spot_img
Latest Phone

ASUS ROG Exclusive Store Surabaya, Hadirkan Pengalaman Gaming Terbaik

Telko.id - ASUS resmi membuka ROG Exclusive Store di...

ASUS ROG Hadir di HoYo FEST 2025 Surabaya

Telko.id - ASUS Republic of Gamers (ROG) kembali berpartisipasi...

Oppo Reno 14 Series: Harga Bersaing, Spesifikasi Diatas Pesaing

Telko.id – Oppo resmi meluncurkan ponsel terbarunya, yaitu Oppo...

OpenAI Siapkan Browser dengan AI, Saingan Google Chrome

Telko.id - OpenAI sebagai induk perusahaan dari ChatGPT sedang...

TECNO Luncurkan POVA 7 Series, Desain Futuristik dan Performa Gaming AI

Telko.id - TECNO resmi meluncurkan POVA 7 Series di...
Beranda blog Halaman 14

Google Kembangkan Fitur “Tell Me About This” untuk Gemini

Telko.id – Google sedang mengembangkan fitur baru untuk Gemini yang memungkinkan pengguna menanyakan informasi tentang konten di layar dengan cara melingkari area tertentu.

Fitur ini mirip dengan Circle to Search, tetapi diberi label oleh Google di Gemini ini dengan nama “Tell me about this”.

Berdasarkan analisis APK teardown pada versi beta Google App 16.27.68.sa.arm64, fitur Google Gemini Tell me about this ini akan menggantikan opsi “Ask about screen” yang sebelumnya ditemukan.

Ketika diaktifkan, Gemini tidak langsung menganalisis seluruh layar, melainkan menunggu pengguna memilih area tertentu terlebih dahulu.

String kode dalam aplikasi mengungkap petunjuk: “Circle anything to submit it to Gemini”. Perubahan ini menunjukkan Google ingin menyederhanakan interaksi antara pengguna dan asisten AI-nya.

Meski fungsionalitasnya mirip dengan Circle to Search, Google sengaja menggunakan branding berbeda untuk fitur ini di Gemini. Hal ini mungkin dilakukan untuk membedakan produk-produknya, meski berpotensi membingungkan pengguna.

Sebelumnya, Google telah mengintegrasikan berbagai fitur berbasis AI di ekosistemnya, seperti Fitur AI Terbaru FunTouch OS 15 yang mengubah cara pengguna berinteraksi dengan smartphone.

Perkembangan terbaru ini menunjukkan komitmen Google dalam menyempurnakan pengalaman pengguna melalui teknologi AI.

Google belum mengumumkan kapan fitur “Tell me about this” akan dirilis secara publik. Perusahaan mungkin masih melakukan penyempurnaan sebelum meluncurkannya secara resmi. (Icha)

Qualcomm Kembangkan Chip Wearable Baru, SW6100 untuk Smartwatch

0

Telko.id – Qualcomm dikabarkan sedang mengembangkan chip wearable baru bernama SW6100 atau “Aspen”.

Chip ini diprediksi akan memberikan lonjakan performa signifikan untuk smartwatch berbasis Wear OS.

Berdasarkan informasi eksklusif yang dilihat Android Authority, SW6100 tidak berbasis pada produk Qualcomm sebelumnya.

Ini menjadi langkah baru karena selama ini chip wearable Qualcomm sering kali hanya modifikasi dari chip smartphone.

Spesifikasi Unggulan SW6100

Berikut detail spesifikasi yang terungkap:

Content image for article: Qualcomm Kembangkan Chip Wearable Baru, SW6100 untuk Smartwatch
  • Konfigurasi CPU: 1x Arm Cortex-A78 + 4x Arm Cortex-A55
  • Dibangun dengan proses node TSMC (belum diketahui jenis pastinya)
  • Dukungan RAM LPDDR5X (peningkatan dari LPDDR4 di generasi sebelumnya)
  • Coprocessor QCC6100 (detail belum terungkap)

Konfigurasi ini jauh lebih modern dibanding chip sebelumnya yang masih menggunakan Cortex-A53 (rilis 2012). Peningkatan efisiensi juga diharapkan karena beralih dari proses node Samsung ke TSMC.

Konteks Pasar Wearable

Qualcomm terakhir merilis platform wearable Snapdragon W5/+ Gen 1 pada 2022. Sejak itu, hanya Samsung yang aktif mengembangkan chip wearable baru seperti Exynos W1000 yang ternyata sudah menggunakan konfigurasi serupa SW6100.

Jika SW6100 benar dirilis, kemungkinan akan dinamai W5 Gen 2 atau W6 Gen 1. Chip ini diperkirakan baru akan muncul di smartwatch pada 2026.

Content image for article: Qualcomm Kembangkan Chip Wearable Baru, SW6100 untuk Smartwatch

Perkembangan ini menarik karena sebelumnya ada wacana Qualcomm akan beralih ke arsitektur RISC-V untuk wearable.

Namun, kehadiran Cortex-A78 di SW6100 menunjukkan RISC-V mungkin belum siap untuk performa tinggi.

Qualcomm dikenal sebagai pemain utama di pasar chip mobile, termasuk untuk perangkat otomotif berbasis Snapdragon.

Kini, perusahaan tampaknya serius memperhatikan segmen wearable yang selama ini kurang mendapat perhatian. (Icha)

Antares Eazy dari Telkom Hadirkan Fitur Fire & Smoke Detection Berbasis AI

0

Telko.id – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui produk unggulannya, Antares Eazy, menghadirkan solusi keamanan berbasis Artificial Intelligence (AI) dengan fitur Fire and Smoke Detection.

Teknologi ini memungkinkan deteksi dini munculnya api dan asap, memberikan perlindungan optimal bagi berbagai sektor bisnis.

Fitur Fire and Smoke Detection merupakan salah satu inovasi terbaru dari Antares Eazy yang dirancang untuk meningkatkan sistem keamanan berbasis AI.

Selain itu, produk ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur canggih seperti People Counting, Crowd Detection, Intruder Detection, dan Cloud Recording. Dengan teknologi ini, pemilik bisnis dapat memantau operasional secara lebih cerdas dan efisien.

“Kami menghadirkan Antares Eazy untuk membantu bisnis mengelola keamanan dan efisiensi operasional dengan lebih cerdas. Dukungan teknologi AI pada Antares Eazy juga membantu pelaku usaha untuk memantau, menganalisis, dan merespons situasi bahkan dalam hitungan detik, sehingga memastikan bisnis tetap berjalan tanpa hambatan,” ujar EVP Digital Business and Technology Telkom Komang Budi Aryasa.

Antares Eazy menggunakan AI-powered IP Camera yang mampu merekam dengan visual jernih dan mendeteksi aktivitas mencurigakan. Fitur Fire and Smoke Detection bekerja secara otomatis untuk mengidentifikasi potensi kebakaran sejak dini, sementara Cloud Recording memungkinkan penyimpanan data rekaman yang aman dan dapat diakses kapan saja.

Content image for article: Antares Eazy dari Telkom Hadirkan Fitur Fire & Smoke Detection Berbasis AI

Selain fitur keamanan, Antares Eazy juga menawarkan solusi untuk optimalisasi operasional bisnis. Fitur People Counting dan Crowd Detection membantu pelaku usaha menganalisis pola pelanggan, termasuk mendeteksi keramaian di area strategis seperti pintu masuk, lift, atau kasir. Data ini dapat digunakan untuk meningkatkan kenyamanan dan pengalaman pelanggan.

Fitur Employee Presence pada Antares Eazy memungkinkan pemantauan kehadiran pegawai secara real-time. Dengan data berbasis AI, pengelolaan sumber daya manusia menjadi lebih optimal, yang pada akhirnya berdampak positif pada produktivitas dan profitabilitas bisnis.

Antares Eazy telah diadopsi oleh ribuan bisnis, termasuk waralaba dan perusahaan besar, untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional. Produk ini juga menyediakan dashboard terintegrasi yang memungkinkan pemilik bisnis memantau seluruh cabang usahanya dalam satu platform.

Sejalan dengan perkembangan teknologi AI yang semakin pesat, Antares Eazy menjadi solusi tepat bagi pelaku usaha yang ingin mengintegrasikan sistem keamanan modern dengan efisiensi operasional.

Seperti yang terjadi di berbagai sektor, pemanfaatan AI terus berkembang, termasuk dalam bidang keamanan dan pengawasan. (Icha)

SIJORI Jadi Pusat AI Asia Tenggara, NeutraDC Perkuat Posisi Indonesia

0

Telko.id – Kawasan SIJORI (Singapura, Johor, Riau) kini ditetapkan sebagai regional gateway untuk pengembangan kecerdasan artifisial (AI) dan infrastruktur digital di Asia Tenggara.

Dalam forum SIJORI Cloud & Datacenter Convention 2025 di Singapura, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) menegaskan kesiapan Indonesia sebagai katalis utama ekosistem AI melalui pengembangan pusat data berdaya saing global.

CEO NeutraDC Group Andreuw Th.A.F menyatakan, pertumbuhan digital memerlukan kolaborasi lintas batas. “Dengan membangun shared intelligence melalui data center AI-ready, konektivitas regional, dan kerja sama berkelanjutan, kita bisa mendorong pemerataan pertumbuhan digital,” ujarnya dalam panel diskusi, Kamis (10/7).

Andreuw menekankan, kekuatan masing-masing wilayah di SIJORI harus saling melengkapi. Batam berperan sebagai interconnection hub, Johor dengan kapasitas ekspansinya, dan Singapura sebagai pusat regulasi. “Kesiapan infrastruktur dan kebijakan Indonesia akan memperkuat ekosistem AI,” tambahnya.

Kolaborasi dan Keberlanjutan Jadi Kunci

NeutraDC juga menggarisbawahi pentingnya platform kolaboratif untuk integrasi digital lintas negara. “Kita butuh ruang bersama untuk inovasi dan ekosistem data terintegrasi,” tegas Andreuw.

Aspek keberlanjutan menjadi fokus utama. COO NeutraDC Nxera Batam Kavin Wong menjelaskan, sustainability tidak hanya tentang desain, tetapi juga operasional harian.

“Di NeutraDC Nxera Batam, kami mengoptimalkan pengelolaan energi, efisiensi pendinginan, dan monitoring real-time,” ujarnya dalam sesi diskusi bertajuk How Design and Operations Together Shape Sustainability in Data Centers.

NeutraDC Summit 2025: Wadah Kolaborasi AI

Sebagai tindak lanjut, NeutraDC akan menggelar NeutraDC Summit 2025 pada 25 Agustus 2025 di Bali. Forum ini akan menghimpun pelaku industri, regulator, dan inovator teknologi dari Asia Pasifik untuk memperkuat infrastruktur digital regional yang tangguh dan inklusif.

Inisiatif NeutraDC sejalan dengan upaya penguatan ekosistem AI di Indonesia, seperti yang dilakukan Indosat dan Nokia dalam mengurangi emisi karbon serta kolaborasi Indosat dengan AIonOS untuk transformasi AI nasional.

Dengan posisi strategis SIJORI dan kesiapan infrastruktur digital, Indonesia berpeluang menjadi pemain kunci dalam pengembangan AI di kawasan Asia Tenggara. (Icha)

TECNO Luncurkan POVA 7 Series, Desain Futuristik dan Performa Gaming AI

0

Telko.id – TECNO resmi meluncurkan POVA 7 Series di Indonesia pada 4 Juli 2025. Seri ini menawarkan desain futuristik, performa gaming berbasis AI, dan fitur inovatif untuk generasi muda. POVA 7 Series terdiri dari empat varian: POVA 7 Ultra 5G, POVA Curve 5G, POVA 7 5G, dan POVA 7.

Anthoni Roderick, PR Manager TECNO Indonesia, mengatakan, “POVA 7 Series menunjukkan peningkatan signifikan dengan desain futuristik, pengalaman gaming mulus, dan kreativitas tanpa batas berkat AI.” Seri ini mengusung filosofi Next Level Stylish, menargetkan pengguna muda yang aktif dan ekspresif.

Desain Futuristik dan Fitur Unggulan

POVA 7 Series mengadopsi desain Interstellar Spaceship dengan garis minimalis dan simbol segitiga khas POVA pada modul kamera. Varian Ultra 5G dan POVA 7 5G dilengkapi Mini-LED Status Light yang merespons notifikasi, panggilan, dan aktivitas gaming. HiOS 15 Special Edition menyediakan antarmuka bersih dengan personalisasi menyeluruh.

Content image for article: TECNO Luncurkan POVA 7 Series di Indonesia dengan Desain Futuristik dan Performa Gaming AI

POVA Curve 5G menjadi varian pertama dengan layar AMOLED 3D Double Curved setebal 7,45mm. Sementara POVA 7 Ultra 5G dibekali baterai 6.000mAh, pengisian cepat 70W, dan prosesor MediaTek Dimensity 8350 Ultimate untuk gaming 120 FPS.

Kolaborasi dengan PUBG Mobile dan Dolby Atmos

TECNO bekerja sama dengan PUBG Mobile sebagai official gaming phone untuk turnamen PUBG Mobile Super League SEA Summer 2025. POVA 7 Ultra 5G juga menghadirkan pengalaman audio imersif dengan Dolby Atmos® dan fitur 4D Gaming Vibration.

Content image for article: TECNO Luncurkan POVA 7 Series di Indonesia dengan Desain Futuristik dan Performa Gaming AI

Ashim Mathur, VP APAC Marketing Dolby Laboratories, menambahkan, “Dolby Atmos® di POVA 7 Series memberikan detail suara lebih tajam dan pengalaman gaming yang realistis.”

Seri ini tersedia mulai 7 Juli 2025 di e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia, dengan harga mulai Rp2,199 juta untuk POVA 7 hingga Rp4,999 juta untuk POVA 7 Ultra 5G. Pembelian dilengkapi bonus kuota Smartfren hingga 792GB. (Icha)

realme 14 Series 5G: Solusi Smartphone Serba Bisa

Telko.id – realme Indonesia resmi meluncurkan realme 14 Series 5G, terdiri dari realme 14 5G dan realme 14T 5G, sebagai jawaban atas kebutuhan generasi muda akan smartphone mid-range dengan performa gaming tangguh dan fitur produktivitas lengkap.

Dua varian ini dirancang untuk menemani liburan seru sekaligus mendukung aktivitas sekolah dengan optimal.

Krisva Angnieszca, Public Relations Lead realme Indonesia, mengatakan, “realme 14 Series 5G menjadi solusi all-in-one bagi anak muda Indonesia, bukan hanya untuk gaming powerful, tapi juga produktivitas saat kembali ke sekolah.”

Kedua model ini dibekali chipset unggulan, yaitu Snapdragon® 6 Gen 4 pada realme 14 5G dan MediaTek Dimensity 6300 5G pada realme 14T 5G.

Performa Gaming Tanpa Kompromi

realme 14 Series 5G menawarkan pengalaman gaming mulus berkat teknologi Bionic Cooling System dengan area pendinginan terbesar di kelasnya.

Fitur GT Boost Mode dan AI Gaming, termasuk AI Touch Mode, memastikan latensi sentuh rendah dan kontrol presisi. realme bahkan berkolaborasi dengan pro player Indonesia seperti Jess No Limit dan RRQ Skylar untuk menyempurnakan sensitivitas sentuh.

Layar AMOLED FHD+ 6,67 inci dengan refresh rate 120Hz dan peak brightness 2000 nits membuat visual lebih tajam. Dual stereo speaker semakin melengkapi pengalaman hiburan, baik untuk gaming maupun menonton film.

Content image for article: realme 14 Series 5G: Solusi Smartphone Serba Bisa untuk Liburan dan Sekolah

Kamera AI dan Baterai Tahan Lama

Kamera belakang 50MP AI dilengkapi fitur seperti AI Eraser dan AI Motion Deblur untuk hasil foto profesional. Baterai 6000mAh Titan Battery mampu bertahan hingga 2 hari untuk penggunaan ringan, didukung 45W Fast Charge untuk pengisian cepat.

Saat kembali ke sekolah, fitur seperti Split Screen, Smart Sidebar, dan AI Smart Loop pada realme UI 6.0 berbasis Android 15 memudahkan multitasking. NFC juga tersedia untuk pembayaran digital dan akses transportasi.

realme 14 5G hadir dalam varian Mecha Silver dan Storm Titanium, sementara realme 14T 5G tersedia dalam Lightning Purple, Surf Green, dan Obsidian Black. Keduanya memiliki sertifikasi IP69 untuk ketahanan air.

Harga resmi realme 14 5G (8GB+256GB) Rp4.399.000, sedangkan realme 14T 5G mulai Rp3.399.000 untuk varian 8GB+128GB. Produk ini tersedia di e-commerce resmi dan jaringan offline realme Brand Store. (Icha)

Google Akhirnya Gabungkan Android dan ChromeOS, Apa Kelebihannya?

0

Telko.id – Google secara resmi mengonfirmasi rencana besar mereka yakni penggabungan Android dan ChromeOS menjadi satu platform terpadu.

Kabar yang sempat menjadi rumor bertahun-tahun ini akhirnya mendapatkan validasi langsung dari petinggi Google.

Sameer Samat, Presiden Android Ecosystem di Google, secara terbuka mengakui strategi Google menggabungkan Android dan ChromeOS ini dalam sebuah pernyataan mengejutkan.

“Kami akan menggabungkan ChromeOS dan Android menjadi satu platform. Saya sangat tertarik melihat bagaimana orang menggunakan laptop mereka saat ini dan apa yang bisa mereka selesaikan,” ujarnya.

Pernyataan ini bukan hanya sekadar pengakuan, melainkan sinyal kuat bahwa era komputasi hibrida Google telah dimulai.

Latar belakang keputusan ini tidak muncul tiba-tiba. Android selama beberapa tahun terakhir telah mengadopsi fitur-fitur khusus untuk layar besar, seperti mode desktop khusus, kemampuan windowing yang ditingkatkan, dan penskalaan yang lebih baik untuk berbagai ukuran layar.

Langkah ini jelas ditujukan untuk bersaing dengan Apple, terutama iPad, yang telah sukses menjembatani kebutuhan produktivitas dan hiburan.

Mengapa Google Memutuskan untuk Menggabungkan Kedua Platform?

Strategi penggabungan Android dan ChromeOS bukan tanpa alasan. Google tampaknya ingin menyederhanakan ekosistem mereka, menghilangkan fragmentasi, dan menciptakan pengalaman yang lebih konsisten bagi pengguna.

Dengan menggabungkan kekuatan Android dalam hal aplikasi mobile dan fleksibilitas ChromeOS untuk produktivitas, Google berharap dapat menawarkan solusi yang lebih kompetitif.

Selain itu, kabar tentang Pixel laptop yang sedang dikembangkan semakin memperkuat spekulasi bahwa Google ingin memperluas jangkauan produknya.

Bayangkan sebuah perangkat yang bisa berubah dari tablet menjadi laptop hanya dengan mencolokkan keyboard—seperti yang sudah dilakukan Samsung dengan seri Galaxy Tab S—tetapi dengan dukungan penuh dari sistem operasi yang lebih terintegrasi.

Google confirms plans to merge ChromeOS into Android

Dampak bagi Pengguna dan Pasar

Bagi pengguna, penggabungan ini bisa menjadi angin segar. Anda tidak perlu lagi bingung memilih antara perangkat Android atau ChromeOS.

Dengan satu platform yang mendukung kedua kebutuhan, produktivitas dan hiburan bisa didapatkan dalam satu perangkat.

Fitur seperti Quick Charge 5 juga mungkin akan semakin dioptimalkan untuk mendukung perangkat hybrid ini.

Di sisi pasar, langkah Google ini bisa mengubah lanskap persaingan. Apple dengan iPadOS dan Microsoft dengan Windows 11 telah menunjukkan betapa pentingnya konvergensi antara perangkat mobile dan desktop.

Google tidak ingin ketinggalan, dan dengan menggabungkan Android dan ChromeOS, mereka berharap bisa mengejar ketertinggalan.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski terdengar menjanjikan, penggabungan dua platform besar seperti Android dan ChromeOS tidak akan mudah. Tantangan terbesar adalah memastikan kompatibilitas aplikasi dan dukungan developer.

