

45130451_l-1

Salah satu yang menjadi kunci agar IoT ini dapat sukses adalah standarisasi global yang sampai saat ini masih belum terbentuk. Untuk penentuan standarisasi ini perlu beberapa poin sehingga akhirnya akan membentu ekosistem. Pertama adalah global scalability, ekosistem untuk pengembangan aplikasi, prioritas dalam mengembangkan daerah bersaing dan masalah keamanan / privasi.

Dari sisi ekosistem itu sendiri, IDC memberikan catatan bahwa ada beberapa kendala yang membuat ekosistem belum terbentuk. Pertama adalah protokol konektifitas standar yang resmi dan dapat diterima oleh semua kalangan. Kedua adalah masalah privasi dan keamanan yang saat ini sangat memprihatinkan.

Di sisi lain, pasar juga sedang mengalami proses pengembangan. Di mana, dulu pasar dikendalikan oleh supply driven sedang kini harus dikembangkan berdasarkan demand driven. Sehingga, apapun yang diproduksi oleh IoT ini memang sesuai dengan kebutuhan pada konsumen. (Icha)

Ooredoo Oman Sudah Selesaikan Project SEA-ME-WE 5 Submarine System

0

Telko.id – Ooredoo Oman, baru saja mengumumkan tentang penyelesaian project Southeast-Middle East-Western Europe 5 atau SEA-ME-WE 5 yang menanamkan sistem kabel bawah laut. Instalasi tersebut dimulai dari base station di Qalhat, di Sharqiyah Selatan. Project tersebut adalah membangun 20 ribu km kabel yang akan menghubungkan multi regional data superhighway yang nantinya mampu secara substansial meningkatkan transmisi data lintas regional.

SEA-ME-WE 5 ini sudah didesain untuk mampu menangani teknologi terkini yakni dengan kecepatan 100Gbps dan mampu menghantarkan data hingga 24Tbps hanya melalui 3 kabel saja.

“SEA ME WE 5 adalah langkah ke depan tentang realisasi sistem kabel laut skala internasional yang meliputi kapasitas, diversity dan network access untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sistem ini akan menghubungkan Eas Asia, Middle East, Afrika dan Europe untuk menyediakan latency yang rendah dan data rates yang tinggi dari sistem berbagai jenis fiber optic,” ujar Jim Maxwell, Ooredoo Chief Legal, Regulatory dan Wholesale Officer menjelaskan, seperti yang dilansir dari Telecompaper.

Core sistem dari SEA-ME-WE 5 ini di desain untuk menghubungi Singapur ke Perancis dan Italia yang merupakan rute paling optimal dengan adanya bagian yang menghubungkan ke sistem inti oleh cabang via ROADM-BU. Kemudian, sistem ini berakhir pada carrier neutral POPs yang berada di Singapura, Italia & Prancis untuk lintas koneksi melalui sistem kabel lain, interkoneksi dengan operator lain dan memperoleh layanan dalam lingkungan yang kompetitif. Sistem ini telah direncanakan dengan terbukti di lapangan mampu memberikan DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) 100G koheren Teknologi.

submarine-cable-routes

Project SEA ME WE ini sendiri merupakan project jangka panjang, yang sudah dilakukan mulai 1985. Dan, SEA ME WE 5 ini, merupakan project ke lima atau terakhir yang sudah diagendakan sejak 2014. Rencananya, secara keseluruhan project ini akan diresmikan pada bulan November 2016 mendatang.

seamewe5-history-table

SEA-ME-WE 5 submarine cable system ini memang membutuhkan komitmen yang kuat dari para membernya karena diperlukan financial yang stabil agar project ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Pada SEA-ME-WE 5, terlibat 18 operator berskala internasional seperti Bangladesh Submarine Cable Company Limited (BSCCL),China Mobile International Limited (CMI), China Telecom Global Limited (CTG), China United Network Communications Group Company Limited (China Unicom), Djibouti Telecom SA (Djibouti Telecom), Emirates Integrated Telecommunications Company (du), Egypt Telecom (TE), Orange, Myanmar Post and Telecom (MPT), Ooredoo Qatar, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), Saudi Telecom Company (STC), Singapore Telecommunications Limited (Singtel), Sri Lanka Telecom PLC (SLT), Telekom Malaysia Berhad (TM), Telecom Italia Sparkle (TI Sparkle), Türk Telekom International (TTI) dan Trans World Associates Limited (TWA). (Icha)

 

Streaming Video Sumbang 71% Lalu Lintas Internet di Amerika Utara

Telko.id – Hiburan real-time, seperti video dan streaming musik, menyumbang lebih dari 71 persen lalu lintas hilir di jaringan tetap Amerika Utara selama jam malam puncak pada bulan Maret, demikian dilaporkan Sandvine dalam penelitian terarunya.

