spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

John Hanke Pria Di Balik Pokemon Go

Telko.id – Permainan Pokemon Go langsung melejit hanya dalam hitungan hari saja. Berdasarkan release yang dikeluarkan oleh survey monkey, game ini dalam sehari dimainkan oleh 21 juta gamer di Amerika. Lebih tinggi dibandingkan dengan Candy Crush Saga yang populer di 2013 dan sempat dimainkan oleh 20 juta gamer maupun Draw Somethings yang populer di tahun 2012.

Adalah John Hanke yang membidani Pokemon Go menjadi seperti sekarang ini. Di mana, pria yang saat ini menjadi CEO dan pendiri Niantic ini adalah ‘jebolan’ dari Google. John sendiri sempat mengemban tugas yang cukup berat dalam pengembangan Google Maps, Google Earth, Local, StreetView, SketchUp, dan Panoramio sebagai wakil presiden manajemen produk untuk divisi “Geo”. Sebelum akhirnya mendirikan Niantic sebagai starup di dalam perusahaan Google yang didirikan pada 2010 dan diberi nama Niantic Labs oleh Joh Hanke.

Di tahun yang sama, Niantic mengumumkan sedang dalam proses pengembangangame Pokemon Go dengan Nintendo dan Pokemon Company untuk perangkat Android dan iOS. Dua perusahaan itu memberi dana segar US$30 juta ke Niantic pada Oktober 2015.
John Hanke pun merupakan salah satu pendiri dari Keyhole Inc yang diakuisis oleh Google tetapi juga kemudian ‘dimatikan’ pada tahun 2004 demi pengembangan fitur Google Earth.

Berbekal pengalaman geospasial tersebut, John Hanke bersama beberapa rekannya membuat Pokemen Go. “Banyak dari kita bekerja di Google Maps dan Google Earth selama bertahun-tahun, jadi kami ingin pemetaan untuk menjadi baik,” ujar John Hanke, CEO Niantic pada Business Insider menjelaskan. Hanke pun menambahkan bahwa dalam membangun Pokemon Go ini ada tiga tujuan besar.

Pertama, Pokemen Go harus dibangun sebagai aplikasi kebugaran. Di mana, game ini dirancang untuk membuat para pemainnya bergerak. Itu sebabnya, permainan ini mengawinkan juga antara Global Positioning System dengan augmented reality. Jadi, Hanke tidak ingin para pemain Pokemen ini seperti seorang atlet Olimpiade yang gagal dan berada di sebuah ruangan saja. Seperti banyak aplikasi game yang saat ini banyak dimaikan oleh para gamer.

Kedua, Pokemon Go ini juga menjadi salah satu cara untuk melihat dunia dengan kacamata yang baru. Caranya dengan memberikan sedikit dorongan para pemainnya untuk melihat sesuatu yang keren dan menarik disekelilingnya. Ketiga, Hanke juga ingin para pemain Pokemon Go ini tamasya, berlayar di sekitar daerah para pemain itu berada. Ditambah lagi, pada tingkatan yang lebih tinggi lain, Hanke mendesain agar para pemain dapat menghabiskan waktu bersama-sama dalam bermain.

Saat ini, Pokemon Go dapat dimainkan pada smartphone Android maupun iOs.

Sebelum Pokemon Go ini dibuat, Niantic sudah terkenal dengan ‘Ingress’. Game di Android dan iPhone yang menantang para pemainnya untuk menjelajahi dunia di sekitar mereka dan mengklaim wilayahnya. Pada puncaknya, “Ingress” sudah dimainkan oleh jutaan gamer di seluruh dunia.

Lalu, Hanke pun menjelaskan bahwa “Pokémon Go” adalah seperti sekuel rohani untuk “Ingress,” Di mana, Niantic mengambil banyak data “Ingress”, dan banyak belajar untuk menjaga para pemain aman. Sedangkan pada Pokemon Go adalah untuk bergerak dan mengisi dunianya.

Pembicaraan awal antara Nintendo dengan Niantic ini berlangsung pada saat April Mop 2014 lalu. Ketika pemain ditantang untuk menemukan Pokemon melalui aplikasi Google Maps. Ternyata, permainan ini menjadi viral dan banyak yang memainkannya. “ibarat coklat dengan selai kacang,” begitu Hanke menyebutkannya. Tidak terpisahkan.

Didorong oleh keberhasilan lelucon April Mop itulah lalu Niantic bersama Nintendo dan Pokemon Company terpikir untuk membuat “Pokemon Go.” Pembicaraan ketiga pihak ini pun menjadi lebih mudah karena ternyata Pokemon CEO, Tsunekazu Ishihara sudah memainkan ‘Ingress’ di Jepang. Bahkan sudah sampai level yang tinggi.

“Lucunya, meskipun Pokemon Company menyukai “Ingress,” dan Niantic juga menyukai Pokemon, namun kami berdua ingin membuat permainan yang lain daripada yang lain,” ujar Hanke menjelaskan. Itu sebabnya, ‘perkawinan’ ini terjadi dengan mengambil beberapa hal menarik dari Pokemon, tetapi mampu menjadi game yang lebih baik dari Ingress.

Misalnya, kedua perusahaan sepakat untuk menggunakan elemen penting seperti model tiga dimensi dan suara untuk Pokemon. Hal ini diambil karena akan lebih menghemat banyak waktu dan memastikan bahwa elemen bank classic Pokemon pun tetap ada di Pokemon Go. Seperti musik. Pada Pokemon Go, musik yang mengiringi selama bermain menggunakan musik dari game klasik yang dibuat oleh Junichi Masuda.

Langkah ini diambil dengan alasan agar para penggemar game Pokemon Klasik dapat terjaring juga dan memainkan Pokemon Go. Padahal, awal mulanya, Niantic tidak setuju Pokemon hadir dalam bentuk baru karena ketakutan hal ini membuat takut para pemain lama karena Pokemon Go terlalu rumit. Namun, akhirnya Niantic mengalah dan tetap memasukan beberapa fitur klasik ke dalam Pokemon Go ini. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU