spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...
Beranda blog Halaman 1266

Qualcomm Sarankan Pemerintah Indonesia Untuk Susun Jaringan 5G

0

Telko.id – Qualcomm sebagai perusahaan teknologi global memiliki banyak rencana untuk bisnisnya di Indonesia. Setidaknya ada tiga point yang menjadi fokus perusahaan ini di Indonesia pada tahun 2018.

“Indonesia merupakan salah satu pasar yang penting bagi Qualcomm. Itu sebabnya, ada beberapa fokus perusahaan untuk Indonesia pada tahun 2018 ini,” kata Mantosh Malhotra, VP & President untuk Asia Tenggara, Qualcomm Technologies, Inc pada saat New Year Gathering di Jakarta (24/1).

Point pertama yang akan menjadi fokus Qualcomm adalah mendorong perkembangan dan penyebaran teknologi global terbaru sehingga nantinya dapat memperluas ketersediaan dan konektivitas perangkat-perangkat baru yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di Indonesia dengan harga terjangkau.

Point ke dua adalah Qualcomm akan membantu para perusahan lokal untuk dapat berkembang dan mampu bersaing secara global dengan memiliki lisensi paten, sekaligus mengambil andil dalam menciptakan mobile ekosistem di Indonesia.

Selanjutnya, pada point ketiga adalah Qualcomm berencana untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia untuk mampu mengembangkan teknologi IoT.

“Kami melihat bahwa IoT ini tidak hanya untuk pasar di Negara maju saja. Tetapi juga dibutuhkan oleh pasar di Negara tengah berkembang yang memiliki kesempatan dalam mengembangkan industri IoT ini,” tambah Mantosh.

Bagaimana Dengan 5G di Indonesia?

Qualcomm mengaku bahwa akan selalu dukung pertumbuhan telekomunikasi di Indonesia. Termasuk juga 5G. Hanya saja, saat ini masih banyak pekerjaan rumah bagi Indonesia dalam mempersiapkannya.

“Indonesia masih belum pasti kapan akan memulai layanan 5G nya,” ujar Shannedy Ong, Country Manager Qualcomm Indonesia menjelaskan.

Shannedy menambahkan bahwa “Kalau diminta pendapat dari Qualcomm, sepertinya belum ada rencana solid (kapan) 5G bisa digunakan di sini. Yang kita dengar 5G itu sudah hampir difinalisasi di sini, mungkin trial-nya tahun ini”.

Qualcomm juga menilai bahwa pemerintah harus menyusun jarigan 5G yang akan digunakan. “Indonesia masih kekurangan spektrum. Nah, yang digunakan ada spektrum di High Band, Mid Band, Low Band. Kami rasa pemerintah harus sudah planning untuk menyusun jaringan 5G, setelah planning baru ada penetapan,” ujar Nies Purwati, Director Government Affairs untuk Asia Tenggara, Qualcomm. (Icha)

 

Pemerintah Akan Buka Tender Pembangunan 5.000 BTS USO Di Daerah Terpencil

0

Telko.id – Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia masih belum merata. Maklum saja, karena tidak semua operator mau membangun diwilayah terpencil yang secara bisnis tidak menguntungkan. Itu sebabnya, pemerintah menggalakkan program USO atau Universal Service Obligation untuk membangun jaringan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar yang dikenal dengan daerah 3T.

Pada tahun 2017 lalu saja, pemerintah sudah membangun 663 unit dari program USO ini. Tahun 2018 ini akan dipercepat dan dalam waktu dekat mampu mencapai angka 5000 BTS yang berada di 132 Kabupaten.

“Minimal, BTS yang dibangun sudah memiliki kapasitas 3G,” ungkap Ismail, Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo saat ditemui di Purui, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (23/1/2018), seperti yang dikutip dari Detik.com.

Untuk mencapai target yang dicanangkan tersebut, pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Komunikasi dan informatika akan mengubah cara pendekatannya.

“Karena itu, rencananya agar mengubah model pendekatannya juga. Jadi, akan tender secara serentak, dibagi per area nanti rencananya,” sebutnya.

Sayangnya, untuk detail model yang akan digunakan masih belum ditentukan. Hanya saja, berdasarkan pengamatan di lapangan, animo masyarakat akan kebutuhan infrastruktur jaringan telekomunikasi ini sudah sangat tinggi. “Jadi, pendekatan yang dilakukan juga tidak akan linier, tetapi akan eksponensial,” kata Ismail menambahkan.

Sekedar diketahui, USO, yang juga dikenal sebagai dana Kewajiban Pelayanan Umum (KPU), dikontribusi oleh pelaku bisnis telekomunikasi yang menyumbang sebesar 1,25 persen dari pendapatan usaha. Dana ini disetor kepada pemerintah di setiap kuartal.

Pembangunan infrastruktur telekomunikasi ini merupakan implementasi dari program BTS USO oleh Kementerian Kominfo yang dikerjakan melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan informatika (BAKTI).

Sebelum menyandang nama BAKTI, divisi Kominfo yang mengurusi penyediaan internet di daerah terpencil ini bernama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).

Program BTS USO adalah bantuan pembangunan BTS di wilayah blankspot atau tidak terpancar sinyal telekomunikasi dari BTS komersial untuk melayani akses telekomunikasi.