Lembaga riset ini menduga Amerika Utara akan menjadi wilayah pertama yang melampaui 80 persen untuk lalu lintas internet dari Streaming hiburan, pada akhir 2020.

Dalam laporan terbaru, Netflix tetap menjadi sumber utama untuk lalu lintas download puncak, dengan 35,2 persen. Angka ini turun sedikit dari 37,1 persen enam bulan sebelumnya, menyusul peningkatan Netflix pada teknik kompresi. Di bawahnya, ada YouTube, baik untuk lalu lintas download maupun upload, dengan masing-masing 17,53 persen dan 13,13 persen. Amazon Video merangsek naik ke tempat ketiga, dari posisi delapan tahun lalu, dengan 4,26 persen lalu lintas download puncak.

Sandvine mencatat bahwa penyimpanan awan (Dropbox, iCloud, Google Drive, dll) telah melampaui file-sharing sebagai sumber terbesar dari puncak hulu lalu lintas di Amerika Utara. BitTorrent kini menyumbang kurang dari 5 persen dari total lalu lintas harian di wilayah tersebut. Demikian diwartakan Telecompaper, Kamis (23/6).

Peningkatan yang sama terjadi pada pangsa lalu lintas ke layanan streaming musik. Namun, pasar terfragmentasi berarti tidak satupun provider utama ada di sepuluh besar aplikasi. Sling TV, yang memungkinkan pengguna untuk streaming beberapa saluran kabel online tanpa perlu berlangganan kabel tradisional, menyumbang kurang dari 1 persen dari lalu lintas hilir puncak, tapi untuk pertama kalinya di antara 20 aplikasi di sebagian besar jaringan.

Bayar Grab di Singapura & Thailand Kini Bisa Pakai Alipay

0

Telko.id – Pengguna Grab di Singapura dan Thailand akan segera mendapatkan kemudahan lebih dalam hal pembayaran. Apalagi, setelah layanan ride sharing ini menjalin kemitraan dengan Alipay dari Ant Financial. Kemitraan ini juga memungkinkan wisatawan Cina melakukan pembayaran lintas batas, letika mereka menggunakan layanan di kedua negara tersebut.

Dilaporkan TelecomAsia, Kamis (23/6), moda pembayaran dengan Alipay ini akan sudah bisa dilakukan sejak hari ini. Pengguna Alipay di Singapura dan Thailand dapat membayar taksi dan orderan mobil pribadinya melalui aplikasi seluler Grab dengan account Alipay mereka.

Sebelumnya, wisatawan Cina harus membayar baik dengan uang tunai atau kartu kredit mata uang ganda mereka. Opsi Alipay memungkinkan wisatawan Cina membayar tarif mereka dalam Renminbi, tanpa harus khawatir tentang fluktuasi nilai tukar.

Setelah Singapura dan Thailand, penggunaan Alipay untuk moda pembayaran layanan Grab juga akan diperluas ke sejumlah negara lainnya di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.

“Dengan berkolaborasi dengan mitra seperti Grab, kami menyediakan wisatawan Cina kenyamanan yang sama seperti yang mereka dapatkan di Cina – tidak peduli di mana mereka berada,” kata VP Ant Financial untuk bisnis internasional, Sabrina Peng.

Sebelumnya, Alipay juga telah bermitra dengan Uber dalam kesepakatan serupa yang memungkinkan penumpang di seluruh dunia membayar dengan Renminbi.

Alipay sendiri telah bekerja sama dengan pedagang lokal di 69 pasar luar negeri. Hingga Mei 2016, Alipay diterima di lebih dari 70.000 toko ritel di luar Cina, dan penggantian pajak melalui Alipay didukung di 24 negara dan wilayah, termasuk Korea Selatan, Jerman dan Perancis.

