spot_img
Latest Phone

ASUS ROG Luncurkan Jajaran Perangkat Gaming RTX 50 Series di Indonesia

Telko.id - ASUS Republic of Gamers (ROG) resmi memperkenalkan...

Garmin Luncurkan Forerunner 570 & 970, Revolusi Smartwatch untuk Pelari

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan dua smartwatch GPS...

iPadOS 26 Resmi Dirilis: Multitasking Lebih Canggih dan Desain Baru

Telko.id - Para pengguna iPad merasakan perangkat nya masih...

Apple Intelligence Tambah Fitur Baru, Tapi Siri Masih Belum Cerdas

Telko.id - Dalam konferensi Worldwide Developers Conference (WWDC) 2025,...

iOS 26 Resmi Dirilis: Desain Liquid Glass dan Fitur AI Terbaru

Telko.id - Apple baru saja meluncurkan iOS 26, yang...

ARTIKEL TERKAIT

Pasien “Merana” Gara-gara Klinik Gigi Diserang Malware

Telko.id, Jakarta – Ratusan klinik gigi di Amerika Serikat (AS) tidak bisa melayani para pasiennya akibat malware berbahaya. Malware itu menyerang core system dari dua perusahaan yang melayani jaringan internet ke seluruh klinik gigi di AS.

Kedua perusahaan tersebut diserang ransomware, yang membuat seluruh saluran distribusi terkena dampak yang serupa.

Dikutip Telko.id dari Ubergizmo, Senin (01/09/2019), Shae Johnson, Koordinator Klinis di Desain Kedokteran Gigi di McFarland, Wisconsin, mengaku tidak memiliki akses ke grafik pasien, jadwal, rontgen, atau buku pembayaran setelah jaringan terserang oleh virus.

{Baca juga: Aplikasi CamScanner Disusupi Malware, Segera Uninstall!}

Akibatnya, dokter tidak dapat mencabut gigi secara tepat tanpa riwayat grafik dan rontgen pasien. Brenna Sadler, juru bicara Digital Dental Record, mengatakan bahwa proses restorasi telah dimulai tetapi sangat sulit.

“Kami tidak memiliki akses ke grafik pasien, jadwal, x-ray, atau buku pembayaran. Dokter tidak dapat melakukan perawatan yang tepat tanpa riwayat grafik dan rontgen,” kata Shae.

{Baca juga: Bahaya! Ini Konsekuensi Kalau Gunakan Konverter YouTube ke MP3}

Sekadar informasi, serangan ransomware mengenkripsi semua konten di perangkat keras korban. Korban perlu membayar tebusan kepada peretas untuk mendapatkan kembali kunci dekripsi yang telah “dikerjai”.

Kasus ini bukan kali pertama terjadi di sebuah institusi medis. Beberapa tahun lalu, sejumlah rumah sakit di Amerika Serikat juga diserang oleh peretas dan harus membayar USD 17.000 untuk meminta kembali data-data. (SN/FHP)

Sumber: Ubergizmo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU