Latest Phone

Welcome to BESPOKE AI, Cara Samsung Pamer Teknologi AI Home

Telko.id - Welcome to BESPOKE AI merupakan cara Samsung...

Tecno Perkenalkan Robot Anjing Lucu di MWC Barcelona

Telko.id – Tecno kembali ikut meramaikan MWC Barcelona 2024...

Oppo Pad Air2

Konvergensi Layanan Telekomunikasi Tidak Bisa Di Tolak?

Telko.id – Seiring dengan makin besarnya kebutuhan pengguna telekomunikasi (Telko) di Indonesia, maka konvergensi layanan telekomunikasi pun tidak dapat ditolak. Cepat atau lambat, masyarakat membutuhkan layanan telekomunikasi yang lebih cepat, lebih lancar hingga minim blank spot.

Untuk itulah, wacana mengenai teknologi Fixed–mobile convergence (FMC) kembali mengemuka. Teknologi ini secara ide yakni menggabungkan layanan fixed broadband dan seluler dalam satu genggaman.

Wacana ini sudah sejak 2005 berkembang dan secara global banyak perusahaan telekomunikasi yang melakukannya.

FMC tidak dapat ditolak

Menurut Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin kedatangan konvergensi layanan telekomunikasi anatar fixed dan mobile di Indonesia tak bisa ditolak karena teknologi sudah mendukung dan ada kebutuhan di sisi pengguna.

“Fixed-Mobile Convergence  (FMC) sudah menjadi topik sejak dua dekade lalu secara teknologi, hal ini karena pelaku usaha sadar kebutuhan pasar pasti mengarah ke konvergensi seiring digitalisasi kian kencang,” kata Doni, dalam acara diskusi IndoTelko Forum bertajuk “Entering Telecommunication Convergence Era, How to Respond?” di Jakarta, Kamis (23/02/2023).

Dikatakan Doni, sekarang tuntutan pengguna adalah tak ingin komunikasi terputus tanpa melihat layanan akses yang digunakan.

“Misalnya, ada segmen pelanggan yang ingin tetap terkoneksi dari awalnya memanfaatkan telepon rumah, berpindah keluar tetap bisa komunikasi tanpa harus ganti perangkat. Konvergensi layanan telekomunikas atau FMC bisa menjawab kebutuhan ini,” ujarnya.

Doni menambahkan, dari sisi teknologi operator terlihat serius menggarap FMC dengan menggeber 5G dan fiberisasi jaringan. Belum lagi sejumlah aksi korporasi dilakukan yang mengarah pada konsolidasi layanan.

“Kalau di pasar global, 23 dari 25 pemain sudah memiliki kapabiltas Fixed dan Mobile di dalam entitas yang dikuasai 100%. Gejala sama terjadi di Indonesia, lihat saja XL Axiata yang mengakuisisi LinkNet atau MyRepublic, Smartfren, dan Moratelindo yang sahamnya dikuasai  Grup Sinar Mas.  Jika kontrol dalam satu entitas akan memudahkan untuk menggelar FMC. Saya yakin FMC akan menjadi produk yang layak dijual ke pasar oleh operator untuk beberapa tahun mendatang,” paparnya.

Doni berharap, regulator mulai mengantisipasi era FMC yang sudah di depan mata dengan mulai memikirkan regulasi yang sesuai kondisi pasar.

“Indonesia masih memiliki aturan soal telepon tetap, saya rasa ini salah satu yang harus diubah terutama masalah kewajiban penggelaran jaringan jika nanti ada konvergensi FMC,” ulasnya.

Bertahap

Direktur Eksekutif Segara Research Institute dan Dosen Perbanas Institute Piter Abdullah mengatakan, konvergensi layanan komunikasi anatara fixed dan mobile broadband harus dilakukan secara bertahap karena jika dilakukan sekaligus, biayanya besar.

Piter menambahkan, ia setuju jika konvergensi layanan telkomunikasi tidak dapat ditolak. Sebab dengan telko melakukan konvergensi fixed dan mobile di usaha atau bisnisnya dulu, akan membuka peluang konvergensi di bidang lainnya.

Ia juga mendukung adanya konvergensi layanan telkomunikasi lantaran yakin layanan FMC yang dihasilkan tidak akan membenani konsumen, terutama dari sisi harga.

“Yang namanya bisnis akan utamakan customer, kalau enggak harga yang murah ya layanan yang bagus,” kata Piter dalam diskusi tersebut.

“Yang lakukan konvergensi kan ada beberapa perusahaan, jadi mereka pasti enggak mau lakukan sesuatu yang rugikan konsumen hingga buat konsumennya pindah,” lanjutnya.

Beragam

Beberapa inisiasi menuju FMC sudah dilakukan operator seperti XL Axiata, Smartfren, hingga TelkomGrup.

Analis BRI Danareksa Niko Margaronis mengatakan, untuk pemain seperti TelkomGrup di sisi konsumer mobile sama fixed mau tidak mau harus digabung. “Karena kalau tidak dilakukan Telkom ya operator lain akan lakukan,” kata Niko.

Menurut dia, operator telko ke depannya harus menjalankan layanan 5G dan FMC secara bersama-sama, bukan memilih salah satu di antara keduanya. Layanan fixed sendiri lebih menghasilkan revenue dibanding 5G.

Layanan 5G mungkin akan lebih luas ada 2024, namun dengan penggabungan layanan ini operator bisa pasarkan layanan internet, OTT, IoT untuk rumah. “FMC basisnya, supaya operator bisa jualan, offering (layanan) harus komprehensif,” lanjut Niko.

Diprerdiksinya, 5G mungkin akan lebih luas ada 2024, namun dengan penggabungan layanan ini operator bisa pasarkan layanan internet, OTT, IoT untuk rumah. “FMC basisnya, supaya operator bisa jualan, offering (layanan) harus komprehensif,” lanjut Niko.

Direktur Eksekutif ICT Institute yang juga  Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI, Heru Sutadi menjelaskan, pada dasarnya tren telekomunikasi adalah transformasi yang arahnya efisiensi, sehingga operator fokus berikan layanan yang semakin baik ke masyarakat.

Saat ini, penetrasi layanan mobile mulai turun sementara pasar fixed boradband masih berpeluang tumbuh. Pasar rumah tangga Indonesia sekitar 45 juta sementara layanan fixed braodband baru menjangkau 10 juta subscriber sehingga masih bisa bertumbuh hingga 20 juta subscriber dalam beberapa waktu mendatang.

“Apa yang menguntungkan konsumen kami di BNKP akan dukung, tapi ada catatan kalau FMC diimplementasikan, misal apakah kualitasnya akan seperti apa dan jangan sampai ini hanya vendor driven saja bukan didorong dari kebutuhan konsumen,” katanya.

Kemudian, penyatuan layanan fixed dan mobile ini jangan sampai doble cost network, yang mana saat ini sejumlah operator kembangkan layanan 5G untuk mobile.

“Pasar global FMC diperkirakan naik cukup besar pada 2023-2028 terutama di Eropa, Asia Pasifik dan Amerika Utara. Banyak negara sekadar satukan fixed dan mobile hanya karena faktor kompetisi,  selain itu di banyak negara lain yag pemain telkonya enggak begitu, banyak mereka bermain di sisi diskon (harga),” katanya.

Dengan demikian, cost jadi salah satu tantangan FMC selain penyatuan jaringan. Heru berpendapat, jangan sampai saat konsumen berlangganan layanan FMC ini, jangan harganya jadi lebih mahal. Atau, ada diskon yang jadi faktor kompetisi misal dengan layanan bundling.

“Langkah awal penyatuan agar operator telko dapat dua pendapatan dari mobile dan fixed. Dari sisi konsumen, dari sisi yang fixed tarif yang langganan ini harus beri manfaat, harga lebih mahal ya orang enggak mau,” katanya.

Di banyak negara yang jadi faktor kompetisi ya diskon, misal kalau pengguna gunakan 1 operator sama ya diskon lebih besar. “Harga harus reasonable, tapi arahnya konsolidasi bisnis,” lanjutnya.

Menurut Heru, konektivitas 5G sudah mulai 2021, namun dengan adanya FMC bisa memungkinkan one phone, one number, one bill. “Kalau sekarang ini satukan layanan, layanan fixed di rumah dengan layanan mobile, ada peluang yang bisa dikembangkan, terlihat beberapa perusahaan telko mulai cari peluang implementasikan FMC,” lanjutnya.

Praktisi Digital Guntur S Siboro mengatakan FMC mencakup 4 sudut pandang yakni integrasi jaringan dan servis, integrasi customer device, integrasi kepelangganan, integrasi layanan dan aplikasi.

Menurut Guntur, secara konsep FMC akan membuka semua peluang namun ada new cost dan new investment, dan butuh strategi cost baru. “Selalu ada trade off untuk sesuatu yang baru. Tinggal hati-hati di tahap eksekusi. Semua (FMC) telah dimulai dengan ada integrasi di level service bundling. (Icha)

Latest

Paska Merger, Indosat Bersaing Ketat Dengan Telkomsel di Pedesaan dan Luar Pulau Jawa

Telko.id - Berdasarkan hasil analisis dari Open Signal, penggabungan...

Cybersecurity Center of Excellence, Dibentuk Demi Jaga Ekonomi Digital Indonesia

Telko.id - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat or IOH) dan...

Fitur Smart Switch, Solusi Mudah Pindahkan Data ke Galaxy A15

Telko.id – Ganti device? Hmm pasti muncul pertanyaan, “Wah,...

Libur Ramadan dan Lebaran, Trafik Data XL Axiata Meningkat 16%

Telko.id - XL Axiata mencatat peningkatan trafik penggunaan data...

Rekomendasi

Mudik Pakai Mobil Listrik, Ini 5 Hal Yang Harus Diketahui

Telko.id - Jelang lebaran 2024, sebagian masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di perkotaan, tengah disibukkan dengan persiapan mudik. Selain memanfaatkan moda transportasi umum, tidak...

Sony Hadirkan Tiga Mikrofon Nirkabel Berkualitas Suara Luar Biasa

Telko.id - Sony memperkenalkan mikrofon nirkabel ECM-W3 dan ECM-W3S, serta mikrofon streaming nirkabel ECM-S1. Mikrofon mutakhir ini menggabungkan pengambilan suara berkualitas tinggi dengan desain...

Sharp Greenerator, Ajak Peduli Lingkungan Sejak Dini

Telko.id - Sharp Greenerator komunitas anak muda binaan Sharp Indonesia kembali lakukan kebaikan di bulan Ramadan melalui kegiatan Charity yang dilaksanakan di panti asuhan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini