Telko.id, Jakarta – Amerika Serikat (AS) terus mengobarkan perang dagang terhadap China, dengan mengajak dan memerintahkan pihak lain untuk memusuhi Huawei. Kini, AS dilaporkan mendorong Korea Selatan untuk segera embargo Huawei.
Dikutip Telko.id dari Reuters, pada Jumat (24/05/2019), seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS melakukan pertemuan dengan mitra Korea Selatan.
Dari hasil pertemuan itu, disimpulkan bahwa operator telekomunikasi lokal, LG Uplus dilarang melayani daerah-daerah sensitif di Korea Selatan. Penyebabnya tentu saja, karena menggunakan produk Huawei.
Pelarangan itu langsung membuat saham LG Uplus turun 6% pada bursa Kamis pagi (23/05). Meski demikian, LG Uplus langsung membantah isu tersebut.
Melalui pernyataan resmi, mereka mengatakan tidak ada permintaan resmi dari kementerian luar negeri Korea Selatan atau AS untuk menjauhi dan tidak menggunakan produk Huawei.
“LG Uplus belum menerima pernyataan atau permintaan dari kementerian luar negeri Korea Selatan atau Amerika Serikat tentang penggunaan peralatan Huawei,” jelas perusahaan itu.
{Baca juga: Diblokir Sana-sini, Huawei: Kami Korban “Bully” Amerika}
AS selama ini telah mendesak sekutunya untuk menjauhi Huawei, termasuk Korea Selatan. Akan tetapi, China tetap menjadi pasar ekspor terbesar bagi negara-negara Asia, termasuk Korea Selatan.
Sebelumnya, Donald Trump menandatangani perintah larangan bagi perusahaan-perusahaan AS untuk menggunakan peralatan telekomunikasi buatan perusahaan-perusahaan yang menimbulkan risiko keamanan nasional.
Trump terkhusus sangat antipati untuk membuka jalan terkait larangan melakukan bisnis dengan Huawei. Perintah yang diteken oleh Trump akan mendorong undang-undang ekonomi internasional untuk memberi wewenang kepada presiden mengatur perdagangan.
{Baca juga: Berkat Trump, Perangkat Huawei Bakal ‘Terlarang’ di AS}
Ketika perintah sudah ditandatangani, Departemen Perdagangan AS wajib bekerja sama dengan lembaga pemerintah lain. Mereka harus menyusun rencana penegakan larangan pemakaian produk-produk keluaran perusahaan China, terutama buatan Huawei.
Perintah yang diteken Trump muncul ketika hubungan antar AS dan China kembali memanas. Dua negara tersebut terlibat lagi perang dagang. AS maupun China menerapkan kebijakan tarif impor nan tinggi. (NM/FHP)
Telko.id, Jakarta – Samsung Galaxy A70 boleh dibilang masih “segar” di pasaran, karena baru saja diluncurkan di beberapa negara termasuk Indonesia. Akan tetapi, Samsung dilaporkan telah bersiap merilis suksesornya, bernama Samsung Galaxy A70S.
Smartphone tersebut diprediksi akan diperkenalkan pada pertengahan tahun atau kaurtal II-2019. Dilaporkan ETnews, seperti dilansir Telko.id pada Jumat (24/05/2019), Galaxy A70S nantinya akan menonjolkan sektor kamera 64MP pertama di dunia.
Smartphone ini menggunakan sensor ISOCELL Bright GW1 berukuran 0,8μm piksel yang dikembangkan oleh Samsung.
Sensor ini mengusung teknologi Tetracell (Quad Bayer), yang menggabungkan empat piksel yang berdekatan menjadi satu. Sehingga foto yang dihasilkan memiliki detail yang baik, bebas dari noise, dan punya dynamic range yang bagus.
Mengutip dari GSMArena, Jumat (24/05/2019), semuanya ini terdengar masuk akal. Sebab, Samsung acap kali menghadirkan teknologi baru pada smartphone menengahnya, yang nantinya akan ditingkatkan dan diimplementasikan pada seri flagship.
So, bisa jadi, sensor kamera utama 64MP bakal dihadirkan pada smartphone flagship Samsung masa mendatang. Yang paling mendekati adalah Samsung Galaxy Note 10.
Samsung Galaxy A70 sendiri merupakan smartphone menengah terbaru dari Samsung yang dikhususkan bagi “generasi live” atau pengguna yang suka mengakses media sosial, membuat vlog, dan lainnya.
Smartphone ini mengusung layar berukuran 6,7 inci berjenis Super AMOLED beresolusi Full HD+ dengan desain Infinity-U atau poni kecil berbentuk waterdrop di bagian atasnya.
Untuk spesifikasi, Galaxy A70 ditopang oleh prosesor yang juga digunakan pada Vivo V15 Pro, yaitu octa-core 2.0 GHz Snapdragon 675. Digunakan juga RAM 6GB, ROM 128GB, dan baterai berkapasitas 4,500 mAh yang didukung teknologi fast charging.
Di sektor kamera, Galaxy A70 punya tiga kamera belakang dengan resolusi 32MP aperture f/1.7 sebagai lensa utama (wide-angle), 8MP lensa ultra wide 123° aperture f/2.2, dan lensa depth 5MP. Sedangkan kamera depannya, beresolusi 32MP aperture f/2.0. (FHP)
Telko.id, Jakarta – General Manager Redmi, Lu Weibing kembali memberikan teaser soal Redmi K20. Menurutnya, smartphone flagshipRedmi tersebut akan memiliki mode gaming khusus bernama Game Turbo 2.0.
Menurutnya, seperti dilansir Telko.id dari GSMArena, Jumat (24/05/2019), Game Turbo 2.0 mampu meningkatkan performa Redmi K20 saat pengguna bermain game.
Selain itu, mode tersebut juga memungkinkan pengguna untuk tetap membalas pesan saat bermain game. Dan, tidak akan ada rasa lag saat menjalankan keduanya.
{Baca juga: Kamera Pop-up Redmi K20 Bisa Tahan 8 Tahun Naik Turun}
Tak hanya mode game, Redmi K20 juga akan mempunyai fitur DC Dimming. Fitur ini, mampu mengatasi masalah Pulse Width Modulation atau layar berkedip ketika intensitas cahaya rendah pada panel layar AMOLED K20.