Miliki Tiga Warehouse, Blibli.com Ungkap Kunci Sukses

Telko.id – Salah satu pemain e-commerce  asal Indonesia mengajak tim Telko.id untuk mengunjungi warehouse mereka di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Warehouse mereka ini merupakan gudang ketiga yang mereka miliki dan kesemuanya berada di Jakarta. Sebelumnya, mereka telah memiliki dua warehouse yang terletak di kawasan Batu Ceper dan Cakung, Jakarta Timur.

Pada kesempatan yang sama, CEO mereka Kusumo Martanto menjelaskan kunci sukses mereka menjadi salah satu e-commerce lokal terbesar di Indonesia serta mampu bertahan ditengah maraknya persaingan bisnis online yang saat ini sedang tumbuh di Tanah Air.

“E-commerce lebih dari sekadar berjualan secara online, melainkan tentang bagaimana membuat ekosistem yang aman dan nyaman untuk seluruh stake holder belanja online. Untuk itu, kami fokus menghadirkan value ke dalam e-commerce,” ujar Kusumo pada saat kunjungan warehouse yang berada di kawasan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta (22/6).

Kusumo menambahkan, setiap perusahaan e-commerce akan berhasil jikalau ekosistem yang dibangun juga berhasil. Untuk di blibli.com sendiri, setidaknya mereka memiliki tiga area besar ekosistem yakni Accesibility, Services serta relevansi.

Lebih lanjut, Accesibility yang dimaksud adalah akses yang mudah untuk para konsumen mereka. Hal ini akan sangat membantu konsumen dalam mencari produk yang mereka butuhkan.

Sementara services adalah pelayanan yang akan membuat para pelanggan ‘betah’ berbelanja diblibli.com. Dengan pelayanan yang memuaskan seperti gratis biaya ongkos kirim dan cepat, akan menyebabkan pelanggan selalu kembali ke e-commerce ini setiap berbelanja.

Sedangkan untuk relevancy adalah sebuah promosi yang tertarget sehingga akan mencapai sasaran yang tepat dan terjadi transaksi.

“Kami tidak hanya concern pada front end solution, tapi juga back-end-nya. Karena kami percaya bahwa jaminan kualitas harus didukung sistem terintegrasi, mulai dari sistem manajemen di gudang penyimpanan, manajemen stock, sistem quality control, proses packaging, hingga pengiriman barang yang tepat waktu,” tambah Kusumo.

Lonjakan Traffikready to pack EDITED_1

Memasuki minggu kedua bulan Ramadhan, aktifitas belanja online di Blibli.com mengalami lonjakan yang signifikan jika dibanding hari-hari biasa. Terlebih dengan digelarnya beragam program Ramadhan, mulai dari belanja kebaikan hingga Mobil Baru 10 Ribu.

Sementara, untuk tetap memberikan layanan terbaiknya, Blibli.com melakukan langkah antisipasi dengan menaikkan kapasitas layanan warehouse dan logistik hingga 2 kali lipat.

“Kami ingin memastikan pelanggan bisa mendapatkan barang pesanannya tepat waktu. Sehingga pelanggan tetap bisa merasakan nyamannya berbelanja di Blibli.com seperti hari-hari biasanya,” jelas Kusumo Martanto.

Kusumo menjelaskan, bahwa kenaikan saat ini terjadi di kategori busana muslim yang mencapai 3 kali lipat serta kuliner yang mencapai 2 kali lipat.

Sedangkan, untuk program Ramadhan sendiri mereka memiliki beberapa program jitu yang tentunya dapat meningkatkan traffik pengguna mereka seperti, #BelanjaKebaikan, Same day delivery, Double THR, dan Promo #MobilBaru10Ribu. Tidak berhenti sampai di situ, spesifik kategori pun menggelar promosi yang tidak kalah menarik. Mulai dari promo untuk Ibu dan Anak, Fashion wanita dan Fashion Pria, Kebutuhan Rumah tangga dan bahan masakan, sampai ke kategori hobi seperti kamera, gadget dan elektronik.

Kusumo juga menjelaskan, bahwa mobile apps mereka menyumbang dua kali lipat jumlah pendapatan dibandingkan dengan dari web browser.

SingTel Akan Segera Hadirkan VoWifi di Bulan Agustus

0

Telko.id – SingTel telah mengungkapkan rencana untuk meluncurkan layanan Voice komersial pertama di Singapura yang menggunakan jaringan Wi-Fi pada bulan Agustus menyusul kesuksesan uji coba HetNet di negara mereka.

Dilaporkan TelecomAsia (23/6), percobaan yang dilakukan bekerja sama dengan IDA Singapura, dan menegaskan bahwa panggilan suara dan teks dapat dikirim melalui Wi-Fi di tempat-tempat yang lemah untuk sinyal seluler.

Sementara itu, kelangsungan pelayanan dapat dipertahankan seiring dengan proses transisi jaringan antara seluler dengan wifi, tanpa perlu penginstalan sebuah aplikasi pada ponsel tersebut.

SingTel mengatakan ini akan memungkinkan pelanggan untuk melakukan panggilan melalui Wi-Fi di beebagai lokasi termasuk basement dan lantai atas gedung pencakar langit.

Uji coba juga menunjukkan kesiapan HetNet SingTel untuk mendukung IOT dengan menyediakan koneksi yang handal untuk sensor dan perangkat terkait lainnya, kata operator.

“Dalam waktu dekat, dengan jutaan perangkat yang terhubung akan memicu permintaan data dan memastikan pengalaman yang konsisten untuk beberapa pelanggan seluler di lokasi yang berbeda merupakan hal yang terpenting,” kata  CEO consumer Singapore, Yuen Kuan Moon.

“Dengan konektivitas pervasif dan kapasitas data yang ditetapkan lebih tinggi untuk menjadi sebuah standar, hal itu penting bagi kita untuk melakukan uji coba HetNet guna memperoleh wawasan lebih lanjut. Mengingat hasil uji coba positif kami, kami siap untuk mendukung Internet of Things dengan jaringan kami dan memberikan pengguna SingTel ponsel dengan panggilan suara berkualitas tinggi dan SMS. “

Sementara co-managing director IDA Gabriel Lim mengatakan bahwa 90% dari pengguna yang melakukan ujicoba HetNet memiliki pengalaman mobile yang ditingkatkan, termasuk konektivitas, kecepatan download dan upload yang superior serta transisi antara jaringan nirkabel dan seluler.

Samsung Investasi 1.2 Miliar US$ Untuk IoT di Amerika

0

Telko.id – Samsung saat ini memang menjadi produsen IT yang begitu agresif dalam banyak hal terkait teknologi masa depan. Salah satu yang menjadi fokus dalam pengembangan teknologinya adalah mengenai internet of things atau IoT. Produsen asal Korea ini berkomitmen untuk menginvestasikan $1,2 miliar untuk IoT ini.

“Kami sangat bersemangat untuk masuk ke era IoT dengan strategi tersendiri. Untuk itu, kami akan menanamkan investasi sebesar $1,2 miliar di Amerika, center of IoT dan R&D. Dana ini akan dipergunakan selama 4 tahun,” ujar Dr. Oh-Hyun Kwon, Vice Chairman and CEO Samsung Electronics menjelaskan dalam Samsung’s vision for ‘Human-Centered IoT.

Pada kesempatan tersebut, Kwon menyatakan dalam pidatonya dalam acara yang bertajuk

Internet of Things: Mengubah Masa Depan, membawa bersama-sama pemimpin industri teknologi dengan pembuat kebijakan dan influencer untuk membahas berbagai cara IOT bisa mendapatkan keuntungan masyarakat, dan bagaimana untuk mengatasi tantangan yang tetap membawanya untuk menjadi besar.

Kwon juga menghimbau agar mulai membicarakan dan berfikir tentang IoT dari sisi yang berbeda. Dengan pendekatan kemanusiaan, merangkul berbagai kemungkinan teknologi untuk mengubah hidup dan bekerja sama untuk membawa manfaat bagi masyarakat yang lebih besar lagi.

“Di Samsung, manusia menjadi pusat segalanya dari apa yang kami lakukan dan hal itu menjadi nilai yang tidak terhingga,” ujar Kwon menambahkan.

Di sisi lain, IoT harus menjadi kenyataan dan menjadi kekuatan untuk transformasi secara menyeluruh. Jika saat ini, IoT mengubah kehidupan individual dan membantu nya untuk keseharian di rumah. Ke depan, menggunakan IoT adalah memberikan kemandirian terhadap jutaan masyarakat Amerika bahkan dunia. Kita dapat membuat masyarakat tetap berada di luar rumah sakit dengan perawatan di rumah. Dengan demikian, masyarakat juga akan hidup lebih lama. Benefit ini dan harga yang disimpan untuk sosial tersebut tidak dapat diacuhkan,” sahut Kwon lebih lanjut.

Jika memang Samsung berkeinginan untuk menjadi innovator di semua bidang dengan menggunakan IoT maka produsen ini pun harus memastikan bahwa peralatan yang ada juga harus dapat saling berkomunikasi dengan baik. Artinya, teknologi dapat melakukan koneksi satu dengan lainnya karena kendalanya saat ini adalah teknologi masih menghalangi inovasi dan skala ekonomi pun menjadi terhambat.

Kwon juga mengingatkan bahwa regulasi yang ada pun harus sejalan dengan pengembangan dari IoT ini. Baik dari sisi device maupun platform yang digunakan sehingga dapat saling terkoneksi semua.

Untuk itu, Samsung juga menginisiasi untuk menjadi co-founder dari National Strategi Dialogue yang memungkinkan terjadi kolaborasi lintas sektoral dan membangun partnership. Dialog ini akan dipandu oleh Information Technology Industri Council atau ITI. Dan akan mendesain National IoT Strategy. Baik dari sisi peraturan yang berpihak terhadap keuntungan secara individual, komunitas, inovator dan ekonomi Amerika. (Icha)

Acer Menanti Kejelasan TKDN

Telko.id – Acer memang boleh dibilang pemain baru di Indonesia khusus untuk segmen smartphone. Namun, produsen asal Taiwan ini sangat serius untuk mengembangkan bisnis smartphone nya di Indonesia ini. Bukan apa-apa, bisnis smartphone di Indonesia ini cukup menggiurkan dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta atau untuk smartphone sendiri setiap tahun nya mampu menyerap sekitar 35 juta unit smartphone.

“Kami sangat serius bangun bisnis smartphone di Indonesia. Hanya saja, kami perlu kejelasan dari peraturan pemerintah tentang Tingkat Kandungan Dalam Negeri. Dengan kejelasan ini maka kami juga lebih mudah membuat planning untuk ke depan nya,” ujar Herbet Ang, Presiden Director Acer Indonesia menjelaskan dalam peluncuran 12 produknya yang terdiri dari consumer Notebook, Gaming Series Predator, All-In-One (AIO), produk komersial, Desktop hingga produk-produk 2-in-1.

Selanjutnya, Herbet juga menambahkan bahwa dengan adanya peraturan tentang TKDN ini membuat produsen harus berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya. Harapannya, pemerintah juga melaksanakan peraturan tersebut dapat konsisten, sehingga, produsen dapat melakukan simulasi investasi yang lebih pasti.

Selain itu, Herbet juga berharap apapun isi dari peraturan TKDN dari pemerintah dapat diselesaikan dengan cepat dan tidak ada perbedaan perlakuan dengan vendor lain.

Acer sendiri sudah memproduksi smartphone 4G nya dan sudah memenuhi aturan yang ada yakni Acer Z330. Produk ini merupakan produk yang menjadi salah satu simulasi investasi yang dilakukan oleh Acer di Indonesia. Dengan demikian, jika peraturannya sudah lebih jelas, maka Acer juga dapat menghitung dengan lebih rinci lagi investasi yang akan dilakukan di Indonesia.

Mirip dengan strategi produk lainnya, Acer juga memiliki strategi sendiri dalam meluncurkan produk smartphone. Yang pasti, setiap range produk akan coba diisi oleh produk-produk Acer Smartphone. Itu sebabnya, pada semester dua 2016 ini, Acer sudah mengantongi sejumlah produk untuk diluncurkan di Indonesia. (Icha)

Bisnis Apple Di Indonesia Terbantu Karena Iphone 5s

0

Telko.id – Seperti diketahui, Apple sampai saat ini masih belum bisa memasok Iphone jenis terbaru. Baik iPhone 6S maupun iPhone SE. Maklum saja, ada peraturan pemerintah tentang Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang masih belum dipenuhi oleh vendor asal Amerika ini.