Melalui skema bottom up, titik lokasi pembangunan merupakan usulan dari pemerintah daerah (pemda) dengan menyediakan lahan hibah yang akan menjadi lokasi pembangunan BTS. Lalu BAKTI menyediakan infrastrukturnya. (Icha)

 

XL Kawinkan Tiga Poin Ini Untuk Naikan Jumlah Pelanggan Paskabayar 50%

0

Telko.id – Untuk menggaet pelanggan paskabayar memang tidak mudah. Perlu inovasi dan kreatifitas agar pelanggan pun mau berlangganan dalam jangka panjang. Melalui XL Prioritas, operator ini berharap mampu menambah jumlah pelanggan paskabayarnya sebesar 50%.

Ada tiga point yang dikawinkan oleh XL untuk mencapai target yang tidak mudah tersebut. Pertama adalah menghadirkan layanan bundling produk. Kedua memberikan cashback yang besar. Ketiga memberikan unlimited Data. Ketiga nya dikemas sesuai dengan kebutuhan para pelanggannya yang ‘menelurkan’ tiga jenis paket yakni Glod, Platinum dan Diamond.

“Kebutuhan masyarakat dan Pelanggan XL Axiata akan smartphone dengan kemampuan terbaik  terus meningkat seiring dengan terus berkembangnya teknologi serta ekosistem pendukungnya. Karena itu, kami meluncurkan kembali layanan XL Prioritas Shopping Points. Tentu dengan memperbarui layanan tersebut dengan memberikan cashback Shopping Points yang lebih besar dan bonus unlimited data, serta menambahkan berbagai manfaat lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan masyarakat saat ini,” kata Rashad Javier Sanchez, Chief Premium Segment Officer XL Axiata menjelaskan saat peluncurkan layanan terbarunya ini.

Sanchez juga menambahkan “Kami berharap, layanan ini bisa semakin memperingan masyarakat dan pelanggan guna mendapatkan smartphone 4G dan 4.5G yang mereka butuhkan dengan didukung oleh layanan telekomunikasi yang berkualitas dari XL Prioritas.”

Ada 3 pilihan paket New XL PRIORITAS Shopping Points yang tersedia. Pertama, Paket Gold dengan biaya berlangganan Rp 150 ribu/bulan dengan Cashback Shopping Points Rp 900 ribu atau Rp 2 Juta sesuai dengan pilihan periode berlangganan 12 atau 24 bulan. Kedua, Paket Platinum, biaya berlangganan Rp 250 ribu/bulan dengan pilihan cashback Rp 2 juta atau Rp 4 juta. Ketiga, Paket Diamond, biaya berlangganan Rp 450 ribu/bulan dengan pilihan cashback Rp 3,5 juta atau Rp 7Juta.

Cashback Shopping Points tersebut dapat ditukarkan dengan smartphone 4G atau 4.5G terbaru. Dengan begitu, Pelanggan akan mendapatkan smartphone yang diinginkan dengan harga yang lebih murah atau bahkan gratis.

Melalui layanan ini, pelanggan juga bisa menikmati unlimited menelpon dan SMS ke sesama XL, unlimited chat, kirim gambar serta video call di aplikasi seperti Whatsapp, LINE, dan BBM. Pelanggan juga bisa mendapatkan special bonus akses tanpa batas dan bebas biaya langganan untuk aplikasi penyedia musik dari Yonder, film dari iflix serta unlimited akses data setiap bulannya.

Special Bonus bisa dinikmati setelah Pelanggan menggunakan tarif dasar atau membeli paket tambahan (booster) hingga batas minimal yang telah ditentukan. Untuk Gold adalah 100ribu, Platinum 150ribu dan Diamond 200ribu. Pelanggan juga dapat memilih berbagai metode pembayaran sesuai keingingan yaitu cicilan 0% untuk 12 bulan atau 24 bulan, atau bisa juga membayar tunai dimuka.

Dorong Pemanfaatan 4.5G Dengan Bundling Samsung

Dengan teknologi yang ada, XL mampu memakasimalkan frekuensi yang dimiliki untuk memberikan layanan 4.5G pada pelanggannya. Hanya saja ekosistem 4.5G ini masih belum sempurna. Pasalnya, di pasar, keberadaan smartphone yang mampu bekerja dijaringan 4.5G dan memiliki kemampuan Carrier Aggregation masih belum banyak. Itu sebabnya, XL menggelar promo khusus dengan Samsung.

Yang ditawarkan dalam program ini adalah untuk smartphone SAMSUNG Galaxy S8, S8+ dan Note 8 yang bisa dimiliki oleh Pelanggan sampai dengan 28 Februari 2018.

Masyarakat dan pelanggan bisa mendapatkan layanan New XL Prioritas Shopping Points dan promo program terbaru ini di service center XL yaitu XL Prioritas Center, Xplor, dan XL Center terpilih di wilayah Jawa, Bali, Lombok dan Medan. Selain itu, dalam menyediakan smartphone 4G dan 4.5G, XL Axiata juga menjalin kerjasama dengan sejumlah penyedia smartphone yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Mereka antara lain adalah Erafone Store, Samsung Experience Store yang bekerjasama, serta gerai outlet terpilih lainnya.

