Telko.id – Rencana pemerintah untuk menurunkan tarif interkoneksi ditanggapi positif oleh sejumlah operator. Setelah sebelumnya Tri mengungkapkan keinginannya agar tarif interkoneksi turun sebesar 40%, kali ini giliran Smartfren mengurai asa serupa.
Seperti diketahui, saat ini Pemerintah tengah menggodok aturan tentang penurunan tarif interkoneksi bagi setiap operator seluler di Indonesia. Kabar yang beredar, tarif itu hanya akan turun pada kisaran 10% hingga 20% dari tarif normal. Jika benar demikian, maka penurunan ini tidak akan memberikan dampak besar bagi para pengguna akhir.
“Ekspektasi kita semoga ke depannya tarif interkoneksi akan lebih murah, sehingga ketika kita melakukan panggilan ke operator lain, harganya bisa terjangkau,” ujar Sukaca Purwakardjono, Division Head Device Planning and Management, PT. Smartfren Telecom saat ditemui dalam acara peluncuran paket bundling dan starter pack terbaru perusahaan kemarin, (Selasa (3/5).
Sukaca menambahkan, setidaknya tarif tersebut bisa turun sekitar 40% sampai 50% lebih murah dari tarif yang ada saat ini.
“Sepuluh persen menurut saya terlalu kecil ya. Kalau mau dampak yang signifikan ya empat puluh persen, jadi supaya traffik ke semua operator bisa atraktif. Karena kalau tarif interkoneksi tinggi kan tarif panggilan telepon dari satu operator ke operator lainnya bisa dua kali lipat dibandingkan dengan sesama operator,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, jikalau tarif interkoneksi lebih murah, tentunya akan semakin banyak pelanggan yang melakukan panggilan ke operator lainnya. Saat ini, seperti diakuinya lagi, konsumen sudah mulai jarang menggunakan layanan voice dan jika interkoneksi lebih murah, bisa kembali menstimulasi pelanggan untuk menggunakan voice.
Disinggung mengenai penurunan tarif ke konsumen, semisal tarif inerkoneksi turun sebesar 40%, Sukaca menjawab bahwa mereka masih perlu membuat formulasi lagi. Pasalnya, masih ada beberapa pertimbangan yang harus dilihat mengenai tarif ini.
“Kita lihat nanti, karenakan interkoneksi turun tapi tergantung juga kita punya titik interkoneksi. Jadi tidak semata-mata tarif turun 40% terus kita juga bisa nurunin 40% ke pelanggan. Karena ada beberapa kota yang tidak ada inerkoneksi tetapi tetap saja terkena long distance. Jadi masih harus kita formulasikan lagi nanti,” tutup Sukaca. [ak/if]