Redmi K20 sendiriakan diperkenalkan secara resmi pada 28 Mei mendatang. Smartphone ini bakal mengusung layar berjenis AMOLED berukuran 6,39 inci dengan resolusi Full HD+.
{Baca juga: Terungkap, Ini Bocoran Desain dan Teknologi Baru Redmi K20}
Layarnya bakal dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 6 untuk melindunginya dari goresan benda-benda tajam. Smartphone akan ditopang oleh prosesor Snapdragon 855, RAM 6GB/8GB, ROM 64GB/128GB/256GB, dan baterai berkapasitas 4,000 mAh yang didukung fast charging 27W.
Sedangkan kameranya, punya konfigurasi 48MP sebagai lensa utama, 8MP sebagai lensa ultra-wide, dan 16MP sebagai lensa telephoto. (FHP)
Telko.id – Samsung menyegarkan lini seri smartphone menengah mereka dengan meluncurkan “rombongan” dari seri Galaxy M dan Galaxy A. Samsung Galaxy A70 adalah salah satu anggota dari rombongan tersebut yang rilis di tahun 2019 ini.
Smartphone ini dikhususkan brand asal Korea Selatan tersebut untuk pengguna “generasi live” atau pengguna yang selalu terhubung ke aplikasi media sosial.
Samsung sendiri telah menjual Galaxy A70 di Indonesia dengan harga Rp 5,7 jutaan. Pertanyaannya, dengan mahar yang cukup tinggi untuk sebuah smartphone menengah, apa saja sih yang ditawarkan Galaxy A70?
{Baca juga: Samsung Galaxy A70 Resmi Dijual di Indonesia, Segini Harganya}
Nah untuk menjawabnya, tim Telko.id pun mengulas smartphone ini lewat review Samsung Galaxy A70. Dalam ulasan ini, kami akan membahas desain, sistem operasi, spesifikasi yang disematkan di dalamnya, hingga kualitas kameranya yang jadi daya tarik utamanya. So, simak baik-baik ulasan kami ya!
Desain
Samsung sudah mengikuti tren desain dari smartphone masa kini, khususnya smartphone besutan brand asal China seperti Oppo dan Vivo. Jajaran smartphone menengah dari Samsung, seperti M Series dan A Series sudah mengusung desain yang “mainstream” alias mirip satu sama lain.
Itu juga berlaku bagi Samsung Galaxy A70. Di Bagian depan, kami mendapati desain mainstream yang sering kami temui di sebagian besar smartphone yang beredar di Indonesia.
Smartphone ini mengusung desain Infinity-U. Apa itu? Bisa dibilang ini hanya “nama lain” dari desain waterdrop, dew drop, dot drop, dan nama-nama lain tentang poni atau notch berbentuk kecil di bagian atas layar. Ya, bentuknya hampir mirip-mirip dengan ponsel milik “tetangga sebelah”. Yang membedakannya hanyalah penyebutan atau namanya saja.
Untung, Samsung memberikan layar berkualitas tinggi pada Galaxy A70. Smartphone ini punya layar berjenis Super AMOLED berukuran 6,7 inci dan beresolusi Full HD+. Buset… ukuran 6,7 inci?
Yap! Galaxy A70 jadi salah satu smartphone Samsung dengan layar super jumbo. Ukurannya bahkan sama dengan smartphone tertinggi Samsung sekarang, yaitu Samsung Galaxy S10 5G, dan jauh lebih besar dari Samsung Galaxy S10+.
Karena layarnya Super AMOLED, maka smartphone ini pun mendukung teknologi Always on Display, yang membuat tampilan depan makin terlihat berbeda dari smartphone lain di kelasnya. Masih soal bagian depan, layar Galaxy A70 juga aspek rasionya mencapai 20 : 9, yang disebut Samsung sebagai Cinematic Aspect Ratio. Intinya, lega.
{Baca juga: Review Realme 3 Pro: Smartphone Flagship Anak Muda}
Sekarang pindah ke bagian belakang. Samsung juga menerapkan desain kekinian pada jajaran smartphone kelas menengah, termasuk Galaxy A70. Smartphone ini dibalut oleh warna gradasi yang glossy yang melapisi body-nya yang berbahan dasar Glasstic. Apa lagi tuh Glasstic?
Ok, kami jelaskan dulu ya. Jadi, Glasstic adalah perpaduan antara Glass dan Plastic atau polycarbonate yang diolah menjadi mengkilap seperti kaca. Jadi banyak yang mengira ini kaca, padahal sih sebenarnya polycarbonate.
Tapi, warna gradasi smartphone ini punya konsep yang berbeda daripada warna gradasi brand lainnya. Unit yang kami review punya warna Black, dan apabila dilihat secara sekilas, warnanya memang terlihat sederhana.
Tapi, di balik kesederhanaannya, tersimpan keindahan yang membuat mata terpana. Apabila terkena cahaya, muncul warna-warna “mejikuhibiniu” yang indah, dan membuatnya tampak premium.
Kami menyebut konsep warna ini sebagai “kesombongan yang tersembunyi”, karena sekalinya warna gradasi ini terlihat atau terpancar, itu benar-benar membuat smartphone terlihat lebih premium dan berkelas.
Di bagian belakang juga terdapat tiga kamera yang diposisikan secara vertikal, serta LED Flash. Tunggu, kemana sensor sidik jarinya? Well, Samsung menyisipkan sensor sidik jari di bawah layar Galaxy A70.
Jadi, smartphone ini punya teknologi setara Galaxy S10 nih, dengan sensor sidik jari di bawah layar. Responnya cukup cepat, tapi tidak secepat sensor sidik jari konvensional yang biasanya ditaruh di body belakang.
Secara penggunaan, smartphone ini punya satu kekurangan, yaitu terlalu bongsor alias besar. Ini membuatnya kurang enak digenggam menggunakan satu tangan. Tapi, kekurangan itu terbayar dengan sistem operasi One UI di Galaxy A70. Kok bisa? Kami jelaskan di sub-judul selanjutnya ya!
Nah, keunggulan Galaxy A70 tuh punya body yang ramping dengan ketebalan 7,9 mm. Ibaratnya, smartphone ini tuh seperti orang cungkring alias tinggi atau jangkung dan ramping. Kemudian, Galaxy A70 juga punya body dengan grip pegangan yang pas, meski ukurannya yang besar.
Sistem Operasi
Lanjut dari kekurangan yang tadi kami sempat sebutkan, jadi One UI ini merupakan sistem operasi berbasis Android Pie yang menggantikan Samsung Experience. Smartphone ini punya keunggulan dalam sisi efektivitas penggunaan dan tata letak terbaik (menurut kami).
Ibaratnya, One UI punya dua layer, tengah ke bawah merupakan layer khusus pengaturan atau yang dioperasikan. Sedangkan layer tengah ke atas, merupakan layer tampilan yang menyajikan hasil atau informasi dari pengaturan yang disesuaikan pengguna.
{Baca juga: Review Huawei P30: Desain Standar, Kamera Tetap Memikat}
Konsep tersebut otomatis membuat pengguna makin dimudahkan untuk mengoperasikan Samsung Galaxy A70 yang punya layar besar. Sebab, secara tidak langsung pengguna hanya cukup mengatur-atur layer layar tengah ke bawah saat menyesuaikan pengaturan smartphone ataupun melakukan aktivitas lainnya di aplikasi yang mendukung One UI.
Tampilan One UI juga lebih fresh, dan smooth saat digunakan. Bisa dibilang, ini merupakan suksesor Samsung Experience yang berhasil membuat para pengguna “lupa” terhadapnya.
Spesifikasi dan Performa
Tidak lagi menggunakan Exynos, tapi Snapdragon. Galaxy A70 ditenagai oleh prosesor octa-core 2.0 GHz Snapdragon 675. Prosesor ini merupakan jenis tertinggi dari Snapdragon 600 Series, dan dibuat dengan fabrikasi proses 11nm, yang artinya lebih kencang dan lebih efisien kinerja baterainya.
Digunakan juga RAM 6GB, ROM 128GB, dan baterai berkapasitas 4,500 mAh yang didukung teknologi fast charging 25W. Baterai sebesar ini, disematkan pada body setipis Galaxy A70, kok bisa ya Samsung?
Nah, berbicara soal performanya, kami menggunakan aplikasi benchmark seperti AnTuTu Benchmark versi 7. Berdasarkan benchmark, smartphone ini berhasil mencatatkan skor 161 ribuan.
Apabila dibandingkan dengan smartphone kelas menengah lainnya dengan spesifikasi hampir sama, smartphone ini unggul dengan skor cukup jauh. Berikut perbandingannya:
Kami juga menjajal kemampuan Galaxy A70 menggunakan GameBench untuk menakar performa smartphone ketika memainkan 3 game terberat Android, seperti PUBG Mobile, F1 Mobile dan Need for Speed No Limits. Hasilnya, smartphone mampu menjalankan ketiganya secara lancar dengan rata-rata 29 – 30 Fps.
Memang tidak selancar tampilan dengan 60fps, but 30 fps cukup menurut kami. Apalagi khususnya PUBG bisa mengatur grafisnya hingga HDR dan Ultra
Hasil yang bagus dari performa Samsung Galaxy A70 berdasarkan AnTuTu Benchmark dan gameBench tentu membuat kami bisa menarik satu kesimpulan. Smartphone ini bisa mendukung segala aktivitas pengguna di smartphone, dari yang ringan sampai berat.
{Baca juga: Review Samsung Galaxy A50: Triple Kamera dengan Fingerprint di Layar}
Sekarang bahas soal baterai. Kami kerap berbicara soal smartphone yang bikin pegal untuk menghabiskan baterainya, dan Samsung Galaxy A70 jadi salah satu smartphone itu. Berkat baterainya yang besar, Galaxy A70 bisa menemani serangkaian aktivitas kami selama 23 jam lebih, dengan baterai tersisa 10 % dan screen on time 9 jam 24 menit.
Beruntung Samsung memberikan teknologi fast charging 25W untuk Galaxy A70. Coba kalau tidak, butuh waktu berjam-jam untuk sekadar mengisi baterainya sampai penuh, ya kan?
Nah, berdasarkan pengujian kami, smartphone ini bisa terisi baterainya sampai penuh dari 11% dalam waktu kurang dari 2 jam. Cukup cepat, karena saat di-charge, kami tetap menggunakannya seperti biasa. Kebiasaan buruk memang, jangan ditiru ya!
Kamera
Galaxy A Series, termasuk Galaxy A70 ditujukan Samsung bagi generasi live atau anak-anak muda yang senang mengakses media sosial dan nge-live, seperti Instagram, Facebook, sampai membuat vlog di YouTube. Sehingga, sektor kamera wajib bagus dan punya fitur mumpuni untuk mendukung aktivitas live penggunanya.
Galaxy A70 total punya empat kamera. Satu di depan, dengan sensor 32MP aperture f/2.0, dan tiga di belakang dengan konfigurasi masing-masing 32MP sebagai lensa utama dengan aperture f/1.7, 8MP sebagai lensa ultra-wide aperture f/2.2 dan 5MP sebagai lensa depthaperture f/2.2.
Kita bahas kamera belakang dulu, tepatnya lensa utama. Jadi, kamera ini sudah didukung oleh fitur berbasis Artificial Intelligence (AI) bernama Scene Optimizer yang bisa menyesuaikan pengaturan kamera berdasarkan skenario foto saat pengambilan gambar.