XL Axiata terus berusaha meningkatkan trafik penggunaan layanan internet cepat 4G. Layanan-layanan yang mempermudah adopsi smartphone 4G oleh pelanggan dan masyarakat diharapkan akan mendorong pertumbuhan trafik layanan Data secara umum, dan khususnya melalui layanan 4G. Hingga saat ini jumlah pelanggan pascabayar XL Prioritas telah mencapai sekitar 650 ribu .

Sementara itu, total jumlah pelanggan 4G XL telah mencapai lebih dari 24 juta pelanggan. Saat ini XL Axiata telah melayani 360 kabupaten/kota dengan jaringan 4G LTE. Dan yang paling anyar mendapatkan layanan 4G LTE dari XL Axiata adalah sejumlah kota/kabupaten di Nusa Tenggara Timur, salah satunya Labuhan Bajo, di pertengahan Desember 2017 lalu. Tahun ini, cakupan wilayah layanan 4G dari XL Axiata akan terus meluas, termasuk di berbagai area di luar Jawa. Hingga saat ini, layanan 4G LTE dari XL ditopang oleh lebih dari 16 ribu BTS 4G LTE. Jumlah ini tentu akan terus bertambah seiring dengan proses pembangunan yang terus meluas. (Icha)

Pasar Infrastruktur Jaringan Diperkirakan Tumbuh 2% Sampai 2020

0

Telko.id – Pasar infrastruktur jaringan nirkabel saat ini dalam tahap transisi, karena operator seluler berusaha mengatasi permintaan lalu lintas seluler yang meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pergeseran paradigma ini membawa tantangan dan peluang baru bagi vendor infrastruktur. Mengapa?

Secara istilah “Infrastruktur Jaringan Nirkabel” secara konvensional dikaitkan dengan RAN macrocell (Jaringan Akses Radio) dan mobile core segments dari jaringan operator seluler. Namun, cakupan istilah ini berkembang karena operator seluler mulai meningkatkan investasi nya dengan memanfaatkan heterogen network yang mengawinkan small cells, carrier Wi-Fi and DAS (Distributed Antenna Systems), untuk meningkatkan kapasitas dan menambah coverage sekaligus.

Di Sisi lain, operator seluler ingin beralih ke arsitektur C-RAN (Sentralisasi RAN), yang mampu melakukan sentralisasi fungsi dasar yang kemudian didistribusikan ke banyak node radio. Jika dibandingkan dengan kelompok BTS mandiri, C-RAN memberikan kinerja dan manfaat ekonomi yang signifikan seperti penyatuan sumber daya, koordinasi multi sel, perluasan jaringan dan efisiensi energy yang lebih tinggi.

Itu sebabnya, meskipun terjadi penurunan yang cepat dan terus-menerus dalam belanja infrastruktur RAN makrosel standalone, SNS Research memperkirakan bahwa pasar infrastruktur jaringan nirkabel akan tumbuh pada CAGR 2% antara 2017 dan 2020.

Hal ini terjadi karena adanya investasi infrastruktur di HetNet dan peluncuran 5G NR (Radio Baru) yang diperkirakan akan mulai pada tahun 2019.

Hasil riset yang sama pun dikeluarkan oleh Research and Markets. Di mana, pasar infrastruktur jaringan Nirkable ini diperkirakan akan senilai $ 56 Miliar dalam pengeluaran tahunan pada tahun 2020, naik dari $ 53 Miliar pada tahun 2017.

“Pada tahun 2020, jaringan 5G akan mencakup hampir 5% dari semua pengeluaran untuk infrastruktur jaringan nirkabel. Investasi yang signifikan diharapkan datang dari infrastruktur jaringan inti dan transportasi IntGG 5G NR, NextGen (Next Generation) – antara 2020 dan 2025, angka ini akan meningkat lebih dari 40% pada akhir tahun 2025,” ujar Amy Cole Senior Manager Research and Markets, Guinness Centre, Taylors Lane, Dublin 8, Ireland dalam update tertulisnya. (Icha)

Paska Gempa Di Lebak, Layanan Telkomsel Tetap Berfungsi Normal

0

Telko.id – Gempa bumi berkekuatan 6.1 skala ricther yang terjadi di Kabupaten Lebak dan terasa di sejumlah kota di wilayah Jabotabek dan Jabar pada hari Selasa, 23 Januari 2017 tidak mengganggu layanan Telkomsel.

Telkomsel mencatat, pasca terjadinya bencana gempa bumi di Kabupaten Lebak yang juga terasa hingga wilayah Banten, DKI Jakarta dan sebagian Jawa Barat ini, terjadi lonjakan trafik komunikasi baik layanan nelpon maupun data. Trafik layanan nelpon melonjak hingga 13% dan layanan data meningkat hingga 50% di wilayah Jabotabek dibandingkan momen yang sama di hari biasa.

Lonjakan trafik pasca gempa di Kabupaten Lebak didorong oleh tingginya akses layanan berbasis broadband oleh pelanggan, terutama untuk akses layanan instant messaging dan browsing internet guna mencari informasi terkini dari sumber percaya serta mengabarkan kepada keluarga atau kerabat terdekat mengenai kondisi terkini.

“Telkomsel telah melakukan pengecekan secara menyeluruh mulai dari fasilitas layanan hingga kondisi karyawan yang berada di sekitar lokasi gempa, khususnya di wilayah KabupatenLebak serta Provinsi Banten secara keseluruhan. Telkomsel bersyukur tidak ada korban jiwa dari karyawan maupun kerusakan berarti untuk fasilitas operasional Telkomsel di wilayah Banten dan sekitarnya,” kata Ririn Widaryani, Executive Vice President Area Jabotabek Jabar Telkomsel.

Terdapat lebih dari 300 Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel yang berada di wilayah Kabupaten dan Kota Lebak, Banten. Jumlah ini merupakan bagian total lebih dari 7000 BTS di wilayah operasional Telkomsel Regional Western Jabotabek (mencakup Provinsi Banten dan Kotamadya Jakarta Barat) yang kini melayani lebih dari 8,8 juta pelanggan.

Sesuai pantauan petugas lapangan Telkomsel yang berada di wilayah Lebak, di sejumlah lokasi sempat terjadi pemadaman listrik sebagai akibat gempa, sehingga berdampak juga terhadap operasional fasilitas jaringan BTS Telkomsel di wilayah tersebut. Sebagai langkah antisipasi awal, Telkomsel telah mengoperasikan perangkat mobile genset untuk memaksimalkan operasional BTS yang terkena dampak pemadaman listrik dari PLN tersebut.

Telkomsel juga telah mengoptimalkan kapasitas jangkauan jaringan dari BTS terdekat guna memastikan kualitas layanan tetap terjaga. Saat ini, kondisi pasokan listrik sudah berangsur pulih dan operasional fasilitas BTS Telkomsel yang terkena dampak juga sudah berjalan normal.

Untuk kebutuhan komunikasi selain tetap menjaga kualitas jaringan, Telkomsel juga menjamin ketersediaan produk Telkomsel baik paket perdana kartu prabayar simPATI, kartu AS, dan kartu Loop maupun pulsa isi ulang hingga ke tingkat Outlet yang tersebar di wilayah ini.

Telkomsel juga memastikan seluruh titik layanan pelanggan di wilayah operasional Area Jabotabek Jabar tetap berjalan normal dan siap melayani kebutuhan pelanggan seperti biasa, termasuk 7 GraPARI yang ada di wilayah Kabupaten Lebak dan sekitarnya termasuk Serang, Cilegon dan Pandeglang. (Icha)

 

Bersama Kemenkominfo, XL Axiata Resmikan BTS USO Di Tabalong – Kalsel

0

Telko.id – XL Axiata baru saja mengoperasikan jaringan telekomunikasi USO (universal service obligation) yang tersebar di 40 lokasi di 4  provinsi. Dengan demikian, warga di sekitar lokasi jaringan baru tersebut sudah mulai bisa memanfaatkan keberadaan layanan telekomunikasi tersebut untuk mendukung berbagai aktivitas kesehariannya. Selasa (23/1),

Direktur Jenderal Sumber Daya Penyelenggara Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi & Informatika Republik Indonesia, Ismail MT, Bupati Tabalong H. Anang Syakhfiani, M.Si, dan Vice President North Region XL Axiata, Desy Sari Dewi bersama-sama menandai peresmian di salah satu site yang berada di Desa Purui, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Turut menyaksikan peresmian ini, H. Syaifullah Tamliha, anggota Komisi I DPR RI.

“Kami mengapresiasi XL Axiata yang secara tepat waktu telah membangun jaringan telekomunikasi dalam proyek USO di 40 titik di 4 provinsi sehingga masyarakat di sekitarnya kini bisa memanfaatkannya untuk usaha-usaha produktif. Proyek pembangunan jaringan USO merupakan upaya pemerintah bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk mempercepat mengadaan layanan telekomunikasi dan data ke area-area terpencil yang selama ini belum terjangkau jaringan seluler tersebut”, kata Ismail MT, Dirjen SDPPI Kemenkominfo.

“Suatu kebanggaan tersendiri bagi XL Axiata untuk secara aktif mendukung pemerintah melakukan upaya pemerataan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi termasuk  pembangunan jaringan melalui program USO di daerah-daerah terpencil yang selama ini belum terjangkau layanan telekomunikasi dasar sekalipun. Berharap, masyarakat di sekitar site-site baru ini bisa memanfaatkan sarana telekomunikasi secara bijak dan maksimal,” kata Desy Sari Dewi, Vice President North Region XL Axiata.

Secara terpisah, Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D. Yosetya menegaskan bahwa XL Axiata akan menyambut dengan baik jika pemerintah memberikan kepercayaan lagi untuk membangun lagi jaringan USO di lokasi-lokasi lainnya yang masih memerlukan akses ke layanan telekomunikasi dan data/internet.

Menurut Yessie, XL Axiata memiliki visi yang sejalan dengan pemerintah dalam menyediakan jaringan telekomunikasi dan data/internet sehingga masyarakat di daerah-daerah terpencil segera dapat memanfaatkannya untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain, sekaligus mempercepat pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah.

Site Tabalong yang menjadi lokasi peresmian berada di area yang cukup terpencil, berjarak sekira 60 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Tabalong, Tanjung. Jarak dari Banjarmasin ke Tabalong sekira 230 km dengan waktu tempuh normal sekira 7 jam.

Site di Desa Purui tersebut dilengkapi dengan menara antena setinggi 30 meter untuk memancarkan sinyal ke handphone warga. BTS ini memiliki daya jangkau sinyal dengan kualitas yang baik bisa sampai radius 1 km.  Sebelum ada fasilitas ini, warga harus menjangkau puncak suatu bukit yang berada sekitar 2 km dari desa.

Saat ini ada sekitar 500 warga yang telah memanfaatkan layanan seluler dari site ini. Sementara itu, untuk koneksi ke jaringan XL Axiata, site tersebut menggunakan koneksi melalui satelit. Sebuah parabola berukuran sedang menjadi perangkat untuk menghubungkan site tersebut dengan jaringan XL Axiata.  Sebagai sumber energi untuk menghidupkan semua perangkat tersebut, digunakan listrik yang berasal dari tenaga matahari atau solar cell.

Di wilayayah Kalimantan Selatan, XL Axiata membangun jaringan USO di 7 titik, yang semuanya ada di Kabupaten Tabalong. Lokasi-lokasi tersebut ada di 3 kecamatan, yaitu Muara Aya, mencakup site di Desa/dusun Binjai, Salikung, dan Sei Kumap. Di Kecamatan Bintang Ara, site berada di Desa/dusun Panaan, Hegar Manah, dan Dambung Raya. Terakhir di Kecamatan Jaro, yaitu di Desa Purui. Semua site memiliki spesifikasi teknis yang sama.

Di wilayah Kalimantan, selain Kalimantan Selatan, XL Axiata juga membangun jaringan USO di Kalimantan Barat di 12 titik. Semuanya ada di 3 kabupaten, yaitu Ketapang sebanyak 6 site, Bengkayang (4 site), Sambas (2 site) dan Sanggau (1 site). Selain itu, jaringan USO juga XL Axiata bangun di Sulawesi Tenggara tepatnya di Kabupaten Kepulauan Konawe, dan di Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Bima).

XL Axiata melaksanakan proyek pembangunan infrastruktur jaringan melalui program USO tersebut berdasarkan penunjukkan dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. XL Axiata menyambut dan menyetujui penunjukan tersebut karena lokasi-lokasi yang ditentukan sesuai dengan rencana perusahaan dalam membangun dan memperluas cakupan jaringan di masa mendatang sehingga dapat melayani masyarakat secara lebih luas termasuk di daerah-daerah baru yang relatif terpencil.

Hingga akhir 2017 lalu, jaringan XL Axiata di seluruh Indonesia telah didukung lebih dari 100 ribu BTS. Sekitar 65% nya merupakan BTS 3G & 4G untuk mendukung layanan data, dan 35% lagi merupakan BTS 2G. Pembangunan infrastruktur BTS 3G & 4G terus akan dilakukan selaras dengan fokus XL Axiata untuk menjadi perusahaan penyedia layanan koneksi data pilihan di Indonesia. (Icha)

 

 

Bos Sinar Mas Group “Turun Gunung’ Kawal Langsung Smartfren

0

Telko.id – Smartfren di Tahun 2018 ini optimis bakal lebih agresif lagi merangsek ke pasar. Berbagai strategi sudah Dipersiapkan. Termasuk, memanggil kembali Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Commercial Smartfren.

Pemanggilan ini, diharapkan dapat mampu mengakuisis pelanggan lebih banyak lagi. Terlebih dengan jaringan yang dimiliki oleh Smartfren saat ini yang sudah menggunakan teknologi 4G LTE dan mengklaim sebagai jaringan 4G yang terluas.

Selain itu, agar lebih efektif dan cepat dalam mengambil keputusan, bos Sinar Mas Group, Franky Oesman Widjaja selama ini dikenal sebagai Chairman Sinarmas Group yang menaungi Smartfren akan terjun langsung. Di Smartfren, akan mnnjabat sebagai CEO dan Chairman.

“Jadi keputusan yang diambil lebih cepat. Jika dulu hanya dua hari dalam seminggu, sekarang bisa 4 hari berada di Smartfren,” kata Djoko.

Selain itu, Smartfren pun sudah menyiapkan berbagai jurus untuk ‘menaklukan’ pasar.

Jurus pertama

Setelah tahun lalu, pamor dari Andromax agak tertutup oleh 4G LTE. Tahun ini bakal digencarkan lagi.  Caranya dengan memberikan diskon yang sangat besar. Dari Rp. 100 ribu sampai Rp. 200 ribu diskonnya. Plus bundling dengan Unlimited Internet 4G. Dengan cara isi ulang 100 ribu. Rencananya akan launching awal Februari.

Setidaknya, saat ini ada tiga tipe Andromax yang dipersiapkan yaknI Andromax B SE, Andromax L dan Andromax A2.

cof

Smartfren juga akan menggencarkan ponsel 4G yang bukan smartphone, yakni Andromax Prime. Ponsel ini akan diberi tambahan fasilitas yakni bisa jadi modem dengan unlimited internet 4G. Harganya, Rp. 199.000. Dipasaran, merek lain masih diangka Rp.400ribu – Rp.500.000.

Program ini akan berlangsung sampai bulan Juni atau sebelum lebaran. Setidaknya ada 600 ribu unit yang dipersiapkan. Dan setelah itu, akan ada dua tipe Andromax lagi yang akan diluncurkan.

Jurus Kedua

“Tahun lalu ada 13.326 BTS terpasang. Tahun ini kita akan tambah 10 ribu BTS baru. Diharapkan, pembangunan nya akan selesai sekitar 80-90%’diakhir tahun,” kata Djoko.

Pembangunan nya sendiri akan difokuskan untuk menambah jumlah kota di luar Jawa, seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Sedangkan untuk di Jawa akan fokus pada penguatan dan menambah kapasitas di wilayah yang ramai dan sudah tidak cukup kapasitasnya.

“Di luar Jawa, pertumbuhan Smartfren sangat menggembirakan. Setidaknya, bisa mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan di Jawa,” kata Djoko.

Jurus Ketiga

Smartfren akan merancang ulang kartu perdana dan paket data yang sudah ada. Akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen saat ini yang begitu haus data.

Kedua langkah ini diambil karena Smartfren kini tidak lagi dikenal dengan jualan handset Andromax maupun open market handset  yang bundling dengan kuota data, tetapi juga dengan kartu perdana nya.

Itu sebabnya, perlu ada penyesuaian strategi agar dapat mengakuisis pelanggan lebih banyak lagi.

Djoko pun mengakui Bahwa dengan penjualan kartu perdana ini memang hasil nya cukup menggembirakan. Walaupun ada kelemahan nya yakni tingkat churn cukup tinggi. Bisa mencapai 80%.

Sedangkan, program bundling handset, baik Andromax maupun OHM tinggkat churn nya lebih kecil hanya 10%.

Tapi jika ingin menambah jumlah pelanggan lebih banyak lagi, setidak nya seperti yang ditargetkan pada tahun ini bisa memperoleh tambahan 12 juta atau menjadi 24 juga diakhir tahun maka strategi merancang ulang kartu perdana ini harus dilakukan.

Saat ini, Average Rate per usage atau ARPU Smartfren cukup tinggi. Lebih tinggi dibandingkan industri yakni ARPU data Rp.47 ribu dan ARPU blended Rp.33 ribu.

Yang memberikan sumbangan terbaik dari semua produk layanan Smartfren adalah OHM. Di mana RGU atau Revenue Generating Unit nya bisa mencapai 60%. Sedangkan ARPU datanya bisa mencapai Rp. 80ribu. (Icha)

XL Sasar Pelanggan Yang ‘Haus’ Data Dengan Xtra Kuota

0

Telko.id – Kebutuhan akan akses data kini memang semakin ’menggila’. Tak heran, semua operator telekomunikasi pun memberikan berbagai produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan para pelanggannya. Seperti yang dilakukan oleh XL yang meluncurkan produk Xtra Kuota sebagai pendamping dari Xtra Combo yang sudah duluan keluar.

Paket Xtra Kuota tersebut merupakan tambahan kuota sebesar 30GB hanya dengan harga Rp 10 ribu yang bisa dinikmati selama satu bulan.

“Xtra Kuota ini menyasar pelanggan yang ditengah bulan sudah kehabisan paket datanya. Jadi, mereka tetap bisa mengakses data dengan nyaman,” ujar Bernard Ho Swee Keong, Group Head Mass Segment XL Axiata.

“Paket Xtra Kuota ini kami luncurkan sebagai solusi terbaik yang kami tawarkan atas tingginya permintaan kuota data oleh pelanggan. Dengan paket ini, pelanggan menjadi lebih , simple, fleksibel dan hemat dalam mendapatkan tambahan kuota data di seluruh jaringan (2G/3G & 4G),” kata Allan Bonke, Direktur Komersial XL Axiata.

Alan juga menambahkan “Kami menyadari, dengan semakin luasnya jangkauan layanan data berkualitas, termasuk 4G LTE dan 4.5G, maka akan semakin meningkat pemanfaatan layanan data oleh masyarakat. Hal inilah yang mendorong permintaan atas kuota data terus meningkat.”

Untuk bisa mendapatkan manfaat paket Xtra Kuota tersebut pelanggan harus mengaktifkan paket data XL Xtra Combo. Paket xtra Combo ini juga telah diperbaharui dengan meniadakan pembagian kuota di jaringan 2G, 3G ataupun 4G, sehingga kini pelanggan dapat menikmati seluruh kuota di semua jaringan. Paket Xtra Combo bisa didapatkan mulai dari harga Rp. 59 Ribu.

Setelah aktivasi paket data Xtra Combo, pelanggan kemudian dapat menambahkan kuota data dengan mengaktifkan paket Xtra Kuota yang memberikan 30GB dengan harga hanya sebesar Rp 10 ribu selama 30 hari.

