Latest Phone

Xiaomi Redmi Note 13R Pro

vivo X100 Pro

vivo X100

Microsoft Dukung 12 Kota Sekunder di Tanah Air Jadi Smart City

Jakarta – Microsoft hari ini memperkenalkan program bertajuk CityNext, sebuah inisiatif global yang melibatkan pemerintah, pebisnis dan masyarakat untuk menciptakan kota-kota yang tak hanya semakin maju, tetapi juga kompetitif secara ekonomi dan berkelanjutan dengan dukungan teknologi.

Ditemui dalam acara CityNext Summit, yang berlangsung di JS Luwansa Hotel, Jakarta, (29/9), Kertapradana Subagus, Public Sector Director, Microsoft Indonesia mengurai harapannya untuk menjadi bagian dalam upaya pengembangan kota pintar atau smart city. Menurutnnya, yang paling penting di sini adalah kolaborasi aktif antara orang-orang yang tinggal di dalamnya, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Melalui inisiatif CityNext ini, kami telah bekerja sama dengan pemerintah dari berbagai kota di dunia untuk menerapkan berbagai teknologi yang memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan publiknya dalam berbagai aspek, mulai dari pendidikan, layanan sosial dan kesehatan, administrasi pemerintahan, keamanan publik, perencanaan pembangunan, wisata dan budaya, energi dan air, hingga transportasi,” katanya.

Sebuah riset pun digelar Microsoft untuk mewujudkan inisiatif ini, dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada dan Lee Kuan Yew School of Public Policy – National University of Singapore untuk meneliti 12 kota sekunder di Indonesia, meliputi Ambon, Surabaya, Bandung, Denpasar, Jayapura,Makassar, Medan, Palembang, Samarinda, Semarang, Surakarta dan Yogyakarta. Tujuannya adalah menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada dalam setiap kota, mengingat setiap kota memiliki tantangannya sendiri-sendiri untuk menjadi smart city.

Dedy Permadi, Peneliti, National University of Singapore dan Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa kota-kota tersebut memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang menjadi smart city. Tentu saja, dengan caatatan dilakukan intervensi kebijakan yang tepat.

Dalam kurun waktu lima sampai lima belas tahun mendatang, kota-kota ini akan menjadi engine of growth,katanya.

Meskipun, dalam perjalanannya tidak akan luput dari tantangan. Kedua belas kota sekunder di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang cukup signifikan terkait dengan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Masalah terberat adalah kurangnya kesadaran akan manfaat TIK, disusul oleh keterbatasan anggaran, dan juga keterbatasan kapasitas birokrat.

Smart City: Bandung dan Pekalongan

Sementara kedua belas kota lainnya masih harus menempuh jalan yang panjang untuk bisa dinobatkan sebagai Smart City, Bandung dan Pekalongan disebut-sebut telah bergerak untuk menjadi smart city.

Ilham Habibie selaku Chairman, Bandung Smart City dan Chairman, Institute for Democratization through Science and Technology, The Habibie Center bahkan mengungkapkan bahwa saat ini Bandung telah membentuk Smart City Council yang bertanggung jawab untuk mengarahkan serta memantau pengembangan smart city di Kota tersebut.

Bandung juga memiliki Bandung Command Center dan Bandung Digital Valley untuk membantu mengelola layanan publik secara digital serta mendukung kewirausahaan berbasis teknologi. Kami sangat merasakan bagaimana penggunaan teknologi dapat betul-betul membantu pemerintah untuk mengembangkan kota serta warganya,” jelasnya.

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan Walikota Pekalongan, Basyir Ahmad. Manurutnya penggunaan teknologi dalam sistem tata kota telah benar-benar mempermudah dan mendekatkan komunikasi antara pemerintah dengan warganya.

Tantangan adalah bagaimana teknologi tersebut dapat diimplementasikan secara maksimal dan bagaimana warga kota mau memahami dan berpartisipasi dalam sistem-sistem baru berbasis teknologi ini,” katanya.

Pekalongan sendiri telah menata infrastruktur pemerintahan dengan teknologi sejak tahun 2008, atau lebih tepatnya tiga tahun setelah Basyir Ahmad menjabat sebagai Walikota. Hasilnya, tidak hanya membantu transparansi informasi publik, tetapi juga menghemat anggaran Pemerintah Kota Pekalongan.

Dengan membuat kota Pekalongan terintegrasi, kita tak hanya berhasil menurunkan belanja pegawai dari 5000 menjadi 4000, server kita yang sebelumnya berjumlah 50 pun kini bisa disedikitkan menjadi hanya satu saja. Dan itu membuat penghematan yang luar biasa,” tambah Basyir lagi.

Latest

Polytron Hadirkan Monitor Gaming Warrior PMD 27IQ9931

Telko.id - Pertumbuhan pasar monitor gaming yang signifikan dalam...

Infomedia, Perkuat Posisi Dengan Mengedepankan AI dan Robotik

Telko.id - PT Infomedia Nusantara subsidiary PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk...

Hyundai Gandeng INVI, Untuk Distribusikan Bus Listrik

Telko.id - Hyundai Motor Company dan INVI, anak perusahaan...

TikTok Pastikan Jaga Keamanan, Tapi Kendali Tetap Ditangan Mu!

Telko.id – TikTok menegaskan komitmennya untuk selalu menjaga keamanan...

Rekomendasi

Solusi Industri Pertambangan XL Axiata Sabet 2 Penghargaan

Telko.id – Solusi industri pertambangan dari XL Axiata melalui XL Axiata Business Solutions (XLABS) meraih dua penghargaan sekaligus dalam dua event yang berbeda Untuk penghargaan...

Samsung Hadirkan Keluarga Fan Edition Terbaru, Apa Keunggulannya?

Telko.id – Samsung resmi menghadirkan keluarga Fan Edition atau FE di Indonesia yang terdiri dari Galaxy S23 FE, Galaxy Tab S9 FE dan S9...

Ingin Tahu Wajah Remajamu, Pakai Teen AI Saja Dari Line

Telko.id - Line Corporation telah merilis layanan Teen AI di dalam fitur Line Profile Studio, sebuah layanan untuk menghasilkan gambar profil yang berada di...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini