spot_img
Latest Phone

ASUS ROG Luncurkan Jajaran Perangkat Gaming RTX 50 Series di Indonesia

Telko.id - ASUS Republic of Gamers (ROG) resmi memperkenalkan...

Garmin Luncurkan Forerunner 570 & 970, Revolusi Smartwatch untuk Pelari

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan dua smartwatch GPS...

iPadOS 26 Resmi Dirilis: Multitasking Lebih Canggih dan Desain Baru

Telko.id - Para pengguna iPad merasakan perangkat nya masih...

Apple Intelligence Tambah Fitur Baru, Tapi Siri Masih Belum Cerdas

Telko.id - Dalam konferensi Worldwide Developers Conference (WWDC) 2025,...

iOS 26 Resmi Dirilis: Desain Liquid Glass dan Fitur AI Terbaru

Telko.id - Apple baru saja meluncurkan iOS 26, yang...
Beranda blog Halaman 1090

Nekat! Pria Ini Pergi dari Belanda ke Australia Pakai Mobil Listrik

Telko.id, Jakarta – Wiebe Wakker, seorang pria asal Belanda, menyelesaikan perjalanan dari Belanda ke Australia sejauh 95.000 kilometer menggunakan mobil listrik. Ia mengakhiri perjalanan di Sidney, Australia pada Minggu (07/04) waktu setempat.

Wakker rela melakukan perjalanan sangat jauh guna membuktikan kelayakan mobil listrik untuk menghadapi perubahan iklim. Ia mengendari mobil yang dinamai The Blue Bandit untuk melintasi sekitar 33 negara.

Menurut laporan Times Now, dikutip Telko.id pada Minggu (07/04/2019), perjalanan Wakker dimulai dari Belanda. Ia membutuhkan waktu tiga tahun untuk tiba di Australia. Petualangannya didanai oleh donasi publik dari seluruh dunia.

{Baca juga: Viral, Wanita Ini Nyaris “Suapi” Mobil Listrik dengan BBM}

Donasi tersebut ia gunakan untuk mengisi ulang baterai The Blue Bandit. Ia juga memanfaatkan donasi untuk makanan dan menginap.

Melakukan perjalanan selama 1.000 hari lebih dengan melewati beberapa negara seperti Turki, Iran, India, Myanmar, dan Indonesia, ia akhirnya tiba di Australia tanpa kendala berarti. Informasi menyebut bahwa rute yang ia lewat merupakan penawaran yang masuk ke situs resminya.

Wiebe Wakker

“Saya ingin mengubah opini publik dan menginspirasi masyarakat untuk mulai mengendarai mobil listrik. Saya ingin membuktikan keuntungan melakukan perjalanan menggunakan energi non-minyak,” jelas Wakker.

{Baca juga: Tesla Akui Masa Depannya Mengkhawatirkan, Kok Bisa?}

Wakker mengatakan, sebelum dimodifikasi, The Blue Bandit menghabiskan 6,785 liter BBM untuk perjalanan sepanjang itu. Setelah dimodifikasi, mobil bisa melaju hingga 200 kilometer dengan satu kali pengisian baterai.

Wakker mengaku hanya menghabiskan USD 300 atau tak kurang dari Rp 4,2 juta untuk biaya daya listrik sepanjang perjalanan. Sebagian besar uang tersebut dikeluarkan kala ia melintasi wilayah pedalaman Australia. (SN/FHP)

Astrobee, Robot Lebah NASA Siap “Sengat” ISS Sebentar Lagi

Telko.id, Jakarta – NASA akan mengirim sepasang robot lebah bernama Astrobee ke stasiun luar angkasa atau ISS pada akhir April 2019. Proyek itu merupakan kolaborasi luar angkasa tercanggih antara manusia dan robot.

Menurut laporan India Times, Astrobee akan menuju ISS bersama sejumlah astronot. Astrobee akan membantu para ilmuwan dan teknisi dalam mengembangkan sekaligus menguji teknologi untuk pemanfaatan ruang tanpa gravitasi.

Seperti dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), Astrobee juga akan membantu astronot untuk melakukan aktivitas rutin di luar angkasa. Menurut lembar fakta, Astrobee dibekali kipas khusus untuk membantu pergerakannya.

{Baca juga: Robot Otonom NASA Terinspirasi Film Star Wars}

Kabar juga menyebut bahwa kipas tersebut memungkinkan robot yang dikembangkan dan dibangun oleh satu pusat riset NASA bernama Ames Research Center itu melayang dan terbang di kondisi minim hingga tanpa gravitasi.

Astrobee juga berbekal lengan robotik berukuran kecil untuk menggenggam. Terdapat pula sejumlah sensor, laser, dan alat input yang memungkinkannya untuk berinteraksi dengan astronot dan lingkungan ISS.

Robot lebah ini juga dibekali komponen telepresensi, memungkinkan pegawai NASA yang berlokasi di Houston, Texas untuk mengawasi dan berinteraksi dengan semua kru di ISS.

{Baca juga: NASA Kecam India Soal Penembakan Satelit Pakai Misil}

Sebelumnya, NASA meluncurkan satelit Transiting Exoplanet Survey Satellite atau TESS untuk mencari eksoplanet yang memiliki kehidupan. Satelit itu akan mengamati 400 ribu bintang dan menentukan target pengamatan. (SN/FHP)

Ilmuwan akan Pamer Foto Lubang Hitam di Lima Kota Besar

Telko.id, Jakarta – National Science Foundation Amerika Serikat akan memamerkan hasil proyek Event Horizon Telescope (EHT) berupa foto terkini lubang hitam atau black hole. EHT merupakan kerja sama internasional yang dibentuk pada 2012.

“Sekitar 200 orang terlibat dalam proyek itu. Kami mengobservasi lubang hitam dan lingkungan sekitar,” kata astrofisikawan Shepherd Doeleman, yang juga Direktur EHT dari Pusat Astrofisika, Harvard, & Smithsonian, seperti dilansir Reuters.

EHT sendiri bakal dipamerkan di Brussel, Santiago, Shanghai, Taipei, dan Tokyo pada Rabu (10/04) mendatang.  Para ilmuwan menargetkan dua black hole yang sangat besar.

{Baca juga: Perusahaan Ini Bikin Koin ‘Lubang Hitam’ Stephen Hawking}

Yang pertama bernama Sagittarius A, berlokasi di pusat Galaksi Bima Sakti. Sagittarius A berukuran empat juta kali massa matahari dengan jarak 26.000 tahun cahaya dari Bumi.

Seperti dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), jarak satu tahun cahaya mencapai 9,5 triliun kilometer. Sementara yang kedua dinamai M87, terletak di dekat pusat Galaksi Virgo, berukuran 3,5 miliar kali matahari dan jaraknya 54 juta tahun cahaya.

{Baca juga: 10 April, Astronom untuk Pertama Kalinya akan Ungkap Foto Black Hole}

Lubang hitam adalah ruang yang terbentuk ketika bintang-bintang besar hancur pada akhir masa hidup. Ini merupakan satu tempat paling berbahaya di alam semesta, dan segala sesuatu yang masuk ke sana seperti benda langit-bintang, planet, gas, debu, dan radiasi elektromagnetik tidak akan bisa kembali lagi.

Ukuran lubang hitam bervariasi, ada versi supermasif yang mampu melahap material dan radiasi dan bergabung dengan black hole lain.

Astrofisikawan dari University of Arizona, Dimitrios Psaltis, mengartikan lubang hitam sebagai lengkungan ekstrem dalam ruang waktu. Istilah itu mengacu kepada tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu yang digabung menjadi empat dimensi Continuum. (SN/FHP)

Awas Jangan Lupa Mandi! iPhone Terbaru Bisa Deteksi Bau Badan

0

Telko.id, Jakarta – Laporan terbaru menyebut, Apple Watch dan iPhone terbaru akan memiliki kemampuan mencium bau badan penggunanya. Hal itu terkuak dari dokumen paten berjudul Systems and Methods for Environment Sensing.

Dilansir Ubergizmo, dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), Apple berbicara soal bagaimana Apple Watch dan iPhone bisa hadir dengan sensor dan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi bebauan.

Kalau paten tersebut benar-benar diterapkan oleh Apple, nantinya kedua perangkat tersebut bakal mampu mendeteksi bebauan di udara, khususnya aroma tubuh manusia yang juga menjadi satu tanda mengenai kesehatan seseorang.

{Baca juga: Upss! Gara-gara Bau Badan, Pesawat Mendarat Darurat}

Meski bukan diagnosis yang tepat, teknologi bisa berguna seperti fitur ECG di Apple Watch. Fitur ECG, yang membaca detak jantung, selama ini cukup membantu pengguna untuk mengonfirmasi notifikasi yang muncul ke profesional medis.

Kemampuan mencium bau bukan satu-satunya teknologi yang dikerjakan Apple untuk smartwatch dan smartphone-nya. Sebelumnya, terdengar kabar bahwa Apple sedang mengembangkan sensor pembaca kadar glukosa non-invasif di tubuh khusus untuk Apple Watch.

{Baca juga: Makin Lengkap, Apple Watch 2020 punya Pelacak Waktu Tidur}

Apple memang berencana untuk menyediakan banyak fitur tambahan untuk jam tangan pintarnya. Beberapa waktu lalu, Apple berencana menyediakan fitur pelacak waktu tidur untuk Apple Watch terbaru. Menurut The Verge, dikutip Telko.id, Rabu (27/02/2019), Apple sedang menguji fitur tersebut guna penyempurnaan.

Jika pengujian sukses, fitur itu akan hadir di seri terbaru yang rilis pada 2020 mendatang. Fitur pelacak waktu tidur juga akan melengkapi fitur yang hadir sekarang, yakni fitur Elektrokardiogram dan deteksi olahraga otomatis. (SN/FHP)

Butuh 6 Tahun untuk Google “Tiru” Fitur Waze Ini

Telko.id, Jakarta – Google mengakuisisi Waze sejak enam tahun lalu atau pada 2013. Namun, Google butuh waktu lama untuk mengintegrasikan sejumlah fitur Waze di aplikasi peta miliknya, Google Maps.

Bahkan, pengguna Google Maps baru beberapa bulan lalu bisa menemukan informasi terkait laporan kecelakaan dan polisi pengawas kecepatan berkendara. Keberadaannya pun baru tercium belum lama ini.

Melalui fitur tersebut, pengguna bisa menambahkan laporan kecelakaan, polisi pengawas kecepatan, dan perlambatan perjalanan. Sayang, menurut NDTV, fitur itu baru bisa diakses oleh sebagian pengguna saja.

{Baca juga: Google Diprotes Gara-gara Salju di Google Maps}

Dengan fitur tersebut, pengguna Google Maps bisa berkontribusi untuk membagikan pengalaman navigasi lebih mulus dengan perkiraan waktu kedatangan realistis.

Dikutip Telko.id, Minggu (07/04/2019), dengan fungsionalitas pelaporan polisi pengawas kecepatan dan kecelakaan, Google Maps jadi lebih mirip Waze. Tampaknya, fitur popular Waze segera tersedia di Google Maps.

Saat ini, Waze digunakan secara aktif oleh jutaan pengguna di seluruh dunia. Waze diakses oleh lebih dari 90 juta pengemudi kendaraan dan menghabiskan waktu rata-rata selama 438 menit setiap hari selama satu bulan.

{Baca juga: Asyik! Kini Main Game Snake Bisa di Google Maps}

Pekan lalu, Google juga menghadirkan sesuatu nan menarik guna merayakan April Mop. Google mengadopsi game Snake yang populer pada 1990-an. Uniknya, game itu diperuntukkan untuk platform Google Maps.

Game Snake di aplikasi peta milik Google tersebut hanya bisa diakses melalui versi situs di laman buatan Google, yakni snake.googlemaps.com. Game itu juga bisa diakses melalui aplikasi di Android dan iOS. (SN/FHP)

Perjalanan 9 Tahun Xiaomi Meraih Sukses

0

Telko.id, Jakarta – Kemarin, Sabtu (06/04), Xiaomi merayakan ulang tahun yang ke sembilan tahun. Dalam kurun waktu tersebut, Xiaomi telah berhasil merengkuh berbagai kesuksesan, yang mengantarkan mereka menjadi rising star di industri smartphone dunia.

Xiaomi telah ‘menciptakan’ trendsetter yang melekat padanya, yakni smartphone berkualitas dengan harga terjangkau.

Dengan kekuatan itu, Xiaomi akhirnya memberikan basis pengikut yang kuat yang disebut sebagai Mi Fans.

Berbagai seri smartphone dengan harga terjangkau telah diluncurkan pabrikan asal China ini. Sebut saja seri Redmi yang kerap mengejutkan konsumen smartphone dan Pocophone yang meluncurkan seri smartphone termurah dengan Snapdragon 845 di tahun lalu.

Akan tetapi, Xiaomi sebenarnya bukanlah perusahaan yang menjual smartphone terjangkau saja bagi para konsumen. Mereka juga cukup sukses menjual beberapa produk lainnya, seperti headphone, Smart TV, skuter listrik, tas, perlengkapan, sampai handuk dan sikat gigi.

{Baca juga: 7 Smartphone Xiaomi Ini Tidak Lagi Dapat Update MIUI}

Mungkin belum banyak yang tahu, bagaimana bisnis Xiaomi bermula. Bagaimana sejarahnya sampai sekarang hingga perusahaan tersebut menjadi salah satu perusahaan terbesar, dan bahkan disebut sebagai “Chinese Phoenix” oleh banyak orang?

Dikira Perusahaan Teknologi Pertanian

Dikutip dari Gizmochina, Minggu (07/04/2019), Xiaomi didirikan oleh 8 co-founder atau pendiri. Mereka adalah Lei Jun, Lin Bin, Li Wanqiang, Kong-Kat Wong, Wang Chuan, Hong Feng, Guangping Zhou, dan Liu De. Rata-rata dari mereka berasal dari perusahaan teknologi besar, seperti Google, Kingsoft, Microsoft, hingga Motorola.

Perusahaan ini mulai beroperasi di Beijing, China pada tanggal 6 April 2010 silam dengan hanya memiliki 14 karyawan saja. Tapi saat ini, mereka telah memiliki 18.000 karyawan yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Nama Xiaomi sendiri berasal dari bahasa China yang berarti “Millet”. Nama tersebut muncul ketika ayah dari salah seorang pendiri memasak bubur millet untuk seluruh tim, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan nama “Xiaomi” karena mewakili visi soal keterjangkauan dan nutrisi.

{Baca juga: Terbesar dalam Sejarah, Ini Bonus yang Diterima Bos Xiaomi}

Yang menarik, saat Lei Jun mendaftarkan merek Mi di China, seseorang bertanya kepadanya apakah Xiaomi merupakan perusahaan teknologi pertanian atau bukan.

“Seseorang bertanya apakah kami perusahaan teknologi pertanian inovatif,” katanya.

Xiaomi punya logo “Mi” yang merupakan singkatan dari “Mobile Internet”. Mi juga diketahui punya singkatan tersembunyi, yakni “Mission Impossible” yang memberi pengingat kepada mereka bahwa akan selalu ada tantangan yang harus diatasi Xiaomi.

Menggebrak dengan MIUI dan Seri Mi

Di tahun pertamanya, perusahaan ini menciptakan MIUI yang mereka luncurkan di China. MIUI merupakan sistem operasi pertama mereka berbasiskan Android buatan Google.

Setahun kemudian, Lei Jun dkk meluncurkan smartphone petama mereka, Mi 1 pada 16 Agustus 2011. Mi 1 jadi smartphone yang mengubah “pola pasar smartphone China” dengan prosesor dual-core 1.5 GHz yang hanya dijual secara online dengan harga (saat itu) USD 300 atau Rp 4,2 jutaan.

{Baca juga: Banyak Pengguna Protes, Bos Xiaomi Janji Rombak Iklan MIUI}

Selang setahun, mereka lagi-lagi menggebrak pasar dengan hadirnya Mi 2 yang ditenagai prosesor Snapdragon S4 Pro APQ8064 yang langsung disukai masyarakat China. Smartphone ini langsung meningkatkan penjualan Xiaomi menjadi 7,19 juta unit di tahun 2012.

Di tahun ini juga, Xiaomi mengadakan festival pertama mereka, Mi Pop Festival yang diadakan pada bulan April di Beijing, China. Ajang ini awalnya merupakan acara perayaan khusus orang-orang yang tergabung dengan mereka.

Redmi Lahir dan Jadi Favorit Mi Fans

Pada Juli 2013, perusahaan memperkenalkan lineup baru, yakni Redmi yang fokus ke segmen entry-level terjangkau. Model pertama yang diluncurkan adalah Redmi 1 dengan prosesor MediaTek MT6589 dan RAM 1GB.

Smartphone ini langsung jadi favorit Mi Fans, karena lebih dari 9 juta Mi Fans melakukan pre-order melalui situs Qzone atau situs media sosial buatan Tencent . Redmi 1 juga langsung meningkatkan penjualan Xiaomi di tahun tersebut menjadi 18,3 juta unit atau tumbuh lebih dari 50% secara year-on-year.

Di tahun yang sama, Xiaomi juga merilis seri Mi 3 yang jadi model flagship dan akan dijual secara global di tahun berikutnya. Smartphone ini hadir dalam dua versi, menggunakan Snapdragon 800 dan Nvidia Tegra 4.

Ekosistem Mi Terbentuk

Pada tahun 2014, Xiaomi mulai membentuk ekosistem Mi. Perusahaan meluncurkan berbagai gadget seperti Mi Band, Mi Air Purifier, dan lainnya. Hadirnya ekosistem Mi langsung membuat Xiaomi menjadi startup paling bernilai di tahun itu.

Hingga kini ekosistem Mi terus berkembang merambah produk sehari-hari masyarakat dunia, seperti handuk, sikat gigi, bantal, tas, dan lainnya. Mereka juga terus meningkatkan produk teknologi di ekosistem ini, dengan menghadirkan Smart TV, rice cooker, sampai speaker.

Di tahun 2014 juga, Xiaomi melebarkan sayap bisnisnya ke beberapa negara Asia, seperti India, Singapura, Malaysia, dan Filipina yang dibarengi dengan hadirnya line-up baru, yakni Redmi Note. Kala itu, Xiaomi pun sukses menjual lebih dari 61,12 juta unit smartphone.

2016, Tahun Buruk Bagi Xiaomi

Secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun yang buruk bagi Xiaomi. Mereka terpaksa harus angkat kaki dari Brazil setelah tidak sukses bersaing di Negeri Samba itu. Selain itu, strategi penjualan online Xiaomi juga tidak lagi efektif, karena kalah saing dari solidnya penjualan offline dari merek kompetitor seperti Oppo dan Vivo.

Xiaomi hanya mampu menjual 53 juta unit smartphone, turun jauh dari perolehan tahun 2015 yang mencapai 70 juta unit smartphone. Akan tetapi, Xiaomi terus berjuang dengan meluncurkan produk berkualitas, salah satunya Xiaomi Mi Mix.

Smartphone ini mengejutkan pasar, karena menjadi smartphone bezel-less dengan aspek rasio layar terhadap body yang tinggi saat itu. Seri Mi Mix bahkan terus berlanjut sampai sekarang dengan ciri khas desain yang cantik, mewah, dan spesifikasi yang bertenaga.

Fokus Offline Lewat Mi Store

Sadar penjualannya turun, Xiaomi langsung memacu dirinya dengan menyiapkan strategi lain. Xiaomi akhirnya menjamah pasar offline dengan target membuka 200 Mi Store di China pada akhir tahun 2017.

Selain itu, mereka juga terus memperkuat basis bisnis di India dengan membuka sejumlah Mi Store di sana. Hasilnya, penjualan Xiaomi meningkat drastis dengan menjual 92 juta unit smartphone pada akhir tahun.

{Baca juga: Sayang Sekali, Redmi Note 7 Pro Gak Masuk ke Indonesia}

Di tahun itu juga, Xiaomi mencetak sejarah dengan melewati Samsung sebagai brand smartphone nomor 1 di India pada tahun 2017. Tentu, ini adalah pencapaian yang luar biasa dari sebuah perusahaan teknologi yang masih “seumur jagung”.

Setahun setelahnya, Xiaomi terdaftar di bursa saham Hong Kong dengan harga HK$ 17 yang membuat valuasi Xiaomi meningkat drastis menjadi USD 54 miliar atau Rp 762 triliun (kurs saat ini). Tahun 2018 juga jadi tahun yang bersejarah bagi Xiaomi, karena target penjualan 100 juta smartphone akhirnya tercapai dengan total penjualan 122 juta unit!

Sukses Kurang dari 1 Dekade

Mi Mix 3 ke Indonesia

Selama 9 tahun beroperasi, ada banyak pencapaian yang diraih Xiaomi. Salah satu yang paling mentereng adalah, mereka mampu menjadi perusahaan teknologi tercepat yang melampaui target pendapatan sebesar RMB 100 miliar dalam waktu 7 tahun.

Pencapaian itu melewati Apple yang bisa memperolehnya dalam 20 tahun, Facebook dalam 12 tahun, Google dalam 9 tahun, Alibaba dalam 17 tahun, dan Huawei dalam 21 tahun. Nah, itu sejarah singkat dan perkembangan Xiaomi sampai tahun ini.

Sekali lagi, selamat ulang tahun yang ke-9 untuk Xiaomi! (FHP)

Asisten Rumah Tangga di Hong Kong Tewas Setelah Selfie di Air Terjun

Telko.id, Jakarta – Seorang wanita berusia 26 tahun tewas gara-gara selfie. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit, setelah jatuh dari air terjun di taman negara Tai Mo Shan, Hong Kong pada hari Jumat (05/04/) lalu.

Dilansir dari Asiaone, Minggu (07/04/2019), korban adalah asisten rumah tangga asal Filipina yang sedang berlibur untuk menonton Festival Ching Ming.

Pagi itu ia memulai liburannya dengan hiking bersama teman-temannya, dimulai dari Jalan Lam Kam, Tai Po sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.

{Baca juga: 10 Selfie Terbaik yang Pernah Dibuat Orang, Pernah Kepikiran?}

Setibanya di Air Terjun Ng Tung Chai, teman-temannya tiba-tiba mendengar suara teriakan keras. Ternyata, suara tersebut berasal dari teriakan korban yang terjatuh dari ketinggian 15 meter dan tenggelam ke dalam air.

Kepada polisi, teman-temannya mengatakan bahwa korban terpeleset ketika mencoba mengambil foto selfie. Kemudian, korban dibawa ke Rumah Sakit Tuen Mun. Sayang, nyawanya tidak terselamatkan dan ia dinyatakan meninggal pada pukul 01.31 dini hari.

Selama proses evakuasi, pihak berwenang mengerahkan tiga armada pemadam kebakaran dan satu ambulan. Menurut keterangan kepolisian juga, korban sudah tidak sadarkan diri saat dievakuasi dari tempat kejadian.

{Baca juga: Gadis 18 Tahun Tewas Usai Posting Foto Selfie di Instagram}

Air Terjun Ng Tung Chai adalah salah satu rute hiking yang terdaftar oleh Departemen Layanan Budaya dan Hiburan Hong Kong. Rute dikelompokkan dalam empat tingkatan, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit.

Rute Air Terjun Ng Tung Chai memiliki panjang sekitar 5 km dan dinilai sulit. Menurut petugas pemadam kebakaran, mereka telah melakukan 56 operasi penyelamatan selama tiga bulan pertama tahun ini. Selama periode itu, sudah ada tiga pejalan kaki meninggal dan 21 lainnya cedera. (BA/FHP)

Rangkuman Sejarah Penting Xiaomi di Hari Ulang Tahun yang ke-9

Telko.id, Jakarta – Kemarin (06/04), Xiaomi ulang tahun ke sembilan tahun. Dalam kurun waktu tersebut, Xiaomi telah berhasil menciptakan trendsetter yang selalu melekat padanya, yakni smartphone berkualitas dengan harga terjangkau yang akhirnya memberikan basis pengikut yang kuat yang disebut sebagai Mi Fans.

Melansir dari Android Authority, Minggu (07/04/2019), Xiaomi memang berkali-kali memberikan smartphone dengan harga terjangkau.

Sebut saja seri Redmi yang kerap mengejutkan konsumen smartphone dan Pocophone yang meluncurkan seri smartphone termurah dengan Snapdragon 845 di tahun lalu.

Akan tetapi, Xiaomi sebenarnya bukanlah perusahaan yang menjual smartphone terjangkau saja bagi para konsumen. Mereka juga merupakan perusahaan yang menjual beberapa produk lainnya, seperti headphone, Smart TV, skuter listrik, tas, perlengkapan, sampai handuk dan sikat gigi.

{Baca juga: 7 Smartphone Xiaomi Ini Tidak Lagi Dapat Update MIUI}

Lantas, sebenarnya seperti apa sih Xiaomi ini? Dan bagaimana sejarahnya sampai sekarang hingga perusahaan tersebut menjadi salah satu perusahaan terbesar, dan bahkan disebut sebagai “Chinese Phoenix” oleh banyak orang?

Well, kali ini tim Telko.id akan membeberkan sejarah penting Xiaomi dan beberapa hal menariknya untuk Anda para pembaca setia. So, yuk simak!

Bagaimana Semuanya Bermula

Dikutip dari Gizmochina, Minggu (07/04/2019), Xiaomi didirikan oleh 8 co-founder atau pendiri. Mereka adalah Lei Jun, Lin Bin, Li Wanqiang, Kong-Kat Wong, Wang Chuan, Hong Feng, Guangping Zhou, dan Liu De. Rata-rata dari mereka berasal dari perusahaan teknologi besar, seperti Google, Kingsoft, Microsoft, hingga Motorola.

Xiaomi mulai beroperasi di Beijing, China pada tanggal 6 April 2010 silam dengan hanya memiliki 14 karyawan saja. Tapi saat ini, mereka telah memiliki 18.000 karyawan yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Nama Xiaomi sendiri berasal dari bahasa China yang berarti “Millet”. Nama tersebut muncul ketika ayah dari salah seorang pendiri memasak bubur millet untuk seluruh tim, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan nama “Xiaomi” karena mewakili visi soal keterjangkauan dan nutrisi.

{Baca juga: Terbesar dalam Sejarah, Ini Bonus yang Diterima Bos Xiaomi}

Yang menarik, saat Lei Jun mendaftarkan merek Mi di China, seseorang bertanya kepadanya apakah Xiaomi merupakan perusahaan teknologi pertanian atau bukan.

“Seseorang bertanya apakah kami perusahaan teknologi pertanian inovatif,” katanya.

Xiaomi punya logo “Mi” yang merupakan singkatan dari “Mobile Internet”. Mi juga diketahui punya singkatan tersembunyi, yakni “Mission Impossible” yang memberi pengingat kepada mereka bahwa akan selalu ada tantangan yang harus diatasi Xiaomi.

Menggebrak dengan MIUI dan Seri Mi

Di tahun pertamanya, Xiaomi menciptakan MIUI yang mereka luncurkan di China. MIUI merupakan sistem operasi pertama mereka berbasiskan Android buatan Google.

Setahun kemudian, Lei Jun dkk meluncurkan smartphone petama mereka, Mi 1 pada 16 Agustus 2011. Mi 1 jadi smartphone yang mengubah “pola pasar smartphone China” dengan prosesor dual-core 1.5 GHz yang hanya dijual secara online dengan harga (saat itu) USD 300 atau Rp 4,2 jutaan.

{Baca juga: Banyak Pengguna Protes, Bos Xiaomi Janji Rombak Iklan MIUI}

Selang setahun, Xiaomi lagi-lagi menggebrak pasar dengan hadirnya Mi 2 yang ditenagai prosesor Snapdragon S4 Pro APQ8064 yang langsung disukai masyarakat China. Smartphone ini langsung meningkatkan penjualan Xiaomi menjadi 7,19 juta unit di tahun 2012.

Di tahun ini juga, Xiaomi mengadakan festival pertama mereka, Mi Pop Festival yang diadakan pada bulan April di Beijing, China. Ajang ini awalnya merupakan acara perayaan khusus orang-orang yang tergabung dengan Xiaomi.

Redmi Lahir dan Jadi Favorit Mi Fans

Pada Juli 2013, Xiaomi memperkenalkan lineup baru, yakni Redmi yang fokus ke segmen entry-level terjangkau. Model pertama yang diluncurkan adalah Redmi 1 dengan prosesor MediaTek MT6589 dan RAM 1GB.

Smartphone ini langsung jadi favorit Mi Fans, karena lebih dari 9 juta Mi Fans melakukan pre-order melalui situs Qzone atau situs media sosial buatan Tencent . Redmi 1 juga langsung meningkatkan penjualan Xiaomi di tahun tersebut menjadi 18,3 juta unit atau tumbuh lebih dari 50% secara year-on-year.

Di tahun yang sama, Xiaomi juga merilis seri Mi 3 yang jadi model flagship dan akan dijual secara global di tahun berikutnya. Smartphone ini hadir dalam dua versi, menggunakan Snapdragon 800 dan Nvidia Tegra 4.

Ekosistem Mi Terbentuk

Pada tahun 2014, Xiaomi mulai membentuk ekosistem Mi. Perusahaan meluncurkan berbagai gadget seperti Mi Band, Mi Air Purifier, dan lainnya. Hadirnya ekosistem Mi langsung membuat Xiaomi menjadi startup paling bernilai di tahun itu.

Hingga kini ekosistem Mi terus berkembang merambah produk sehari-hari masyarakat dunia, seperti handuk, sikat gigi, bantal, tas, dan lainnya. Mereka juga terus meningkatkan produk teknologi di ekosistem ini, dengan menghadirkan Smart TV, rice cooker, sampai speaker.

Di tahun 2014 juga, Xiaomi melebarkan sayap bisnisnya ke beberapa negara Asia, seperti India, Singapura, Malaysia, dan Filipina yang dibarengi dengan hadirnya line-up baru, yakni Redmi Note. Kala itu, Xiaomi pun sukses menjual lebih dari 61,12 juta unit smartphone.

2016, Tahun Buruk Bagi Xiaomi

Secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun yang buruk bagi Xiaomi. Mereka terpaksa harus angkat kaki dari Brazil setelah tidak sukses bersaing di Negeri Samba itu. Selain itu, strategi penjualan online Xiaomi juga tidak lagi efektif, karena kalah saing dari solidnya penjualan offline dari merek kompetitor seperti Oppo dan Vivo.

Xiaomi hanya mampu menjual 53 juta unit smartphone, turun jauh dari perolehan tahun 2015 yang mencapai 70 juta unit smartphone. Akan tetapi, Xiaomi terus berjuang dengan meluncurkan produk berkualitas, salah satunya Xiaomi Mi Mix.

Smartphone ini mengejutkan pasar, karena menjadi smartphone bezel-less dengan aspek rasio layar terhadap body yang tinggi saat itu. Seri Mi Mix bahkan terus berlanjut sampai sekarang dengan ciri khas desain yang cantik, mewah, dan spesifikasi yang bertenaga.

Fokus Offline Lewat Mi Store

Sadar penjualannya turun, Xiaomi langsung memacu dirinya dengan menyiapkan strategi lain. Xiaomi akhirnya menjamah pasar offline dengan target membuka 200 Mi Store di China pada akhir tahun 2017.

Selain itu, mereka juga terus memperkuat basis bisnis di India dengan membuka sejumlah Mi Store di sana. Hasilnya, penjualan Xiaomi meningkat drastis dengan menjual 92 juta unit smartphone pada akhir tahun.

{Baca juga: Sayang Sekali, Redmi Note 7 Pro Gak Masuk ke Indonesia}

Di tahun itu juga, Xiaomi mencetak sejarah dengan melewati Samsung sebagai brand smartphone nomor 1 di India pada tahun 2017. Tentu, ini adalah pencapaian yang luar biasa dari sebuah perusahaan teknologi yang masih “seumur jagung”.

Setahun setelahnya, Xiaomi terdaftar di bursa saham Hong Kong dengan harga HK$ 17 yang membuat valuasi Xiaomi meningkat drastis menjadi USD 54 miliar atau Rp 762 triliun (kurs saat ini). Tahun 2018 juga jadi tahun yang bersejarah bagi Xiaomi, karena target penjualan 100 juta smartphone akhirnya tercapai dengan total penjualan 122 juta unit!

Perkembangan Cepat Kurang dari 1 Dekade

Mi Mix 3 ke Indonesia

Selama 9 tahun beroperasi, ada banyak pencapaian yang diraih Xiaomi. Salah satu yang paling mentereng adalah, mereka mampu menjadi perusahaan teknologi tercepat yang melampaui target pendapatan sebesar RMB 100 miliar dalam waktu 7 tahun.

Pencapaian itu melewati Apple yang bisa memperolehnya dalam 20 tahun, Facebook dalam 12 tahun, Google dalam 9 tahun, Alibaba dalam 17 tahun, dan Huawei dalam 21 tahun. Nah, itu sejarah singkat dan perkembangan Xiaomi sampai tahun ini.

Sekali lagi, selamat ulang tahun yang ke-9 untuk Xiaomi! (FHP)

Samsung “Serang Balik” Sindiran Bos Huawei Soal Galaxy S10+

0

Telko.id, Jakarta – Sesaat setelah Huawei P30 Pro resmi diluncurkan, Samsung langsung mengunggah poster berisi sindiran lewat media sosial Weibo. Poster tersebut berisi skor DxOMark Samsung Galaxy S10+ yang sebenarnya lebih besar daripada smartphone flagship Huawei tersebut.

Sekadar informasi, Huawei P30 Pro langsung menduduki posisi pertama sebagai smartphone dengan kamera terbaik versi DxOMark.

Smartphone ini memperoleh skor 112 dan 89 poin untuk kamera utama dan kamera depannya. Sementara Samsung Galaxy S10+ yang menempati posisi keempat, mendapatkan skor 109 dan 96 poin.

{Baca juga: Performanya “Loyo”, Xiaomi Ejek “Softcase” Huawei P30 Pro}

Dalam posternya, Samsung memperlihatkan total skor DxOMark untuk kamera belakang dan depan pada Galaxy S10+ yang jauh lebih baik dari Huawei P30 Pro.

“109 + 96 > 112 + 89,” begitu kata Samsung dalam posternya, seperti dilansir dari Gizchina, Minggu (07/04/2019).

Memang jika dihitung, total poin kamera Samsung galaxy S10+ adalah 205 poin, sementara total benchmark kamera P30 Pro hanya 201 poin. Poster sindiran Samsung sendiri seolah menjawab penyataan provokatif CEO Huawei Device, Richard Yu yang mengatakan bahwa Samsung Galaxy S10+ tidak bisa memotret Galaxy.

Smartphone Samsung Galaxy S10+ tidak bisa memotret Galaxy,” katanya usai merilis Huawei P30 Pro.

{Baca juga: 10 Smartphone Android Terkencang, Huawei P30 Pro Masih “Kedodoran”}

Sebelumnya, Xiaomi juga mengunggah sindiran untuk seri Huawei P30. Brand asal China heran terhadap Huawei P30 yang dinilai tidak punya peningkatan dalam segi performa, dan malah memberikan peningkatan pada casing tambahan untuk smartphone andalannya.

Ya, Huawei malah memberikan edisi khusus untuk P30 Pro yang didalam kemasannya terdapat Glamorous Case bertakhtakan kristal Swarovski daripada meningkatkan performa dari P30 Pro. Hasilnya, smartphone itupun tercecer ke posisi 9 di daftar smartphone Android terkencang versi AnTuTu, kalah jauh dari Xiaomi Mi 9 yang menempati posisi pertama. (FHP)

Upps! Google Kelepasan Pamer Google Pixel 3a di Situsnya

0

Telko.id, Jakarta – Google secara tak sengaja menampilkan smartphone barunya yang masih belum dirilis, Google Pixel 3a di situs Google Store dan Google Play Console. Ketidaksengajaan itu akhirnya mengungkapkan sedikit bocoran spesifikasi dari smartphone tersebut.

Menurut 9to5google, seperti dilansir Telko.id pada Minggu (07/04/2019), Google Pixel 3a punya nama kode “Sargo”, sedangkan Google Pixel 3a XL diberi nama kode “Bonito”.

Keduanya diketahui sama-sama menggunakan layar berjenis OLED dengan ukuran masing-masing 5,6 inci dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2160 piksel) untuk Pixel 3a dan sekitar 6 inci beresolusi Full HD+ (1080 x 2220 piksel) untuk Pixel 3a XL.

{Baca juga: Bos Google Mengaku Punya “Smartphone Rahasia”, Apa Itu?}

Untuk dapur pacunya, digunakan prosesor Snapdragon 670, RAM 4GB, baterai berkapasitas 3,000 mAh, dan sistem operasi Android 9 Pie. Sementara untuk kamera, baru terungkap kamera utamanya saja dengan sensor 12MP.

Yang menarik justru aksesoris dari smartphone ini. Lewat bocoran di situs Google Store, rupanya raksasa pencarian ini menyediakan casing tambahan berbahan fabric atau kain untuk Pixel 3a maupun Pixel 3a XL.

http://telset.id/

{Baca juga: Google+ Resmi Ditutup, Ini yang Bisa Dilakukan Pengguna}

Hingga kini masih belum diketahui kapan kedua smartphone tersebut akan diluncurkan. Tapi dengan hadirnya bocoran tersebut di situs resmi Google meski “tidak sengaja”, diprediksi smartphone itu akan dirilis pada pertengahan 2019 mendatang atau pada ajang Google I/O 2019 di bulan Mei. (FHP)