“Beruntung, bisnis iPhone di Indonesia terbantu oleh iPhone 5s karena pasar untuk smartphone kelas ini masih sangat besar sekali,” ujar Jeremy Sim, CEO Retail Group, Erajaya Group of Companies menjelaskan dalam peluncuran iBox.co.id.

Dengan adanya produk iPhone 5s ini maka keberlanjutan dari bisnis Apple di Indonesia masih dapat terjaga. Namun, Jeremy sangat berharap bahwa peraturan pemerintah tentang TKDN ini cepat diselesaikan. “Jika sudah selesai maka kami, sebagai Apple Premium Reseller juga dapat lebih nyaman berbisnis di Indonesia,” sahut Jeremy menambahkan.

Selain itu, Jeremy juga berharap agar pintu masuk bagi produk ilegal atau black market juga di tutup. Diakui oleh Jeremy, dengan adanya produk ilegal maupun refurbish memang mengganggu. Hanya saja, masyarakat Indonesia juga sudah paham, jika membeli produk dengan harga mahal, maka perlu juga kenyamanan. Hal ini yang membuat bisnis Apple terutama penjualan iPhone masih tumbuh cukup baik di Indonesia.

Berdasarkan data tahun lalu di Erajaya Group, permintaan terhadap produk Apple tumbuh sekitar 10 – 15%. Atau dilihat dari sisi pendapatan untuk produk Apple yang didalamnya termasuk juga iPhone masih sekitar Rp1.8 Miliar. Dari total pendapatan Erajaya sendiri yang diakhir tahun 2015 mencapai Rp20 Triliun. Yang Rp18 Triliun merupakan penjualan smartphone. Sedangkan untuk penjualan di toko retail milik Erajaya atau Erafone mencapai Rp5.3 Triliun.

Untuk memberikan alternatif bagi masyarakat Indonesia untuk membeli produk Apple, produsen asal Amerika ini pun menunjuk Erajaya untuk membuat ibox.co.id sebagai channel pembelian secara online. Bedanya dengan penjualan online lain adalah produk yang dijual dapat dipastikan resmi. Produk yang dijual meliputi Mac Family, iPhone, iPad, iPod, Apple Watch, Apple TV dan aksesorisnya.

Indonesia sendiri dilihat oleh Apple sebagai negara yang memiliki potensi yang sangat besar. Itu sebabnya, produsen ini sudah melakukan pendekatan pada pemerintah untuk keberlangsungan bisnis nya di Indonesia.

“Sebenarnya dengan adanay peraturan pemerintah tentang TKDN yang 100% software ini sangat dinanti oleh Apple. Soalnya, teknologi yang dimiliki oleh Apple ini masih banyak yang belum bisa ditiru oleh produsen lain. Demikian juga dengan software nya. Dan jangan salah, untuk pengembangan software lokal itu juga membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Bahkan bisa saja lebidibandingkan dengan membuat manufaktur sederhana atau assembling saja,” ujar Jeremy menjelaskan. Itu sebabnya, Apple sangat menantikan kejelasan dari peraturan pemerintah tentang TKDN ini.(Icha)

XL Rangkul Developer Lokal Bangun Ekosistem IOT

0

Telko.id – XL berniat menjadi Digital Economic Enabler dalam rangka mengembangkan ekosistem internet of things. Di mana para start up dapat berjalan diatasnya dengan baik dan tanpa kendala. Untuk itu XL membuat platform IoT yang disebut dengan Agnosthings yang akan membantu para developer untuk memengembangkan layanan telekomunikasi yang mencakup layananan pengelolaan perangkat, pengelolaan aplikasi baik mobile apps maupun web apps, pengelolaan konektifitas data package maupun SMS. Selain itu, IoT juga mengembangkan solusi sebagai layanan (Solution as a Service/SaaS).

Agar dapat dimanfaatkan lebih banyak lagi maka XL merangkul para pengembang lokal untuk melahirkan layanan-layanan IoT yang inovatif dan sesuai dengan permintaan pasar.