Google perlu meyakinkan para pengembang untuk mengoptimalkan aplikasi mereka agar bisa berjalan lancar di berbagai bentuk faktor perangkat.

Selain itu, integrasi dengan layanan cloud dan dukungan untuk teknologi terkini seperti tim elit hybrid cloud IBM juga akan menjadi kunci kesuksesan platform baru ini. Jika berhasil, Google bisa menciptakan ekosistem yang lebih solid dan sulit ditandingi oleh kompetitor.

Dunia teknologi terus bergerak cepat, dan langkah Google kali ini bisa menjadi titik balik yang signifikan. Apakah Anda siap menyambut era baru di mana batas antara smartphone, tablet, dan laptop semakin kabur? (Icha)

Samsung Bahas Masa Depan AI dan Kesehatan Digital di Galaxy Tech Forum

Telko.id – Samsung Electronics menggelar Galaxy Tech Forum 2025 di Brooklyn, New York, pada 10 Juli lalu. Forum ini menjadi wadah diskusi mendalam tentang peran kecerdasan buatan (AI) dan teknologi kesehatan digital dalam membentuk inovasi perangkat mobile masa depan.

Acara ini digelar sehari setelah Galaxy Unpacked 2025, di mana Samsung memperkenalkan seri Galaxy Z terbaru dan wearable canggih.

Dua panel utama dalam forum ini membahas ambient intelligence dan transformasi layanan kesehatan berbasis teknologi.

Ambient Intelligence: AI yang Lebih Personal dan Proaktif

Panel pertama bertajuk “The Next Vision of AI: Ambient Intelligence” menghadirkan pembicara dari Samsung, Google, dan Qualcomm.

Mereka membahas bagaimana AI multimodal dapat berinteraksi secara intuitif dengan pengguna sehari-hari.

Content image for article: Samsung Bahas Masa Depan AI dan Kesehatan Digital di Galaxy Tech Forum

Jisun Park, Corporate EVP Samsung MX Business, mengungkapkan bahwa lebih dari 70% pengguna Galaxy S25 Series telah memanfaatkan fitur Galaxy AI sejak peluncurannya awal tahun ini.

“Kami membangun masa depan di mana perangkat tak hanya merespons perintah, tetapi juga mampu mengantisipasi kebutuhan pengguna,” ujarnya.

Mindy Brooks dari Google menambahkan, kolaborasi dengan Samsung memungkinkan integrasi mulus AI Gemini di berbagai perangkat.

Sementara Dr. Vinesh Sukumar dari Qualcomm menekankan pentingnya keamanan data dalam pengembangan AI personal.

Revolusi Layanan Kesehatan Digital

Panel kedua fokus pada transformasi layanan kesehatan melalui teknologi. Dr. Hon Pak dari Samsung menjelaskan bagaimana akuisisi Xealth akan mengintegrasikan data wearable dengan sistem klinis.

“Ponsel dan wearable seperti smartwatch akan menggantikan alat medis khusus,” kata Mike McSherry, CEO Xealth. Kolaborasi ini bertujuan memudahkan deteksi dini dan pemantauan penyakit kronis.

Dr. Rasu Shrestha dari Advocate Health menegaskan pentingnya ekosistem terbuka dalam menghadapi tantangan sistem kesehatan modern.

Samsung berencana memperluas fitur pemantauan kesehatan melalui perangkat wearable dengan sensor BioActive.

Forum ini menegaskan komitmen Samsung dalam membangun ekosistem AI dan kesehatan digital yang terintegrasi. Seperti diungkapkan dalam trend teknologi terkini, konsumen semakin menghargai inovasi yang menyederhanakan kehidupan. (Icha)

Pusat AI Targetkan Lahirkan 2 Juta Talenta Digital di Indonesia

Telko.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Indosat Ooredoo Hutchison, Cisco, dan Nvidia meresmikan AI Centre of Excellence yang menargetkan pelatihan dua juta talenta kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Pusat ini diharapkan menjadi akselerator pengembangan ekosistem AI nasional.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan, kolaborasi ini bertujuan mengatasi kesenjangan talenta digital di bidang AI.

“Kita tahu ada gap dalam soal talenta, dan ini adalah akselerasi agar exposure penggunaan AI bisa merata,” ujar Nezar dalam peluncuran di Jakarta, Jumat (11/7/2025).

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung target tersebut. “Indosat berkomitmen melatih satu juta talenta. Dengan kolaborasi ini, kami bisa mencapai dua juta talenta AI di Indonesia,” jelasnya.

AI Centre of Excellence akan menyediakan berbagai fasilitas, termasuk AI Sandbox untuk pengembangan aplikasi, pelatihan dan sertifikasi talenta, serta pusat inovasi AI untuk dunia usaha.

Fasilitas lain meliputi pengembangan model bahasa nasional (LLM) dan forum pemikiran kebijakan AI yang bertanggung jawab.

Menurut Ronnie Vasishta, SVP Telecom Nvidia, kolaborasi ini tidak hanya menghadirkan teknologi, tetapi juga membangun fondasi ekosistem AI yang kokoh.

“Ini bisa menjadi model bagi negara lain dalam mengintegrasikan teknologi untuk pertumbuhan berkelanjutan,” ujarnya.

Pusat AI ini akan mengadopsi empat pendekatan strategis: infrastruktur berdaulat, keamanan pengelolaan AI, AI for All, dan pengembangan talenta digital. Langkah ini sejalan dengan inisiatif pengembangan teknologi 5G dan AI oleh perusahaan global lainnya.

Peluncuran AI Centre of Excellence memperkuat posisi Indonesia dalam peta pengembangan AI global, menyusul investasi besar-besaran di sektor ini seperti perangkat keras pendukung komputasi AI dan platform berbasis AI terbaru. (Icha)

Platform X Diselidiki Pihak Berwajib Prancis atas Dugaan Kejahatan Siber

Telko.id – Platform media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kini berada di bawah penyelidikan kriminal oleh otoritas Prancis.

Kejaksaan Prancis telah meminta bantuan kepolisian untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh platform milik Elon Musk tersebut.

Penyelidikan ini diluncurkan setelah kejaksaan menerima temuan awal yang menunjukkan dugaan keterlibatan X dalam dua tindak pidana utama: interferensi terorganisir terhadap sistem pemrosesan data otomatis dan ekstraksi data secara curang dari sistem tersebut.

Selain itu, Musk juga dituding mempromosikan kelompok sayap kanan di Prancis melalui platformnya.

Dampak Hukum dan Politik

Penyelidikan ini tidak hanya menyasar X sebagai entitas hukum, tetapi juga individu-individu di baliknya.

Jika Musk dan para eksekutif X tidak memenuhi panggilan pengadilan, Prancis berwenang mengeluarkan surat penangkapan internasional. Langkah ini bisa memicu ketegangan lebih lanjut antara pemerintah AS dan Eropa, terutama setelah sebelumnya AS mengkritik beberapa negara Eropa atas tuduhan pembatasan kebebasan berbicara dan serangan terhadap perusahaan teknologi AS seperti Apple.

Preseden Kasus Telegram

Ini bukan pertama kalinya Prancis mengambil tindakan keras terhadap platform digital. Sebelumnya, pendiri Telegram, Pavel Durov, ditangkap dengan tuduhan memfasilitasi kejahatan terorganisir melalui aplikasinya.

Musk sendiri pernah mengkritik penangkapan tersebut. Ironisnya, kasus itu justru meningkatkan popularitas Telegram karena banyak pengguna yang mendownloadnya sebagai bentuk dukungan terhadap kebebasan berekspresi.

Dengan pola serupa, penyelidikan terhadap X berpotensi memicu reaksi yang sama dari pengguna setia Musk.

Namun, berbeda dengan Durov yang akhirnya dibebaskan, belum jelas bagaimana Musk akan merespons tekanan hukum dari Prancis.

Penyelidikan ini juga menggarisbawahi tantangan regulasi global terhadap platform digital. Seperti yang terjadi pada Qualcomm dan perusahaan teknologi lainnya, pemerintah semakin ketat mengawasi operasi mereka di wilayah hukum masing-masing. (Icha)