spot_img
Latest Phone

ASUS ROG Luncurkan Jajaran Perangkat Gaming RTX 50 Series di Indonesia

Telko.id - ASUS Republic of Gamers (ROG) resmi memperkenalkan...

Garmin Luncurkan Forerunner 570 & 970, Revolusi Smartwatch untuk Pelari

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan dua smartwatch GPS...

iPadOS 26 Resmi Dirilis: Multitasking Lebih Canggih dan Desain Baru

Telko.id - Para pengguna iPad merasakan perangkat nya masih...

Apple Intelligence Tambah Fitur Baru, Tapi Siri Masih Belum Cerdas

Telko.id - Dalam konferensi Worldwide Developers Conference (WWDC) 2025,...

iOS 26 Resmi Dirilis: Desain Liquid Glass dan Fitur AI Terbaru

Telko.id - Apple baru saja meluncurkan iOS 26, yang...
Beranda blog Halaman 1089

Apple Bajak Ahli AI Terbaik Google

Telko.id, Jakarta – Bajak membajak diperusahan raksasa teknologi sudah bukan hal yang aneh terjadi. Kali ini, giliran Apple yang membajak salah satu peneliti dan ahli AI (artificial intelligence) terbaik Google.

Tampaknya, perusahaan teknologi kini memang tengah berlomba-lomba untuk mendapatkan peneliti AI berkualitas.

Ia adalah Ian Goodfellow, salah satu peneliti paling ternama di industri kecerdasan buatan. Sebelum ini, ia pernah bekerja untuk Google sebelum dia pindah ke OpenAI yang didanai oleh Elon Musk.

Namun, menurut The Verge, belum lama ini Goodfellow memperbarui profil LinkedIn miliknya dan menyebutkan bahwa dia bekerja di Apple sebagai Director untuk machine learning di grup Special Project.

{Baca juga: Demi Apple News, Apple Bajak Eks Presiden Conde Nast}

AI kini adalah salah satu teknologi kunci. Bagi perusahaan teknologi, menemukan ahli AI untuk bisa menciptakan teknologi baru bukanlah hal yang mudah.

Google identik dengan AI. Namun, Apple juga menggunakan berbagai tipe AI di produknya, mulai dari fotografi hingga pengenalan wajah. Apple juga sedang sibuk untuk mengembangkan software mobil otonom, yang sudah pasti membutuhkan banyak ahli AI.

Berumur 34 tahun, Goodfellow dikenal sebagai ahli AI ternama. Dia dikenal karena menciptakan sistem AI yang dikenal dengan nama Generative Adversial Network (GAN).

Sistem ini terbukti efektif, terutama untuk membuat foto, video, audio, dan teks palsu. Salah satu penggunaan GAN adalah untuk membuat foto dari orang yang sebenarnya tidak ada.

Ini bukan pertama kalinya Apple mempekerjakan mantan punggawa Google. Sebelum ini, Apple berhasil menarik mantan bos Goodfellow, John Giannandrea pada bulan April lalu. Sebelumnya, Giannandrea bekerja sebagai Head of AI Google.

{Baca juga: Demi SIRI, Apple Bajak Pentolan AI Google}

Giannandrea adalah seorang ahli pembelajaran mesin (AI) yang bergabung dengan Google pada 2010. Menurut The Verge, di Apple, ia akan mengepalai divisi strategi pembelajaran mesin dan AI. Posisinya akan langsung berada di bawah kendali sang CEO, Tim Cook.

Cook menyatakan bahwa Giannandrea memiliki komitmen yang sama terkait privasi dan pendekatan yang dilakukan oleh Apple. Cook berharap banyak kepadanya untuk melakukan sejumlah inovasi di produk-produk masa mendatang besutan Apple. [BA/HBS]

Sumber: The Verge

Ada VR Mode di The Legend of Zelda dan Super Mario Odyssey

Telko.id, Jakarta – Labo VR kit akan bekerja sama dengan The Legend of Zelda: Breath of the Wild dan Super Mario Odyssey di Switch. VR mode akan hadir full version via patch.

Kabar soal VR mode di The Legend of Zelda: Breath of the Wild diumumkan via akun Twitter Nintendo of America.

Dalam video yang dibagikan di akun Twitter, perusahaan game asal Jepang ini mengajak bergabung dengan Mario untuk dalam VR sederhana.

Ada tiga mini misi baru yang harus diselesaikan, melibatkan pengumpulan music notes dan coins di tiga dunia game yang ada, Cap, Seaside, dan Luncheon Kingdoms. Untuk Zelda, pengalaman VR ditambahkan ke seluruh permainan melalui opsi menu.

{Baca juga: Tahun Ini Nintendo Switch akan Rilis Dua Seri Baru

Menurut laporan The Verge, pengguna bisa memicu apakah ingin menggunakan Toy-Con VR Googles dari opsi sistem atau tidak. Pengguna tidak perlu memulai menyimpan file baru untuk memainkan Zelda di VR.

Update akan hadir ke Legends of Zelda: Breath of the Wild dan Super Mario Odyssey pada 25 April mendatang. Nintendo Labo VR kit sendiri baru akan meluncur pada 12 April 2019 di Amerika Serikat.

Sementara non-VR Nintendo Labo sudah kompatibel dengan Mario Kart 8 Deluxe. Headset virtual reality (VR) dirancang untuk memungkinakn keluarga membuat game dan pengalaman VR sendiri.

 {Baca juga: Cara Download Call of Duty Mobile di Smartphone Android}

Informasi menyebut bahwa kit bisa direnovasi menjadi enam format yang berbeda termasuk blaster gun, kamera, burung, pedal angin, gajah lengkap dengan gading, dan kacamata VR biasa. [BA/HBS]

Sumber: The Verge 

Ilmuwan akan Pamer Foto Lubang Hitam di 5 Kota Besar

Telko.id, Jakarta – National Science Foundation Amerika Serikat akan memamerkan hasil proyek Event Horizon Telescope (EHT) berupa foto terkini lubang hitam atau black hole. EHT merupakan kerja sama internasional yang dibentuk pada 2012.

“Sekitar 200 orang terlibat dalam proyek itu. Kami mengobservasi lubang hitam dan lingkungan sekitar,” kata astrofisikawan Shepherd Doeleman, yang juga Direktur EHT dari Pusat Astrofisika, Harvard, & Smithsonian, seperti dilansir Reuters.

EHT sendiri bakal dipamerkan di Brussel, Santiago, Shanghai, Taipei, dan Tokyo pada Rabu (10/04) mendatang.  Para ilmuwan menargetkan dua black hole yang sangat besar.

{Baca juga: Perusahaan Ini Bikin Koin ‘Lubang Hitam’ Stephen Hawking}

Yang pertama bernama Sagittarius A, berlokasi di pusat Galaksi Bima Sakti. Sagittarius A berukuran empat juta kali massa matahari dengan jarak 26.000 tahun cahaya dari Bumi.

Seperti dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), jarak satu tahun cahaya mencapai 9,5 triliun kilometer. Sementara yang kedua dinamai M87, terletak di dekat pusat Galaksi Virgo, berukuran 3,5 miliar kali matahari dan jaraknya 54 juta tahun cahaya.

Lubang hitam adalah ruang yang terbentuk ketika bintang-bintang besar hancur pada akhir masa hidup. Ini merupakan satu tempat paling berbahaya di alam semesta, dan segala sesuatu yang masuk ke sana seperti benda langit-bintang, planet, gas, debu, dan radiasi elektromagnetik tidak akan bisa kembali lagi.

{Baca juga: 10 April, Astronom untuk Pertama Kalinya akan Ungkap Foto Black Hole}

Ukuran lubang hitam bervariasi, ada versi supermasif yang mampu melahap material dan radiasi dan bergabung dengan black hole lain.

Astrofisikawan dari University of Arizona, Dimitrios Psaltis, mengartikan lubang hitam sebagai lengkungan ekstrem dalam ruang waktu. Istilah itu mengacu kepada tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu yang digabung menjadi empat dimensi Continuum. (SN/FHP)

Sumber: Reuters

Peluncuran Kedua Roket Falcon Heavy Ditunda, Kenapa?

Telko.id, Jakarta – Peluncuran kedua roket Falcon Heavy milik SpaceX tiba-tiba ditunda. Hal tersebut terungkap berdasarkan laporan industri dari Spaceflight Now dan NASA Spaceflight. Kira-kira, apa penyebabnya?

Sebelumnya, peluncuran akan dilakukan pada Minggu (07/04), pukul 6.36 sampai 20.35 waktu setempat. Namun, ada peringatan penutupan wilayah udara, sehingga peluncuran pun diundur menjadi Selasa (09/04) malam.

Dilansir dari UPI, penundaan terjadi karena cuaca, masalah teknis, atau masalah lain. NASA Spaceflight melaporkan bahwa uji coba yang dilakukan pada awal minggu digeser menjadi Selasa malam meski belum terkonfirmasi.

{Baca juga: Kapsul Crew Dragon Milik SpaceX Sukses Kembali ke Bumi}

Roket Falcon Heavy akan membawa Arabsat 6A, satelit komunikasi untuk perusahaan yang berbasis di Riyadh, Arab Saudi. Roket ini akan lepas landas dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center.

Dikutip Telko.id pada Minggu (07/04/2019), peluncuran itu diharapkan akan membawa ribuan penonton ke Space Coast Florida guna melihat kali pertama booster Block 5 digunakan untuk roket. Baru kali ini roket Falcon Heavy membawa muatan komersial.

{Baca juga: Roket SpaceX Pembawa Mobil Tesla Lewati Orbit Mars}

Booster Block 5 adalah Falcon 9 generasi terbaru. Nantinya, perangkat tersebut akan digunakan kembali hingga beberapa kali. Peluncuran perdana roket Falcon Heavy ke luar angkasa berlangsung pada Februari 2018 silam.

Kala itu, 100 ribu orang datang untuk menonton. Peluncuran tersebut cukup menarik perhatian publik karena roket diketahui membawa mobil Tesla Roadster merah Elon Musk, dan terdapat boneka Starman sebagai “pengemudinya”. (SN/FHP)

Astrobee, Robot Lebah NASA Siap “Sengat” Astronot di ISS

Telko.id, Jakarta – NASA akan mengirim sepasang robot lebah bernama Astrobee ke stasiun luar angkasa atau ISS pada akhir April 2019. Proyek itu merupakan kolaborasi luar angkasa tercanggih antara astronot dan robot.

Menurut laporan India Times, Astrobee akan menuju ISS bersama sejumlah astronot. Astrobee akan membantu para ilmuwan dan teknisi dalam mengembangkan sekaligus menguji teknologi untuk pemanfaatan ruang tanpa gravitasi.

Seperti dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), Astrobee juga akan membantu astronot untuk melakukan aktivitas rutin di luar angkasa. Menurut lembar fakta, Astrobee dibekali kipas khusus untuk membantu pergerakannya.

{Baca juga: Robot Otonom NASA Terinspirasi Film Star Wars}

Kabar juga menyebut bahwa kipas tersebut memungkinkan robot yang dikembangkan dan dibangun oleh satu pusat riset NASA bernama Ames Research Center itu melayang dan terbang di kondisi minim hingga tanpa gravitasi.

Astrobee juga berbekal lengan robotik berukuran kecil untuk menggenggam. Terdapat pula sejumlah sensor, laser, dan alat input yang memungkinkannya untuk berinteraksi dengan astronot dan lingkungan ISS.

Robot lebah ini juga dibekali komponen telepresensi, memungkinkan pegawai NASA yang berlokasi di Houston, Texas untuk mengawasi dan berinteraksi dengan semua kru di ISS.

{Baca juga: NASA Kecam India Soal Penembakan Satelit Pakai Misil}

Sebelumnya, NASA meluncurkan satelit Transiting Exoplanet Survey Satellite atau TESS untuk mencari eksoplanet yang memiliki kehidupan. Satelit itu akan mengamati 400 ribu bintang dan menentukan target pengamatan. (SN/FHP)

Sumber: India Times

Nekat! Pria Ini Pergi dari Belanda ke Australia Pakai Mobil Listrik

Telko.id, Jakarta – Wiebe Wakker, seorang pria asal Belanda, menyelesaikan perjalanan dari Belanda ke Australia sejauh 95.000 kilometer menggunakan mobil listrik. Ia mengakhiri perjalanan di Sidney, Australia pada Minggu (07/04) waktu setempat.

Wakker rela melakukan perjalanan sangat jauh guna membuktikan kelayakan mobil listrik untuk menghadapi perubahan iklim. Ia mengendari mobil yang dinamai The Blue Bandit untuk melintasi sekitar 33 negara.

Menurut laporan Times Now, dikutip Telko.id pada Minggu (07/04/2019), perjalanan Wakker dimulai dari Belanda. Ia membutuhkan waktu tiga tahun untuk tiba di Australia. Petualangannya didanai oleh donasi publik dari seluruh dunia.

{Baca juga: Viral, Wanita Ini Nyaris “Suapi” Mobil Listrik dengan BBM}

Donasi tersebut ia gunakan untuk mengisi ulang baterai The Blue Bandit. Ia juga memanfaatkan donasi untuk makanan dan menginap.

Melakukan perjalanan selama 1.000 hari lebih dengan melewati beberapa negara seperti Turki, Iran, India, Myanmar, dan Indonesia, ia akhirnya tiba di Australia tanpa kendala berarti. Informasi menyebut bahwa rute yang ia lewat merupakan penawaran yang masuk ke situs resminya.

Wiebe Wakker

“Saya ingin mengubah opini publik dan menginspirasi masyarakat untuk mulai mengendarai mobil listrik. Saya ingin membuktikan keuntungan melakukan perjalanan menggunakan energi non-minyak,” jelas Wakker.

{Baca juga: Tesla Akui Masa Depannya Mengkhawatirkan, Kok Bisa?}

Wakker mengatakan, sebelum dimodifikasi, The Blue Bandit menghabiskan 6,785 liter BBM untuk perjalanan sepanjang itu. Setelah dimodifikasi, mobil bisa melaju hingga 200 kilometer dengan satu kali pengisian baterai.

Wakker mengaku hanya menghabiskan USD 300 atau tak kurang dari Rp 4,2 juta untuk biaya daya listrik sepanjang perjalanan. Sebagian besar uang tersebut dikeluarkan kala ia melintasi wilayah pedalaman Australia. (SN/FHP)

Astrobee, Robot Lebah NASA Siap “Sengat” ISS Sebentar Lagi

Telko.id, Jakarta – NASA akan mengirim sepasang robot lebah bernama Astrobee ke stasiun luar angkasa atau ISS pada akhir April 2019. Proyek itu merupakan kolaborasi luar angkasa tercanggih antara manusia dan robot.

Menurut laporan India Times, Astrobee akan menuju ISS bersama sejumlah astronot. Astrobee akan membantu para ilmuwan dan teknisi dalam mengembangkan sekaligus menguji teknologi untuk pemanfaatan ruang tanpa gravitasi.

Seperti dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), Astrobee juga akan membantu astronot untuk melakukan aktivitas rutin di luar angkasa. Menurut lembar fakta, Astrobee dibekali kipas khusus untuk membantu pergerakannya.

{Baca juga: Robot Otonom NASA Terinspirasi Film Star Wars}

Kabar juga menyebut bahwa kipas tersebut memungkinkan robot yang dikembangkan dan dibangun oleh satu pusat riset NASA bernama Ames Research Center itu melayang dan terbang di kondisi minim hingga tanpa gravitasi.

Astrobee juga berbekal lengan robotik berukuran kecil untuk menggenggam. Terdapat pula sejumlah sensor, laser, dan alat input yang memungkinkannya untuk berinteraksi dengan astronot dan lingkungan ISS.

Robot lebah ini juga dibekali komponen telepresensi, memungkinkan pegawai NASA yang berlokasi di Houston, Texas untuk mengawasi dan berinteraksi dengan semua kru di ISS.

{Baca juga: NASA Kecam India Soal Penembakan Satelit Pakai Misil}

Sebelumnya, NASA meluncurkan satelit Transiting Exoplanet Survey Satellite atau TESS untuk mencari eksoplanet yang memiliki kehidupan. Satelit itu akan mengamati 400 ribu bintang dan menentukan target pengamatan. (SN/FHP)

Ilmuwan akan Pamer Foto Lubang Hitam di Lima Kota Besar

Telko.id, Jakarta – National Science Foundation Amerika Serikat akan memamerkan hasil proyek Event Horizon Telescope (EHT) berupa foto terkini lubang hitam atau black hole. EHT merupakan kerja sama internasional yang dibentuk pada 2012.

“Sekitar 200 orang terlibat dalam proyek itu. Kami mengobservasi lubang hitam dan lingkungan sekitar,” kata astrofisikawan Shepherd Doeleman, yang juga Direktur EHT dari Pusat Astrofisika, Harvard, & Smithsonian, seperti dilansir Reuters.

EHT sendiri bakal dipamerkan di Brussel, Santiago, Shanghai, Taipei, dan Tokyo pada Rabu (10/04) mendatang.  Para ilmuwan menargetkan dua black hole yang sangat besar.

{Baca juga: Perusahaan Ini Bikin Koin ‘Lubang Hitam’ Stephen Hawking}

Yang pertama bernama Sagittarius A, berlokasi di pusat Galaksi Bima Sakti. Sagittarius A berukuran empat juta kali massa matahari dengan jarak 26.000 tahun cahaya dari Bumi.

Seperti dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), jarak satu tahun cahaya mencapai 9,5 triliun kilometer. Sementara yang kedua dinamai M87, terletak di dekat pusat Galaksi Virgo, berukuran 3,5 miliar kali matahari dan jaraknya 54 juta tahun cahaya.

{Baca juga: 10 April, Astronom untuk Pertama Kalinya akan Ungkap Foto Black Hole}

Lubang hitam adalah ruang yang terbentuk ketika bintang-bintang besar hancur pada akhir masa hidup. Ini merupakan satu tempat paling berbahaya di alam semesta, dan segala sesuatu yang masuk ke sana seperti benda langit-bintang, planet, gas, debu, dan radiasi elektromagnetik tidak akan bisa kembali lagi.

Ukuran lubang hitam bervariasi, ada versi supermasif yang mampu melahap material dan radiasi dan bergabung dengan black hole lain.

Astrofisikawan dari University of Arizona, Dimitrios Psaltis, mengartikan lubang hitam sebagai lengkungan ekstrem dalam ruang waktu. Istilah itu mengacu kepada tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu yang digabung menjadi empat dimensi Continuum. (SN/FHP)

Awas Jangan Lupa Mandi! iPhone Terbaru Bisa Deteksi Bau Badan

0

Telko.id, Jakarta – Laporan terbaru menyebut, Apple Watch dan iPhone terbaru akan memiliki kemampuan mencium bau badan penggunanya. Hal itu terkuak dari dokumen paten berjudul Systems and Methods for Environment Sensing.

Dilansir Ubergizmo, dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), Apple berbicara soal bagaimana Apple Watch dan iPhone bisa hadir dengan sensor dan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi bebauan.

Kalau paten tersebut benar-benar diterapkan oleh Apple, nantinya kedua perangkat tersebut bakal mampu mendeteksi bebauan di udara, khususnya aroma tubuh manusia yang juga menjadi satu tanda mengenai kesehatan seseorang.

{Baca juga: Upss! Gara-gara Bau Badan, Pesawat Mendarat Darurat}

Meski bukan diagnosis yang tepat, teknologi bisa berguna seperti fitur ECG di Apple Watch. Fitur ECG, yang membaca detak jantung, selama ini cukup membantu pengguna untuk mengonfirmasi notifikasi yang muncul ke profesional medis.

Kemampuan mencium bau bukan satu-satunya teknologi yang dikerjakan Apple untuk smartwatch dan smartphone-nya. Sebelumnya, terdengar kabar bahwa Apple sedang mengembangkan sensor pembaca kadar glukosa non-invasif di tubuh khusus untuk Apple Watch.

{Baca juga: Makin Lengkap, Apple Watch 2020 punya Pelacak Waktu Tidur}

Apple memang berencana untuk menyediakan banyak fitur tambahan untuk jam tangan pintarnya. Beberapa waktu lalu, Apple berencana menyediakan fitur pelacak waktu tidur untuk Apple Watch terbaru. Menurut The Verge, dikutip Telko.id, Rabu (27/02/2019), Apple sedang menguji fitur tersebut guna penyempurnaan.

Jika pengujian sukses, fitur itu akan hadir di seri terbaru yang rilis pada 2020 mendatang. Fitur pelacak waktu tidur juga akan melengkapi fitur yang hadir sekarang, yakni fitur Elektrokardiogram dan deteksi olahraga otomatis. (SN/FHP)

Butuh 6 Tahun untuk Google “Tiru” Fitur Waze Ini

Telko.id, Jakarta – Google mengakuisisi Waze sejak enam tahun lalu atau pada 2013. Namun, Google butuh waktu lama untuk mengintegrasikan sejumlah fitur Waze di aplikasi peta miliknya, Google Maps.

Bahkan, pengguna Google Maps baru beberapa bulan lalu bisa menemukan informasi terkait laporan kecelakaan dan polisi pengawas kecepatan berkendara. Keberadaannya pun baru tercium belum lama ini.

Melalui fitur tersebut, pengguna bisa menambahkan laporan kecelakaan, polisi pengawas kecepatan, dan perlambatan perjalanan. Sayang, menurut NDTV, fitur itu baru bisa diakses oleh sebagian pengguna saja.

{Baca juga: Google Diprotes Gara-gara Salju di Google Maps}

Dengan fitur tersebut, pengguna Google Maps bisa berkontribusi untuk membagikan pengalaman navigasi lebih mulus dengan perkiraan waktu kedatangan realistis.

Dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), dengan fungsionalitas pelaporan polisi pengawas kecepatan dan kecelakaan, Google Maps jadi lebih mirip Waze. Tampaknya, fitur popular Waze segera tersedia di Google Maps.

Saat ini, Waze digunakan secara aktif oleh jutaan pengguna di seluruh dunia. Waze diakses oleh lebih dari 90 juta pengemudi kendaraan dan menghabiskan waktu rata-rata selama 438 menit setiap hari selama satu bulan.

{Baca juga: Asyik! Kini Main Game Snake Bisa di Google Maps}

Pekan lalu, Google juga menghadirkan sesuatu nan menarik guna merayakan April Mop. Google mengadopsi game Snake yang populer pada 1990-an. Uniknya, game itu diperuntukkan untuk platform Google Maps.

Game Snake di aplikasi peta milik Google tersebut hanya bisa diakses melalui versi situs di laman buatan Google, yakni snake.googlemaps.com. Game itu juga bisa diakses melalui aplikasi di Android dan iOS. (SN/FHP)