“Kami melihat, merangkul para developer lokal adalah pilihan terbaik untuk terus mengembangkan layanan IoT. Indonesia memiliki banyak sekali anak muda yang pintar dan memiliki bakat menciptakan solusi-solusi digital. Mereka membutuhkan sarana juga untuk berkembang dan lebih produktif. Karena itulah XL memilih berkolaborasi dengan mereka untuk maju meraih peluang masa depan secara bersama, ” ujar Joseph Lumban Gaol, Chief Digital Service Officer XL menjelaskan.

IOT platform ini dapat dipergunakan oleh berbagai pihak seperti terutama kalangan industri, seperti antara lain manufaktur dan finansial. Lalu, juga kalangan pembuat atau perakit solusi digital, biak itu pengembang, pembuat layanan solusi, system integrators, dan sebagainya. Kalangan pengelola layanan publik dan tentunya masyarakat kreatif juga bisa memanfaatkannya.

Dalam upaya mengembangkan IoT tersebut, XL menyelenggarakan suatu kompetisi bernama Agnosthings IoT Developer Challenge. Pada event ini, XL menjalin kerjasama dengan Komunitas Pengembang dan Pembuat Solusi Digital yang tergabung dalam Platform “Dicoding” yang beranggotakan lebih dari 20 ribu developer di seluruh Indonesia. XL memiliki target tahun ini akan bisa mengundang kurang lebih 1.000 developer. Target lainnya dari program ini adalah menghasilkan lebih dari 100 aplikasi untuk Agnosthings dalam berbagai variasi solusi, terutama untuk diterapkan pada layanann Smart City, Smart Home, dan Creative City.

Narenda Wicaksono, Co-Founder Dicoding mengatakan, “Kami mengapresiasi kerjasama yang terjalin dengan XL Axiata untuk mendorong para developers dan makers di tanah air mengembangkan solusi-solusi IoT yang dapat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.”

Pada tahun ini, event kompetisi akan berlangsung dua kali. Event pertama sudah berlangsung di Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, pada 21 Maret – 21 April 2016 lalu, yang diikuti tidak kurang dari 250  orang developer. Selain kompetisi, XL juga menyelenggarakan sesi coaching clinic tentang Agnosthings di ketiga kota tersebut, termasuk ke dua universitas di Yogyakarta dan Surabaya. Sebagai keberlanjutan atas terselenggaranya acara Agnosthings IoT Developer Challenge, XL, BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) dan Dicoding berencana akan melaksanakan event kedua di akhir tahun 2016.

Pada kompetisi tersebut, XL memberikan tantangan kepada peserta untuk membuat solusi aplikasi digital berbasis mobile atau web dengan dua tema, yaitu Smart Home dan Smart Power. Mereka pun harus membuat konstruksi solusi yang diciptakan, mulai dari problem statement yang mendasari penciptaan solusi, desain inovasi, model solusi yang akan dibangun pada Agnosthings, hingga rencana fase pengembangan.

Mengapa Smart Home dan Smart Power? XL melihat potensi besar terkait layanan solusi rumah pintar di masa mendatang. Saat ini kendala terbesar adalah terkait mahalnya perangkat atau piranti rumah pintar. Tantangannya adalah, bagaimana membuat solusi rumah pintar dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas.

Dari kompetisi pertama yang berakhir Mei 2016 lalu, didapatkan 33 aplikasi pemenang yang sudah dibuat di atas Agnosthings platform ini. Selanjutnya para pemenang akan mendapatkan mentoring dari XL untuk mematangkan karyanya. XL akan melihat potensi pasar, pengembangan selanjutnya, tim developers, termasuk juga kemungkinan kerjasama bisnis yang bisa dikembangkan.

Berbagai solusi yang tercipta dalam kompetisi tersebut, untuk tema Smart Home antara lain berupa remote control untuk lampu, perangkat elektronik, kompor gas, tendon air, dan alat-alat rumah yang membutuhkan kecermatan dalam pemakaiannya. Lalu ada juga solusi inovatif berupa perangkat otomatis untuk lampu dan AC, yang ketika pemilik rumah sudah dekat lampu dan AC bisa menyala sendiri. Solusi menarik lainnya berupa aplikasi untuk menjaga bayi. Aplikasi ini memiliki fitur yang bisa memonitor kondisi bayi, termasuk juga mengatur suhu ruangan yang nyaman untuk si bayi, serta bisa mendeteksi suara bayi yang menangis. (Icha)