Allan Bonke menambahkan, bahwa tidak bisa dipungkiri saat ini kuota data menjadi salah satu bagian dari kebutuhan sehari-hari masyarakat di era digital. Karena perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini semakin mobile dan mengarah pada digital, dimana hampir semua orang melakukan aktivitasnya lewat digital dan smartphone untuk kemudahan aktifitasnya, sehingga kebutuhan masyarakat akan layanan data termasuk juga kuota data juga makin meningkat.

Kapasitas Jaringan

Dengan adanya produk baru XL Xtra Kuota maka kapasitas yang harus disediakan oleh XL juga harus semakin besar agar pelanggannya tidak kecewa. Sejalan dengan itu, XL akan terus meningkatkan kapasitasnya serta memperluas jaringan data berkualitas baik 3G, 4G LTE, dan 4,5G LTE secara meluas dan merata di seluruh wilayah Indonesia agar pemakaian data lebih optimal.

“Kami sudah survei, kebanyakan pelanggan kami langsung beli paket 4G. Makanya, tujuan ekspansi cakupan baru kami selalu kami pasang 4G,” tutur Rahmadi Multoharyono, VP LTE XL.

Pada saat yang bersamaan, XL Axiata juga terus meluncurkan program-program yang mempermudah masyarakat dan pelanggan agar dapat semakin mudah beralih ke smartphone. Hingga akhir Oktober 2017, pelanggan layanan Data XL Axiata terus meningkat seiring dengan bertambahnya pelanggan yang menggunakan smartphone yang mencapai 70% dari total pelanggan.

Sementara itu, pelanggan layanan XL 4G LTE juga terus tumbuh dan telah mencapai lebih dari 24 juta dari total pelanggan. Sementara total pelanggannya mencapai 52,5 juta.

Saat ini, XL Axiata telah memiliki lebih dari 100 ribu BTS, sekitar 65% nya merupakan BTS 3G & 4G untuk mendukung layanan data. Pembangunan infrastruktur BTS 3G & 4G akan terus dilakukan selaras dengan fokus XL Axiata untuk menjadi perusahaan penyedia layanan koneksi data pilihan di Indonesia. Hingga akhir 2017, sebanyak 360 kota/kabupaten di seluruh Indonesia juga telah terjangkau layanan internet cepat 4G LTE, termasuk di antaranya ratusan kota/kabupaten di Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. (Icha)

Indosat Bangun 17 BTS Baru di Daerah Terpencil Indonesia

0

Telko.id – Indosat siap bangun masyarakat di wilayah terpencil Indonesia dengan akan menghadirkan 119 BTS baru melalui program USO (Universal Services Obligation). Dengan mendukung program pemerintah ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi nasional di wilayah 3T (Tertinggal, Terpencil dan Terluar). Selain itu juga dapat membuka akses, peluang dan potensi ekonomi, meningkatkan daya saing, mengundang investasi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini baru ada 17 BTS dari target 119 BTS USO yang sudah melayani masyarakat di provinsi Kalimantan Barat (beberapa kecamatan di Kabupaten Ketapang dan Kapuas Hulu), Kalimantan Utara (Nunukan), Maluku Utara (Halmahera Utara dan Halmahera Barat) dan Nusa Tenggara Timur (Alor Timur dan Mataru).

Dua diantara BTS USO dari 15 BTS yang sudah dibangun Indosat Ooredoo adalah BTS site Tutumalelo (kanan) dan BTS site Duono (kiri). BTS tersebut menjadi tonggak kehadiran Indosat Ooredoo di wilayah terpencil yang belum tersentuh layanan telekomunikasi.

Indosat Ooredoo ditunjuk oleh pemerintah untuk melaksanakan program USO melalui pembangunan 119 BTS di wilayah terpencil yang tersebar di 7 provinsi, yaitu Provinsi Kepulauan Riau (Kepulauan Anambas dan Natuna), Provinsi Kalimantara Utara (Nunukan, Malinau), Provinsi Kalimantan Tengah (Kapuas), Provinsi Kalimantan Barat (Sanggau, Ketapang, Kapuas Hulu), Provinsi Nusa Tenggara Timur (Alor, Belu, Manggarai Timur, Mataru), Provinsi Maluku (Maluku Tenggara Barat) dan Provinsi Maluku Utara (Halmahera Barat, Halmahera Utara).

“Kami sangat mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan kepercayaan kepada Indosat Ooredoo untuk menjadi bagian dari pelaksana program USO. Hal ini sejalan dengan misi dan komitmen kami untuk terus membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah terpencil guna memberikan hak yang sama bagi masyarakat di wilayah tersebut untuk dapat menikmati layanan telekomunikasi, membangun kehidupan sosial dan ekonomi sekaligus mengejar ketertinggalan dari wilayah lain,” kata Joy Wahjudi, President Director & CEO Indosat Ooredoo.

Joy menambahkan “Pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang kami lakukan juga bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan kesatuan wilayah Republik Indonesia, khususnya bagi wilayah- wilayah terdepan dan terluar yang berbatasan dengan negara lain”.

Indosat Ooredoo memberikan kontribusi USO sebesar Rp 1,8 Trillun dalam 6 tahun terakhir. Kontribusi tersebut merupakan 1,25% dari pendapatan kotor. Indosat Ooredoo selama ini senantiasa berusaha untuk berperan aktif dalam pelaksanaan program USO bersama dengan BP3TI (Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika). Dan pada tahun 2017 BP3TI menunjuk Indosat Ooredoo untuk membangun BTS USO sebanyak 119 site di 7 provinsi di Indonesia.

Masyarakat di daerah dimana BTS USO Indosat Ooredoo dibangun, kini telah dapat menikmati layanan telekomunikasi dari Indosat Ooredoo. Diharapkan kehadiran BTS USO Indosat Ooredoo ini juga akan meningkatkan daya tarik ekonomi, mengundang masuknya investasi bagi daerah terpencil, membangun daya saing, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (Icha)

 

 

 

 

 

 

Perusahaan Di Jakarta Nafsu Lakukan Transformasi Digital Tapi Banyak Sandungan

Telko.id –Berdasarkan hasil riset dari Telstra sebagai induk perusahaan dari Telkomtelsra yang bekerjasama dengan Economist Intelligence Unit (EIU) dengan tajuk Connecting Commerce, Jakarta menjadi Kota Digital diurutan ke delapan dari 45 kota di Dunia  yang sangat antusias melakukan transformasi digital. Dari 1-10 tingkat keyakinan eksekutif Jakarta mencapai 7.25.

Dari 10 kota teratas untuk tingkat kapabilitas keseluruhan, tujuh berasal dari Negara berkembang di Asia termasuk Bangalore, Mumbai, New Delhi, Beijing, Manila dan Sangnhai. Sebaliknya, tingkat kapabilitas yang rendag malah ditemukan pada kota yang sudah maju seperti Hongkong dan Tokyo.

“Hal tersebut dapat disebabkan oleh kota yang sudah maju tidak berani untuk terlalu agresif melakukan transformasi digital. Sudah sangat percaya diri dengan kondisi nya saat ini. Sedangkan untuk Negara berkembang, transformasi digital masih berpeluang besar,” kata Erik Meijer, President Director telkomtelstra.

Di Jakarta sebagai kota yang maju dalam digitalisasi ternyata masih memiliki banyak tantangan. Setidaknya, Erik menyebutkan ada tiga tantangan besar. Pertama, Change Management, di mana manajemen perusahaan maupun pemilik perusahaan masih takut terhadap perubahan. Takut tidak berhasil padahal sudah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk melakukan transformasi digital.

Kedua, Alokasi Anggaran. Seringkali, para pengusaha diawal sudah menanyakan dahulu tentang Return of investment. Akhirnya, anggaran transformasi digital tidak dialokasikan dulu. Lebih memilih metode lain untuk bisa menumbuhkan bisnisnya.

Ketiga, Excecutive Sponsor. Di mana, banyak pemilik perusahaan masih belum percaya terhadap dampak positif dari digital transformasi.

Adapun industry yang memiliki potensi untuk melakukan trasnformasi digital dalam waktu dekat adalah perusahaan Non Banking seperti asuransi. Trend perusahaan asuransi masuk ke digital ini sudah kuat, sehingga untuk dapat tumbuh harus sudah mulai melakukan transformasi jika tidak akan dilibas oleh pesaingnya.

Sedangkan pada industry Manufaktur, kebanyakan kebijakan diambil oleh kantor pusat yang biasanya masih di Negara maju.

Yang unik adalah transportasi. Di mana, Gojek yang menjadi contoh di Indonesia bahkan di banyak Negara lain membuat industry ini terdorong untuk pindah ke digital. Sedangkan, yang sangat lambat perkembangan digitalnya adalah di healthcare.

Untuk industry resources atau migas, banyak yang sudah melakukan trasnformasi digital karena desakan dari pusat. Tapi di lokal sendiri masih terdapat tantangan, terutama dari sisi aturan di indutsri. Nah, yang paling cepat itu adalah Retail.

Khusus di Indonesia, ternyata tantangan terbesar adalah tenaga kerja. Dari hasil riset EIU ini menggambarkan bahwa SDM berkualitas sangat sulit dicari. Jakarta baru menyerap 36% saja tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital.

“Masih ada kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dengan yang dibutuhkan oleh industry,” kata Erik menyesalkan.

Berdasarkan hasil riset telkomtelstra, permintaan tenaga kerja kompeten yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah Keamanan Digital sebesar 41%, Jaringan Bisnis 22%, Penawaran Produk Layanan 24%, Pengolahan data besar atau Big Data 22% dan perubahan bisnis 25%.

Telkomtelstra sendiri banyak menjaring fresh graduate. Setidaknya, langkah ini ikut membantu pemerintah dalam meningkatkan kapabilitas para tenaga kerja di Indonesia dalam hal IT. Selain tentu saja bekerjasama Cisco, Huawei dan Microsoft untuk bekerjasma dengan perguruan tinggi.

Langkah ini diambil karena telkomtelstra melihat bahwa jika menggunakan tenaga kerja asing tidak bisa awet. Hanya bisa dalam jangka waktu tertentu saja dan itu pun untuk melakukan transfer knowledge. Di tambah lagi, untuk mengganti karyawan lama dengan yang muda pun tidak mudah. Jadi yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang ingin melakukan transformasi digital adalah melakukan retraining karyawan lama agar mampu mengikuti perubahan perusahaan menuju digital. (Icha)