Total, ada 20 skenario foto yang bisa dikenali oleh AI, seperti Food, Flowers, Greenery, Sky, Mountain, Scenery, dan lainnya. Respon dari AI pun terhitung cepat untuk menyesuaikan kamera agar bisa menangkap foto sesuai skenario yang ada. Berikut foto-fotonya:
Kini lensa ultra-wide. Jadi, kamera ini bisa menangkap gambar sampai 123 derajat. Nah, seperti lensa ultra-wide pada umumnya, maka kamera ini sangat cocok untuk membantu pengguna menangkap foto dengan jangkauan super luas.Hasilnya bagus kok, berikut beberapa fotonya:
{Baca juga: Review Huawei P30 Pro: Kamera Masih Jadi Andalan}
Sesuai namanya, lensa depth dikhususkan untuk menangkap foto bokeh atau portrait. Ketika kami mengambil gambar portrait, hasilnya cenderung biasa saja karena efek blur yang masih masuk ke objek utama yang difokuskan. Beruntung, ada fitur Live Focus yang bisa sedikit membenarkan kekurangan tersebut. Berikut hasilnya:
Kamera belakang Galaxy A70 sudah mampu menangkap video 4K di 30fps. Sedangkan untuk perekaman 60fps, hanya mentok di kualitas 1080p atau Full HD. Sayangnya, kemampuan perekaman yang baik tidak didukung oleh fitur stabilisasi di dalamnya.
Galaxy A70 tidak mendukung teknologi Electronic Image Stabilization (EIS) ataupun Optical Image Stabilization (OIS). Sehingga, hasil videonya tampak tidak terlalu stabil apabila merekam sambil berjalan ataupun bergerak. Jadi kami sarankan untuk menggunakan gimbal atau aksesoris pendukung untuk mengambil video yang lebih baik.
Sekarang kita bahas kamera depan. Biasanya, makin besar megapiksel pada kamera, maka semakin bagus hasil selfienya. Sebab, foto selfie akan terlihat lebih detail, warnanya bagus, dan berkualitas. Tidak seperti kamera belakang, kamera depan Galaxy A70 belum mendukung perekaman 4k, dan hanya terbatas sampai 1080p di 30fps.
Kesimpulan
Samsung Galaxy A70 menurut kami layak disebut sebagai Hp-nya “Kids Zaman Now” atau generasi live yang sering disebut-sebut Samsung. Semua aspek yang biasanya diperhatikan pengguna muda seperti desain, spesifikasi, baterai yang besar, sampai urusan kamera, dimaksimalkan pada smartphone ini.
Memang, harganya agak lebih mahal apabila dibandingkan dengan smartphone menengah lain keluaran brand China. Tapi, kami rasa Galaxy A70 akan mendapatkan tempat bagi anak muda yang ingin terus mengeksplorasi hal-hal untuk membuat konten berkualitas dan terbaik bagi semua. (FHP/HBS)
Kelebihan
Kekurangan
Layar AMOLED berukuran besar
Resolusi layar Full HD+
Aspek rasio yang cinematic
Mendukung in display fingerprint
Desain body belakang yang mewah dan berkarakter
Sistem operasi OneUI berbasis Android Pie
Spesifikasi mumpuni dengan Snapdragon 675
Nyaman diajak main game berat
Kapasitas baterai besar dan tahan lama
Baterai sudah fast charging
Kamera yang berkualitas dan cocok untuk generasi live
Telko.id – Realme sedang naik daun di pasar Indonesia, setidaknya jika dilihat dari respon pasar yang positif menyambut produk-produk mereka. Keberhasilan perusahaan asal China ini karena “meng-copycat” atau meniru strategi Xiaomi yang menawarkan ponsel murah dengan kualitas mumpuni. Bahkan kini dengan hadirnya Realme C2, ponsel ini diklaim sebagai rajanya ponsel murah.
Tentunya strategi ini telah membantu mendorong pertumbuhan Realme karena telah berhasil menjadi perbincangan hangat para penikmat gadget di Tanah Air dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan beberapa seri ponselnya diklaim laris manis.
Realme sendiri baru saja meluncurkan ponsel seri anyarnya di segmen entry-level, yakni Realme C2. Pabrikan asal China ini sangat yakin akan menjadi “The New Entry Level King” dengan menghadirkan sejumlah peningkatan pada ponsel barunya tersebut.
Beberapa peningkatan yang diberikan seperti pada desain yang menawarkan konsep potongan berlian, baterai besar 4.000 mAh, layar luas dengan dewdrop notch, dan system operasi Android Pie terbaru.
Dengan harga yang ditawarkan Rp 1,699.000 juta, apakah Realme C2 bakal mendulang sukses?. Untuk mengetahui lebih jauh tentang ponsel ini, tim Telko.id akan mengulasnya lebih detail dalam review Realme C2 berikut ini.
Desain
Foto : Helmi / Telko.id
Ketika berbicara tentang desain, Realme nampaknya terinspirasi dengan Young Zen style, dimana dengan sudut layar membulat serta desain potongan berlian yang ikonik memberikan efek dramatis di bagian belakang ponsel. Dengan bentuk geometris acak yang kadang-kadang tampak gelap dan kadang-kadang mengilap, tergantung pada sudutnya, ponsel ini terlihat menarik.
Selain itu, tepi bulat Realme C2 dibuat dengan baik dan tampilan serta punggung menyatu dengan baik pada batas, dan bentuk melengkungnya memberikan pegangan yang baik bagi pengguna.
Dengan dimensi 154.3 x 73.7 x 8.5 mm, ponsel ini menawarkan cengkeraman yang sangat nyaman karena bagian belakangnya bertekstur, dan bodi plastiknya juga membuatnya terasa ringan.
{Baca juga: Realme Percaya Diri Jadi “The New Entry Level King” di Indonesia}
Sementara lapisan akhir matte yang dihasilkan dari tiga lapis pengecatan dan memiliki tekstur ini, membuat keluhan tetang noda sidik jari terhindarkan. Realme C2 memiliki dua warna Diamond Blue dan Diamond Black.
Untuk bagian belakang terdapat dual-camera, tanpa ada pemindai sidik jari, mengingat harga yang ditawarkan relatif murah. Tetapi untuk menggantinya, Anda bisa menggunakan Face Unlock. Selain itu, ponsel ini menawarkan dua slot kartu Nano-SIM dan slot kartu microSD juga.
Menyisir ruas sisi bagian bawah, di sini terlihat berturut-turut dari kiri ke kanan ada lubang speaker, port micro-USB, lubang microphone, dan jack audio 3.5 mm
Layar
Foto : Helmi / Telko.id
Layar luas pada Realme C2 berukuran 6.1-inci dengan Dewdrop Notch, rasio layar ke bodi mencapai 89.35%. Tampilan layar dikelilingi oleh beberapa bezel yang agak tebal dan dagu yang lebih tebal. Jangan lupa Realme C2 menggunakan Dewdrop Notch yang terdapat kamera depan. Hal ini tidak mengurangi tampilan yang tampak lebih lebar nan imersif untuk gaming dan keperluan multitasking lainnya.
Sementara dari sisi responsivitasnya, layar ponsel ini juga tergolong sangat baik. Akses multi-touch, juga tidak ada masalah di mana layar ponsel bisa merespon akses hingga 10 titik secara bersamaan. Realme C2 juga telah dilengkapi dengan Corning Gorilla Glass untuk memproteksi layar dari goresan-goresan halus
Layar dilengkapi dengan material APCF untuk meningkatkan kecerahan layar walaupun di bawah sinar matahari. Layar juga dilapisi dengan anti-reflective coating yang mampu meningkatkan kecerahan layar hingga 35% dan sudut pandang layar juga menjadi lebih luas.
Performa
Foto : Helmi / Telko.id
Kali ini Realme C2 ditenagai oleh prosesor MediaTek MT6765 Helio P22 yang memanfaatkan proses 12nm dengan pengolah grafis PowerVR GE8320 GPU. Untuk memori ada dua pilihan yakni opsi 3GB RAM dan 32GB ROM, dan 2GB RAM dan 16GB ROM.
Unit yang kami review adalah yang menggunakan RAM 3GB. Meskipun begitu, kinerja ponsel ini masih bisa sangat diandalkan. Walaupun memang kami merasakan ada jeda saat mencoba beberapa aplikasi.
Kami juga coba mengambil parameter angka dengan menggunakan benchmark AnTuTu. Skor yang diperoleh adalah 77593. Ini memang lebih rendah dibandingkan dengan Redmi 7 yang memiliki skor 103339.
Pengalaman bermain game juga cukup bagus. Pertama-tama, ponsel membutuhkan waktu cukup lama untuk mengaktifkan PUBG. Ketika kami bermain semua berjalan dengan baik meski sesekali agak lambat. Untuk grafik yang diperoleh ‘Smooth’ dan frame ratenya ‘Medium’.
Namun, dari pengalaman bermain dan kinerja keseluruhan, Realme C2 masih sangat bisa diandalkan meski digunakan bermain game PUBG. Sedangkan ketika kami coba menggunakan system keamanan pengenalan wajah dari ponsel ini. Jawabanya cukup mengesankan, selama Anda berada di ruangan yang cukup terang.
OS dan Baterai
Foto : Helmi / Telko.id
Realme C2 adalah salah satu ponsel dari segmen entry-level yang sudah menggunakan system operasi terbaru, Android Pie. Dengan ColorOS 6 di atas, Antarmuka terbaru yang diusung Realme C2 menampilkan skema warna lebih segar.
Sementara itu, walau sudah menyertakan sejumlah ikon aplikasi di homescreen, secara default di ColorOS 6.0 juga terdapat laci aplikasi. Cukup menggeser anak panah dari bawah ke atas, maka layar pun akan menampilkan seluruh aplikasi yang sudah terinstal di ponsel.
Anda juga mendapatkan banyak aplikasi yang dimuat sebelumnya, termasuk Game Space, Baca Plus, Lazada, J&T Express, Webnovel, Vova dan banyak lagi. Namun, Anda dapat menghapus semua aplikasi ini untuk menghemat ruang penyimpanan.
Realme C2 digadang-gadang menjadi ponsel yang memiliki daya tahan baterai terbaik dikelasnya. Bagaimana tidak dengan kapasitas 4000 mAh, realme C2 mampu memberikan penggunaan sehari penuh dengan menggunakan hampir semua aplikasi yang terdapat didalamnya.
{Baca juga : Realme C2 Resmi Meluncur di Indonesia, Harga Rp 1 jutaan}
Kami pun menguji perangkat ini saat nge-charge dengan sisa 10%. Menggunakan aplikasi AccuBattery, kami mengukur saat ngecharge hingga 100% membutuhkan waktu 2 jam 21 menit. Kami juga mencoba memutar video secara playback dari baterai penuh hingga kosong.
Ternyata Realme C2 memiliki kemampuan hingga 21 jam. Adapun untuk pengisian daya, ponsel ini hanya dibekali dengan adaptor pengisian dengan output 5V/2A.
Kamera
Foto : Helmi / Telko.id
Realme C2 memang masuk di kategori entry-level, akan tetapi Realme sepertinya tidak ingin mengecewakan para pengguananya. Dengan menempatkan dual-camera belakang dengan konfigurasi sensor utama 13 megapixels dengan aperture f/2.2 dan sensor sekunder 2 megapixels yang berfungsi sebagai depth sensor.
Kedua kamera belakang ini sudah didukung oleh teknologi AI yang dapat membantu pemrosesan saat menghasilkan foto bokeh dengan efek blur yang natural layaknya kamera profesional.
Sementara sejumlah mode yang ditawarkan antara lain Mode Portrait, HDR, AI Beauty Selfies, Pano, Expert, Time-Lapse, Video, dan kemampuan slo-mo 80fps/480p.
Foto : Helmi / Telko.id
Satu lagi fitur menarik yang dimiliki Realme C2 bernama Chroma Boost Mode. Memanfaatkan teknologi AI, fitur ini berkemampuan untuk mengidentifikasi dan mengoptimalkan scene, meningkatkan dynamic range keseluruhan foto, menajamkan detail yang lebih kaya dalam highlight dan shadows, dan memberikan eksposur yang lebih seimbang.
{Baca juga : Review Realme 3 Pro: Smartphone Flagship Anak Muda}
Untuk kamera utama ini tidak bisa dibilang mengecewakan. Meski banderolnya terjangkau, kualitas hasil bidikan kameranya sangat baik, dari sisi ketajaman maupun komposisi warna yang dihasilkan. Untuk foto bokeh pun, selain mudah dilakukan, efek blur yang dihasilkan cukup natural.
Bidikan malam objek cukup baik berkat semua pemrosesan AI. Warnanya cerah tetapi detailnya hilang. Mengambil foto, dalam skenario pencahayaan gelap, tidak begitu menggembirakan, pasalnya kami melihat benda atau orang terlihat seperti bayangan.
Bagi yang gemar selfie, di Realme C2 kita bisa memanfaatkan kamera depan beresolusi 5 MP dengan aperture f/2.0 plus dilengkapi dengan fitur screen flash yang menggunakan cahaya layar sebagai media untuk meningkatkan pencahayaan.
Meski kamera depan realme C2 cuma sekelas 5 megapixels ponsel ini sudah mengakomodasi kebutuhan tersebut dengan kualitas hasil bidik yang cukup baik. Perlu dicatat, untuk mendapatkan hasil foto selfie sesuai keinginan di Realme C2 juga sudah terdapat mode beautification dengan pengaturan AI. Begitupun dengan mode portrait yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan hasil foto selfie dengan latar belakang blur.
Selain itu, ponsel ini memungkinkan Anda membuat video dengan resolusi maksimal 1080p pada 30 fps untuk kamera belakang, sedangkan 720p untuk kamera depan. Yang hasilnya sangat baik pada siang hari cerah namun ketika mengambil malam hari hasil menjadi kurang tajam. Meski di kelas entry-level, Realme C2 juga memiliki mode Slo-mo dengan resolusi 80fps/480p ini cukup bagus mengingat segmennya.
Kesimpulan
Foto : Helmi / Telko.id
Di harga Rp 1.699.000, Realme C2 memberikan nilai yang sangat baik untuk sebuah ponsel entry-level. Dengan menawarkan desain menawan bertekstur berlian membuatnya berbeda dan unik dari ponsel sekelasnya yang tampak serupa.
Terlepas dari desain, Anda mendapatkan layar dengan ukuran besar dengan notch kecil. Performa dan fitur kamera realme C2 juga bisa dibilang salah satu yang terbaik untuk harga yang ditawarkan. Realme C2 juga menawarkan kamera yang cukup bagus, dan kapasitas baterai yang besar 4.000 mAh, dan ada dua varian yang berbeda 2/16GB dan 3/32GB. Untuk ini kami merekomendasikan Realme C2 buat Anda yang memiliki budget terbatas.
Telko.id, Jakarta – League of Legends adalah game bergenre multiplayer online battle arena, alias MOBA paling populer. Namun, game tersebut belum tersedia untuk perangkat seluler. Nah, kabar bagunya game ini akan dirilis dalam versi mobile di akhir tahun ini.
Laporan terbaru menyebut, tak lama lagi Riot selaku pengembang akan menghadirkan League of Legends versi mobile. Dalam mengembangkannya, Riot bekerja sama dengan Tencent.
Riot dan Tencent telah berkolaborasi selama setahun untuk menghadirkan game ini untuk perangkat versi iOS dan Android. Informasi menyebut, League of Legends versi mobile bakal rilis tahun ini.
{Baca juga: Waduh, Karyawan Developer League of Legends Ancam Mogok Kerja}
Sayang, seperti dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Kamis (23/5/2019), waktu peluncurannya belum dipastikan. Namun yang jelas, Riot akan merilisnya sebelum tahun 2020.
Tencent sebenarnya sudah menyarankan pembuatan versi mobile dari League of Legends ke Riot sejak beberapa tahun lalu. Namun, laporan mengungkapkan bahwa Riot menolak saran dari Tencent.
Tencent kemudian merilis Honor of Kings, MOBA untuk perangkat seluler, pada 2015. Gim tersebut pun laris manis di China meski tak meraih kesuksesan di negara barat dengan nama Arena Valor.
{Baca juga:Seperti CR7, Atlet eSport League of Legends Ini Disponsori Nike}
Versi mobile game ini tentu akan membantu Riot memperluas pasar di seluruh Asia. Sebab, di benua itu, orang-orang lebih menyukai gim berbasis seluler ketimbang PC atau konsol. [SN/HBS]
Telko.id, Jakarta – Suara DJ Khaled kini bakal menemani perjalanan pengguna aplikasi Waze. Tak hanya DJ Khaled. Deezer, penyedia musik streaming, mengumumkan bahwa suara sang DJ kondang itu bakal tersedia di aplikasi Waze secara global.
Menurut 9to5google, dikutip Telko.id, Kamis (23/5/2019), suara Khaled di Waze sudah tersedia mulai hari ini hingga akhir Juni 2019. Momen itu bertebatan dengan peluncuran album terbaru DJ Khaled, “Father of Asahd”.
Suara DJ Khaled dibuat secara eksklusif bagi Waze oleh Deezer dan akan diputar untuk menemani pengguna dalam berkendara. Para pengguna akan mendengarkan kata-kata bijak seperti “Stay focused” dan “Don’t play yourself”.
{Baca juga: Saingi Google Maps, Waze akan Terkoneksi ke Spotify}
“Terima kasih kepada Deezer dan Waze yang memandu jutaan pengemudi di seluruh dunia menuju jalan kesuksesan. Jangan lupa, Father of Asahd sudah dapat dinikmati sekarang,” kata DJ Khaled melalui keterangan resmi.
Head of Global Partnerships Waze, Adam Fried, mengatakan, DJ Khaled punya suara yang paling dikenal di industri musik dan dicintai oleh 115 juta pengguna di seluruh dunia. “Ia paling sesuai untuk memandu pengendara,” katanya.
Waze dan Deezer telah bekerjasama sejak akhir 2018. Saat itu, Deezer menjadi mitra Waze Audio Player, pemutar audio yang memberi kemudahan bagi para pengendara untuk mendengarkan musik, podcast, serta audiobook.
{Baca juga: Mirip Waze, Google Maps Uji Coba Fitur “Info Kecelakaan”}
Selain menjadi navigator saat berkendara, DJ Khaled juga bisa memutarkan soundtrack selama perjalanan manakal para pengguna mendengarkan 100 persen daftar lagu di Deezer. “Dengarkanlah kata-kata emasnya,” tukas Adam. [SN/HBS]
Telko.id – Spesifikasi Xiaomi Redmi 7A bertumpu pada Snapdragon 439, 2/3 GB dan kamera yang mampu menghasilkan foto dengan resolusi maksimal 13 MP. Perangkat yang diperkenalkan pada 2019, May 24 ini dibekali sistem operasi Android 9.0 (Pie), MIUI 11 dan layar berukuran 5.45″ Inch.
Sampai berita ini diturunkan, Xiaomi memang belum secara resmi merilis harga Xiaomi Redmi 7A. Tapi jika melihat dari spesifikasi yang ditawarkan, perangkat ini diperkirakan akan dibandrol dengan harga [content-egg-block template=customizable next=1 show=price] yang kurang lebih sama dengan seri pendahulunya.[content-egg-block template=price_comparison]
Perangkat cerdas ini hadir dengan beberapa pilihan warna (Matte Black, Morning blue, Matte Blue, Matte Gold, Gem Red, Gem Blue) dan memiliki body berdimensi 146.3 x 70.4 x 9.6 mm (5.76 x 2.77 x 0.38 in) dengan berat 165 g (5.82 oz). Desainnya dibangun dari komponen Glass front, plastic back, plastic frame, dengan slot SIM card yang diletakkan pada sisi body, support Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by).
Spesifikasi Xiaomi Redmi 7A
Pada sektor performa, perangkat ini mengandalkan chipset Snapdragon 439 yang ditopang Central Processing Unit atau CPU Octa-core (4×1.95 GHz Cortex-A53 & 4×1.45 GHz Cortex A53) dan prosesor grafis / GPU Adreno 505. Komponen pemrosesan tersebut didukung dengan RAM berkapasitas 2/3 GB. Lengkap dengan opsi penyimpanan internal / ROM berkapasitas 16GB/32GB storage, microSDXC dan baterai berjenis Li-Po dengan kapasitas 4000 mAh.
Beralih ke bagian multimedia, ada layar berukuran 5.45″ Inch dengan jenis IPS LCD capacitive touchscreen, 16M colors. Resolusi layarnya 720×1440 pixels dan telah dilengkapi dengan ,. Layar tersebut jadi viewfinder yang cukup nyaman untuk menampilkan beragam fungsi yang dibawanya. Termasuk untuk menonton video dan bermain game tentunya.
Dan layaknya sebuah perangkat cerdas, Xiaomi Redmi 7A sudah dibekali konektifitas yang terbilang lengkap. Untuk konektifitas jaringan seluler misalnya. Perangkat ini support teknologi GSM / HSPA / LTE yang bisa digunakan untuk melakukan komunikasi data dengan kecepatan maksimal HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE-A. Selain itu ada juga konektifitas USB microUSB 2.0, GPS(Yes, with A-GPS, GLONASS, BDS), Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi Direct, hotspot, dan bluetooth (4.2, A2DP, LE). Tak ketinggalan fitur lainnya seperti Accelerometer, proximity, compass, .
Kamera Xiaomi Redmi 7A
Sejak kemunculan media sosial dan platform berbagi lainnya, kamera jadi salah satu fitur penting dari sebuah perangkat cerdas. Tak terkecuali perangkat yang satu ini. Ya, berikut adalah sensor kamera utama yang dibenamkan ke dalam body belakang Xiaomi Redmi 7A :
13 MP, f/2.2, 1/3.1″, 1.12µm, PDAF – China
or
12 MP, f/2.2, 1/2.9″, 1.25µm, PDAF – Global, India.
Sensor kamera tersebut tidak hanya bisa digunakan untuk menghasilkan foto dengan resolusi maksimal 13 MP tapi juga untuk merekam video dengan resolusi maksimal 1080p. Lalu bagaimana dengan kamera depannya?
Well, untuk kamera depan, perangkat ini mengandalkan sensor 5 MP, f/2.2, 1/5″, 1.12µm yang tidak hanya penting untuk selfie, tapi juga bisa diandalkan saat melakukan video call ataupun video conference. Kamera tersebut dilengkapi dengan fitur HDR dan bisa digunakan untuk merekam video dengan resolusi maksimal 1080p@30fps.
Telko.id – Beberapa waktu lalu, pemerintah mendorong untuk financial technology (fintech) agar mendukung ekonomi kerakyatan, terutama pendanaan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bisnisnya berpotensi. Pasalnya, banyak UMKM yang belum tersentuh perbankan. Tapi kalau bunga pinjamannya 200%, siapa sanggup?
“Saat ini, sebanyak 70 persen UMKM di Indonesia masih belum punya akses ke pembiayaan. Padahal, pembiayaan ini sangat dibutuhkan UMKM. Karena itu kami dorong fintech itu ke sana,” ujar Nurhaida , Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Ditambah lagi, sebaran dari UMKM ini sangat luas. Sehingga akan sangat memakan dana besar jika harus dilayani oleh perbankan. Itu sebabnya, Fintech menjadi sarana yang sangat memungkinkan untuk mencapai UMKM tersebut.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini ada 62.922.617 (99,99%) UMKM dan hanya ada 5.460 (0,01%) usaha besar di Indonesia. Data yang sama juga menunjukkan bahwa UMKM telah menghasilkan 116.673.416 (97,02%) tenaga kerja, sementara usaha besar menghasilkan 3.586.769 (2,98%) tenaga kerja.
Jadi wajarkan, kalau pemerintah ingin UMKM di Indonesia tumbuh untuk turut menopang perekonomian Indonesia.
Jumlah fintech di Indonesia pun kini sudah semakin banyak. Tercatat di OJK sudah ada 258 fintech yang yang terdata.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 113 berupa fintech peer to peer lending, dan dari jumlah ini sebanyak 108 berstatus terdaftar dan 5 berstatus berizin.
Sisa fintech yang terdata di OJK berjenis sistem pembayaran, wealth management, hingga crowd funding.
Namun diakui saat ini bunga pinjaman dari fintech cukup tinggi, di atas suku bunga pinjaman dari bank.
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memiliki kesepakatan di antara anggotanya, bahwa bunga pinjaman fintech maksimal 0,8% per hari. Itu berarti sekitar 24% per bulan, dan di atas 200% per tahun. Jauh di atas bunga kredit bank untuk UMKM yang kisarannya 20%-30%.
Untung, saat ini OJK sedang berupaya untuk mendorong penurunan bunga fintech tanpa ada regulasi khusus. Karena secara global tidak ada regulator yang mengatur bunga pinjaman fintech. Lantas bagaimana cara OJK mendorong penurunan bunga pinjaman fintech?
