spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 1102

Ternyata Bulan Ramadhan Pengguna Medsos Meningkat

Telko.id – Kebiasaan masyarakat Indonesia untuk bermain media sosial di hari biasa terbawa juga dalam bulan Ramadhan ini. Bahkan trend nya cenderung meningkat. Kegiatan apa saja yang dilakukan lewat media sosial ini oleh masyarakat?

Berdasarkan data yang diambil dari Instagram nya Indosat Ooredoo, penggunaan Facebook pada bulan Ramadhan kali ini meningkat 23% waktu untuk menonton video. Kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan video pun meningkat sebanyak 2.8 kali dibandingkan dengan hari biasa.

Untuk Twitter, terjadi peningkatan penggunaan. Jumlah tweet tercatat meningkat 32%. Sedangkan jumlah video yang dikonsumsi meningkat sangat signifikan. Sampai 157%. Luar biasa!

Sedangkan untuk Youtube, waktu menonton video meningkat 32%. Khusus untuk video yang bertema rohani, hingga tutorial berhijab meningkat 1.5%.

Hal ini sebenar nya sudah diprediksikan juga oleh para operator. Di mana, pada bulan Ramadhan dan lebaran ini akan terjadi lonjakan terutama dari sisi trafik data.

“Kami memprediksikan, trafik semua layanan kemungkinan akan meningkat, dengan trafik data kembali akan naik paling tinggi yaitu sekitar 30% dibandingkan hari-hari biasa,” ungkap Yessie D. Yosetya, Direktur Teknologi XL Axiata.

Faktor pendorong tersebut antara lain adalah kebiasaan  pelanggan di mana mengakses data tidak hanya sekadar untuk berkomunikasi dengan orang lain, namun juga untuk akses ke berbagai layanan data lainnya, baik untuk hiburan, social media, transaksi jual beli, perbankan, juga akses ke informasi.

Telkomsel pun demikian. Dalam proyeksinya, tahun ini akan terjadi lonjakan trafik layanan data sebesar 21% dibandingkan hari normal, bahkan sekitar 66% jika dibandingkan periode Ramadhan dan Lebaran tahun lalu.

“Hal tersebut dikarenakan perilaku komunikasi pemudik maupun wisatawan di Indonesia didominasi penggunaan layanan data. Tingginya penggunaan layanan data antara lain dipicu seringnya pelanggan mengunggah foto dan video aktivitas di lokasi mudik dan wisata ke media sosial serta aplikasi pesan instan,” ujar Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel menjelaskan beberapa waktu lalu.

Di samping itu, pelanggan juga memanfaatkan layanan data untuk mengakses berbagai informasi dan direktori kuliner, penginapan, dan beragam aktivitas seni dan budaya yang bisa dilakukan di lokasi mudik dan wisata, serta menikmati berbagai layanan hiburan digital, seperti video, musik, dan games.

Sedangkan Indosat memproyeksikan bahwa trafik data saat Ramadhan dan Labaran kali ini akan meningkat antara 15 sampai 20 persen. (Icha)

 

 

 

 

 

 

 

Ups, Ternyata Facebook Paling ‘Bandel’ Untuk Blokir Konten Hoaks

Telko.id – Ada beberapa media sosial yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, ternyata Facebook adalah yang paling rendah ketaatannya untuk blokir hoaks. Hal ini diungkapkan oleh Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika  menjelaskan dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Kementerian Kominfo di Gedung Wisma Nusantara II, Jakarta, Senin (13/05/2019).

Pernyataan Menteri Kominfo tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanty bahwa pengelola Facebook akan menuruti permintaan pemblokiran konten negatif berupa hoaks.

“Dalam pertemuan dengan pengelola Facebook. Di situ dia katakan kok, bahwa dia itu follow the government. Suruh tutup dia tutup,” ucap Evita.

Namun, pada kenyataannya, ketika pemerintah, dalam hal ini adakan Kementerian Kominfo, melayangkan surat untuk melakukan penutupan atau take down, harus beradu argumen terlebih dahulu dengan Facebook untuk meminta pemblokiran.

