Telko.id – Booming Pokemon Go ditanggapi beragam oleh khalayak. Uni Emirat Arab, misalnya, memperingatkan warganya pekan lalu, bahwa penjahat bisa saja memanfaatkan pemain Pokemon Go dan aplikasi lain untuk meretas ponsel mereka dan memata-matai gerakannya.
Peringatan itu datang setelah polisi Australia mengatakan bahwa beberapa bermain Pokemon Go diancam dengan todongan senjata di sebuah taman di selatan Sydney dan menyalahkan game ini atas banyaknya kejahatan, pelanggaran lalu lintas dan keluhan yang terjadi.
Game populer ini sendiri, yang didasarkan pada game Nintendo tahun 1990an, telah menciptakan hiruk-pikuk global dimana pemain berkeliaran di dunia nyata untuk mencari monster kartun.
Game ini membutuhkan ponsel untuk mengirimkan lokasi melalui GPS dan menggunakan kameranya, yang oleh Telecommunications Regulatory Authority UEA dianggap “melanggar privasi pengguna” dan dapat menyebabkan kriminalitas.
Menurut TRA, seperti dilansir Phys, Senin (18/7), Pokemon Go dapat mengakibatkan pengguna dimata-matai dan mendesak pemain untuk tidak mengaktifkan kamera ponselnya di rumah atau di daerah pribadi lainnya.
Sama seperti di Indonesia, Pokemon Go juga bisa dimainkan di UAE, tetapi belum bisa diunduh dari toko aplikasi lokal.
Saat ini, TRA mengaku masih masih “mengkaji dampak dan bahaya yang … ditimbulkan game dan aplikasi ini bagi masyarakat” sebelum membuat keputusan tentang apakah akan merilis Pokemon Go di negaranya atau tidak.