Telko.id, Jakarta – CupoNation mempublikasikan riset terbaru mengenai biaya produksi iPhone. Hasilnya ditemukan bahwa ada 5 iPhone yang harga aslinya kurang dari Rp 6 juta. Riset tersebut juga menunjukan bahwa rata-rata biaya produksi iPhone hanya 33% dari harga jual di pasaran.
“Meskipun memiliki biaya produksi yang terbilang rendah, namun inovasi membuatnya begitu berharga hingga tetap diminati walau dengan harga di atas rata-rata smartphone di pasaran,” tulis CupoNation.
Berdasarkan keterangan resmi CupoNation yang diterima Tim Telko.id pada Senin (08/04/2019), terdapat 5 iPhone yang dijual dengan harga tinggi tetapi biaya produksi jauh dari itu.
Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ini 5 seri iPhone yang memiliki biaya produksi jauh lebih murah dibanding harga jualnya. Simak ulasannya:
iPhone 8
{Baca juga: Cuci Gudang, Apple Jualan iPhone 8 Rekondisi}
Di posisi kelima ada iPhone 8 yang dirilis pada September 2017. Ponsel dengan kamera utama 12 megapiksel dan kamera depan 7 megapiksel ini dibandrol dengan harga Rp 9,7 juta. Tetapi biaya produksinya cukup berbeda jauh. Biaya produksi iPhone 8 sebesar 35% dari harga jual atau sekitar Rp 3,4 juta.
iPhone 7 Plus
Di posisi keempat adalah iPhone 7 Plus. Ponsel yang memiliki bentang layar sebesar 5,5 inci dirilis pada September 2016. Harga jual iPhone 7 Plus cukup tinggi yaitu Rp 10,7 juta walaupun biaya produksinya tidak sampai Rp 6 juta. Berdasarkan data dari CupoNation ditemukan bahwa biaya produksi iPhone hanya Rp 3,7 juta atau 35% dari biaya produksi.
{Baca juga: iPhone 7 Plus Jadi Perangkat Pertama yang Disambangi iOS 13}
iPhone 8 Plus
Posisi ketiga adalah iPhone 8 Plus. Ponsel ini merupakan saudara dari seri iPhone 8 yang diluncurkan pada September 2017. Ketika itu harga yang dibandrol adalah Rp 11,1 juta atau sedikit lebih mahal dibandingkan seri iPhone 8. Tetapi biaya produksinya sebenarnya jauh dari itu. Biaya produksi iPhone 8 Plus sekitar 36% dari harga jual atau harga aslinya hanya Rp 4 juta.
{Baca juga: Duh! iPhone 8 Plus Pakai Komponen Abal-abal}
iPhone X
Di posisi kedua adalah iPhone X. Seri X ini diluncurkan bersama dengan iPhone 8 dan iPhone 8 Plus di tahun 2017. iPhone X memiliki layar 5,8 inci dengan kamera utama 12 megapiksel. iPhone X dijual dengan harga Rp 13,9 juta dan biaya produksinya jauh dari itu. Untuk membuat 1 perangkat iPhone X dibutuhkan biaya Rp 5,1 juta aja. Artinya biaya produksi ponsel pintar ini hanya 37% dari harga jual.
{Baca juga: Apple Jual iPhone X Daur Ulang, Segini Harganya}
iPhone XS Max
{Baca juga: Tahun Depan, iPhone XS Max akan Pakai Layar Murah}
Di posisi pertama adalah iPhone XS Max. Ponsel terbaru dari Apple ini diluncurkan pada tahun 2018 lalu. iPhone XS Max dibekali kamera ganda di bagian belakangnya dengan resolusi 12MP lensa wide-angle aperture f/1.8 dan 12MP lensa telephoto aperture f/2.4 dengan 2x optical-zoom. Sementara kamera depannya, beresolusi 7MP lensa RGB aperture f/2.2. Biaya produksi iPhone XS Max adalah Rp 5,4 juta atau 35% dari harga jual, karena harga jual ponsel ini adalah Rp 15,3 juta.
“Apabila nominal tersebut disanding dengan harga resmi saat peluncuran, maka biaya produksi sebuah iPhone XS Max akan mengambil sekitar 35% dari harga jualnya,” tulis CupoNation. [NM/HBS]
Telko.id – Akan sangat menyebalkan ketika Anda tak sengaja menghapus data penting, dokumen, video, hingga musik favorit dari memori penyimpanan smartphone Android. Sebab biasanya, sulit untuk kembalikan data yang terhapus di Android
Jikapun bisa mengembalikannya, smartphone Android biasanya harus di-root terlebih dahulu.
Selain itu, kerap kali terjadi data yang terhapus biasanya tidak akan kembali dengan sempurna alias corrupt atau rusak.
{Baca juga: Trik Hubungi Kontak yang Blokir Kamu di WhatsApp}
Tapi, tim Telko.id punya trik nih untuk kembalikan data yang pernah terhapus di Android tanpa root. Trik ini simple, gak perlu membutuhkan tenaga lebih dan hanya membutuhkan kuota internet kurang lebih 15MB saja. Yuk simak!
Catatan: Aplikasi ini hanya dapat mengembalikan data yang terhapus setelah aplikasi tersebut sudah ter-install di smartphone Android.
Pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan download aplikasi Dumpster di Google Play Store. Aplikasi ini tidak membutuhkan akses rooting terlebih dahulu, dan Anda bisa langsung menggunakannya dengan mudah.
Jika sudah, izinkan aplikasi untuk mendapatkan akses terhadap memori penyimpanan smartphone Anda.
Nah, biasanya di halaman utama aplikasi akan muncul data yang pernah terhapus. Anda bisa mengkategorikan data apa yang ingin Anda cari dengan menekan tombol Dumpster di bagian atas, dan pilih kategori sesuai keinginan.
Untuk mengembalikan data tersebut, tekan datanya, dan pilih Restore. Otomatis, data akan muncul kembali di folder terakhir dimana data itu tersimpan.
Apabila belum menemukan data yang terhapus, tekan tombol tiga garis bertumpuk di kiri atas layar, lalu tekan Deep Scan Recovery.
Maka akan muncul data-data yang pernah dihapus oleh Anda, entah itu sengaja atau tidak. Tapi, hanya tiga tipe data saja yang muncul, yakni Images, Videos, dan Audio.
Untuk mengembalikan datanya, dan tekan tombol Restore to Gallery.
Bagaimana, mudah kan caranya? Yuk segera coba apabila Anda tak sengaja menghapus data penting. (FHP)
Telko.id – Hadirnya MRT di Jakarta memberikan alternatif transportasi bagi masyarakat. Namun disayangkan tidak semua operator telekomunikasi hadir di dalam transportasi tersebut. Perlu ada aturan khusus agar operator dapat melayani di ruang publik seperti MRT ini.
Hal ini disampaikan oleh Yessie D. Yosetya, Direktur Teknologi XL Axiata saat media gathering di Banyuwangi beberapa waktu lalu.
“Menurut kami, perlu adanya aturan khusus untuk penyelenggara telekomunikasi dipermudah memberikan layanan di ruang publik,” ujar Yessie.
Saat ini, operator untuk bisa melayani pelanggannya di MRT itu melakukan dealing Business to Business (B2B) sehingga dana yang harus dikeluarkan oleh operator pun sangat besar. Padahal hanya untuk mencover blank di kawasan MRT yang hanya sekitar 10 hingga 12 menit saja.
Menurut Chris Kanter, ongkos sewa jaringan telekomunikasi di MRT ini mencapai Rp600 juta per bulan. “Itu bukan hanya kemahalan, tapi sangat mahal,” ujar Chris beberapa waktu lalu.
Bagi operator ini tentu dilema, antara kepentingan layanan prima dan tambahan biaya.
Mengingat biaya sewa nya sangat mahal, Yessie menyebutkan agar sepatutnya layanan di MRT ini tidak dijadikan sebagai alat komersialisasi.
“Ini hal yang sangat penting dan serius. Kenapa? Walaupun awalnya B2B, tetapi sebetulnya yang fundamental itu adalah ruang publik,” ungkap Yessie.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Munir Syahda Prabowo, Vice President Network Smartfren.
“Memang Smartfren sudah hadir di MRT ini, hanya saja yang kami concern, MRT ini adalah area publik, seyogya nya ada aturan khusus untuk area public seperti MRT ini sehingga masyarakat pun mendapatkan pelayanan yang optimal,” ujar Munir.
Telkomsel sendiri untuk dapat melayani pelanggannya di dalam subway MRT itu menurut Bob Apriawan, Direktur Jaringan Telkomsel bahwa operator ini telah memasang 48 BTS di 13 stasiun yang dilewati MRT Jakarta. Secara keseluruhan ada 74 sektor dengan 222 NE BTS mixed 2G, 3G, dan 4G.
Sedangkan Smartfren masih belum terbuka tentang berapa banyak BTS yang dipasang sepanjang jalur MRT ini. Hanya saja, besok (09/04) akan ada uji jaringan di sepanjang jalur MRT tersebut.
Untuk tiga provider telekomunikasi lain yaitu XL Axiata, Indosat Ooredoo dan Tri, mengaku masih berupaya merampungkan finalisasi penyediaan jaringan di rute MRT Jakarta.
Akan kah aturan khusus untuk area public dikeluarkan pemerintah? Coba saja kita tunggu, kalau sinyal semua operator ada di subway MRT, berarti negosiasi tentang aturan khusus ini berhasil. (Icha)
Telko.id, Jakarta – Asus berencana untuk merilis suksesor dari smartphone gaming mereka, Asus ROG Phone. Kabar ini berasal dari sumber terpercaya yang berada di lingkungan industri Asus yang juga melaporkan bahwa penerus ROG Phone ini akan diluncurkan pada kuartal ketiga tahun 2019 mendatang.
Namun seperti dikutip dari Digitimes, Senin (08/04/2019), Asus ROG Phone generasi kedua kemungkinan besar hanya akan dipasarkan di China saja.
Sebab, Asus dilaporkan telah menggandeng Tencent untuk bersama-sama mempromosikan smartphone gaming Asus itu di China.
{Baca juga: Review Asus ROG Phone: Smartphone Gahar Khusus “Gamers Hardcore”}
Sumber itu juga menyatakan, apabila kerja sama Asus dengan Tencent berjalan dengan baik, maka perusahaan asal Taiwan ini berpeluang besar untuk merevitalisasi divisi smartphone-nya yang dinilai “merugikan”.
Asal tahu saja, pada bulan Desember 2018, Asus menerapkan strategi baru untuk fokus pada smartphone gaming dan premium daripada model entry-level dan menengah. Strategi itu bertujuan untuk mengurangi kerugian dari bisnis smartphone yang dialami Asus selama tiga tahun terakhir.
Asus memang berencana untuk fokus ke pasar China dengan generasi kedua dari ROG Phone, tapi tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak menjual smartphone gaming itu di pasar Asia lainnya atau bahkan di Eropa dan Amerika Serikat.
Generasi pertama dari smartphonegaming ini sebenarnya telah diluncurkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Bahkan, ROG Phone merupakan smartphone gaming premium pertama yang dirilis resmi di Indonesia.
Akan tetapi hingga kini, smartphone gaming itu masih belum dijual secara resmi di Indonesia sejak kemunculannya pada akhir tahun lalu. Diungkapkan Head of PR eMarketing Asus Indonesia, Muhammad Firman, ada alasan kenapa smartphone itu belum juga dijual di Indonesia.
{Baca juga: Kenapa ROG Phone Belum Juga Dijual, Asus?}
Menurutnya, ada beberapa kendala teknis yang membuat smartphone gaming ini ditunda penyebarannya. Meski demikian, Firman enggan menyebutkan secara rinci kendala teknis apa yang ia maksudkan.
“Saat ini ROG Phone masih dalam proses untuk kita hadirkan ke pasaran Indonesia. Ada beberapa kendala teknis sehingga produk tersebut terpaksa kami tunda penyebarannya,” katanya saat dihubungi tim Telko.id via pesan singkat, Senin (08/04/2019). (FHP)
Telko.id, Jakarta –Smartphone flagship pertama Redmi, yaitu Redmi Pro 2 dipastikan akan mengusung desain kekinian pluskamera pop-up mekanik. Hal ini dipastikan lewat bocoran terbaru yang muncul via situs Weibo.
Dalam foto bocoran yang diunggah akun Alvin0–0, Redmi Pro 2 yang tampak berwarna merah gradasi itu ditenagai oleh prosesor Qualcomm Snapdragon 855.
Melansir dari Gizmochina, Senin (08/04/2019), Redmi Pro 2 juga disebutkan mengusung tiga kamera utama di bagian belakangnya.
{Baca juga: Fix! Redmi Pro 2 Ditenagai Prosesor Snapdragon 855}
Kamera ini ditempatkan secara vertikal di sisi kiri bodysmartphone. Belum diketahui seperti apa konfigurasi kameranya, namun kemungkinan besar akan digunakan sensor 48MP sebagai lensa utamanya.
Sementara kamera depannya, Redmi Pro 2 punya kamera pop-up untuk memaksimalkan aspek rasio layar terhadap body-nya. Kamera pop-up itu ditempatkan di bagian tengah atas body, mirip seperti kamera pop-up milik Oppo F11 Pro.
Foto bocoran tersebut cukup mirip dengan bocoran hasil rekayasa 3D atau render yang tersebar di Weibo beberapa waktu lalu. Redmi Pro 2 terlihat mengusung konsep layar bezel-less tanpa adanya notch atau lubang kamera.
Selain itu, smartphone ini pun sudah disematkan teknologi sensor sidik jari di dalam layarnya. Sementara soal penggunaan Snapdragon 855, hal tersebut telah dikonfirmasi sebelumnya oleh bos Redmi, Lu Weibing.
{Baca juga: Inikah Tampang Seri Redmi dengan Snapdragon 855?}
Ia mengkonfirmasi soal kehadiran seri Redmi yang masuk ke jajaran smartphone flagship dengan Snapdragon 855. Hingga kini, masih belum ada informasi pasti kapan Redmi merilis smartphone flagship-nya itu.
Kemunculan pertama smartphone flagship Redmi ini berasal dari satu foto yang memperlihatkan CEO Xiaomi, Lei Jun yang sedang menggunakan smartphone-nya. Dalam foto, tampak smartphone berwarna merah yang tidak digunakan Lei Jun.
Diprediksi, smartphone itu adalah seri Redmi dengan Snapdragon 855. So, kita nantikan kehadirannya yang mungkin akan terjadi sebentar lagi. (FHP)
Telko.id – Dari semua operator yang ada di Indonesia, rasanya baru XL saja yang bisa memberikan perbedaan layanan dari para pelanggannya. Kali ini, XL meluncurkan paket Xtra Combo VIP. Pelanggan yang memakai paket ini akan mendapatkan prioritas jaringan tertinggi. Mantap kan?
“Untuk pelanggan yang memakai paket Xtra Combo VIP, ada sejumlah keuntungan lebih yang bisa pelanggan dapatkan,” ungkap David Arcelus Oses, Chief Marketing Officer XL Axiata.
Manfaat pertama yang bisa didapatkan pelanggan paket Xtra Combo VIP adalah berupa akses jaringan yang memberikan kenyamanan lebih. Hal ini dimungkinkan karena Xtra Combo VIP mendapatkan prioritas jaringan tertinggi di antara semua paket internet di layanan prabayar.
Manfaat kedua, menawarkan fleksibilitas yang lebih maksimal untuk akses data dan internet kapan pun dan di mana pun. Pelanggan bisa mendapatkan manfaat ini karena dengan Xtra Combo VIP semua sisa kuota yang ada tetap bisa dipergunakan di bulan-bulan berikutnya tanpa batas dan tanpa biaya.
Manfaat ketiga, memberikan nilai lebih dalam penyediaan konten tambahan yang relevan. Manfaat yang bisa pelanggan peroleh berupa akses ke iFlix VIP tanpa biaya berlangganan. Selain itu, masih ada manfaat tambahan lainnya, yaitu berupa streaming You-Tube tanpa kuota di jam 01:00 s/d 06:00, serta Xtra Nelpon ke semua operator berlaku 24 jam.
Tersedia 5 pilihan paket Xtra Combo VIP. Paket dengan kuota data terkecil 10GB seharga Rp 69 ribu untuk masa aktif 30 hari, dengan kuota bebas hangus sebesar 5GB di jaringan 2G/3G/4G. Paket paling besar dengan kuota data 70GB untuk 30 hari seharga Rp 249 ribu, kuota bebas hangus sebesar 35GB. Pilihan lainnya yaitu paket 20GB, 30GB, dan 40GB.
Xtra Kuota dan Xtream 2
Di luar Xtra Combo VIP, XL Axiata juga merilis dua produk XL lain untuk generasi digital, yaitu Xtra Kuota dan Xtream 2 . Xtra Kuota merupakan paket tambahan khusus untuk pelanggan Xtra Combo dan Xtra Combo VIP. Melalui Xtra Kuota pelanggan bisa memilih berlangganan akses layanan OTT seperti Youtube, Iflix, atau mobile legend sesuai kebutuhan masing-masing pelanggan.
Paket Xtra kuota baru ini sudah bisa didapatkan oleh pelanggan mulai 7 Februari 2019 melalui UMB *123#, MyXL dan outlet penjual pulsa, dengan harga Rp 10Ribu.
Sekarang ini OTT seperti YouTube, Iflix, Mobile Legend dan lainnya digunakan oleh banyak orang. Karena itu kami berupaya memberikan paket yang sesuai dengan harapan pelanggan. Dengan Xtra Kuota, pelanggan Xtra Combo dan Xtra Combo VIP bisa memilih paket yang sesuai kebutuhannya dan khusus untuk layanan yang mereka pilih, sehingga mendapatkan manfaat lebih besar dengan harga murah, ujar David.
David menambahkan, Xtream 2 pun akan segera hadir untuk memenuhi kebutuhan generasi digital dari segi perangkat genggam dengan spesifikasi mumpuni dan sudah mendukung 4G. Tentunya dengan harga dan penawaran yang sangat menarik,jadi tunggu saja kejutan dari kami. (Icha)
Telko.id – Harga yang murah dengan spesifikasi mumpuni merupakan hal yang paling menarik perhatian konsumen smartphone di Indonesia. Makanya, sejumlah brand yang memasarkan produknya di Indonesia menerapkan strategi smartphone “murmer“ alias murah meriah, termasuk Redmi saat meluncurkan Redmi Note 7.
Ya, sub-brand Xiaomi ini baru saja merilis smartphone pertama mereka setelah resmi “pisah” dari Xiaomi.
Xiaomi sendiri merupakan brand yang sudah lama dikenal dengan smartphone yang memiliki spesifikasi tinggi dengan harga yang terjangkau.
{Baca juga: Review Huawei P30 Pro: Kamera Masih Jadi Andalan}
Nah, saat pertama kali diperkenalkan, Redmi Note 7 langsung membuat kejutan. Bagaimana tidak, smartphone ini “cuma” dihargai Rp 1,9 jutaan saja untuk versi paling rendahnya.
Padahal, Redmi Note 7 dibekali spesifikasi handal dan didukung oleh berbagai fitur serta teknologi yang mumpuni. Tapi, apa benar smartphone ini punya spesifikasi handal dan mumpuni?
Well, sekarang tim Telko.id akan mengulas smartphone ini secara lengkap dengan membahas sisi desain, layar, spesifikasi, hingga urusan kameranya dalam review Redmi Note 7 berikut ini. Yuk simak!
Desain
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Jujur, kalau soal desain sebenarnya tidak ada yang spesial dari Redmi Note 7. Sebab, desain Redmi Note 7 terbilang mainstream karena sudah diadopsi oleh sebagian besar smartphone kelas menengah yang beredar saat ini.
Bagian depan misalnya, Redmi Note 7 punya desain layar memanjang dengan adanya notch atau poni yang berukuran kecil di bagian atasnya. Desain poni ini mirip-mirip dengan notch yang juga diadopsi oleh beberapa brand lainnya, seperti Oppo, Realme, Huawei, dll.
{Baca juga: 5 Fakta Redmi Note 7, Nomor 4 Paling “Greget”}
Yang berbeda justru adalah nama dari notch tersebut. Jika di Oppo disebut waterdrop notch, Realme dan Huawei dipanggil dewdrop notch, di Redmi Note 7 disebut sebagai “Dot Drop”.
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Masih bagian depan, bezel kiri dan kanan dari smartphone ini terbilang tipis. Namun jika berbicara soal bezel bagian bawahnya, masih terbilang cukup tebal seperti bezel Mi 8 Lite ataupun Pocophone F1. Wajar, smartphone menengah bukan flagship yang harganya nyaris puluhan juta rupiah.
Pindah ke bagian belakang, desain Redmi Note 7 juga “terinspirasi” dari smartphone menengah lainnya, sebut saja Huawei Nova 3i. Yang paling terlihat “kesamaannya” adalah frame kamera ganda, letak LED Flash, hingga posisi sensor sidik jarinya.
Meski demikian, Redmi melapisi body belakang yang berlapis panel kaca 2,5D Gorilla Glass 5 dengan warna yang kece. Kami memiliki unit berwarna Blue, dan meski tanpa “embel-embel” gradasi, warna biru pada smartphone ini terlihat cantik dan premium.
{Baca juga: Redmi Note 7 “Dihajar” Durian dan Semangka, BisaSelamat?}
Di sisi desain, yang patut diapresiasi dari Redmi Note 7 justru build quality dari smartphone ini. Redmi Note 7 punya body dengan daya tahan yang jempolan.
“Kekuatannya” dibuktikan dengan beberapa video yang dirilis Xiaomi sebelum smartphone ini dirilis, seperti mampu menghancurkan semangka, dijatuhi durian utuh, sampai diinjak oleh seorang wanita menggunakan sepatu high heels.
Kami memang tidak menguji daya tahannya secara ekstrem seperti itu. Namun selama kami menggunakannya, smartphone ini sudah beberapa kali jatuh ke lantai, dan tidak ada “luka serius” pada body-nya.
Layar
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Redmi Note 7 mengusung layar berukuran besar, tepatnya 6,3 berjenis IPS LCD dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2340 piksel) dan aspek rasio mencapai 19,5 : 9. Seperti body belakang, layar ini juga dilapisi oleh panel 2,5D Gorilla Glass 5 yang tahan dari goresan benda-benda cukup tajam seperti kunci, uang koin, dan lainnya.
Untuk sebuah smartphone Rp 1,9 jutaan, spesifikasi layar Redmi Note 7 tergolong sangat baik. Karena biasanya, smartphone yang baru dirilis dengan rentang harga ini masih menggunakan layar beresolusi HD+.
{Baca juga: Gara-gara Ini, Redmi Note 7 “Batal” Punya Sidik Jari di Layar}
Secara kualitas, sebetulnya “11-12” dengan smartphone lain yang punya panel layar IPS LCD beresolusi sama. Nyaman dilihat mata, karena konten yang disuguhkan menampilkan warna dan detail yang baik, khususnya bagi penggemar game bergrafis tinggi seperti PUBG, Real Racing 3, PES 2019, dan lainnya.
Tapi ada satu yang cukup disayangkan, yakni fitur Auto Brightness yang tidak terlalu pintar menyesuaikan intensitas cahaya layar saat di dalam atau di luar ruangan, serta kondisi siang hari atau malam hari. But, secara overall, layarnya sangat berkualitas untuk sebuah smartphone Rp 1,9 jutaan.
Spesifikasi
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Dengan harga yang relatif murah, Redmi Note 7 sudah ditenagai oleh prosesor octa-core 2.2 GHz Snapdragon 660 AIE atau Artificial Intelligence Engine. AIE merupakan chip khusus yang disematkan Qualcomm untuk sejumlah SoC high-end dan flagship Snapdragon saja.
Seperti Snapdragon 660, Snapdragon 710, Snapdragon 820, Snapdragon 821, Snapdragon 835, Snapdragon 845 hingga Snapdragon 855. Sederhananya, seluruh smartphone yang menggunakan prosesor dengan AIE memiliki teknologi AI hasil kombinasi software buatan brand atau OEM dan hardware Qualcomm untuk meningkatkan kinerja smartphone.
{Baca juga: Review Nokia 5.1 Plus: Murah, Tapi Gak Murahan}
Digunakan juga konfigurasi RAM 3GB/4GB, ROM 32GB/64GB, dan baterai berkapasitas 4,000 mAh yang didukung oleh teknologi Qualcomm Quick Charge 4 bertenaga 18W (9V/2A). Dengan kombinasi spesifikasi ini, kinerja Redmi Note 7 terbilang ngebut yang bisa kami buktikan lewat benchmark via AnTuTu Benchmark versi 7.
Berdasarkan benchmark yang kami gunakan, smartphone ini memperoleh skor 143.976 poin, dan itu merupakan skor yang tinggi sekali untuk smartphone dengan harga Rp 2 jutaan.
Mari bandingkan dengan smartphone di rentang harga Rp 2 jutaan yang pernah kami ulas, seperti Nokia 5.1 Plus, Realme 3, dan Samsung Galaxy J6+, nyatanyaRedmi Note 7 unggul jauh. Menurut catatan kami, tiga smartphone tadi yang masing-masing mencetak skor 119 ribuan untuk Nokia 5.1 Plus, 132 ribuan untuk Realme 3, dan 42 ribuan untuk Samsung Galaxy J6+. Berikut grafis perbandingannya:
Selain menggunakan AnTuTu, kami juga mencoba gaming test dengan menjalankan aplikasi Game Bench untuk memainkan game bergrafis tinggi seperti PUBG hingga Life After. Berdasarkan benchmark, kedua game ini bisa dilibas di rata-rata di 26 fps.
