spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...
Beranda blog Halaman 1043

Huawei Didepak dari Asosiasi Pengembang Kartu SD, Kenapa?

Telko.id, Jakarta – Huawei terus mengalami guncangan. Setelah putus dengan berbagai perusahaan, Huawei dikeluarkan dari anggota SD Association (SDA), atau kelompok dagang yang bertanggung jawab untuk menstandarisasi kartu SD dan MicroSD. Kenapa?

Dilansir Telko.id dari Engagdet pada Sabtu (25/05/2019), SDA mengonfirmasi bahwa Huawei dikeluarkan dari grup perdagangan untuk mematuhi pesanan terbaru dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat.

Dampaknya Huawei tidak dapat menawarkan produk menggunakan branding SDA resmi dan akan mengecualikan Huawei dalam menetapkan standarisasi SD ke depan. Didepak oleh SD Association tentu saja merupakan pukulan telak bagi Huawei.

Huawei pun berusaha menyikapi keputusan tersebut dengan tenang. Pabrikan asal China itu mengatakan bahwa pelanggannya akan dapat terus membeli dan menggunakan kartu SD dan MicroSD buatan Huawei untuk saat ini.

{Baca juga: Sudah Move On, Huawei Persiapkan Pengganti Google Play Store}

Tidak jelas bagaimana langkah itu akan memengaruhi ponsel dan perangkat Huawei di masa depan, tetapi hal ini semakin menambah daftar bencana yang diterima Huawei pasca kebijakan embargo dari pemerintah Amerika Serikat.

Sebelumnya smartphone Huawei terancam kehilangan akses ke pembaruan sistem operasi Androidi masa mendatang. Penyebabnya, Alphabet sebagai induk perusahaan Google telah menghentikan kerja sama bisnisnya dengan Huawei.

Keputusan ini membuat perusahaan terancam tidak bisa memanfaatkan berbagai layanan, termasuk softwarehardware dan sistem operasi, kecuali yang tersedia secara publik melalui lisensi open source.

{Baca juga: Setelah Google, Giliran Intel dan Qualcomm Musuhi Huawei}

“Huawei hanya dapat menggunakan versi publik Android dan tidak akan bisa mendapatkan akses ke aplikasi dan layanan dari Google,” tegas sumber dari Reuters, seperti dikutip pada Senin (20/05/2019).

Walaupun ditinggal banyak pihak, masih ada perusahaan yang setia untuk tetap bersama Huawei. Perusahaan teknologi Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) menyatakan bahwa mereka tetap setia bersama Huawei. [NM/HBS]

Sumber: Engagdet

Terkait Pengaturan Tarif Data, XL Tunggu Arahan Pemerintah

0

Telko.id, Jakarta – PT XL Axiata (XL) menunggu sikap pemerintah terkait pengaturan tarif data internet di industri telekomunikasi. XL sendiri menilai industri telko masih relatif sehat, walaupun perang tarif data masih terjadi.

Menurut President Director & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, pengaturan tarif data bukan belum diperlukan saat ini, karena industri telko masih sehat. Tetapi XL tetap menunggu kebijakan pemerintah tersebut dan akan mengikutinya jika sudah ditetapkan.

“Soal tarif dari pemerintah kalau diperlukan kami akan mengikuti, tapi kalau ditanya terkait industri telko, kami nilai masih sehat, jadi belum terlalu urgent,” ucap Dian di acara buka puasa bersama media di kantor XL Axiata, Jakarta, Jumat (25/05/2019)

Dian mengakui jika saat ini promo-promo dari penyedia jasa telekomunikasi memang terlihat agresif. Namun, ia menilai, saat ini operator telko sudah mulai menimbang-nimbang pemberian promo.

“Jadi tidak ‘jor-joran’ istilahnya. Saya rasa tahun ini para operator akan bersikap secara rasional,” ujar Dian.