“Kenyataannya tidak begitu! Belum tentu yang kita minta take down di-take down dengan berbagai macam alasan. Jadi, apa yang dikatakan Facebook kepada teman-teman di Komisi I berbeda dengan kenyataannya,” ujar Rudiantara.

Bahkan Rudiantara bersedia blak-blak an tentang data, berapa banyak surat yang dilayangkan ke Facebook, dan berapa persen yang ditolak. Terkadang alasan penolakan atas permintaan Pemerintah untuk memblokir konten yang dianggap melanggar,  dinilai tidak sesuai dengan aturan Facebook.

“Saya siap kok menunjukan data jumlah permintaan blokir dari Pemerintah kepada platform media sosial di Indonesia. “Dipenuhi oleh twitter berapa persen? Yang dipenuhi Instagram berapa persen? Dipenuhi oleh Facebook berapa persen? Yang dipenuhi oleh Google berapa persen? Kita punya record-nya semua,” tuturnya. (Icha)

Palapa Ring Paket Timur Terhambat, Begini Penjelasan BAKTI

 

Telko.id, Jakarta – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo menjelaskan kepada wakil rakyat terkait pembangunan Palapa Ring Paket Timur. Hal ini mereka paparkan dalam  Rapat Kerja antara Komisi I DPR RI dengan Kementerian Kominfo, di Gedung Wisma Nusantara IIMPR/DPR RI, Jakarta, Senin (13/05/2019).

Dilansir Telko.id dari laman resmi Kominfo pada Selasa (14/05/2019), Dirut Bakti Kominfo, Anang Latief menjelaskan bahwa selama ini pihaknya menghadapi berbagai tantangan seperti faktor alam, lokasi geografis, hingga ancaman gangguan keamanan serta kriminalitas.

Menurut Anang, hambatan ini terjadi terutama di Palapa Ring Paket Timur yang menjangkau 4 provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat dan Papua.

“Permasalahan perolehan lahan adat di Papua ini juga menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan Palapa Ring, belum lagi ditambah keadaan Papua yang baru-baru ini terkena bencana banjir bandang. (Namun), Agustus semua sudah beroperasi sesuai yang disebutkan,” ujar Anang.

{Baca juga: Ini Tarif Sewa Jaringan Palapa Ring Tengah}

Selain kondisi geografis, ancaman serangan dari kelompok bersenjata pun menjadi penghambat lainnya dalam pembangunan Palapa Ring Paket Timur.

“Terdapat 28 lokasi yang tidak memiliki akses kecuali menggunakan helikopter. Selain itu, serangan dari kelompok di wilayah Papua pun menghambat pembangunan,” ungkap Anang lagi.

Melalui tayangan video dokumentasi terkait Palapa Ring Timur pada tanggal 21 Maret lalu, Anang menyampaikan bahwa terdapat serangan tembakan dan pembakaran oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Ruas Tigi  sampai Timika, Papua.

Anang menambahkan, pasca kerusuhan yang terjadi pada 21 April lalu terdapat tumpukan-tumpukan kabel yang dibakar, sehingga mengharuskan pihaknya berkoordinasi dan melakukan kerjasama dengan aparat TNI untuk pengamanan di semua lokasi di Papua.

{Baca juga: Menebar Internet ke Pelosok Negeri Lewat Palapa Ring}

“Selain gangguan dari KKB, ada juga permasalahan karena faktor ketinggian sampai lebih dari 4000 meter dan ada penolakan dari masyarakat. Ada isu listrik diterima membantu kehidupan. Kalau telekomunikasi hati-hati dimata-matai pemerintah,” paparnya.

Anang mengatakan, saat ini pembangunan Palapa Ring Paket Timur mencapai 96,5% sedangkan Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah sudah selesai 100%.

Anang optimis jika semua paket tersebut dapat beroperasi di bulan Agustus atau sebelum Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan RI mendatang. “Sesuai disebutkan Pak Menteri (Kominfo) di Agustus itu Insyaallah udah beroperasi semua,” tutupnya. [NM/IF]

Gantikan PUBG Mobile, Game Ini Bikin Tencent Untung Besar

Telko.id, Jakarta – Beberapa waktu lalu, Tencent dikabarkan menghapus game PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG Mobile. Sebagai gantinya, Tencent menghadirkan game baru bernama Game for Peace.

Menurut NDTV, merujuk riset firma Sensor Tower, tak diduga upaya yang dilakukan oleh Tencent membuahkan hasil luar biasa. Tiga hari sejak rilis, Game for Peace mendatangkan untung besar bagi Tencent.

Sensor Tower bahkan hanya memantau aplikasi Game for Peace di platform iOS di China, dan tidak untuk Android. Hasilnya, permainan anyar tersebut menghasilkan USD 14 juta atau Rp 201 miliar bagi Tencent hanya dalam waktu 72 jam.

{Baca juga: Tencent Ubah Batasan Usia untuk Gamer, Jadi Berapa?}

Dikutip Telko.id, Selasa (14/05/2019), pemasukan sebesar itu berasal dari layanan In-App Purchase, mulai pembelian skin untuk senjata dan outfit untuk karakter.

Seperti diketahui, Tencent merelakan game PUBG enyah dari China. Sebagai gantinya, Tencent mempersiapkan game baru yang mirip PUBG, dan mengizinkan pemilik akun PUBG bisa berpindah ke Game for Peace.

{Baca juga: Tencent Bikin Game Pengganti PUBG untuk China}

Game ini pun punya tampilan yang sama persis dengan PUBG Mobile, meski punya gameplay yang berbeda. Game for Peace bertemakan antiteror dan membanggakan pasukan elite China serta mengedepankan unsur patriotik.

Di game ini, tidak akan menampilan darah saat pemain di dalam game tertembak. Tidak ada pula jenazah dari pemain yang gugur. Justru pemain yang gugur akan bangun memberi salam selamat tinggal dan menghilang. (SN/FHP)

Sumber: NDTV

Spotify Uji Coba Fitur Storyline untuk Musisi, Seperti Apa?

Telko.id, Jakarta – Sebuah fitur baru disebut-sebut tengah diuji soba oleh Spotify. Dipanggil Storyline, fitur ini memungkinkan para musisi berbagi konten bergaya stories kepada penggemar.

Dilansir Telko.id dari Engadget pada Selasa (14/05/2019), Storyline sedang dalam pengujian untuk beberapa pengguna Android dan iOS. Sayangnya, Spotify tidak memberi tahu kapan fitur ini akan tersedia secara luas.

“Perusahaan selalu menguji pengalaman baru,” ucap pihak Spotify.

Penambahan fitur itu akan memberikan Spotify konten diluar album dari musisi secara eksklusif. Para musisi bisa menceritakan kisah mengenai lagu yang mereka buat. Jika benar-benar dirilis, fitur Stories di Spotify bisa membuat aplikasi lebih relevan untuk generasi milenial yang senang dengan fitur berbagi cerita.

{Baca juga: Merasa Dipalak, Spotify Tuntut Apple ke Uni Eropa}

Selain itu, fitur ini juga secara tidak langsung bisa membuat Spotify lebih unggul dari Apple Music yang sebatas memberikan catatan editor dan wawancara di Beats 1 kepada musisi terkait lagu yang mereka ciptakan.

Spotify pada awal tahun 2019 memang sedang melakukan uji coba terhadap beberapa fitur baru. Sebelumnya, layanan streaming musik ini juga sedang menguji coba fitur blokir di perangkat iOS. Ini memungkinkan pengguna memblokir musisi tertentu, yang musiknya tidak ingin didengar.

{Baca juga: Spotify Uji Coba Fitur untuk Blokir Musisi}

Fitur ini akan memastikan artis yang akan diblokir tidak akan muncul di Personal Library, Playlists, Curated Playlists, Charts, Radio dan fitur lainnya. Anda bahkan tidak bisa memutar trek secara manual dari artis yang diblokir sehingga pengguna lain tidak dapat mengontrol Anda dengan menyalakan lagu yang Anda benci di akun Anda. [NM/IF]

Tiga Operator Ini Kena Semprit Gara-gara Diskon Smartphone 5G

Telko.id, Jakarta – Smartphone 5G seperti Samsung Galaxy S10 5G dan LG V50 ThinQ telah hadir di pasaran, meski dibanderol dengan harga yang mahal. Itu membuat para konsumen berpikir dua kali untuk membelinya. Guna menyiasatinya, tiga operator telko asal Korea Selatan (Korsel) memberlakukan diskon alias potongan harga.

Namun, niat baik mereka justru tak berjalan mulus. Kebijakan memberlakukan diskon untuk perangkat baru ternyata menyalahi aturan otoritas Korsel. SK Telecom, KT, dan LG Uplus pun mendapat surat peringatan dari otoritas terkait.

{Baca juga: Galaxy S10 5G Terbakar, Samsung Ogah Ganti Rugi}

Menurut laporan Venture Beat, seperti dikutip Telko.id, Selasa (14/05/2019), tiga operator lokal tersebut ketahuan menawarkan Samsung Galaxy S10 5G dan LG V50 ThinQ dengan harga sangat terjangkau, bahkan cenderung tidak masuk akal.

Saat Samsung Galaxy S10 5G tersedia di pasar, operator seluler LG Uplus langsung memberi diskon 35 persen. Dengan kata lain, konsumen membayar lebih murah USD 400 atau sekitar Rp 5,7 juta dari harga normal di pasar Korsel sebesar USD 1.115 atau setara Rp 16 jutaan.

{Baca juga: Selamat! Samsung Galaxy S10 5G jadi Smartphone Kamera Terbaik}

Begitu pula SK Telecom, menyediakan subsidi sebesar USD 460 atau Rp 6,6 juta. Demikian ketika LG V50 ThinQ meluncur ke pasar Korsel dengan harga USD 1.000 atau lebih kurang Rp 14,4 juta. Tiga operator tersebut juga menggeber diskon yang tidak masuk akal. (SN/FHP)

Sumber: Venture Beat

Twitter Akui Ada Bug Penyebar Info Lokasi di Aplikasi

Telko.id, Jakarta – Sebuah gangguan ditemukan Twitter di platform-nya baru-baru ini. Hal ini diungkap perusahaan di situs resminya, bahwa mereka telah menemukan bug yang tidak sengaja mengumpulkan dan membagikan data lokasi pengguna yang menggunakan iOS ke salah satu mitra.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Selasa (14/05/2019), Twitter tidak merinci terkait bug yang dimaksud, namun mereka menjamin bahwa data yang berada di mitra mereka telah dihapus.

“Kami telah memperbaiki masalah ini dan bekerja keras untuk memastikan itu tidak terjadi lagi,” tulis Twitter.

{Baca juga: Tegas! Twitter Hapus 166 Ribu Akun Penyebar Konten Terorisme}

Twitter juga mengaku telah berkomunikasi dengan orang-orang yang akunnya terkena dampak untuk memberitahu bahwa bug telah diperbaiki. “Kami mengundang Anda untuk memeriksa pengaturan privasi Anda untuk memastikan Anda hanya berbagi data yang Anda inginkan dengan kami,” tambahnya.

Tidak jelas apakah pengumuman ini cukup untuk menenangkan pengguna atau tidak, yang pasti privasi lokasi tampaknya menjadi subjek yang sensitif sehingga masih harus dilihat apakah akan ada dampak lebih lanjut dari kasus ini. Sementara itu, Anda  bisa meninjau beberapa pengaturan privasi di Twitter agar akun Anda lebih aman dan terjaga privasinya.

{Baca juga: Bug di Twitter Tampilkan Cuitan Orang Lain di Linimasa}

Masalah Bug sebenarnya juga sempat menghantui Twitter pada tahun lalu. Awalnya pengguna Twitter bernama akun @TappyPaws menemukan sekelompok cuitan tentang politik di linimasa akun miliknya. Ternyata, menurut Twitter, ada bug yang bertebaran di akun pengguna.

Kepada Engadget, seperti dilansir Ubergizmo pada Kamis (6/9/2018), jurubicara Twitter berani memastikan bahwa perusahaan sedang tidak melakukan uji coba fitur apapun di linimasa para pengguna.

Ia kemudian menyebut, di linimasa pengguna kemungkinan terdapat bug yang bisa menyebar ke akun lain. “Kami sedang mengecek dan berupaya keras untuk membersihkan gangguan yang ada,” paparnya. [NM/IF]

Amazon Tawarkan Ratusan Juta Bagi Karyawan yang Berhenti?

Telko.id, Jakarta – Sebuah tawaran menarik dilayangkan Amazon bagi para karyawannya. Betapa tidak, perusahaan memberi kesempatan bagi karyawan yang ingin berhenti, demi membuka bisnis pengiriman paket Amazon. Nantinya, perusahaan akan memberikan uang sebesar USD 10.000 atau Rp144,4 juta sebagai biaya awal bisnis mereka.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Selasa (14/05/2019), Amazon berupaya membangun layanan pengiriman satu hari kepada pelanggan baru tanpa persyaratan pembelian minimum. Maka untuk mempercepat pembangunan kapasitas itu, Amazon menawarkan bisnis yang unik itu bagi para karyawan.

Bukan saja akan memberikan biaya awal untuk karyawan yang diterima dalam program tersebut, dan kemudian berhenti dari pekerjaannya, Amazon juga akan tetap membayar gaji karyawan tersebut selama tiga bulan pertama pasca berhenti.

Penawaran ini berlaku kepada sebagian besar karyawan paruh waktu dan penuh waktu di perusahaan tersebut. Pekerja gudang yang mengemas dan mengirimkan pesanan, juga dapat mengikuti tawaran Amazon ini.

{Baca juga: Curi Apple Watch, Empat Karyawan Amazon Diciduk Polisi}

Amazon belum mengatakan berapa banyak karyawan yang diharapkan akan menerima tawaran ini. Ini merupakan perpanjangan dari program yang diluncurkan Amazon tahun lalu yang memungkinkan orang meluncurkan bisnis pengiriman Amazon independen.

Amazon sendiri dikenal sebagai perusahaan yang tidak memiliki hubungan terlalu baik dengan karyawan. Aksi protes disusul mogok kerja berkali-kali menjadi bukti. Kali ini, aksi tersebut digelar di fasilitas Amazon di Minnesota, Amerika Serikat oleh pekerja yang diorganisir kelompok masyarakat Afrika Timur, Awood Center.

{Baca juga: Karyawan Amazon Kembali Mogok Massal, Ada Apa Lagi?}

Sebelumnya, seperti dilaporkan Gizmodo, kelompok ini telah meminta para petinggi perusahaan untuk melakukan negosiasi pada bulan November dan melakukan protes massal di luar fasilitas mereka sebulan kemudian. Sekarang, Awood yang mayoritas terdiri dari pekerja di departemen penyimpanan di fasilitas MSP1 di Shakopee, Minnesota, memutuskan untuk mogok massal. [NM/IF]

Hati-hati! Ada Spyware di Fitur WhatsApp Call

Telko.id, Jakarta – Fitur WhatsApp Call tidak sepenuhnya aman. Hal ini dikonfirmasi WhatsApp dan pengembang perangkat lunak pembuat spyware asal Israel, NSO Group Technologies, yang mengatakan bahwa fitur tersebut memungkinkan masuknya alat spyware bernama Pegasus ke perangkat Android dan IOS.

Dilansir Telko.id dari Engadget pada Selasa (14/05/2019), Pegasus dapat menginfeksi perangkat bahkan jika pengguna tidak menjawab. Pegasus dapat menggunakan kamera, mik suara dan mengambil data terkait, informasi lokasi dan pesan pengguna.

Ada kecurigaan bahwa pelaku berasal dari negara di Timur Tengah yang berusaha untuk menekan kritik yang dilakukan terhadap negara tersebut. Ini tampak setelah adanya upaya untuk menyadap telepon pengacara Inggris yang sedang membantu seorang pemberontak asal Arab Saudi di Kanada pada 12 Mei.

{Baca juga: Tak Cuma Android, iOS Juga Jadi Sasaran Spyware Exodus}

Pihak NSO dituntut bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan oleh para pelanggannya. Sebelumnya, perusahaan ini juga mengirimkan perangkat lunaknya ke agen intelijen Timur Tengah, dan aktivis pendukung pemerintah setempat.

Tetapi NSO membantah jika mereka terlibat dalam penyadapan tersebut, dan akan menyelidiki kasus penyadapan ini. “Dalam situasi apapun NSO tidak akan terlibat dalam operasi atau mengidentifikasi target teknologinya,” kata pihak NSO.

WhatsApp telah memberi tahu kasus ini kepada kelompok hak asasi manusia dan Departemen Kehakiman AS. Sebelumnya aplikasi perpesanan ini mengklaim telah melakukan perbaikan di sisi server pada 10 Mei 2019, dan merilis versi aplikasi yang ditambal pada 13 Mei.

Teknologi Spyware memang cukup kontroversial. Tahun lalu  Edward Snowden menduga Arab Saudi menggunakan spyware atau malware mata-mata buatan perusahaan Israel, NSO Group untuk melacak kegiatan jurnalis Jamal Khashoggi lewat ponsel.

{Baca juga: Saudi Gunakan Spyware untuk Lacak Khashoggi via Ponsel?}

Menurut laporan Bloomberg, dikutip Telko.id pada Kamis (8/11/2018), spyware bernama Pegasus tersebut dipakai untuk menguntit wartawan The Washington Post asal Arab Saudi yang dibunuh di konsulat negaranya di Istanbul, Turki. [NM/IF]

Unik! Mesin Otomatis Ini Jualan Smartphone Xiaomi

Telko.id, Jakarta – Xiaomi punya konsep unik untuk menjual smartphone-nya. Mereka menggunakan vending machines atau mesin otomatis bernama Mi Express Kiosk di India.

Nantinya, melalui mesin tersebut, masyarakat India bisa membeli smartphone Xiaomi beserta aksesorisnya secara langsung hanya lewat mesin otomatis

Mi Express Kiosk sendiri telah diluncurkan di India pada Senin (13/05) waktu setempat, tepatnya di Manyata Tech Park di Bengaluru, India. Menurut Global VP Xiaomi, Manu Kumar Jain, mesin ini dirancang untuk menerima segala bentuk pembayaran di kartu kredit, kartu debit, uang tunai dan Unified Payments Interface (UPI).

Dilansir Telko.id dari Live Mint, Selasa (14/05/2019), tampilan Mi Express Kiosk tak jauh beda dengan mesin penjual otomatis pada umumnya. Bedanya, yang ditawarkan olehnya bukan makanan atau minuman, tetapi smartphone dan aksesoris Xiaomi yang bisa dipilih dan dibeli melalui fitur layar sentuh di mesin penjual.

{Baca juga: Redmi Note 7 Dicap “Ponsel Gaib“, Ini Komentar Xiaomi}

Pihak Xiaomi menjelaskan jika mesin ini memudahkan konsumen untuk mengakses dan membeli produk Xiaomi secara instan di pasar offline. Xiaomi bahkan mengklaim, harga yang ditawarkannya adalah harga yang murah, mirip dengan Mi Homes dan Mi.com.

Semua teknologi yang melengkapi Mi Express Kios diteliti dan dikembangkan di India, meskipun konsepnya sudah ada di Cina sejak tahun lalu. Mesin penjual otomatis akan tersedia antara jam 10 pagi hingga 8 malam waktu India, dengan staf promotor tersedia untuk membantu pelanggan.

{Baca juga: Rugi Bandar, Bos Xiaomi Kalah Taruhan Rp 2 Triliun}

Ini bukan yang pertama dan terakhir bagi Xiaomi, karena mereka berencana untuk mendirikan beberapa mesin lagi dalam beberapa bulan mendatang. Perusahaan besutan Lei Jun ini juga akan menargetkan tempat-tempat umum seperti taman, statiu, hingga pusat perbelanjaan. (NM/FHP)