Tadi sudah kami sebutkan bahwa Redmi Note 7 mendukung teknologi fast charging dari Qualcomm. Tapi sayangnya, Xiaomi tidak menyertakan charger yang mendukung teknologi tersebut, karena mereka hanya memberikan charger 5V/2A dalam paket pembelian.
Alhasil, teknologi Qualcomm Quick Charge 4.0 di Redmi Note 7 terasa sia-sia. Berdasarkan pengujian kami, mengisi baterai 4,000 mAh Redmi Note 7 dari 1% hingga penuh membutuhkan 170 menit. Lama banget kan?
Namun apabila menggunakan charger 9V/2A, kami memperoleh waktu 127 menit untuk mengisi baterai dari 7% hingga penuh. Perbedaan yang sangat jauh. Mungkin ini bisa menjadi masukan bagi Xiaomi untuk memberikan charger yang mendukung teknologi fast charging dalam paket pembelian.
Meski begitu, dari sisi ketahanan daya, smartphone ini terbilang awet baterai. Berdasarkan pengujian langsung menggunakan aplikasi PCMark, smartphone itu mencatat waktu 12 jam 21 menit dengan baterai tersisa 15%. Itu terbilang awet, karena screen on-time pun tercatat di waktu yang sama.
Sistem Operasi
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Redmi Note 7 sudah berjalan di atas MIUI 10 berbasis Android 9 Pie. Sistem operasi ini terbilang smooth dan lancar digunakan di jagoan pertama Redmi tersebut.
Tapi ada kekurangan yang kami rasa sangat fatal pada MIUI 10, yaitu banyak iklan. Ya, lagi-lagi masalahnya masih banyak iklan yang mengganggu. Memang, smartphone Xiaomi terbilang murah di kelasnya, tapi apakah harus “mengorbankan” kenyamanan pengguna dengan menampilkan iklan di aplikasi bawaan untuk “menambah pemasukan”?
Iklan itu sendiri seperti adware yang muncul di aplikasi bawaan seperti File Manager, Assistant, Cleaner, hingga sistem pemindaian keamanan untuk setiap aplikasi baru yang di-install. Kami akhirnya seperti menggunakan aplikasi bajakan atau aplikasi gratisan dengan hadirnya serangkaian iklan yang mengganggu.
Apabila seandainya iklan itu tidak ada, MIUI 10 menjadi salah satu sistem operasi yang patut diperhitungkan karena UI-nya fresh, prosesnya smooth dan nyaman digunakan, serta kaya fitur. Masukan lagi nih buat Xiaomi.
Kamera
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Redmi Note 7 memiliki kamera ganda dengan sensor 48MP Isocell Slim GM 1 aperture f/1.8 sebagai lensa utama dan sensor 5MP aperture f/2.4 sebagai lensa depth. Saat kami menggunakannya, secara default Redmi Note 7 akan menghasilkan gambar 12MP.
Tapi, ada juga opsi untuk benar-benar mengaktifkan mode 48MP yang menghasilkan foto beresolusi sama. Caranya, dengan masuk ke mode Pro.
Namun menurut kami, hasil kamera 12MP jauh lebih detail dan punya kualitas yang lebih baik serta warna yang lebih tajam daripada menggunakan opsi kamera 48MP. Kok bisa?
{Baca juga: Sayang Sekali, Redmi Note 7 Pro Gak Masuk ke Indonesia}
Itu karena, sistem akan memadatkan atau memampatkan foto 48MP menjadi 12MP. Proses itu disebut Redmi sebagai 4-in-1 Super Pixel. Berikut hasil foto-fotonya:
Smartphone ini menawarkan cukup banyak fitur pada kameranya. Salah satunya adalah Night Mode yang memungkinkan pengguna mengambil gambar bagus di kondisi cahaya yang kurang atau malam.
Cara kerja mode ini adalah mengambil gambar selama beberapa detik, tergantung intensitas cahaya saat pengambilan gambar. Biasanya, makin gelap, maka proses pengambilan gambar akan makin lama.
Kemudian, seluruh gambar yang diambil tadi akan digabungkan menjadi satu foto yang bagus. Foto malam yang dihasilkan juga cukup baik, minim noise, detail yang baik, dan warna yang cukup tajam. Berikut beberapa hasil foto malamnya:
Untuk kamera depan, smartphone ini dibekali kamera 13MP aperture f/2.2 yang didukung teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) yang mampu mempercantik, menghaluskan, dan “memperbaiki” wajah pengguna saat selfie.
Kualitasnya juga cukup baik, standar lah untuk smartphone yang tidak menjagokan kamera depannya. Akan tetapi, terkadang wajah saat selfie terlihat jauh lebih mulus dan sangat terlihat telah “dimanipulasi”. Berikut beberapa fotonya:
Kesimpulan
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Pada umumnya, smartphone dengan harga Rp 1,9 jutaan hingga Rp 2 jutaan memiliki fitur yang terkenal biasa saja. Namun, kesan tadi seolah hilang saat kami menggunakan Redmi Note 7, yang sukses membuat kami terkejut dengan kemampuan yang disuguhkannya.
Meski desainnya terbilang mainstream, namun daya tahannya patut diacungi jempol. Kemudian spesifikasi dan performanya juga memberikan pengalaman baik kepada kami, khususnya di sektor baterai.
Lalu kameranya. Mana lagi smartphone di harga ini yang memberikan kamera utama 48MP sebagai salah satu daya tariknya? Kualitas foto yang diberikan pun sudah baik dan cukup berkualitas.
Ya, Xiaomi dan Redmi sukses membuat smartphone berharga terjangkau dengan performa dan kemampuan yang mumpuni bagi masyarakat Tanah Air. Great job!
Kelebihan
Kekurangan
Harga Terjangkau
Daya tahan dan build qualitybody bagus
Layar dan body sudah dilapisi Gorilla Glass 5
Warna gradasi yang menarik
Layar berukuran besar dan Full HD+
Spek mumpuni dengan Snapdragon 660 AIE
Baterai tahan lama
Kamera 48MP
Kamera ada Night Mode
Desain mainstream dan cenderung “ikut-ikutan”
Belum diberikan charger 9V/2A atau yang mendukung Quick Charge 4.0
Telko.id – Harga yang murah dengan spesifikasi handal merupakan hal yang paling menarik perhatian konsumen smartphone di Indonesia. Makanya, sejumlah brand yang berbisnis di Tanah Air pun menerapkan strategi “smartphone murmer” alias Murah Meriah ketika merilis smartphone baru di sini, termasuk Redmi saat meluncurkan Redmi Note 7.