{Baca juga : Siapkan Capex Rp 7,5 Triliun, Ini Target XL Axiata}

“Soal tarif itu, bahkan kami pun kalau menaikkan tarif akan dilakukan secara gradual (bertahap). Dari tahun lalu (tarif) kami sudah naik, tapi bertahap,” tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Kominfo menerima konsultasi publik terkait penyusunan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Kominfo tentang Tata Cara Penetapan Tarif Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi. RPM Tarif Jasa Telekomunikasi ini diharapkan mewujudkan iklim usaha yang kondusif.

Dilansir Telko.id dari laman resmi Kominfo pada Jumat (15/02/2019), Plt. Kabiro Humas Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan bahwa peraturan tersebut bertujuan untuk menyehatkan industri telekomunikasi di Indonesia.

{Baca juga: Kominfo Terima Konsultasi Publik RPM Tarif Jasa Telekomunikasi}

“RPM bertujuan untuk mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui persaingan usaha yang sehat dan menjaga keberlangsungan layanan telekomunikasi serta untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pengguna telekomunikasi terhadap penerapan tarif layanan jasa telekomunikasi,” tulis Ferdinandus. [NM/HBS]

Kominfo Resmi Cabut Pembatasan Akses Media Sosial

Telko.id, Jakarta – Setelah sempat diblokir selama 3 hari pasca aksi 22 Mei, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada hari ini, Sabtu (25/05/2019), resmi mencabut pembatasan akses media sosial dan WhatsApp.

Seperti diketatahui, Kominfo sebelumnya memutuskan untuk membatasi akses media sosial untuk mencegah penyebaran konten provokasi di aksi 22 Mei yang terjadi di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu RI).

Informasi pencabutan ini muncul dari akun twitter resmi Kominfo @Kekominfo pada hari ini. Akun tersebut menyatakan ucapan selamat kepada warganet karena, internet telah kembali normal seperti sedia kala.

{Baca juga: Kominfo Temukan 5 Hoaks Soal Aksi 22 Mei dan KPU}

Informasi tersebut dibenarkan oleh Plt. Kabiro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu. Saat dihubungi Tim Telko.id pada Sabtu (25/05/2019) Ferdinandus membenarkan jika WhatsApp dan media sosial telah kembali normal, karena pembatasan resmi dicabut pada pukul 13.00 WIB tadi.

“Benar mas (dicabut) Jam 13.00 WIB siang ini. Sudah diperintahkan kepada Penyelenggara jasa Internet (ISP) untuk normalisasi,” kata Ferdinandus melalui pesan singkat.

Namun ketika ditanya alasan pencabutan dilakukan hari ini, Ferdinandus tidak mau berkomentar. Sebelumnya demi mencegah provokasi pasca aksi demo yang terjadi sejak tanggal 21 dan 22 Mei 2019,  pemerintah Indonesia dalam hal ini Kominfo membatasi akses WhatsApp, Facebook, dan sejumlah media sosial lainnya.

Menurut Menkopolhukam, Wiranto, hal ini dilakukan untuk mencegah konten hoaks dan provokasi terkait aksi demonstrasi di depan Kantor Bawaslu serta beberapa tempat lain di Jakarta.

“Untuk sementara, untuk menghindari berita bohong kepada masyarakat luas akan kita adakan pembatasan akses di media sosial. Fitur tertentu untuk tidak diaktifkan,” ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta, Rabu (22/05/2019).

{Baca juga: Demo 22 Mei, Pemerintah Batasi Akses WhatsApp dkk}

Kebijakan tersebut dibenarkan oleh Menkominfo Rudiantara. Menurutnya, pembatasan ini bersifat sementara, bertahap dan dilakukan untuk platformmedia sosial dan layanan aplikasi pesan instan. Pembatasan akses hanya berlaku untuk fitur berbagi foto dan video saja.

Sedangkan untuk berbagi pesan teks masih bisa diakses oleh masyarakat. Sejalan dengan pernyataan Wiranto, pembatasan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran konten hoaks dalam bentuk foto dan video. [NM/HBS]

Mantap! Pesan Makanan akan Bisa Lewat Google Maps

Telko.id, Jakarta – Google terus melakukan inovasi pada layanan pemetaannya. Kabarnya, Anda akan bisa pesan makanan secara langsung lewat Google Search, Google Maps, dan Google Assistant yang memudahkan Anda dalam beraktivitas.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Sabtu (25/05/2019), Google terus mencoba membuat semua jenis informasi tersedia langsung dari platform mereka. Sekarang Google menerapkan di mana pengguna segera dapat pesan makanan mereka langsung dari Google Search, Google Maps, dan Google Assistant.

“Sekarang Anda dapat menggunakan Google Search, Maps atau Assistant untuk memesan makanan dari layanan seperti DoorDash, Postmates, Delivery.com, Slice, dan ChowNow, dengan Zuppler dan lainnya segera hadir,” tulis pihak Google.

“Carilah tombol pesan online di cari dan peta saat Anda mencari restoran atau jenis masakan,” tambahnya.

{Baca juga: Asyik! Ada Rekomendasi Tempat Bukber di Google Maps}

Sayangnya Google tidak menjelaskan apakah akan ada penambahan daftar restoran ini atau tidak. Langkah Google untuk menambah fitur bukan sekali ini saja. Di masa lalu Google menawarkan kenyamanan serupa untuk layanan lain.

Misalnya, saat mencari lokasi di Google Maps, pengguna juga dapat memperoleh tumpangan dari layanan seperti Uber meskipun tampaknya fitur tersebut sudah tidak digunakan lagi. Baru-baru ini Google Maps juga melakukan uji coba terhadap  fitur baru.

Seperti dikutip Telko.id dari 9to5google, Minggu (5/5/2019), Google sekarang sedang melakukan pengujian fitur baru yang berkaitan dengan kuliner.  Fitur anyar tersebut bakal menampilkan menu makanan restoran.

Menu restoran bisa diakses pengguna setelah membuka fitur di Google Maps. Pengguna bisa mengaksesnya melalui opsi Overview dan Reviews. Nantinya, pengguna bisa melihat menu paling populer.

{Baca juga: Asyik! Google Maps Sajikan Menu-menu Favorit Restoran}

Untuk meyakinkan pengguna, selain daftar menu populer, aplikasi peta Google ini bakal menampilkan foto-foto pengunjung restoran. Pengguna lain bahkan bisa mengedit unggahan yang terdapat di aplikasi maps tersebut. [NM/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Pengemudi Ojol di Daerah Minta Tarif Dinaikkan

Telko.id, Jakarta – Tarif baru ojek online (ojol) telah berjalan hampir sebulan lamanya setelah resmi berlaku pada 1 Mei 2019 lalu. Tarif baru tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019 dan berlaku di lima kota besar yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan dan Makasar.

Menyusul pemberlakuan tarif baru yang berlaku di Jakarta tersebut, pengemudi ojol di daerah lain pun mengharapkan hal yang sama.

“Di Semarang ini belum ada perubahan tarif, kalau bisa ya tarifnya ikut naik juga,” ungkap Sugianto, Pengemudi Ojek Online yang beroperasi di Semarang beberapa waktu lalu.

{Baca juga : Grab Pelajari Penetapan Tarif Ojek Online Kemenhub}

Lebih lanjut dikatakan Sugianto, dengan adanya kenaikan tarif diharapkan akan diikuti juga dengan meningkatnya pendapatan para pengemudi.

Selain itu Sugianto juga berharap promo yang kerap dilakukan oleh pemilik aplikasi tetap dilakukan mengingat pendapatan pengemudi dapat meningkat signifikan dengan adanya promo.

Sebelumnya, terkait tarif baru ini, Darmaningtyas, Pengamat Transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Indonesia (MTI) menilai tarif ojol ini seharusnya jangan terlalu murah.

“Kalau tarif terlalu murah yang senang hanya penumpang. Tetapi jika terlalu mahal penumpang tidak senang serta hanya pengemudi dan pemilik aplikasi yang diutungkan,” jelasnya.

Sementara itu, Igun Wicaksono, Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, menganggap melalui pemberlakuan tarif tersebut pemerintah sudah memperhatikan kepentingan para pengemudi ojek online meskipun tarif tersebut masih belum sesuai dengan harapan.

{Baca juga : Bayar “Ojol” Grab Bisa Pakai Dompet Digital OVO}

 

Blok Akses WhatsApp, Kominfo “Gembosi” Internet Positif

Telko.id, Jakarta – Pemerintah melalui Kominfo, beberapa waktu lalu melakukan pembatasan akses WhatsApp, Facebook, dan beberapa media sosial lainnya. Alasannya adalah untuk meminimalisir dampak peredaran hoax terkait aksi 22 Mei lalu. Dan itu terbukti berhasil. Timeline Facebook tak lagi riuh dan grup WhatsApp mendadak sepi.

“Pembatasan akses media sosial dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kami ingin masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. Jadi untuk sementara ini sekitar 2-3 hari tidak bisa lihat gambar (di medsos) tidak apa-apa, ini semua demi keamanan nasional,” kata Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Dalam kesempatan itu, Menkominfo Rudiantara menjelaskan soal keputusan pemerintah membatasi akses media sosial. Menurutnya, kemungkinan maksimal selama 3 hari pengguna medsos akan mengalami masalah, terutama dalam pengiriman foto dan video.

“Jadi untuk sementara kita akan mengalami keterlambatan dalam mengunggah foto dan video. Tapi untuk sistem komunikasi SMS dan voice (panggilan telpon) tidak masalah,” jelas Rudiantara.

Tapi sayang, alih-alih rehat sejenak dari jejaring sosial, masyarakat justru sibuk mencari cara untuk menyiasati kebijakan tersebut. Tetiba istilah VPN pun mendadak populer. Tidak hanya dikalangan masyarakat yang melek IT tapi juga dikalangan yang bahkan tidak mengerti apa arti kata VPN.

Masyarakat Melek VPN

Virtual Private Network atau biasa disebut VPN sebenarnya bukan barang baru di dunia IT. VPN adalah suatu koneksi antara satu jaringan dengan jaringan lainnya secara pribadi (private) melalui jaringan publik (internet). Dengan koneksi private yang terenkripsi ini, penyedia layanan internet (ISP) tidak bisa mengetahui kemana tujuan pengguna, karena yang memiliki kunci enkripsinya hanya perangkat pengguna (laptop/HP) dan server VPN.

Sebagai informasi, pada koneksi internet publik, permintaan pengguna untuk mengakses website atau server tertentu (misal WA) memiliki alur Laptop/HP -> ISP -> WA, sedangkan jika menggunakan VPN alurnya menjadi Laptop/HP -> ISP -> VPN -> WA.

“Karena informasi yang dikirimkan pengguna dari laptop/HP ke server VPN terbungkus oleh enkripsi, maka ISP tidak bisa membaca informasi tersebut dan mem-blok akses ke website atau server aplikasi yang dituju oleh pengguna,” jelas Endy Muhardin, praktisi IT yang menjabat sebagai CEO ArtiVisi Intermedia.

Inilah mengapa penggunaan VPN dijadikan solusi untuk menyiasati pembatasan akses terhadap website ataupun server aplikasi tertentu. Termasuk akses ke WhatsApp, Facebook dan jejaring sosial media lainnya yang saat ini tengah dibatasi aksesnya oleh pemerintah.

“VPN bukan hal baru, tapi karena yang di blok adalah WhatsApp dan Facebook yang punya arti begitu penting bagi masyarakat, akhirnya banyak yang cari tahu tentang VPN dan mulai menggunakannya,” lanjut Endy.

Tapi sayang, kebutuhan masyarakat terhadap solusi untuk mengakses WA, Facebook dan jejaring sosial lainnya, tidak dibarengi dengan kehati-hatian. Sehingga ada yang asal menginstall aplikasi VPN dan menjadi korban pencurian data oleh pihak pihak yang tak bertanggung jawab.