OJK sendiri beralasan bahwa bunga pinjaman fintech lebih tinggi dibandingkan dengan bank karena fintech ini tidak menggunakan agunan. Bunga tinggi itu merupakan kompensasi dari resiko. Itu sebabnya, OJK akan mendorong agar lender (pemberi dana ke fintech) nyaman memberi pinjaman dengan cara transparansi data dari debitur yang diberikan oleh fintech yang bersangkutan
Seperti diketahui, fintech peer to peer lending mendapatkan dana dari lender atau investor dan disalurkan ke debitur atau peminjam yang datanya dimiliki oleh fintech tersebut. Bila data ini dibuka dan diberikan ke lender, maka transparansi terbentuk, dan lender bisa mempertimbangkan penurunan bunga pinjamannya.
Sebagai informasi, hingga Maret 2019, P2P lending telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 33,2 triliun. Nilai ini tumbuh 46,48% bila dibandingkan posisi Desember 2018 senilai Rp 22,66 triliun.
Trend peminjaman dana melalui fintech ini memang terus meningkat. Namun, melihat karakteristik bunga yang tinggi, masyarakat harus hati-hati, bahkan kalau bisa, mengambil pinjaman online sebagai alternatif terakhir ketika melakukan usaha pinjaman ke keluarga dan teman gagal diperoleh.
Bukan apa-apa, dengan bunga yang tinggi itu, jika tidak digunakan untuk kebutuhan yang produktif, pasti akan sangat menyulitkan ketika harus membayar cicilan. Jadi, harus sangat ketat pengelolaan keuangannya agar tidak terbelit hutang dari pinjaman online ini. (Icha)
Telko.id, Jakarta – Para ilmuwan mengembangkan video game yang dapat membuat pengendara mobil untuk para lansia atau orang yang sudah berusia lanjut agar lebih aman saat berkendara di jalan.
Untuk memainkannya cukup mudah, yang dibutuhkan hanya set-top box dan TV. Video game bernama Cognitive Training for Car Driving (CTCD) ini hadir ketika jumlah pengemudi mobil yang tua di seluruh dunia mengalami peningkatan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada hampir 42 juta pengemudi berusia lanjut atau tua dan berlisensi pada tahun 2016. Jumlah tersebut meningkat 56 persen dari tahun 1999.
Meningkatnya pengendara berusia lanjut menyebabkan angka kecelakaan meningkat. Hal ini dikarenakan penurunan kognitif yang dialami pengendara usia tua.
{Baca juga: Samsung Ingin Ciptakan Robot untuk Bantu Lansia, Seperti Apa?}
Di AS, sekitar 7.400 orang berusia sekitar 65 tahun ke atas tewas dan lebih dari 290.000 dirawat akibat kecelakaan lalu lintas pada tahun 2016.
Para peneliti melakukan penelitian dengan melibatkan 60 pensiunan berusia 65 hingga 80. Mereka diminta bermain CTCD selama enam minggu.
Hasilnya, para lansia ini memiliki kemampuan mengemudi lebih baik setelahnya. Pengujian ini bertujuan untuk menguji waktu reaksi mereka, rentang perhatian dan memori.
CTCD dipasang di rumah para peserta dan mereka memainkannya selama 20 menit dalam sehari, dan lima hari selama seminggu untuk bisa merasakan manfaatnya.
Para sukarelawan secara acak dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok dipilih untuk memainkan CTCD dan kelompok yang lainnya diberi video game lainnya (OVG).
Kepala peneliti, Dr Rui Nouchi, dari Universitas Tohoku Jepang, mengatakan hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan kognitif sederhana dapat bermanfaat bagi para lansia.
{Baca juga:Waduh, Ternyata Lansia Paling Sering Bagikan Hoaks}
“Hasil ini memperluas temuan kami sebelumnya bahwa penggunaan reguler dari permainan pelatihan kognitif sederhana dapat bermanfaat bagi orang tua yang mengendarai mobil,” katanya.
Dia mengatakan, saat ini timnya berencana untuk menyelidiki bagaimana CTCD dapat membantu mengurangi kecelakaan di antara pengemudi lansia.
Masalah kecelakaan oleh pengemudi lansia mencuat setelah mobil mewah Pangeran Philip terbalik di dekat Sandrinham Estate, pada Januari 2019.
Seorang wanita yang terlibat dalam kecelakaan tersebut mengalami patah tulang pada pergelangan tangannya. Duke of Edinburgh yang berusia 97 tahun kemudian secara sukarela menyerahkan SIM-nya.
Dalam permainan CTCD, ada dua tanda dengan dua angka ditampilkan di layar TV. Peserta diminta untuk memilih yang jumlahnya lebih besar secepat mungkin.
Dalam latihan untuk melatih konsentrasi, peserta harus melakukan dua tugas secara bersamaan. Satu di antaranya menampilkan not musik merah muda yang bergerak di sepanjang lingkaran.
Mereka diminta untuk menekan tombol ketika itu tersembunyi di balik objek oranye dengan bintang kuning.
Permainan lain, membuat mereka mengidentifikasi target yang mendekat dan menekan jika itu adalah manusia.
Dalam latihan prediksi kecepatan, target bergerak di belakang dinding dari kiri ke kanan pada monitor TV. Peserta harus menekan tombol ketika keluar.
Keterampilan mengemudi mobil, fungsi kognitif, dan keadaan emosi pemain akan diukur sebelum dan sesudah masa studi.
{Baca juga: Setelah Mobil, Toyota Kini Ingin Kuasai Industri Robot}
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang memainkan CTCD telah meningkatkan keterampilan mengemudi mobil, fungsi kognitif dan merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan mereka yang memainkan OVG.
Pelatihan kognitif bekerja dengan otak yang menciptakan jalur listrik baru dalam proses yang disebut neuroplastisitas, untuk meningkatkan jumlah koneksi saraf.
Ini semakin banyak digunakan oleh petugas medis, seperti psikolog dan ahli terapi wicara, untuk membantu orang pulih setelah cedera otak atau stroke.