Telko.id – Ponsel pintar telah menjadi perangkat sentral dan menjadi bagian yang terpisahkan dari aktivitas pengguna. Berbagai informasi pribadi dan bisnis hingga transaksi finansial yang bersifat sensitif sekarang tersimpan di smartphone. Hal ini membuat keamanan perangkat mobile menjadi semakin penting.
Terlebih lagi perubahan yang terjadi di industri digital seperti e-commerce, online transaction dan online activities membuat smartphone memiliki peran sangat penting dan tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari penggunanya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016, melaporkan sebesar 69,4% pengguna sudah melakukan transaksi secara online. Karena pengguna lebih berminat untuk bertransaksi secara online, karena selain praktis dan nyaman, harga barang yang ditawarkan lebih murah dibanding toko offline.
Dengan pesatnya pertumbuhan transaksi online tersebut, pengaruh adanya cyber crime juga semakin meningkat, mulai dari hal yang terjadi sehari-hari seperti membajak smartphone, mengcopy data rahasia, sampai dihack oleh penjahat digital karena smartphone yang tidak memiliki sistem keamanan memadai. Lebih dari 1,5 juta insiden malware mobile baru telah terdeteksi oleh McAfee Labs pada kuartal pertama tahun ini, dengan total lebih dari 16 juta insiden malware mobile.
Hal inilah yang menjadi perhatian utama bagi Advan untuk mengembangkan smartphone dengan sistem keamanan mutakhir. Melalui produk terbarunya, Advan A8, brand kebanggaan nasional ini mengumumkan positioning sebagai “Privacy Protector Phone”.
Menurut Hasnul Suhaimi, Project Director Advan, laporan keamanan dari berbagai lembaga riset tersebut menjadi bukti bahwa smartphone dengan sistem keamanan yang bagus harus menjadi concern juga bagi konsumen.
“Banyak sekali masalah keamanan yang menyangkut penggunaan smartphone seperti serangan malware, virus, peretasan data, dan sebagainya bahkan melibatkan tokoh terkenal maupun selebritis. Kita tentu tidak mau menjadi korban serangan data yang bakal merugikan seperti itu,” kata Hasnul Suhaimi
Pakar telekomunikasi yang pernah memimpin perusahaan seluler terkemuka ini menambahkan, Advan A8 merupakan bukti dari komitmen Advan untuk menghadirkan smartphone yang tidak hanya memiliki fitur yang kaya dan canggih, tetapi juga sistem keamanan handal yang sekarang telah menjadi identitas dari produk baru Advan.
Sementara itu Dr. Ir. Agung Harsoyo. M.Sc, pakar telekomunikasi dan security dari ITB, mengatakan Indonesia memang masih lemah dalam hal sistem keamanan nasional cyber di banding negara lain yang lebih maju. Jika melihat dalam kerangka yang lebih luas, nantinya perang bukan lagi semata-mata adu senjata, melainkan perang cyber. Bagaimana sebuah negara bisa menguasai dan mengetahui sistem informasi dan komunikasi negara lain.
Beberapa tahun lalu, pihak intelijen negara lain bahkan diketahui telah melakukan penyadapan terhadap sejumlah tokoh penting di Indonesia melalui ponsel.
“Saya mengapresiasi langkah yang dilakukan Advan karena telah ikut concern terhadap masalah keamanan data. Sehingga data-data penting milik setiap warga negera bisa lebih terjamin keamanannya. Karena tantangan ke depan bagi industri smartphone, dibutuhkan perangkat yang tidak sekadar pintar bertabur fitur canggih, tetapi juga aman. Di samping software, hardware juga terlindungi,” kata Agung Harsoyo yang juga menjabat sebagai komisioner di BRTI ini.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Marketing Advan Tjandra Lianto mengatakan bahwa positioning Advan sebagai Privacy Protector Phone lahir dari berbagai kondisi di lapangan. Di mana konsumen sebenarnya membutuhkan ponsel yang lebih aman, namun seringkali tidak menemukan solusi yang tepat.
“Advan A8 menjadi jawaban bagi konsumen yang membutuhkan smartphone dengan fitur canggih dan kekinian seperti Dual Camera, Fingerprint hingga memori RAM yang besar. Tapi di atas semua itu, smartphone ini memiliki sistem security handal yang memberikan rasa aman kepada konsumen melalui platform IDOS (Indonesia Operating System) yang kami kembangkan,” kata Tjandra. (Icha)