Untuk itu, Endy menyarankan masyarakat untuk berhati-hati menginstall aplikasi berkedok penyedia layanan VPN. Menurutnya, penyedia layanan VPN sejatinya tidak bisa mencuri data pengguna pada saat mengakses server dengan protokol https seperti server internet banking.

“Seperti halnya koneksi ke server VPN, koneksi pengguna ke server https juga dibungkus oleh enkripsi. Jadi, jika ada korban yang merasa data internet bankingnya dicuri, besar kemungkinan itu karena mereka menginstall aplikasi berkedok VPN yang memang didesain untuk mencuri data,” jelas Endy.

Alternatif VPN

Terlepas dari kecilnya kemungkinan penyedia server VPN untuk mencuri data sensitif semisal data internet banking, server VPN seperti halnya ISP tentu bisa membaca data trafik pengguna. Mengingat semua lalu lintas trafik dari pengguna ke situs atau aplikasi yang dituju akan melewati server mereka.

Untuk itu, sebagai alternatif VPN, akan lebih aman bagi pengguna untuk menggunakan Domain Name Service (DNS) sendiri untuk menyiasati blokir terhadap situs atau server aplikasi tertentu.

Perlu diketahui, Domain Name Service sejatinya memiliki fungsi untuk me-resolve nama domain menjadi alamat IP. Misal jika Anda ingin mengakses WhatsApp.com, maka permintaan Anda tersebut akan masuk ke ISP lalu DNS milik ISP akan mengarahkan Anda ke alamat IP server WhatsApp.

Mekanisme inilah yang sekarang digunakan ISP mem-blok situs atau server aplikasi. Yup, ISP menggunakan DNS untuk me-resolve nama domain ke alamat IP yang bukan alamat IP dari server aplikasi yang dituju oleh pengguna. Misal jika Anda menggunakan Indihome lalu mengakses situs yang di blok, maka akan diarahkan ke alamat IP internetpostif.uzone.id.

Nah… untuk menyiasati alur tersebut, Anda bisa “potong kompas” dengan cara menggunakan DNS sendiri. Tapi jangan bayangkan Anda benar-benar membuat DNS sendiri, karena gak mudah. Tapi bagi pengguna smartphone, Anda hanya perlu menginstall aplikasi 1.1.1.1 kembangan cloudflare atau bagi pengguna Android Pie dan seterusnya, cukup aktifkan private DNS lalu isi DNS-nya dengan 1dot1dot1dot1.cloudflare-dns.com. Dengan cara tersebut, Anda akan diarahkan ke alamat IP dari situs atau server aplikasi yang ingin Anda tuju. Cara ini kami nilai lebih aman dan mudah dibanding menggunakan aplikasi VPN.

Kotak Pandora Internet Positif

Memasyarakatnya istilah VPN dan beragam alternatif untuk menyiasati pembatasan akses pemerintah terhadap WhatsApp, Facebook dan aplikasi jejaring sosial lainnya, tak ubahnya membuka kotak pandora internet positif. Bagamana tidak, internet positif yang sejatinya menjadi gerbang untuk membatasi konten-konten negatif, kini terlihat begitu rapuh dan mudah dibobol. Celahnya tak lagi menjadi rahasia. Tidak hanya mejadi “konsumsi” mereka yang melek IT, tapi sudah menjadi perbincangan dikalangan emak-emak.

Positifnya, momen ini bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk mengevaluasi mekanisme filter konten yang selama ini dilakukan. Ya, memang tidak mudah dan butuh biaya yang tidak sedikit. Tapi paling tidak, filter konten yang dilakukan bukan filter konten semu, terlihat seperti ada tapi nyatanya masyarakat lalu lalang di celah yang menganga lebar.

Tempelkan Kabel Charger ke Mulut, Seorang Bocah Tewas Kesetrum

Telko.id, Jakarta – Seringkali kita memiliki kebiasaan meninggalkan charger atau pengisi daya tetap terpasang ke soket listrik meski sudah selesai mengisi daya ponsel kita. Rupanya, kebiasaan itu sangat berbahaya, terutama apabila di rumah kita terdapat anak kecil.

Dilansir dari The Sun, seorang anak tersengat listrik hingga meninggal dunia setelah meletakan ujung kabel pengisi daya yang masih dicolokkan ke stopkontak listrik ke mulutnya.

Insiden malang ini terjadi di Jahangirabad, India. Pada hari itu, Jumat (17/5/2019) anak tersebut diajak ibunya, Razia, berkunjung dan menginap ke rumah kakek-neneknya.

Keesokan harinya, anak tersebut dibiarkan bermain sendirian. Saat itu, Razia sudah selesai mengisi baterai ponselnya, namun ia tidak melepas kabel chargernya dari stop kontak.

{Baca juga: Duh! Pria Malaysia Tewas saat Charge Ponsel}

Tanpa sepengetahuan ibunya, anak kecil tersebut bermain dengan kabel tersebut dan memasukkan ujung pengisi daya ke dalam mulutnya. Anak itu kemudian tersengat listrik karena kabel masih terhubung ke colokan listrik.

Anak tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, sayangnya anak itu dinyatakan meninggal tepat saat tiba di rumah sakit.

Petugas kepolisan dari kantor polisi Jahangirabad, Akhilesh Pradhan, mengatakan pihaknya tidak dapat memproses kasus tersebur karena tidak ada laporan dari keluarga korban. Namun, apabila ada laporan dari pihak keluarga, pihaknya akan memproses sesuai aturan.

“Jika ada seseorang melapor kepada kami untuk mengajukan keluhan, kami akan memproses sesuai aturan,” katanya.

{Baca juga: Gatal, Pria di China Masukkan Kabel Charger ke Kemaluan}

Belum dipastikan berapa usia anak itu, serta tidak diketahui jenis kelamin anak tersebut. Dua surat kabar lokal mengutip usia dan jenis kelamin yang berbeda dalam laporan mereka.

Satu laporan dari media lokal menyebut, insiden horor itu melibatkan seorang gadis berusia dua tahun. Sementara media lokal lain, menyebut korban adalah bocah lelaki berusia tiga tahun. [BA/HBS]

Sumber: The Sun

Merasa Kasihan, Restoran Ini Kasih Diskon ke Pengguna Huawei

Telko.id, Jakarta – Huawei menghadapi situasi paling sulit setelah masuk daftar hitam pemerintah Amerika Serikat (AS).  Kondisi tersebut berdampak terhadap para pengguna Huawei hampir di seluruh negara.

Entah kasihan atau bersimpati, sebuah restoran China di Malaysia mengumumkan penawaran menarik kepada para pengguna perangkat Huawei. Penawaran tersebut berupa diskon atau potongan harga.

Seperti dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Jumat (24/5/2019), restoran itu menyiapkan diskon hingga 20 persen dari total tagihan pembelian makanan dan minuman yang harus dibayarkan oleh pengguna Huawei.

{Baca juga: Huawei Ditinggal ARM, Nasib P30 Pro dkk Terancam?}

Pemilik restoran, Angie Taweepan Chantowatha, mengaku sengaja memberlakukan program tersebut karena merasa bersimpati kepada Huawei. Ia menganggap, apa yang dilakukan oleh AS kepada Huawei tidaklah adil.

Namun, program diskon itu juga dinilai oleh sejumlah pihak sebagai strategi promosi  restoran supaya laris dikunjungi tamu. Bagi Anda yang tertarik, silakan berkunjung ke Sean & Angie mulai Senin (26/5/2019).

Perselisihan antara Huawei dengan pemerintah AS memang kembali memanas. Beberapa waktu lalu, Presiden Donald Trump menandatangani perintah larangan bagi perusahaan AS untuk menggunakan peralatan Huawei.

{Baca juga: Sudah Move On, Huawei Persiapkan Pengganti Google Play Store}

Perintah yang diteken oleh Trump mendorong undang-undang ekonomi internasional untuk memberi wewenang kepada presiden mengatur perdagangan. Google dkk kemudian sepakat memutus akses ke Huawei. [SN/HBS]

Sumber: Ubergizmo

Ini Nama-Nama Calon Dirut Telkomsel Yang Beredar

Telko.id – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2018 PT Telkom Indonesia merombak jajaran direksi. Salah satunya adalah menunjuk Ririek Adriansyah sebagai direktur utama menggantikan Alex Sinaga yang habis masa jabatannya.

Walaupun Ririek masih akan menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel, sampai nanti Rapat Pemegang Saham Telkomsel berikutnya, yang direncakan akan dilakukan pada tanggal 29 Juni mendatang, beberapa nama sudah muncul yang digadang-gadang akan menjabat sebagai direktur utama Telkomsel. Anak perusahaan Telkom yang prestasinya gemilang. Siapa saja?

Berdasarkan isu yang beredar, nama-nama yang menjadi calon kuat sebagai Direktur Utama Telkomsel adalah Heri Supriadi, yang kini menjabat Direktur Keuangan eksisting dari Telkomsel. Lalu kandidat lain David Bangun yang kini menjabat sebagai Direktur Digital & Strategic Portofolio Telkom, Dian Rahmawan yang kini menjabat sebagai Direktur Enterprise & Business Service Telkom dan Sukardi yang kini menjabat Direktur Sales Telkomsel.

Disebut-sebut juga, Direktur Wholesale & International Service Telkom, Abdus Somad Arief juga masuk dalam bursa calon direktur utama Telkomsel. Hanya saja, kegiatan ASA, begitu sering disebut, diluar tugasnya di Telkomsel, seperti senang riding motor besar dan berkebun, kelihatannya sudah memberikan kenyamanan sendiri sehingga, ada sumber yang menyebutkan bahwa kemungkinan tidak terpilih menjadi Dirut.

Namun, disebut-sebut juga dalam bursa calon dirut Telkomsel ini sudah mengerucut menjadi tiga nama yakni Supariadi, David Bangun dan Dian Rahmawan.

Sedangkan Sukardi, kabarnya kurang mendapat dukungan.

Jadi siapa yang akan ditunjuk menjadi Direktur Telkomsel?  Kita tunggu saja sampai RUPS Telkomsel berikutnya. (Icha)

Makin Seru, Ada Perang Lawan Godzilla di PUBG Mobile

Telko.id, Jakarta Event crossover selanjutnya dari PUBG Mobile adalah perang melawan Godzilla. Pemain bisa melacak jejak yang ditinggalkan oleh sang monster dan mengumpulkan item.

Menurut laporan Venture Beat, hal tersebut didasarkan kepada film Godzilla: King of Monsters, yang akan tayang pada 31 Mei 2019 mendatang. Update game itu akan dirilis secara gratis.

Godzilla: King of Monsters adalah film sekuel dari film Godzilla pada 2014 silam. Ketika itu, film tersebut diusung sebagai film reboot. Film Godzilla  berhasil meraup USD 529 juta di dunia.

{Baca juga: Cara Gampang Ganti Nama Karakter di PUBG Mobile}

Sebelumnya, Tencent Games selaku pemilik lisensi PUBG Mobile merilis update untuk game PUBG Mobile (ver 0.12.0) yang berisi beberapa mode gameplay baru yang semakin seru.

Tencent Games rupanya menyadari penggemar PUBG Mobile sangat menyukai mode crossover dengan game Residen Evil 2 milik Capcom di akhir tahun 2018.

Salah satu yang paling disukai adalah mode melawan zombie. Sayang, event tersebut tidak permanen alias sementara.

{Baca juga: Update PUBG Mobile Ada Perang Melawan Zombie}

PUBG Mobile mendapatkan mode gameplay serupa yang disebut masih hasil kolaborasi dengan Residen Evil 2 lewat update Darkest Night. Pemain bisa memilih bermain single atau squad.

Di mode Darkest Night pemain juga harus menghindari gas beracun yang tersebar di seluruh arena permainan. Di sini pemain atau tim hanya akan bertarung melawan zombie saja. [BA/HBS]

Sumber: Venture Beat