Ya, sub-brand Xiaomi ini baru saja merilis smartphone pertama mereka setelah resmi “pisah” dari Xiaomi.
Buat yang gak tahu, Xiaomi merupakan brand yang juga sudah terkenal sejak dulu untuk urusan smartphone berperforma dengan harga yang terjangkau.
{Baca juga: Review Huawei P30 Pro: Kamera Masih Jadi Andalan}
Nah saat pertama kali diperkenalkan, Redmi Note 7 langsung membuat kejutan. Bagaimana tidak, smartphone ini “cuma” dihargai Rp 1,9 jutaan saja untuk versi paling rendahnya.
Padahal, Redmi Note 7 “katanya” ditopang oleh spesifikasi handal dan didukung oleh berbagai fitur serta teknologi yang mumpuni. Tapi, apa benar smartphone ini punya spesifikasi handal dan mumpuni?
Well, sekarang tim Telko.id akan mengulas smartphone ini secara lengkap dengan membahas sisi desain, layar, spesifikasi, hingga urusan kameranya dalam review Redmi Note 7 berikut ini. Agar, Anda dapat mengetahui seperti apa sihsmartphone tersebut. Yuk simak!
Desain
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Jujur, kalau soal desain sebenarnya tidak ada yang spesial dari Redmi Note 7. Sebab, desain Redmi Note 7 terbilang mainstream karena sudah diadopsi oleh sebagian besar smartphone kelas menengah yang beredar saat ini.
Bagian depan misalnya, Redmi Note 7 punya desain layar memanjang dengan adanya notch atau poni yang berukuran kecil di bagian atasnya. Desain poni ini mirip-mirip dengan notch pada sejumlah smartphone Oppo, Realme, Huawei, dan lainnya.
{Baca juga: 5 Fakta Redmi Note 7, Nomor 4 Paling “Greget”}
Yang berbeda justru adalah nama dari notch tersebut. Jika di Oppo disebut waterdrop notch, Realme dan Huawei dipanggil dewdrop notch, di Redmi Note 7 disebut sebagai “Dot Drop”.
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Masih bagian depan, bezel kiri dan kanan dari smartphone ini terbilang tipis. Namun jika berbicara soal bezel bagian bawahnya, masih terbilang cukup tebal seperti bezel Mi 8 Lite ataupun Pocophone F1. Wajar, smartphone menengah bukan flagship yang harganya nyaris puluhan juta rupiah.
Pindah ke bagian belakang, desain Redmi Note 7 juga “terinspirasi” dari smartphone menengah lainnya, sebut saja Huawei Nova 3i. Yang paling terlihat “kesamaannya” adalah frame kamera ganda, letak LED Flash, hingga posisi sensor sidik jarinya.
Meski demikian, Redmi melapisi body belakang yang berlapis panel kaca 2,5D Gorilla Glass 5 dengan warna yang kece. Kami memiliki unit berwarna Blue, dan meski tanpa “embel-embel” gradasi, warna biru pada smartphone ini terlihat cantik dan premium.
{Baca juga: Redmi Note 7 “Dihajar” Durian dan Semangka, BisaSelamat?}
Di sisi desain, yang patut diapresiasi dari Redmi Note 7 justru build quality dari smartphone ini. Redmi Note 7 punya body dengan daya tahan yang jempolan. Itu dibuktikan dengan beberapa video yang dirilis Xiaomi sebelum smartphone ini dirilis, seperti mampu menghancurkan semangka, dijatuhi durian utuh, sampai diinjak oleh seorang wanita menggunakan sepatu high heels.
Kami memang tidak menguji daya tahannya secara ekstrem seperti itu. Namun selama kami menggunakannya, smartphone ini sudah beberapa kali jatuh ke lantai, dan tidak ada “luka serius” pada body-nya.
Layar
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Redmi Note 7 mengusung layar berukuran besar, tepatnya 6,3 berjenis IPS LCD dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2340 piksel) dan aspek rasio mencapai 19,5 : 9. Seperti body belakang, layar ini juga dilapisi oleh panel 2,5D Gorilla Glass 5 yang tahan dari goresan benda-benda cukup tajam seperti kunci, uang koin, dan lainnya.
Untuk sebuah smartphone Rp 1,9 jutaan, spesifikasi layar Redmi Note 7 tergolong sangat baik. Karena biasanya, smartphone yang baru dirilis dengan rentang harga ini masih menggunakan layar beresolusi HD+.
{Baca juga: Gara-gara Ini, Redmi Note 7 “Batal” Punya Sidik Jari di Layar}
Secara kualitas, sebetulnya 11-12 dengan smartphone lain yang punya panel layar IPS LCD beresolusi sama. Nyaman dilihat mata, karena konten yang disuguhkan menampilkan warna dan detail yang baik, khususnya bagi penggemar game bergrafis tinggi seperti PUBG, Real Racing 3, PES 2019, dan lainnya.
Tapi ada satu yang cukup disayangkan, yakni fitur Auto Brightness yang tidak terlalu pintar menyesuaikan intensitas cahaya layar saat di dalam atau di luar ruangan, serta kondisi siang hari atau malam hari. But, secara overall, layarnya sangat berkualitas untuk sebuah smartphone Rp 1,9 jutaan.
Spesifikasi
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Di harganya yang “cuma segitu”, Redmi Note 7 sudah ditenagai oleh prosesor octa-core 2.2 GHz Snapdragon 660 AIE atau Artificial Intelligence Engine. AIE merupakan chip khusus yang disematkan Qualcomm untuk sejumlah SoC high-end dan flagship Snapdragon saja.
Seperti Snapdragon 660, Snapdragon 710, Snapdragon 820, Snapdragon 821, Snapdragon 835, Snapdragon 845 hingga Snapdragon 855. Sederhananya, seluruh smartphone yang menggunakan prosesor dengan AIE memiliki teknologi AI hasil kombinasi software buatan brand atau OEM dan hardware Qualcomm untuk meningkatkan kinerja smartphone.
{Baca juga: Review Nokia 5.1 Plus: Murah, Tapi Gak Murahan}
Digunakan juga konfigurasi RAM 3GB/4GB, ROM 32GB/64GB, dan baterai berkapasitas 4,000 mAh yang didukung oleh teknologi Qualcomm Quick Charge 4 bertenaga 18W (9V/2A). Dengan kombinasi spesifikasi ini, kinerja Redmi Note 7 terbilang ngebut yang bisa kami buktikan lewat benchmark via AnTuTu Benchmark versi 7.
Berdasarkan benchmark yang kami gunakan, smartphone ini memperoleh skor 143.976 poin, dan itu merupakan skor yang tinggi sekali untuk smartphone dengan harga Rp 2 jutaan.
Mari bandingkan dengan smartphone di rentang harga Rp 2 jutaan yang pernah kami ulas, seperti Nokia 5.1 Plus, Realme 3, dan Samsung Galaxy J6+. Redmi Note 7 unggul jauh dari 3 smartphone tadi yang masing-masing mencetak skor 119 ribuan untuk Nokia 5.1 Plus, 132 ribuan untuk Realme 3, dan 42 ribuan untuk Samsung Galaxy J6+. Berikut grafis perbandingannya:
Selain menggunakan AnTuTu, kami juga mencoba gaming test dengan menjalankan aplikasi Game Bench untuk memainkan game bergrafis tinggi seperti PUBG hingga Life After. Berdasarkan benchmark, kedua game ini bisa dilibas di rata-rata di 26 fps.
Tadi sudah kami sebutkan bahwa Redmi Note 7 mendukung teknologi fast charging dari Qualcomm. Tapi sayangnya, Xiaomi tidak menyertakan charger yang mendukung teknologi tersebut, karena mereka hanya memberikan charger 5V/2A dalam paket pembelian.
Sehingga, teknologi Qualcomm Quick Charge 4.0 terasa sia-sia. Berdasarkan pengujian kami, mengisi baterai 4,000 mAh Redmi Note 7 dari 1% hingga penuh membutuhkan 170 menit. Lama banget kan?
Namun apabila menggunakan charger 9V/2A, kami memperoleh waktu 127 menit untuk mengisi baterai dari 7% hingga penuh. Perbedaan yang sangat jauh. Mungkin ini bisa menjadi masukan bagi Xiaomi untuk memberikan charger yang mendukung teknologi fast charging dalam paket pembelian.
Masih baterai, gara-gara menggunakan mesin utama mumpuni dan juga efisien, smartphone ini terbilang awet baterai. Berdasarkan pengujian langsung menggunakan aplikasi PCMark, smartphone itu mencatat waktu 12 jam 21 menit dengan baterai tersisa 15%. Itu terbilang awet, karena screen on-time pun tercatat di waktu yang sama.
Sistem Operasi
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Redmi Note 7 sudah berjalan di atas MIUI 10 berbasis Android 9 Pie. Sistem operasi ini terbilang smooth dan lancar digunakan di jagoan pertama Redmi tersebut.
Tapi ada kekurangan yang kami rasa sangat fatal pada MIUI 10, yaitu banyak iklan. Memang, smartphone Xiaomi terbilang murah meriah apabila dibandingkan smartphone lain di kelasnya. Tapi, apakah harus “mengorbankan” kenyamanan pengguna dengan menampilkan iklan di aplikasi bawaan untuk “menambah pemasukan”?
Iklan itu sendiri seperti adware yang muncul di aplikasi bawaan seperti File Manager, Assistant, Cleaner, hingga sistem pemindaian keamanan untuk setiap aplikasi baru yang di-install. Kami akhirnya seperti menggunakan aplikasi bajakan atau aplikasi gratisan dengan hadirnya serangkaian iklan yang mengganggu.
Apabila seandainya iklan itu tidak ada, MIUI 10 menjadi salah satu sistem operasi yang patut diperhitungkan karena UI-nya fresh, prosesnya smooth dan nyaman digunakan, serta kaya fitur. Masukan lagi nih buat Xiaomi.
Kamera
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Redmi Note 7 memiliki kamera ganda dengan sensor 48MP Isocell Slim GM 1 aperture f/1.8 sebagai lensa utama dan sensor 5MP aperture f/2.4 sebagai lensa depth. Saat kami menggunakannya, secara default Redmi Note 7 akan menghasilkan gambar 12MP.
Tapi, ada juga opsi untuk benar-benar mengaktifkan mode 48MP yang menghasilkan foto beresolusi sama. Caranya, dengan masuk ke mode Pro.
Namun menurut kami, hasil kamera 12MP jauh lebih detail dan punya kualitas yang lebih baik serta warna yang lebih tajam daripada menggunakan opsi kamera 48MP. Kok bisa?
{Baca juga: Sayang Sekali, Redmi Note 7 Pro Gak Masuk ke Indonesia}
Itu karena, sistem akan memadatkan atau memampatkan foto 48MP menjadi 12MP. Proses itu disebut Redmi sebagai 4-in-1 Super Pixel. Berikut hasil foto-fotonya:
Smartphone ini menawarkan cukup banyak fitur pada kameranya. Salah satunya adalah Night Mode yang memungkinkan pengguna mengambil gambar bagus di kondisi cahaya yang kurang atau malam.
Cara kerja mode ini adalah mengambil gambar selama beberapa detik, tergantung intensitas cahaya saat pengambilan gambar. Biasanya, makin gelap, maka proses pengambilan gambar akan makin lama.
Kemudian, seluruh gambar yang diambil tadi akan digabungkan menjadi satu foto yang bagus. Foto malam yang dihasilkan juga cukup baik, minim noise, detail yang baik, dan warna yang cukup tajam. Berikut beberapa hasil foto malamnya:
Untuk kamera depan, smartphone ini dibekali kamera 13MP aperture f/2.2 yang didukung teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) yang mampu mempercantik, menghaluskan, dan “memperbaiki” wajah pengguna saat selfie.
Kualitasnya juga cukup baik, standar lah untuk smartphone yang tidak menjagokan kamera depannya. Akan tetapi, terkadang wajah saat selfie terlihat jauh lebih mulus dan sangat terlihat telah “dimanipulasi”. Berikut beberapa fotonya:
Kesimpulan
Foto: Aditya Helmi/Telko.id
Pada umumnya, smartphone dengan harga Rp 1,9 jutaan hingga Rp 2 jutaan memiliki fitur yang terkenal biasa saja. Namun, kesan tadi seolah hilang oleh Redmi Note 7 yang sukses membuat kami terkejut dengan kemampuan yang disuguhkannya.
Meski desainnya terbilang mainstream, namun daya tahannya patut untuk diacungi jempol. Kemudian spesifikasi dan performanya juga memberikan pengalaman baik kepada kami, khususnya di sektor baterai.
Lalu kameranya. Mana lagi smartphone di harga ini yang memberikan kamera utama 48MP sebagai salah satu daya tariknya? Kualitas foto yang diberikan pun sudah baik dan cukup berkualitas.
Ya, Xiaomi dan Redmi sukses membuat smartphone berharga terjangkau dengan performa dan kemampuan yang mumpuni bagi masyarakat Tanah Air. Great job!
Kelebihan
Kekurangan
Harga Terjangkau
Daya tahan dan build qualitybody bagus
Layar dan body sudah dilapisi Gorilla Glass 5
Warna gradasi yang menarik
Layar berukuran besar dan Full HD+
Spek mumpuni dengan Snapdragon 660 AIE
Baterai tahan lama
Kamera 48MP
Kamera ada Night Mode
Desain mainstream dan cenderung “ikut-ikutan”
Belum diberikan charger 9V/2A atau yang mendukung Quick Charge 4.0
Telko.id, Jakarta – Snap Inc mengumumkan sejumlah fitur baru yang akan tersedia untuk Android dan iOS. Selama Snap Partner Summit, Snap Inc. mengumumkan dua program baru untuk Snapchat, yaitu Snap Games dan Snap Original.
Menurut The Verge, Snap Games merupakan fitur baru yang akan dapat ditemukan pada bar Chat di dalam aplikasi Snapchat versi Android dan iOS.
Untuk dapat menikmati fitur ini, pengguna tidak harus menginstal aplikasi tambahan.
Pengguna juga akan dapat menemukan seluruh rekan yang tengah memainkan game, mengirimkan pesan, bermain bersama dan bahkan berbincang dengan memanfaatkan fitur Voice Chat.
{Baca juga: Snapchat Uji Fitur “Status” di Snap Maps, Mirip Foursquare}
Awalnya, Snap Games akan tersedia dengan enam game mobile, yaitu Bitmoji Party, Tiny Royale, Snake Squad, C.A.T.S. Drift Race, Zombie Rescue Squad, dan Alphabear Hustle. Snap Games telah mulai digulirkan pada aplikasi versi Android dan iOS, meski secara bertahap.
Sementara itu, Snap Originals terdiri dari rangkaian acara seperti dokumentari, komedi dan drama remaja. Snap menyebut konten pada fitur ini berbeda dari konten lain, diklaim lebih personal, intim dan sesuai dengan cara penggunaan ponsel saat ini.
Snap mengaku telah mempersiapkan 10 konten acara untuk Snap Originals, dan menyebut bahwa konten ini dapat dinikmati secara langsung dari smartphone selama terhubung dengan internet. Fitur dan konten ini mulai tersedia pada minggu ini, Namun Snap berjanji akan menambahkan lebih banyak konten di masa mendatang.
Pengumuman utama lain yang disampaikan Snap Inc adalah peningkatan kemampuan pada Snap Lense. Peningkatan ini dihadirkan via fitur Creator Profiles, cara baru untuk membantu Lens Creator untuk memamerkan karya mereka dan mempelajari pemirsa.
Snap turut memperkenalkan metode lebih mudah untuk menemukan Lenses yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Cukup dengan menekan dan menahan layar pada menu kamera untuk memindai dunia di sekitar pengguna.
Selain itu, Snap juga mengumumkan rangkaian alat pengembangan baru, yang dikelompokan sebagai Snap Kit. Alat ini akan memungkinkan pengembang untuk menyematkan fungsionalitas Snapchat secara langsung pada aplikasi mereka.
{Baca juga:Adik Bos Snapchat Bikin Situs Porno Tanpa Gambar}
Kit ini terdiri dari Creative Kit, Bitmoji Kit, dan Ad Kit yang kini telah tersedia untuk kreator, memungkinkan pengguna Snapchat untuk berinteraksi dengan lebih mudah dengan Snap khusus.
Sementara App Stories akan memungkinkan pengguna berbagi konten secara langsung dari kamera Snapchat ke Story aplikasi lain. [BA/HBS]
Telko.id, Jakarta – Bajak membajak diperusahan raksasa teknologi sudah bukan hal yang aneh terjadi. Kali ini, giliran Apple yang membajak salah satu peneliti dan ahli AI (artificial intelligence) terbaik Google.
Tampaknya, perusahaan teknologi kini memang tengah berlomba-lomba untuk mendapatkan peneliti AI berkualitas.
Ia adalah Ian Goodfellow, salah satu peneliti paling ternama di industri kecerdasan buatan. Sebelum ini, ia pernah bekerja untuk Google sebelum dia pindah ke OpenAI yang didanai oleh Elon Musk.
Namun, menurut The Verge, belum lama ini Goodfellow memperbarui profil LinkedIn miliknya dan menyebutkan bahwa dia bekerja di Apple sebagai Director untuk machine learning di grup Special Project.
{Baca juga: Demi Apple News, Apple Bajak Eks Presiden Conde Nast}
AI kini adalah salah satu teknologi kunci. Bagi perusahaan teknologi, menemukan ahli AI untuk bisa menciptakan teknologi baru bukanlah hal yang mudah.
Google identik dengan AI. Namun, Apple juga menggunakan berbagai tipe AI di produknya, mulai dari fotografi hingga pengenalan wajah. Apple juga sedang sibuk untuk mengembangkan software mobil otonom, yang sudah pasti membutuhkan banyak ahli AI.
Berumur 34 tahun, Goodfellow dikenal sebagai ahli AI ternama. Dia dikenal karena menciptakan sistem AI yang dikenal dengan nama Generative Adversial Network (GAN).
Sistem ini terbukti efektif, terutama untuk membuat foto, video, audio, dan teks palsu. Salah satu penggunaan GAN adalah untuk membuat foto dari orang yang sebenarnya tidak ada.
Ini bukan pertama kalinya Apple mempekerjakan mantan punggawa Google. Sebelum ini, Apple berhasil menarik mantan bos Goodfellow, John Giannandrea pada bulan April lalu. Sebelumnya, Giannandrea bekerja sebagai Head of AI Google.
{Baca juga: Demi SIRI, Apple Bajak Pentolan AI Google}
Giannandrea adalah seorang ahli pembelajaran mesin (AI) yang bergabung dengan Google pada 2010. Menurut The Verge, di Apple, ia akan mengepalai divisi strategi pembelajaran mesin dan AI. Posisinya akan langsung berada di bawah kendali sang CEO, Tim Cook.
Cook menyatakan bahwa Giannandrea memiliki komitmen yang sama terkait privasi dan pendekatan yang dilakukan oleh Apple. Cook berharap banyak kepadanya untuk melakukan sejumlah inovasi di produk-produk masa mendatang besutan Apple. [BA/HBS]